Anda di halaman 1dari 13

RUANG KARTESIUS DIMENSI TIGA

Syaiful Yazan

A. Perkenalan Ruang Kartesius (Kartesius untuk Dimensi Tiga)


Bekerja pada bidang Kartesius untuk Dimensi Dua melibatkan dua sumbu saling tegak lurus,
biasanya sumbu datar x dan sumbu tegak y . Kali ini membicarakan ruang Kartesius untuk
Dimensi Tiga, maka menghadirkan tiga sumbu yang saling tegak lurus satu sama lain, yakni
sumbu x , y dan z , dan di sini disajikan sebagai berikut:

Gambar 1

Posisi ini tentu bisa diubah, dirotasi misalnya. Namun untuk kali ini dihadirkan sebagai
Gambar 1.
Dengan demikian:

 sumbu x dapat kita pandang sebagai arah “maju mundur” atau “muka belakang” (arah
maju/muka positif dan mundur/belakang negatif).
 sumbu y dapat kita pandang sebagai arah “kanan kiri” (arah kanan positif dan kiri negatif).
 sumbu z dapat kita pandang sebagai arah “atas bawah” atau “naik turun” (arah naik/atas positif
dan bawah/turun negatif).

Kalau pada dua dimensi, menghadirkan persamaan berbentuk ax +by =c , ini akan menghasilkan grafik
berupa garis lurus, misal 2 x+3 y =6, grafiknya sebagai Gambar 2.

Hal 1 dari 13
Pada 2 x+3 y =6, maka:

 jika x=0 haruslah y=2, berarti titik potong terhadap sumbu tegak (sumbu y) di (0,2).
2. 0+3. 2=6
 jika x= y haruslah x=3 , berarti titik potong terhadap sumbu datar (sumbu x) di (3,0).
2. 3+3. 0=6

Gambar 2

Bagaimana halnya dengan bentuk ax +by +cz =d untuk dimensi tiga? Misal 2 x+3 y + 4 z=12. Untuk
menggambar grafiknya, maka:
 Jika y=z =0, haruslah x=6 , berarti titik potong terhadap sumbu x di (6,0,0)
2. 6+3. 0+ 4.0=12
 Jika x=z=0, haruslah y=4 , berarti titik potong terhadap sumbu y di (0,4,0)
2. 0+3. 4+ 4. 0=12
 Jika x= y =0, haruslah z=3 , berarti titik potong terhadap sumbu z di (0,0,3)
2. 0+3. 0+4. 3=12

Hal 2 dari 13
Pada ruang kartesius terdapat tiga bidang utama, yakni:
 Bidang xy , jika z=0

 Bidang xz , jika y=0

 Bidang yz , jika x=0

Hal 3 dari 13
Bisa diperiksa:
 Perpotongan bidang xy dan xz berupa sumbu x

 Perpotongan bidang xy dan yz berupa sumbu y

 Perpotongan bidang xz dan yz berupa sumbu z

 Perpotongan bidang xy , yz dan xz berupa sebuah titik O ( 0,0,0 ) disebut titik pangkal.
 Karena ada tiga bidang ( xy , yz dan xz ), setiap bidang ada 4 sub bidang (kuadran 1, 2, 3, dan
4), maka total ruang kartesius tiga dimensi memilik 12 sub bidang.

Lebih lanjut:

Dua garis yang saling berpotongan menghasilkan sebuah bidang, karena ada tiga garis sumbu,
2 3.2
x, y, dan z, berarti akan ada tiga buah bidang, kombinasi tingkat 2 dari 3 unsur, C 3= =3.
2.1

Hal 4 dari 13
Pada ruang Kartesius terdapat delapan sub ruang, Tabel 1.
Tabel 1
Sub Ruang pada Ruang Kartesius

