Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN BUDAYA


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Lokal
Dosen Pengampu : Zaenal Arifin, M.S.I

Disusun oleh :

Saifi Bayu Pradana {1940410040}


Adiyat Urfan {1940410050}
Diyah Ayu Novitasari {1940410060}

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT


ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman budaya, tradisi agama adalah suatu keniscayaan hidup,
sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus
persamaan. Di sisi lain pluralitas agama dan budaya merupakan kekayaan
tersendiri. Namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap
toleran dan saling menghormati, maka pluralitas agama dan budaya
cenderunng akan memunculkan konflik bahkan kekerasan.
Oleh karena itu memahami pluralitas secara dewasa dan arif merupakan
keharusan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegar. Jika tidak,
perbedaan agama dan budaya seringkali menyebabkan ketegangan dan
konflik social.
Perubahan dan dinamika budaya mengharuskan masyarakat/pemeluk
agama untuk membuka kesadaran kolektif bahwa penyesuwaiaan structural
dan kultural pemahaman agama adalah suatu keharusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Agama ?
2. Apa Pengertian Budaya(Kebudayaan) ?
3. Bagaimana Hubungan Antara Agama Dan Budaya ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar mahasiswa/i mengetahui apa pengertian agama.
2. Agar mahasiswa/i mengetahui apa pengertian budaya(kebudayaan).
3. Agar mahasiswa/i mengetahui bagaimana hubungan antara agama dan
budaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “a” berarti tidak
dan “gama” berarti kacau. Jika kedua kata tersebut dihubungkan berarti
sesuatu yang tidak kacau. Jadi, fungsi agama dalam pengertian ini
memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar
hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Agama,


prinsip kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan lain sebagainya) serta
dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu.2”

Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-
Din seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an surat 3 : 19. Agama Islam
disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia
untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Secara fenomenologis,
agama Islam dapat dipandang sebagai Corpus syari’at yang diwajibkan
oleh Tuhan yang harus dipatuhinya, karena melalui syari’at itu hubungan
manusia dengan Allah menjadi utuh. Cara pandang ini membuat agama
berkonotasi kata benda sebab agama dipandang sebagai himpunan doktrin.

Komaruddin Hidayat seperti yang dikutip oleh muhammad Wahyuni


Nifis (Andito ed, 1998:47) lebih memandang agama sebagai kata kerja,
yaitu sebagai sikap keberagamaan atau kesolehan hidup berdasarkan nilai-
nilai ketuhanan.
1
Nisa Nafisatu Sa’diyah, Hubungan Agama Dan Kebudayaan,
Https://Www.Academia.Edu/6634700/Hubungan_Agama_Dan_Kebudayaan_Nisa_Nafisatu_Sadi
yah.
2
Nina Aminah, Studi Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,2014),5.
Walaupun kedua pandangan itu berbeda sebab ada yang memandang
agama sebagai kata benda dan sebagai kata kerja, tapi keduanya sama-
sama memandang sebagai suatu sistem keyakinan untuk mendapatkan
keselamatan disini dan diseberang sana.

B. Pengertian Budaya (Kebudayaan)


Di dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya
“ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan “kebudayaan” adalah
hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Seorang ahli Sosiologi
mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan kecakapan (adat, akhlak,
kesenian, ilmu dll). Sedangkan seorang ahli Sejarah mengartikan
kebudayaan sebagai warisan atau tradisi. Adapun seorang ahli Antropogi
melihat kebudayaan sebagai tata hidup,  way of life, dan kelakuan.
Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris.
Dari beberapa pendapat tersebut  dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik
material maupun non material. Secara singkat dan sederhana,sebagaimana
yang diketahui secara umum, kebudayaan adalah “semua hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat”.3

