JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis
dalam menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan ridho Nya penulis tidak
akan mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum Perkawinan dan Waris
Adat mengenai “Filosofi Perkawinan Adat Jawa” ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kelak kita
nantikan
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wahyu Agus Prayugo, M.H
selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Perkawinan dan Waris Adat yang telah
memberi tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni. Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................... ............................................. I
DATAR ISI....................................................................... ............................................. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................... ............................................. 1
B. Rumusan Masalah ................................................. ............................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................... ............................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tradisi Perkawinan Adat di Indonesia .................... ............................................. 2
B. Filosofi Prosesi Perkawinan Adat jawa ................................................................ 3
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum adat ini bersifat tidak tertulis dan dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya. Setiap suku di Indonesia mempunyai hukum
adat yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya hal yang diatur oleh hukum
adat pada masing-masing suku adalah sama, yaitu mengenai perkawinan,
waris, tanah , benda, perikatan, dll.
Pada makalah kali ini, penulis akan membahas hukum perkawinan adat.
Setiap pernikahan dalam balutan adat tradisional memiliki prosesi dan peran
pendukung masing-masing. Tidak ketinggalan dengan pernikahan adat jawa.
Sejak sebelum akad nikah, calon pasangan pengantin Jawa harus melalui
rangkaian prosesi tertentu. Setiap prosesi peran yang digunakan pun memiliki
makna masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tradisi perkawinan adat di Indonesia?
2. Filosofi apa yang terkandung dalam prosesi perkawinan adat jawa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum perkawinan adat di Indonesia.
2. Untuk mengetahui filosofi yang terkandung dalam prosesi perkawinan adat
Jawa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perkawinan adat adalah ikatan hidup bersama antara seorang pria dan
wanita, yang bersifat komunal dengan tujuan mendapatkan generasi penerus
agar supaya kehidupan persekutuan atau clannya tidak punah, yang didahului
dengan rangkaian upacara adat. Van Gennep menamakan semua upacara
perkawinan sebagai ”Rites De Passage” (upacara peralihan) yang
melambangkan peralihan status dari masing masing mempelai yang tadinya
hidup sendiri sendiri berpisah setelah melampaui upacara yang disyaratkan
menjadi hidup bersatu sebagai suami istri, merupakan rumah sendiri, suatu
keluarga baru yang berdiri serta mereka bina sendiri.
2
3
Pernikahan adat Jawa selalu berhasil menarik perhatian lewat ciri khas
terbaiknya, mulai dari rangkaian upacara, atribut yang dikenakan, hingga
makna yang terkandung di dalamnya. Ada banyak sekali ritual yang harus
dijalankan oleh calon pengantin guna memenuhi unsur-unsur kebudayaan
Jawa. Seakan tak pernah lekang oleh zaman. Nyatanya, masih banyak sekali
calon pengantin berdarah Jawa yang masih memiliki keinginan tinggi untuk
melestarikan budayanya. Salah satunya dengan menggelar selebrasi
pernikahan yang sarat akan gaya tradisional.
Beralih ke kain batik atau yang biasa disebut dengan jarik, adat Jawa
memiliki beragam motif dan filosofi yang mendalam, mulai dari motif Sido
Mukti (kemakmuran), Sido Luhur (berbudi luhur), Sido Drajat (kedudukan
tertinggi), Sido Mulyo (kehidupan mulia), serta Sido Asih (simbol kasih
sayang). Sebagai alternatif, calon pengantin juga dapat memilih motif yang
sudah dikenal dan banyak disukai, seperti batik wahyu tumurun yang
4
bermakna agar sang pengantin selalu mendapat wahyu dan pertolongan dari
Tuhan
sesuatunya harus dimulai dari niat yang suci, sementara tebu wulung adalah,
sebuah pengharapan agar calon pengantin dibekali keyakinan yang teguh
dalam membangun bahtera rumah tangga.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk terbesar di dunia, sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman
suku, bahasa, dan budaya. Perkawinan adat adalah ikatan hidup bersama
antara seorang pria dan wanita, yang bersifat komunal dengan tujuan
mendapatkan generasi penerus agar supaya kehidupan persekutuan atau
clannya tidak punah, yang didahului dengan rangkaian upacara adat.
2. Ada banyak sekali ritual yang harus dijalankan oleh calon pengantin guna
memenuhi unsur-unsur kebudayaan Jawa. Seakan tak pernah lekang oleh
zaman. Nyatanya, masih banyak sekali calon pengantin berdarah Jawa
yang masih memiliki keinginan tinggi untuk melestarikan budayanya.
Salah satunya dengan menggelar selebrasi pernikahan yang sarat akan
gaya tradisional.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan guna kesempurnaan
penulisan makalah ini.
6
7
DAFTAR PUSTAKA