Anda di halaman 1dari 35

SMK

Teknik Tingkat Dasar

BAHAN AJAR

RELASI DAN FUNGSI


MATEMATIKA

Oleh:
Martono

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU MATEMATIKA
YOGYAKARTA
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………. i

Daftar Isi …………………………………………………. ii

Daftar Gambar …………………………………………………. iii

Kompetensi …………………………………………………. iv

Skenario Pembelajaran …………………………………………………. v

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang …………………………………………………. 1

B. Tujuan …………………………………………………. 2

C. Ruang Lingkup …………………………………………………. 2

Bab II Uraian Materi Relasi dan Fungsi

A. Pengertian Relasi dan Fungsi ………………………………… 3

B. Fungsi Linier …………………………………………………. 7

C. Fungsi Kuadrat ...……………………………………………….. 14

D. Komposisi Fungsi ...……………………………………………….. 17

E. Fungsi Invers ...……………………………………………….. 22

F. Soal−Soal ...……………………………………………….. 27

Bab III Penutup ...……………………………………………….. 28

Daftar Pustaka …………………………………………………. 29

Kunci Jawaban …………………………………………………. 30

ii
Daftar Gambar

Gambar 2.1. contoh diagram panah

Gambar 2.2. perbandingan trigonometri

Gambar 2.3. diagram panah

Gambar 2.4. diagram panah

Gambar 2.5. korespondensi satu−satu

Gambar 2.6. grafik fungsi linier

Gambar 2.7. grafik fungsi linier

Gambar 2.8. gradien

Gambar 2.9. grafik parabola

Gambar 2.10. contoh grafik parabola

Gambar 2.11. fungsi komposisi

Gambar 2.12. invers fungsi

Gambar 2.13. invers fungsi komposisi

iii
Kompetensi

Kompetensi yang diharapkan akan dicapai pada diklat setelah

menggunakan bahan ajar ini adalah dapat mengembangkan keterampilan

petatar dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut relasi dan

fungsi.

iv
Skenario Pembelajaran

Adapun skenario pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

10 menit 5 menit 50menit


60 menit

Pendahuluan Apersepsi Penyampaian


Materi
 Tujuan  Sistem
 Ruang bilangan  Bab II
Lingkup  Bidang
Kartesius

10 menit 60 menit

Penutup Diskusi

 Pemecahan
 Kesimpulan
Masalah Relasi
dan Fungsi

v
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari−hari seseorang sering menjalani suatu

aktivitas yang tanpa disadari berhubungan dengan matematika.

Contohnya seorang kontraktor yang ingin merencanakan pembuatan

jalan raya. Jika dalam 1 minggu ia dapat menyelesaikan pembuatan

jalan untuk jarak 500 m, 2 minggu untuk jarak 1.000 m, 3 minggu

untuk jarak 1.500 m dan seterusnya maka dalam waktu 8 minggu

pastilah ia dapat memprediksikan berapa jarak yang dapat ia

selesaikan dalam waktu tersebut.

Contoh tersebut dapat ditulis rumus secara matematis dengan

s = 500 t, dimana s adalah jarak (meter)

t adalah waktu (minggu)

Persamaan s = 500t dalam matematika disebut fungsi, di mana nilai

dari suatu peubah dapat ditentukan jika nilai dari peubah yang lain

diketahui. Kenyataan dalam kehidupan sehari−hari di berbagai bidang

kehidupan banyak membutuhkan pengetahuan tentang fungsi, antara

lain bidang keteknikan, bidang ekonomi, bidang kesehatan dan

sebagainya. Oleh karena itu topik tentang fungsi perlu diajarkan

kepada siswa oleh guru matematika SMK teknik.

1
B. Tujuan

Bahan ajar tentang pembelajaran relasi dan fungsi ini disusun agar

para tenaga kependidikan/guru:

1. Lebih menguasai materi pembelajaran relasi dan fungsi untuk siswa

SMK Teknik

2. Lebih memiliki kemampuan mengembangkan teknik, model dan

strategi pembelajaran relasi dan fungsi

C. Ruang Lingkup

Bahan ajar ini membahas topik−topik sebagai berikut:

1. Pengertian relasi dan fungsi, dijelaskan beberapa macam fungsi

dan grafiknya

2. Komposisi fungsi

3. Fungsi Invers

2
BAB II

Relasi dan Fungsi

Pada sekitar abad ke-17, sebuah fungsi dinyatakan sebagai

sebuah kurva yang dideskripsikan oleh sebuah pergerakan (motion).