Sub ruang ke- Sumbu x Sumbu y Sumbu z


1 + + +
2 - + +
3 - - +
4 + - +
5 + + -
6 - + -
7 - - -
8 + - -
Lebih lanjut:
Tiga garis yang saling berpotongan di suatu titik (lebih khusus saling berpotongan tegak
lurus) akan menghasilkan sebuah ruang. Pada ruang Kartesius tiga dimensi yang
melibatkan tiga garis/sumbu, x , y , dan z , dan karena nilai tempat untuk sebuah
garis/sumbu adalah positif (+) atau negatif (-), berarti akan ada delapan sub ruang,
3
2 =8, sebagaimana pada Tabel 1. Hal ini serupa dengan tiga koin mata angka dan
gambar yang dilemparkan akan memunculkan delapan kemungkinan hasil.
B. Posisi Antar Bidang
1. Dua buah bidang posisinya satu sama lain bisa:
 Berimpit, hakikatnya hanya satu bidang.
 Sejajar, katakan bidang u dan v sejajar, ditulis u//v, keduanya tidak memiliki
perpotongan, maka tandanya jika ada sebuah garis menembus tegak lurus bidang u
di sembarang titik, maka garis itu juga menembus tegak lurus bidang v. Ini berlaku
juga jika sebuah garis menembus bidang u membentuk sudut α di sembarang titik,
maka garis ini juga menembus bidang v dengan sudut α .

Hal 5 dari 13
 Berpotongan, jika bidang u dan v berpotongan maka perpotongannya berupa
sebuah garis.

2. Tiga buah bidang jika saling berpotongan, maka perpotongannya berupa titik.

C. Persamaan Garis dalam Dimensi Tiga (Ruang)


Terlebih dahulu akan dibahas cara penentuan titik koordinat A(x , y , z ) pada ruang
Kartesius. Misal tentukan titik A(3,4,5)

(0,4,5)

(3,4,0)

Hal 6 dari 13
Langkah-langkah:

1. Amati A(3,4,5), artinya x=3 , y=4 , dan z=5


2. Pada x=3 , lihat sumbu x beri titik pada nilai tempat 3, tarik dua garis melalui titik
ini, yakni sejajar y dan z .
3. Pada y=4 , lihat sumbu y beri titik pada nilai tempat 4, tarik dua garis melalui titik
ini, yakni sejajar x dan z .
4. Pada z=5 , lihat sumbu z beri titik pada nilai tempat 5, tarik dua garis melalui titik ini,
yakni sejajar x dan y.
5. Melalui tiga pasang garis-garis bantu ini buat bidang-bidang (ada tiga bidang: biru, merah,
kuning), perpotongannya itulah yang metrupakan kedudukan titik A(3,4,5)

Pengenalan tentang vektor


a. Vektor posisi
Vektor posisi, yakni vektor yang titik tangkapnya di titik pangkal, vektor tidak ditentukan
pada letaknya namun pada panjang dan arahnya, dan ini dinyatakan sebagai komponen
vektor, misal vektor dengan titik tangkap O(0,0,0) dan ujunganya A(3,4,5), maka vektor
posisi OA, ditulis ⃗ OA , komponennya dapat dinyatakan dengan:

 OA =( 3,4,5)

()
3

 OA = 4
5
 O ⃗ A =3 i⃗ + 4 ⃗j+ 5 ⃗k , di mana i⃗ =(1,0,0) , ⃗j =(0,1,0), k⃗ =(0,0,1)
i⃗ =(1,0,0) , vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu x
⃗j =(0,1,0), vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu y
k⃗ =( 0,0,1), vektor satuan (panjangnya satu) searah sumbu z
 Catatan semua vektor dilihat dari komponennya adalah vektor posisi, misal

() ()()
4 2 2
A(2,3,4 ) dan B(4,5,6), maka vektor AB, ⃗
AB= 5 − 3 = 2 . Jadi andai C ¿ ),
6 4 2
maka ⃗ AB=⃗ OC . Walau asalnya vektor dari A(2,3,4 ) dan B(4,5,6) , namun ketika
dalam bentuk vektor AB, ⃗ AB , dipandang sebagai vektor posisi OC, ⃗ OC=(2,2,2)

b. Panjang Vektor Posisi


 Dari kontruksinya sebuah vektor posisi ⃗ OA =( p , q ,r ), maka panjangnya atau
OA|=√ p + q +r 2, sehingga jika ⃗
besarnya vektor OA di tulis |⃗ 2 2
OA =(3,4,5),

Hal 7 dari 13
OA|=√ 32 +4 2+ 52=√ 9+16+25=√ 50=5 √ 2
maka |⃗

c. Garis Melalui Dua Titik, Vektor Posisi, dan Persamaan Garisnya


Diberikan garis l melalui titik A ( x a , y a , z a ) dan B ( x b , y b , zb ), dan sembarang titik
ketiga P ( x , y , z ) pada garis l .
Kita ilustrasikan garisnya sebagai berikut:

