Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Budaya Nusantara

PELAKSANAAN PERNIKAHAN DAN TRADISI BARALEK MASYARAKAT


MINANGKABAU DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Fakhrul Haq1
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Email: fakhrulbkn10s@gmail.com
Yulfira Riza2
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Email: yulfirariza@uinib.ac.id

ABSTRACT
In Indonesia, there are many diverse cultures. Every custom in Indonesia must have differences. For
example, Dayak and Minangkabau customs, both have differences. In terms of marriage, the Dayak at
the end of the marriage holds a tradition of dismantling the tengkalang, which is unpacking the
luggage. While the wedding tradition in Minangkabau is the baralek tradition, the baralek tradition is
the tradition most often held by the Minangkabau people such as house building events, the
appointment of a leader, and more precisely, Minangkabau traditional wedding receptions. The party
or term from the Minangkabau community, namely baralek is not only associated with marriage,
there is the term baralek aqiqah, batagak gala, which is the event of giving a title to the marapulai
(bridegroom) who is about to get married. Each area in Minangkabau has a different form in
carrying out the baralek tradition. The purpose of this article is to explain how marriage and the
baralek tradition in Minangkabau work. This research uses the library method. The results of this
study explain the baralek tradition and minor traditions before the baralek event is held by the
Minangkabau community.
Keywords: Minangkabau People’s Marriage and Baralek Tradition

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya dengan lokal yang ada di Indonesia. Tradisi adalah
sumber daya alam, memiliki banyak suku, suatu kebiasaan dalam bentuk perbuatan
bangsa, tradisi, dan budaya-budaya di yang dilakukan secara berulang-ulang
setiap daerahnya. Tradisi yang ada di dengan cara yang sama. Tradisi juga
Indonesia terkadang membuat masyarakat dikatakan sebagai sebuah warisan turun-
asing tertarik untuk melihatnya dan ada temurun yang berasal dari nenek moyang di
yang ingin untuk mempelajari tradisi-tradisi setiap daerah yang ada di Indonesia.

1
Berbagai bentuk tradisi yang ada di daerah sudah matang dan mapan. ”Dalam adat dan
Indonesia seperti, tradisi baralek di budaya Minangkabau, perkawinan
Minangkabau, tradisi tabuik di merupakan salah satu peristiwa penting
Minangkabau, tradisi balimau kasai di Riau, dalam siklus kehidupan dan merupakan
tradisi kebo-keboan di Jawa Timur, tradisi masa peralihan yang sangat berarti dalam
potong jari di Papua, dan masih banyak lagi membentuk kelompok kecil keluarga baru
tradisi yang ada di Indonesia. penerus keterunan” (Asmaniar, 2018)
Tradisi baralek yang ada di Minangkabau Dalam adat Minangkabau sebelum
adalah sebuah tradisi yang paling sering pernikahan dilaksanakan, maka kita harus
dilakukan oleh Masyarakat Minangkabau, mengetahui apakah pasangan kita tersebut
yang dilakukan ketika adanya acara satu suku atau tidak. Dalam adat
pernikahan, tetapi tradisi baralek tidak Minangkabau pernikahan sesuku dilarang
hanya berkaitan dengan acara pernikahan, karena masyarakat Minangkabau
ada juga tradisi baralek lain seperti tradisi memandang bahwa hubungan sesuku itu
baralek aqiqah, tradisi batagak gala, dan termasuk kedalam hubungan keluarga. Bagi
lainnya. Tradisi baralek adalah tradisi yang masyarakat Minangkabau yang melanggar
diturunkan secara turun-temurun dari nenek aturan ini akan dikenakan sanksi. Dalam
moyang Minangkabau. “pelaksanaan acara masyarakat Minangkabau pernikahan
baralek sebelum akad nikah ini merupakan sesuku dapat merusak keturunan dan orang
warisan dari nenek moyang yang sudah yang sudah melakukan pernikahan sesuku
dilaksanakan secara turun-temurun dari akan mendapatkan sanksi dan jika belum
satu generasi ke generasi selanjutnya” terjadi, maka para mamak dan datuk akan
(Nofrianti & Afdayeni, 2018). menasehati kedua para pasangan tersebut
Dalam adat Minangkabau pernikahan agar dapat membatalkan pernikahan
merupakan salah satu peristiwa yang paling mereka. Ada orang yang bertanya bahwa
penting dalam kehidupan. Pernikahan itu dalam Islam pernikahan sesuku tidak
sendiri juga dapat membentuk keterunan dilarang, tetapi dalam adat Minangkabau
dan keturunan tersebut bisa menjadi pernikahan sesuku dilarang, apakah itu
penerus serta pernikahan juga menjadi melanggar apa yang telah ditetapkan oleh
proses terbentuknya keluarga kecil. agama Islam? Bagi masyarakat
Pernikahan merupakan salah satu hal yang Minangkabau itu tidak melanggar ajaran
tidak dapat dianggap remeh, dimana pihak agama Islam, karena dari segi kesehatan
laki-laki harus mempunyai mental yang jika orang yang melakukan pernikahan

