Anda di halaman 1dari 40

Syaiful Yazan

RELASI DAN FUNGSI


LINEAR DAN KUADRAT

Seri Penunjang Pembelajaran Matematika SMA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah keharibaan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Berkat
rahmatNya jualah buku penunjang pembelajaran ini dapat disusun.
Buku ini merupakan seri penunjang pembelajaran matematika yang
dikhususkan untuk jenjang sekolah menengah atas, dengan tidak menutup
kemungkinan digunakan pada jenjang lainnya. Secara khusus membahas masalah
relasi dan fungsi yang dapat digunakan baik oleh kelas X, XI, maupun kelas XII,
namun karena kurikulum selalu berubah, maka penulis merasa perlu untuk
menyusun model buku yang digunakan secara umum universal. Untuk itulah
pembahasannya diubah menjadi per topik bahasan agar dapat lebih fokus dan
jelas kesinambungannya.
Bahan pembahasan dalam buku penunjang pemblajaran matematika ini
didasarkan pada tuntutan pembelajaran di SMA, dan juga disarikan dari hasil
proses dan pengalaman pembelajaran yang penulis laksanakan bersama-sama
peserta didik. Untuk itu, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih dan
penghargaan mendalam kepada berbagai pihak terkait, khususnya:
1. Kepala SMA Negeri 1 Martapura, yang memotivasi dan memfasilitasi
penulis.
2. Rekan-rekan guru, khususnya guru matematika, atas saling berbagi dan
diskusi yang memperkaya khasanah keilmuan matematika.
3. Para peserta didik, atas partisipasi, masukan, dan diskusi selama
kegiatan pembelajaran
Tegur sapa dan kritik membangun tentulah diharapkan. Akhirnya semoga
buku ini bermanfaat untuk meningkatkan keilmuan matematika peserta didik kita.
Semoga Allah memberkati, amin.

Martapura, 6 April 2014


Penyusun,

Syaiful Yazan

Hal 2 dari 40
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
A. Pengertian Relasi.................................................................................................................................4
B. Pengertian Fungsi (Pemetaan).............................................................................................................5
C. Jenis-jenis Fungsi.................................................................................................................................6
1. Fungsi Linear................................................................................................................................6
2. Fungsi Kuadrat...........................................................................................................................14
D. Luas Daerah yang Dibatasi Kurva.......................................................................................................32
1. Grafik Fungsi Kuadrat dan Grafik Fungsi Linear.............................................................................32
a. Grafik fungsi kuadrat dan sumbu x ............................................................................................32
b. Grafik fungsi kuadrat dan garis y=mx+n.................................................................................32
c. Dua Buah Grafik Fungsi Kuadrat................................................................................................33
2. Grafik Fungsi Kuadrat Memotong Titik pangkal (0,0).....................................................................33

Hal 3 dari 40
RELASI DAN FUNGSI; FUNGSI LINEAR
DAN KUADRAT
A. Pengertian Relasi
Relasi berarti hubungan, dalam matematika ada:
1. Daerah yang akan dihubungkan, berupa suatu himpunan berikut anggota-anggotanya, yang
disebut “domain” (daerah asal)
2. Daerah yang akan dihubungi, juga berupa suatu himpunan berikut anggota-anggotanya,
yang disebut “kodomain” (daerah kawan, yang dihubungi)
3. Aturan relasi, adalah ketentuan penghubungan atau pemasangan dari domain kepada
kodomain, anggota mata yang dipasangkan pada domain dan ke anggota mana pada
kodomain yang dihubunginya.
4. Daerah hasil, disebut “range” adalah sebuah himpunan yang berisi anggota-anggota pada
kodomain yang dihubungi oleh anggota-anggota pada domain.

Contoh, diberikan himpunan A ={ x1, x2, x3, x4} dan B ={ y1, y2, y3} sebagai berikut:
Semua pemasangan dari himpunan A ke B yang mungkin adalah (dengan ditabelkan):

y1 y2 y3 Terdapat 4 x 3 = 12 pasangan yang


x1 (x1, y1) (x1, y2) (x1, y3)
mungkin. Secara umum jika banyaknya
X2 (x2, y1) (x2, y2) (x2, y3)
anggota himpunan A = n(A), dan
X3 (x3, y1) (x3, y2) (x3, y3)
X4 (x4, y1) (x4, y2) (x4, y3) banyaknya anggota himpunan B = n(B),
maka banyaknya semua pemasangan
yang mungkin dari himpunan A ke B
adalah = n(A) x n(B)

Penerapan konsep di atas misalnya


Seseorang melakukan perjalanan dari Martapura (Mtp) ke Banjarmasin (Bjm) melalui
Banjarbaru (Bjb). Jika Dari Martapura ke Banjarbaru ada tiga jalur dan dari Banjarbaru ke
Banjarmasin ada tiga jalur juga, maka banyaknya cara berbeda dari Martapura ke
Banjarmasin melalui Banjarbaru dicari sebagai berikut:
Model 1. Dengan diagram

A 1

B 2
Mtp Bjb Bjm
C 3
Picture 2-1

Hal 4 dari 40
Kemungkinannya adalah:
{A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3} ada 9 cara.

Model 2. Dengan tabel

Mtp - Bjb
A B C
Bjb 1 A1 B1 C1
-
2 A2 B2 C2
Bjm
3 A3 B3 C3
Ada 3 x 3 = 9 sel terbentuk. Seperti saat bekerja di lembar kerja Excel, penamaan sel
mengikuti pola seperti ini.

Konsep ini juga banyak diterapkan dalam masalah peluang, permutasi dan kombinasi,
InsyaAllah akan dibicarakan secara khusus pada bagian peluang.

Sekarang lebih khusus, diberikan himpunan A={1, 2, 3, 4} dan B = {4, 5, 6, 7, 8} dengan


aturan relasi: hubungkan anggota A ke dua kali lipatnya pada B, maka dapat disajikan oleh:
A B
1 4
2 5
3 6
4 7
8

Himpunan hasil relasinya adalah = {(2, 4), (3, 6), (4, 8)}, terdapat tiga pasangan saja.
Dalam hal ini:
a. A = {1, 2, 3, 4} disebut domain, daerah asal
b. B = {4, 5, 6, 7, 8} disebut kodomain, daerah kawan
c. {4, 6, 8} disebut range, daerah hasil
d. {(2, 4), (3, 6), (4, 8)} disebut himpunan relasi

B. Pengertian Fungsi (Pemetaan)


Fungsi atau pemetaan adalah raelasi khusus yang setiap anggota domain wajib dipasangkan ke
tepat hanya satu anggota kodomain.