Selanjutnya pada abad ke-18, pengertian fungsi berubah ke bentuk

analitik yang dinyatakan oleh variabel dan konstan yang

merepresentasikan suatu relasi/hubungan antara dua variabel dengan

grafik yang tidak memuat/tidak memiliki “pojok yang tajam”.

Dalam perkembangan matematika selanjutnya, konsep fungsi kemudian

berubah menjadi definisi modern sekarang ini seperti yang ditulis pada

bahan ajar ini. Sebelum memahami pengertian fungsi perlu dijelaskan

terlebih dahulu tentang pengertian relasi.

A. Pengertian Relasi dan Fungsi

1. Relasi antara dua himpunan

Jika A dan B dua himpunan yang tidak kosong, maka didefinisikan:

A × B = {( x, y ) x ∈ A dan y ∈ B}, A × B disebut hasil kali cartesian

antara himpunan A dan B.

Jika R ⊂ (A × B), maka R disebut relasi dari himpunan A ke

himpunan B. Relasi dapat diartikan sebagai aturan yang

mengawankan dua himpunan.

Ada beberapa cara menyatakan relasi, yaitu:

a. diagram panah

3
b. himpunan pasangan berurutan

c. grafik kartesius

Contoh:

Diketahui himpunan A = { 1, 2, 4, 5} dan B = { −1, 2, 3, 5}, nyatakan

relasi dari A ke B dengan “dua lebihnya dari” !

Penyelesaian:

a. diagram panah c. Grafik kartesius

A B
B
5
1• •−1
4
2• •2
4• •3 3 •
5• •5 2 •
1
Gb. 2.1. contoh diagram panah
0 1 2 3 4 5 A
b. himpunan pasangan berurutan −1 •

{(1,−1), (4,2), (5,3)}


Gb 2.2. contoh grafik kartesius

2. Pemetaan atau fungsi

Pemetaan atau fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah

suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat

satu anggota pada B.

Pemetaan seperti ini biasa dinotasikan dengan

f : x → y atau y = f(x)

dibaca “f memetakan x ke y ”

y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan

semua peta/bayangan dari fungsi disebut daerah hasil (range).

4
Jadi untuk suatu fungsi diperlukan syarat:

a. Himpunan A sebagai daerah asal atau daerah definisi (domain).

b. Himpunan B sebagai daerah kawan (kodomain).

c. Himpunan R sebagai daerah hasil (range)

d. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B yang memetakan

setiap anggota A dengan tepat satu anggota pada B, atau

dengan kata lain setiap anggota A dipasangkan habis tetapi

tidak boleh ada satu anggota A yang punya pasangan lebih dari

atau kurang dari satu.

Domain fungsi f biasanya dilambangkan dengan Df sedangkan

range fungsi f biasanya dilambangkan dengan Rf.

Contoh:

1) Diantara diagram panah berikut yang merupakan fungsi

(pemetaan) dari A ke B adalah


A B A B
a. c.
• • • •
• • • •
• • • •
• • • •

A B A B
b. d.
• • • •
• • • •
• • • •
• • • •

Gb.2.3. diagram panah

5
Penyelesaian:

b adalah jawabnya, sebab setiap anggota A dipasangkan habis

dan punya kawan tunggal

a bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan

c bukan fungsi sebab ada anggota A yang punya kawan lebih

dari satu

d bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan

dan ada anggota A yang punya kawan lebih dari satu.

2) Diketahui suatu fungsi yang memetakan A = {1, 8, 27} ke

B = {1, 2, 3, 4} dengan sifat “pangkat tiga dari”

a) Buatlah diagram panahnya

b) Tentukan domain, kodomain dan range fungsi tersebut.

Penyelesaian:

a)
A B

1 • •1
8 • •2
27• •3
•4

Gb. 2.4. diagram panah

b) Domain fungsi (Df ) adalah A = {1, 8, 27}

Kodomain fungsi adalah B = {1, 2, 3, 4}

Range fungsi (Rf ) adalah R = {1, 2, 3}

6
Diagram panah di bawah ini menunjukkan kejadian khusus dari

pemetaan yang disebut korespondensi satu−satu.

A B

• •
• •
• •
• •

Gb. 2.5. korespondensi satu−satu

Korespondensi satu−satu adalah pemetaan yang menghubungkan

setiap anggota A dengan tepat satu anggota pada B dan

menghubungkan setiap anggota B dengan tepat satu anggota

pada A.

