01 02 03 04 05
Memberikan Memberikan Membebaskan Memberi makan Upacara ritual atau
perpisahan dan penghiburan bagi diri dari roh si kepada ilah-ilah supaya adat pemakaman
penghormatan anggota keluarga yang mati, sehingga tidak mengganggu orang mati ini juga
terakhir kepada yang ditinggalkan, serta yang hidup tak perjalanan roh si mati, diperuntukkan bagi
meninggal serta rasa syukur kepada diganggu lagi. atau meminta orang-orang yang
melengkapi segala Mulajadi Na Bolon pertolongan ilah-ilah hidup, dalam arti
bekal yang diperlukan atas segala berkat itu untuk menghantar menunjukkan status
dalam perjalanannya yang telah diterima roh si mati sampai ke social dan kesempatan
menuju alam yang oleh almarhum atau tempatnya. untuk melunasi
dituju. almarhumah dan Menyelesaikan segala (manggaraadat) yang
keturunannya semasa kewajiban terhadap telah diterima
hidupnya. yang mati, sehingga almarhum atau
perjalanan roh itu almarhumah dan
mencapai tujuannya. membalas sumbanan
serta bantuan terhadap
keluarga.
2.4
Sebuah Kajian Terhadap
Peranan Adat Batak Dan Iman
Kristen
Walaupun sebagian besar orang Batak beragama Kristen dan sebagian kecil
beragama Islam tetap menjalankan ritual adat kematian dan pemakaman orang
mati menurut Dalihan Na Tolu, termasuk penggalian tulang-belulang (pemakaman
kembali) dan pembangunan tugu. Kondisi dan situasi ini mengandung pertanyaan
mengapa orang Batak, khususnya Batak Toba, yang sudah menganut agama
Kristen, masih tetap menjalankan pesta kematian dan pemakaman orang mati
menurut adat Dalihan Na Tolu yang disinyalir oleh sebagian masyarakat Kristen
Batak sebagai warisan kekafiran. Harus diakui bahwa masalah ini timbul
disebabkan oleh dampak langsung dari kesalingterpengaruhan antara adat-budaya
Batak dan nilai-nilai teologis kekristenan secara timbal balik. Disamping itu,
pelaksanaan adat kematian dan pemakaman orang mati menurut Dalihan Na Tolu
sudah sangat beragam, tidak efisien, dan banyak menyita waktu, daya, dan dana.
Masalah inilah yang akan dibicarakan dalam tulisan ini, untuk melihat apa
pertimbangan, makna, dan hubunganya sehingga masyarakat Kristen Batak tetap
melaksanakan upacara tersebut sampai saat ini. Demikian juga, berbagai
pelaksanaan peribadatan Kristen selalu dipengaruhi oleh unsur-unsur tradisi
budaya Batak. Pada satu sisi dominasi kekristenan juga sangat kuat terhadap adat-
budaya Batak. Hal ini perlu dikaji agar kita dapat menempatkan dan
memfungsikan adat Batak dan kekristenan secara proporsional dalam kehidupan
sehari-hari.
2.5
Kontroversi Upacara Adat
dan Pemakaman Orang
Mati
Kematian merupakan suatu hal yang pasti akan dialami oleh semua
orang, tanpa terkecuali. Setiap manusia tidak akan mengetahui kapan
seseorang akan meninggal, dan setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi
yang berbeda-beda dalam melaksanakan ritual-ritual kematian.Untuk
menghormati seseorang yang telah meninggal tentunya ada ritual yang harus
dijalankan, biasanya ritual itu berdasarkan kepercayaan yang telah dianut oleh
masing-masing orang. Upacara kematian merupakan salah satu tardisi yang
saat ini masih sering dijalankan oleh berbagai etnis. Adanya sebuah
kontroversi timbul di tengah-tengah masyarakat Kristen Batak akibat adanya
pelaksanaan upacara kematian dan pemakaman orang mati menurut adat
Dalihan Na Tolu. Cenderung sebagian orang Kristen Batak melihat bahwa adat
batak menilai adat tersebut dengan curiga, antipasti, sikap bermusuhan,
membuat kehadiran adat Batak semakin berarti lagi.Mereka menilai bahwa
adat batak adalah sebaga alat atau pekerjaan iblis yang harus diperangi dan
harus dimusnahkan. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai kejadian seperti salah
satunya dalam sebuah tindakan demonstrative membakar ulos batak dan
menghimbau orang Kristen Batak untuk tidakambil bagian dalam upacara-
upacara adat batak.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Memberikan perpisahan dan penghormatan terakhir kepada yang meninggal serta
melengkapi segala bekal yang diperlukan dalam perjalanannya menuju alam yang
dituju, memberikan penghiburan bagi anggota keluarga yang ditinggalkan, serta rasa
syukur kepada Mulajadi Na Bolon atas segala berkat yang telah diterima oleh
almarhum atau almarhumah d an keturunannya semasa hidupnya, membebaskan diri
dari roh si mati, sehingga yang hidup tak diganggu lagi, menunjukkan status sosial dan
kesempatan untuk melunasi (manggararadat) yang telah diterima almarhum atau
almarhumah dan membalas sumbangan serta bantuan terhadap keluarga.
2. Klasifikasi tingkatan sosial dari orang meninggal menurut dalihan natolu :
a. Mate tilahaon
b. Mate di paralangalangan,
c. Mate mangkar (matipul ulu, matompas tataring)
d. Mate sarimatua
e. Mate saurmatua
f. Mate maulibulung
3. Hal ini perlu dikaji agar kita dapat menempatkan dan memfungsikan adat Batak
dan kekristenan secara proporsional dalam kehidupan sehari-hari.
3.2
Saran
Saran dari kelompok kami adalah
sekiranya dengan adanya tugas ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai
budaya Batak serta kaitannya dengan kristen
agar tidak menjadi salah kaprah atau terhadap
budaya Batak dan kaitannya dengan Kristen