Contoh fungsi dari A ke B; ditulis f : A → B

Hal 5 dari 40
A B A B A B
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
Contoh
4 bukan fungsi dari A ke B 4 4
A B A B A B

1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
4 4 4

Secara grafik (kartesius)


Contoh fungsi f : X → Y

Y Y 2
y=x −3 x +2

1
y= x +2
2
2

X
X
0 1 2
0
Contoh bukan fungsi f : X → Y

Y
Y

X X
0 0
Jika dapat dibuat sembarang garis vertikal memotong grafik di lebih dari satu titik potong,
maka grafik itu bukanlah grafik fungsi.

C. Jenis-jenis Fungsi
1. Fungsi Linear
a. Pengertian
1
Fungsi linear atau garis, adalah fungsi yang grafiknya berupa garis lurus. Contoh y= x +2
3
Y 1
y= x +2, disebut bentuk eksplisit.
1 3
y= x +2 Bentuk lainnya:
3
1 Hal 6 dari 40
x− y +2=0, disebut bentuk implisit
3
Kadang dihindari bentuk pecahan
sehingga, dapat juga berbentuk:
2

-6 0 X

b. Analisis fungsi linear


1) Bentuk umum fungsi linear
(1) Eksplisit: y=mx+n,
m adalah gradient atau kemiringan, jika y=mx+n melalui ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) ,
y 2− y 1
maka m=
x 2−x 1
 Titik potong terhadap sumbu Y (=TP-y), terjadi pada x=0 , y=n, koordinatnya ( 0 , n )
−n
 Titik potong terhadap sumbu X (=TP-x), terjadi pada y=0, x= , koordinatnya
m
−n
m
,0( )
Contoh: y=3 x +4
 Gradiennya 3
−4
 TP-y (0 , 4 ) dan TP-x ( , 0)
3
Menggambar fungsi linear, di sini ditawarkan dengan bantuan TP-y (0 , 4 ) dan gradien 3

∆ y =3
4
∆ x=1

X
0

Menggambar y=3 x +4 dapat pula dengan bantuan aplikasi excel, seperti langkah berikut:
1. Hasil, bisa diedit dan disalin
2. Tulis/pasang rumus
4. Salin rumus dan blok

3. Insert Scatter with smooth line and marker

(2) Implisit: ax +by +c =0,

Hal 7 dari 40
−a c
Konversi bentuk eksplisitnya y= x−
b b

TP-x ( −ca , 0); TP-y (0 ,− cb )


Contoh: 2 x−3 y+ 6=0,
2
Konversi bentuk eksplisitnya y= x +2
3
TP-x (−3 , 0 ) ; TP-y ( 0 , 2 )

a) Menemukan fungsi linear


(1) Berdasarkan grafik yang diberikan
Jika disajikan grafik fungsi linear seperti:

Y Y Persamaan garis secara implisit


Pada (1) adalah:
ax +by =a . b
a 6
x=0 → y=a ;TP-y (0 , a)
y=0→ x=b ; TP-x(b , 0)
Contoh pada (2):
X X
6 x +4 y=6.4
0 b 0 4 6 x +4 y=24 disederhanakan
3 x+ 2 y =12
(1) (2)
x=0 → y=6 ;TP-y (0 , 6)
; TP-x(4 , 0)
(2) Berdasarkan gradien dan titik yang dilalui
Jika diketahui sebuah garis bergradien m dan melalui ( x 1 , y 1 ), maka persamaannya
ditentukan sebagai berikut:

Y Dengan konsep gradient/kemiringan,


Δy
( x1 , y1 ) maka, karena m=
Δx
∆y
y− y 1 Δ y
 =
∆x x−x 1 Δ x
X y− y 1
0 4  =m
x−x 1

Contoh 1: Tentukan persamaan garis (fungsi garis) dari garis yang bergradien 3 dan
melalui ( 2 , 8 ).
Jawab:
 Cara standar
 y−8=3 ( x−2 )
 y−8=3 x−6
 y=3 x +2

Hal 8 dari 40
 Cara khusus
Langkah 1 Jika gradiennya 3, tulis
y=3 x +a ; (1)
a akan dicari melalui langkah berikut
Langkah 2 Melalui (2, 8), ganti x=2 dan y=8, pada (1), sehingga
8=3.2+a;
8=6+ a;
a=2 , jadi (1) adalah y=3 x +2
Contoh 2: Tentukan persamaan garis (fungsi garis) dari garis yang bergradien 4 dan
melalui ( 2 ,1 ).
Jawab: y=4 x …. y=4 x−7
4.2 = 8 agar sama dengan 1, 8 dikurang 7
1 2
(3) Berdasarkan dua titik yang dilalui
Jika garis melalui titik ( x 1 , y 1 ) dan ( x 2 , y 2 ) , maka persamaan garisnya dapat ditentukan
dengan cara:
y− y 1 y 2− y 1 y 2− y 1
 = ; dimana =m adalah gradient
x−x 1 x 2−x1 x 2−x 1
y 2− y 1 y −y
 y− y1 = ( x−x 1) ; jika 2 1 diganti dengan m, maka
x2− x1 x 2−x 1
 y− y1 =m ( x−x 1 ), ini serupa dengan rumus sebelumnya

Contoh: Tentukan persamaan garis (fungsi garis) dari garis yang melalui ( 2 , 3 ) dan (4, 7).

Jawab: (Dicoba secara ringkas)

7−3 4
Langkah 1 Cari gradien, m= = =2
4−2 2

Langkah 2 y=2 x … ., coba pakai (2, 3), ganti x=2 dan y=3

3=4 – 1, berarti y=2 x−1

(4) Menemukan persamaan atau fungsi garis dengan memanfaatkan pola implisit

Lihat persamaan garis bentuk implisit ax +by =c

ax +by =c ; (implisit)

by=−ax +c

Hal 9 dari 40
−a c a
y= x+ ; (eksplisit); gradiennya –
b b b

a
Jadi jika sebuah garis gradiennya – , melalui ( x 1 , y 1 ) maka persamaan bentuk
b
impisitnya adalah

ax +by =a x1 +b y 1 (recommended/disarankan) atau

−ax +−by =−a x 1+−b y 1

Kuncinya a dan b harus ++atau−−, sama tanda

a
Jadi jika sebuah garis gradiennya , melalui ( x 1 , y 1 ) maka persamaan bentuk
b
impisitnya adalah

ax−by=a x 1−b y 1 (recommended/disarankan) atau

−ax +by =−a x 1+ b y 1

Kuncinya a dan b harus +−atau−+ , berbeda tanda

Contoh 1:

−2
Gradien garis melalui ( 4,5) , maka persamaan fungsinya adalah
3

2 x+3 y =2.4+3.5

2 x+3 y =23

Contoh 2:

3
Gradien garis melalui (2,7), maka persamaan fungsinya adalah
4

3 x−4 y=3.2−4.7

3 x−4 y=−22

Contoh 3:

Hal 10 dari 40
( 41 ) melalui (3,6), maka persamaan fungsinya adalah
Gradien garis −4 ¿−

4 x+ y=4.3+ 6

4 x+ y=18

Contoh 4:

