Anda di halaman 1dari 25

-+LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Muhammad Jakaria Ramli

NIM : 19.01.01.27
Program Studi : Hukum Keluarga Islam

Judul Skripsi : Analisis Tradisi Bajapuik Pada Adat Pernikahan


Suku Padang Perspektik Hukum Adat Di Indonesia
Dan Relevansi Dalam Kompilasi Hukum Islam

Berdasarkan pertimbangan pembimbing dan penilai Subjekrif terkait


Skripsi yang bersangkut, maka pembimbing skripsi atas nama tersebut
dinyatakan layak untuk diujikan dalam Ujian Proposal Skripsi di Sekolah
Tinggi Ilmu Syriah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithorieq

Tangerang, 03 Januari 2022

Pembimbing Akademik I Ka.prodi Hukum Keluarga Islam

Ecep Ishak Fariduddin,MA Ahmad Suhendra, M.Hum

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUl
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................i
DAFTAR ISI................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Identifikasi Masalah.................................................................
C. Batasan Masalah......................................................................3
D. Rumusan Masalah....................................................................4
E. Tujuan Penelitian.....................................................................5
F. Manfaat peneitian....................................................................5
G. Kajian pustaka terdahulu yang relevan....................................7
H. Metodologi Penelitian..............................................................11
I. Sistematika Penulisan..............................................................12
J. Daftar pustaka..........................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seluruh manusia memiliki adat serta istiadat Bangsa Indonesia
mempunyai banyak etnis yang tersebar di segala daerah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Tiap-tiap tersebut mempunyai adat-istiadat
serta kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Perbandingan tersebut
terjalin sebab keadaan alam serta keadaan sosial warga Indonesia.
Dimana sesuatu warga mempunyai sesuatu kebudayaan yang
diwariskan secara turun-temurun generasi kepada berikutnya 1.
Kebudayaan padang kerap lebih diketahui selaku wujud dari pada
selaku wujud negeri ataupun kerajaan yang sempat terdapat dalam
sejarah. Perihal itu bisa jadi sebab dalam catatan sejarah yang bisa
ditemukan cumalah perihal pergantian nama kerajaan yang memahami
daerah itu. Tidak terdapat sesuatu catatan yang bisa berikan petunjuk
tentang sistem pemerintahan yang demokratis dengan masyarakatnya
yang ber-stelsel matrilineal dan tidak terdapat catatan sejarah kelahiran
sistem matrilineal ini sebagaimana yang diketahui orang semacam saat
ini.2
Kebudayaan padang kerap lebih diketahui sebagai bentuk dari
pada selaku bentuk negeri ataupun kerajaan yang sempat terdapat
dalam sejarah. Perihal itu bisa jadi sebab dalam catatan sejarah yang
bisa ditemukan cumalah perihal pergantian nama kerajaan yang
memahami daerah itu. Tidak terdapat sesuatu catatan yang bisa berikan
petunjuk tentang sistem pemerintahan yang demokratis dengan
masyarakatnya yang ber-stelsel matrilineal dan tidak terdapat catatan
sejarah kelahiran sistem matrilineal ini sebagaimana yang diketahui
orang semacam saat ini.3
Di dalam hukum islam pernikahan merupakan satu anjuran untuk
kalangan muslimin. Perihal ini diatur dalam undang-undang dasar
Nomor. 1 Tahun 1974 tentang pernikahan, serta Intruksi presiden
Nomor. 1 Tahun 1991 pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara
1
Siombo, Marhaeni Ria, and M. Si SH. "Asas–asas Hukum Adat." (2016).
2
Prayogi, Ryan, and Endang Danial. "Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada
Suku Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten
Rokan Hulu Provinsi Riau." Humanika 23.1 (2016): 61-79.
3
. Mahdayenidan Ahmad Syukri Saleh. "Manusia dan Kebudayaan (Manusia
dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban,
Manusia dan Sumber Penghidupan)." Tabir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 7.2
(2019): 154-165.

3
seseorang laki-laki dan seseorang perempuan selaku suami istri dengan
tujuan buat membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan
kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa.4 Begitu jelas islam
menjelaskan tentang hakekat dan arti penting perkawinan, bahkan
dalam beberapa Undang-undang masalah perkawinan diatur secara
khusus. Seperti, Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan
, Kompilasi Hukum Islam, Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 dan
lain-lain.
Dalam pengertian populernya perkawinan adalah akad yang
memberikan Faedah hukum kebolehan keluarga (suami dan istri)
antara pria dan wanita mengadakan tolong menolong dan memberi
batas hal bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-
masing. Menurut A.A. Navis, adat daerah padang lebih kepada kultur
etnis dari suatu rumpun melayu yang tumbuh dan besar karena sistem
monarki serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan
sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal,
walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam.
Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut
matrilineal terbesar di dunia.5Sistem adat padang yang unik itu
semakin unik khas bila dihubungkan dengan islam. Menurut filsafat
hidup padang, tidak ada pertentangan antara adat dan agama.6
Keduanya berjalan seiring tanpa harus terlibat konflik, karena
adat sebagai institusi kebudayaan masyarakat mendapat posisi yang
selaras dan harmoni dengan agama. Hubungan adat dan agama yang
demikian itu dengan indah diungkapkan dalam pepatah; “Adat basandi
syara, syara basandi kitabullah syara mangato adat memakai camin nan
tindak kabua, palito nan tidak padam”. (Adat bersendi syara” besendi
kitabullah syara menyatakan adat mengejewantahkan cermin yang
tidak buram, pelita yang tidak padam).
Dalam adat budaya Padang, perkawinan merupakan salah satu
peristiwa penting dalam siklus kehidupan dan merupakan masa
peralihan yang sangat berarti dalam membentuk kelompok kecil
keluarga baru penerus keturunan. Bagi lelaki Minang, perkawinan juga
menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yaitu pihak keluarga
istrinya. Sementara bagi keluarga pihak istri, menjadi salah satu proses

4
Zamroni, M. Prinsip-Prinsip Hukum Pencatatan Perkawinan di Indonesia.
Media Sahabat Cendekia, 2019.
5
Alif, Muhammad. "Komunikasi antar budaya dalam pernikahan adat
Minangkabau di kota Banjarbaru." Metacommunication studies 1.1 (2016).
6
Ismail, Ismail. "Akulturasi Hukum Kewarisan Islam dengan Hukum
Kewarisan Adat Minangkabau." Al Hurriyah: Jurnal Hukum Islam 2.1 (2017): 57-68.