2
dalam satu darah maka dapat merusak mempertemukan kedua orang tua mereka
keturunan. “Dalam adat Minangkabau, dan pihak keluarga untuk
pernikahan sesuku itu sangat dilarang, memperbincangkan tentang pernikahan dan
karena dapat memecah keturunan mereka, baralek.
tetapi adat yang dimaksud disini jika Pernikahan adalah anugerah terindah yang
mereka berada di suku yang sama dengan diberikan oleh Allah Swt kepada hambanya.
datuk (kepala suku) yang sama. Dalam Pernikahan mempunyai hukum yang
sistem matrilineal, biasanya jika ada yang berbeda-beda, hukum pernikahan bisa
menikah sesuku maka para mamak (paman) menjadi halal, sunnah, haram, makruh,
dan datuk akan menasehati untuk mubah dan itu semua tergantung
membatalkan pernikahan tersebut. Selain bagaimana niat seseorang untuk menikah.
itu, pernikahan sesuku sangat erat dengan Pernikahan mempunyai beberapa yakni,
aturan-aturan yang lainnya, seperti halnya pertama dapat memenuhi sunnah
akan terjadi masalah dalam pembagian Rasulullah. Pernikahan adalah hal yang
harta pusaka tinggi (harta turun-temurun diharuskan oleh Rasulullah ketika
dari nenek moyang) jika ada yang menikah seseorang telah sanggup untuk menikah.
sesuku, dan adat Minangkabau ini mencoba Kedua dapat meneruskan keturunan. Ketiga
untuk mencari kemaslahatan umum, karena memberikan rasa kedamaian kedalam
jika seorang menikah dengan orang yang pasangan yang telah menikah, dimana
masih dekat tali darahnya akan menjadi pernikahan itu membuat hati seseorang
pergunjingan banyak warga disekitarnya, merasa nyaman, mandiri dalam hal apapun.
karena ini merupakan suatu aib besar bagi Keempat untuk memenuhi syahwat.
keluarga. Jika melanggar peraturan ini “Pernikahan adalah salah satu media untuk
maka konsekuensinya harus diusir dari mengembangkan keturunan dan penyaluran
kampungnya dan keluar dari suku itu serta insting untuk melakukan relasi seksual.
tidak diikutkan dalam kegiatan adat. Untuk itu Allah telah memberikan aturan-
Pernikahan ini disebut sebagai sistem aturan dan batasan-batasan untuk menjamin
pernikahan eksogami (dimana seseorang agar pernikahan itu bisa dicapai oleh setiap
harus menikah dengan orang yang berada orang” (Atabik & Mudhiiah, 2016).
diluar sukunya)” (Herviani, 2019). Ketika Bagi masyarakat Minangkabau pernikahan
pasangan tersebut telah mengetahui apakah itu bukan hanya untuk main-main,
mereka satu suku atau tidak dan jika tidak seseorang yang ingin harus memiliki
satu suku maka selanjutnya mereka akan mental yang kuat, apalagi seorang laki-laki