( 31 ) melalui (5,4), maka persamaan fungsinya adalah


Gradien garis 3 ¿

3 x− y=3.5−4

3 x− y=11

b) Hubungan Dua Fungsi Garis Lurus

(1) Sejajar
Dua garis lurus sejajar bila gradien kedua garis itu sama, misal:
y=2 x +1 dan y=2 x +4 sejajar karena gradien keduanya sama dengan 2

y=2 x +4
Y

y=2 x +1

1
X
0

Jarak dua garis sejajar dapat dicari dengan menentukan jarak dari titik potong salah satu
garis pada sumbu y terhadap garis yang lainnya (lihat pembahasan jarak suatu titik terhadap
suatu garis), untuk kasus di atas:
 Jarak ( 0 , 1 ) ke garis y=2 x +4 , atau 2 x− y +4=0

|0.2+1.(−1)+ 4| 3 3
d= = = √5
√2 +(−1)
2 2
√5 5

 Jarak ( 0 , 4 ) ke garis y=2 x +1, atau 2 x− y +1=0

Hal 11 dari 40
|0.2+ 4.(−1)+ 1| 3 3
d= = = √5
√ 2 +(−1)
2 2
√5 5
(2) Berpotongan
(a) Saling Tegak Lurus
Dua garis saling tegak lurus bila hasil kali gradient-gradiennya sama dengan -1, misalnya
−1
y=2 x +2 dan y= x +5, hasil kali gradient-gradiennya
2
2. ( )
−1
2
=−1

2
X
-1 0 10

Pembuktian secara umum,


1) Awal 2) Garis-garis ditranslasi seperti berikut:

Y Y

y 1=ax
A (m , n)

o
X
0
−90 X
0
A’
(n ,−m)
y 2=cx

Akibat translasi di atas:


 y 1=ax+b menjadi y 1=ax
 y 2=cx+ d menjadi y 2=cx
 Titik A(m, n) dengan posat (0, 0) dirotai -90o menghasilkan bayangan
A ’ (n ,−m)
n −m
 Gradien y 1 adalah a= ; gradient y 2 adalah c=
m n
 Hasil kali gradien y 1 dan y 2= .
m
n −m
( )
n
=−1 (terbukti)

Hal 12 dari 40
(b) Membentuk Sudut α ; menentukan besar α

Diberikan model: Ditranslasi sehingga seperti:

Y Y
y 1=ax+b

A y 1=ax
α
( 1 , a)
X α X
0 0
y 2=cx+ d B
(1 , c )
y 2=cx

Akibat translasi di atas:


 y 1=ax+b menjadi y 1=ax
 y 2=cx+ d menjadi y 2=cx
 Titik A(1 , a) dapat ditentukn pada y 1, juga B(1 , c) pada y 2
 Untuk menentukan sudut yang dibentuk oleh y 1 dan y 2, dalam hal ini α , dapat
dihitung dengan konsep sudut yang dibentuk oleh dua vector (lihat pembahasan
tentang vektor)
 Dalam hal ini vektor ⃗ OA =( 1 , a ) dan ⃗
OB =( 1, c )

⃗ OB=|⃗
OA . ⃗ OA|.|⃗
OB|cos α


OA . ⃗
OB 1.1+ a . c 1+ a. c
cos α= = =
|⃗ OB| √1+ a . √ 1+c √ 1+a2 . √ 1+ c2
OA|.|⃗ 2 2

1+ a .c
α =arc cos
√1+a 2 . √1+ c2
−1
Contoh 1: tentukan sudut yang dibentuk oleh garis y=2 x +2 dan y= x + 4.
2
Jawab:

1+ a .c
α =arc cos
√1+a 2 . √1+ c2
−1
a=2 ; c= , maka
2

Hal 13 dari 40
α=arc cos
( 2 )
−1
1+2.
=arc cos 0=90
o


√1+2 . 1+( 2 )
2
2 −1

Contoh 2: tentukan sudut yang dibentuk oleh garis y=x +2 dan y=3 x +4 .
Jawab:

1+ a .c
α =arc cos
√1+a 2 . √1+ c2
a=1 ; c=3, maka

1+1.3 4 2
α =arc cos =arc cos =arc cos √ 5
√1+1 . √ 1+3
2 2
√ 20 5

o
¿ arc cos 0,894427=26.57

Jadi prinsipnya sudut yang dibentuk dua garis dapat ditentukan dengan rumus di
atas dengan informasi nilai gradien kedua garis tersebut.

3) Jarak suatu titik (r , s ) ke garis ax +by +c =0

Secara berani, geser sumbu x hingga memotong 0 ,− ( c


b )
, sehingga

 ax +by +c =0 menjadi ax +by =0

( c
)
 0 ,− menjadi ( 0 , 0 ) , selanjutnya bias disimak yang berikut:
b

d=mcos δ=mcos ( α + (−β ) ) =mcos ( α− β )


¿ m ( cos α cos β +sin α sin β )

Hal 14 dari 40
( ( s+ )
)
c
r pa b ( pb )
¿m . + .
m d m d

¿
rpa
+
( s + ) ( pb )
c
b
d d

¿
rpa
+
( s+ )( pb )
c
b
√( pa )2 +( pb )2 √ ( pa )2+( pb )2

¿
( cb ) ( pb )
rpa+ s +

p √ a +b
2 2

ra+ sb+c
¿
√ a2 +b2
Karena jarak selalu positif, maka:
|ra +sb +c|
d=
√ a2+ b2
Contoh: tentukan jarak ( 2 , 4 ) ke garis 3 x+ 5 y +6=0 , jawab:

|2.3+ 4.5+6| 36
d= =
√3 +5
2 2
√34
36
Jadi jaraknya adalah satuan.
√34
2. Fungsi Kuadrat

1) Pengertian
Fungsi kuadrat adalah fungsi suku banyak berderajat 2, bentuk umumnya:
y=f ( x )=a x 2+ bx+ c ;
Di mana a , b , c adalah real dan berturut-turut merupakan koefisien x 2 , x , dan x o , tentunya
a ≠ 0 (memastikan fungsi berderajat dua).
Contoh:
 f ( x )=2 x 2+ 3 x −4
 f ( x )=−3 x 2 +2 x+ 9
−1 2
 f ( x )= x −4 x+ 2
2

2) Analisis Fungsi Kuadrat


a) Grafik Fungsi Kuadrat (Berupa Parabola)
Misalkan akan membuat grafik fungsi f ( x )=2 x 2−6 x +4 , sebelumnya perlu dianalisis hal-hal
berikut:

