Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Dimensi Tiga


Ruang dimensi tiga adalah himpunan semua bilangan tripel real, dan dinyatakan
dengan R3. Setiap titik dalam ruang dimensi tiga dinyatakan dengan tiga pasangan bilangan
berurut. Untuk menyatakan ruang dimensi tiga, biasanya digunakan sistem koordinat
kartesius. Untuk itu, ambillah tiga buah garis koordinat yang saling tegak lurus, dan saling
berpotongan. Ketiga garis koordinat tersebut selanjutnya masing-masing disebut dengan
sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Ketiga sumbu-sumbu koordinat tersebut berpotong pada
titik O(0,0,0), yang selanjutnya disebut dengan titik sumbu koordinat. Setiap titik dalam
ruang dimensi tiga dalam sistem koordinat kartesius dinyatakan dengan (x,y,z), seperti
terlihat pada gambar 1.1.1.

P(x,y,z)

O y

x
Gambar 1.1.1.

Ketiga sumbu koordinat dalam ruang dimensi tiga, selanjutnya menentukan bidang-
bidang xy, xz, dan yz, dimana membagi ruang menjadi delapan bagian yang disebut dengan
oktan, seperti terlihat pada gambar 1.1.2.. Pembagian oktan dalam sistem koordinat kartesius
tergantung pada nilai sumbu koordinat, lihat tabel berikut ini :
Oktan x y Z Oktan x y z
I (+) (+) (+) V (+) (+) (-)
II (-) (+) (+) VI (-) (+) (-)
III (-) (-) (+) VII (-) (-) (-)
IV (+) (-) (+) 1 VIII (+) (-) (-)
z

oktan ketiga oktan kedua

oktan keempat
oktan pertama
O y

Gambar 1.1.2.

Misalkan P(x,y,z) adalah sebuah titik dalam ruang dimensi tiga, maka titik P(x,y,z)
disebut dengan koordinat yang mengukur jarak dari titik tersebut terhadap ketiga bidang.
Koordinat x menyatakan jarak P terhadap bidang yz, koordinat y menyatakan jarak P
terhadap bidang xz, dan koordinat z menyatakan jarak P terhadap bidang xy. Sebagai
ilustrasi, misalkan diberikan sebuah titik P(3,4,4), lihat gambar 1.1.3.

P(3,4,4)

O 4
y
3

Gambar 1.1.3.

Dari gambar 1.3., titik P berjarak 3 satuan jarak terhadap bidang yz, berjarak 4 satuan
jarak terhadap bidang xz, dan berjarak 4 satuan jarak terhadap bidang xy.

2
1. Jarak Dua Titik
Misalkan diberikan dua buah titik P( x 0, y 0, z 0) dan Q( x 1, y 1, z 1) dalam ruang dimensi tiga.
Lihat gambar 1.1.4. Andaikan pula bahwa d(P,Q) menyatakan jarak antara titik P dan titik Q.

z1

Q
z0
P
O y0 4 y1
y
x0
x1

x
Gambar 1.1.4.

Menurut rumus pythagoras, jarak d(P,Q) diberikan oleh :


d(P,Q)
PQ= (x=
1  x0 ) 2  ( y1  y0 ) 2  (z1  z0 ) 2

Contoh 1.1.
Misalkan diberikan tiga buah titik dalam ruang dimensi tiga, P(1,3,3), Q(5,1,7), dan
R(11,9,9). Hitunglah jarak d(P,Q), d(P,R), dan d(Q,R)
Penyelesaian :
Dengan mengunakan rumus jarak diatas, diperoleh :

3
d(P,Q) = (5  1) 2  (1  3) 2  (7  3) 2 = = =6
16  4  16 36
d(P,R) = = =
(11  1) 2  (10  3) 2  (9  3) 2 100  49  36 185
d(Q,R) = = = = 11
(11  5) 2  (10  1) 2  (9  7) 2 36  81  4 121

4
2. Grafik Persamaan Dalam Ruang Dimensi Tiga
Grafik suatu persamaan di dalam ruang dimensi tiga adalah himpunan semua titik-titik
(x,y,z) yang koordinatnya berupa bialangan yang memenuhi persamaan tersebut. Grafik
persamaan di dalam ruang dimensi tiga disebut dengan permukaan. Grafik di dalam ruang
dimensi tiga yang yang cukup mudah dibuat sektsanya adalah grafik persamaan derajad satu,
dan grafik persamaan derajad dua. Grafik persamaan derajad satu yang paling sederhana
adalah bidang, sedangkan untuk grafik persamaan derajad dua adalah bola.

Bidang di R3
Grafik bidang dalam ruang dimensi tiga adalah grafik dari suatu persamaan linier
yang berbentuk,
Ax +By + Cz = D,
dimana, A2 + B2 + C2 ≠ 0. Bilamana A ≠ 0, B ≠ 0, dan C ≠ 0, bidang yang diberikan akan
memotong ketiga sumbu koordinat. Sedangkan untuk membuat sketsa grafiknya, langkah
pertama dicari titik-titik potong bidang dengan ketiga sumbu koordinat. Langkah berikutnya
adalah membuat gambar berkas-berkas garis perpotongan bidang dengan bidang xy, xz, dan
yz.

