MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Semester Empat yang Diampu oleh Darosy Endah Hyoscyamina
Disusun Oleh :
Kelompok 27
Aisiah Nuraini
24030112140122
24030112140127
KELAS A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah diskusi kelompok mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar dengan judul Perbedaan dan Pengaruh Budaya Barat dan Timur
dalam Segi Adat Istiadat Penikahan. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas diskusi pada mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan baik
dalam segi materi, cara penyajian dan teknik penulisan. Penyusun mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . i
DAFTAR ISI
BAB I
. ii
PENDAHULUAN . 1
1.1 Latar Belakang . 1
1.2 Rumusan Masalah . 1
1.3 Tujuan
.. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang kebudayaan
1.3.2 Mengetahui tentang kebudayaan barat dan kebudayaan timur
1.3.2 Mengetahui perbedaan kebudayaan barat dan timur dalam adat istiadat
pernikahan.
1.3.3 Mengetahui permasalahan yang terjadi akibat adanya pengaruh perbedaan
kebudayaan barat dan timur dalam era globalisasi.
BAB II
PERBEDAAN DAN PENGARUH KEBUDAYAAN BARAT DAN TIMUR
DALAM SEGI ADAT ISTIADAT PERNIKAHAN
2.3 Perbedaan Kebudayaan Barat dan Kebudayaan Timur dalam Segi Adat Istiadat
Pernikahan
Pernikahan merupakan sebuah acara yang agendanya pengucapan lafal janji nikah
untuk menjalani kehidupan berumah tangga sebagai suami istri. Pernikahan termasuk
adat istiadat kebudayaan suatu negara. Budaya barat dan budaya timur mempunyai
perbedaan dan ciri khas msing-masing dalam pelaksanaannya.
2.2.1 Pernikahan Barat
Pernikahan barat adalah sebuah upacara pernikahan yang biasa digelar oleh
masyarakat di belahan benua Eropa dan Amerika. Upacara pernikahan digelar di
gereja dengan budaya barat yang praktis dan simple. Sementara resepsi
pernikahan kemudian diadakan di rumah atau di gedung dengan menggelar
pesta kebun dan menggunakan sistem standing party, di mana tidak disediakan
kursi khusus untuk menyantap makanan pesta, dan tamu undangan pun biasanya
hanya keluarga dan kerabat yang benar2 dekat dengan kedua mempelai.
Sementara dalam budaya masyarakat timur hal tersebut merupakan tindakan
yang kurang sopan.
Pernikahan budaya barat yang meyangkut dua individu yang bersangkutan
merupakan masalah individu semata sehingga tidak mengacu pada perjodohan
atau dengan pernikahan melihat kelas atas maupun kelas bawah yang dapat
mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Dalam aspek sosialnya keberlangsungan
pernikahan budaya barat tidak berpengaruh terhadap kelas sosialnya, dan tidak
berpengaruh pada kehidupan selanjutnya pada kedua mempelai.
2.2.2 Pernikahan Timur
Pernikahan Timur dipenuhi dengan rangkaian upacara pernikahan yang
menggambarkan adat istiadat kedaerahan. Warna dan jenis pakaian yang
dipergunakan pasangan yang menikah pun menunjukkan simbol adat istiadat
yang diusung dalam upacara pernikahan timur. Cina, India dan Indonesia
merupakan bangsa belahan timur yang memiliki ciri khas upacara pernikahan
tradisional.
tua. Di Indonesia simbol prestise sebuah keluarga dapat bertahan atau meningkatkan
anaknya menikah dengan anak dari keluarga yang terhormat pula. Namun jika anak
mereka menikah dengan anak dari keluarga dari kelas bawah, maka itu menurunkan
martabat keluarga. Sebaliknya, jika anaknya menikah dengan anak dari keluarga yang
terpandang maka keluarganya pun ikut naik kelas sosialnya. Sementara pada masyarakat
yang menganut budaya barat pernikahan tidak terlalu berpengaruh terhadap kelas sosial
dalam masyarakat. Yang paling menentukan tinggi rendahnya kelas dalam masyarakat
adalah kepemilikannya pada sumber daya ekonomi.
Jika kita menengok dinegara ini, masyarakat Indonesia dalam era globalisasi ini telah
dihempas oleh angin barat yang banyak berbenturan dengan angin timur yang menjadi
ruhnya orang-orang asia. Konsep pernikahan sudah mulai banyak bergeser dari dasar ke
sakralannya. Praktek jodoh menjodohkan yang banyak dilakukan para tetua sudah mulai
ditinggalkan dengan perilaku remaja sekarang ini yang seakan lupa diri yang mengobral
seks dimana-mana.
Hal tersebut dipertegas oleh hasil survey yang telah dimuat dalam detik.com tahun
2007, bahwa sebanyak 22,6 persen remaja penganut seks bebas. Ini pula yang memicu
banyak remaja sekarang yang melakukan pernikahan dini atau menikah dengan MBA
(married by accident). Pernikahan dini dan MBA kemudian telah meluluhlantahkan
ajaran nenek moyang di Indonesia yang harus menjaga martabat keluarga. Ekses
negative globalisasi ini mau tak mau harus ditelan mentah-mentah oleh generasi saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kebudayaan merupakan sebuah perilaku, pola pikir, atau akal manusia yang
menunjukan interpretasi manusia terhadap lingkungannya sehingga terdapat nilainilai yang dianut masyarakat dan memaksa manusia berperilaku sesuai dengan
budayanya.
3.1.2 Kebudayaan dalam adat istiadat salah satunya adalah pernikahan. Pernikahan
dalam budaya barat lebih cenderung simple dan praktis. Sedangkan pernikahan
timur lebih cenderung menggunakan adat istiadat tradisional turun temurun dari
nenek moyangnya, sehingga pernikahan timur lebih sakral dan sebagai keyakinan
dalam budayanya.
3.1.3 Pernikahan timur lebih mengandung asas kekeluargaan dan mempengaruhi kelas
sosialnya, sedangkan pernikahan barat lebih mengandung kemandirian atau
individualis dalam memilih pasangan dan yang mempengaruhi tinggi rendahnya
kelas sosial adalah sumber daya ekonomi
3.1.4 Akibat dari masuknya kebudayaan barat ke kebudayaan timur yaitu timbulnya
pergaulan bebas sehingga timbulnya pernikahan dini atau married by accident.
3.2 Saran
3.2.1 Dalam upaya untuk melestarikan kebudayaan negara, seharusnya perlu
diberlakukan penyaringan budaya asing yang masuk ke kebudayaan negara dan
tetap memiliki keyakinan akan kebudayaan negara sendiri. Hanya kebudayaan
asing yang memberikan dampak positif bagi negara yang seharusnya diambil.
3.2.2 Untuk tetap menjalani perbedaan kebudayaan negara tersebut, perlu rasa saling
menghargai antar sesama negara.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumohamidjojo. 2010. Filsafat Kebudayaan; Proses Realisasi Manusia. Jalasutra :
Yogyakarta.
Ramdya, K. 2010. BollywoodWeddings: dating, Engagement, and marriage in Hindu
America Amerika : Rowman & Littlefield
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Widya karya :
Semarang.
file:///C:/Users/HM%20Sunaryo/Downloads/ISBD/New%20folder/Perbedaan%20Budaya
%20Barat%20Dengan%20Budaya%20Timur%20%20%20wahid_jamet.htm
http://karaengridwan.wordpress.com/2009/05/18/budaya-timur-vs-budaya-barat-tentangpernikahan/