BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tradisi bisa diartikan sebagai kebiasaan yang turun temurun dan menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Tradisi juga merupakan adat
atau kebiasaan dari segala sesuatu yang sudah dilakukan secara turun temurun dari
nenek moyang sampai saat ini. Tradisi hampir sama dengan budaya, hanya saja
budaya secara harfiyah memiliki arti hal-hal yang berkaitan dengan fikiran dan
adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya, yang turun-temurun dari nenek moyang,
ada pula yang menginformasikan, bahwa tradisi berasal dari kata traditium yaitu
segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang.2
Tradisi juga biasanya tidak lepas kaitannya dengan agama terlebih agama
Islam itu sendiri memiliki hukum-hukum atau syari‟at yang tidak boleh dilanggar.
karena itu banyak sekali tradisi yang dianggap masyarakat melenceng dari nilai
agama dan ada pula tradisi yang dianggap memilki nilai agama yang baik.
1
Khadziq, Islam dan Budaya Lokal (Yogyakarta:Teras,2009), hlm.28
2
Thonthowi, “Pendidikan Dan Tradisi (Menakar Tradisi Pendidikan Pesantren)”. 2008
Tadrîs”. Vol 3.
2
buruk atau pun sebaliknya, selagi tradisi tersebut mengandung nilai yang baik
maka nilai tersebut dapat kita jaga dan pelihara, serta mengambil nilai yang baru
yang lebih baik, dengan meninggalkan nilai yang dianggap tidak baik. Maka
tentunya pada saat berbicara seperti ini kita sebaiknya kembali kepada keyakinan
kita yang ajarannya sudah pasti dan tidak diragukan lagi kebenarannya yaitu
pendidikan agama Islam. Sebagai penyaring atau pembeda antara nilai tradisi
Dalam agama islam istilah adat disebut juga ‘urf. ‘Urf sendiri dalam islam
dibagi menjadi dua yaitu al-‘urf al-shahih (sah) dan al-‘urf al-fasid (rusak/batal)
bertentangan dengan nash (al-Qur’an atau Hadits) tidak membawa mudharat dan
tidak pula menghilangkan ke maslahatan. Dalam hal ini ‘urf ini tidak mengubah
yang haram menjadi halal ataupun sebaliknya. Sedangkan al-‘urf al-fasid ialah
pembinaan anak. Anak bukan sekedar buah hati, pelengkap kebahagiaan atau
hanya menyambung keturunan. Lebih dari itu, anak adalah harapan yang dapat
3
Iwan Hermawan, Ushul Fiqh Metode Kajian Hukum Islam, (Kuningan: Hidayatul Qur’an,
2019) h. 102-103.
3
Islam di muka bumi ini, anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah SWT.
kepada orang tuanya. Karena itu, orang tua harus menjaga dan memelihara
amanah yang diberikan Allah SWT. kehadiran seorang anak harus dipersiapkan
sedemikian rupa oleh orang tuanya. Tidak cukup hanya dengan ucapan syukur,
memberinya nama yang indah dan sebagainya tetapi juga tidak kalah pentingnya
adalah pembinaan yang Islami sehingga ia dapat berkembang sesuai dengan nilai-
كلمولوديولدعلىالفطرةفأبواهيهودانهأوينصرانهأويمجسانه
()رواه البخاريوالمسلم
Artinya: “Setiap anak terlahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang
akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi” (HR. Bukhari dan Muslim). 4
Berdasarkan hadits di atas dapat di kemukakan bahwa setiap anak yang lahir
dalam keadaan fitrah. Kemudian faktor yang paling dominan yang mempengaruhi
pembentukan orientasi hidupnya dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga,
disambut dengan baik dan kemudian dirawat dan diasuh agar menjadi seorang
muslim yang taat dan saleh. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal yang
4
1Al-Marhum As-Sayyid Al-Hasyimi. Muhtarul Hadits An-Nabawiyah. Cet. 6., h. 156.
4
Pada pelaksanaan upacara ini biasanya para pemuka agama setempat akan
hadir dan membacakan doa-doa. Si kecil digendong bapak atau kakeknya akan
digunting rambutnya oleh semua yang hadir dengan cara mencelupkan gunting
terlebih dahulu ke dalam air kembang 7 rupa sebelum menggunting beberapa helai
rambut si kecil. Potongan rambut diletakkan di dalam kelapa hijau yang telah
pada bajunya, beberapa hari kemudian barulah rambut bayi dicukur habis.
