Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN URF TERHADAP TRADISI

MAPACCI DALAM PRA-PERNIKAHAN ADAT BUGIS


( Studi pada Masyarakat Desa Punggur, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaben Kuburaya)

OLEH:

NURUL FAJRIYAH
NIM: 12012041

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


(AHWAL SYAKHSHIYYAH)
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
1443 H/ 2023 M
A.Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum, yang berlalu bagi semua makhluknya,
baik pada manusia, hewan, bahkan tumbuhan.inilah cara yang dipilih oleh allah SWT. Dibawah
naungan kegembiraan dan kecintaan allah SWT, sebagai salah satu cara agar manusia memiliki
keturunan dan keluarga yang sah untuk melestarikan hidupnya.
Perkawinan menurut islam bukan hanya berbicara tentang hubungan pria dan wanita
yang diakui secara sah secara agama dan hukum negara, dan bukan hanya berbicara kebutuhan
biologis laki-laki dan perempuan saja, tetapi pernikahan dalam Islam sangat erat kaitannya
dengan kondisi jiwa manusia, kerohanian (lahir dan batin), nilai-nilai kemanusian, dan adanya
suatu kebenaran.
Sebagaimana kita ketahui dalam pelaksanaan perkawinan atau sebelum perkawinan pasti
memiliki cara-cara yang berbeda berdasarkan adat maupun tradisi pada masing-masing suku.
Begitu pula pada masyarakat bugis merupakan salah satu suku yang mempertahankan budaya
adat istiadatnya. Suku bugis ini sangat mempercayai nilai-nilai adat pada aturan baku yang
mengatur segala sesuatu yang terjadi dibumi maupun segala sesuatu yang dilakukan manusia,
Termasuk juga dalam kegiatan Pra-perkawinan.
Bagitu juga pada masyarakat Punggur yang bersuku bugis memiliki tradisi (pada malam
hari) sebelum hari H menjelang pernikahan. Kedua mempelai yang berdarah asli bugis
diharuskan melalukan tradisi ini, prosesi pertama yang dilakukan adalah penjemputan mempelai
atau yang biasa disebut padduppa dalam adat Bugis untuk menuju pelaminan. Saat calon
pengantin secara berdampigan sudah berada di pelaminan, pengantin akan dipersilahkan duduk.
Kemudian kedua mempelai untuk melakukan prosesi adat Bugis yaitu meletakan daun
pacci/pacar ke tangan calon pengantin.
Kemudian prosesi Mappacci pernikahan adat Bugis dimulai dengan perlengkapan yang
telah disiapkan sebelumnya, seperti:
-Sebuah bantal atau pengalas kepala yang diletakkan di depan calon pengantin
-Sarung sutera 7 lembar yang disusun di atas bantal.
-Pucuk daun pisang yang diletakan diatas bantal
-Di atas pucuk daun pisang diletakkan pula daun nangka sebanyak 7 atau 9 lembar
-Sebuah piring yang berisi wenno, yaitu beras yang disangrai hingga mengembang
-Patti atau lilin
-Daun pacar atau pacci
Peletakan daun pacci ke tangan calon pengantin dilakukan oleh bergiliran biasanya
dimulai dari orang tua calon pengantin, lalu dilanjutkan kepada orang-orang yang memiliki
kehidupan rumah tangga yang bahagia. Dengan harapan sang pengantin dikemudian hari bisa
memiliki keluarga yang bahagia juga seperti para penaruh daun pacci
Masing-masing dari perlengkapan ini dipercayai memiliki makna atau filosofi baik.
Tradisi tersebut oleh masyarakat Bugis di Desa Punggur di kenal dengan istilah mappacci asumsi
masyarakat terhadap tradisi mappacci salah satu tahap prosesi pernikahan yang mengandung
simbol- simbol dengan tujuan membersihkan jiwa dan raga calon pengantin sebelum memasuki
bahtera rumah tangga.
Dalam pandangan islam tradisi yang dilakukan oleh kelompok dikenal dengan istilah urf.
Urf adalah istilah islam yang dimaknai sebagai adat istiadat yang diwariskan turun temurun dari
senerasi kegenerasi, Dari aspek keabsahan urf menurut Al-tayyib khudri al-sayyid dibagi
menjadi 2 yaitu ada Urf shahih dan juga Urf safid.
Dari gambaran latar belakang diatas, nampaknya bahwa masyarakat desa punggur masih
memegang erat tradisi adat bugis. Hal tersebut menarik penulis untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul “TINJAUAN URF TERHADAP TRADISI MAPACCI DALAM
PRA-PERNIKAHAN ADAT BUGIS”

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana praktek dan filosofi tradisi mapacci pada pra-pernikahan masyarakat bugis di
Desa Punggur?
2. Bagaimana tinjauan urf pada tradisi mapacci pra-pernikahan masyarakat bugis di Desa
Punggur?

Anda mungkin juga menyukai