PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuahbuku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
3. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan,isi, dan substansi buku.
D. .IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW
Buku I
Judul :STRUKTUR ALJABAR: GRUP
Pengarang :Rippi Maya
Penerbit :STKIP SILIWANGI
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2016
Buku II
A. Pendahuluan
Ilustrasi 1.1:
Perhatikan Gambar 1.1 berikut ini:
D C C D A B D A
A B B A D C C B
Gambar 1.1
abc
a b
d a b
e
a:b f
Simbol , ,, dan : merupakan simbol operasi pada suatu himpunan. Selain empat
simbol dasar tersebut, ada simbol-simbol operasi lain, seperti *,
, , dan lain
sebagainya, yang dapat didefinisikan sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, misalnya
A a,b, c . Operasi * pada himpunan A didefinisikan dengan cara seperti tertulis dalam
Tabel 1, 2 dan 3 berikut ini:
Tabel 1.1
Tabel 1.2 Tabel 1.3
* a b c * a b c * a b c
a a b c a a a a a b c a
b b c a b a a a b c b a
c c a b c a a a c a c b
Tabel yang dapat digunakan untuk mendefinisikan operasi-operasi tersebut disebut sebagai
tabel Cayley.
Perhatikan kembali operasi tersebut. Operasi tersebut menghubungkan dua elemen dari
suatu himpunan, ke elemen lain dalam himpunan tersebut. Operasi yang demikian ini
disebut sebagai operasi biner.
Problem 1.1:
Perhatikan beberapa tabel berikut ini.
* a b * a b * a b
Manakah di antara tabel-tabel tersebut yang merupakan operasi biner? Berikan penjelasan!
a a b a e a a a a
b c b a b b a a
Problem 1.2:
Berdasarkan Definisi 1 tersebut di atas, dapatkah kamu memberikan contoh beberapa
operasi biner pada suatu himpunan?
Problem 1.3:
Selidiki apakah operasi penjumlahan, pengurangan & perkalian pada himpunan bilangan
bulat merupakan operasi biner. Berikan penjelasan!
Problem 1.4:
Operasi pembagian pada himpunan bilangan bulat bukan merupakan operasi biner
pada himpunan bilangan bulat . Selidiki kebenaran pernyataan tersebut dan berikan
penjelasan.
Ilustrasi 1.3:
Perhatikan persamaan linier berikut ini:
3x 4 2x
3.
Untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut, tahapan yang dilalui adalah sebagai
berikut:
3x 4 2x 3
2x 4x 4 2x 2x (2x adalah invers penjumlahan dari 2x )
3
2x 4x 4 2x 2x 3 (assosiatif)
2x 4 0 3 (0 adalah elemen identitas pada penjumlahan)
2x 4 3
2x 4 4 3 4 (4 adalah invers penjumlahan dari
4) 2x 1
1 1 1
2 x 1 ( adalah invers perkalian dari 2)
2 2 2
1
1 x (1 adalah elemen identitas pada operasi perkalian)
2
1
x
2
Perhatikan proses penyelesaian persamaan linier tersebut. Ada tiga sifat penting yang
digunakan untuk menyelesaikan persamaan tersebut, yaitu invers, assosiatif, dan elemen
identitas. Ketiga sifat tersebut merupakan syarat perlu dari suatu himpunan, yang
bersama-sama dengan operasi biner * membentuk sebuah grup.
Grup
Sebuah grup adalah sebuah pasangan terurut (G,*), dengan G adalah sebuah himpunan tak kosong, dan *
Asosiatif. Operasi tersebut bersifat asosiatif, yaitu a *b * c a *b *c , untuk
semua a, b, c di G.
Identitas.Terdapatsuatuelemene(disebutidentitas)diG,sehingga
a *e e* a a , untuk semua a di G.
Invers. Untuk setiap elemen a di G, terdapat suatu elemen b di G (disebut invers) sehingga a *b b*
Problem 1.5:
Berdasarkan definisi tersebut, bila G grup, dan a, b, c di G, maka
a *b * c a * b*c a *b*c . Bagaimana pendapatmu tentang pernyataan tersebut?
Berikan penjelasan!
Problem 1.6:
Bila operasi biner * pada:
(a) himpunan bilangan bulat didefinisikan oleh a *b b a , dan
(b) himpunan bilangan riil didefinisikan oleh a *b a b ab ,
selidiki apakah operasi biner * tersebut bersifat asosiatif. Jelaskan jawabmu!