Jika suatu fungsi f mempunyai daerah asal dan daerah

kawan yang sama, misalkan D maka sering dikatakan fungsi f pada

D. Jika daerah asal dari fungsi tidak dinyatakan maka yang

dimaksud adalah himpunan semua bilangan riil (ℜ). Untuk

fungsi−fungsi pada ℜ kita kenal beberapa fungsi khusus antara lain:

fungsi linier dan fungsi kuadrat.

B. Fungsi Linier

Fungsi linier mempunyai persamaan y = ax + b, a, b ∈ ℜ dan a ≠ 0.

Grafik fungsi linier berupa garis lurus. Untuk menggambar grafik fungsi

linier ada dua cara, yaitu: dengan tabel dan dengan menentukan titik

potong pada sumbu x dan sumbu y.

7
Contoh:

Gambarlah grafik fungsi y = 2x + 2

Penyelesaian:

1. Dengan tabel

x −1 0 1
y = 2x + 2 0 2 4
Y
Dari tabel diperoleh titik−titik berupa y = 2x + 2
4 •
pasangan koordinat, kita gambar 3
2•
titik tersebut dalam bidang kartesius 1
kemudian dihubungkan sehingga •
−1 0 1 2 3 4 X
tampak membentuk garis lurus.

(gambar 2.6) Gb. 2.6. grafik fungsi linier

2. Dengan titik potong sumbu x dan sumbu y

Persamaan garis y = 2x + 2

Titik potong grafik dengan sumbu x:

syarat y = 0 → 0 = 2x + 2

2x = −2

x = −1

sehingga titik potong grafik dengan sumbu x adalah ( −1,0)

Titik potong grafik dengan sumbu y:

syarat x = 0 → y = 2 . 0 + 2 = 2

sehingga titik potong grafik dengan sumbu y adalah ( 0,2)

8
Kedua titik potong tersebut digambar dalam bidang kartesius kemudian

dihubungkan sehingga tampak membentuk garis lurus (gambar 2.7).

4
y = 2x + 2
3
2 •
1

−1 0 1 2 3 4 X

Gb. 2.7. Grafik fungsi linier

1. Gradien

Persamaan garis biasa juga ditulis y = mx + c, dengan m, c ∈ ℜ.

Dalam hal ini m dan c adalah konstanta, dengan m melambangkan

gradien (koefisien arah) garis lurus.

Gradien adalah konstanta yang menunjukkan tingkat kemiringan

garis. Dilihat dari gambar 2.8 maka m dapat dicari sebagai berikut:

y2 •
∆y
∆y y 2 − y1 f (x 2 ) − f (x1 )
y1 α m= = =
• ∆x x 2 − x1 x 2 − x1
∆x

O x1 x2 X

Gb. 2.8. Gradien

9
Pada gambar 2.8, misalkan α adalah sudut antara garis horisontal

(sejajar sumbu x) dan grafik fungsi linier dengan arah putaran

berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam, maka gradien

∆y
dapat pula didefinisikan dengan m = = tan α .
∆x

Jadi m = tan α

Sebagai catatan bahwa

a) Jika m = 0 maka grafik sejajar dengan sumbu x dan ini sering

disebut sebagai fungsi konstan.

b) Jika m > 0 maka grafik miring ke kanan (0°< α < 90°)

c) Jika m < 0 maka grafik condong ke kiri (90°< α < 180°)

2. Menentukan persamaan garis melalui satu titik dan bergradien m

Misalkan garis y = mx + c melalui titik P(x1,y1), setelah titik (x1,y1)

disubstitusikan ke persamaan garis tersebut diperoleh:

y = mx + c

y1 = mx1 + c

y − y1 = m (x − x1)

Jadi rumus persamaan garis melalui titik P(x1,y1) dan bergradien m

adalah y − y1 = m (x − x1)

Contoh:

Tentukan persamaan garis yang melalui P(3,9) dan bergradien 6.

Penyelesaian:

Titik P(3,9) dan gradien m = 6 disubstitusikan ke persamaan diatas

10
y − y1 = m(x − x1)

⇔ y − 9 = 6(x − 3)

⇔ y = 6x − 18 +9

⇔ y = 6x− 9

Jadi persamaan garisnya adalah y = 6x− 9.