4
dalam penambahan anggota di komunitas Rumah Gadang mereka.7
Minangkabau dalam sistem perkawinan dikota pariaman, sumatera
barat menyatakan tradisi pernikahan (penjemputan) atau persesi
membawa laki-laki oleh pihak perempuan dengan menggunakan
sejumlah uang tetapi tradisi mereka ini tidak melanggar hukum islam,
dalam islam tidak ada dibahas secara detail tentang uang jemputan,
oleh karena itu termasuk dalam fiqih kontemporer atau diluar fiqih
islam tradisi pernikahan bajapuik di kota pariaman lebih mengacu
kepada adat istiadat serta tidak ada kaitannya dengan agama. 8 Uang
dalam tradisi jemputan yang ada dikota pariaman dan kabupaten
padang pariaman merupakan kesepakatan kedua saling pihak sehingga
lebih mengacu kepada salah tahapan proses perkawinan dalam tradisi
adat Minangkabau yang ada di Kota Pariaman, Kabupaten Padang
Pariaman dan Kota Padang.9Masyarakat secara umum memahami
bahwa tradisi pernikahan bajapuik di daerah Pariaman dan Padang
sama sekali tidak bertolak belakang dengan agama Islam.
Terkait dengan sejumlah uang dalam tradisi bajapuik tersebut
juga berpatokan kepada kesanggupan seseorang untuk memulai
kehidupan baru. Perkawinan dengan tradisi bajapuik merupakan suatu
kearifan lokal di Pariaman yang perlu dijaga dan dilindungi di tengah
kemajuan zaman pada saat ini. Menurut Van Peursen tradisi
merupakan proses perwarisan atau penerusan norma-norma, adat
istiadat, kaidah-kaidah, harta-harta. Tradisi bajapuik merupakan sistem
perkawinan masyarakat sejak dulu sampai sekarang, Ciri spesifik
dalam tradisi bajapuik adalah laki-laki dijemput dengan sejumlah uang
atau benda. Tradisi menjemput laki-laki yang hanya terdapat di daerah
adat Minangkabau khususnya di Kota Pariaman, Kabupaten Padang
Pariaman dan Kota Padang.10 Perkawinan dengan tradisi bajapuik ini
merupakan merupakan bagian peraturan dari adat yang diadatkan
dalam lingkungan adat Minangkabau. Peraturan ini telah diambil
dengan kata mufakat ataupun kebiasaan yang berlaku umum dalam
suatu nagari.11
7
Asmaniar, "Perkawinan Adat Minangkabau." Binamulia Hukum 7.2 (2018):
131-140.
8
Martha, Zike. "Persepsi dan Makna Tradisi Perkawinan Bajapuik pada
Masyarakat Sungai Garingging Kabupaten Padang Pariaman." Biokultur 9.1 (2020):
20-40.
9
Morizana, Siti, and Etmi Hardi. "Tradisi Bajapuik dan Uang Hilang Sistem
Perkawinan di Kenagarian Kuranji (1970-2010)." Jurnal Kronologi 3.1 (2021): 243-
251.
10
Van peursen, C.A. (1998). Strategi kebudayaan. Yogyakarta: Kanisus
11
Gustiana, Restia. "Pluralitas Hukum Perwakinan AdatPariaman." MORALITY:
Jurnal Ilmu Hukum 7.1 (2021): 22-51.

5
Tingkatan adat Minangkabau yang menggolongkan perkawinan
bajapuik sebagai adat nan diadatkan mencerminkan bahwa perkawinan
bajapuik ini hanya berlaku bagi masyarakat dalam hukum adat di kota
Pariaman, dalam pepatah minangkabau yaitu lain padang lain belalang,
lain lubuk lain ikannyo, cupak sapanjang batuang, adat sekampung
negeri (lain padang lain pula belalangnya, lain lubuk lain pula ikannya,
takaran sepanjang bambung, adat sekampung negeri Hijratul Muslim,
1974).12 Kecamatan Kuranji kota Padang sendiri juga terdapat tradisi
bajapuik dalam perkawinan adat dilakukan memiliki hikmah, maka
perempuan meminang laki-laki, agar supaya nampak baik. Tradisi
bajapuik adalah untuk mendapatkan jodoh bagi anak perempuan,
sehingga yang buta, tuli, dan lumpuh mempunyai jodoh. Zainuddin
Husin ( 83 Tahun).
Tradisi merupakan aturan-aturan tentang apa yang benar dan apa
yang salah menurut masyarakat, maka tradisi juga dapat menentukan
nilai-nilai dan moral kepada masyarakat minang. Dalam adat
minagkabau ini dikualifikasikan pada empat tingkatan yaitu adat nan
sabana, adat nan diadatkan, dan adat istiadat. Salah satu adat
minangkabau yang menarik adalah adat perkawinan masyarakat
oadang pariaman memakai tradisi bajapuik yang telah dilakukan turun-
temurun dari generasi sampai ke generasi berikutnya oleh masyarakat
padang pariaman.
Tradisi bajapuik dilakukan sebelum pelaksanaan pernikahan
dimulai, tradisi bajapuik merupakan tradisi perkawinan di
minangkabau yang menjadi ciri khas atau jati diri masyarakat padang
pariaman, bajapuik dipandang sebagai suatu kewajiban dimana pihak
keluarga dari keluarga perempuan memberi sejumlah uang atau benda
berharga yang telah disepakati bersama kepada pihak laki-laki (calon
suami) sebelum akad nikah dilangsungkan.
Uang japuik yang dimaksud disini bukanlah mahar dalam
pernikahan karena diberikan sebelum acara pernikahan itulah yang
dinamakan dengan uang jemputan, awalnya uang japuik hanya berlaku
bagi laki-laki pariman yang bergelar apapun ketika melakukan
pernikahan pasti melakukan tradisi bajapuik. Persepsi masyarakat
padang pariaman memandang apabila pendidikan dan pekerjaan
seorang laki-laki tersebut semakin tinggi, maka tinggi juga jumlah
uang japuik nya. 13

12
Hardi, E. (2021). Tradisi Bajapuik dan Uang Hilang Sistem Perkawinan di
Kenagarian Kuranji (1970-2010). Jurnal Kronologi, 3(1), 243-251.
13
Rizka Amelia, Rahmania, budaya Hukum perkawinan bajapuik bagi
masyarakat pariaman, Jurnal Lex, Volume 16 No 2, 2019, h.145

6
Masyarakat pariaman memilki keunikan tersendiri dibandingkan
masyarakat minangkabau lainnya karena adat bajapuik dengan uang
hilang sebagai syarat utamanya. Uang yang diberikan pihak perempuan
kepada pihak laki menjadi syarat perkawinan dalam tradisi bajapuik,
istilah uang japuik diartikan sebagai uang hilang sebab pemberian pijak
keluarga laki-laki dalam bentuk pemberian perhiasan atau benda
berharga lainnya. Dalam era modern ini pemikiran orang pariaman,
uang japuik tidak hanya memerlukan pertimbangan lainnya. Jika
kedudukan gelar yang dimilikinya tinggi, maka akan menguntungkan
bagi pihak kerabatnya. Oleh karena itu, pihak kerabat berebut untuk
memperoleh gelar pekerjaan dan pendidikan yang tinggi demi
martabatnya agar memperoleh keuntungan dalam menjalani tradisi
bajapuik ini, sehingga pemaknaan dan pelaksanaan awal tradisi
bajapuik.
Kuranji pada masa lalu uang japuik dilakukan bagi orang yang
mempunyai darah bangsawan, maka kini telah bergeser kepada setiap
pemuda penduduk asli yang mempunyai gelar kesarjanaan. 14 Nilai
Uang Jemputan (bajapuik) paling tinggi nilai adalah para sarjana yang
diharapkan menghasilkan uang seperti dokter dan insiyur teknik.
Besarnya uang japuikbukan dinilai dengan emas, melainkan kendaraan
bermotor, paling rendah senilai sekuter. Di samping uang japuik, pihak
kerabat pengantin laki-laki masih menghendaki uang dapur, yaitu
untuk biaya peralatan rumah tangga. Adat istiadat demikian berlaku
tanpa ada pengecualian bagi sepasangsuami dan istrimenjadi keluarga
yang sakinnah mawaddah warohmah. Artinya masalah uang japuik
menjadi syarat yang mutlak bagi suatu perjodohan laki-laki yang
menikah tidak dapat berbuat lain karena ikatan kekerabatannya lebih
kuat daripada cinta kasih kepada calonnya.
Dapat menjadi referensi atas penelitian yang terkait Kecamatan
Kuranji kota Padang sendiri juga terdapat tradisi bajapuik dalam Pola
hubungan antara adat dan agama yang demikian itu tercapai setelah
berlangsung proses islamisasi secara terus menerus dalam masyarakat
padang, terutama dengan pengenalan ide-ide baru dalam islam yang
dibawa oleh orang-orang padang yang kembali dari Mekkah, Madinah,
dan Kairo.15 Perkawinan juga merupakan cara untuk melangsungkan
kehidupan umat manusia di muka bumi karena tanpa adanya regenerasi
populasi manusia ini akan punah dan perkawinan juga memeliki
14
aulia, putri. persepsi dan makna tradisi bajapuik bagi masyarakat minang
perantauan di pasar minggu jakarta selatan. bs thesis. jakarta: fitk uin syarif
hidayatullah jakarta.
15
Ismail. “Akulturasi Hukum Kewarisan Islam dengan Hukum Kewarisan
Adat Minangkabau”, Al-Hurriyah, Januari-Juni 2017.