Dari contoh pelaksanaan acara tersebut sangat jelas bahwa ternyata Tradisi
Memasukan Rambut ke Dalam Kelapa di desa Genting Tanah ini sangat penting
desa ini belum mengetahui makna yang terkandung dalam acara memasukan
rambut bayi kedalam kelapa ini. Dari pernyataan tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti lebih lanjut dan mengaitkannya kepada agama Islam apakah sebenarnya
Rambut Kedalam Kelapa. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tradisi
5
Departemen Agama, Pembinaan Keluarga Pra Sakinah dan Sakinah I, (Jakarta:Direktorat
Jenderal, 2003), hal. 53.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, yang menjadi pokok masalah yang akan
C. Tujuan Penelitian
Tanah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Prakktis
Memasukan Rambut Kedalam Kelapa, selain dari pada itu ini sebagai salah satu
syarat untuk mendapat gelar S-1 di perguruan tinggi Universitas Islam Negri
E. Penegasan Istilah
Terhadap Tradisi Memasukan Rambut Kedalam Kelapa dalam Adat Kutai di Desa
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal,
6
Ad Topa, skripsi, Tradisi Tembus Kembang Mayang dalam pernikahan Adat Jawa di Desa
Sidodadi Kecamatan Maliku Kabupaten Pulamg Pisau (Ditinjau dari Filsafat Hukum Islam,
(Institus Islam Negeri Palangkaraya Tahun 2020).
7
KBBI Online Daring “Arti Kata Filsafat Menurut KBBI”, dalam https:kbbi.web.id/filsafat.
Diaksas 25 November 2021
7
berdasarkan pikiran belaka. 8 Jadi dalam hal ini mencari makna-makna yang
4. Tradisi menurut Kanus Besar Bahasa Indonesia yaitu adat kebiasaan turun-
5. Dalam bahasa kutai disebut memasukan rambut kedalam kelapa, yakni suatu
tradisi yang mana ketika melakukan aqiqah, rambut seorang anak digunting
F. Kajian Pustaka
penelitian ini, maka dilakukan review terhadap beberapa literatur yang ada
Skripsi yang diulis oleh Zairi Amrullah dengan judul ”Tradisi Cukuran Bayi
8
Nunu Burhanuddin,Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia Group,2018), h.2-3.
9
KBBI Online Daring “Arti Kata Hukum Menurut KBBI”, dalam https:kbbi.web.id/hukum.
Diakses 25 November 2021
10
KBBI Online Daring “Arti Tradisi Menurut KBBI”, dalam https:kbbi.web.id/tradisi.
Diakses 30 September 2021
11
Zairi Amrullah, Skripsi, Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Seberang Kota Jambi
Menurut Islam, (UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2018)
8
nilai yang telah dilakukan secara turun temurun, sehingga apapun kepercayaan
yang di anut di Indonesia, hal ini tetap dilakukan. Namun nilai-nilai tersebut
jangan menyimpang dari ajaran Islam bahkan tidak diatur dalam Al Quran dan as
Sunnah.
Dari skripsi diatas terdapat persamaan dengan penulis dari segi objeknya,
perbedaan dengan skripsi diatas adalah tempat daerah penelitian. Serta penulis
Terhadap Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Berzanji Di Desa Air Teras
Kecamatan Talo Kabupaten Seluma”.12 pada skripsi ini membahas tentang tradisi
Barzanji pada acara pencukuran rambut bayi memiliki nilai pendidikan Islam
acara. Nilai penidikan akhlak tersebut berupa, akhlak kepada Allah, akhlak kepada
Dari skripsi diatas terdapat persamaan penulis dari segi objeknya, yaitu pada
pencukuran rambut bayi. Adapun perbedannya terletak pada lokasi penelitian dan
ingin pergi ditawari makan dan minum tetapi tidak mengindahkan, maka akan
tertimpa musibah). Persamaan penelitian ini yaitu: tema yang diangkat yaitu
perbedaannya, pertama yaitu dari segi objeknya dan yang kedua dari tempat
daerah penelitian.
G. Sitematika Penulisan
pembaca maka penulis mencoba menguraikan secara sistematis yang terdiri dari
lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang terperinci sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
dan sistematika penelitian. Pada bagian ini peneliti akan menentukan arah tulisan
Bab II landasan teori bab ini sebagai awal pembahasan yang akan
membahas mengenai konsep teori yang ada dan berhubungan dengan pokok
pembahasan tentang mengenai adat istiadat (‘urf) yang berisi tentang: (pengertian
‘urf, dasar hukum ‘urf, kedudukan ‘urf dalam hukum Islam, dan macam-macam
‘urf yang ditinjau dari segi objeknya, cakupannya, dan keabsahannya dalam
13
Miftaqul Huda, Skripsi, Kepercayaan Masyarakat Kelurahan Mangkurawang
Kecamatan Tenggarong Tentang Kepuhunan dalam Perspektif Tokoh Agama, (Institut Agama
Islam Negeri Samarinda tahun 2020).
10
pandangan syara’. Bab ini sebagai awal pembahasan, yakni memuat teori-teori
Bab III berisi metode penelitian mengenai jenis penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, sumber data yang terdiri dari data primer dan data sekunder, teknik
pembahasan penelitian. Bab yang berisi tentang temuan hasil penelitian dan secara
garis besar membahas tinjauan filsafat hukum islam terhadap tradisi memasukan
Bab V merupakan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-