Contoh 1.2.
Gambarkanah sektsa grafik suatu bidang dengan persamaan,2x + 4y + 3z = 12.
Penyelesaian :
1) Langkah pertama. Untuk membuat sketsa bidang diatas, langkah pertama carilah titik-
titik perpotongan bidang dengan ketiga sumbu koordinat. Untuk menentukan titik
potong dengan sumbu x, tetapkanlah y = 0, dan z = 0, sehingga dihasilkan 2x = 12, atau
x = 6. Jadi titik potong bidang dengan sumbu x adalah (6,0,0). Dengan cara sama
dihasilkan titik potong dengan sumbu y dan sumbu z masing-masing adalah (0,3,0), dan
(0,0,4).
2) Langkah Kedua. Menggambarkan berkas-berkas garis perpotongan bidang dengan
bidang xy, xz, dan yz. Berkas garis pada bidang xy, diperoleh dengan cara menetapkan z
= 0. Untuk z = 0, dihasilkan 2x + 4y = 12. Dengan cara yang sama berkas garis pada
bidang xz dengan y = 0, adalah 2x + 3z = 12, sedangkan berkas garis pada bidang yz
dengan x = 0, adalah 4y + 3z = 12.
5
3) Langkah Ketiga, Sketsa Permukaan. Dengan menggunakan hasil-hasil dari langkah
pertama dan kedua, sketsa permukaan bidang 2x + 4y + 3z = 12, diperlihatkan pada
gambar berikut ini.

z
(0,0,4)

4y + 3z = 12

2x + 3z = 12 2x + 4y + 3z = 12

(0,3,0)
0 y

2x + 4y = 12
(6,0,0)
x

Gambar 1.1.5.

Contoh 1.3.
Buatlah sketsa grafik permukaan bidang, 4y + 3z = 12
Penyelesaian :
Karena persamaan bidang tidak memuat variabel x, maka sketsa bidang ini tidak memotong
sumbu x, sehingga grafiknya sejajar dengan sumbu x. Selanjutnya dengan cara yang sama
seperti sebelumnya, bidangnya memotong sumbu y di titik (0,3,0), dan sumbu z di titik
(0,0,4). Dengan membuat sektsa berkas garis yang sejajar dengan garis 4y + 3z = 12 pada
bidang yz, sketsa bidang adalah sebagai berikut.

z
(0,0,4)

4y + 3z = 12

(0,3,0)
y

x Gambar 1.1.6.
6
Contoh 1.4.
Buatlah sketsa grafik permukaan bidang, 2x + 3z
= 12 Penyelesaian :
Karena persamaan bidang tidak memuat variabel y, maka sketsa bidang ini tidak memotong
sumbu y, sehingga grafiknya sejajar dengan sumbu y. Selanjutnya dengan cara yang sama
seperti sebelumnya bidangnya memotong sumbu x dan sumbu z masing-masing di titik
(6,0,0) dan di titik (0,0,4). Sedangkan sketsa permukaan bidang di oktan pertama dibuat
dengan cara membuat berkas-berkas garis yang sejajar dengan garis 4y + 3z = 12 pada
bidang yz, sketsa bidang adalah sebagai berikut.

(0,0,4)

2x + 3z = 12

(6,0,0)

x Gambar 1.1.7.

3. B o l a
Bola adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tetap. Titik
tetap ini selanjutnya disebut dengan titik pusat bola, dan ukuran jarak yang sama disebut
dengan jari-jari bola. Persamaan umum bola dengan pusat (a,b,c) dengan jari-jari r diberikan
oleh,
(x – a)2 + (y – b)2 + (z – c)2 = r2
Bilamana suku-suku pada persamaan bola diatas dijabarkan, dan dikelompokkan akan
dihasilkan persamaan derajad dua yang berbentuk,
x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0.
dimana, A = –2a, B = –2b, C = –2a, dan D = a2 + b2 + c2 – r2
Dari persamaan umum diatas, pusat bolanya diberikan oleh,
−1 −1 −1
a= A , b= B , c= C
2 7 2 2
dan jari-jarinya diberikan oleh :
1 A2  B 2  C 2  4D
r=
2
Sebagai ilustrasi, suatu bola dengan pusat (0,0,0) dan jari-jarinya adalah r = a, grafiknya
adalah sebagai berikut.