3
karena ialah yang akan menjadi imamnya Tradisi baralek biasanya dilakukan dengan
perempuan. Seorang suami itu harus acara makan bersama sebagai tanda syukur
mempunyai kesiapan mental yang kuat kepada tuhan, ada juga tradisi kecil
bahwa dia akan menanggung dan sebelum baralek yaitu tradisi minum kopi.
bertanggung jawab terhadap kehidupan dari Tradisi minum kopi biasanya dilakukan
istrinya yang sebelumnya adalah tanggup oleh masyarakat di bagian Pesisir Selatan
jawab dari orang tuanya. Inilah alasan seperti daerah Kecamatan Sago, Kecamatan
dalam masyarakat Minangkabau bahwa Bayang, dan wilayah bagian Pesisir Selatan
pernikahan bukan hal yang dapat lainnya. Tradisi minum kopi biasanya
dipermainkan. Pada penelitian ini penulis diadakan oleh keluarga calon pengantin dan
menggunakan jenis penelitian yang berupa masyarakat yang berada di lingkungan
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah sekitarnya juga diundang kerumah calon
studi yang digunakan untuk mengumpulkan pengantin tersebut. Adapun keluarga calon
informasi dan data dengan bantuan buku, pengantin mengajak masyarakat sekitar
artikel ilmiah yang ada di jurnal. Adapun untuk acara minum kopi dengan memakai
manfaat dari metode kepustakaan yakni undangan dan yang diundang adalah kaum
sebagai bahan untuk mencari referensi laki-laki. Para bapak-bapak tersebut datang
dalam membuat suatu karya ilmiah. kerumah calon pengantin untuk berunding
Sesuai dengan judul yang penulis angkat tentang rencana dan biaya pernikahan atau
yaitu menjelaskan tentang pernikahan dan pesta. Para bapak ini juga ikut iuran agar
tradisi baralek, serta menjelaskan tentang dapat membantu acara calon pengantin. “Di
tahapan-tahapan pernikahan dalam adat dalam tradisi minum kopi terdapat tiga
Minangkabau Minangkabau yang ada di makna yang ditemukan dalam penelitian ini.
Pesisir Selatan. Dalam mengumpulkan Pertama memaksimalkan peranan laki-laki
informasi dan data penulis membaca khususnya niniak mamak dalam
berbagai sumber dari artikel tentang mempersiapkan acara pernikahan anak
pernikahan dan tradisi baralek masyarakat kemenakan.
Minangkabau. Dalam pelaksanaan tradisi minum kopi,
niniak mamak diundang untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mendapatkan informasi kapan anak
Tradisi baralek ini biasanya dilakukan oleh kemenakannya akan melangsungkan pesta
masyarakat Minangkabau sebelum acara pernikahan. Biasanya upacara pernikahan
akad berlangsung atau sesudah acara akad. ditetapkan satu sampai dua minggu setelah

4
tradisi minum kopi dilaksanakan. mempererat hubungan kekeluargaan dan
Mengingat waktu yang sudah dekat dengan silaturahmi antar warga desa. “Mempererat
hari H, maka melalui tradisi minum kopi silaturahmi antar masyarakat khususnya
inilah kaum laki-laki diajak berpatisipasi kaum laki-laki di Nagari. Mereka bisa
baik moril maupun materil guna berkumpul dan memberi iniformasi
mensukseskan upacara pernikahan. Setiap mengenai keadaan Nagari” (Maisara &
lak-laki yang datang, biasanya secara Dewi, 2021).
sukarela hadir dan memberikan sedikit Pakaian para pengantin masyarakat
sumbangan uang” (Maisara & Dewi, 2021). Minangkabau dalam acara baralek,
Dalam rapat ini para bapak-bapak akan biasanya mereka menggunakan pakaian
disuguhi minuman dan dihidangkan nasi Adat Minangkabau atau sesuai dengan
lamak baluo (berinti). Nasi lamak baluo ini tema dan jenis baralek yang akan
(berinti) terbuat dari kelapa parut yang dilaksanakan, sedangkan masyarakat yang
dicampur dengan gula merah yang sudah menghadiri acara baralek memakai pakaian
dihancurkan, kemudian dimasak hingga yang sederhana. “Untuk pakaian baralek
kering. Nah, inilah yang disajikan bersama perkawinan masyarakat memakai baju
nasi lamak pada acara minum kopi tersebut. kuruang basiba, memakai kodek (sarung),
Nasi lamak itu sendiri terbuat dari ketan tingkuluak kompong (sejenis kain untuk
pulut yang dimasak dengan sedikit air penutup kepala), memakai kain sandang,
hingga matang seperti nasi. Dalam rapat uncang, kalung, dan memakai selop
minum kopi ini para bapak memberikan (sandal)” (Efriani, 2021).
bantuan seikhlasnya. Namun diusahakan Bagi masyarakat Minangkabau pernikahan
dapat meringankan beban orang tua calon adalah sebuah anugerah dari tuhan,
pengantin. Dalam tradisi minum kopi ini Sebagaimana falsafah adaik basandi syarak,
ditetapkan siapa yang akan membantu syarak basandi kitabullah yang memiliki
bagian-bagian pekerjaan pada rencana makna adat bersendikan agama, agama
pernikahan dan baralek tersebut. Acara bersendikan Al-Qur’an. Filosofi hidup yang
minum kopi atau rapat biasanya selesai di pegang oleh oleh masyarakat
ketika malam sudah larut, yaitu sekitar Minangkabau menjadikan agama Islam
pukul 23:00 WIB. Hasil rapat dari tradisi sebagai satu-satunya landasan dan pedoman
minum kopi ini merupakan hasil tata pola perilaku dalam berkehidupan.
kesepakatan dan keputusan bersama. “Minangkabau menetapkan bahwa
Dalam tradisi minum kopi ini juga dapat landasan dan tatanan kehidupan masyarakat

