PENDAHULUAN
Budaya adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh sekelompok
dilakukan oleh pelaku budaya. Budaya dan Negara memiliki ikatan yang erat.
Karakteristik suatu Negara dapat terlihat dari perkembangan budaya yang dimiliki
oleh Negara tersebut. Ada banyak ahli yang menjelaskan pengertian budaya
secara formal dan dengan gaya bahasa yang berbedah, akan tetapi memilki suatu
Kebudayaan berkaitan erat dengan sistem religi yang terdapat pada suatu
kelompok masyarakat yang secara turun temurun tetap terjaga dan dipertahankan.
Sistem religi adalah salah satu unsur kebudayaan yang dapat kita temui ditengah-
1
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya 2014/11/05(2:35pm)
1
tengah masyarakat dunia, tidak terkecuali Korea Selatan dan Indonesia. Menurut
gagasan mengenai Tuhan, dewa-dewa, roh-roh (makhluk halus, neraka, surga dan
sebagainya). Selain itu, dapat juga berbentuk upacara atau ritual, baik yang
bersifat musiman maupun yang kadangkala, dan juga keyakinan akan benda-
anggap tabu dan semakin dilupakan, akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat
tradisional biasanya berkaitan dengan sistem religi, maka bentuk kebudayaan ini
lainnya.
terdapat dalam suatu daerah atau Negara dapat tercipta karena adanya kebiasaan
yang dilakukan oleh masyarakat atau juga karena warisan nenek moyang. Selain
warisan atau amanat dari leluhur, masyarakat juga dapat menciptakan kebudayaan
adat istiadat atau pun norma-norma yang telah berkembang di masyarakat. Salah
dan ilmu pengetahuan atau yang biasa di sebut modernisasi seperti saat ini adalah
upacara tradisional.
2
Korea Selatan dan Indonesia adalah dua dari sekian banyak Negara yang
masih kental akan kebudayaan nasionalnya. Sebagai Negara maju dan Negara
Negara tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatan asing
yang berkunjung.
dikalangan masyarakat. Dalam siklus hidup manusia, ada tiga hal penting yang
sering kali dilakukan dalam bentuk upacara tradisional. Tiga unsur yang
ada aspek-aspek yang harus diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam
upacara pernikahan dengan menggunakan konsep yang lebih praktis dan tanpa
adanya ritual-ritual yang melelahkan. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang
kelahiran, dan juga kematian. Pernikahan merupakan satu dari sekian banyak
ragam kebudayaan yang masih tetap eksis di era modern saat ini. Hal ini
3
Dalam kebudayaan Korea Selatan pernikahan merupakan proses
penggabungan dua keluarga, yaitu keluarga mempelai pria dan keluarga mempelai
Selatan disebut dengan Taerye atau ritual besar. Masyarakat Korea Selatan ketika
merupakan peninggalan dari kerajaan Joseon. Pada masa Dinasti Joseon, menikah
pada usia 12 tahun merupakan hal yang biasa. Akan teteapi, kebanyakan gadis
menikah pada usia 16 tahun. Untuk keluarga bangsawan, rata-rata usia pengantin
laki-laki lebih muda dari pengantin wanita. Karena ajaran Konfusianisme yang
terdapat pada masa Dinasti Joseon, maka perempuan dan laki-laki dilarang
hati saja. Oleh karena, itulah pada zaman dahulu laki-laki dan perempuan tidak
pernikahan telah melalui proses jatuh cinta terlebih dahulu. Sedangkan pada
mempelai, melainkan karena adanya perjodohan yang telah ditentukan oleh kedua
4
orangtua. Selain itu, sebelum upacara pernikhan dilangsungkan, pasangan calon
pengantin masih harus dihadapkan pada perhitungan atau ramalan empat pilar
(saju) kehidupan. Jika empat pilar (saju) pria dan wanita dianggap cocok dan akan
diselenggarakan.
Seperti halnya di Korea Selatan, Indonesia juga memiliki tradisi yang unik
terbesar di dunia, maka ada banyak pula adat dan kebiasaan yang di jalani saat
melangsungkan upacara pernikhan atau pun upacara-upacara yang lain. Salah satu
Yogyakarta. Upacara pernikahan ini berasal dari kebudayaan yang terdapat pada
Keraton Yogyakarta.
dikenal dengan istilah royal wedding, maka upacara tersebut akan menjadi sorotan
5
sebagai raja dari Kerajaan Kasultanan Yogyakarta menikahkan putri-putrinya.