7
dimensi psikologis yang sangat dalam, karena dengan perkawinan ini
kedua insan, suami dan istri, yang semula merupakan orang lain
kemudian menjadi satu. Mereka saling mencintai dan saling
menyayangi, sehingga terwujud keluarga yang harmonis (sakinah).16
Dari pengertian ini perkwinan ialah saling mendapat hak dan
kewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang
dilandasi tolong menolong, karena perkawinan termasuk pelaksanaan
agama, maka didalamnya ada tujuan atau maksud mengharapkan
keridhaan Allah SWT, hal ini dijelaskan didalam firman Allah yang
berbunyi:
ِ ِ ِ ِ
ً‫اجا لِّتَ ْس ُك ُْٓنوا الَْي َها َو َج َع َل َبْينَ ُك ْم َّم َو َّد ًة َّو َرمْح َة‬
ً ‫َوم ْن اٰيٰته اَ ْن َخلَ َق لَ ُك ْم ِّم ْن اَْن ُفس ُك ْم اَْز َو‬
‫ت لَِّق ْوٍم يََّت َف َّكُر ْون‬
ٍ ٰ‫ك اَل ٰي‬ ِ ِ
َ ‫ۗا َّن يِف ْ ٰذل‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.17
Ayat diatas menjelaskan bahwa dalam islam perkawinan yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sexsual seseorang secara
halal serta untuk melangsungkan dalam suasana saling mencintai
(Mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) antara suami dan istri, jadi,
pada dasarnya perkawinan merupakan cara penghalalan terhadap
hubungan antara kedua lawan jenis, yang semula diharamkan, seperti
memegang, memeluk mencium dan hubungan intim.18
Perkawinan juga merupakan cara untuk melangsungkan
kehidupan umat manusia dimuka bumi, karena tanpa adanya
regenerasi, populasi manusia di bumi ini akan punah. Dan perkawinan
memiliki dimensi psikologis yang sangat dalam, karena dengan
perkawinan ini kedua insan, suami dan isteri, yang semula merupakan
orang lain kemudian menjadi satu. Mereka saling memiliki, saling
menyayang, sehingga terwujud keluarga yang harmonis (sakinah).
Dalam hukum islam dikenal sebuah asas yang disebut
selektivistas. Artinya bahwa, seseorang ketika hendak melangsungkan
pernikahan terlebih dahulu harus menyeleksi dengan siapa ia boleh
16
Masykuri abdillah “Distorsi sokralitas perkawinan pada masa kini”
dalammimbar hukum No. 36 Tahun IX 1998 hal,74
17
Al-quran dan terjemahnya. Penerbit CV. ASY.SYIFA. Semarang 1992
18
Kusmidi, Henderi Kusmidi. "Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah
Dalam Pernikahan." El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis 7.2
(2018): 63-78.

8
menikah dan dengan siapa ia terlarang untuk menikah. Hal ini untuk
menjaga agar pernikahan yang dilangsungkan tidak melanggar aturan-
aturan yang ada terutama bila perempuan yang hendak dinikahi
ternyata terlarang untuk dinikahi, yang dalam islam dikenal dengan
istilah mahram (orang yang haram dinikahi). Terntang larangan
perkawinan, al-Qur’an memberikan aturan yang tegas dan terperinci.
Dalam surat an-Nisa ayat 22-23 Allah.SWT berfirman:19
ِ َ‫واَل َتْن ِكح وا م ا نَ َكح اٰب اُۤؤ ُكم ِّمن النِّس اِۤء اِاَّل م ا قَ ْد س لَف ۗ اِنَّهٗ َك ا َن ف‬
‫اح َش ةً َّو َم ْقتً ۗا‬ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُْ َ
‫َو َساۤءَ َسبِْياًل‬
Artinya: Dan janganlah kamu nikahi perempuan-perempuan
yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah
lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
‫اَأْلخ‬
ِ ‫ات‬ ُ َ‫َأخ َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخ ااَل تُ ُك ْم َو َبن‬ َ ‫ت َعلَْي ُك ْم َُّأم َه اتُ ُك ْم َو َبنَ اتُ ُك ْم َو‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫ات نِ َس اِئ ُك ْم‬ ِ ‫الرض‬
ُ ‫اعة َو َُّأم َه‬
ِ
َ َ َّ ‫َأخ َواتُ ُك ْم م َن‬ َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َو‬
ِ ‫وبنَات اُأْلخ‬
َ ‫ت َو َُّأم َهاتُ ُك ُم الاَّل يِت َْأر‬ ْ ُ ََ
‫َو َربَ اِئبُ ُك ُم الاَّل يِت يِف ُح ُج و ِر ُك ْم ِم ْن نِ َس اِئ ُك ُم الاَّل يِت َد َخ ْلتُ ْم هِبِ َّن فَ ِإ ْن مَلْ تَ ُكونُ وا َد َخ ْلتُ ْم‬
ِ ‫هِبِ َّن فَاَل جنَ اح علَي ُكم وحاَل ِئل َأبنَ اِئ ُكم الَّ ِذ‬
ْ َ ‫َأص اَل بِ ُك ْم َوَأ ْن جَتْ َمعُ وا َبنْي‬
ِ ‫اُأْلخَتنْي‬ ْ ‫ين م ْن‬ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َْ َ ُ
ِ ‫ِإاَّل ما قَ ْد سلَ َ ِإ‬
‫يما‬
ً ‫ورا َرح‬ ً ‫ف ۗ َّن اللَّهَ َكا َن َغ ُف‬ َ َ
Artinya di haramkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-
anakmu yang perempuan saudara-saudaramu yang perempuan saudara-
saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang
perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-
laki anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan
ibu-ibumu yang menyusui kamu saudara perempuan sepersusuan; ibu-
ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu
dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur
dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa
kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak
kandungmu (menantu) dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berdasarkan ayat ini, dapat dipahami bahwa ada tiga kategori
perempuan yang haram untuk dinikahi. Pertama, karena ada hubungan
darah (pertalian nasab), baik hubungan nasab (keturunan) maupun
karena hubungan persusuan. Kedua, karena ada hubungan pernikahan,