Perhatikan Vektor AB da, AP:

( )( )()
xb xa P

AB= y b − y a = Q =P i⃗ +Q ⃗j+ R ⃗k
zb za R

()( )( )
x xa x−x a
⃗AP= y − y a = y − y a =( x−x a ) i⃗ + ( y− y a ) ⃗j+ ( z−z a ) ⃗k
zb za z−z a
Dapat dilihat bahwa ⃗ AP=m. ⃗ AB , di mana m adalah sebuah skalar (bilangan)
( x−x a ) i⃗ + ( y− y a ) ⃗j+ ( z−z a ) k=mP i⃗ +mQ ⃗j+ mR k⃗

Selanjutnya:
x−x a=mP ; y− y a=mQ ; z−z a =mR ; maka untuk nilai m didapat dari

x−x a y− y a z−z a
m= = =
P Q R
Bentuk
x−x a y − y a z−z a
= =
P Q R

Hal 8 dari 13
adalah persamaan garis di dimensi tiga melalui titik A ( x a , y a , z a ) dan B ( x b , y b , zb ), di
mana P=x b −x a, Q= y b− y a dan R=z b−z a. Bisa juga disajikan sebgagai

x−x a y− y a z−z a
= =
xb −x a y b − y a z b −z a

Sehingga persamaan garis melalui A ( 2,3,4 ) dan B ( 6,5,7 ) adalah

x−2 y −3 z−4
= =
6−2 5−3 7−4

x−2 y −3 z−4
= =
4 2 3

d. Garis pada Dimensi Tiga


1) Proyeksi garis pada bidang-bidang xy , yz , dan xz ; persamaan garis proyeksi
(garis bayangan hasil proyeksi); Penerapan konsep persamaan linear bentuk
dasar.
2) Titik-titik tembus garis pada bidang xy , yz ,dan xz
 Titik tembus bidang yz , x =0 , koordinatnya (0 , … , …)
 Titik tembus bidang xz , y =0, koordinatnya (… , 0 , …)
 Titik tembus bidang xy , z =0, koordinatnya (… , … , 0)
Untuk ilustrasi, misal A(2,3,4) dan B(6,5,7) gambar garis ini pada ruang Kartesius,
ditangani sebagai berikut:

(0,5,7)

(6,0,7) (6,5,7)
(0,3,4)
(2,3,4)
(2,0,4)

(2,3,0)

(6,5,0)

Hal 9 dari 13
Garis melalui A(2,3,4 ) dan B(6,5,7) diproyeksikan terhada:
1. Bidang xy , artinya z=0 , koordinatnya A '( 2,3,0) dan B' (6,5,0)
∆ y 5−3 2
Gradien garis proyeksi = = = sehingga
∆ x 6−2 4
Persamaannya 2 x−4 y=−8
2. Bidang yz , artinya x=0 , koordinatnya A ' (0,3,4) dan B' (0,5,7)
∆ z 7−4 3
Gradien garis proyeksi = = = sehingga
∆ y 5−3 2
Persamaannya 3 y−2 z=1

3. Bidang xz , artinya y=0, koordinatnya A ' (2,0,4) dan B' (6,0,7)


∆ z 7−4 3
Gradien garis proyeksi = = = sehingga
∆ x 6−2 4
Persamaannya 3 x−4 z=−10

Pada bidang xy garis proyeksinya 2 x−4 y=−8


Bila x=0 → 2.0−4 y =−8 ; y=2, maka garis menembus bidang yz di y=2. Lalu
lihat bidang yz , garis proyeksinya 3 y−2 z=1
 3.2−2 z=1
 6−2 z =1
 −2 z=1−6
 −2 z=−5
 z=2.5

Berarti menembus bid yz di ( 0,2,2.5 )


Masih pada bidang xy garis proyeksinya 2 x−4 y=−8
Bila y=0→ 2 x−4.0=−8 ; x=−4, maka garis menembus bidang xz di x=−4 .
Lalu lihat bidang xz , garis proyeksinya 3 x−4 z=−10
 3(−4)−4 z=−10
 −12−4 z=−10
 −4 z=−10+12
 −4 z=2
−1
 z=
2