z
(0,0,a)

x2+ y2 + z2 =
a2
(0,a,0)
O y

Gambar 1.8

Contoh 1.5.
Carilah pusat dan jari-jari bola dengan persaman,
x2 + y2 + z2 – 8x – 12y + 10z + 52 = 0.
Penyelesaian :
Cara Pertama. Dari persamaan umum bola diperoleh :
A = –8, B = –12, C = 10, dan D = 52
Dengan menggunakan rumus diatas, pusat dan jari-jari bola diberikan oleh :
−1 −1 −1
a= (−8 ) =4 ,b= (−12 ) , c= (−10 )
2 2 2

dan jari-jarinya adalah,

1
r =(8) 2  (12) 2  (10) 2  4(52) =5

2
8
Cara Kedua, Tulislah persamaan umum bola diats menjadi,
(x2 – 8x + ... ) + (y2 – 12y + ... ) + (z2 + 10z + ... ) = –52
(x2 – 8x + 16) + (y2 – 12y + 36) + (z2 + 10z + 25) = –52 + 16 + 36 + 25
(x – 4)2 + (y – 6)2 + (z + 5)2 = 25
Dari persamaan terakhir ini, maka pusat bolanya (4,6,–5) dan jari-jarinya adalah r = 5.

Contoh 1.6.
Carilah persamaan bola dengan titik-titik ujung dari salah satu diameternya adalah A(9,8,4)
dan B(1,0,8).
Penyelesaian :
Pusat bola adalah titik tengah segmen garis dari salah satu diameter bola. Misalkan P(x0,y0,z0)
adalah titik tengah segmen garis tersebut, maka pusat bolanya adalah :
9+1 8+0 4 +8
x 0= =5 , y 0= =5 ,dan z 0= =6
2 2 2
Jadi titik pusat bolanya adalah (5,4,6). Sehingga jari-jari bolanya adalah :
2 2 2
r= (9 - 5) - (8 - 4) - (4 - 6) =36 =6
Dengan demikian persamaan bolanya diberikan oleh :
(x – 5)2 + (y – 4)2 + (z – 6)2 = 36

B. PERMUKAAN BENDA DALAM RUANG DIMENSI TIGA


Permukaan benda adalah merupakan grafik suatu persamaan tiga variabel dalam ruang
dimensi tiga. Grafik yang paling sederhana adalah suatu bidang yang persamaannya diberikan
oleh persamaan linier,
Ax + By + Cz = D.
Grafik permukaan bidang dalam ruang dimensi tiga termasuk dalam persamaan
derajad satu. Sebuah benda pejal berikutnya yang sederhana dalam ruang dimensi tiga adalah
suatu benda dimana permukaannya dibatasi oleh beberapa permukaan bidang datar. Biasanya
untuk membuat sketsa benda pejal digunakan sistem koordinat kartesius.

Contoh 1.3.1.
Buatlah sketsa benda pejal yang dibatasi oleh permukaan bidang, 2x + 2y + z = 12, y = x, z =
0, dan x = 0.
Penyelessaian :
Langkah pertama, dibuat suatu sketsa permukaan bidang 2x + 2y + z = 12 pada oktan
pertama. Selanjutnya pada bidang z = 0, buatlah pula berkas garis y = x. Lihat sketsa pada
gambar 1.3.1.

Langkah berikutnya, buatlah perpotongan antara y = x dan 2x + 2y + z = 12. Berkas


perpotongan ini dibuat dengan menghubungkan titik potong dari garis y = x, dan 2x + 2y =
12, pada z = 0, dengan titik potong bidang 2x + 2y + z = 12. dengan sumbu z. Dengan
memperhatikan batas-batas dari bidang-bidang tersebut benda pejal yang ditanyakan
diperlihatkan pada gambar 1.3.2.
Contoh 1.3.2.
Buatlah sketsa grafik permukaan benda pejal di oktan pertama yang dibatasi oleh permukaan
bidang-bidang : y + z = 4, x + y = 2, y = x, z = 0, dan x = 0.
Penyelesaian :
Seperti pada contoh sebelumnya pada bidang yz (x = 0), buatlah sketsa grafik
berkas garis y + z = 4, dan pada bidang xy (z = 0), buatlah pula berkas-berkas garis x + y = 2,
dan y = x. Karena bidang x + y = 2, dan y = x, tidak memuat variabel y ,maka grafik kedua
permukaa tidak memotong sumbu z . Demikian pula untuk bidang, y + z = 4, grafiknya tidak
memotong sumbu x. Lihatlah sketsa pada gambar 1.3.3., berikut ini
Langkah berikutnya, hubungkanlah berkas-berkas garis yang merupakan perpotongan
bidang-bidangnya. Dengan memperhatikan batasan-batasan yang diberikan, benda pejal yang
ditanyakan diperlihatkan pada gambar 1.3.4.