Problem 1.7:
Selidiki apakah himpunan bilangan bulat , rasional , dan riil beserta operasi
perkalian membentuk grup. Berikan penjelasan! Apakah mungkin himpunan yang
diberikan dengan operasi ini membentuk grup jika beberapa elemennya dibuang? Jelaskan
jawabmu!
Problem 1.8:
Himpunan bilangan bulat tak nol dan operasi perkalian tidak membentuk sebuah grup.
Benarkah pernyataan ini? Jelaskan jawabmu!
Problem 1.9:
Berikut ini adalah beberapa operasi biner, yaitu: +, -, dan • di . Selidiki apakah operasi-
operasi tersebut asosiatif?
Problem 1.10:
Selidiki pula apakah operasi-operasi pada Problem 9 tersebut bersifat komutatif. Bila
tidak, berikan contoh kontranya (counter example) untuk menunjukkannya.
Problem 1.11:
Misalkan A adalah himpunan sebarang (cukup yang sederhana saja), dan * adalah operasi
pada himpunan A. Buatlah beberapa tabel Cayley dari (A,*). Definisikan operasi * pada
himpunan A tersebut sedemikian sehingga
a) * bukan operasi biner;
b) (A,*) tidak mempunyai identitas;
c) Ada unsur di A yang tidak mempunyai invers.
Problem 1.12:
Misalkan
A a,b, B a,b, dan C a,b, c, d dan * adalah operasi pada himpunan
c
A, B dan C.
(a) Buatlah tabel Cayley dari (A,*), (B,*), dan (C,*).
(b) Kapan suatu tabel Cayley merupakan suatu grup? Carilah semua kemungkinan agar
terbentuk tabel Cayley yang merupakan grup.
(c) Apakah ciri-ciri tabel Cayley yang merupakan grup? Jelaskan jawab Anda!
Problem 1.13:
a b
Selidiki apakah matriks ukuran 2x2 sebarang, seperti
, dan operasi penjumlahan
c d
pada matriks membentuk sebuah grup. Jelaskan jawabmu!
(a) Jika a dan b bilangan bulat dan n bilangan bulat positif, bilangan a disebut modulo n
terhadap b jika n habis membagi a – b, dan ditulis
a b mod n . Sebagai contoh,
10
mod 3, karena 10 1 3q , dan 14 mod 4, karena 14 2 4q , dengan q
1 2
adalah kuosien (hasil bagi).
(b) Pada modulo, dikenal juga operasi penjumlahan dan perkalian mod n, yang
Sebagai contoh,
12 15 mod 10 = 12 mod 10 15 mod 10 mod 10
= 2 mod 10 5 mod 10 mod 10
= 7 mod 10
= 7.
Problem 1.14:
Himpuna
n Zn 0,1, 2,..., n untuk n membentuk grup di bawah operasi
1 1
Problem 1.16:
Jika G grup yang mempunyai tiga elemen, maka G pasti abelian. Selidiki kebenaran
pernyataan tersebut.
Problem 1.17:
Misalkan G sebuah grup dengan sifat-sifat sebagai berikut: Jika a, b, dan c adalah elemen-
elemen dari G, dan ab ca, maka b c. Buktikan bahwa G adalah Abelian.
Petunjuk:
(a) Untuk membuktikan, mulai
dengan ab ca.
a dan b di G.
Petunjuk:
(a) Mulailah pembuktian dengan menggunakan definisi grup Abelian, ab ba.
yaitu
1
(b) Gunakan sifat-sifat aljabar dari invers komposisi dua elemen, yaitu ab b1a 1.
Problem 1.23:
Misalkan A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kurang dari 10. Sebutkan semua
anggota A yang prima relatif dengan 10, tuliskan sebagai himpunan B.
Problem 1.24:
Terhadap perkalian modulo 10, selidiki apakah B membentuk grup.
Problem 1.25:
Misalkan U (n) didefinisikan sebagai himpunan semua bilangan bulat positif yang lebih
3. n p2 p prima.
,
Petunjuk: ambillah n yang khas.
Buatlah tabel Cayley untuk U(10) dengan operasi perkalian modulo 10.
(a) Carilah elemen identitasnya dan selidiki apakah elemen identitasnya tunggal?