C. Hubungan antara Agama dan Budaya


Seperti halnya kebudayaan, agama juga sangat menekankan makna dan
signifikasi sebuah tindakan. Karena itu, sesungguhnya terdapat hubungan
yang sangat erat antara kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami
kalau perkembangan sebuah kebudayaan dilepaskan dari pengaruh agama.
Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang seluruhnya didasarkan
pada agama.
Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengarui. Agama mempengaruhi sistem kepercayaan serta praktik-
3
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008),17.
praktik kehidupan. Sebaliknya kebudayaan juga dapat mempengaruhi
agama, khususnya dalam hal bagaimana agama di interprestasikan/
bagaimana ritual-ritualnya harus dipraktikkan.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, justru
keduanya saling mendukung dan mempengaruhi. Ada paradigma yang
mengatakan bahwa ” Manusia yang beragama pasti berbudaya tetapi
manusia yang berbudaya belum tentu beragama”.
Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan
karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tetapi berkembang terus-
menerus mengikuti perkembangan zaman. Demikian pula agama, selalu
dapat berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hubungan antara agama dan
kebudayaan akan menyebabkan terjadinya proses akulturasi dan asimilasi.4
1. Akulturasi
Menurut kamus Antropologi yang dikemukakan oleh
Aryoono,1985 yang menyatakan bahwa akulturasi adalah pengambilan
atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal
dari dua atau lebih kebudayaan yang saling berhubungan atau saling
bertemu.
Konsep Akulturasi, islam diposisikan sebagai “kebudayaan asing”
dan masyarakat sebagai lokal yaitu yang menerima kebudayaan asing
tersebut. Misalnya, masyarakat jawa yang memiliki tradisi “Slametan”
yang cukup kuat, ketika Islam maka tradisi tersebut masih tetap
berjalan dengan menambahkan unsur Islam terutama dalam doa-doa
yang dibaca. Wadah slametan masih ada, akan tetapi isinya mengambil
dari ajaran islam.
2. Asimilasi
Asimilasi merupakan perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih
yang kemudian menjadi satu kebudayaan baru tanpa adanya unsur
paksaan. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada
kelompok-kelompok yang berlatar kebudayaan yang berbeda namun
4
Lebba Kadorre Pongsibanne, Islam Dan Budaya Lokal (Jakarta: Universitas Islam Negeri
Jakarta,2017),hal 10. Dari https://respository.uinjkt.ac.id diakses pada 12 februari 2020.
saling bergaul secara intensif dalam waktu yang lama, sehingga
masing-masing kebudayaan tersebut mengalami perubahan bentuk dan
membentuk kebudayaan baru. Asimilasi terjadi apabila masing-masing
kelompok memiliki sikap toleransi dan simpati satu sama lain.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menghambat proses asimilasi
diantaranya :
1. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru yang dihadapi.
2. Sikap takut terhadap kebudayaan lain.
3. Perasaan superiorits dari individu-individu terhadap kebudayaan
lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Agama,
prinsip kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan lain sebagainya) serta
dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu”. dan juga disebutkan dalam kamus besar bahasa
indonesia bahwa “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat.
Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, justru
keduanya saling mendukung dan mempengaruhi. Ada paradigma yang
mengatakan bahwa ” Manusia yang beragama pasti berbudaya tetapi
manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa hubungan antara agama dan kebudayaan akan
menyebabkan terjadinya proses akulturasi dan asimila

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun dan kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kitik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk kedepannya agar
dapat menyusun makalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Nina. Studi Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya,2014.

Kadorre Pongsibanne,Lebba. Islam Dan Budaya Lokal. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Jakarta,2017. Dari https://respository.uinjkt.ac.id diakses pada 12 februari


2020.

Supriyadi, Dedi . Sejarah Peradaban Islam . Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Sa’diyah, Nisa Nafisatu. Hubungan Agama Dan Kebudayaan.


Https://Www.Academia.Edu/6634700/Hubungan_Agama_Dan_Kebudayaan_Nis
a_Nafisatu_Sadiyah.

Anda mungkin juga menyukai