Anda di halaman 1dari 5

MENYIAPKAN SANDINGAN SAAT PERNIKAHANAN DI DESA BRAMBANG

Nama : Hesty Rakhma Agustine

Kelas : A1

Nim : 226120900029

Prodi : Bisnis Digital

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pernikahan adalah proses pengikatan janji suci antara kaum laki-laki dan perempuan. Ibadah yang
mulia dan Suci. Pernikahan tidak boleh dilakukan sembarangan karena ini merupakan bentuk ibadah
terpanjang dan dapat dijaga hingga maut memisahkan.

Upacara pengikatan janji nikah ini yang dirayakan atau dilaksanakan oleh satu orang pria
pemerima sakral suci dan satu wanita dengan maksud meresmikan ikatan pernikahan secara norma
agama Islam, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi
menurut tradisi suku, agama, Adat, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu
kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu.

Adat istiadat salah satunya adalah menyiapkan sandingan saat hari H pernikahan, ditempatkan
diberbagai tempat konon katanya agar pengantin tidak sampai terkena sial saat pernikahan berlangsung.
Hal tersebut sudah lama berlangsung dan turun temurun dari nenek moyang kita diwilayah tempat
tinggal saya.

2. TUJUAN PENELITIAN
 Untuk mengetahui hukum menyiapkan sesajen/sandingan
 Agar mampu memahami aturan Islam yang sebenarnya
 Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang perilaku
atau kegiatan yang tidak sesuai dengan Aqidah Islam
 Berusaha membuat mereka percaya bahwa hal tersebut melenceng dari Aqidah Islam
B. METODE
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi maupun pengumpulan data
lainnya. Penelitian ini termasuk kajian sosioantropologis dengan pendekatan kualitatif yang
memfokuskan pada analisis.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sandingan sama halnya dengan sesajen yaitu berupa makanan dari hasil bumi yang melimpah untuk
disajikan para leluhur, agar proses acara pernikahan bisa menjadi lancar dan terhindar dari mala petaka
dan dijadikan tolak bala.

Ajaran dari nenek moyang ini masih berlangsung. Biasanya orang yang mencatat sesajen adalah
orang yang dianggap sesepuh di desa itu.

Namun beda hal nya dengan sandingan dapat dilakukan oleh siapapun boleh keluarga mempelai
ataupun warga lainnya asal orang tersebut mengerti apa saja yang perlu dipersiapkan. Tiidak perlu doa-
doa apapun hanya perlu mengucap contohnya "Nyuwun sewu nggeh mbah, mboten usah nggagu nggeh
mugi mugi lancar sedoyo acaranipun."
Ga
mbar 1. adalah gambar yang saya ambil pada saat penyiapan berlangsung

Ada pula beberapa pertanyaan yang saya tanyakan kepada narasumber :

1. Kegunaan dari sandingan sendiri itu seperti apa?

Kegunaan nya adalah agar saat acara pernikahan berlangsung pengantin tidak mengalami kesialan/
digunakan untuk menolak bala

2. Bahan bahan apa saja yang ada dalam 1 wadah?

Batok kelapa
Pisang hijau

Beras

Gula

Bunga bunga an

Kepala ayam

Uang koin

3. Mengapa perlu melakukan/ menyiapkan nya?

Semua tergantung dari kepercayaan masing-masing individu. Dapat mempercayai nya atau tidak

Setiap orang dapat berpendapat entah hal tersebut benar ataupun salah

4. Ditempat tempat manakah sandingan biasa ditaruh?

Kamar mandi

Sungai dekat rumah pengantin

Kamar pengantin

Sumur

5. Mengapa harus hari H pernikahan? Kenapa tidak dilain hari

Syarat dari sandingan tersendiri adalah menyiapkan nya saat hari H

Kehidupan masyarakat Jawa, khususnya di Desa Brambang tidak lepas dari berbagai tradisi dan
upacara-upacara adat, salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah tradisi
pembuatan sesajen/sandingan dalam pernikahan adat Jawa. Masyarakat percaya bahwa sajian yang ada
dalam sesajen/sandingan memiliki makna-makna tertentu yang digunakan sebagai simbol untuk
memohon kepada Sang Pencipta (Agustine, 2023)

Sejak zaman nenek moyang terdahulu tradisi sesajen/sandingan ini tidak lepas dari nuansa syirik,
karena selalu dikaitkan dengan persembahan untuk makhluk halus. Mengingat masyarakat Desa
Brambang yang mayoritas beragama Islam, akan tetapi masyarakat masih melestarikan tradisi
sesajen/sandingan dalam pernikahan tersebut (Agustine, 2023)

Tradisi sesajen/sandingan yang ada di Desa Brambang sudah dimasuki dengan tradisi-tradisi Islam
sehingga dalam pelaksanaannya tidak lagi dipersembahkan untuk makhluk halus, akan tetapi
sesajen/sandingan ini dianggap sebagai wasilah untuk berdoa kepada Allah tanpa menghilangkan
budaya asli dari masyarakat Jawa (Agustine, 2023)

Adapun tujuan dilakukannya tradisi sesajen/sandingan pernikahan ini juga merupakan sebagai
bentuk wujud rasa syukur dan permohonan calon pengantin kepada Tuhan. (Agustine, 2023)

D. KESIMPULAN

Banyak kesalahan dalam adat istiadat, yang seharusnya sesuai dengan Aqidah Islam malah
melenceng jauh. Tidak seharusnya kita percaya dengan menyiapkan sandangan seperti yang telah
dicontohkan diatas sama halnya kita tidak percaya dengan ketetapan Allah, baik buruk nya suatu
kejadian pasti ada alasan tersendiri.

Dengan menyiapkan sandangan sama halnya kita menyiapkan sesajen atau makanan pada
makhluk yang tidak ada apa apanya dibanding yang maha segalanya.

Ingin menyalakan pun seakan percuma mereka hanya akan mempercayai yang telah diajarkan
oleh orang tua terdahulu dan terus menerus dipercaya hingga saat ini.

E. REFERENSI

Agustine, H (2023). Eksistensi Budaya Sesajen/Sandingan Dalam Pernikahan Adat Jawa Di Desa. Jurnal
Penyiapan Sanding

Anda mungkin juga menyukai