(b) Sebutkan unsur-unsur yang saling invers dari elemen-elemen pada U(10), bila ada.
Apakah inversnya tunggal?
(c) Selidiki apakah U(10) merupakan grup di bawah operasi perkalian modulo 10?
Bagaimana pula dengan U(12), U(15)?
(d) Kesimpulan apakah yang dapat kamu ambil dari beberapa contoh U (n) tersebut?
Teorema 1.2:Pembatalan
Teorema 1.3:Ketunggalan
Dalam sebuah grup G, hukumInverspembatalan kanan dan kiri berlaku, yaitu ba ca
Untuk setiap elemen
mengakibatkan b c ,adan
dalam
ab sebuah grup G, ada elemen
ac mengakibatkan b c . tunggal b dalam G, sehingga
ab ba e.
Tabel 2.1
+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 0
2 2 3 4 5 0 1
3 3 4 5 0 1 2
4 4 5 0 1 2 3
5 5 0 1 2 3 4
Sekarang perhatikan tabel Cayley untuk grup G, pada Tabel 2.2 berikut. Dapatkah
Dari ilustrasi tersebut, kita mendapatkan gambaran kapankah sebuah himpunan bagian
dari sebuah grup merupakan sebuah grup. Berikut ini dijelaskan definisi dari subgrup
tersebut.
Definisi 2.3:Subgrup
Himpunan tak kosong H adalah himpunan bagian dari sebuah grup G. H dikatakan
subgrup dari G jika H merupakan grup terhadap operasi yang sama di G.
Keterangan:
Notasi yang biasa digunakan untuk menyatakan bahwa H merupakan subgrup dari G
adalah: H G . Bila H subgrup dari G tetapi tidak sama dengan G disebut subgrup
murni (proper subgrup), dan ditulis H G .
Problem 2.5:
Buktikan bahwa {e} adalah subgrup dari G.
Keterangan:
Subgrup {e} dan G sendiri disebut subgrup trivial dari G. Bila ada subgrup lain dalam
grup G yang bukan {e} atau G, maka subgrup tersebut dikatakan subgrup nontrivial dari
G. Pada Ilustrasi 2.1 tersebut di atas, H merupakan subgrup nontrivial dari G.
Berdasarkan definisi subgrup yang sudah kita pahami melalui beberapa problem yang
sudah dikerjakan, ada cara lain untuk memeriksa apakah suatu himpunan bagian dari suatu
grup merupakan subgrup dari grup tersebut. Cara memeriksa subgrup ini dikenal sebagai
Tes Tahap ke-1, Tes Tahap ke-2, dan Tes Subgrup Berhingga, sebagaimana dikemukakan
dalam teorema-teorema berikut.
Teorema 2.1:Tes Tahap ke-1 dari Subgrup
Misalkan H adalah himpunan bagian tak kosong dari suatu grup G. H adalah subgrup dari
G jika ab1 dalam H, untuk setiap a dan b di H.
Catatan:
Untuk notasi penjumlahan, H adalah subgrup jika a – b di H untuk setiap a, b di H.
Problem 2.17
Misalkan G grup Abelian terhadap perkalian dengan identitas e. Bila H dan K adalah
himpunan bagian dari G, dengan H x dan K x ,
x2 e buktikan
x
2
G G
Problem 2.19
(c) Jika a e, gunakan sifat H sebagai himpunan berhingga, dengan a, a2, a3,...
barisan
a n
Teorema 2.4:a adalah Subgrup . Subgrup a disebut
a n
Misalkan G suatu grup, dan a adalah elemen dari G, maka aadalah subgrup dari G.
Catatan:
Bila a adalah elemen dari suatu grup, maka
Ilustrasi 3.1:
Dari Bab 2, sudah dijelaskan bahwa suatu grup G disebut siklis jika ada suatu elemen a di
…= a-4 = a0 = a4= …
…= a-2 = a2 = a6= …
Gambar 3.1
Pada grup siklis
berorde 4 (berhingga), generatornya adalah 1 dan 3.
Ambil a 3, maka
4
Berdasarkan Gambar 3.1, 0.3 = 4.3 = 8.3. Demikian pula untuk 1.3 = 5.3 = 9.3, dan
seterusnya. Perhatikan hubungan antara 0,4,8 dan 4 (orde grup). Demikian juga dengan
hubungan antara 1,5,9 dan 4 (orde grup). Dapatkah kamu mengambil kesimpulan?
