Anda di halaman 1dari 15

MAKNA MANDI TIGO DAN TARI BUNGKUS DALAM

UPACARA PERNIKAHAN ADAT MANDAILING NATAL


Winda Sari
2206200389
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
windasarii04@icloud.com

ABSTRAK
Dalam perkawinan adat mandailing ada beberapa hukum adat istiadat perkawinan yang memuat
serangkaian kegiatan yang dimulai dengan , mangaririt boru (menyelidiki calon pengantin),
padomos hata (penyampaian maksud), patobang hata (memantapkan pembicaraan), manulak sere
(menyerahkan mahar).Jika dari ke empat hukum pernikahan tersebut sudah terlaksanakan,maka
masuklah ke acara pernikahan,ada beberapa juga acara - acara pernikahan adat mandailing ini
yang bahkan di laksanakan hanya di beberapa daerah,seperti mandailing natal. yaitu upacara
pernikahan mandi tigo dan tari bungkus Upacara pernikahan ini juga di lakukan agar kita yang
muda ini tidak melupakan adat istiadat yang dahulu dahulu.Serta terjaganya dari hal hal negatif
yang di percayai orang tua kita dahulu. sama hal nya seperti mandi tigo ini,mandi tigo ini hanya
di lakukan saat upacara pernikahan saja,terlebih lagi jika menggunakan adat istiadat mandailing.
tujuan dari tari bungkus itu tetap hanya untuk hiburan bagi para penonton,dan para warga
sekitar,dan sebagai tanda bahwa anak-anak dari kedua mempelai menggunakan pernikahan
secara adat beradat.keduanya memiliki makna untuk menghibur dan juga memiliki artinya
masing masing. mandi tigo membersihkan diri dari segala noda yang telah dilakukan semasa
remaja agar bersih suci lahir dan batin dan permohonan doa agar bahtera yang baru dibina akan
kekal dan bahagia serta dikaruniakan keturunan yang soleh dan solehah.serta sebagai tanda telah
menjejaki dewasa.
Kata kunci : Upacara Pernikahan,Mandi Tigo,Tari Bungkus
PENDAHULUAN
Hukum adat adalah terjemahan dari bahasa belanda yaitu adat recht,yang artinya adalah
hukum / atau peraturan yang tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
yang hanya ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan. Adat adalah merupakan pencerminan
dari kepribadian suatu bangsa.oleh karena itu, setiap bangsa di dunia ini memiliki adat kebiasaan
sendiri sendiri, terkadang saling berbeda.justru itulah yang menjadi identitas dari bangsa yang
bersangkutan.
Salah satu aspek kehidupan dalam hukum adalah kepastian, artinya hukum berkehendak
untuk menciptakan kepastian dalam hubungan antara orang dalam masyarakat. salah satu hal
yang berhubungan erat dengan masalah kepastian tersebut adalah,dari mana hukum itu berasal.
Kepastian mengenai asal atau sumber hukum menjadi penting sejak hukum menjadi lembaga
formal Hukum adat di indonesia adalah hukum yang telah dianut oleh masyarakat indonesia
sebelum terbentuknya hukum perundang undangan sebelum ada yg menggantikannya.
Setiap masyarakat di seluruh dunia mempunyai tata hukum di dalam wilayah
negaranya. Tidak ada suatu bangsa yang tidak mempunyai tata hukum nasionalnya.
Hukum nasional bangsa merupakan cerminan dari kebudayaan bangsa yang bersangkutan.
Karena hukum merupakan akal budi bangsa dan tumbuh dari kesadaran hukum
bangsa, maka hukum akan tampak dari cerminan kebudayaan bangsa tersebut. Di Indonesia,
salah satu hukum yang merupakan pencerminan kepribadian bangsa adalah hukum adat, yang
merupakan penjelmaan jiwa bangsa tersebut dari abad ke abad.Adat yang dimiliki oleh
daerah-daerah adalah berbeda-beda, meskipun dasar serta sifatnya satu yaitu ke-
Indonesiaannya.Oleh karena itu adat bangsa Indonesia dikatakan merupakan Bhinneka Tunggal
Ika, yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu. Adat tersebut selalu berkembang
dan senantiasa mengikuti perkembangan masyarakat dan erat hubungannya dengan tradisi
rakyat. Dengan demikian adat merupakan endapan (renapan) kesusilaan dalam
masyarakat, yang kebenarannya telah mendapat pengakuan umum dalam masyarakat
tersebut. gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.Apabila adat ini tidak
dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat
setempat terhadap pelaku yang menyimpang.
Selain tidak dikodifikasi ada pula beberapa corak lain pada hukum adat yang diuraikan, yaitu:
1. Hukum adat mengandung sifat yang sangat tradisional.
Hukum adat berpangkal pada kebiasaan nenek moyangyang mendewa- dewakan adat
dianggap sebagai kehendakdewa-dewa.Oleh karena itu hukum adat masih
berpegangteguh pada tradisi lama, maka peraturan hukum adat itu kekaladanya.

2. Hukum adat dapat berubah


Perubahan yang dilakukan bukan denganmenghapuskan peraturan- peraturan dengan
yang lain secaratiba-tiba, karena tindakan demikian bertentangan dengan adat-
istiadatyang suci akan tetapi perubahan itu terjadi karenapengaruh kejadian-kejadian atau
keadaan hidup yang silihberganti.Peraturan hukum adat harus dipakai dan
dikenakanpemangku adat pada situasi tertentu dari kehidupan sehari- haridan peristiwa
yang berakibat pada berubahnya peraturan adat.

3. Kesanggupan hukum adat untuk menyesuaikan diri.


Hukum adat yang terlebih dahulu timbul dari keputusankeputusandi kalangan masyarakat
yang sewaktu-waktu dapatmenyesuaikan diri dengan keadaan baru.Keadaan
demikiandapat menguntungkan bagi masyarakat Indonesia.