19
Al-Quran dan terjemahnya

9
baik yang dilakukan 4 Al-Qur’an dan Terjemahannya. 5 ayah, diri
sendiri atau anak. Dan ketiga, karena status perempuan yang sudah
menikah. Sementara dalam kompilasi hukum Islam, masalah larangan
perkawinan diatur dalam pasal 39. Pasal 39 menyebutkan bahwa
Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan
seorang wanita disebabkan:
Perkawinan menurut Islam, dalam Kompilasi Hukum Islam yang
selanjutnya disebut dengan KHI menyebutkan bahwa pernikahan, yaitu
akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalizhan untuk mentaati
perintah Allah dan 3 juga melaksanakan ibadahnya. Perintah menikah
ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al-quran diantarnya
‫الص لِ ِحنْي َ ِم ْن ِعبَ ِاد ُك ْم َواَِم اۤ ِٕى ُك ۗ ْم اِ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا ُف َق َراۤءَ يُ ْغنِ ِه ُم‬ ِ ِ
ّٰ ‫َواَنْك ُح وا ااْل َيَ ا ٰمى مْن ُك ْم َو‬
‫ضلِهٖۗ َوال ٰلّهُ َو ِاس ٌع َعلِْي ٌم‬
ْ َ‫ال ٰلّهُ ِم ْن ف‬
Perintah untuk melangsungkan perkawinan ditemukan dalam
beberapa hadis Nabi, seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Mas‟ud,
Rasulullah saw bersabda:
‫ول اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم( يَا‬ ُ ‫ود رضي اهلل عنه قَ َال لَنَ ا َر ُس‬ ِ ‫عن ع ب‬
ٍ ‫ْد اَللَّ ِه ب ِن مس ع‬
َُْ ْ َ َْ
ِ ُّ ‫ فَِإنَّه َأ َغ‬, ‫اب ! م ِن اس تطَاع ِمْن ُكم اَلْب اءةَ َفْليت ز َّوج‬ ِ ‫لش ب‬
‫ص ُن‬ ْ ‫ َو‬, ‫ص ِر‬
َ ‫َأح‬ َ َ‫ض ل ْلب‬ ُ ْ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ‫َم ْع َش َر ا‬
‫الص ْوِم ; فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجاءٌ ) ُمَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬
َّ ِ‫ َو َم ْن مَلْ يَ ْستَ ِط ْع َف َعلَْي ِه ب‬, ‫لِْل َف ْر ِج‬
Artinya: "Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda pada kami: "Wahai
generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga
hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan
memelihara kemaluan. Barangsiapabelum mampu hendaknya berpuasa,
sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.
Dalam pandangan Islam selain perkawinan merupakan perbuatan
ibadah, dan juga merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Sunnah
Allah artinya menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam
ini, sedangkan sunnah Rasul berarti suatu tradisi yang telah ditetapkan
oleh Rasul untuk dirinya sendiri dan untuk umatnya. 6 Islam
menginginkan pasangan suami istri membangun rumah tangga melalui
akad nikah yang bersifat langgeng. Terciptanya keharmonisan di antara
suami istri yang saling mengasihi dan menyayangi sehingga masing-
masing pihak merasa damai dalam rumah tangganya. Dalam firman
Allah disebutkan :

10
‫َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَا َز ْو َجنْي ِ لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‬
Artinya: "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan
agar kamu mengingat (kebesaran Allah)." (QS. Az Zariyat: 49).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi dalam
penelitian masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pernikahan adat istiadat di daerah padang ?
2. Bagaimana menurut pandangan islam pernikahan adat
padang/minangkabau memakai sistem bajapuik?
3. Bagaimana sistem konsikuensi adat padang ?
4. Bagaimana pandangan pernikahan adat padang dalam
perspektiksyariat islam ?
5. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap larangan pernikahan
semarga dalam adat padang ?
6. BagaimanaPernikahan dengan tradisi bajapuik ini dengan
merupakan bagian peraturan adat di Minangkabau ?

C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh peniliti, maka penelitian ini harus dibatasi. Sebab itu penelitian ini
harus dibatasi pada pengkajian Dalam penelitian ini untuk menghindari
pembahasan yang terlalu melebar dan kurang mengarah dari pokok
permasalahan yang sulit untuk mendapatkan satu kesimpulan yang
konkrit, maka penulis rasa perlu adanya batasan yang jelas yaitu hanya
mendeskrifsikan Untuk Dalam penelitian ini untuk menghindari
pembahasan yang terlalu melebar dan kurang mengarah dari pokok
permasalahan yang sulit untuk mendapatkan satu kesimpulan yang
konkrit, maka penulis rasa perlu adanya batasan-batasan yang jelas
yaitu hanya mendeskrifsikan perkawinan Adat Padang pariaman
ditinjau dari hukum islam serta konsep perkawinan secara adat analisis
adat pernikahan padang tradisi bajapuik kompilasi hukum islam dan
hukum positif.

D. Rumusan Masalah
Dengan demikian maka rumusan maasalah yang akan dijabarkan
dalam beberapa pertanyaan dalam beberapa pertanyaan mayor dan
minor sebagai berikut. Analisis adat penikahan padang tradisi baja puik
kompilasi hukum islam dan hukum positif? Dari pertanyaan mayor
tersebut maka dapat diambil pertanyaan minor yang akan di analisis
seperti berikut:

11
1. Bagaimana menurut fiqih komtemporer atau pikih islam tentang
tradisi bajapuik ?
2. Apakah tradisi pernikahan adat padang itu harus di wajibkan ?
3. Bagaimana sistem dan bentuk perkawinan menurut hukum adat
minangkabau ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Untukmengetahuibagaimana kompilasi Hukum Islam Tentang
Perkawinan Secara Adat.
2. Untuk mengetahui menurut AA. Navis pernikahan adat minang
mempunyai kultur dan sistem monarki.

F. Manfaat peneitian
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis. Adapun manfaat teoritis dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis Diharapkan bias menambah wawasan yang lebih
luas mengenai prosesi perkawinan adat padang/minangkabau atau
perbandingan hukum antara hukum islam. Penelitian ini bias
memberikan sumbangan ilmiah dalam disiplin ilmu ibadah dan
memberikan kontribusi ilmiah pada program studi Hukum keluarga
islam Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah.
2. Manfaat praktis diharapkan menjadi rujukan di STISNU
Nusantara dalam bidang pernikahan adat padang tradisi bajapuik.

G. Kajian pustaka terdahulu yang relevan


Tinjauan pustaka terdahulu yang relevan merupakan kumpulan
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu dan mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Hasil-hasil penelitian ini yang berkaitan dengan analisis
adat pernikahan padang tradisi bajapuik menurut kompilasi hukum
islam dan hukum positif untuk menghindari penelitian dengan objek
yang sama, maka diperlukan kajian terhadap kajian-kajian terdahulu
terhadap beberapa penelitian yang dilakukan baik praktisi ataupun oleh
mahasiswa mengenai penomena yang berkaitan dengan penelitian.
Dapat dikatakan bahwa penelitian tentang analisis adat pernikahan
padang tradisi bajapuik pada khususnya sudah banyak dilakukan
sebelumnya sehingga upaya untuk melihat posisi penelitian dalam
skripsi ini menjadi penting dengan mendeskripsikan penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adapun

