PAPER
Oleh
APRILIYATUS SHOLICHAH
NIM. 204102040039
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kematian adalah suatu hal yang sangat tidak bisa dilupakan dan belum
siap menerima keadaan yang sudah di takdirkan oleh sang maha cipta.
Banyak manusia yang menolak akan adanya kematian padahal menolak
kematian sama halnya melawan hukum kehidupan dan hukum alam. Sang
pencipta sudah menentukan takdir manusia sejak ia dilahirkan. Bagi orang
islam, kematian bukanlah hal semata-mata akhir dari kehidupan manusia,
melainkan kematian juga mengajarkan arti ikhlas, pasrah dengan hati yang
tulus agar bisa menerima takdir sang pencipta kapanpun takdir itu datang. Di
jawa timur terdapat beberapa adat istiadat yang masih di yakini sampai saat
ini, jika adat itu di tinggalkan maka akan membawa bencana bagi pihak yang
bersangkutan. Salah satu adat yang ada di desa ngayunan kecamatan beji
kabupaten pasuruan yaitu terkait dengan adat kematian.
Dari berbagai banyak adat istiadat yang ada diindonesia, budaya jawa
banyak menjadi berbincangan dikalangan masyarakat sekitar karena
keunikan, salah satunya adat kematian brobosan keranda. Adat ini hanya bisa
dilakukan apabila pihak yang ditinggalkan masih belum cukup umur, maka
dari itu adat ini boleh dilakukan. Adat ini diyakini akan membawa berkah
bagi keluarga yang di tinggalkan, terhadap adat tersebut masyarakat juga
banyak yang bersikap patuh, hormat dan melestarikan hingga detik ini.
Meskipun adat tersebut sudah bercampur dengan gaya kultural modern, tapi
ciri khas dari adat ini tidak terlalu banyak perubahan.
Adat brobosan keranda juga memiliki unsur kebudayaan yang masih di
percaya serta di tradsikan hingga sekarang. Pada hakikinya adat brobosan ini
merupakan suatu proses tata cara pemakaman secara khusus yang
mengandung makna kehidupan sosial budaya, nilai-nilai Pancasila, norma
yang menyangkut tentang Pendidikan serta memberikan kenyamanan dalam
toleransi terhadap keluarga yang ditinggalkan. Pada siklus ini manusia juga
dituntut untuk memiliki hati yang lapang dada dan persiapan dalam
menghadapi takdir tuhan secara tiba-tiba tanpa adanya suatu pertanda yang
khas
B. FOKUS PERMASALAHAN
1. Apa yang dimaksud adat brobosan keranda?
2. Bagaimana tata cara melakukan adat tersebut?
3. Apa saja peralatan yang digunakan untuk melakukan adat brobosan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapt memahami arti adat brobosan keranda
2. Dapat mengetahui bagaimana tata cara adat brobosan dilakukan
3. Agar dapaat mengertialat apa saja yang digunakan
PEMBAHASAN
Hal ini bermaksud untuk mengurangi siksaan jenazah ini, agar kelak
sesuatu yang ada di dunia bisa mtidak menjadi beban bagi jenazah ketika
sudah berada di alam pertanggungjawaban, setelah selesai berpidato pemandu
jenazah kemudian menyuruh keluarganya dimintai untuk melakukan adat
brobosan dibawa keranda dengan diangkat setinggi-tingginya. Ahli waris yang
ditinggalkan, mulai dari anak laki-laki tertua, hingga cucunya harus berjalan
melewati bawa keranda dengan cara merundukkan kepala sebanyak tiga atau
tujuh kali akan tetapi semakin banyak mrobos akan semakin baik pula, dengan
berjalan sesuai arah jarum jam, yang bermaksud untuk memberikan
penghormatan yang terakhir kalinya untuk jenazah tersebut dan agar keluarga
yang ditinggakalkan bisa mengikhlaskan kepergian jenazah tersebut untuk
dimakamkan.
Peralatan tersebut harus siap disediakan pada saat jenazah itu dinyatakan
menginggal. Bagi keluarga yang ditinggalkan tidak boleh menangis hsteris di
depan jenazah, karena itu akan berakibat tersiksanya jenazah tersebut.
Meskipun begitu makna yang tersirat dalam tradisi adat brobosan ini tidak
pernah ada perubahan sedikitpun kata perkatanya. bagi masyarakat Desa
ngayunan kecamatan beji kabupaten pasuruan, harus senantiasa menjaga dan
melestarikan adat, kebudayaan hingga tradisi-tradisi peninggalan nenek
moyang kita dulu. Karena pada hakekatnya di dalam adat maupun tradisi
upacara kematian brobosan keranda ini mengandung nilai-nilai pancasila dan
norma-norma yang baik bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian adat
kebudayaan tidakakan pernah hilang ataupun luntur, karena barang siapa yang
melanggar adat tersebut tanpa sebab akan menimbulkan bahaya bagi jenazah
dan juga sanak familly yang ditinggalkan
Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis.
khususnya dan bagi seluruh generasi saat ini pada umumnya, dan penulis juga
berharap agar tulisan ini dapat diteruskan dan dikembangakan demi generasi
milenial yang lebih baik dimasa mendatang. budaya nonlokal boleh masuk ke
indonesia, tapi orang indonesia tidak boleh melupakan ataupun
menghilangkan budayanya sendiri, karena itu termasuk ciri khas dari
kebudayaaan lokal sendiri. seperti halnya pepatah jawa "wong indonesia ojo
lali karo budayane"
DAFTAR PUSTAKA
Ibu tiana sebagai pemangku adat brobosan jenazah perempuan dan laki-
laki dusun ngayunan kecamatan beji kabupaten pasuruan
Lampiran-lampiran
mbah Mariyem sebagai sesepuh adat dusun
ngayunan kecamatan beji kabupaten pasuruan