(
Berarti menembus bid xz di −4,0 ,−
1
2 )

Hal 10 dari 13
Pada bidang xz garis proyeksinya 3 x−4 z=−10
−8
Bila z=0 → 3 x−4.0=−8 ; x= , maka garis menembus bidang xy di
3
−8
x= =−2,67 . Lalu lihat bidang xy , garis proyeksinya 2 x−4 y=−8
3

 2. ( )
−8
3
−4 y=−8

−16
 −4 y=−8
3
16
 −4 y=−8+
3
4 2
 y=2− =
3 3

Berarti menembus bid xy di ( −83 , 23 ,0)


e. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel secara umum berbentuk:
a 1 x+ b1 y+ c 1 z=d1
a 2 x +b2 y+ c 2 z=d 2
a 3 x +b3 y +c 3 z =d 3
Terdapat tiga persamaan dengan tiga variabel, akan diperiksa nilai x , y , dan z yang
memenuhi ketiga persamaan ini. Agar penyelesiannya ada maka ketiga persamaan ini
mewakili tiga bidang yang saling berpotongan di satu titik. Bidang-bidang yang
perpotongannya berupa garis, atau tidak berpotongan karena sejajar tentu tidak memiliki
penyelesaian tunggal (masing-masing satu nilai x , y dan z ) yang memenuhi semua
persamaan.
Contoh
2 x+3 y +2 z=14
x +2 y −3 z=−4
3 x+ 4 y + z=14
Penyelesaiannya dapat dicari dengan:
1) Eliminasi dan subtitusi
Langkah-langkahnya:
a) Beri penanda persamaan
2 x+3 y +2 z=14 … (1)
x +2 y −3 z=−4 … (2)
3 x+ 4 y + z=14 … (3)

b) Eliminasi x pada (1) dan (2)

(1) => 2 x+3 y +2 z=14

Hal 11 dari 13
(2). 2 => 2 x+ 4 y−6 z =−8−¿
− y +8 z=22 … (4)
c) Eliminasi x pada (2) dan (3)

(2). 3 => 3 x+ 6 y−9 z=−12

(3) => 3 x+ 4 y + z=14−¿


2 y−10 z=−26 … (5)

d) Eliminasi y pada (4) dan (5)

(4). 2 => −2 y +16 z=44

(5) => 2 y−10 z=−26+ ¿

6 z=18 ; z=3 …(6)

e) Selanjutnya tentukan nilai y hasil (6) subtitusikan (masukkan) ke (5)


2 y−10.3=−26
2 y−30=−26
2 y=4 ; y=2 … (7)

f) Akhirnya tentukan nilai x hasil (6) dan (7) subtitusikan ke (1)


2 x+3.2+2.3=14
2 x+12=14 ; x=1

g) Pengecekkan
2.1+3.2+2.3=2+ 6+6=14 benar
1+2.2−3.3=1+4−9=−4 benar
3.1+4.2+3=3+8+ 3=14 benar

h) Penetapan jawaban
Sehingga penyelesainnya adalah x=1 , y=2 , z =3 atau ditulis sebagai himpunan
penyelesaian, HP ¿ { ( 1,2,3 ) } .

2) Determinan matriks, pe modelan sistem persamaan ke bentuk matriks


Langkah-langkah:
a) Modelkan ke bentuk matriks

( )( ) ( )
2 3 2 x 14
1 2 −3 y = −4
3 4 1 z 14

b) Mencari x , y dan z masing-masing seperti:

Hal 12 dari 13
| |
14 3 2
−4 2 −3
14 4 1 −6
x= = =1

| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1

| |
2 14 2
1 −4 −3
3 14 1 −12
y= = =2

| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1

| |
2 3 14
1 2 −4
3 4 14 −18
z= = =3

| |
2 3 2 −6
1 2 −3
3 4 1

Menentukan determinan matriks berordo 3x3

( ) | |
2 3 2 2 3 2
A= 1 2 −3 , maka det A= 1 2 −3 dengan metode “Sarrus” ditangani
3 4 1 3 4 1

seperti:
salin

2 3 2 2 3
1 2 −3 1 2
3 4 1 3 4

12 -24 3 4 -27 8

-9 -15
-

Hal 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai