Anda di halaman 1dari 6

FORM LAPORAN KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama Mahasiswa : Siti Maesaroh


NIM : 202307010
Tempat pelaksanaan: Ruang An-Nisa PKU Muhammadiyah Gombong
Hari/tanggal : 15 November 2023
Stase : Bersalin
Tema : Hukum mengeramatkan/mengistimewakan (tradisi
kejawen) plasenta bayi
Komponen Uraian
Tema Hukum mengeramatkan/mengistimewakan plasenta bayi

Narasumber
Kajian Pada tanggal 15 November 2023 ada pasien melahirkan bernama Ny. K usia
Keislaman
33 tahun G3P2A0 dengan usia kandungan 39 minggu. Persalinan Ny. K
berjalan lancar dan baik tanpa ada penyulit apapun. Setelah proses persalinan
selesai, bidan menyerahkan plasenta/ari-ari kepada keluarga Ny. K. Tak
berselang lama, Orang tua Ny. K menyuruh suami Ny. K untuk membeli
bunga 7 macam dan membawa ari ari tersebut ke rumah mbah dukun untuk
dilakukan prosesi yang dalam orang jawa disebut sedulur papat limo pancer
kakang kawah adi ariari’
.
Rumusan Bagaimana Hukum mengeramatkan/mengistimewakan plasenta bayi
masalah ?

Pembahasan Menurut Islam serta tata cara menanam ari ari itu. Seperti kita ketahui, ari ari
atau plasenta berperan sebagai penyalur makanan serta saluran lain yang
menghubungkan antara janin dengan ibunya saat masih tetap dalam rahim.
Sepanjang berbulanbulan, ari ari ini begitu bermanfaat untuk bayi didalam
rahim sang ibu. Tetapi demikian bayi lahir, Tetapi dalam kebiasaan orang-
orang tertentu, ada satu kepercayaan kalau dibalik manfaat medis, ada jalinan
gaib pada bayi dengan ari arinya. Orang jawa sering menyebutnya ‘sedulur
papat limo pancer kakang kawah adi ariari’. Karenanya, beberapa orang-
orang yang mewarisi kebiasaan kuno ini masih terlihat melakukan berbagai
jenis ritual yang tak ada kaitannya dengan syariat.
Salah nya ialah mengubur ari ari mesti di dekat rumah, ditabur bunga tujuh
rupa bahkan juga mesti di beri pelita (lampu). Dan bersamanya juga
dikuburkan bendabenda spesifik, yang diakui bakal punya pengaruh atas
nasib serta kehidupan si bayi apabila nantinya dewasa.
Lucunya, beberapa orang kadang-kadang lakukan ritual menanam ari ari itu
demikian saja, tanpa ada pernah tahu jalinan sebab mengakibatkan. Serta
makin lucu lagi, lantaran yang melakukannya kerapkali malah orang yang
berpendidikan tinggi serta bertitel sarjana. Semestinya mereka lebih
memprioritaskan halhal yang ilmiah daripada suatu hal yang irrasional.
Terdapat banyak da dalil mengenai hukum mengubur ari ari, diantaranya
yaitu hadits kisah Aisyah, kalau beliau menyampaikan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur tujuh hal
potongan tubuh manusia? rambut, kuku, darah, haid, gigi, gumpalan darah,
serta ariari. ”
Hadits di atas dijelaskan dalam Kanzul Ummal no. 18320 serta AlJami As-
Shagir kisah AlHakim, dari Sayyidah Aisyah.
Seirama dengan hadits itu yaitu hadits kisah Abdul Jabbar bin Wail dari
bapaknya, beliau menyampaikan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengubur rambut
serta kuku. ” (HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman, no. 6488)
Berhujjah dengan hadits di atas, Jumhur ulama menganjurkan supaya sesudah
bayi lahir ari ari selekasnya dikubur sebagai bentuk memuliakan Bani Adam.
Lantaran sisi dari memuliakan manusia yaitu mengubur sisi badan yang lepas,
salah satunya ariari. Selain itu, aksi sejenis ini bakal lebih
melindungi kebersihan serta tak mengganggu lingkungan.
As Suyuthi menyampaikan,
“Beliau menyuruh untuk mengubur rambut, kuku, darah, .. serta ariari,
lantaran semuanya benda ini yaitu sisi dari badan manusia, hingga benda ini
dimuliakan seperti keseluruhnya tubuh manusia dimuliakan. ” (AsSyamail
AsSyarifah, Hal. 271)
Dalam kitab Nihayatul Muhtaj disebutkan kalau Hukum Mengubur Ari Ari
Bayi Menurut Islam ini yaitu disarankan.
“Dan disarankan mengubur anggota tubuh yang terpisah dari orang yang
masihlah hidup serta akan tidak selekasnya mati, atau dari orang yang
masihlah diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut,
‘alaqah (gumpalan darah), serta darah akibat goresan, untuk menghormati
orangnya”
Meski sekian, Imam Ahmad memberikan sebagian qoul,
“Boleh mengubur rambut serta kuku. Tetapi bila tak dikerjakan, kami
memiliki pendapat, tak kenapa. ”
Info beliau ini diriwayatkan oleh Al Khallal dalam At Tarajjul, Hal. 19.
Klenik dalam Ritual Penguburan Ariari Mengubur atau menanam ari ari
memanglah disarankan, Namun satu hal yang butuh diingat, ini sekalipun tak
menganjurkan Anda untuk lakukan beragam ritual klenik saat mengubur ari-
ari.
Lantaran Islam sekalipun tak menyarankan sekian. Bahkan bila sikap sejenis
ini diiringi dengan beragam kepercayaan tanpa basic, jadi jadinya tahayul
serta khurafat yang begitu dikritik oleh syariat.
Ketika ini diyakini bisa menjadi sebab agar bayinya memiliki kemampuan
tertentu, atau agar bayinya mendapatkan semua yang bisa membahagiakan
hidupnya, maka berarti termasuk mengambil sebab yang sejatinya bukan
sebab. Dan itu termasuk perbuatan syirik kecil.
Oleh karenanya ketahuilah bahwa ritual klenik ini betul-betul produk lokal
warisan dari ajaran kejawen dan agama hindu, Sangat jauh dari baubau Islam
dan syariatnya. Tak satu ayat Quran atau hadits menyebutkannya.
Sementara, mempercayai ada hubungan gaib antara ari ari dengan nasib bayi
yang lahir tersebut, jelas telah melanggar wilayah akidah, hal ini sudah
termasuk kategori syirik. Sehingga ritual tertentu yang dilakukan terhadap ari
ari ini, sangat mengganggu hubungan kita sebagai muslim dengan Allah
Subhanahu Wata’ala.
Seolah nasib seseorang ditentukan oleh ari ari, bukan oleh tugas pendidikan
dari kedua orang tuanya dan lingkungannya. Padahal tegas sekali disebutkan
bahwa nasib seseorang bukan ditentukan oleh perlakuan terhadap ari ari,
namun tergantung dari usaha (ikhtiar) seseorang serta doadoa yang
dipanjatkan.
Kita harus menerima kenyataan bahwa ritual dan kepercayaan kuno seperti ini
masih melekat di tengah masyarakat. Bahkan, tidak jarang yang jadi
pelakunya adalah orang berpendidikan. Mungkin di kepalanya ada ragu dan
setengah tidak percaya, tetapi tetap dilakukannya juga, dengan alasan patuh
pada apa yang dikatakan orang tua atau untuk menjaga tradisi nenek moyang.
Oleh karena itu harus dikonfirmasi kembali, tradisi nenek moyang yang
bagaimana yang harus kita lestarikan? Sebab tidak semua tradisi itu baik.
Bukankah di zaman nenek moyang dulu, juga ada tradisi nyembah keris,
minum khamar, zina, judi dan seterusnya? berhala?
Tugas kita sekarang ini adalah berupaya mengikis dan mengurangi secara
sistematis, tradisi yang sekiranya bertentang dengan nilai-nilai kemanusiaan
serta nilainilai keIslaman. Namun bila tradisi itu sesuai dengan Islam, barulah
kita lestarikan.
Jika sekedar mengubur (memendam) ari ari di dalam tanah, tanpa niat apapun
kecuali untuk memuliakan ciptaan Allah dan demi kesehatan lingkungan,
tentu boleh dan baik. Sebab plasenta atau ari ari itu akan segera membusuk
jika tidak segera dipendam.
Khusus masalah doa ketika mengubur ari ari, Allah Subhanahu wataala telah
menetapkan teknis dan tata caranya. Jika menggunakan teknis dan tata cara
yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu
Wataala, doa itu bukan saja tertolak, namun malah bisa menimbulkan
bencana. Misalnya ritual perlakuan terhadap ari ari yang cenderung syirik itu,
bukan nasib baik yang akan diterima oleh bayi dan keluarga itu, malah bisa
jadi sebaliknya.
Jalan terbaik memang dipendam saja, agar tidak merusak lingkungan. Namun
tanpa diiringi ritual klenik apa pun yang bisa merusak hubungan mesra kita
kepada Allah Subhanahu Wataala. Pendam saja, baca bismillah dan selesai.

