Anda di halaman 1dari 4

End Of Life

Fadlun Apsari Putri


20301082
3C

Dosen Pengampu:
Ns. Alfianur, M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIkes PAYUNG NEGERI PEKANBARU
T.A. 2022
Kematian adalah suatu peristiwa yang pasti akan terjadi pada setiap manusia, tidak
akan ada manusia yang bisa lari dari kematian. Peristiwa tersebut adalah peristiwa di mana
berpisahnya antara roh dan jasad. Pendapat ini diutarakan hampir semua informan dalam
penelitian ini. Mereka beranggapan bahwa berpisahnya antara roh dan jasad itulah kematian.
Kehidupan akan berakhir yang ditandai dengan kematian. Kematian dapat dikatakan sebagai
akhir dari segalanya di mana manusia akan meninggalkan dunia untuk selamanya dan akan
mempertanggung jawabkan semua yang dilakukan selama hidup di dunia. Disamping
berpisahnya roh dari jasad, juga meninggalkan semua kenikmatan serta aktivitas dunia,
meninggalkan sanak keluarga, dan meninggalkan semua aktivitas yang bersifat keduniaan
dan pergi menghadap sang maha pencipta yaitu Allah SWT.
Manusia mengalami kematian karena Kematian adalah peringatan bahwa manusia
adalah makhluk yang lemah dan tak berdaya, ia diciptakan berawal dan pasti akan berakhir.
Kematian juga menjadi peringatan atau nasihat bagi orang-orang yang masih hidup untuk
kemudian mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan bekal amal ibadah.
Semua informan meyakini bahwa kematian pasti akan datang. Mereka memaknai
istilah nyawa dan ruh sama, demikian pula kata tubuh dan jasad. Kematian diartikan sebagai
perpisahan antara ruh dan jasad, menyebabkan diakhirinya kehidupan. Ruh akan pergi
meninggalkan jasad untuk menghadap Tuhannya. Perjalanan tersebut merupakan perjalanan
untuk menuju suatu awal kehidupan yang sesungguhnya. Jadi kematian, hanya jasad yang
mati tapi roh tetap hidup .
Mereka yang beranggapan kematian adalah akhir dari segalanya, memandang bahwa
kehidupan manusia hanya di dunia, maka setelah kematian tiba maka kehidupan akan
berakhir. Anggapan ini melihat bahwa kematian mengakhiri kehidupan di dunia. Sementara
anggapan kedua, kematian bukan akhir dari kehidupan, setelah manusia meninggal mereka
akan dibangkitkan kembali di alam akhirat untuk mempertanggung jawabkan semua
perbuatan yang telah manusia lakukan semasa mereka hidup di dunia baik itu perbuatan baik
maupun perbuatan buruk. Mereka juga beranggapan bahwa kehidupan dunia adalah
kehidupan yang sementara sedangkan alam akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi atau
kehidupan yang sesungguhnya, maksud dari kehidupan yang sesungguhnya di akhirat adalah
karena kehidupan di akhirat merupakan kehidupan yang kekal abadi.
Betawi merupakan suku yang erat kaitannya dengan sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia. Suku Betawi telah ada dan mulai berkembang sejak zaman penjajahan Belanda.
Ciri khas suku ini sangat dipengaruhi oleh orang-orang Belanda dan China yang telah
mendominasi wilayah tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.

Orang-orang Betawi juga merupakan sebutan bagi pribumi Jakarta yang telah
mendominasi wilayah Ibukota Republik Indonesia tersebut. Karena sejarah Suku Betawi
berhubungan dengan banyaknya orang-orang asing yang masuk ke daerah Jakarta, beberapa
orang Betawi melakukan perkawinan silang dengan orang-orang asing tersebut. Suku-suku
atau kelompok-kelompok yang dulu pernah tinggal di wilayah Betawi terdiri dari orang-
orang Melayu, Arab, Sunda, Jawa, Bugis, Bali, dan lain-lain. Sehingga dari perkawinan
silang, didapatkan beberapa kebudayaan baru yang mengambil corak suku/kelompok
tersebut. Berikut adalah upacara kematian yang dilakukan oleh suku Betawi:

1. Ngelawat atau Nyelawat


Ngelawat adalah melakukan kunjungan ke rumah tetangga, saudara, keluarga, ataupun
orang lain yang sedang mengalami kehilangan salah satu anggota keluarganya. Hal ini
merupakan suatu adat bagi suku bangsa Indonesia, khususnya suku Betawi. Prosesi
ini biasanya dilakukan oleh kerabat ataupun saudara-saudara terdekat. Biasanya,
orang-orang yang memberikan kunjungan ini juga memberikan sumbangan sebagai
tanda peduli dan bantuan terhadap keluarga tersebut.

2. Membantu Mengurus Jenazah Orang yang Meninggal


Orang-orang Betawi biasanya akan sekalian membantu mengurus jenazah orang yang
meninggal tersebut dari mulai memandikan hingga melaksanakan upacara yang
bertempat di masjid atau musholla dan dipimpin oleh kyai setempat. Pihak keluarga
jenazah kemudian menyerahkan perwakilan kepada kyai dengan mengucapkan ijab-
kabul.

3. Tahlilan
Tahlilan merupakan bentuk penghormatan kepada orang yang meninggal dalam
tradisi Betawi. Tahlilan ini dilaksanakan oleh para anggota keluarga yang
ditinggalkan almarhum atau almarhumah. Mereka menggunakan selamatan atau
sedekahan saat waktu meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000
hari. Saat tahlilan ini, keluarga mengundang tetangga dan atau kerabat untuk hadir
dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa untuk almarhum dan almarhumah.

4. Ngored
Ngored merupakan kegiatan berziarah kubur dalam adat Betawi. Kegiatan ini
biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan bertujuan untuk mendoakan orang
yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya selama hidup di dunia.

Anda mungkin juga menyukai