3. Menentukan persamaan garis melalui dua titik

Persamaan garis melalui dua titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) dapat dicari

dengan langkah sebagai berikut:

persamaan garis melalui titik A(x1,y1) dan dengan memisalkan

gradiennya m adalah

y − y1 = m (x − x1) …………………. (i)

karena garis ini juga melalui titik B(x2,y2), maka y2 − y1 = m (x2 − x1),

sehingga diperoleh gradien

y − y1
m= 2 …………………. (ii)
x 2 − x1

y − y1 x − x1
persamaan (ii) disubstitusikan ke (i) diperoleh =
y 2 − y 1 x 2 − x1

Jadi persamaan garis melalui dua titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah

y − y1 x − x1
=
y 2 − y 1 x 2 − x1

Contoh:

Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,6) dan (3,8).

11
Penyelesaian:

Kedua titik (1,6) dan (3,8) disubstitusikan ke persamaan garis

melalui dua titik.

y − y1 x − x1 y − 6 x −1
= ⇔ =
y 2 − y 1 x 2 − x1 8 − 6 3 −1

y − 6 x −1
⇔ =
2 2

⇔ y−6=x−1

⇔ y=x+5

Jadi persamaan garisnya adalah y = x + 5

4. Menentukan titik potong antara dua garis

Misalkan dua garis g1 dan g2 saling berpotongan di titik P(x,y),

maka nilai x dan y harus memenuhi kedua persamaan garis

tersebut. Titik potong dua garis dapat dicari dengan metode

substitusi atau eliminasi.

Contoh:

Tentukan titik potong dari dua garis g1: y = 3x + 2 dan g2: y = x + 8

Penyelesaian:

Soal di atas dapat diselesaikan dengan 2 metode

a. Metode substitusi

Nilai y pada persamaan g2 diganti dengan nilai y persamaan g1

y=x+8

⇔ 3x + 2 = x + 8

12
⇔ 2x = 6

⇔ x=3

x = 3 dimasukkan ke persamaan g2 diperoleh

y = x + 8 = 3 + 8 = 11

jadi titik potong g1: y = 3x + 2 dan g2: y = x + 8 adalah (3,11)

b. Metode eliminasi

Metode eliminasi dilakukan dengan menyamakan koefisien

salah satu variabel untuk menghilangkan salah satu variabel

lainnya. Karena kedua persamaan tersebut memiliki koefisien

variabel y yang sama maka langsung dieliminasikan

y = 3x + 2 x = 3 dimasukkan ke persamaan g2

y=x + 8 y = x + 8 = 3 + 8 = 11
+
0 = 2x − 6

2x = 6 → x = 3

jadi titik potong g1: y = 3x + 2 dan g2: y = x + 8 adalah (3,11)

Catatan:

a. Garis g1 yang bergradien m1 dikatakan sejajar dengan g2 yang

bergradien m2 jika memenuhi m1 = m2

Contoh:

Apakah garis y = 5x + 12 sejajar dengan y = 5x − 8

Penyelesaian:

Karena m1 = m2 = 5 maka kedua garis tersebut sejajar.

13
b. Garis g1 yang bergradien m1 dikatakan tegak lurus dengan g2

yang bergradien m2 jika memenuhi m1 . m2 = −1

Contoh:

Apakah garis 2y = 6x + 12 dan 9y = −3x + 8 saling tegak lurus?

Penyelesaian:

g1: 2y = 6x + 12 ⇒ y = 3x + 6 ⇒ m1 = 3

1 8 1
g2: 9y = −3x + 8 ⇒ y = − x + ⇒ m2 = −
3 9 3

 1
m1 . m2 = 3 .  −  = −1 sehingga kedua garis saling tegak lurus.
 3

C. Fungsi Kuadrat

Bentuk umum fungsi kuadrat adalah y = ax2 + bx + c dengan

a, b, c ∈ ℜ dan a ≠ 0. Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola maka

sering juga disebut fungsi parabola.

Jika a > 0 , parabola terbuka ke atas sehingga mempunyai titik balik

minimum (gambar 2.9.a)

Jika a < 0 , parabola terbuka ke bawah sehingga mempunyai titik balik

maksimum (gambar 2.9.b)

Y Y P(x,y)

O X
O X
P(x,y)

Gb. 2.9.a. grafik parabola Gb. 2.9.b. grafik parabola

14
Langkah−langkah menggambar grafik fungsi kuadrat y = ax2 + bx + c :

1. Menentukan pembuat nol fungsi → y = 0 atau f(x) = 0

Pembuat nol fungsi dari persamaan kuadrat y = ax2 + bx + c

diperoleh jika ax2 + bx + c = 0. Sehingga diperoleh nilai x yang

memenuhi ax2 + bx + c = 0.