Definisi dari hukum adat sendiri adalah suatu hukum yang hidup karena dia menjelmakan
perasaan hukum yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitrahnya sendiri, hukum adat terus
menerus dalam keadaan tumbuh dan berkembang seperti hidup itu sendiri. Istilah hukum
adat dikemukakan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouck Hurgronye dalam bukunya
yang berjudul “De Accheers”(Orang-orang Aceh), yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat Recht Van
Nederland Indie”

Adat istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu negeri yang mengikuti pasang naik dan
pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawantahan
unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acaraacara keramaian anak negeri, seperti
pertunjukan randai, saluang, rabab, taritarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan
upacara perhelatan perkawinan, pengangkat an penghulu maupun untuk menghormati
kedatangan tamu agung. Adat istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial ekonomi
masyarakat. Bila sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan
sebaliknya.
Tradisi (bahasa Latin: traditio, “diteruskan”) atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau
agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya
ini, suatu tradisi dapat punah,negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang
sangat kaya akan suku adat istiadat, perbedaan ciri khas, watak, dan kebiasaan setiap suku daerah
menjadikan faktor utama mengapa Indonesia dikatakan negara yang sangat kaya adat istiadat
budaya dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan adanya perbedaan tersebutlah
pemerintah maupun masing-masing individu dituntut untuk menjaganya baik dari menghindari
perselisihan maupun dari segi pematenanya.dari banyaknya macam-macam adat istiadat di
Indonesia maka banyak pula perbedaan yang terjadi diantara suku satu dengan yang lainya,
perbedaan dalam menjalani kehidupan masing-masing sampai dalam melaksanakan pernikahan.
Dan salah satunya perbedaan adat istiadat pernikahan itu,termasuklah adat pernikahan di
mandailing natal,yang dimana adat mandailing natal ini menyelenggarakan beberapa upacara
pernikahan yang hanya di selenggarakan di beberapa daerah,namun tidak semua daerah
melakukan upacara pernikahan seperti ini, Upacara tersebut bermacam - macam maka dari
itu,dalam pernikahan tersebut tidak cukup hanya dengan 1 ataupun 3 hari, karena setiap upacara
biasanya di lakukan 1 hari hanya dapat di laksanakan 1 upacara saja, bahkan pernikahan adat
mandailing natal bisa berlangsung 7 hari atau 1 minggu di karenakan memiliki adat istiadat yang
berbeda beda.termasuk lah salah satu upacara pernikahan mandi tigo dan tari bungkus,yang harus
di lakukan di upacara pernikahan adat mandailing.
Yang menjadi dasar pemikiran masyarakat adat melakukan perkawinan adat Mandailing
diantaranya:

a. Dengan adanya adat dalam suatu penyelenggaraan perkawinan ini membuktikan bahwa
masih adanya jati diri dari masyarakat adat Mandailing yang merupakan suatu ciri khas
yang tidak dapat digantikan dengan modernisasi.

b. Adat merupakan pemersatu bagi para masyarakat. Dalam pelaksanaan perkawinan adat
yang umumnya memakan waktu dan persiapan yang panjang otomatis dapat mempererat
tali persaudaraan diantara masyarakat adat Mandailing tersebut

c. Melestarikan peninggalan budaya nenek moyang kita agar tidak luput dimakan zaman

Rumusan masalah :
1. Apa reaksi adat jika mandi tigo dan tari bungkus dalam upacara pernikahan adat
mandailing tidak di laksanakan?
2. Apa tujuan dari Tari Bungkus dan Mandi Tigo dalam upacara pernikahan adat
mandailing?

TINJAUAN PUSTAKA
A. Reaksi upacara mandi tigo dan Tari bungkus
Pernikahan dalam Islam adalah membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah wa
rahmah (keluarga yang diselimuti dengan ketentraman, kecintaan, serta rasa kasih sayang).
Menjadi keinginan dari banyak setiap pasangan untuk bisa memiliki buah hati serta mendidik
generasi barunya. Namun pernikahan juga memiliki upacara pernikahan tersendiri sesuai dengan
tempat nya masing masing.Dan pernikahan di berbagai budaya dan negara adalah upacara di
mana dua orang bersatu dalam pernikahan. Tradisi dan kebiasaan pernikahan sangat bervariasi
antara budaya, kelompok etnis, agama, negara, dan kelas social. cara orang menyelenggarakan
pernikahan sangatlah beragam dan unik, seperti meludahi pengantin di Kenya, memukul kaki
pengantin pria di Korea Selatan, dan mencuri pengantin di Roma. Semua itu tak terlepas dari
sistem kepercayaan dan budaya masyarakatnya. Hal itu jugalah yang terjadi di Indonesia.
Keberagaman dalam acara pernikahan di Indonesia tak terlepas dari fakta bahwa negara kita
memiliki 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Salah satu keunikan dalam acara
pernikahan di Indonesia dapat kita lihat pada acara pernikahan yang menggunakan adat Suku
Mandailing.

Suku Mandailing sendiri lebih banyak kita temui di bagian utara Pulau Sumatra, namun
penyebarannya dapat kita temui di seluruh wilayah Indonesia.Biasanya acara yang
dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan
untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan
pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan
suami dan istri dalam ikatan pernikahan, jadi kita akan membahas tentang suku Mandailing.
Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal di tengah Pulau
Sumatera.
Orang Mandailing hampir 100% penganut agama Islam yang taat, oleh karena itu lah
agama Islam sangat besar pengaruhnya dalam pelaksanaan upacara-upacara adat. Masyarakat
Mandailing sebagai salah satu suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara yang dalam konsep
Van Volenhoven yang terkenal dengan 19 lingkungan adatnya memasukkan suku Mandailing
dalam lingkungan tanah Batak dengan wilayah Gayo, Alas dan Batak.
Suku Mandailing merupakan nama suku bangsa indonesia yang mendiami sebagian
kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. Suku Mandailing
mengenal paham kekerabatan patrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing mengenal
dan menggunakan marga. Di Mandailing dikenal belasan marga, berbeda dengan di Batak yang
mengenal 500 marga. Marga di Mandailing antara lain: Lubis, Nasution, Pulungan, Batubara,
Parinduri, Lintang, Harahap, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe, Rangkuti, Tanjung, Mardia,
Daulay, Matondang, Hutasuhut.
Kebanyakan masyarakat Adat Mandailing melestarikan kebudayaan melalui perkawinan
adat Mandailing, agar generasi di masa yang akan datang mengetahui jerih payah nenek
moyangnya sehingga berempati untuk melestarikan agar kebudayaan dari adat Mandailing ini
tidak direbut oleh bangsa lain. Keinginan untuk melestarikan adat Mandailing ini sendiri
hendaknya diciptakan sehingga timbul rasa kecintaan terhadap adat Mandailing dari generasi
muda sehingga adat tetap terjaga dan tidak mati oleh modernisasi yang ada.
Sama seperti suku Batak, suku Mandailing juga memiliki sistem kekerabatan patrilineal
dan menggunakan marga. Hanya saja bedanya dengan suku Batak, umumnya pada Mandailing
tidak dikenal larangan perkawinan semarga. Suku Mandailing dominan memeluk agama Islam,
ini mengapa dalam pelaksanaan adatnya sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Islam. Misalnya
saja, besar kecilnya hajatan adat akan dilihat dari pilihan hewan korban yang dipotong, yaitu
ayam, kambing atau kerbau. Salah satu public figure yang melangsungkan pernikahan adat
Mandailing adalah putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution yang
berlangsung di Medan pada 26 November 2017 lalu. Bahkan sebelum prosesi pernikahan adat
Mandailing digelar, Kahiyang pun menjalani ritual kalianda toru atau pengambilan marga dari
pihak ibu sang suami. Maka Kahiyang pun resmi menyandang boru Siregar, baru kemudian bisa
menjalani prosesi pernikahan adat Mandailing.
Upacara pernikahan mandailing memiliki hukum pernikahan,sebelum melangsung kan
pernikahan ada beberapa serangkaian kegiatan yang di mulai dengan mangaririt boru,padamos
hata,patobang hata,dan manulak sere. Mangaririt Boru disini adalah apabila seorang lelaki sudah
mempunyai niat untuk menikah dan sudah punya calon tersendiri. Seorang lelaki tersebut harus
menyampaikan keinginannya tersebut kepada orangtuanya, maka orang tua disini wajib untuk
menjajaki siapa perempuan itu, apakah kalau mereka datang nanti lamaran mereka akan diterima
atau apakah sudah ada lelaki yang lain terlebih dahulu melamar perempuan tersebut. Semua hal
perlu diselidiki terlebih dahulu, inilah yang dimaksud dengan Mangaririt boru.
Padamos Hata Setelah acara Mangaririt boru selesai, selanjutnya mempelai laki-laki
bersama keluarga datang dan memperkenalkan secara langsung ke pihak boru (perempuan). Di
rumah perempuan pihak dari perempuan akan menanyakan maksud kedatangan pihak lelaki.
Patobang Hata Setelah acara Mangaririt berjalan dengan lancar, maka pembicaraan akan sampai
pada tahap Patobang Hata (melamar). Pihak laki-laki akan datang kembali kerumah keluarga
perempuan untuk peminangan yang sesungguhnya. Dalam melamar ini pihak laki-laki harus
membawa Salipi. Salipi diletakkan di dalam kantung berbentuk segi empat yang terbuat dari
tikar anyaman pandan berwarna putih dan di kelilingnya dihiasi benang berwana-warni. Di
dalamnya terdapat kapur sirih, pinang, gambir, tembakau, dan burangir (daun sirih). Manulak
Sere Setelah lamaran berjalan dengan lancar, selanjutnya adalah hantaran. Pihak laki-laki akan
datang bersama rombongan dengan membawa semua persyaratan-persyaratan yang diminta
pihak perempuan pada saat lamaran tersebut. Pihak laki-laki dan perempuan akan berdiskusi dan
berbincang-bincang.
Jika ke empat hukum pernikahan tersebut telah terlaksanakan,maka masuklah dalam
prosesi acara pernikahan,pada saat inilah penentuan hari pesta pernikahan,yang dimana
pernikahan tersebut di laksanakan di tempat mempelai wanita,dalam prosesi upacara pernikahan
tersebut ada beberapa kegiatan yang akan di laksanakan,berikut upacara dalam adat mandailing
natal :
1. Duduk nan tuo,biasanya upacara pernikahan ini akan di langsungkan sebelum upacara
pernikahan lain di adakan,jika upacara pernikahan ini sudah di laksanakan,maka akan di
laksanakan ke tahap berikutnya. Upacara duduk nan tuo ini,adalah upacara seperti
berkumpul-kumpul antara masyarakat , untuk memperingati akan adanya acara
pernikahan,dan acara ini biasanya lebih banyak di isi oleh para ibu ibu yang tua tua atau
pun yang muda,untuk memasak lalu di bagikan kepada tetangga atau seluruh kampong.

2. Pemasangan tampat (atau pemasangan tampat pengantin wanita dan pria),seperti adat
mandailing biasanya pernikahan berlangsung di aempat mempelai wanita,maka
pemasangan tempat wanita dan pria akan di pasangkan di tampat mempelai wanita,untuk
di saat acara pernikahan berlangsung sebelum menikah atau ijab kabul,mempelai wanita
dan pria akan duduk di tampat yang terpisah.

3. .Hantaran inai, adalah upacara dimana pihak keluarga mempelai wanita akan datang ke
tempat mempelai pria untuk memberikan inai yang sudah di buat untuk di pakai oleh
mempelai pria, namun sebelum di antarkan ke tempat mempelai pihak keluarga wanita
akan melakukan arak-arak terlebih dahulu,dan membawa beberapa pasumandan (anggota
suatu rumah,atau suatu kampung dan sebuah rumah yang lain tersebab salah satu anggota
kerbatanya kawin,kedua belah pihak berderajat sama),untuk kerumah mempelai pria.
4. Hantaran pengantin pria(penghantaran pria laki laki ke rumah mempelai wanita),jika
mempelai pria sudah di hantarkan kerumah mempelai wanita,dan penghantaran ini juga
melakukan arak-arak namun mempelai pria juga harus ikut,dan di ikuti oleh
sumandan/pasumandan lainnya untung mendampingi mempelai pria,namun jika sudah
sampai di tempat pengantin maka mempelai pria masih belum bisa dikatakan suami istri
sebelum melakukan ijab kabul,namun ijab kabul akan berlangsung pada malam
hari,sebelum makan baradet.