Perhatikan grup siklis
U 9 yang berorde 6 (berhingga). Ambil a U 9 . Misalkan
a 2 , maka
2 2n n ..., 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2 , 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
, 211, 212,...
10
pul ... 21 27 213 Adakah hubungan antara 0,6,12 dan orde dari grup (6)? Juga
a ...
hubungan antara 1,7,13 dan orde dari grup? Dapatkah kamu mengambil i
kesimpulan? a aj,
Problem 2.21:
Pahami Teorema 3.1. Cobalah terapkan teorema tersebut pada grup 5 . Tuliskan semua
Problem 2.22:
contoh 2 grup yang berbeda.
1 dari 2 dan orde grup siklis U 9 . Adakah hubungan antara 1 dan 6? Apakah 1 dan 6
Cobalah selidiki apakah U (9) mempunyai generator lain, selain 2 dan 5. Misalkan ada
k , sehingga 2k
U (9) , apakah ada kaitan antara k dengan orde U (9) ?
grup
Apakah kesimpulan yang kamu peroleh? Dapatkah kamu menentukan suatu kriteria untuk
menentukan generator dari suatu grup siklis? Tanpa perlu mencari generator dari suatu
grup siklis dengan mencoba elemennya satu persatu, ada suatu cara singkat untuk
menentukan generatornya. Perhatikan teorema berikut.
gcd (k, n) = 1.
Cobalah kamu buktikan Teorema 3.2. Gunakan informasi yang diketahui pada teorema
tersebut untuk membuktikan.
Suatu bilangan bulat k din adalah generator darin jika dan hanya jika gcd (k, n) = 1.
Klasifikasi Subgrup dari Grup Siklis
Ilustrasi 3.4:
Perhatikan kembali subgrup siklis 2 dari grup siklis U 9 1, 2, 4,5, 7,8 . Elemen-
2 21
21, 22, 23, 24, 25, 26 2, 4,8, 7,5,1 1, 2, 4,5, 7,8 .
Elemen-elemen subgrup siklis lain dari U 9 adalah:
4 22
4 , 4 , 4 , 4 , 4 , 4 4, 7,1 1, 4, 7.
1 2 3 4 5 6
8 23
81,82,83,84,85,86 8,1 1,8 .
1 2 6
11,12 1,1 1 .
5 2 5
51,52,53,54,55,56 5, 7,8, 4, 2,1 1, 2, 4,5, 7,8.
7 2 4
subgrup-subgrup siklis tersebut adalah 1,2,3,6. Bandingkan dengan pembagi positif dari 6
orde subgrup siklis 2 ), yaitu1, 2,3, 6 . Adakah kesamaan? Berikut ini adalah teorema
dasar grup siklis yang perlu diketahui.
dari aadalah pembagi dari n; dan untuk masing-masing pembagi positif k dari n, grup
adalah pembagi positif dari 20. Jika k pembagi positif dari 20, maka subgrup berorde k
adalah
a20/ k . Dengan demikian, subgrup-subgrup dari a dapat ditentukan, yaitu:
a e, a, a , a ,. ., a
2 3 19 berorde 20,
a2
e, a, a , a ,. .,
2 3 berorde 10,
a
9
berorde 5,
a4 e, a, a 2 , a3, a4
berorde 4,
a5
e, a, a 2 , a3 berorde 2,
10
a
e, a
a20 e berorde 1.
Problem 2.29:
Bila diketahui 3 adalah salah satu generator dari grup siklis U (50) , U (50) 30 ,
dengan
Problem 2.31:
Cobalah terapkan pernyataan Akibat 3.3 tersebut pada subgrup siklis yang kamu pilih
sendiri.
Problem 2.32:
Misalkan suatu grup siklis G a
, dengan a 24 . Tentukan semua generator untuk
subgrup berorde 8.
Problem 2.33:
Misalkan G suatu grup dan a adalah elemen dari G.
a. Jika a12 e , apakah yang dapat dikatakan tentang orde a?
b. Jika am e , apakah yang dapat dikatakan tentang orde a?
c. Misalkan
G 24 dan G siklis. Jika a8 e dan a12 e , tunjukkan bahwa a G
Ilustrasi 3.6:
Dengan menggabungkan Teorema 3.2 dan 3.3, banyaknya elemen dari setiap orde dalam
suatu grup siklis berhingga dapat dihitung dengan mudah. Ada suatu fungsi bilangan
teoritis yang disebut fungsi Euler phi, yang berkaitan dengan banyaknya elemen dari
suatu grup siklis. Misalkan (1) 1, dan untuk bilangan n (n) menyatakan
bulat 1,
banyaknya bilangan bulat positif yang kurang dari n, dan prima relatif ke n. Perhatikan
bahwa
U (n) n .
Problem 2.34:
Selidiki apakah
U grup siklis, untuk n 5,9,10,14,15,18, 20, 22, Bila U grup
(n) 25. (n)
siklis, tentukan A 1, 2,3,..., n, untuk beberapa bilangan bulat positif n.
generatornya. Permutasi
Buatlah suatu
konjektur untuk U
(n) .
Teorema 3.4:Banyaknya Elemen dari Masing-masing Orde dalam Suatu Grup Siklis
Jika d adalah suatu pembagi positif dari n, banyaknya elemen berorde n dalam suatu grup siklis berorde n a
BAB IV PERMUTASI
dinyatakan dengan
dari himpunan A tersebut adalah suatu fungsi dari A ke A yang satu-satu dan pada. Sebagai
contoh, perhatikan himpunan
A 1, 2,3 . Untuk semua x elemen f (x) A , permutasi
yang mungkin terjadi adalah A,
1. f (1) 1, f (2) 2, f (3) 3.
2. f (1) 1, f (2) 3, f (3) 2.
3. f (1) 2, f (2) 1, f (3) 3.
4. f (1) 2, f (2) 3, f (3) 1.
5. f (1) 3, f (2) 1, f (3) 2.
6. f (1) 3, f (2) 2, f (3) 1.
Perhatikan bahwa ada 3! 6 permutasi yang mungkin terjadi.
Misalkan permutasi yang pertama ditulis dengan . Untuk menyatakan hubungan antara
1
himpunan A dan hasil permutasinya adalah dengan menyusunnya dalam bentuk matriks,
1 2 3 1 2 3
yaitu 1 . Dengan cara yang sama, permutasi ke dua
f (1) f (2) f (3) 1 2 3
sampai ke enam juga dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut ini:
1 2 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2, 4 , 6 .
1 3 2 3 3 2
,
3 ,
5
2 1 3 1
Permutasi , ,..., membentuk suatu himpunan tersendiri, yaitu himpunan
1 2 6
permutasi 1 ,2 ,...,6 . Bila himpunan ini bersama-sama dengan operasi komposisi
Ilustrasi 4.1
Perhatikan suatu himpunan tak kosong A, dengan A himpunan berhingga. Himpunan A
membentuk suatu grup, maka grup ini disebut grup permutasi. Berikut ini diberikan
definisi dari permutasi suatu himpunan dan grup permutasi dari suatu himpunan.
I strasi 4.2
l
u Persegi yang Simetri
Perhatikan grup dihedral
D4 . Setiap gerakan dalam D4 dihubungkan dengan
permutasi dari keempat lokasi sudut persegi. Bila keempat sudut persegi tersebut diberi
label, maka gambarnya dapat dilihat sebagai berikut:
3 2
4 1
Ilustrasi 4.3
Selain notasi matriks seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, permutasi dapat
dinyatakan dalam notasi putaran (cycle notation). Perhatikan permutasi berikut:
1 2 3 4 5 6
.
2 1 4 6 5
Penempatan nilai-nilai pada permutasi tersebut dapat dinyatakan secara skematik sebagai
berikut:
1 3 5
4 6
Skema tersebut kemudian diganti dengan notasi putaran sebagai berikut, yaitu
123465 atau 12 346 . Perhatikan bahwa menurut kesepakatan, putaran
yang hanya mempunyai satu masukan, yaitu (5), dapat dihilangkan. Bila dalam penulisan
notasi putaran ada elemen yang hilang (tidak dituliskan), berarti elemen yang hilang
tersebut dipetakan ke dirinya sendiri. Dengan demikian, untuk permutasi identitas
Panjang suatu putaran adalah banyaknya elemen dalam putaran tersebut. Misalkan
12345 , maka panjang putarannya adalah 5.
Sifat-sifat Permutasi
Teorema 4.2 Komutasi Putaran yang Saling Lepas
Jika sepasang putaran a1 , a2 ,..., am dan b1 ,b2 ,...,bn tidak mempunyai elemen- elemen (entry)
Ilustrasi 4.4.
Suatu permutasi identitas
(1)
dinyatakan sebagai (13)(13) atau (14)(14), dst. Jadi suatu permutasi dalam Sn dapat
dinyatakan sebagai hasil dari 2-putaran. Menurut Teorema 4.1, setiap permutasi dapat
ditulis dalam bentuk (a1a2...ak )(b1b2...bt )(c1c2...cs ) . Dengan penghitungan langsung,
Lemma 4.1
Jika 12r... , dengan β adalah 2-putaran, maka r adalah genap.
Teorema 4.5 Selalu Genap atau Selalu Ganjil
Jika suatu permutasi α dapat dinyatakan sebagai suatu hasil dari 2-putaran bilangan genap, maka setiap de
genap dari 2-putaran. Simbolnya,
Teorema 4.7
Untuk n > 1, An mempunyai orde n!/2.
BAB V ISOMORFISME
Ilustrasi 5.1
Dua anak (A dan B) sedang bermain kelereng. Sebelum bermain, mereka menggabungkan
kelereng yang mereka punya, dan mulai menghitung. Si A yang berasal dari suku Jawa
menghitung kelerengnya dengan bahasa Jawa, sementara si B yang berasal dari suku
Sunda, menghitung kelerengnya dengan bahasa Sunda. A mengucap siji, loro, telu, papat,
…, sementara B mengucap hiji, dua, tilu, opat, …. Mereka menghitung barang yang sama,
tetapi dengan bahasa yang berbeda. Dengan kata lain, mereka menggambarkan konsep
yang sama, dengan istilah yang berbeda. Situasi seperti itu juga sering muncul dalam grup.
Grup yang sama digambarkan dengan istilah (terminology) yang berbeda.
Dalam bab ini akan dipelajari suatu metode untuk menentukan apakah dua grup
sebenarnya sama, meski mereka terdefinisi dalam terms yang berbeda. Bila kedua grup
tersebut sama, maka dikatakan ada isomorfisme antara kedua grup tersebut. Istilah
isomorfisme berasal dari bahasa Latin, iso dan morphe. Iso artinya sama dan morphe
artinya bentuk. Isomorfisme pertama kali diperkenalkan oleh Galois, sekitar 1,5 abad yang
lalu.
Definisi
(a) (b)
dan buktikan
Teorema Cayley
Automorfisme
a (x) axa1 untuk semua x di G disebut automorfisme dalam dari G yang disebabkan
oleh a.
Ilustrasi 5.2
Himpunan dari semua automorfisme dari suatu grup G, membentuk suatu grup tersendiri
yang disebut Aut(G). Himpunan dari semua automorfisme dalam dari G yang disebabkan
oleh a juga membentuk grup tersendiri yang disebut Inn(G).
Perhatikan grup dari himpunan bilangan bulat terhadap operasi penjumlahan. Subgrup
dari salah satunya adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 terhadap
operasi
penjumlahan, yaitu 3 ..., 6, 3, 0,3, 6,.... Tambahkan 1 pada setiap elemen subgrup
2 pada setiap elemen subgrup tersebut, sehingga diperoleh subset lain, yaitu
2
3 ..., 4, 1, 2,5,8,.... Gabungan dari ketiga subset ini akan membentuk himpunan
bilangan bulat , sehingga sebarang bilangan bulat akan termasuk dalam salah satu dari
ketiga subset tersebut.
Definisi Koset
Definisi 6.1Koset H di G
Sifat-sifat Koset
Jika G suatu grup berhingga dan H adalah suatu subgrup dari G, maka H membagi G .
G:H G / H .
Pada suatu grup berhingga, orde dari setiap elemen grup membagi orde grup.
Akibat 6.3a G e
Misalkan G adalah grup berhingga, dan misalkan a G. Maka a G e .
Misalkan G suatu grup permutasi dari suatu himpunan S. Untuk masing-masing i di S, definisikan stabG (i)
Misalkan G suatu grup permutasi dari suatu himpunan S. untuk masing-masing s di S, misalkan orbG (s)
Misalkan G suatu grup permutasi berhingga dari suatu himpunan S. Maka, untuk sebarang
i dari S, G orbG (i) stabG (i) .