5
adalah nilai-nilai, norma-norma adat dan menyelidiki kehidupan dan kepribadian
agama Islam yang menyeluruh dalam satu calon menantu ataupun pabesannya.
ungkapan yang berbunyi “adat basandi Pabesan adalah sebutan untuk keluarga
syarak, syarak basandi kitabullah”. Adat calon mempelai yang nantinya akan
dan syarak merupakan benteng kehidupan menjadi keluarga mereka. Dalam menyilau
di dunia dan di akhirat “(Chaniago, 2020). dapat digunakan pihak ketiga sebagai
Dalam adat Minangkabau jika telah informan yang datang dan bisa
memungkinkan usia seseorang untuk dianggapvalid. Setelah merasa ada
menikah dan ia telah punya pekerjaan yang keocokan dengan calon mempelaai dan
bisa membiayai kehidupan rumah tangga, keluarganya, maka selanjutnya ada
maka hendaklah ia segera menikah, sesuai beberapa tahapan yang harus dilaksanakan.
dengan ajaran Islam yang dijelaskan dalam Pertama mengadakan lamaran, dalam adat
surah An-Nur ayat 32 Minangkabau lamaran juga mempunyai
‫ّ كِ كُْنَا كٰ نْ حِ نْ ناااَااٰم ى اَا ا نْ كِ حُوا‬ ‫ا نكْ اَاك اٰ ِا ىٕ حِ م نْ كَِاا كِ حُ نْ كٰ نَ اَاٰ ص‬ banyak ragam dan tata caranya, walaupun
‫لح َح نْْك كِ حْ ُحَا اَ ِا اَ َي حِ نوْح نوا‬
‫ْ كِ ٖ مۗ كٰ نَ ص‬
‫ل ح ُا ن‬
‫اِ كِ نْ عْ اَا كِ عٌ اَ ص‬ sama-sama orang Minangkabau tapi tiap
Artinya: dan nikahkanlah orang-orang yang kabupatennya tidak sama dalam tata cara
masih membujang di antara kamu, dan ada pelaksanaannya. Bagi masyarakat Pesisir
juga orang-orang yang layak (menikah) Selatan yang mengadakan lamaran adalah
dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki pihak kaum laki-laki kepada pihak kaum
dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah perempuan. Dalam rombongan masyarakat
akan memberi kemampuan kepada mereka Pesisir Selatan acara lamaran dilakukan
dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas, oleh beberapa orang pihak keluarga,
maha mengetahui (QS. An-Nur: 32). mereka membawa beberapa macam
Untuk menikah dan mengadakan pesta masakan dan buah-buahan seperti kue bolu
pernikahan diperlukan perencanaan dan (kue besar), pudding pisang, dan
persiapan. Dalam adat Minangkabau ada sebagainya. Jika lamaran telah diterima
beberapa tahapan yang mesti dilakukan jika berarti acara lamaran tersebut telah selesai
telah cocok sepasang manusia untuk dilaksanakan. Kedua membuat hetongan,
membuat janji suci. Maka dalam dalam tahap ini pihak perempuan yang
pernikahan ini ada beberapa tahapan. mendatangi pihak laki-laki. Hetongan ini
Sebelum pernikahan ada acara manyilau, maksudnya memperbincangkan tahap
jadi manyilau ini dimana pihak laki-laki selanjutnya untuk mengadakan acara
ataupun pihak perempuan saling pernikahan atau pestanya, dalam tahap