Hal 15 dari 40
(a) Titik potong Sumbu- y (Tp− y)
Terjadi jika x=0 maka f ( 0 )=2. 02−6.0+ 4=4 ,koordinat ( Tp− y ) , ( 0 , 4 ).
(b) Titik potong Sumbu- x (Tp−x); Persamaaan Kuadrat
Terjai jika y=f ( x )=0 maka f ( x )=2 x 2−6 x +4=0
Bentuk 2 x2 −6 x+ 4=0 disebut persamaan kuadrat, akan dibicarakan secara lebih rinci di
tempat lain.
Faktorkan 2 x2 −6 x+ 4=2 ( x2 −3 x +3 ) =2 ( x−1 )( x−2 )=0
Atau ( 2 x−2 )( x−2 )=0, ini dipenuhi untuk x=1 atau x=2, nilai-nilai ini disebut
akar-akar dari persaman kuadrat 2 x2 −6 x+ 4=0; koordinat ( Tp−x ) , ( 1 ,0 ) dan ( 2 , 0 ).
(c) Titik Balik; Sumbu simetri dan y ekstrim
Secra visual, sumbu simetri dideteksi dengan mengamati titik-titik potong grafik terhadap
sumbu x , misalkan Tp−x nya x 1 dan x 2, dan sumbu simetrinya x simetri .

x simetri x 1+ x 2
x simetri =
Y 2
1+2 3
x1 x simetri = = =1,5
x2 2 2
X
0 1 2 3
x1 x1 Nilai f ( x) pada x =
2
x 1+ x2
()
2
3 3
x1 + x 2 f ( x )=2 −6. +4
2 2
2
f ( x )=4,5−9+4=0,5

(d) Gambar grafiknya dibuat berdasarkan data-data di atas, dibuat kurva mulus melalui titik-
titik yang telah didapat (TP-x, Tp-y, dan Titik Balik).

Y
4

0 X
1 2

b) Mencari fungsi kuadrat dari sajian grafik fungsi kuadrat


Bentuk 1
Contoh, tentukan fungsinya dari grafik berikut:

Y
8

Hal 16 dari 40
X
0
1 4

Jawab:
Akan kita cari bentuk y=ax 2+ bx+ c; pastinya c=8, bentuk fungsi sementara
y=ax 2+ bx+8 , titik potong sumbu y ,adalah ( 0,8 ) .Selanjutnya perlu kecerdikan mensiasatinya,
coba bentuk
y=a ( x−1 )( x−4 )
¿ a ( x −5 x +4 )
2

2
¿ ax −5 ax + 4 a
¿ ax 2 +bx +8
Maka 4 a=8 ; a=2, selanjutnya kita lengkapi y=2 x 2−5.2 x+ 4.2=2 x 2−10 x+8

Cara ringkasnya, mungkin:

Y
8

0 4
X
1

Lihat Lihat

8:4=2 -5.2 = -10

Contoh 2, tentukan fungsinya dari grafik berikut:

Hal 17 dari 40
Y
36

X
0
2 6

Jawab:
Cara ringkasnya, mungkin:

Y
36

0 6
X
2

36 : 12 = 3 -8.3 = -24

Bentuk 2
Contoh 1, tentukan fungsinya dari grafik berikut:
Y

0
X
1

Jawab:

Hal 18 dari 40

0
X
Contoh 2, tentukan fungsinya dari grafik berikut:

Y
Y

0 X 0
X
2 2 8

c) Persamaan Kuadrat
Perlu ditegaskan ulang istilah persamaan kuadrat diturunkan dari kondisi
2
y=f ( x )=a x + bx+ c=0, yakni kondisi grafik f (x) memotong sumbu x . Oleh karena itu,
sekarang akan dibahas kondisi a x 2 +bx+ c=0 sebagai berikut
(1) Teknik Pemaktoran
Misal 3 x 2−15 x+18=0; difaktorkan menjadi, mungkin:
 ( 3 x−6 )( x−3 ) =0 ;
 ( x−2 ) ( 3 x−9 )=0;
 3 ( x−2 ) ( x−3 )=0 ;
Penyelesaiannya x=2 atau x=3

Bentuk persamaan kuadrat:


Standar a x 2 +bx+ c=0

Hal 19 dari 40
Faktor a ( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0 ; di mana x 1dan x 2 adalah akar-akarnya, yakni nilai x yang
memenuhi a x 2 +bx+ c=0

Kita bahas tata cara mengkonversi antar bentuk persamaan kuadrat ini, keduanya punya
kelebihan masing-masing.

Contoh 1:
( 2 x−3 ) ( x+2 ) =0 bentuk lainnya ditangani sebagai berikut:

Sehingga ( 2 x−3 ) ( x+2 ) =2 x 2 + x−6=0

Contoh 2:
2 ( x−3 ) ( x+5 )=0 bentuk lainnya ditangani sebagai berikut:
 2 ( x 2+2 x−15 ) =0
 2 x2 + 4 x−30=0

Contoh 3:
2
x + 5 x +6=0, bentuk faktornya ditangani sebagai berikut:
Siapkan:
( x ± … )( x ± … ) =0 ; tanda menyesuaikan positif atau negatif
Koefisien x , suku kedua 5; intinya cari dua bilangan yang jumlahnya 5;
Konstanta, suku ketiga 6; intinya cari dua bilangan yang perkaliannya 6;

Bilangan Pertama Bilangan Kedua Jumlahnya Perkaliannya


1+4=5 2.4 = 4 ≠ 6
1 4
(memenuhi) (tak memenuhi)
2+3=5 2.3=6
2 3
(memenuhi) (memenuhi)

Sehingga x 2+ 5 x +6=( x+ 2 )( x +3 )=0

Hal 20 dari 40
Contoh 4:
2
2 x +7 x−15=0, bentuk faktornya ditangani sebagai berikut:
Coba langsung ke bentuk seperti
( 2 x … … )( x … … )
2 x . x=2 x2 suku pertama;
Kita langsung ambil faktor dari -15, bisa -1 dan 15; 1 dan -15; 3 dan -5; atau -3 dan 5. Kita
pilih yang terkhir sehingga
( 2 x−3 ) ( x+5 )=2 x 2 +7 x−15=0, memenuhi.

Keterampilan mengkonversi antar bentuk persamaan kuadrat penting sekali, untuk


memudahkan mencari akar-akar persamaannya atau juga menggambar grafiknya.

(2) Teknik Melengkapkan Kuadrat Sempurna


Dengan soal serupa, 3 x 2−15 x+18=0, akan dimodifikasi sehingga membentuk
x = p ; x=± √ p, langkahnya:
2

 3 x 2−15 x+18=0 ; dibagi 3 kedua ruas


 x 2−5 x+ 6=0 ; pindah 6 ke ruas kanan
 x 2−5 x=−6 ; modifikasi ke bentuk kuadrat ruas kiri

 x− ( )5 2 25
2
− =−6
4
; pindahkan
−25
4
ke ruas kanan

 ( x− ) =−6+
2
5 25
; selesaikan bentuk aljabarnya
2 4

 ( x− ) =
2
5 1
; tarik akar di kedua ruas
2 4
5
 x− =±
2
5 1
1
4 √ ; pindahkan
−5
2
ke ruas kanan, selesaikan

1 −1
 x= ± ; selesaikan untuk suku kedua atau
2 2 2 2
5 1 5 1
 x 1=¿ + =3 atau x 2=¿ − =2
2 2 2 2
Dalam prakteknya teknis ini kurang popular, tetapi sangat berguna untuk menemukan
rumus kuadrat seperti penjelasan berikut.