12
beberapa referensi yang menjadi rujukan rujukan penulisan
diantaranya.
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Tiara andesti Pola Komunikasi
Baretong Dalam Prosesi Pernikahan Adat Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat20Berdasarkan fokus penelitian di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui pola komunikasi
baretong yang terdapat dalam serangkaian prosesi pernikahan adat
Kabupaten Padang Pariaman.terdapat dua manfaat dalam penelitian ini.
1.manfaat akademis Pada akhirnya, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini,diharapkan
dapat memberikan tambahan kajian bagi ilmu pengetahuan secara
umum dan kebudayaan pada khususnya dengan menggunakan pola
komunikasi untuk mengetahui bagaimana suatu acara dalam
serangkaian upacara pernikahan adat di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat dan menggunakan studi deskriptif. yang berniat untuk
melakukan penelitian tentang pola komunikasi yang terdapat di suatu
acara penikahan adat. 2.manfaat Teoritis Melalui penelitian ini,
diharapkan dapat memberikan tambahan kajian bagi ilmu pengetahuan
secara umum dan kebudayaan pada khususnya dengan menggunakan
pola komunikasi untuk mengetahui bagaimana suatu acara dalam
serangkaian upacara pernikahan adat di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat dan menggunakan studi deskriptif. Perbedaan skripsi
penulis dan skripsi di atas adalah pertama objek Penelitian, subjek,
waktu dan tempat. Sedangkan persamaan skripsi penulis dan skripsi
diatas ialah sama-sama membahas tentang pernikahan adat padang
Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa
kontribusi pemikiran bagi parasama-sama membahas tentang pernikahan
adat padang. Jenis penelitian pustaka (library research)
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Muhammad Taufiq “Relasi
Budaya Minang Dan Al-Qur’an Dalam Perkawinan Adat Di
Minangkabau”21Skripsi ini menjelaskan bahwa permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah untuk menelusuri dan mengetahui
nilai-nilai Al-Qur’an yang terdapat dalam budaya Minangkau terutama
dalam bidang pernikahan. Sedangkan secara spesifik penelitian ini
20
Tiara andesti “Pola Komunikasi Baretong Dalam Prosesi Pernikahan Adat
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat” Skipsi Jurusan Pada Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom Bandung
Tahun 2017.
21
Muhammad Taufiq“Relasi Budaya Minang Dan Al-Qur’an Dalam
Perkawinan Adat Di Minangkabau” Skripsi Jurusan pada Program Studi Ilmu Al-
Qur’an Dan Tafsir Konsentrasi Ilmu Tafsir Program Pascasarjana Institut Ptiq Jakarta
2019

13
untuk mengetahui: 1) Nilai Al-Qur’an yang terdapat dalam budaya
Minang dengan menelisik falsafah adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan Al-Qur’an.
2) Relasi budaya Minang dengan Al-Qur’an dalam kasus pernikahan
adat di Minangkabau. 3) Internalisasi nilai-nilai Al-Qur’an yang
terdapat dalam budaya Minangkabau. 4) Nilai-nilai universal Al-
Qur’an yang terdapat dalam budaya pernikahan masyarakat Minang.
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, ada dua
manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini, yaitu: A. Manfaat
teoritis, untuk: 1) Mengungkap kajian ilmiah tentang relasi budaya
Minangkabau dengan Al-Qur’an dalam kasus 2) Mempertegas bahwa
secara prinsip budaya pernikahan di Minangkabau berlandaskan
kepada Al-Qur’an meskipun ada beberapa sisi budaya pernikahan
menuju kesempurnaan pengamalan Islam. B. Manfaat praktis: 1)
Memberikan inspirasi bagi para intelektual muslim untuk lebih
mengkaji ayat-ayat yang menyingkap tentang budaya dan pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat. 2) Menemukan nilai-nilai universal
dalam budaya Minang yang memiliki falsafah Adat Basandi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah. 3) Mempertegas posisi suku Minangkabau
yang identik dengan Islam serta berasaskan Al-Qur’an sebagai filosofi
kehidupan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan tafsir tematik. Disebut kualitatif, menurut Bogdan dan
Taylor dalam Kaelan, Perbedaan skripsi penulis dan skripsi di atas
adalah pertama objek Penelitian, subjek, waktu dan tempat. Sedangkan
persamaan skripsi penulis dan skripsi diatas ialah sama-sama
membahas tentang pernikahan adat padang Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa kontribusi
pemikiran bagi para peneliti “relasi budaya minang dan al-qur’an
dalam perkawinan adat di minangkabau”Jenis penelitian pustaka
(library research).
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh roni zuli putra”Tradisi Uang
Japuik Dan Status Sosial Laki-Laki”22 Skripsi ini menjelaskan
bahwa permasalahan yang diangkat dalam tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui status sosial yang ditentukan untuk mengukur
uang japuik dalam adat perkawinan pariaman. 2. Untuk mengetahui
tradisi uang japuik ini masih dipraktekkan oleh masyarakat Pariaman
perantauan. 3. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap
22
22 Alief Rachman setyanto “tradisi langkahan dalam pernikahan adat
lampung perspektif al-‘urf” Skripsi Jurusan Pada Program studi hukum keluarga
islam fakultas syari’ah universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang tahun
2021

14
tradisi uang japuik. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang hubungan status
sosial laki-laki dan jumlah uang japuik dalam tradisi masyarakat
pariaman perantauan. 2. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan
tentang adat minangkabau khususnya tentang tradisi uang japuik di
masyarakat pariaman perantauan. 3. Untuk menjelaskan kepada
masyarakat apakah tradisi uang japuik yang dilaksanakan oleh
masyarakat pariaman di tangerang dikaitkan dengan status sosial laki-
laki.4. Sebagai tambahan literatur di perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum tentang budaya dan adat Minangkabau khususnya tentang
tradisi uang japuik di Pariaman. Penlitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif data yang digunakan adalah Data Primer
didapat melalui wawancara dengan tokoh-tokoh adat atau tokoh
masyarakat yaitu ninik mamak atau penghulu daerah setempat.
Termasuk juga pelaku yang melaksanakan uang japuik ini. Dan Data
Sekunder yang digunakan adalah buku-buku, jurnal, artikel dan sumber
lain yang dianggap perlu untuk bahan penelitian. Perbedaan skripsi
penulis dan skripsi di atas adalah pertama objek Penelitian, subjek,
waktu dan tempat. Sedangkan persamaan skripsi penulis dan skripsi
diatas ialah sama-sama membahas tentang pernikahan adat padang
Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa
kontribusi pemikiran bagi para peneliti tradisi uang japuik dan status
sosial laki-laki Jenis penelitian pustaka (library research).
Keempat, skripsi ini yang ditulis oleh Alief Rachman Setyanto
Tradisi Langkahan Dalam Pernikahan Adat Lampung Perspektif
Al-Urf23Skripsi ini menjelaskan bahwa permasalahan yang diangkat
dalam tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengidentifikasi alasan
masih dilestarikannya tradisi langkahan di desa padang ratu kabupaten
lampung tengah. 2) Untuk menganalisa tinjauan al-urf terhadap tradisi
langkahan di desa padang ratu kabupaten lampung tengah. Hasil akhir
dari penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi
keilmuan baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat penelitian ini
secara teoritis adalah, diharapkan dapat menjadi sumbangsih dan
kontribusi keilmuan bagi ilmu hukum khususnya dalam hukum
keluarga islam. 2) Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai
bahan referensi dalam permasalahan terkait tradisi langkahan di desa
padang ratu. serta diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran guna
memberikan pemahaman masyarakat mengenai tradisi langkahan di
23
Alief Rachman setyanto “tradisi langkahan dalam pernikahan adat lampung
perspektif al-‘urf” Skripsi Jurusan Pada Program studi hukum keluarga islam
fakultas syari’ah universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang tahun 2021