Persamaan Kuadratik.
Selain grafik permukaan bidang, pada bagian sebelumnya telah dibahas pula mengenai grafik
dari bola, dimana persamaannya diberikan oleh,
(x – a)2 + (y – b)2+ (z – c)2 = r2.
Persamaan bola diatas merupakan sala satu bentuk dari persamaan kuadratik.
Persamaan kuadratik derajad dua, pada umumnya diberikan oleh persamaan,
Ax2 + By2 + Cz2 + Dxy + Exz + Fyz + Gx + Hy + Iz + J = 0
yang disebut juga dengan persamaan kuadratik.
Pada dasarnya tidak semua persamaan kuadratik dapat dibuat sketsa grafiknya dalam
ruang dimensi tiga. Bentuk yang paling sederhana dari persaman kudratik antara lain adalah
bola, silnder, elipsoida, paraboloida, dan kerucut. Dari persamaan kuadratik ini dapat
dikembangkan untuk membuat sketsa suatu benda pejal yang dibatasi oleh beberapa
persamaan kuadratik atau gabungan dari persamaan linier dan persamaan kuadratik. Berikut
ini adalah beberapa contoh-contoh kasus persamaan kuadatik yang banyak aplikasinya, dan
cukup mudah untuk membuat sketsa grafiknya.

Silinder
Silinder adalah suatu permukaan yang dihasilkan oleh suatu garis yang bergerak
sepanjang lengkungan bidang yang diketahui sedemikian sehingga garis itu selalu sejajar
dengan suatugaris tetap yang tidak terletak pada lengkungan tersebut. Garis yang bergerak
sepanjang lengkungan tersebut disebut dengan pembangkit silinder, dan lengkungan bidang
tersebut disebut dengan garis arah silinder, dan garis tetapnya disebut dengan sumbu putar.
Jika lengkungan bidang diputar mengelilingi garis tetap sebagai sumbu putar, maka
permukaannya yang dihasilkan adalah benda putar.
Bentuk silinder yang paling sederhana dan banyak penggunaannya adalah silinder
lingkaran tegak, dimana sumbu putarnya sejajar dengan sumbu z daan lengkungannya
berbentuk lingkaran. Persamaan silinder lingakaran tegak tersebut adalah,
(x – a)2+ (y – b)2 = r2 .
Sebagai ilustrasi dari silinder lingkaran tegak diatas, misalnya adalah silinder dengan
garis arahnya lingkaran dalam bidang xy, yaitu :
x2 + y2 = a2
Bilamana garis pembangkitnya adalah sumbu z, sketsa grafik silinder lingkaran tegak
tersebut diberikan pada gambar 1.3.5., berikut.

Sebagai ilustrasi berikutnya, adalah silinder paraboloida (paraboloida) seperti ditunjukkan


pada gambar 1.3.6. yakni paraboloida y = x2 .

Garis arah paraboloida adalah parabola y = x 2 . dalam bidang xy, dan garis lukisnnya sejajar
dengan sumbu z.
Selanjutnya, seperti pada contoh sebelumnya suatu benda pejal benda mungkin
dibatasi leh beberapa permukaan bidang. Berikut ini adalah beberapa contoh benda pejal yang
memuat beberapa permukaan silinder atau paraboloida.

Contoh 1.3.3.
Buatlah sketsa benda pejal, sisi-sisinya dibatasi oleh silinder lingkaran tegak, x 2 + y2 = 2y, dan
dibawah permukaan bidang, y + z = 4, dan diatas bidang xy.
Penyelesaian :
Pada bidang xy, buatlah sketsa lingkaran x 2 + y 2 = 2y, dan selanjutnya buatlah sketsa
silinder lingkaran tegak dengan garis lukisnya searah sumbu z. Selanjutnya pada bidang yz
buatlah sketsa garis y + z = 4, dan pada sistem koordinat yang sama buatlah sketsa permukaan
bidang x + y = 4. Lihat gambar 1.3.7.

Langkah berikutnya buatlah berkas kurva perpotongan bidang dan silinder.


Perpotongan antara bidang dan silinder lingkaran tegak menghasilkan elips seperti terlihat
pada Gambar 1.3.8. Dengan memperhatikan batasan-batasan permukaannya, benda pejal yang
ditanyakan diperlihatkan pada gambar 1.3.8.

Contoh 1.3.4.
Buatlah sketsa benda pejal di oktan pertama, dimana sisi-sisinya dibatasi oleh permukaan
silinder paraboloida, x = y2 , dan y = 2 – y 2, permukaan bidang y + z = 4, dibatasi pula oleh
bidang xy (z = 0) dan yz (x = 0).
Penyelesaian :
Pada bidang xy, buatlah sketsa parabola, x = y 2dan y = 2 – x2 , dan selanjutnya buatlah sketsa
silinder paraboloida dimana garis lukisnya sejajar dengan grafik parabola yang searah sumbu
z. Selanjutnya pada bidang yz buatlah sketsa berkas garis, y + z = 4, dan pada sistem
koordinat yang sama buatlah pula sketsa permukaan bidang x + y = 4. Lihat gambar 1.3.9.
Pada bidang z = 2, buatlah sketsa parabola y = x 2 dan x = 2 – y2 . Langkah berikutnya
buatlah sketsa berkas-berkas perpotongan bidang dan paraboloida. Dengan menghubungkan
kurvakurva tersebut, sketsa benda yang dimaksud diperlihatkan pada gambar 1.3.10.

Elipsoida
Elipsoida merupakan salah satu bentuk dari persamaan kuadratik. Persamaan dari
elipsoida diberikan oleh,
2 2 2
x y z
2
+ 2 + 2 =1
a b c
dimana a , b dan c adalah konstanta positif. Sketsa grafik dari elipsoida diatas diprlihatkan
pada gambar 1.3.11. berikut ini.

Bilamana ketiga konstanta a, b, dan c bernilai sama yaitu a, elipsoida diatas adalah
bola dimana persamaannya diberikan oleh :
2 2 2
x y z
2
+ 2 + 2 =1 atau x2 + y2 + z2= a2
a b c
Dalam ruang dimensi tiga, permukaanya adalah merupakan bola dengan pusat (0,0,0)
dengan jari-jari a.
Selanjutnya bila mana z = 0, dari elipsoida akan diperoleh penampang elipsoida pada bidang
xy, yaitu elips, dimana persamaanya diberikan oleh,
2 2
x y
2
+ 2 =1
a b
Dalam ruang dimensi tiga, permukaanya adalah merupakan silinder elipsoida yang
sejajar dengan sumbu z. Bila mana kedua konstanta a, dan b bernilai sama yaitu a, penampang
elips diatas menjadi lingkaran-lingkaran pada bidangxy dengan pusat (0,0) dan jari-jari a,
dimana persamaanya diberikan oleh:
2 2
x y 2 2 2
2
+ 2 =1 atau x + y =a
a a
Dalam ruang dimensi tiga, permukaan dari x2 + y2 = a 2adalah merupakan silinder
lingkaran tegak yang sejajar dengan sumbu z. Demikian pula bila mana y = 0, dari elipsoida
akan diperoleh penampang elipsoida penampang pada bidang xz, yaitu elips, dimana
persamaanya diberikan oleh:
2 2
x z
2
+ 2 =1
a c
Dalam ruang dimensi tiga, permukaanya adalah merupakan silinder elipsoida yang
sejajar dengan sumbu y. Bila mana kedua konstanta a, dan c bernilai sama yaitu c, penampang
elips di atas menjadi lingkaran-lingkaran pada bidang xz dengan pusat (0,0) dan jari-jari c,
dimana persamaanya diberikan oleh:
2 2
x z 2 2 2
2
+ 2 =1 atau x + z =c
c c
Dalam ruang dimensi tiga, permukaan dari x2 + z2 = c2 adalah merupakan silinder
lingkaran tegak dan sejajar dengan sumbu y.

Demikian pula bila mana x = 0, dari elipsoida akan diperoleh penampang elipsoida
pada bidang yz, yaitu elips, dimana persamaanya diberikan oleh,
2 2
y z
2
+ 2 =1
b c
Dalam ruang dimensi tiga, permukaanya adalah merupakan silinder elipsoida yang
sejajar dengan sumbu x. Bila mana kedua konstanta b, dan c bernilai sama yaitu b, penampang
elips di atas menjadi lingkaran-lingkaran pada bidang yz dengan pusat (0,0) dan jari-jari b,
dimana persamaanya diberikan oleh:
2 2
y z 2 2 2
2
+ 2 =1 atau y + z =b
b b
Dalam ruang dimensi tiga, permukaan dari y 2 + z2 = b2 adalah merupakan silinder
lingkaran tegak dan sejajar dengan sumbu x.

Contoh 1.3.5
Buatlah sketsa grafik persamaan kuadratik,
x2 + 4y2 + 9z2 = 36
Bila mana z = 0, buatlah pula sketsa grafiknya dalam ruang dimensi tiga.

Penyelesaian:
Dari persamaan kuadratik, x2 + 4y2 + 9z2 = 36, bagilah kedua ruas dengan 36 sehingga
diperoleh,
2 2 2
x y z
+ + =1
36 9 4
Persamaan terakhir ini adalah persamaan umum elipsoida, makadiperoleh a = 6, b = 3, dan c =
2. Untuk membuat sketsanya, buatlah penampang elipsoida pada bidang xy, xz, dan yz. Titik-
titik potong elipsoida dengan sumbu-sumbu koordinat adalah (6,0,0), (-6,0,0), (0,3,0), (0,-
3,0), (0,0,2) dan (0,0,-2). Sketsa elipsoida tersebut diperlihatkan pada gambar 1.3.12.

(0,3,0)
(6,0,0)
Y

(0,0,-2)
X

Gambar 1.3.12
2 2
x y
Selanjutnya bila mana z = 0, diperoleh suatu persamaan + =1, dimana sketsa grafiknya
36 9
adalah silinder elipsoida yang searah sumbu z dengan garis lukisnya elips pada bidang xy.
Sedangkan sketsa grafiknya adalah sebagai berikut

3
Y

6
X

Gambar 1.3.13.