(3) Teknik Rumus Kuadrat


Diturunkan rumus kuadrat dengan menerapkan teknik melngkapkan kuadrat sempurna
pada bentuk umum a x 2 +bx+ c=0 sebagai berikut:

Hal 21 dari 40
 a x 2 +bx+ c=0 ; dibagi a kedua ruas

2 b c c
 x + x+ =0 ; pindah ke ruas kanan
a a a
2 b −c
 x + x= ; modifikasi ke bentuk kuadrat ruas kiri
a a

 ( )x+
b 2 b 2 −c
2a
− 2=
4a a
; pindahkan
−b2
4a
2 ke ruas kanan

 (x +
2a ) 4 a a
2 2
b b c
= − 2 ; selesaikan bentuk aljabarnya

 (x +
2a )
2 2
b b −4 ac
= 2 ; tarik akar di kedua ruas
4a

 x+
b

√ b −4 ac
2
; pindahkan
−b
ke ruas kanan, selesaikan
2a 2a 2a

−b √ b2−4 ac
 x= ± ; sederhanakan
2a 2a

−b ± √ b2 −4 ac
 x 12 = ; inilah rumus kuadrat yang dimaksud
2a

−b+ √ b −4 ac −b−√ b −4 ac
2 2
 x 1= ; x 2= ;
2a 2a
Keberadaan x 1 dan x 2, sangat ditentukan oleh b 2−4 ac , yang selanjutnya disebut
diskriminan dan disimbolkan dengan D sehingga bentuk di atas dapat dinyatakan juga
dengan:

−b ± √ D
 x 12 =
2a
−b+ √ D −b−√ D
 x 1= ; x 2= ;
2a 2a
Dalam sistem bilangan real, jika:
−b
(1) D=0 maka √ D=√ 0=0, artinya x 1=x 2= ; dikatakan persamaan kuadrat
2a
dimaksud hanya memiliki satu akar, akar tunggal.
(2) D>0 maka √ D ada, artinya x 1 berlainan dengan x 2,

−b+ √ D −b−√ D
x 1= ; x 2= , dikatakan persamaan kuadrat dimaksud memiliki dua
2a 2a
akar berbeda.

Hal 22 dari 40
(3) D<0 maka √ D tidak ada, akibatnya x 12 juga tidak ada; dikatakan persamaan kuadrat
dimaksud tidak memiliki akar real.

Berbagai kemungkinan nilai diskriminan (D), sangat berpengaruh juga pada


karakteristik grafik fungsi f ( x )=a x 2 +bx +c (disajikan pada pembahasan lebih lanjut).

d) Identitas operasi Tambah dan Kali Akar-akar Persamaan Kuadrat


Dengan mengetahui akar-akar persamaan a x 2 +bx+ c=0 , adalah:
−b+ √ b −4 ac −b−√ b −4 ac
2 2
x 1= ; x 2= , maka
2a 2a
−b + √ b2−4 ac −b−√ b2−4 ac −2 b −b
(1) x 1+ x2= + = = ;
2a 2a 2a a

Ini berkaitan dengan sumbu simetri grafik f ( x )=a x 2 +bx +c

x 1+ x 2 −b
x simetri= =
2 2a
( −b+ √b 2−4 ac ) ( −b−√ b2−4 ac ) b2−( b2−4 ac ) 4 ac c
(2) x 1 . x 2= . = = =
2a 2a 4a 2
4 a2 a

c) Teknik Menentukan Persamaan Kuadrat Baru yang Diketahui Akar-akarnya


Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari suatu persamaan kuadrat, maka persamaan kuadrat itu
dapat ditentukan dengan:
( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0
2
x −( x 1 + x2 ) x + x 1 x 2=0
Contoh:
Jika 2 dan 3 adalah akar-akar dari suatu persamaan kuadrat, maka persamaan kuadratnya
adalah
2
x −( 2+3 ) x+ 2.3=0
x 2−5 x+ 6=0
Pengembangan:
Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat a x 2 +bx+ c=0 . Ini dapat dimaknai:
a ( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0
a ( x −( x 1+ x 2 ) x+ x 1 x2 )=0
2

2
ax −a ( x1 + x 2 ) x+ ax1 x 2=0, bandingkan dengan a x 2 +bx+ c=0
Dengan mengidentikkan unsur-unsur yang sejenis maka:
−b
 −a ( x 1 + x 2 )=b ; x 1+ x2 =
a
c
 ax 1 x 2 = c; x 1 x 2=
a

Hal 23 dari 40
Bandingkan dengan penjelasan 4), sesuai.

Persoalan terkait hal ini, biasanya adalah menentukan persamaan-persamaan kuadrat baru
yang melibatkan akar-akar dari persamaan kuadrat yang ditentukan. Ada sejumlah
kemungkinan untuk ini, jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat
2
a x +bx+ c=0 , maka dicari persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya:

1) x 1+ m dan x 2+ m
2) mx 1 dan mx 2
1 1
3) dan
x1 x2
2 2
4) x 1 dan x 2

Dengan megacu pada

Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari suatu persamaan kuadrat, maka persamaan kuadrat
itu dapat ditentukan dengan
( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0
x 2−( x 1 + x2 ) x + x 1 x 2=0
Pembahasannya satu per satu sebagai berikut:
1) x 1+ m dan x 2+ m
 ( x− ( x1 +m ) )( x−( x 2+ m) )=0
 x −( ( x 1 +m ) + ( x 2 +m ) ) x+ ( x1 +m ) ( x 2 +m )=0
2

 x −( x 1 + x2 +2 m ) x+ ( x 1 x 2+ ( x1 + x 2 ) m+ m ) =0
2 2

 x −
2
( −ba +2 m ) x +( ac + −ba m+ m )=0
2

Contoh: Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat 3 x 2−9 x+ 6=0,
maka persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya x 1+ 1 dan x 2+ 1 dicari sebagai
berikut:
Memandang dari
2
a x +bx+ c=0 menjadi
x 2− ( −ba +2 m ) x +( ac + −ba m+ m )=0;
2

Analog
Dari
2
3 x −9 x+ 6=0 atau 3 x + (−9 ) x +6=0 menjadi
2

 x −
2
3(
−(−9 )
+2.1 x+ +
3 ) (
6 −(−9 )
3
.1+12 =0 ; )
 x 2−5 x+ 6=0;

Hal 24 dari 40
2) mx 1 dan mx 2
2
 x −( mx 1+ mx2 ) x+ mx1 mx 2=0
2 2
 x −( x 1 + x2 ) mx+ x1 x 2 . m =0

 x −
2
( −ba ) mx+ ca .m =02

2 b c 2
 x + mx+ . m =0
a a

Contoh: Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat 3 x 2−9 x+ 6=0,
maka persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 2 x1 dan 2 x2 dicari sebagai
berikut:
Memandang
a x 2 +bx+ c=0 menjadi
b c
x 2+ mx+ . m2 =0
a a
Analog
Dari
2
3 x −9 x+ 6=0 atau 3 x + (−9 ) x +6=0 menjadi
2

2 (−9 ) 6 2
 x + 2 x + .2 =0;
3 3
2
 x −6 x +8=0;

1 1
3) dan
x1 x2

 x −
2
( x1 + x1 ) x + x1 . x1 =0
1 2 1 2

 x −
2
( x1+ x2
x1 x2)x+
1
x 1 x2
=0

()
−b
a
2 1
 x − x+ =0
c c
a a
2 b a
 x + x+ =0
c c

Contoh: Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat 3 x 2−9 x+ 6=0,
1 1
maka persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan dicari sebagai berikut:
x1 x2
Memandang
a x 2 +bx+ c=0 menjadi

Hal 25 dari 40
2 b a
x + x+ =0
c c
Analog
Dari
2
3 x 2−9 x+ 6=0 atau 3 x + (−9 ) x +6=0 menjadi
2 −9 3
 x + x+ =0;
6 6
2 3 1
 x − x + =0;
2 2

2 2
4) x 1 dan x 2
 x −( x 1 + x 2 ) x + x 1 . x2 =0
2 2 2 2 2

 x −( ( x1 + x 2 ) −2 x 1 x 2 ) x+ ( x1 x 2) =0
2 2 2

 x −
2
(( ) ) ( )
−b 2
a
c
−2. x +
a
c 2
a
=0

 x −
2
(( ) ) ( )
b 2
a
c
−2. x +
a
c 2
a
=0

5) Contoh: Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat 3 x 2−9 x+ 6=0,
2 2
maka persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya x 1 dan x 2 dicari sebagai berikut:
Memandang

2
a x +bx+ c=0 menjadi

(( ) ) ()
2 2
2 b c c
x− −2. x + =0
a a a

Analog
Dari
2
3 x −9 x+ 6=0 atau 3 x + (−9 ) x +6=0 menjadi
2

(( ) (−9 ) 2
) ()
2
2 6 6
 x− −2. x + =0
3 3 3
 x 2−5 x+ 4=0
Rangkuman
(1) Pada dasarnya jika suatu persamaan kuadrat memiliki akar-akar x 1 dan x 2 ,
maka persamaannya dicari dengan:
 ( x−x 1 ) ( x−x 2 )=0
2
 x −( x 1 + x2 ) x + x 1 x 2=0

Hal 26 dari 40
(2) Jika x 1 dan x 2 adalah akar-akar dari persamaan kuadrat a x 2 +bx+ c=0 , maka
dicari persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya:

No Berbentuk Persamaan Barunya

1. x 1+ m dan x 2+ m 2
x− ( −ba +2 m ) x +( ac + −ba m+ m )=0
2

b c
2. mx 1 dan mx 2 x 2+ mx+ . m2 =0
a a
1 1 2 b a
3. dan x + x+ =0
x1 x2 c c

(( ) ) ()
2 2
2 2 2 b c c
4. x 1 dan x 2 x− −2. x + =0
a a a
Catatan:
 Rumus persamaan baru di (2) mungkin sulit diingat, maka lebih aman memakai
rancangan (1).
 “Persamaan Barunya” pada kolom kedua di atas benar juga untuk
kelipatannya, maksudnya jika persamaan barunya adalah x 2+ p x +q=0 , maka
benar pula untuk a ( x 2 + p x +q )=0, untuk sembarang a bilangan real. Pada
2 b c
paparan sebelumnya bentuk a x 2 +bx+ c=0 dan x + x+ =0 adalah
a a
hakikatnya sama.

Tantangan:

Silakan buat program menentukan persamaan baru yang diketahui karakter akar-
akarnya didasarkan pada suatu persamaan kuadrat yang diberikan.

Petunjuk:

1. Pilihlah program aplikasi seperti minimal excel, yang lainnya bisa di flash mx
atau visual basic, turbo pascal
2. Buatlah desain program terlebih dahulu, meliputi:
a. Siapkan formula-formulanya
b. Tentukan variabel-variabelnya, bebas (input/independet) dan terikat
(output/dependent)
c. Atur tata letak, bentuk dan assesories elemen-elemen program
d. Lakukan algoritma-algoritmanya, yakni memprogramkan sesuai bahasa
excel.
3. Coba jalankan, selamat mencoba.

d) Karakteristik Grafik Fungsi Kuadrat Dihubungkan dengan Nilai Diskriminan


Berbagai kemungkinan karakteristik grafik dari y=a x2 +bx +c , diselidiki seperti berikut:
2
y=a x +bx +c ;

Hal 27 dari 40
( b
a
c
y=a x 2 + x + ;
a )
((
y=a x+ )2a )
b 2 b2 c
− 2+ ;
4a a

( 2ba ( b −44 a ac ));


y=a ( x+ ) −
2 2

y=a ( x + ) −(
4a )
2 2
b b −4 ac
;
2a

(1) Titik balik dan sumbu simetri

Satu-satunya nilai x yang menjadikan y=− ( b2−4 ac


4a
adalah x=)−b
2a
, mengingat

grafik fungsi kuadrat adalah parabola, maka titik


( −b
2a
,−
4a (
b2−4 ac
)) atau

( −b
2a
,− )merupakan titik ekstrim atau balik, mungkin titik balik maksimum atau
D
4a
minimum. Terkait dengan ini pada grafik f ( x )=a x 2 +bx +c , memiliki sumbu
Sumbu Sumbu simetri
simetri simetri

(
−b+ √ b −4 ac −b−√ b −4 ac
)
2 2
+
x 1+ x 2 2a 2a
x simetri = =
2 2
−2b −b
¿ =
4a 2a
Tegasnya titik balik terjadi pada sumbu simetri.

(2) Titik potong terhadap sumbu x


Selanjutnya keberpotongan grafik fungsi kuadrat terhap sumbu x ditentukan pada
kejadian y=f (x )=0
Bentuk f ( x )=a x 2 +bx +c menjadi a x 2 +bx+ c=0 yang tidak lain adalah persamaan
kuadrat. Nilai x yang memenuhi disebut akar-akarnya, secara rumus kuadrat,
−b ± √ b −4 ac
2
x 12=
2a
Sudah dibahas
−b
(a) D=0 maka √ D=√ 0=0, artinya x 1=x 2= ; dikatakan persamaan kuadrat
2a
dimaksud hanya memiliki satu akar, akar tunggal.
Konsekuensinya f ( x )=a x 2 +bx +c menempatkan titik baliknya pada sumbu x
x
atau
Hal 28 dari 40
x
(b) D>0 maka √ D ada, artinya x 1 berlainan dengan x 2,

−b+ √ D −b−√ D
x 1= ; x 2= , dikatakan persamaan kuadrat dimaksud memiliki
2a 2a
dua akar berbeda.