−b
2. Menentukan sumbu simetri x =
2a

−b D
3. Menentukan titik puncak P (x, y) dengan x = dan y =
2a − 4a

Dengan nilai diskriminan D = b2 − 4ac.

Jika ditinjau dari nilai a dan D maka sketsa grafik parabola sebagai

berikut:

a < 0, D > 0 a < 0, D = 0 a < 0, D < 0


X1 = X2

• •
X1 X2

Definit negatif
a > 0, D > 0 a > 0, D = 0 a > 0, D < 0

• •
X1 X2

X1 = X2
Definit positif

Catatan:

persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat dicari akar−akarnya dengan:

− Pemfaktoran

15
− Kuadrat sempurna

− b ± b 2 − 4ac
− Rumus abc: x12 =
2a

Contoh:

Gambarlah sketsa grafik fungsi y = x2 − 6x + 8

Penyelesaian:

a. Menentukan pembuat nol fungsi

Dengan pemfaktoran diperoleh

x2 − 6x + 8 = 0

(x − 2) (x − 4) = 0

x = 2 atau x = 4

b. Menentukan sumbu simetri

− b − ( −6 ) 6
x= = = =3
2a 2 .1 2

c. Menentukan titik puncak P (x, y)

Karena x sudah dicari maka tinggal mencari nilai y dengan

substitusi x = 3 ke fungsi y diperoleh

y = 32 − 6(3) + 8

= 9 − 18 +8

= −1

Jadi puncaknya adalah titik (3,−1).

16
Sehingga sketsa grafiknya adalah Y

• •
0 1 2 3 4
−1 • X

Gb. 2.10. contoh grafik parabola


D. Komposisi Fungsi

Jika diketahui dua fungsi f: A → B dan g: B → C maka fungsi komposisi

g  f : A → C ditentukan oleh rumus (g  f)(x) = g(f(x)), x ∈ A.

g f
A B C
f g

• • •
x f(x) g(f(x))

Gb. 2.11. fungsi komposisi

Catatan: g  f dibaca “g komposisi f ”.

Contoh:

Diketahui f(x) = x + 3 dan g(x) = 5x, tentukan:

1. (f  g)(x) dan (f  g)(10)

2. (g  f)(x) dan (g  f)(10)

Penyelesaian:

1. (f  g)(x) = f(g(x)) = f(5x) = 5x + 3

(f  g)(10) = 5.10 + 3 = 50 + 3 = 53

2. (g  f)(x) = g(f(x)) = g(x + 3) = 5(x + 3) = 5x + 15

(g  f)(10) = 5.10 + 15 = 50 + 15 = 65

17
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa f  g ≠ g  f , jadi

komposisi fungsi tidak bersifat komutatif.

Catatan:

Syarat fungsi f dan g dapat dikomposisikan menjadi fungsi komposisi

f  g adalah Df ∩ Rg ≠ ∅.

Artinya irisan antara domain fungsi f atau Df dan range fungsi g atau

Rg tidak kosong.

1. Komposisi dua fungsi atau lebih

Misalkan f, g dan h adalah fungsi maka fungsi-fungsi tersebut dapat

tersusun menjadi fungsi komposisi:

a. (f  g)(x) = f(g(x))

b. (f  g  h)(x) = f(g(h(x)))

Contoh:

Diketahui f(x) = 4x − 8 dan g(x) = 3x2 dan h(x) = 2x.

Tentukan

1) (f  g)(x)

2) (f  f)(x)

3) (f  g  h)(x)

Penyelesaian:

1) (f  g)(x) = f(g(x)) = f(3x2) = 4(3x2) − 8 = 12x2 − 8

2) (f  f)(x) = f(f(x)) = f(4x − 8) = 4(4x − 8) − 8 = 16x − 40

3) (f  g  h)(x) = f(g(h(x)))

= f(g(2x))

18
= f(3(2x )2)

= f(12x 2)