15
desa padang ratu kabupaten lampung tengah. Dalam penelittian ini,
peneliti memaparkan beberapa definisi sebagai kata kunci guna
memudahkan pemahaman terkait penelitian ini antara lain sebagai
berikut: 1) Tradisi Tradisi merupakan suatu kebiasaan dari zaman
nenek moyang yang masih dilaksanakan oleh masyarakat hingga
sekarang dan mempunyai hubungan yang erat dalam nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat. 2) Langkahan Langkahan adalah suatu
tradisi yang ada di Desa Padang Ratu Kabupaten Lampug Tengah.
Yaitu apabila seorang adik melakukan pernikahan terlebih dahulu
daripada kakaknya, maka seorang adik harus meminta izin restu
kepada seorang kakak yang belum menikah. Hal ini dilakukan sebelum
pelaksanaan ijab qabul dengan enam disaksikan wali nikah, dua orang
saksi serta tokoh adat yang turut hadir dalam pelaksanaannya. 3)
Al-‘Urf, merupakan sesuatu yang dikenal oleh manusia dan hal itu
menjadi tradisinya baik ucapan, perbuatan dan pantangan-pantangan
dan disebut juga adat.Perbedaan skripsi penulis dan skripsi di atas
adalah pertama objek Penelitian, subjek, waktu dan tempat. Sedangkan
persamaan skripsi penulis dan skripsi diatas ialah sama-sama
membahas tentang pernikahan adat padang Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa kontribusi
pemikiran bagi para peneliti “tradisi langkahan dalam pernikahan adat
lampung” Jenis penelitian pustaka (library research).
Kelima, skripsi ini yang ditulis oleh Putri Aulia “Persepsi Dan
Makna Tradisi Bajapuik Bagi Masyarakat Minang Perantauan Di
Pasar Minggu Jakarta Selatan”24 Skripsi ini menjelaskan bahwa
permasalahan yang diangkat dalam tujuan penelitian ini adalah untuk
memahami dan menggali secara mendalam mengenai Persepsi dan
Makna Tradisi Bajapuik bagi Masyarakat Minang Perantauan di Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1) Manfaat
Teoritis A. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian
teoritis baru tentang Persepsi dan Makna Tradisi Bajapuik bagi
Masyarakat Minang perantauan. B. Menambah wawasan berfikir untuk
kajian sosiologi dan antropologi sebagai dasar bertindak bagi lembaga
pendidikan dan masyarakat pada umumnya, baik oleh penulis
penelitian ini maupun penulis lainnya. 2) Manfaat Praktis A. Bagi
Masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
24
Putri Aulia “Persepsi Dan Makna Tradisi Bajapuik Bagi Masyarakat
Minang Perantauan Di Pasar Minggu Jakarta Selatan skripsi Jurusan Pada Program
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2022

16
dan memperkaya pengetahuan masyarakat umum, khususnya pada
masyarakat Minang perantauan mengenai Tradisi Bajapuik, sehingga
peneliti memberikan keyakinan untuk tetap melaksanakan dan
melestarikan Tradisi Bajapuik di perantauan. B. Bagi Tokoh
Masyarakat Minang Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan informasi para datuk, ninik-mamak untuk disampaikan kepada
masyarakat Minang yang tinggal di perantauan, sehingga penelitian ini
memberikan pengetahuan dan gambaran yang jelas mengenai tradisi
Bajapuik. C. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai rujukan pengetahuan
dan konsep keilmuan mengenai ilmu sosial dan budaya khususnya
pada kekuatan tentang tradisi Bajapuik yang terjadi pada masyarakat
Minang perantauan. Perbedaan skripsi penulis dan skripsi di atas
adalah pertama objek Penelitian, subjek, waktu dan tempat. Sedangkan
persamaan skripsi penulis dan skripsi diatas ialah sama-sama
membahas tentang pernikahan adat padang Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa kontribusi
pemikiran bagi para peneliti “persepsi dan makna tradisi bajapuik bagi
masyarakat minang perantauan di pasar minggu jakarta selatan” Jenis
penelitian pustaka (library research).   
Keenam, skripsi ini yang ditulis oleh Fathi Thayyibun“Tradisi
Lompat Pagar”(Studi atas adat Perkawinan di Nagari Salo
Kabupaten Agam Sumatera Barat menurut Tinjauan Hukum
Islam)25Skripsi ini menjelaskan bahwa permasalahan yang diangkat
dalam tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Dapat mengetahui proses
perkawinan Lompat Pagar yang dilakukan di Nagari Salo. 2. Untuk
dapat mengetahui Persamaan dan perbedaan yang terdapat pada tradisi
Lompat Pagar dalam perspektif Hukum Islam. Adapun Manfaat ini
dari Penelitian adalah: 1. Memberikan pengetahuan tentang proses
perkawinan lompat pagar yang terdapat pada nagari salo. 2.
Memberikan pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan yang
terdapat pada tradisi Lompat Pagar dalam perspektif Hukum Islam.
Metodologi Penelitaian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif data yang digunakan adalah 1. Metode Pendekatan lebih
dikaitkan kepada penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif merupakan metode yang dikaitkan kepada sumber hukum
atau kaidah hukum yang merupakan patokan berprilaku manusia yang
dianggap pantas. Karya tulis ini melihat perkawinan Lompat Pagar
dengan perspektif Hukum Islam. Dengan menggunakan Al Qur’an dan
25
Fathi thayyibun “tradisi lompat pagar” (studi atas adat perkawinan di nagari
salo kabupaten agam sumatera barat menurut tinjauan hukum islam)” skripsi Jurusan
Pada Program studi hukum keluarga fakultas syariah dan hukum universitas islam
negeri syarif hidayatullah Jakarta tahun 2016.

17
Hadits sebagai landasan hukum jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersifat naratif, dalam bentuk
pernyataan-pernyataan yang menggunakan penalaran. Dalam
menarasikan permasalahan penulis menggunakan metode deskriptif.
Deskriptif merupakan tindakan penggambaran suatu masalah. Penulis
mencoba memparkan kembali permasalahan di lapangan dengan jenis
Penelitian field research (penelitian lapangan). Merupakan penelitian
yang bersifat langsung ke tempat objek penelitian dan mengamati
langsung permasalahan yang ada. 3. Sumber Data Sumber data dapat
di klasifikasikan menjadi dua yaitu sumber data Primer, sekunder.
Sumber data primer pada penelitian ini adalah data lapangan yaitu:
Tradisi dalam perkawian Nagari Salo Kecamatan Baso Kabupaten
Agam Sumatera Barat. Berupa Tradisi Lompat Pagar yang berasal dari
praktik di dalam masyarakat. Untuk melengkapi data primer ini penulis
juga mencari informasi yang didapatkan dari Tokoh Adat. Sumber data
sekunder adalah uraian-uraian yang berkaitan dengan adat Perkawinan
Minangkabau: Adat dan Budaya Minangkabau karya Fiony Sukmasari.
Perbedaan skripsi penulis dan skripsi di atas adalah pertama objek
Penelitian, subjek, waktu dan tempat. Sedangkan persamaan skripsi
penulis dan skripsi diatas ialah sama-sama membahas tentang
pernikahan adat padang Penelitian ini juga diharapkan bisa
memberikan masukan baru berupa kontribusi pemikiran bagi para
peneliti “tradisi lompat pagar”(studi atas adat perkawinan di nagari
salo kabupaten agam sumatera barat menurut tinjauan hukum islam)
Jenis penelitian pustaka (library research).
Ketujuh, skripsi ini yang ditulis oleh Renanda Putri “Bajapuik
Dalam Tradisi Perkawinan Di Kota Pariaman” 26Skripsi ini
menjelaskan bahwa permasalahan yang diangkat dalam tujuan
penelitian ini adalah: 1) Untuk Mengetahui Prosesi Perkawinan
Bajapuik Pada Masyarakat di Kota Pariaman. 2) Untuk Mengetahui
Makna Dan Fungsi Dari Perkawinan Bajapuik. Manfaat dari penelitian
ini yaitu sebagai berikut: 1) Menjadi bahan kajian teoritis dalam
pengembangan ilmu khusunya dalam ilmu sosiologi, serta untuk
menambah wawasan mahasiswa tentang Tradisi Perkawinan Bajapuik
di Kota Pariaman. 2) Dapat memberikan informasi bagi masyarakat
agar mulai menyadari bahwa tradisi dan budaya harus dipertahankan
dan dilestarikan, agar dapat diwariskan kepada generasi penerus. 3)
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peningkatan pemahaman
mengenai Tradisi Perkawinan Bajapuik yang terdahulu dan yang
26
Renanda Putri “Bajapuik Dalam Tradisi Perkawinan Di Kota Pariaman”
skripsi Jurusan Pada Program Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau tahun 2020