Konsekuensinya f ( x )=a x 2 +bx +c memotong sumbu x di dua titik berbeda

atau
x1 x2 x x1 x2 x

(c) D<0 maka √ D tidak ada, akibatnya x 12 juga tidak ada; dikatakan persamaan
kuadrat dimaksud tidak memiliki akar real.

Konsekuensinya f ( x )=a x 2 +bx +c sepenuhnya di atas atau di bawah sumbu x

x
atau

(3) Titik potong terhadap sumbu y


Grafik fungsi akan memotong sumbu y jika x=0 , sehingga f ( 0 )=a .02 +b .0+ c=c ,
koordinatnya (0 , c ).

(4) Arah bukaan; membuka ke atas atau ke bawah


Arah bukaan ini dapat diteksi dari kecenderungan nilai f ( x )=a x 2 +bx +c , bila mana x
semakin mengecil (mendekati negatif tak terhingga) atau semakin membesar (mendekati
positif tak terhingga), maka yang paling ekstrim dipengaruhi oleh suku a x 2. Dengan x 2
selalu positif, semakin kecil/negatif atau besar/positif di tak terhingga akan
menyebabkan x 2 selalu besar tak terhingga. Masalahnya kemudian adalah terletak di
nilai a . Jika a positif, jadilah a x 2, lebih jauh f ( x ) menjangkau nilai positif tak terhingga,
konsekuensinya grafik merupakan kurva parabola membuka ke atas dengan titik balik
minimum. Sebaliknya jika a negatif, jadilah a x 2, lebih jauh f ( x ) menjangkau nilai negatif
tak terhingga, konsekuensinya grafik merupakan kurva parabola membuka ke bawah
dengan titik balik maksimum.

Hal 29 dari 40
a> 0 a< 0

e) Perpotongan antara sebuah Grafik Fungsi Kuadrat dan Grafik Fungsi Linear
Dua hal sederhana mengenai perpotongan sebuah grafik fungsi kuadrat
2
f ( x )= y =a x + bx+ c dengan grafik fungsi linear adalah perpotongan sebuah grafik fungsi
kuadrat y=a x2 +bx +c dengan sumbu x atau y=0 dan sumbu y atau x=0 . Jika garis
linear itu adalah sembarang yakni y=mx+n. Secara sederhana disajikan seperti berikut:

y=a x +bx +c versus y=mx+n


2

Setidaknya ada dua pendekatan, pertama secara visual dan kedua secara analisis. Secara
visual tinggal gambar grafik kedua fungsi tersebut hingga nampak letak perpotongannya.
Secara analisis, perlu dikembangkan abstraksi dan perhitungan-perhitungan terukur,
objektif, dan rasional. Pada dasarnya kedua pendekatan ini saling mendukung.
Untuk menentukan saat berpotongan atau bersekutu berarti merujuk pada titik koordinat
yang memenuhi di kedua fungsi tersebut. Bisa dicari kesamaan ordinat atau y terlebih
dahulu dan selanjutnya absis atau x nya juga diperoleh, atau sebaliknya. Dalam bentuk
seperti di atas yang mudah adalah dengan menyamakan ordinat, sehingga:
a x +bx+ c ¿ mx+ n
2

Bentuk ini diselesaikan menjadi


a x 2 + ( b−m ) x +c−n ¿ 0
Diperoleh sebuah persamaan kuadrat yang seakan membayangkan ke fungsi lain, yakni
y=a x2 + ( b−m ) x +c −n
yang jika diselesaikan bentuk a x 2 + ( b−m ) x +c−n ¿ 0, menunjukkan kita pada
mencari titik potong y=a x2 + ( b−m ) x +c −n pada sumbu x .
Alih-alih menatap bentuk

y=a x +bx +c versus y=mx+n


2

Hal 30 dari 40
Kini digantikan dengan bentuk yang lebih sederhana, yang telah diketahui
sebelumnya

2
y=a x + ( b−m ) x +c −n

Selanjutnya segala kemungkinan (perhitungan/analisis) dari bentuk dasar ini tetap


berlaku dan merefleksikan fakta yang dituju.

Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar

Khusus dalam matematika dan diyakini secara umum untuk bidang lainnya, banyak
masalah yang tidak diselesaikan langsung dalam wujud yang ada, tetapi dapat
diselesaikan begitu dikonversi atau ditransformasi ke bentuk dasarnya. Misalnya
masih dalam matematika ketika menghitung luas sebuah segitiga yang terselesaikan
setelah mengkonversinya ke bentuk persegi panjang.

Contoh: Tentukan perpotongan fungsi y=x 2−5 x +6 dan fungsi y=2 x−4
Pembahasan:
(1) Secara visual (agar praktis dan sederhana di sini dengan bantuan excel), didapat

60
50
40
30
y1
20
y2
10
0
-6 -4 -2-10 0 2 4 6 8 10 12
-20

Hal 31 dari 40
(2) Secara analisis:
 x 2−5 x+ 6=2 x−4
2
 x −7 x+ 10=( x−2 ) ( x−5 ) =0
 x=2 atau x=5 koordinatnya ( 2 , 0 ) dan ( 5 , 6 )

f) Perpotongan antara sebuah Grafik Fungsi Kuadrat dan Grafik Fungsi Kuadrat Lainnya
Analog dengan antara fungsi kuadrat dengan fungsi linear, perpotongan antara sebuah
grafik fungsi kuadrat y=ax 2+ bx+ c dan graik fungsi kuadrat lainnya y= px 2 zqx +r . Secara
analisis dapat diselesaikan seperti berikut:
2 2
ax +bx +c= px + qx+ r
( a− p ) x 2 + ( b−q ) x + ( c−r )=0
Lagi-lagi di konversi ke bentuk dasar, sehingga secara umum kemungkinannya dapat dilihat
pada bagan berikut:

Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar

Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar Fakta Konversi ke bentuk dasar

g) Pertidaksamaan Kuadrat
Bentuk umum pertidaksamaan kuadrat adalah a x 2 +bx+c ≠ 0, untuk ini yang mungkin:
(1) a x 2 +bx+ c> 0; a x 2 +bx+ c ,lebih besar dari nol
(2) a x 2 +bx+ c< 0 ; a x 2+ bx+ c , lebih kecil dari nol

Hal lain yang merupakan gabungan dari persamaan dan pertidaksamaan kuadrat adalah:

(1) a x 2 +bx+ c ≥ 0; a x 2 +bx+ c ,lebih besar atau sama dengan nol

Hal 32 dari 40
(2) a x 2 +bx+ c ≤ 0 ; a x 2+ bx+ c , lebih kecil atau sama dengan nol