= 4(12x 2) − 8

= 48x 2 − 8

2. Sifat-sifat komposisi fungsi

a. Operasi komposisi fungsi pada umumnya tidak bersifat

komutatif f g ≠ g f

b. Operasi komposisi fungsi pada umumnya bersifat assosiatif

f  (g  h) = (f  g)  h

c. Dalam operasi komposisi fungsi terdapat fungsi identitas, yaitu

I(x) = x, sehingga berlaku: I  f = f  I = f

Contoh:

Pada contoh sebelumnya diketahui f(x) = 4x − 8, g(x) = 3x2 dan

h(x) = 2x. Tunjukkan bahwa:

1) (f  g)(x) ≠ (g  f) (x)

2) (f  (g  h))(x) = ((f  g )  h)(x)

3) (I  f)(x) = (f  I)(x) = f(x)

Penyelesaian:

1) (f  g)(x) = f(g(x)) = f(3x2) = 4(3x2) − 8 = 12x2 − 8

(g  f)(x) = g(f(x))

= g(4x − 8)

= 3(4x − 8)2

19
= 3(16 x2 − 64x + 64)

= 48 x2 − 192x + 192

jadi (f  g)(x) ≠ (g  f) (x)

2) f(x) = 4x − 8, g(x) = 3x2 dan h(x) = 2x

menentukan (f  (g  h))(x) menentukan ((f  g )  h)(x)

(g  h)(x) = g(h(x)) (f  g)(x) = f(g(x))

= g(2x) = f(3x2)

= 3(2x )2 = 4(3x2) − 8

= 12x 2 = 12x2 − 8

(f  (g  h))(x) = f((g  h)(x)) ((f  g)  h)(x) = (f  g)(h(x))

= f(12x 2) = (f  g)(2x)

= 4(12x 2) − 8 = 12(2x)2 − 8

= 48x 2 − 8 = 48x 2 − 8

Jadi terbukti bahwa (f  (g  h))(x) = ((f  g )  h)(x)

3) I(x) = x dan f(x) = 4x − 8

(I  f)(x) = I(f(x)) = I(4x − 8) = 4x − 8 = f(x)

(f  I)(x) = f(I(x)) = f(x)

Jadi terbukti bahwa (I  f)(x) = (f  I)(x) = f(x)

3. Menentukan fungsi f jika fungsi g dan f  g diketahui

Contoh:

Tentukan f(x) jika g(x) = 3x + 2 dan (f  g)(x) = 18x2 + 39x + 22

20
Penyelesaian:

(f  g)(x) = 18x2 + 39x + 22

⇔ f(g (x)) = 18x2 + 39x + 22

⇔ f(3x + 2) = 18x2 + 39x + 22

⇔ f(3x + 2) = 2(3x + 2)2 − 24x − 8 + 39x + 22

⇔ f(3x + 2) = 2(3x + 2)2 + 15x +14

⇔ f(3x + 2) = 2(3x + 2)2 + 5(3x + 2) +4

jadi f(x) = 2x2 + 5x + 4

Dengan cara sama dapat pula ditentukan fungsi g jika fungsi f dan

f  g diketahui.

Contoh:

Tentukan g(x) jika diketahui f(x) = 3x dan (f  g)(x) =12x + 24

Penyelesaian:

(f  g)(x) = 12x + 24

⇔ f(g(x)) = 12x + 24

⇔ 3 g(x) = 12x + 24

⇔ g(x) = 4x + 8

jadi g(x) = 4x + 8

Catatan: dalam penyelesaian tersebut terkadang sulit untuk

dikerjakan, namun dengan pengertian fungsi invers (balikan) akan

memudahkan untuk menyelesaikan soal tersebut.

21
E. Fungsi Invers

1. Pengertian invers suatu fungsi

Perhatikan gambar 2.12 berikut

A B
f
• •
f −1(y) = x f(x) = y
f −1

Gb. 2.12. invers fungsi

Pada gambar di atas fungsi f : A → B dengan

f = {( x, y ) y = f ( x ), x ∈ A dan y ∈ B}, relasi g: B → A dengan

g = {( y , x ) x = g ( y ), x ∈ A dan y ∈ B} maka g adalah invers dari

fungsi f dan ditulis f −1. Jika relasi f −1 merupakan fungsi maka f −1

disebut fungsi invers, jika relasi f −1 bukan merupakan fungsi maka

f −1 disebut invers dari f saja.

Jika fungsi g = f −1 ada maka f dan g disebut fungsi−fungsi invers, g

adalah invers dari f dan f adalah invers dari g. Sehingga dapat

dinyatakan dengan: f −1( y ) = x ⇔ f ( x ) = y .

Contoh:

Fungsi−fungsi dalam himpunan pasangan berurutan berikut ini

nyatakan inversnya dan apakah merupakan fungsi invers.

a. f = {(2,4), (3,6), (5,10)}

22
b. g = {(−2,4), (−1,1), (1,1), (2,4)}

c. h = {(−1,−1), (−3,−3), (1,1), (3,3)}

Penyelesaian:
−1
a. f = {(4,2), (6,3), (10,5)}, merupakan fungsi invers

b. g −1= {(4, −2), (1, −1), (1,1), (4, 2)}, merupakan invers dari fungsi

g tetapi bukan merupakan fungsi invers.

c. h −1= {(−1, 1), (1,1), (−2, 4), (2, 4)}, merupakan fungsi invers

Catatan: syarat suatu fungsi memiliki fungsi invers adalah jika

fungsi tersebut merupakan korespondensi satu−satu.

2. Menentukan fungsi invers

Langkah−langkah untuk menentukan fungsi invers dari fungsi

y = f(x) adalah:

a. Tentukan terlebih dulu fungsi x dari y sehingga didapat x = f(y)

b. Setelah didapat x = f(y) selanjutnya tukarkan 2 variabel tersebut

menjadi y = f −1(x)

c. Kemudian tunjukkan bahwa (f  f −1)(x) = (f −1  f)(x) = I(x) = x

Contoh:

Tentukan fungsi invers dari y = 2x + 10

Penyelesaian:

y = 2x + 10 ⇔ 2x = y −10

y − 10
⇔ x= → x = f(y)
2

23
x − 10 1
jadi f −1(x) = = x −5
2 2

1 
(f  f −1)(x) = f (f −1(x)) = 2 x − 5  + 10 = x
2 

1
(f −1  f)(x) = f −1(f(x)) = (2 x + 10) − 5 = x
2
−1 −1
Karena (f  f )(x) = (f  f)(x) = I(x) = x maka fungsi invers dari

1
y = 2x + 10 adalah f −1(x) = x −5
2

−1
Catatan: grafik fungsi f akan simetris dengan fungsi f dengan

sumbu simetrinya adalah garis y = x.

3. Fungsi invers dari fungsi komposisi

g f
A B C
f g

• • •
x y z
−1 −1
f g

(g  f)−1
Gb. 2.13. invers fungsi komposisi

Jika fungsi f: A → B, g: B → C dan (g  f): A → C maka (g  f)

memetakkan setiap x ∈ A oleh fungsi f dilanjutkan oleh fungsi g ke

z ∈ C. Atau dapat ditulis:

f(x) = y dan g(y) = z ⇒ (g  f)(x) = g(f(x)) = z

24
Misalkan f -1 dan g -1 berturut-turut invers dari fungsi f dan g maka
-1
(g  f) memetakkan setiap z ∈ C oleh fungsi g –1 dilanjutkan oleh

fungsi f –1 ke x ∈ A sehingga dapat dinyatakan dengan (f -1  g –1).

Atau dapat ditulis:

g –1(z) = y dan f –1(y) = x ⇒ (f -1  g –1)(z) = f –1(g –1(z)) = x

Jadi (g  f) –1 = f -1  g –1

−1 −1 −1
Jika f , g dan h berturut−turut masing−masing adalah

fungsi invers dari fungsi−fungsi f , g dan h maka berlaku hubungan:

a. (f  g) −1(x) = (g −1  f −1)(x)

b. (f  g  h) −1(x) = (h−1  g −1  f −1)(x)

c. ((f  g)  g −1)(x) = (g −1  (g  f ))(x) = f(x)

d. (f −1(x)) −1 = f(x)

Ada 2 cara dalam menentukan rumus invers fungsi dari fungsi

komposisi, yaitu:

a. Menentukan dulu rumus fungsi komposisi, kemudian

menentukan inversnya.

