Syaiful Yazan
Gambar 1
Posisi ini tentu bisa diubah, dirotasi misalnya. Namun untuk kali ini dihadirkan sebagai
Gambar 1.
Dengan demikian:
sumbu x dapat kita pandang sebagai arah “maju mundur” atau “muka belakang” (arah
maju/muka positif dan mundur/belakang negatif).
sumbu y dapat kita pandang sebagai arah “kanan kiri” (arah kanan positif dan kiri negatif).
sumbu z dapat kita pandang sebagai arah “atas bawah” atau “naik turun” (arah naik/atas positif
dan bawah/turun negatif).
Kalau pada dua dimensi, menghadirkan persamaan berbentuk ax +by =c , ini akan menghasilkan grafik
berupa garis lurus, misal 2 x+3 y =6, grafiknya sebagai Gambar 2.
Hal 1 dari 13
Pada 2 x+3 y =6, maka:
jika x=0 haruslah y=2, berarti titik potong terhadap sumbu tegak (sumbu y) di (0,2).
2. 0+3. 2=6
jika x= y haruslah x=3 , berarti titik potong terhadap sumbu datar (sumbu x) di (3,0).
2. 3+3. 0=6
Gambar 2
Bagaimana halnya dengan bentuk ax +by +cz =d untuk dimensi tiga? Misal 2 x+3 y + 4 z=12. Untuk
menggambar grafiknya, maka:
Jika y=z =0, haruslah x=6 , berarti titik potong terhadap sumbu x di (6,0,0)
2. 6+3. 0+ 4.0=12
Jika x=z=0, haruslah y=4 , berarti titik potong terhadap sumbu y di (0,4,0)
2. 0+3. 4+ 4. 0=12
Jika x= y =0, haruslah z=3 , berarti titik potong terhadap sumbu z di (0,0,3)
2. 0+3. 0+4. 3=12
Hal 2 dari 13
Pada ruang kartesius terdapat tiga bidang utama, yakni:
Bidang xy , jika z=0
Hal 3 dari 13
Bisa diperiksa:
Perpotongan bidang xy dan xz berupa sumbu x
Perpotongan bidang xy , yz dan xz berupa sebuah titik O ( 0,0,0 ) disebut titik pangkal.
Karena ada tiga bidang ( xy , yz dan xz ), setiap bidang ada 4 sub bidang (kuadran 1, 2, 3, dan
4), maka total ruang kartesius tiga dimensi memilik 12 sub bidang.
Lebih lanjut:
Dua garis yang saling berpotongan menghasilkan sebuah bidang, karena ada tiga garis sumbu,
2 3.2
x, y, dan z, berarti akan ada tiga buah bidang, kombinasi tingkat 2 dari 3 unsur, C 3= =3.
2.1
Hal 4 dari 13
Pada ruang Kartesius terdapat delapan sub ruang, Tabel 1.
Tabel 1
Sub Ruang pada Ruang Kartesius
Hal 5 dari 13
Berpotongan, jika bidang u dan v berpotongan maka perpotongannya berupa
sebuah garis.