Contoh:
Tentukan nilai x yang memenuhi:
(1) x 2−6 x +8>0
(2) x 2−6 x +8<0
(3) x 2−6 x +8 ≥ 0
(4) x 2−6 x +8 ≤ 0

Pembahasan:

Dua hal penting untuk diperiksa, pertama koefisien x 2, yakni x=1>0 dan kedua
diskriminan D= (−6 )2−4.1.8=36−32=4 >0 . Dari data ini dapat dipastikan kurva fungsi
x −6 x +8 ,membuka ke atas dan memotong sumbu x di dua titik berbeda. Selanjutnya
2

2
x −6 x +8 memotong sumbu x , bila x −6 x +8= ( x −2 )( x−4 )=0 , yakni pada saat x=2
2

atau x=4.
Kurva di atas sumbu x

X
2 4
Kurva di bawah sumbu x

Maka:

(1) x 2−6 x +8>0 , kurva di atas sumbu x , dipenuhi oleh x <2 atau x >4
(2) x 2−6 x +8<0 , kurva di bawah sumbu x , dipenuhi oleh 2< x <4
(3) x 2−6 x +8 ≥ 0, kurva pada sumbu x atau di atas sumbu x , dipenuhi oleh x ≤ 2 atau
x≥ 4
(4) x −6 x +8 ≤ 0, kurva pada sumbu x atau di bawah sumbu x , dipenuhi oleh 2 ≤ x ≤ 4
2

Hal 33 dari 40
D. Luas Daerah yang Dibatasi Kurva
1. Grafik Fungsi Kuadrat dan Grafik Fungsi Linear
a. Grafik fungsi kuadrat dan sumbu x
i) ii)
Y Y

f ( x )=a x 2 +bx +c
X X

2
g ( x )= p x +qx +r

D √D
Luas daerah yang diarsir adalah 2 , dengan harga D , masing-masing:
6a

Pada i) D=b2−4 ac dan pada ii) D=q2−4 pr .

Contoh: Hitunglah luas darah yang dibatasi grafik fungsi f ( x )=x 2−5 x +6 dan sumbu x .
Pembahasan:
2
D= (−5 ) −4.1 .6=25−24=1
1√ 1 1
Luas = = satuanluas
6. 12 6
Rumus ini dibahas di tempat khusus, yakni pada bagian kalkulus integral. Pada bagian ini
diberikan rumus dan cara menggunakannya saja.

b. Grafik fungsi kuadrat dan garis y=mx+n


i) ii)
Y Y

y=mx+n y=a x2 + ( b−m ) x + ( c −n )

X X

2
y=a x +bx +c

D √D
Bentuk i) dikonversi ke bentuk dasar pada ii), sehingga luasnya adalah 2 , dengan
6a

D= ( b−m )2−4 a ( c −n ).

Contoh: Hitunglah luas darah yang dibatasi grafik fungsi y=x 2−5 x +6 dan garis
y=2 x +1.

Hal 34 dari 40
Pembahasan:
y=x −5 x +6 versus y=2 x +1
2

2 2
x −5 x+ 6=x −5 x +6
x 2−7 x+ 5=0
Bentuk fungsi dasarnya adalah
2
y=x −7 x +5
sehingga
2
D= (−7 ) −4.1.5=49−20=29
29 √ 29 29 √ 29
Luas = = satuan luas
6. 12 6

c. Dua Buah Grafik Fungsi Kuadrat


i) ii)

Y y=a x2 +bx +c Y

2
y= ( a− p ) x + ( b−q ) x+ ( c−r )

X X

2
y= p x + qx+ r

Sampai di sini dulu pembahasan mengenai fungsi linear dan kuadrat, serta persamaan
linear dan kuadrat.

2. Grafik Fungsi Kuadrat Memotong Titik pangkal (0,0)

4
Makka luanysa adalah ¿ mn
3

Bukti:

Hal 35 dari 40
Bentuk umum persamaan fungsi parabola melalui (0,0) adalah y=a x2 +bx

−b
Perhatikan sumbu simetrinya, x= =m ;
2a

b=−2 am … (1)

jika kita inputkan ke persamaan maka


2
n=a m + bm …(2)

Masukkan (1) ke (2)


2 2 2 2
n=a m + (−2 am ) m=a m −2a m =−a m

−n
a= … (3)
m2

D√D
Dengan luas ¿
6 a2
2 2
D=b −4 a .0=b

b √b b . b b
2 2 2 3
Sehingga (1) ¿ 2
= 2
= 2 … (4)
6a 6a 6a

(−2 am )3 −8. a3 . m3
Selanjutnya 2
= 2
6a 6a

4 3
¿− . a .m
3

4 n
¿− .− 2 . m3
3 m

4
¿ . mn
3

Bukti lain 1

Luas
6 a2
=
2a ( )
b2 .b −b 2 4. b
.
6

2
¿ m 2 . (−2 am )
3

Hal 36 dari 40
2 4 n 4
¿−m . .− 2 . m= mn
3 m 3

Bukti lain 2

Titik balik adalah (m , n) artinya sumbu simetri x=m

−b −b
Pada y=a x2 +bx +c , sumbu simetri x= , m=
2a 2a

b=−2 am

Kita pandang persamaan fungsinya y=ax 2+ bx, maka

y=ax 2−2 amx , karena melalui ( m , n ), maka


2 2
n=am −2 amm=−am

−n
a= 2
m

Sehingga bentuk persamaan fungsi y=ax 2+ bx, menjadi


2
−n
y= 2 x −2 am x , maka
m

−n 2 −n
( )
y= 2 x −2 2 m x
m m

−n 2 2 n
y= x+ x
m2 m

( )
2 2
2 2n 4n
D=b = = 2,
m m

D √D
Sedang luas 2 , maka
6a

Hal 37 dari 40
4 n2 2n 8 n 3
. .
m2 m m3 8 n3 m 4 4
¿ = = . 2 = mn
( )
2 2 3
−n 6n m 6n 3
6 2 4
m m

Contoh 1: Cari luas daerah arsiran berikut

Jawab:
4
luasnya adalah ¿ .4 .12=16.4=64 satuanluas .
3

Contoh 2: Cari luas daerah arsiran berikut

Jawab:
Bisa digeser/ditransalai mendatar ke kiri tiga unit satuan, sehingga puncak menjadi (3,9)
seperti grafik berikut, luas tidak berubah

Hal 38 dari 40
4
luasnya adalah ¿ .3 .9=36 satuanluas .
3

Contoh 3: Cari luas daerah arsiran berikut

Jawab:
Bisa digeser/ditransalai mendatar ke kiri tiga unit satuan dan ke bawah empat unit satuan,
sehingga puncak menjadi (5,9) seperti grafik berikut, luas tidak berubah

Hal 39 dari 40
4
luasnya adalah ¿ .5 .9=60 satuanluas.
3

Edit, Selasa, 12 April 2023

Syaiful Yazan

Hal 40 dari 40

Anda mungkin juga menyukai