Upacara tersebut pun menjadi pesta budaya yang begitu apik untuk di saksikan
pernikahan. Dari ketiga kelompok inilah kemudian dibagi lagi menjadi beberapa
sub bagian yang harus dijalani oleh calon pengantin dan juga keluarga besarnya.
Tahap demi tahap prosesi ini diharapkan mendapatkan keberkahan dari Yang
Maha Kuasa.
keluarganya, dalam masyarakat jawa hal ini disebut dengan istilah nantomi.
beberapa tahapan yang dianggap penting. Jika tahapan demi tahapan selama
6
proses pernikahan telah dilaksanakan, maka usailah seluru rangkain upacara
pernikahan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai
karena akan ditemukannya banyak hal yang menarik dan unik dari kedua kerajaan
yang berbedah latar belakang budaya tersebut. Selain itu, karena kedua prosesi
upacara tersebut merupakan warisan budaya yang harus di lestarikan, maka perlu
kiranya dilakukan penelitian ini agar dapat diketahui makna dan pesan moral yang
terkandung dalam setiap prosesi yang dilakukan pada upacara pernikahan dari
Kasultanan Yogyakarta?
7
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah kebudayaan yang
kajian mengenai kebudayaan sangat luas cakupannya, maka penelitian ini hanya
akan menitik beratkan pada salah satu unsur budaya yaitu pernikahan yang
pendidikan dalam bidang sejarah. Dengan demikian kita dapat terus melestarikan
budaya bangsa yang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang
8
agar tidak tergerus perubahan jaman, selain itu kita juga dapat mengetahui dengan
jelas kebudayaan yang kita miliki serta kebudayaan yang terdapat di Negara lain.
pengumpulan data dan metode analisis. Adapun rincihan dari kedua metode diatas
sebagai berikut:
Tujuan dari tinjaun pustaka ini adalah untuk mengkaji buku-buku serta
b. Metode analisis
data.
Dari hasil penelitian selama ini, belum perna ditemukan buku atau tulisan
Kerajaan Korea dan salah satu kerajaan yang terdapat di Indonesia. Oleh karena
9
itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang prosesi pernikahan
Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini adalah buku dari Aep
pernikahan tradisional masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, buku dari R.Sri
Dan Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta Klasik Corak Puteri” yang diterbitkan
oleh Gramedia. Buku ini menjelaskan tata cara serta makna dari simbol-simbol
yang muncul pada pernikahan tradisioanal Yogyakarta. Isi dari kedua buku
Kesultanan Yogyakarta. Buku lain yang digunakan untuk sumber pustaka tentang
Tradisional And Modern”. Buku ini merupakan kumpulan berbagai artikel tentang
budaya dan kehidupan masyarakat Korea yang didalamnya terdapat bab yang
Era”, Choi Yong-Shik pada 1999 yang terangkum dalam Korean Art And Culture
vol 13.
Untuk melengkapi data dari penelitian ini digunakan juga buku karya Prof.
oleh Hankuk University Of Foreign Studies pada 1995. Buku ini menjelaskan
10
Gingseng” buku ini merupakan kumpulan makalah lokakarya tentang korea IV
yang diterbitkan oleh Korea Foundation dan Pusat Study Korea UGM (2008).
Dalam buku ini terdapat satu bab yang berjudul “Mengenal Kebudayaan Korea
Korea” yang ditulis oleh Novi Siti Kussuji Indrastuti. Makalah ini menjelaskan
Selain buku, sumber lain yang digunakan sebagai bahan acuan adalah tugas
akhir yang berjudul “Tata Cara Pernikahan Secara Tradisional Dan Modern Di
Korea Dalam Drama “Princess Hours” Kajian Sematik Pierce”, Yendras Siswo
makna dari tanda-tanda yang muncul dalam prosesi pernikahan kerajaan Korea
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas Bab I yang berisi latar
tentang landasan teori yang akan digunakan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan penulisan tugas akhir. Bab III berisi tentang uraian pembahasan
11
secara terperinci dari pokok permasalahan yang diteliti. Bab IV berisi tentang
terakhir adalah Bab V berisi tentang kesimpulan yang diperoleh oleh penulis dari
12