5. Makan baradet,adalah makan yang di laksanakan setelah upacara pernikahan ijab


kabul,maka setelah itu dilaksanakannya upacara pernikahan makan baradet,yang di
laksanakan dari yang tua tua,tidak ada keharusan dari makan baradet ini tetapi makan
baradet akan di laksanakan pada malam hari, Dan biasanya makan baradet ini hanya
dilakukan dalam pesta pernikahan saja,namun ada juga acara makan tetapi bukan
termasuk dalam upacara pernikahan,tetapi sebagai acara kampung dan biasanya di
lakukan pada sebelum puasa di laksanakan untuk tanda penyambutan bulan
ramadhan,dan juga di lakukan pada hari raya sebagai tanda syukur,dan makan seperti ini
biasanya di lakukan oleh tua dan yang muda,tapi namanya bukan lagi makan baradet
tetapi maimbo malin.

6. Badendang atau tari bungkus,adalah acara tari tarian yang di laksanakan pada malam
hari,biasanya yang melangsungkan tari bungkus tersebut adalah penduduk setempat,tetapi
bukan hanya itu mempelai pria juga harus ikut menari jika upacara tersebut berlangsung,
Badendang ini bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga termasuk adat istiadat mandailing
natal,dengan keunikan alat alat tradisional yang di gunakan seperti kendhang,serta
nyanyian zaman dahulu yang di gunakan,itulah yang menjadi adat yang harus di
lestarikan supaya tidak lupa.

7. Marak cangkuk,biasanya arak arak atau upacara ini di lakasanakan pada subuh atau pagi
pagi,dimana arak arak tersebut pengantin pria dan wanita akan ikut dalam arak arak
tersebut dan di ikuti oleh penduduk setempat,dengan mengelilingi kampung tersebut,
Dalam pernikahan arak arak ini tidak hanya arak cangkuk,namun memiliki beberapa
nama,yaitu arak inai dan arak marapulai.dan upacara ini di lakukan setiap di pernikahan
adat mandailing natal.

8. Tamat kaji,biasanya upacara ini dilakukan jika pengantin pria dan wanita belum khatam
al-qur’an maka di laksanakanlah pada hari pernikahannya. tamat kaji ini tidak hanya di
lakukan di hari pernikahan saja,tetapi juga bisa di lakukan di hari hari yang lain,karena
tamat kaji/khatam kaji ini tidak ada keharusan harus di lakukan pada waktu menikah saja.

9. Mandi Tigo,merupakan upacara pernikahan setelah khatam al-qur’an atau tamat kaji,yang
di laksanakan sore hari,dimana mempelai pria dan wanita akan di mandikan oleh pihak
keluarga,secara bersamaan di dalam rumah,dan di depan tampat mempelai wanita,setelah
di mandikan mempelai wanita dan pria akan di beri berupa anyaman kelapa yang di sebut
penduduk setempat Lape-Lape,lalu air akan di masukkan ke mulut pengantin pria dan
wanita,setelah Lape Lape tersebut di tarik di tiup bersamaan,jika sudah di tiup mempelai
wanita dan pria di akan berlari ke tampat masing masing,untuk mendapatkan siapa
pemenangnya. Acara ini bukan untuk mendapatkan siapa pemenang nya namun juga
untuk hiburan,sekaligus mempunyai tujuan dan makna tertentu bagi penduduk
setempat,yang di lakukan turun temurun pada jaman nenek moyang.
Tak hanya prosesi adatnya yang unik, pakaian adat pernikahan Mandailing juga sangat khas.
Baik pengantin perempuan maupun laki-laki, keduanya mengenakan penutup kepala. pada
pengantin perempuan Mandailing, mereka mengenakan bulang yang bentuknya menyerupai
tanduk kerbau yang berjenjang sebagai hiasan kepala. bulang sendiri terdiri dari beberapa jenis,
ada yang tiga tingkat, lima tingkat, bahkan tujuh tingkat. tingkatan ini menunjukkan besaran adat
yang digelar serta jumlah dan jenis hewan korban yang dipotong. bahan dasar dari bulang adalah
emas sepuhan, bahkan zaman dulu terbuat dari logam mas hingga beratnya bisa mencapai
delapan kilogram. Adapun bulang melambangkan kemuliaan peran perempuan dalam menjaga
keharmonisan keluarga.sedangkan pada pengantin laki-laki, penutup kepala yang dipakai adalah
ampu yang sejak dulu sudah digunakan para raja Mandailing dan Angkola. Warna hitam pada
ampu adalah representasi kharisma sedangkan warna emas menjadi simbol kebesaran keturunan
kerajaan.tiada reaksi jika mandi tigo atau upacara yang lainnya tidak di pakai di hari pernikahan
tersebut,semua tergantung keinginana pihak keluarga dari kedua belah pihak,tetapi kebanyakan
orang mandailing dalam upacara pernikahan selalu menggunakan adat mandailing,terlebih lagi
jika pernikahan sudah memakai aturan adat istiadat itu wajib mengikuti semua upacara
pernikahan tersebut. karena jika tidak mengikuti sesuai adat istiadat berarti kita semua bukan
orang yang beradat.
Tari bungkus merupakan salah satu tarian yang terdapat di daerah talaek,kecamatan