2. Tiga buah bidang jika saling berpotongan, maka perpotongannya berupa titik.
(0,4,5)
(3,4,0)
Hal 6 dari 13
Langkah-langkah:
()
3
⃗
OA = 4
5
O ⃗ A =3 i⃗ + 4 ⃗j+ 5 ⃗k , di mana i⃗ =(1,0,0) , ⃗j =(0,1,0), k⃗ =(0,0,1)
i⃗ =(1,0,0) , vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu x
⃗j =(0,1,0), vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu y
k⃗ =( 0,0,1), vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu z
Catatan semua vektor dilihat dari komponennya adalah vektor posisi, misal
() ()()
4 2 2
A(2,3,4 ) dan B(4,5,6), maka vektor AB, ⃗
AB= 5 − 3 = 2 . Jadi andai C ¿ ),
6 4 2
maka ⃗ AB=⃗ OC . Walau asalnya vektor dari A(2,3,4 ) dan B(4,5,6) , namun ketika
dalam bentuk vektor AB, ⃗ AB , dipandang sebagai vektor posisi OC, ⃗ OC=(2,2,2)
Hal 7 dari 13
OA|=√ 32 +4 2+ 52=√ 9+16+25=√ 50=5 √ 2
maka |⃗
( )( )()
xb xa P
⃗
AB= y b − y a = Q =P i⃗ +Q ⃗j+ R ⃗k
zb za R
()( )( )
x xa x−x a
⃗AP= y − y a = y − y a =( x−x a ) i⃗ + ( y− y a ) ⃗j+ ( z−z a ) ⃗k
zb za z−z a
Dapat dilihat bahwa ⃗ AP=m. ⃗ AB , di mana m adalah sebuah skalar (bilangan)
( x−x a ) i⃗ + ( y− y a ) ⃗j+ ( z−z a ) k=mP i⃗ +mQ ⃗j+ mR k⃗
⃗
Selanjutnya:
x−x a=mP ; y− y a=mQ ; z−z a =mR ; maka untuk nilai m didapat dari
x−x a y− y a z−z a
m= = =
P Q R
Bentuk
x−x a y − y a z−z a
= =
P Q R
Hal 8 dari 13
adalah persamaan garis di dimensi tiga melalui titik A ( x a , y a , z a ) dan B ( x b , y b , zb ), di
mana P=x b −x a, Q= y b− y a dan R=z b−z a. Bisa juga disajikan sebgagai
x−x a y− y a z−z a
= =
xb −x a y b − y a z b −z a
x−2 y −3 z−4
= =
6−2 5−3 7−4
x−2 y −3 z−4
= =
4 2 3
(0,5,7)
(6,0,7) (6,5,7)
(0,3,4)
(2,3,4)
(2,0,4)
(2,3,0)
(6,5,0)
Hal 9 dari 13
Garis melalui A(2,3,4 ) dan B(6,5,7) diproyeksikan terhada:
1. Bidang xy , artinya z=0 , koordinatnya A '( 2,3,0) dan B' (6,5,0)
∆ y 5−3 2
Gradien garis proyeksi = = = sehingga
∆ x 6−2 4
Persamaannya 2 x−4 y=−8
2. Bidang yz , artinya x=0 , koordinatnya A ' (0,3,4) dan B' (0,5,7)
∆ z 7−4 3
Gradien garis proyeksi = = = sehingga
∆ y 5−3 2
Persamaannya 3 y−2 z=1
(
Berarti menembus bid xz di −4,0 ,−
1
2 )
Hal 10 dari 13
Pada bidang xz garis proyeksinya 3 x−4 z=−10
−8
Bila z=0 → 3 x−4.0=−8 ; x= , maka garis menembus bidang xy di
3
−8
x= =−2,67 . Lalu lihat bidang xy , garis proyeksinya 2 x−4 y=−8
3
2. ( )
−8
3
−4 y=−8
−16
−4 y=−8
3
16
−4 y=−8+
3
4 2
y=2− =
3 3
Hal 11 dari 13
(2). 2 => 2 x+ 4 y−6 z =−8−¿
− y +8 z=22 … (4)
c) Eliminasi x pada (2) dan (3)
g) Pengecekkan
2.1+3.2+2.3=2+ 6+6=14 benar
1+2.2−3.3=1+4−9=−4 benar
3.1+4.2+3=3+8+ 3=14 benar
h) Penetapan jawaban
Sehingga penyelesainnya adalah x=1 , y=2 , z =3 atau ditulis sebagai himpunan
penyelesaian, HP ¿ { ( 1,2,3 ) } .
( )( ) ( )
2 3 2 x 14
1 2 −3 y = −4
3 4 1 z 14
Hal 12 dari 13
| |
14 3 2
−4 2 −3
14 4 1 −6
x= = =1
| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1
| |
2 14 2
1 −4 −3
3 14 1 −12
y= = =2
| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1
| |
2 3 14
1 2 −4
3 4 14 −18
z= = =3
| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1
( ) | |
2 3 2 2 3 2
A= 1 2 −3 , maka det A= 1 2 −3 dengan metode “Sarrus” ditangani
3 4 1 3 4 1
seperti:
salin
2 3 2 2 3
1 2 −3 1 2
3 4 1 3 4
12 -24 3 4 -27 8
-9 -15
-
Hal 13 dari 13