Kesimpulan Kita harus menerima kenyataan bahwa ritual dan kepercayaan kuno seperti ini
masih melekat di tengah masyarakat. Bahkan, tidak jarang yang jadi
pelakunya adalah orang berpendidikan. Mungkin di kepalanya ada ragu dan
setengah tidak percaya, tetapi tetap dilakukannya juga, dengan alasan patuh
pada apa yang dikatakan orang tua atau untuk menjaga tradisi nenek moyang.
Tugas kita sekarang ini adalah berupaya mengikis dan mengurangi secara
sistematis, tradisi yang sekiranya bertentang dengan nilai-nilai kemanusiaan
serta nilainilai keIslaman. Namun bila tradisi itu sesuai dengan Islam, barulah
kita lestarikan.
FORM PENILAIAN
KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama Mahasiswa : Siti Maesaroh


Tempat pelaksanaan : Ruang An-Nisa PKU Muhammadiyah Gombong
Hari/tanggal : 15 November 2023
Tema : Hukum mengeramatkan/mengistimewakan (tradisi
kejawen) plasenta bayi

No Aspek yang dinilai Bobot Skore Total


4 3 2 1
1 Partisipasi dalam kajian keislaman
2 Melaporkan hasil kajian keislaman
a. Pada saat penilaian OSCER
b. Penulisan sesuai dengan
aturan/form
JUMLAH SKOR
NILAI : JUMLAH SKOR/4

Gombong, 15 November 2023

Mahasiswa Penilai

(Siti Maesaroh) (Puji Handoko, S.Ag)

Anda mungkin juga menyukai