Peraboloida Eliptik
Persamaan para boloida eliptik dengan sumbu z sebagai sumbu paraboloida diberikan oleh,
2 2
x y z
2
+ 2=
a b c
Dimana a dan b positif dan c ≠ 0.Bila mana c > 0 parabola eliptik terbuka ke atas, dan bila c <
0 parabola eliptik terbuka ke bawah. Sketsa parabola eliptik terlihat pada gambar 1.3.14 dan
1.3.15.
Z Z

0
Y Y
0

X X
Gambar 1.3.14 Gambar 1.3.15
Bila mana a = b, penampang parabola pada z = k adalah suatu lingkaran. Selanjutnya dengan
mensubstitusikan z = k pada persamaan paraboloida eliptik dihasilkan.
2 2
x y k
2
+ 2=
a b c
Bila mana k = 0, persamaan di atas menjadi,
2 2
x y 2 2 2 2
2
+ 2 =0 , atau b x + a y =0
a b
Dimana persamaan ini menyatakan titik asal. Bilamana k > 0, persamaan tersebut
menyatakan suatu elips pada bidang z = k. Lihat gambar 1.3.14.
Selanjutnya, bila mana disubstitusikan x = k, pada persamaan paraboloida eliptik diperoleh:
2 2
k y z
2
+ 2=
a b c
Bila mana k = 0, dari persamaan ini diperoleh,
2
y z
2
=
b c
Dimana persamaan ini menyatakan penampang parabola pada bidang x = 0.
Sedangkan bila mana k > 0 persamaan di atas menyatakan suatu parabola pada bidang x = k.
lihat gambar 1.3.16.
Z

Y
0

X
Gambar 1.3.16
Demikian pula, bilamana y = k disubstitusikan pada persamaan parabola eliptik dihasilkan,
2 2
x k z
2
+ 2=
a b c
Bila mana k = 0, dari persamaan itudiperoleh,
2
x z
2
=
a c
Dimana persamaan ini menyatakan penampang parabola pada bidang y = 0.
Sedangkan bila mana k > 0 persamaan di atas menyatakan suatu parabola pada bidang y = k.

Contoh 1.3.6
Buatlah sketsa benda pejal yang dibatasi oleh permukaan paraboloida, z = x2 + y2, silinder
lingkaran tegak, x2 + y2 = 4, dan x = z = x2 + y2 0 (bidang xy).

Penyelesaian:
Pada system koordinat yang sama buatlah sketsa paraboloida, z = x2 + y2 dan silinder
lingkaran tegak, x2 + y2 = 4 sedangkan pada bidang xy buatlah sketsa lingkaran x2 + y2 = 4.
Lihat sketsa pada gambar 1.3.17.

z=4 x2 + y2 = 4

z = x2 + y2
0 Y

x2 + y2 = 4

Gambar 1.3.17

Perpotongan antara paraboloida, z = x2 + y2 dan silinder lingkaran tegak, x2 + y2 = 4 adalah


sebuah lingkaran, x2 + y2 pada bidang z = 4. Sketsa benda yang dinyatakan diperlihatkan pada
gambar 1.3.17.

Kerucut Eliptik

Kerucut eliptik dengan sumbu z sebagai sumbu kerucut persamaanya diberikan oleh:
2 2 2
x y z
2
+ 2= 2
a b c
Dimana a, b, dan c positif. Bila mana a = b, dari persamaan kerucut eliptik diperoleh
kerucut lingkaran, dan persamaanya diberikan oleh:
2 2 2
x y z 2 2 2 2
2
+ 2 = 2 atau x + y =d z
a a c
2
a
Dimana d= 2 . Sketsa kerucut, khususnya yang terletak diatas bidang xy diperlihatkan
c
pada gambar 1.3.18.

Z
z=k

Y
0

Gambar 1.3.18

Perpotongan kerucut dengan bidang z = 0 adalah titik asal. Sedangkan perpotongan


kerucut dengan bidang z = k adalah suatu elips pada bidang z = k, dimana persamaanya
diberikan oleh:
2 2 2
x y k
2
+ 2= 2
a b c
Bila mana kerucut dipotong oleh bidang x = 0, atau y = 0 masing-masing akan
menghasilkan berkas garis x = k, dan y = k. Sedangkan bila mana kerucut dipotong oleh
bidang x = k, atau y = k masing-masing akan menghasilkan suatu hiperbola, persamaannya
masing-masing adalah
2 2 2 2 2 2
k y z x k z
2
+ 2 = 2 atau 2 + 2 = 2
a b c a b c
Contoh 1.3.7.
Buatlah sketsa grafik persamaan kuadratik, 4x2 + 9y2 = 36z2. Jelaskan pula perpotongan grafik
dengan bidang x = 0, y = 0, z =1, x = 3, dan y = 2.
Penyelesaian:
Dengan membagi kedua ruas pada persamaan di atas dengan 36, dihasilkan persamaan:
2 2
x y 2
+ =z
9 4
Persamaan di atas adalah suatu kerucut dengan sumbunya adalah sumbu z, adapun sketsa
grafik yang terletak di atas bidang xy diperlihatkan pada gambar 1.3.19.

4x2 + 9y2 = 36, dan z = 1

Y
0

X
Gambar 1.3.19

Perpotongan permukaan kerucut dengan bidang x = 0 adalah garis, y = ±2z, dan perpotongan
dengan bidang y = 0 adalah garis y = ±3z .Sedangkan penampang permukaan pada bidang z =
k dengan k ≠ 0, adalah elips dengan persamaan:
2 2
x y 2
+ =k
9 4
Sedangkan penampang permukaan pada bidang x = k dan y = k dengan k ≠ 0, masing-masing
adalah hiperbola dengan persamaan:
2 2 2 2
k y 2 x k 2
+ =z dan + =z
9 4 9 4
Contoh 1.3.8.
Buatlah sketsa benda pejal yang dibatasi oleh permukaan bola, x 2 + y2 + z2 = 8, dan di atas
kerucut: x2 + y2 = z2 yang terletak di atas bidang xy.

Penyelesaian:
Pada sumbu koordinat yang sama buatlah sketsa bola, x2 + y2 + z2 = 8 dan kerucut x2 + y2 = z2
seperti terlihat pada gambar 1.3.20.

x2 + y2 + z2 = 8

x2 + y2 = z2

0 Y

X
Gambar 1.3.20

Sedangkan perpotongan antara bola, x2 + y2 + z2 = 8 dan kerucut x2 + y2 = z2 adalah suatu


lingkaran, x2 + y2 = 4 pada bidang z2 = 2, seperti yang terlihat pada gambar 1.3.20.

C. Koordinat Silinder Dan Koordinat Bola


Dalam ruang dimensi tiga, selain sistem koordinat kartesius untuk mempresentasikan
titik P(x,y,z), sering pula digunakan sistem koordinat kartesius atau sistem koordinat bola.
Kedua sistem koordinat ini memegang peranan penting dalam penghitungan integral lipat.

Sistem Koordinat Silinder


Sistem koordinat silinder ini biasanya digunakan bilamana suatu benda pejal simetris
terhadap suatu garis tertentu. Suatu titik P pada ruang dimensi tiga, dalam koordinat silinder
dipresentasikan dengan pasangan bilangan (r,θ ,z) dimana r dan θ , adalah koordinat kutub
yang merupakan proyeksi P pada bidang kutub, dan z adalah jarak tetap.
Hubungan antara P(x,y,z) dalam sistem koordinat kartesius dengan P(r,θ ,z) dalam
sistem koordinat silinder pada ruang dimensi tiga diberikan oleh transformasi :
2 2 2
x=r cos θ x + y =r
y
y=r sin θ tanθ= , dengan x ≠ 0
x
z=z
Hubungan kedua sistem koordinat tersebut digambarkan pada gambar 1.4.1. berikut ini:

Sebagai ilustrasi penggunaan sistem koordinat silinder perhatikanlah contoh-contoh


soal berikut ini
Contoh 1.4.1
Carilah persamaan dalam koordinat silinder dari persamaan kuadratik berikut ini,dan buatlah
pula sketsa grafiknya, dari silinder lingkaran tegak x 2+ y 2=4 y , 0 ≤ z ≤ 4 .
Penyelesaian :
Sketsa silinder lingkaran tegak x 2+ y 2=4 y , 0 ≤ z ≤ 4 pada sistem koordinat kartesius diberikan
oleh gambar 1.4.2 berikut ini.

Dari sketsa gambar 1.4.2, pada bidang xy perpotongan silinder lingkaran tegak
2 2
x + y =4 y dan z = 0 adalah suatu lingkaran dengan pusat (0,2,0), dan jari-jari = 2. Dari
sketsa terlihat pula bahwa silinder simetris terhadap sumbu z. Oleh karena itu, silinder
lingkaran tegak, x 2+ y 2=4 y , , 0 ≤ z ≤ 4
dalam sistem koordiant silinder diberikan oleh :
2 2
x + y =4 y
2
r =4 r sin θ
r = 4 sin θ
Dari persamaan, r = 4 sin θ , variabel z tidak tergantung pada variabel r dan θ .
Sedangkan variabel r tergantung pada θ , besarnya sudut θ terletak pada 0 ≤ θ ≤ π . Dengan
demikian dalam sistem silinder, silinder lingkaran tegak :
2 2
x + y =4 y , , 0 ≤ z ≤ 4
Dapat pula ditulis menjadi :
0 ≤ z ≤ 4 ,0 ≤ r ≤ 4 sin θ dan 0 ≤ θ ≤ π

Sistem Koordinat Bola


Sistem koordinat bola banyak manfaatnya guna mempresentasikan atau
menyederhanakan persamaan suatu permukaan atau benda pejal bilamana grafiknya simetris
terhadap suatu titik tetap. Suatu titik P(x,y,z) pada koordinat kartesius dalam ruang dimensi
tiga, dalam koordinat bola dipresentasikan dengan pasangan bilangan (r,θ ,φ ). Benda-benda
pejal yang dipresentasikan dengan koordinat bola, misalnya adalah bola dan kerucut lingkaran
tegak.
Misalkan P(x,y,z) adalah sembarang titik pada koordinat kartesius. Hubungan antara (x,y,z)
pada koordinat kartesius dengan (r,θ ,φ ) pada koordinat bola diberikan oleh transformasi:
2 2 2 2
x=r sin φ cos θ x + y + z =r
y
y=r sin φ sinθ tanθ= , dengan x ≠ 0
x
z=r cos φ 0 ≤ θ ≤2 π ,0 ≤ φ ≤ π
Dalam bentuk grafik hubungan kedua sistem koordinat tersebut digambarkan sebagai
berikut:
Sistem koordinat ini sering digunakan bilamana benda pejalnya berbentuk bola atau
kerucut. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah contoh-contoh soal berikut ini :

Contoh 1.4.5.
Nyatakanlah grafik persamaan berikut ini dalam bentuk koordinta bola
a. Paraboloida z=x 2 + y 2
b. Kerucut x 2+ y 2=k 2 z 2
Penyelesaian :
Dengan mensubsitusikan, x=r sin φ cos θ , y =r sin φ sin θ , dan z =r cos φ , pada paraboloida
2 2
z=x + y dihasilkan :
2 2
x + y =z
2 2 2 2 2 2
r sin φ cos θ+r sin φ sin θ=r cos φ
2 2 2 2
r sin φ(cos θ +sin θ)=r cos φ
2 2
r sin φ=r cos φ
r =csc φ cot φ

Sedangkan untuk kerucut x 2+ y 2=k 2 z 2 dengan substituis yang sama dihasilkan :


2 2 2 2
x + y =k z
2 2 2 2 2 2 2 2 2
r sin φ cos θ+r sin φ sin θ=k r cos φ
r 2 sin2 φ ( cos 2 θ+sin 2 θ ) =k 2 r 2 cos2 φ
2 2 2 2 2
r sin φ=k r cos φ
2 2
tan φ=k
φ=α , dengan α =arc tan k
π π
Sebagai ilustrasi bilamana, k = 1, maka dihasilkan φ= , k =√ 3 maka dihasilkan φ=
4 3
Contoh 1.4.6.
Ubahlah persamaan berikut ini dalam koordinat kartesius dari :
r sin φ=2 ,r =2 tan θ dan r=6 sin φ cos θ+ 8 cos φ
Penyelesaian :
Untuk r sin φ=2, jika kedua ruas dikuadratkan dihasilkan :
2 2
r sin φ=4
2 2
r (1−cos φ)=4
2 2 2
r −r cos φ ¿=4

Dengan mengganti, r 2=x 2 + y 2 + z 2 dan cos 2 φ=z 2 dihasilkan :


2 2 2 2
(x + y + z )−z =4
2 2
x + y =4

Persamaan ini pada koordinat kartesius dikenal sebagai persamaan silinder lingkaran tegak.
Dengan demikian grafik dari r sin φ=2, dalam koordinat kartesius adalah silinder lingkaran
tegak dengan pusat (0,0,0), jari-jari adalah 2dan sumbu z sebagai sumbu silinder.
Sedangkan untuk r =2 tan θ , tulislah persamaan ini menjadi :
sin θ
r =2 atau r cos θ=2 sin θ
cos θ
Selanjutnya kalikanlah kedua ruas dengan r sin φ ,sehingga diperoleh :
2
r sin φ cos θ=2 r sin φ sin θ
Karena, r =√ x 2 + y 2 + z 2 , r sin φ cos θ=x dan r sin φ sinθ= y maka diperoleh :

x √ x 2 + y 2+ z 2=2 y
Sedangkan untuk r =6 sin φ cos θ+ 8 cos φ kalikanlah kedua ruas dengan r, diperoleh :
2
r =6 r sin φ cos θ+8 r cos φ
Sekali lagi dengan mengganti r 2=x 2 + y 2 + z 2 , r sin φ cos θ=x dan r cos φ=z, maka diperoleh
:
2 2 2 2 2 2
x + y + z =6 x+ 8 z atau (x−3) + y +(z−4) =25
Persamaan ini pada koordinat kartesius dikenal sebagai persamaan bola. Dengan demikian
grafik dari r =6 sin φ cos θ+ 8 cos φ dalam koordinat kartesius adalah bola dengan pusat (3,0,4)
dan jari-jari adalah 5.

Anda mungkin juga menyukai