Contoh:
−1
Diketahui f = x − 7 dan g = 4x + 1, tentukan (f  g) (x)

Penyelesaian:

(f  g)(x) = f(g(x)) = f(4x + 1) = 4x + 1 − 7 = 4x − 6

Misalkan y = 4x − 6

⇔ 4x = y + 6

25
y+6
⇔ x=
4

x+6
Jadi (f  g) −1(x) =
4

b. Menentukan dulu inversnya masing−masing fungsi, kemudian

dikomposisikan

Contoh: (dari contoh sebelumnya)


−1
Diketahui f(x) = x − 7 dan g(x)= 4x + 1, tentukan (f  g) (x)

Penyelesaian:

f (x) = x − 7 → misalkan y = x − 7

⇔ x=y+7 sehingga f −1(x) = x + 7

g(x) = 4x + 1 → misalkan y = 4x + 1

⇔ 4x = y − 1

y −1 x −1
⇔ x= sehingga g−1(x) =
4 4

(f  g) −1(x) = (g −1  f −1)(x)

= g −1 (f −1(x))

= g −1(x + 7)

( x + 7) − 1
=
4

x+6
=
4

26
F. Soal−soal

1. Diketahui A = {1, 3, 4, 5} dan B = {1, 8, 27, 64,125, 256}, relasi dari

A ke B adalah “akar pangkat tiga dari”.

a. Sajikan relasi itu dalam

i. diagram panah

ii. himpunan pasangan berurutan

b. Tentukan domain, kodomain dan range relasi tersebut.

2. Dari titik−titik berikut, mana yang terletak pada garis 2x+ 3y = 15

a. (3,3) b. (9,−1) c. (2.5,3.5) d. (−10.5,12)

3. Carilah koordinat titik potong dengan sumbu dari garis 4x− 3y = 18

3 1
4. Jika f ( x ) = x − , tentukan f(2) dan f(−2)
4 2

5. Carilah pembuat nol persamaan berikut

a. 4x2 − 8x − 32 = 0 b. (3y − 2)(y + 4) = 24

6. Gambarlah sketsa grafik parabola berikut

a. y = x2 − 7x + 10 b. y = 4x − x2

7. Diketahui f(x) = 3x − 21 dan g(x) = x + 1 . Tentukan

a. (f  g)(x) dan (g  f) (x)

b. (f  g)(15) dan (g  f) (15)

c. nilai x sehingga memenuhi (f  g)(x) = −12

d. (f  g)−1(x) dan (g  f)−1(x)

8. Cari g(x) jika f(x) = x + 2 dan (f  g)(x) = ( x − 4)2

27
BAB III

Penutup

Pemahaman terhadap pengertian dasar fungsi harus betul−betul

menjadi penekanan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu

untuk menyelesaikan persoalan fungsi.

Beberapa macam fungsi yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah

fungsi linier dan fungsi kuadrat, untuk fungsi-fungsi lain seperti: fungsi

eksponen, fungsi logaritma, fungsi trigonometri, fungsi modulus dan

sebagainya dapat dipelajari di buku-buku referensi.

Semoga bahan ajar ini menjadi salah satu sumber bacaan bagi

para guru dalam pembelajaran matematika di SMK teknik. Penulis

menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan

bahan ajar ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca.

28
Daftar Pustaka

Fadjar Shadiq, M.App.Sc. & Rachmadi Widdiharto, M.A. (2001). Bahan


Standarisasi Penataran Guru Matematika SMU “Fungsi”.
Yogyakarta: PPPG Matematika.

Husein Tampomas (1999). Matematika SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Richard G. Brown (1994). Advanced Mathematics . California: Houghton


Mifflin Company.

Tumisah P. Jono & Mukimin (2002). Bahan Ajar Matematika SMK Kelas 1.
Yogyakarta: PPPG Matematika.

29
Kunci Jawaban

1. a. i) A B

•1
1 • •8
3 • • 27
4 • • 64
5 • • 125
• 256

ii) { (1,1), (3,27), (4,64), (5,125) }


b. domain = {1, 3, 4, 5}
kodomain = {1, 8, 27, 64, 125, 256}
range = {1, 27, 64, 125}
2. jawabnya a, b dan d
 1 
3. titik potong dengan sumbu x =  4 ,0 
 2 
titik potong dengan sumbu y = (0,–6)
4. f(2) = 1 ; f(–2) = –2
5. a. x1 = –2 atau x2 = 4
16
b. y1 = − atau y2 = 2
3
6. trivial (mudah), lihat contoh soal
7. a. (f  g)(x) = 3 x + 1 − 21 dan (g  f) (x) = 3 x − 20
b. (f  g)(15) = –9 dan (g  f) (15) = 5
c. x = 8
2
 x + 2 x 2 + 20
d. (f  g)-1(x) =   −1 dan (g  f)-1(x) =
 3  3
8. g(x) = x2 – 8x + 14

30

Anda mungkin juga menyukai