18
sekarang. Metode Penelitian Lokasi Penelitian merupakan syarat utama
dalam melakukan penelitian. Peneliti harus mempunyai sebuah tempat
yang akan dijadikan sebuah lokasi penelitian. Kota Pariaman yang ada
di provinsi Sumatera Barat merupakan lokasi dimana penelitian ini
dilaksanakan. Pemilihan lokasi dikarenakan Kota Pariaman merupakan
daerah dimana tradisi perkawinan bajapuik. Peneliti melakukan
pengambilan subjek penelitian (informan) di Kota Pariaman dengan
kriteria sebagai berikut: 1) Laki-laki dan perempuan (masyarakat yang
berasal dari Pariaman) yang telah menikah dengan menggunakan adat
Bajapuik dalam prosesi perkawinannya dan memahami tentang adat
Bajapuik serta bersedia untuk diwawancarai. 2) Orang tua perempuan
dari mempelai laki-laki atau perempuan (masyarakat yang berasal dari
Pariaman) yang menggunakan adat bajapuik dalam prosesi perkawinan
anaknya dan memahami tentang adat Bajapuik dan bersedia untuk
diwawancarai. Sementara itu peneliti juga melakukan pengambilan
subjek penelitian dengan mengambil tokoh tokoh adat sebagai key
informan dengan kriteria tokoh adat yang memahami tentang
Adat/Tradisi Perkawinan Bajapuik dan telah sering terlibat dalam
prosesi kawin bajapuik serta bersedia untuk diwawancarai.
Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan mengambil tokoh-
tokoh adat yang ada di Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
(LKAAM) dan Kerapatan Adat Minangkabau (KAN) berdasarkan
kecamatan yang ada di kota pariaman dan masyarakat kota pariaman
yang pernah menggunakan adat bajapuik dalam prosesi
perkawinannya. Penulis menemukan 3 tokoh adat yang bersedia
dijadikan subjek penelitian yang bertindak sebagai key informan dalam
penelitian ini. Serta subjek penelitian lainnya yang bersedia untuk
dijadikan informan yang terdiri dari mempelai laki-laki dan mempelai
perempuan, orang tua mempelai laki-laki atau perempuan berdasarkan
kriteria yang telah peneliti sebutkan di atas. Perbedaan skripsi penulis
dan skripsi di atas adalah pertama objek Penelitian, subjek, waktu dan
tempat. Sedangkan persamaan skripsi penulis dan skripsi diatas ialah
sama-sama membahas tentang pernikahan adat padang Penelitian ini
juga diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa kontribusi
pemikiran bagi para peneliti “Bajapuik Dalam Tradisi Perkawinan Di
Kota Pariaman” Jenis penelitian pustaka (library research).
Kedelapan, skripsi ini yang ditulis oleh Restu Nurul Falah
“Pernikahan Adat Minang Di Luar Daerah Minangkabau” 27(Studi
Praktek Meminang dan Makna Carano Dalam Baralek di Desa Wirotho
27
Restu Nurul Falah “Pernikahan Adat Minang Di Luar Daerah
Minangkabau” Skripsi Jurusan Pada Program Studi Agama Fakultas Ushuluddin Dan
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2019

19
Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Jambi) Skripsi
Jurusan Pada Program Studi Agama Fakultas Ushuluddin Dan
Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Skripsi ini menjelaskan bahwa permasalahan yang diangkat dalam
tujuan penelitian ini adalah. 1) Untuk memberikan penjelasan
pemahaman mengenai pergeseran makna dalam perkawinan adat
minangkabau. 2) Berdasarkan teori dari Victor Turner bahwa ritual
merupakan perilaku yang dilakukan tidak hanya sekedar rutinitas
melainkan tindakan yang dilakukan atas dasar keyakinan religius
terhadap kekuasaan mistis. Serta memberikan sumbangan keilmuan
bagi kemajuan akademik khususnya di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Kegunaan penelitian Dapat memperkaya khazanah
keilmuan dalam bidang tradisi yang berkaitan dengan perkawinan adat.
Memberikan kontribusi karya ilmiah bagi semua fakultas terutama
Fakultas Ushuluddin, Memberikan wacana tentang pengaruh
modernisasi terhadap keberadaan sebuah tradisi atau budaya. Selain
itu, tulisan ini dapat menjadi tambahan referensi terkait ritual
perkawinan adat minangkabau bagi penelitian selanjutnya. Metode
Pengumpulan Data 1) Jenis Penelitian ini adalah termasuk kategori
penelitian lapangan, dengan menggunakan metode kualitatif. Menurut
Taylor dan Bodgan mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa fakta-fakta tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang akan diamati. Oleh
karena itu, metode kualitatif digunakan untuk mengkaji, menguraikan
dan menggambarkan sesuatu dengan apa adanya 2) Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah masyarakat Minangkabau (yang akan
melaksanakan pernikahan adat, Baralek) yang bertempat tinggal di
Rimbo Bujang, Jambi. 3) Metode Pengumpulan Data Agar mendapat
data yang lebih relevan dan lengkap serta hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan keaslian dan kebenarannya, maka peneliti
menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Perbedaan skripsi
penulis dan skripsi di atas adalah pertama objek Penelitian, subjek,
waktu dan tempat. Sedangkan persamaan skripsi penulis dan skripsi
diatas ialah sama-sama membahas tentang pernikahan adat padang
Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan baru berupa
kontribusi pemikiran bagi para peneliti “Pernikahan Adat Minang Di
Luar Daerah Minangkabau”(Studi Praktek Meminang dan Makna
Carano Dalam Baralek di Desa Wirotho Agung Kecamatan Rimbo
Bujang Kabupaten Tebo Jambi), Jenis penelitian pustaka (library
research).

H. Metodologi Penelitian

20
Merupakan langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta
melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut.
Metode penelitian yang meliputi antara lain:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif kajian pustaka
(Library research), yaitu dengan meneliti sumber-sumber keputusan
yang ada kaitannya dengan pembahasan. Dalam penelitian ini juga
dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat
digunakan untuk membuat hipotesis.Pada dasarnya jenis penelitian ini
bertujuan agar dapat memberikan gambaran yang jelas dan lengkap
dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisa data yang
diperoleh guna memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan psikologi dan
kajian hukum lainnya agar teori dapat dipahami bukan hanya dilihat
dari satu sudut pandang saja dan untuk menjelaskan lebih spesifik
pernikahan adat padang.
3. Jenis Data Penelitian
Data yang diguanakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data primer
Data yang didapatkan langsung dari objek penelitian dengan
melakukan, observasi, maupun laporan dalam bentuk dokumen
tidak resmi yang kemudian diteliti oleh peneliti.
 Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang mengikat
karena dikeluarkan oleh lembaga-lembaga atau pemerintah dan
berbentuk peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini berupa
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi
penulisan seperti:
a) (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan)
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2007.
b) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 2 Tahun 2007.
c) Kompilasi Hukum Islam ( KHI ).

b. Data skunder
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan (library
research) yang terdiri sari berbagai buku atau raferensi studi
dokumen yang dapat mendukung penelitian.
Data sekunder tersebut dapat dibagi menjadi:

21
 Bahan hukum sekunder, adalah bahan-bahan yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer. Adapun bahan hukum
sekunder yang digunakan adalah:
a. Karya tulis.
b. Pendapat para sarjana.
c. Bahan pustaka atau literatur yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
d. Sumber dari internet Bahan hukum tersier, adalah bahan-bahan
yang menberikan petunjuk terhadap sumber bahan hukum primer
atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia,
majalah, surat kabar, dan sebagainya.
4. Teknik Pengambilan Data
Data-data penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka dengan
merujuk kepada bahan-bahan yang didokumentasikan dengan cara
mempelajari data baik berupa buku, jurnal, artikel ilmiah, dan berbagai
peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan
atau dengan kata lain studi kepustakaan merupakan metode untuk
mengumpulkan data berdasarkan sumber catatan yang ada, dilakukan
dengan cara mencari, membaca, mempelajari dan memahami data-data
skunder yang berhubungan jalan mengkategorisasi bahan-bahan
pustaka berupa buku-buku, majalah, literatur, dokumen, peraturan yang
ada relevansinya dengan masalah yang teliti.