6
hetongan ini yang diperbincangkan adalah perempuan dan pihak keluarga laki-laki
tanggal pernikahan atau tanggal baralek saling berbalas pantun, hingga sampailah
tersebut dilaksanakan dan dalam hajat yang dituju. Setelah acara nikah
menentukan tanggal ini harus memiliki dalam adat Pesisir Selatan sang suami tidak
persetujuan antara kedua belah pihak dan langsung tidur di rumah pihak perempuan,
kesepakatan lainnya, yang jelas dalam adat tapi ia kembali ke rumahnya bersama
Pesisir selatan ini biaya pesta ditanggung rombongan yang mengiringi untuk
masing-masing pengantin, hanya pihak mengantar nikah tersebut. Setelah melalui
perempuan yang menanggung dan tidak tahapan adat, beberapa hari kedepannya
dibebankan kepada pihak laki-laki. Tradisi baru sang suami tadi bisa tidur di rumah
baralek atau pernikahan biasanya diadakan keluarga sang istri. Tahapan pesta
di rumah pihak perempuan. “sesuai hasil pernikahan dimulai dengan penjemputan
kesepakatan sebelumnya, apabila hari yang marapulai ke rumahnya oleh pihak keluarga
telah ditetapkan sebagai hari ketika perempuan. Dengan beberapa tahapan
dilaksanakannya acara pernikahan tiba, acara dan membawa beberapa makanan
maka dilaksanakan acara pernikahan di atau siriah jo carano. Pesta pernikahan
rumah pihak perempuan” (Nofrianti & dengan menghadirkan kedua mempelai dan
Afdayeni, 2018) pihak orang tua serta para undangan yang
Di daerah Pesisir Selatan umumnya diundang oleh pihak keluarga mempelai.
pernikahan dulunya diadakan pada malam Biasanya tradisi baralek atau pernikahan
hari yaitu setelah shalat isya dan menjelang diadakan di dua tempat, yaitu di rumah
pernikahan tersebut pihak perempuan akan suami (marapulai) dan di rumah istri (anak
menjemput pihak laki-laki ke rumah dan ini daro). Dalam baralek ini berbagai macam
diberi istilah manjampuik untuak nikah. hidangan disuguhkan dan yang menjadi ciri
Dalam manjampuik ini dibawalah satu stel khas dalam hidangan ini adalah samba
jas untuk calon suami yang akan dipakai randang dan gulai cubadak, serta sambal
nantinya sewaktu nikah. Setelah pihak laki- lainnya. Para undangan yang datang ada
laki sampai ke rumah calon istri dengan yang diundang secara modern yaitu
membawa rombongan yang banyak dan menggunakan kertas undangan dan ada
pihak perempuan akan menyediakan menu juga yang diundang dengan cara
makanan untuk makan malam yang akan mamanggia (memanggil). Mamanggia ini
disantap setelah acara pernikahan. Sebelum adalah undangan yang dilakukan kepada
acara pernikahan pihak keluarga seseorang dengan mendatangkan

7
perwakilan ke rumah yang diundang matrilineal dimana garis keturunan
tersebut, biasanya yang menjadi perwakilan mengikut kepada ibu atau perempuan. Bagi
adalah tetangganya atau orang yang masih masyarakat Minangkabau terdapat istilah
mempunyai hubungan keluarga. Dalam pernikahan eksogami yakni pasangan
mamanggia ini kalau zaman dahulu, biasa tersebut tidak boleh menikah dalam satu
si tukang panggia (pemanggil) membawa suku, jadi harus diluar suku. Ada beberapa
sirih yang akan dimakan oleh orang yang sanksi yang didapati bagi orang yang
menerima undangan tersebut, tetapi zaman menikah sesuku dalam adat Minangkabau
sekarang tidak menggunakan sirih lagi seperti, orang yang menikah sesuku mereka
melainkan dengan permen. diusir dari kampungnya, orang yang
Setelah acara pesta pernikahan selesai, menikah sesuku tidak boleh mengikuti
besoknya diadakan acara maanta kegiatan adat, orang yang menikah sesuku
marapulai, baru setelah itu marapulai atau juga dipandang buruk oleh masyarakat
atau pengantin pria bisa tidur bersama Minangkabau bahkan tempat duduk mereka
mempelai Wanita. yang mereka duduki akan dicuci, nah
begitu buruknya orang yang menikah
PENUTUP sesuku dalam adat Minangkabau. Sebelum
Negara Indonesia memiliki banyak budaya lanjut ketahap yang lebih serius, sebaiknya
dan tradisi di setiap daerahnya. Salah harus mengetahui atau menanyakan kepada
satunya adalah tradisi yang ada di pasangan yang hendak dinikahi apakah
Minangkabau. Tradisi yang ada di pasangan kita tersebut satu suku atau tidak.
Minangkabau seperti tradisi baralek, tradisi Para mamak dan datuk akan menasehati
tabuik, tradisi batagak gala, dan tradisi jika terdapat pasangan yang telah terlanjur
lainnya. Tradisi baralek adalah tradisi yang menikah sesuku, para mamak dan datuk
dilakukan sebelum acara akad pernikahan. akan menanyakan kepada pasangan
Pernikahan dalam adat Minangkabau tersebut apakah mereka mau melakukan
merupakan suatu hal yang tidak dapat pembatalan pernikahan atau menerima
dipermainkan, jadi para pasangan hendak sanksi yang telah ditetapkan oleh adat
menikah, mereka harus mempunyai Minangkabau. Nah setelah mengetahui
kesiapan mental yang sudah matang. Ada apakah pasangan kita satu suku atau tidak
larangan dalam adat Minangkabau yaitu maka ada beberapa tahapan yang harus
tentang pernikahan sesuku. Masyarakat dilaksanakan dalam pernikahan yang ada di
Minangkabau menggunakan sistem Minangkabau Seperti tradisi minum kopi,