baying.pesisir selatan provinsi sumatera barat,tari ini cukup di perkirakan sudah lama ada
berkembang oleh masyarakat berdiri dengan pola pola atau tradisi sendiri,tetapi tari bugkus/tari
saputangan ini tidak di ketahui siapa penciptanya dan kapan diciptakan.tari tradisional adalah tari
semua tarian yang telah mengalami sejarah yang cukup lama,yang selalu bertumpu Yang pola
pola tradisi yang telah ada. (Soedarsono, 1986:93)
Dengan mengacu pada pendapat yang di kemukakan atas,jelas tari bungkus dapat di
kelompokkan pada tari tradisional.Secara koreografi,tari bungkus merupankan perkembangan
dari tari rantak kudo,hal tersebut dapat dilihat dari pola gerak tari bungkus yang menggunakan
gerak tari rantak kudo seperti:gerak lili batang,gerak sikuteteh dan rantak senjang. (Yusfil,
1992:12)
Dari struktur tari ada bagian bagian gerak yang saling terkait satu sama lain dan gerak
tersebut memiliki makna naratif.tetapi ada juga sebagian gerak yang merupakan variasi makna
naratif,dan sebagian gerak lainnya variasi saja dalam tari bungkus. (Amir Rohkyatmo, 1986)
Tari bungkus dibawakan oleh sepasang laki laki dewasa atau yang tua yang di kenal
sebagai penari tradisi.tari ini termasuk jenis tari hiburan karena dalam pertunjukannya tidak
terkait langsung dengan upacara apa pun.tari ini dilengkapi properti saputangan,dan gerakan
gerakan tari sudah di beri nama sesuai dengan alam dan kehidupan sosial masyarakat.secara
filosofis sulit untuk dimengerti makna gerak gerakannya.
Upacara tarian tari bungkus dimandailing natal ini,tari bungkus ini di lakukan pada
malam hari,yang di mana pihak keluarga pria dan wanita berkumpul,dan mempelai pria dan
wanita tidak bisa tidur semalaman,namun hanya di perbolehkan duduk dengan pakaian adat yang
sudah di tentukan,tetapi tidak duduk di tampat yang berbeda namun duduk di tampat yang
sama,karena prosesi ijab kabul sudah di selenggarakan,maka mempelai pria dan wanita sah di
sebut suami dan istri.tari bungkus,tari bungkus ini hanya sebuah hiburan di pernikahan,khusus
nya pernikahan mandailing natal pada saat acara malam badendang setelah berlangsung nya ijab
kabul,namun jika tari bungkus tersebut tidak kita adakan di acara malam badendang itu,suasana
atau upacara pernikahan tersebut tidak terlihat meriah,apalagi dalam acara tarian tersebut
biasanya mempelai pria akan ikut serta menari dengan penduduk setempat,dan akan berlangsung
sampai di pagi hari sebelum ma arak cangkuk. Jika prosesi pernikahan tersebut sudah
berlangsung maka,hanya beberapa upacara saja yang akan di laksanakan.
Ketetarikan secara adat tersebut membatasi gerak gerik .kaum wanita dan memberi
fasilitasi dan motivasi terhadap kehidupan kaum laki laki untuk berkembang dalam seni bela
diri,seni tari,seni karawitan,dan seni sastra.kemudian secara umum kegiatan di atas dilakukan
waktu malam hari,sedangkan wanita di pandang tidak baik dan tidak layak di luar pada malam
hari,apalagi di pertontonkan kemampuan dan kepandaiannya di hadapan orang banyak. Akhirnya
hal ini berdampak pada kesenian tradisional di minangkabau dan salah satunya tari bungkus,yang
sampai sekarang tetap disajikan oleh penari laki laki.dalam penyajian tari bungkus selalu
ditarikan secara berpasangan.jumlah genap adalah simbol dari sifat kesimbangan,keadilan,atau
kekokohan dan sebagainya,yang ada pada budaya mandailing.jumlah genap ini melambangkan
keseimbangan yang kokoh,misalnya keseimbangan buruk buruk,kiri kanan,pulang pegi,dan
sebagainya. (Murni, 2001:32)
Sama hal nya dengan mandi tigo,tidak ada reaksi jika tidak memakai tarian tari
bungkus,namun itu hanya sekedar hiburan di upacara pernikahan tetapi sering digunakan karena
sebagai hiburan saja,tidak hanya tari bungkus,tari tarian bisa di ganti dengan menggunakan tari
piring,tari tor tor,atau tari salapan.namun itu semua sesuai dengan pihak pengantin jika ingin
menggunakan tari Tarian yang berbeda,namun tari bungkus termasuk tari yang paling mudah
dari tari tarian yang lain,hanya menggunakan bungkus tangan,namun bukan bungkus tangan
biasa.Tetapi bungkus tangan yang sudah di jahit atau bungkus tangan yang sudah di beri manik
manik sedikit.dan biasanya tarian ini dilakukan oleh para yang tua-tua atau yang mengetahui
tarian ini saja,serta di iringi oleh sejumlah music dari upacara badendang adat mandailing
natal.dengan memakai alat musik tradisional kendhang yang di lakukan dengan dua
tangan,duduk secara melingkar.

B.Tujuan upacara pernikahan mandi tigo dan tari bungkus


Setiap suku bangsa di Indonesia tentulah memiliki adat istiadat yang berbeda, namun
terdapat pula kesamaan dari semua adat istiadat tersebut yang pada intinya adalah untuk
menghormati atau menghargai orang tua maupun raja – raja mereka. Karena pada zaman dahulu
memang tanah Batak atau tano Batak di pimpin oleh banyak raja – raja. Jadi kebudayaan suku
Mandailing ini tentunya merupakan salah satu budaya yang sudah turun temurun di
lestarikan.Adat istiadat setiap suku ini termasuklah di dalamnya tarian – tarian, lagu, dan juga
beragam acara yang di buat khusus untuk ritual tertentu. Misalnya ritual untuk pernikahan,
kelahiran anak, kematian dan lain sebagainya. Dulu acara – acara tersebut selalu di adakan oleh
suku Mandailing dan suku-suku lainnya di Indonesia, namun kini semakin berkurang karena
pengaruh budaya luar. Namun begitu masih tetap ada yang melestarikan budaya tersebut oleh
masyarakat suku tersebut tentunya.
Masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah masih menganut kepercayaan animisme,
dinamisme, dan ateisme yang kuat. Tari tradisional yang tercipta masih menggunakan gerakan
kaki dan tangan yang sederhana.Tari tradisional masa prasejarah merupakan ungkapan
kegembiraan, kesederhanaan, dan upacara-upacara, serta gerakannya cenderung menirukan alam,
seperti suara, tingkah laku, dan tata kehidupan sehar-hari.
Pada masa Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India.
Perkembangan tari mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian penting dalam
pelaksanaan upacara keagamaan.Jenis tari tradisional yang berkembang pada masa ini meliputi
tarian untuk upacara adat, keagamaan, dan hiburan. Seni tari pada masa Indonesia-Hindu
bersumber dari cerita Mahabharata dan Ramayana sehingga bentuk gerak disusun selaras dengan
kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para dewa.
Pada masa Indonesia-Islam, beberapa fungsi seni tari disesuaikan mengikuti perubahan
peradaban masyarakat yang mulai menganut ajaran agama Islam. Tokoh Islam seperti Sunan
Kalijaga menciptakan tari Bedoyo Sapto dengan jumlah penari tujuh orang. Angka tujuh
melabangkan bidadari dari kayangan, yaitu Suprobo, Wilutomo, Rasiki, Surendro, Bagan
Mayang, Irim-Irim, dan Tunjung Biru
Tarian Tradisional Pernikahan Ini Sarat Makna dan Doa Dalam prosesi pernikahan adat,
saat temu pengantin atau momen ketika pengantin telah bersanding di pelaminan, terkadang
ditampilkan pula tarian tradisional. Tari tradisional tersebut tidak hanya menyemarakkan prosesi
pernikahan, tetapi juga sarat makna dan doa bagi pengantin. Seiring banyaknya suku dan adat
istiadat di Indonesia, semakin banyak pula budaya yang bisa diwariskan kepada generasi
mendatang. Karena itu, menggalinya dan menampilkan dalam momen bahagia pernikahan adalah
salah satu upaya menghargai warisan leluhur yang penuh makna dan doa tersebut.
Fungsi tari dalam kehidupan manusia, dapat dibedakan menjadi empat,yaitu tari sebagai
sarana upacara, sebagai hiburan, seni pertunjukan, dan sebagai media pendidikan. Namun jika di
pernikahan tari tarian ini sebagai hiburan,apalagi di acara pernikahan harus memberikan kesan
terhadap kedua mempelai pria dan wanita. namun fungsi tari dalam sarana upacara merupakan
bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual. tari dalam
upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. Bukan hanya tari saja,jika sudah ada tari tarian
pasti kita semua akan terfikir juga ke alat musik,yang di mana alat musik juga berguna untuk
memberikan musik sehingga tari tarian tersebut akan tampak sangat indah.Musik ini juga di
perlukan saat upacara pernikahan,terlebih lagi pada upacara pernikahan mandailing natal,di
karenakan menggunakan alat musik tradisional,terutama kendhang yang di mainkan pada saat
malam badendang. Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara (2020),
sebagai sarana upacara, musik tradisional berfungsi sebagai pelengkap kegiatan keagamaan.
Contohnya alat musik tradisional digunakan untuk mengiringi upacara pernikahan, kelahiran,
kematian, serta keagamaan. Namun di mandailing natal yang menarikan tari tarian dan
memainkan alat musik itu memiliki bayaran,dan tidak di lakukan sukarela oleh warga,di
karenakan jika memiliki kualitas yang baik maka akan baik pula hasilnya,dan sistem yang di
gunakan dalam melaksanakan upacara tersebut adalah sistem carteran,atau menyewa,dan
biasanya berlangsung selama 1 malaman,di mulai dari solat isya atau sesudah acara ijab kabul
sampai dengan pagi setelah ma arak cangkuk. Tetapi tujuan dari tari bungkus itu tetap hanya
untuk hiburan bagi para penonton,dan para warga sekitar,dan sebagai tanda bahwa anak-anak
dari kedua mempelai menggunakan pernikahan secara adat beradat.
Tari bungkus merupakan tarian pembuka yang dilaksanakan pada upacara pernikahan
mandailing natal. Tari ini ditarikan saat acara penyambutan,penobatan, pertunjukan dan
pernikahan dalam acara malam barinai. Dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan
diiringi dengan lagu kapri.Bentuk penyajian gerak tari bungkus menggambarkan tentang curahan
hati dan perasaan seorang pemuda terhadap wanita yang dicintainya disaat terang bulan. Karena
pada saat terang bulan para pemuda tidak turun ke laut sehingga pada saat itulah kesempatan
bagi mereka untuk bertemu dalam merapatkan hubungan.
Namun tidak hanya di mandailing natal,masyarakat pesisir sibolga juga menggunakan
tari bungkus ini sebagai hiburan atau pertunjukan pernikahan Masyarakat Pesisir Sibolga
memiliki beragam seniman yang sangat berperan penting dalam eksistensi kota tersebut antara
lain: Chairil Siregar, Sahriman Hutajulu, Radjoki Nainggolan, Siti Zubaidah Siregar, Edi
Tanjung dan Nahar. Para seniman ini mempunyai persepsi tentang kesenian Pesisir Sibolga yang
bervarian dimana kesenian Pesisir Sibolga disebut juga kesenian Sikambang terutama dalam tari
sapu tangan.didalam tari bungkus terdapat beberapa varian seniman-seniman tradisi Pesisir
Sibolga, dikarenakan seniman-seniman pesisir ini dalam pembelajarannya memiliki guru atau
belajar dengan guru yang bervarian, dan pengembangan tari bungkus para seniman ini ingin
memperlihatkan norma, etika atau keidahaan tari bungkus dengan persepsi mereka masing-
masing. Versi Sahriman hutajulu, dan versi Siti Zubaidah tidak banyak perbedaan hanya berbeda
gaya dalam penyajian tari sapu tangan mulai dari menghormat, melangkah, memegang sapu
tangan dan ragam gerak yang berbeda urutannya. Namun maksud dari tari bungkus tersebut
sama. Penulis ingin meneliti tentang tari sapu tangan versi Siti Zubaidah karena tari bungkus
versi Siti Zubaidah yang sering dipakai atau dilaksanakan oleh masyarakat Pesisir Sibolga. (Dwi
irna hasana tanjung, 2012)
Selain itu tari bungkus memenuhi kebutuhan, kesenangan,keindahan dan
hiburan.menurut richard,dalam.Tari juga sebagai sebuah bentuk penguat sosial,suatu acara
mengungkapkan kesetiaan dan kekuatan nasional dan suku.Salah satu jalan keluar
mengekspresikan diri serta kreativitas pribadi,diantara berbagai cabang utama warisan
budaya,tari mungkin menjadi sumber karya besar yang di selenggarakan sebagai bagian dari
tradisi yang terus berlanjut,atau dasar untuk melanjutkan eksperimentasi artistik.dan di bawakan
sebagai suatu cara pengungkapan kegembiraan yang luar biasa melalui fisik,kekuatan dan
keterampilan. (Kusmayati, 1990:2)
Mandi tigo,mandi tigo ini adalah bahasa pesisir,yang mana tigo dalam bahasa indonesia
nya adalah tiga.namun bukan berarti mandi tigo ini adalah mandi bertiga,tetapi mandi tigo ini
adalah upacara pernikahan pemandian mempelai pria dan wanita.Namun namanya saja yang
hanya mandi tigo.mandi tigo ini mungkin atau hanya beberapa daerah saja yang melakukan adat
istiadat ini di mandailing natal.terutama di daerah pesisir atau tepi pantai mandailing natal,
namun daerah yang melakukan adat istiadat ini pasti mempunyai tujuan atau makna nya masing
masing,
Upacara pernikahan ini juga di lakukan agar kita yang muda ini tidak melupakan adat
istiadat yang dahulu dahulu.Serta terjaganya dari hal hal negatif yang di percayai orang tua kita
dahulu. sama hal nya seperti mandi tigo ini,mandi tigo ini hanya di lakukan saat upacara
pernikahan saja,terlebih lagi jika menggunakan adat istiadat mandailing.upacara pernikahan ini
biasanya memiliki arti atau makna tersendiri bagi adat istiadat mandailing,terutama untuk
daerah-daerah yang melakukan upacara pernikahan tersebut,sebagaimana upacara pernikahan ini
sudah di lakukan terlebih dahulu pada zaman dulu. Dan upacara ini bukan hanya untuk sebagi
hiburan di hari pernikahan saja namun memiliki tujuan tertentu diantaranya bertujuan agar sang
pengantin pria dan wanita terhindar hal-hal negatif yang bisa mengganggu,membersihkan diri
dari segala noda yang telah dilakukan semasa remaja agar bersih suci lahir dan batin dan
permohonan doa agar bahtera yang baru dibina akan kekal dan bahagia serta dikaruniakan
keturunan yang soleh dan solehah. namun ada juga adat yang mengatakan mempelai wanita tidak
boleh mandi sebelum upacara pernikahan selesai,tetapi adat mandailing natal itu hanya terjadi di
beberapa pernikahan saja,ada yang mempercayai dan ada juga yang tidak.Maka dari itu mandi
tigo ini di sebut upacara pernikahan di karenakan juga memiliki makna.Mandi tigo ini di
laksanakan pada sore hari sesudah tamat kaji/khatam kaji,bukan hanya pengantin perempuan
tetapi juga pengantin laki-laki.
Indonesia adalah negara budaya. Dengan keanekaragaman budaya dari setiap daerah,
tidak heran jika negara ini juga mempunyai beragam adat istiadat yang masih dilestarikan hingga
saat ini. Adat istiadat dilakukan sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar, dan dari sinilah
kekayaan budaya Indonesia semakin terasa.Setiap suku mempunyai adat dan tradisi yang
berbeda. Sebagai contoh, tradisi masyarakat Jawa berbeda dengan tradisi masyarakat Bali,
bahkan Papua. Ada baiknya Anda mengenal berbagai tradisi dan adat yang dimiliki oleh
berbagai suku di Indonesia agar tradisi tersebut tidak mudah diklaim sebagai budaya negara lain.
Berbagai negara di dunia tentu memiliki budaya dan tradisi yang dibentuk dan diwariskan
secara turun temurun. Seluruh tradisi dan adat istiadat yang ada membawa keunikan tersendiri
dan menjadikannya sebagai ciri khas dari sebuah masyarakat.Keragaman adat istiadat ini turut
menjadi daya tarik pariwisata, khususnya bagi para turis yang memiliki ketertarikan pada
kebudayaan dunia. Tidak hanya perlu dilestarikan, tradisi yang ada pun penting untuk
diperkenalkan kepada khalayak yang lebih luas.
Berbicara tentang Indonesia,Indonesia juga sebagai Negara hukum, maka keberadaan
hukum adat ini juga diatur, dilindungi, dan diakomodir pula oleh konstitusi. Merujuk kepada
ketentuan Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945 mengatur ”Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang”. Merujuk kepada ketentuan tersebut ada beberapa hal penting
yang bisa ditarik pemahaman sehubungan dengan kedudukan hukum adat dalam sistem hukum
Indonesia.Bahwa Negara mengakui keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat di Indonesia
secara konstitusional haknya. Dan tentu dalam hal ini termasuk pula hukum yang hidup di
dalamnya yakni hukum adat itu sendiri. Pengakuan hak tersebut dapat dimakanakan sebagai
pengakuan hak bagi masyarakat hukum adat terkait mengenai eksistensinya. Dalam artian
masyarakat hukum adat dilindungi konstitusi eksistensi masyarakat dan segala hal yang hidup di
dalam kehidupan masyarakat itu sendiri, termasuk di dalam hal ini adalah hukum adat itu sendiri
yang menjadi bagian dari masyarakat hukum adat.