I. Teknis Analis Data


Analisa data dilakukan secara kualitatif dengan dengan metode
analisis data yang dilakukan dengan menggunakan logika deduktif,
untuk menarik kesimpulan dari hal yang umum menjadi kasus yang
bersifat khusus atau induvidual28 Sebagai tindak lanjut peoses
pengolahan data, untuk dapat memecahkan dan menguraikan masalah
yang akan diteliti berdasarkan bahan hukum yang diperoleh, maka
diperlukan adanya teknik analisis bahan hukum, setelah didapatkan
data yang diperlukan maka penulis melakukan analisis secara kualitatif
yaitu dengan peraturan perundang-undangan, pendapat para ahli dan
diuraikan dengan kalimat-kalimat.

J. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan rencana outline penulisan
skripsi yang akan dikerjakan. Untuk mempermudah dalam pembahasan
dan pemahaman yang lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian

28
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metode Pennelitian Hukum, (malang; Banyu
Media Publishing, 2006), hal 242.

22
ini, maka disusunlah sistematika penelitian tersebut dengan gambaran
secara keseluruhan tentang skripsi ini, maka di bawah ini dicantunkan
sistematika penulisan skripsi. Secara garis besar skripsi ini terdiri dari
empat bab, adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
tinjauan pustaka terdahulu yang relevan, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian teori yaitu berupa berupa teori-teori yang terkait


dengan 1.penelitian Tradisi sistem bajapuik 2. Konsep Perkawinan
Dalam Hukum Islam 3.Penjelasan Hukum Adat Tentang Perkawinan.
Kerangka teori yang menjelaskan secara singkat dan rinci mengenai
obyek yang akan diteliti seperti penjabaran anailisis Hal ini guna
membedakan penelitian yang pernah dilakukan peneliti terdahulu
dengan penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini.

Bab III Pada bab ini memuat Paparan Dan Analisis Data, Yang
Meliputi Tentang Konsep analisis adat pernikahan padang tradisi baja
puik menurut kompilasi hukum islam dan hukum positifyang biasanya
dilakukan oleh orang setempat.
Bab IV Penutup yang memuat kesimpulan dari semua
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang
berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat untuk menjadi
pertimbangan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

A. buku

23
Prayogi, Ryan, and Endang Danial. "Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai
Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan
Hulu Provinsi Riau." Humanika 23.1 (2016): 61-79.
Mahdayenidan Ahmad Syukri Saleh. "Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan
Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan
Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan)." Tadbir: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 7.2 (2019): 154-165.
Chayadi dan Lia Nuraini. "Perbandingan Hukum Keabsahan Perkawinan yang Tidak
Mendapat Izin Poligami Menurut Syariat Islam dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan." Student Online Journal (SOJ)
UMRAH-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2.1 (2021): 554-566.
Alif, Muhammad. "Komunikasi antar budaya dalam pernikahan adat Minangkabau di
kota Banjarbaru." Metacommunication: Journal of Communication.
Ismail, Ismail. "Akulturasi Hukum Kewarisan Islam dengan Hukum Kewarisan Adat
Minangkabau." Al Hurriyah: Jurnal Hukum Islam 2.1 (2017): 57-68.
Asmaniar, Asmaniar. "Perkawinan Adat Minangkabau." Binamulia Hukum 7.2
(2018): 131-140.
Martha, Zike. "Persepsi dan Makna Tradisi Perkawinan Bajapuik pada Masyarakat
Sungai Garingging Kabupaten Padang Pariaman." Biokultur 9.1 (2020): 20-
40.
Morizana, Siti, and Etmi Hardi. "Tradisi Bajapuik dan Uang Hilang Sistem
Perkawinan di Kenagarian Kuranji (1970-2010)." Jurnal Kronologi 3.1
(2021): 243-251.
Van peursen, C.A. (1998). Strategi kebudayaan. Yogyakarta: Kanisus
Gustiana, Restia. "Pluralitas Hukum Perwakinan Adat Pariaman." MORALITY:
Jurnal Ilmu Hukum 7.1 (2021): 22-51.
Hardi, E. (2021). Tradisi Bajapuik dan Uang Hilang Sistem Perkawinan di
Kenagarian Kuranji (1970-2010). Jurnal Kronologi, 3(1), 243-251.
Navis AA. (1984) Alam terkambang jadi guru. Jakarta: PT
Ismail. “Akulturasi Hukum Kewarisan Islam dengan Hukum Kewarisan Adat
Minangkabau”, Al-Hurriyah, Januari-Juni 2017, hlm. 58.
Masykuri abdillah “Distorsi sokralitas perkawinan pada masa kini” dalammimbar
hukum No. 36 Tahun IX 1998 hal,74
Al-quran dan terjemahnya Penerbit CV. ASY.SYIFA. Semarang 1992.
Kusmidi, Henderi Kusmidi. "Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam
Pernikahan." El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis 7.2
(2018): 63-78.
Masykuri abdillah “Distorsi sokralitas perkawinan pada masa kini” dalammimbar
hukum No. 36 Tahun IX 1998 hal,74

Tiara andesti “pola komunikasi baretong dalam prosesi pernikahan adat


kabupaten padang pariaman, sumatera barat” skipsi jurusan pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom Bandung. Tahun 2017 hardianto ritonga”
Perkawinan Adat Batak Jurusan Sidimpuan, Sumatra” Skripsi Jurusan
Pada Program Fakultas Syari’ahUniversitasIslam NegeriMalang
Malik Ibrahim tahun 2016
Alief Rachman setyanto “tradisi langkahan dalam pernikahan adat lampung
perspektif al-‘urf” Skripsi Jurusan Pada Program studi hukum keluarga islam

24
fakultas syari’ah universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang
tahun 2021
ariswandi “implikasi pernikahan passampo siri terhadap status anak ditinjau dari
hukum islam dan hukum adat” Skripsi Jurusan Pada Program fakultas syari’ah
dan hukum uin alauddin makassar tahun 2014.
fathi thayyibun “tradisi lompat pagar” (studi atas adat perkawinan di nagari salo
kabupaten agam sumatera barat menurut tinjauan hukum islam)” skripsi
Jurusan Pada Program studi hukum keluarga fakultas syariah dan hukum
universitas islam negeri syarif hidayatullahJakarta tahun 2016.
Shafwan Mahmudin, Trisni Andayan“eksistensi silek galombang pada upacara
perkawinan etnis minangkabau di medan”skripsi Jurusan Pada Program Studi
Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan,
Indonesia tahun 2017
galuh aqmarina hapsar “ambivalensi tokoh marah hamli pada novel memang jodoh
karya marah rusli”skripsi Jurusan Pada Program Studi Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya tahun 2015.
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metode Pennelitian Hukum, (malang; Banyu Media
Publishing, 2006), hal 242.

25

Anda mungkin juga menyukai