8
maminang (meminang), membuat hetongan, Setelah melalui tahapan adat, beberapa hari
dan lainnya. Tradisi minum kopi ini adalah kedepannya baru sang suami bisa tidur di
tradisi yang dilakukan untuk rumah keluarga sang istri.
memperbincangkan tentang biaya
pernikahan dan menetapkan siapa yang DAFTAR PUSTAKA
akan membantu bagian-bagian pekerjaan Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 32
pada rencana pernikahan. Biasanya dalam Asmaniar. (2018). Perkawinan Adat
tradisi minum kopi yang diundang adalah Minangkabau. Jurnal Binamulia Hukum,
kaum bapak-bapak. Setelah selesai maka 7(2), 132.
selanjutnya melaksanakan acara maminang Chaniago, P. (2020, Juli-Desember).
(meminang). Dalam acara meminang di Dakwah Berbasis Konten Lokal: Analisis
Kabupaten Pesisir Selatan diikut sertakatan Ceramah Adat Basandi Syarak, Syarak
beberapa orang pihak keluarga dan mereka Basandi Kitabullah. Jurnal Ilmiah Syiar,
membawa beberapa macam masakan dan 20(2), 178.
buah-buahan. Jika lamaran telah diterima Efriani, R. (2021). Aturan Pakaian untuk
maka acara selanjutnya adalah membuat Menghadiri Baralek Perkawinan Bagi
hetongan, dimana pihak keluarga Wanita di Kenagarian VII Koto Talago
perempuan yang mendatangi pihak Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
keluarga laki-laki. Hetongan ini Kota. Journal of Home Economics and
dilaksanakan untuk memperbincangkan Tourism, 15(2), 4.
tanggal pernikahan, tanggal pesta dan biaya Herviani, F. (2019). Larangan Menikah
pernikahan. Jika telah selesai dalam acara Sesuku dalam adat Minangkabau Prespektif
pelaksanaan hetongan, maka pihak laki-laki Saddu Al-Dzari'ah: Studi di Nagari Lareh
dan pihak perempuan menuggu sampai hari Nan Panjang Kota Padang Panjang.
pelaksanaan pernikahan yang telah SAKINA: Journal of Family Studies, 3(2),
ditetapkan tanggal pernikahannya. Ketika 2.
pihak laki-laki dan pihak perempuan telah Maisara, M., & Dewi, S. F. (2021). Tradisi
selesai ijab Kabul, berarti mereka telah Minum Kopi Sebagai Rangkaian Acara
menjadi pasangan suami istri yang sah. Pernikahan di Kenagarian Kapelgam
Setelah acara nikah dalam adat Pesisir Kecamatan Bayang Pesisir Selatan. Journal
Selatan sang suami tidak langsung tidur di of Civic Education, 4(1), 4.
rumah pihak istri, tapi sang suami kembali Nofrianti, M., & Afdayeni, M. (2018).
bersama rombongan pihak keluarga. Baralek Sebelum Akad NIkah di Kampung

9
Akat Nagari Kambang Utara Kecamatan
Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
(Tinjauan Historis Antropologis). Alfuad:
Jurnal Ilmiah Sosial Keagamaan, 2(2), 23.
Atabik, A., & Mudhiiah, K. (2016).
Pernikahan dan Hikmahnya
Perspektif Hukum Islam. YUDISIA:
Jurnal Pemikiran Hukum dan
Hukum Islam, 5(2), 300.

10

Anda mungkin juga menyukai