Metode
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah dan transformasi
dari tari bungkus di Kabupaten Simeulue dan mandi tigo. Pada penelitian ini metode yang
dipakai yaitu metode deskriptif kualitatif. Waktu penelitian tari bungkus dan mandi tigo
dilakukan selama 4 hari, Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa pada tari bungkus dapat dilihat dari rupa gaya, rasa dan makna. unsur gerak pada tari
saputangan terbagi kedalam tiga bagian, yakni :
1) Tenaga, dimana intensitas, aksen/tekanan dan kualitas efek gerak dalam kategori
sedang karena seluruh tenaga sifatnya mengalir dengan tenaga mengayun saputangan pada
tangan dan tenaga kaki menghenjut dengan langkah double step menapak.
2) Ruang, gerak tari saputangan berkisar didepan dada disamping kiri atau kanan
pinggang serta menggunakan ruang gerak yang sedang dan terbuka. Ketika menarikan tari
saputangan ruang gerak hanya dalam ruang lingkup tempat berdiri dan bertukar tempat dengan
pasangan.
3) Waktu, dimana seluruh tempo dan ritme juga dalam kategori sedang karena tempo
selalu mengalir dengan statis dan ritme gerak selalu terjadi pada hitungan 1x4 dan 1x8.
Sedangkan mandi tigo dilakukan sebagai adat istiadat mandailing natal sebagai
kebudayaan sudah sejatinya di lestarikan agar nilai-nilai leluhur yang terkandung dalam tradisi
dapat terus hidup di dalam masyarakat, tinggalan budaya dari masa lalu ini dapat menjadi
jembatan bagi kita untuk mengetahui kehidupan saat itu dan juga nilai-nilai luhur yang dianut
nenek moyang kita. Dengan mengetahui masa lalu, kita bisa menyongsong masa depan yang
lebih baik.dan juga mendeksipsikan bagaimana atau sebuah keunikan fenomena pada upacara
perkawinan tersebut, yakni yang pertama adalah upacara perkawinan serta berbagai macam
macam upacara lainnya seperti mandi tigo dan melakukan hiburan tarian tari bungkus sebagai
simbol upacara perkawinan adat mandailing natal.serta menambah wawasan penulis dan semua
pihak mengenai adat istiadat mandailing natal.
Hasil Dan Pembahasan
Tari bungkus dalam adat mandailing natal pada acara pernikahan mandailing natal,Tari
bungkus ini dimulai pada malam hari setelah ijab kabul dalam pernikahan dan di sertai acara
malam badendang.Tari bungkus ini merupakan tari kedua setelah tari Lemas. ditarikan di atas
pengujung, awalnya penari mengambil Saputangan yang di sediakan oleh pihak
keluargamempelai,setelah itu penari berjalan ke tengah tengah dengan membentuk pola lantai
persegi dengan penari saling berhadapan,Selanjutnya pemusik memainkan rabana, kendhang dan
biola bersamaan penari menarikan tari bungkus tersebut. Selama menari penari membentuk
bermacam pola lantai setelah selesai penari berbaris membentuk posisi horizontal dengan salam
penutup. Bentuk Penyajian tari bungkus akan membahas tentang gerak , desain lantai atau floor
design, penari, musik, tata rias dan busana, properti dan tempat pertunjukan.
1. Gerak
Tari bungkus mengandung gerak yang ada silatnya yang sama-sama memperlihatkan
kepandaiannya dalam gerakan. Nama-nama gerakan tari bungkus ini adalah gerak bepapasan,
gerak nyerang, gerak bimbang, , dan gerak besanding
2. Penari
Tari bungkus ini ditarikan oleh laki-laki. Penari yang menarikan tari bungkus ini sudah berumur
diatas 30 tahun. Sebenarnya yang boleh mempelajari tari ini dari umur 15 tahun ke atas.Akan
tetapi anak laki-laki zaman sekarang tidak ada yang mau mempelajari tari tersebut. Penari tari
bungkus ini berjumlah genap 2 orang atau 4 orang laki-laki.
3. Musik
Musik yang dipakai dalam tari lagu lagu kapri .karena diringi oleh alat-alat musik biola dan
rabana. Tempo musik yang digunakan yang pertama sedang dan akhirnya tempo musiknya
menjadi cepat. Dendang yang dipakai dalam tari bungkus ini adalah dendang lagu duau.
Dendangnya berisi pantun. Dendang yang di lantunkan tidak tetap pada setiap tari bungkus
karena isi dendangnya di lantunkan secara spontan oleh pendendangnya.
4. Busana dan tata rias
Penari maupun pemusik tari bungkus ini memakai pakaian yang rapi seperti kain sarung, kemeja,
tuguak (peci warna hitam) dan jas boleh dipakai boleh tidak. Penari tidak menggunakan alat
make up karena penari merupakan karakter laki-laki yang menunjukan ketegasan laki-laki itu
sendiri, bagi orang terdahulu alat make up hanya dipakai bagi kaum wanita saja.
5. Properti
Tari bungkus ini memakai properti yakni saputangan atau yang dikenal dengan nama serbet kain.
Dengan Saputangan menambah keindahan dan ekspresi gerak dengan beberapa bentuk
saputangan dalam gerak tari bungkus. Bentuk saputangan seperti saputangan berbentuk segitiga
(saputangan dilipat dua hingga membentuk ssegitiga). Saputangan digerakan ke kiri ke kanan,
diputar, dan di ayun-ayunkan. Saputangan dipakai property sebagaimana dikatakan manfaatnya
sebagai keperaktisan sehingga mudah digerakkan dalam tari Saputangan.
6. Tempat dan waktu pertunjukan
Di Kota Manna Tempat pertunjukan tari bungkus di dalam rumah pengantin putri yang dibuat
tersendiri yang dinamai pengujung.Pengujung inilah arena yang akan dilalui penari dalam
Bedindang. Pengujung dibuat di dalam atau di teras rumah pengantin di tempat terbuka agar
penonton dapat menyaksikan secara langsung, sehingga dapat menghibur para tamu dan
menggambarkan kegembiraan pengan
Sedangkan mandi tigo ini hanya di lakukan saat upacara pernikahan saja,terlebih lagi
jika menggunakan adat istiadat mandailing.Upacara pernikahan ini biasanya memiliki arti atau
makna tersendiri bagi adat istiadat mandailing,terutama untuk daerah-daerah yang melakukan
upacara pernikahan tersebut,sebagaimana upacara pernikahan ini sudah di lakukan terlebih
dahulu pada zaman dulu. Dan upacara ini bukan hanya untuk sebagi hiburan di hari pernikahan
saja namun memiliki tujuan tertentu diantaranya bertujuan agar sang pengantin pria dan wanita
terhindar hal-hal negatif yang bisa mengganggu,membersihkan diri dari segala noda yang telah
dilakukan semasa remaja agar bersih suci lahir dan batin dan permohonan doa agar bahtera yang
baru dibina akan kekal dan bahagia serta dikaruniakan keturunan yang soleh dan solehah. jika
mandi tigo atau upacara yang lainnya tidak di pakai di hari pernikahan tersebut,semua tergantung
keinginana pihak keluarga dari kedua belah pihak,tetapi kebanyakan orang mandailing dalam
upacara pernikahan selalu menggunakan adat mandailinng

REFERENSI
Rohkyatmo.Amir. 1986. Bagaimana Menyajikan Pementasan Tari Yang Baik. Jakarta:Direktorat
Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Yusfil. 1992. Analisis Struktural Pada Tari Saputangan Tradisi (Laporan Penelitian). Padang
Panjang )ASKI.
Soedarsono. 1976. Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta:ASTI
Kusmayati,A.M.Hermien. 1990.Makna Tari Dalam Upacara Di Indonesia. Yogyakarta:Pidato
Ilmiah Dies Natalis Ke VI.
Putri Khairani. 2016.Transformasi Tari Bungkus Di Kabupaten Simeulue. Diunduh 26 Maret
2023
https://persmakreatif.com/nikah-ala-suku-mandailing/
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=makna+tari+bungkus&oq=tari#d=gs_qabs&t=1679987353270
&u=%23p%3DsLrZL8UtvAMJ

Anda mungkin juga menyukai