Menara Masjid merupakan bangunan yang tinggi menjulang keatas yang merupakan
simbol dari peradaban Islam yakni sebagai penanda kehadiran dan keberadaan Islam di suatu
tempat. Sebagai bagian dari simbol peradaban, menara dibangun oleh umat Islam karena
memiliki fungsi yang amat penting, yakni sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan.
Secara umum terdapat lima bentuk dan gaya menara masjid yaitu menara klasik, menara
variasi, menara segi empat, menara spiral, dan menara silinder. Secara fisik menara tidak
mempunyai fungsi dominan. Saat ini fungsi menara masjid lebih bersifat estetika visual dan
spiritual simbol. Secara universal menara masjid merupakan simbol agama Islam dan
identitas masyarakat Islam.
Definisi lingkaran yaitu himpunan titik-titik di bidang yang berjarak sama dari titik
tertentu yang disebut pusat lingkaran (Kusno,2002). Misalkan diketahui sebarang titik A(x,y)
pada lingkaran yang berpusat pada B( x 1 , y 1 ), maka melalui A Tarik garis g sejajar sumbu Y
dan melalui B Tarik garis h sejajar sumbu X. Titik C merupakan perpotongan dari kedua
garis tersebut dan ∠ ACB membentuk sudut siku-siku (Gambar 2.2). Maka didapat
hubungan:
⃗
BA =⃗
BC +⃗
CA
Dari persamaan diatas dapat dibentuk persamaan parametric lingkaran dengan arah vector
satuan u1 dan u2 sebagai berikut:
⃗
OA −⃗ OB=R cos θ u1 + R sin θ u2 ,
⟨ x−x 1 , y− y 1 ⟩= ⟨ R cos θ , R sinθ ⟩ ,
⟨ x . y ⟩= ⟨ x 1 + R cos θ , y 1+ R sin θ ⟩ ,
x ( θ )=x 1+ R cos θ
y ( θ )= y 1 + R sin θ
Apabila parameter θ pada persamaan (2.3) diberikan nilai pada interval θ1 ≤θ ≤ θ2, maka akan
diperoleh sebuah keratan lingkaran (Gambar 2.3).
Gambar 3. Penyajian Keratan Lingkaran
Penamaan prisma diambil dari nama poligon yang menjadi bidang alas dan bidang
atasnya.Jika bidang alas dan bidang atas berbentuk segienam, maka prisma tersebut disebut
prisma segienam.
na =
a
⟨ b
√ a +b + c √ a +b + c √ a +b + c
2 2 n 2
c
, 2 2 2 , 2 2 2 =⟨ a1 , a2 , a3 ⟩
⟩
Dengan
a= y 1 ( z3 −z2 ) + y 2 ( z 1−z 3 ) + y 3 ( z 2−z 1)
b=x 1 ( z 2−z 3 ) + x 2 ( z 3 −z1 ) + x 3 ( z 1−z 2 )
c=x 1 ( y 3− y 2 ) + x 2 ( y 1− y 3 ) + x 3 ( y 2 − y 1)
3. Mentranslasikan alas prisma dengan tinggi t sejajar n a =⟨ a1 , a2 , a3 ⟩ sehingga u
didapatkan bidang atas prisma dengan titk sudut S'1 , S '2 , S '3 , S'4 , S'5 dan S'6 sehingga
diperoleh:
()()
x1 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 1 ' =O K 1+ t na ⇒ O K 1 ' = y 1 +t a2 u
z1 a3
()()
x2 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 2 ' =O K 2+ t na ⇒ O K 2 ' = y 2 +t a 2
u
z2 a3
()()
x3 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 3 ' =O K 3 +t n a ⇒ O K 3 ' = y 3 + t a2
u
z3 a3
()()
x4 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 4 ' =O K 4 +t n a ⇒ O K 4 = y 4 +t a2 u
z4 a3
()()
x5 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 5 ' =O K 5 +t n a ⇒ O K 5 ' = y 5 + t a2
u
z5 a3
()()
x6 a1
⃗ ⃗ ⃗
O K 6 '=O K 6 +t n a ⇒ O K 6 '= y 6 +t a2
u
z6 a3
4. Menginterpolasi segmen-segmen garis pada bidang alas dan bidang atas prisma
menggunakan persamaan (2.1 intepolasi) sehingga diperoleh enam bidang segienam
dengan persamaan
S1 S 2 ( u )+ v ⃗
I S S , S S =( 1−v )⃗
' '
1 2
'
1
'
2
S 1 S2 ( u ) ,
S S (u )+ v ⃗
=( 1−v )⃗
' '
I '
S 2 S3 , S 2 S 3
' S S (u) , 2 3 2 3
IS S 3 4
'
,S 3 S
'
4
S3 S 4 ( u ) +v ⃗
=( 1−v ) ⃗ S '3 S '4 ( u ) ,
S S ( u ) +v ⃗
=( 1−v ) ⃗
' '
IS 4
'
S5 ,S 4 S5
'
4 S S (u) ,
5 4 5
S 5 S6 ( u ) + v ⃗
=( 1−v )⃗
' '
IS S 5 6
'
,S5 S6
' S S ( u) ,
5 6
S S ( u ) +v ⃗
=( 1−v )⃗
' '
IS S 1 6
'
,S1 S 6
'
1 6 S S (u) ,
1 6
dengan 0 ≤ u ≤1 dan 0 ≤ v ≤1
Gambar 7. Penyajian prisma segienam beraturan
4. Penyajian Tabung
Tabung dibangun oleh garis lurus yang sejajar dengan garis lurus tertentu (poros) yang
bergerak sejajar dengan jari-jari yang bersifat konstan. Tabung juga dapat diartikan sebagai
silinder lingkaran tegak yang merupakan tempat kedudukan garis-garis sejajar tegak dan
berjarak sama terhadap garis tertentu (Suryadi, 1986).
a. Jika alas terletak pada bidang z=z 1dan sumbu pusat tabung sejajar sumbu z, maka
untuk mencari persamaan parametric tabung dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.0
1. Tentukan persamaan parametric lingkaran dengan pusat T 1 ( x 1 , y 1 , z 1 ) ,jari-jari R
dan terletak pada bida,ng z=z 1 yaitu
L (θ )= ⟨ x 1+ R cos θ , y 1 + R sin θ , z1 ⟩
Dengan 0 ≤ θ ≤2 π dan x 1 ≤ x ≤ x 1+t
2. Translasikan lingkaran (2.12) dari z 1 sampai z 1+ t sehingga terbentuk persamaan
parametric tabung.
T ( θ , z )= ⟨ x 1+ R cos θ , y 1 + R sin θ , z ⟩
Dengan 0 ≤ θ ≤2 π dan z 1 ≤ z ≤ z 1+ t
b. Jika alas terletak pada bidang x=x 1 dan sumbu pusat tabung sejajar sumbu X, maka
untuk mencari persamaan parametric tabung dapat dilakukan dengan mengulangi
langkah a dan didapatkan persamaan (Gambar 2.11b)
T ( θ , z )= ⟨ x , y 1 + R sin θ , z 1 + R cos θ ⟩
Dengan 0 ≤ θ ≤2 π dan x 1 ≤ x ≤ x 1+t
c. Jika alas terletak pada bidang y= y1 dan sumbu pusat tabung sejajar sumbu Y, maka
untuk mencari persamaan parametric tabung dapat dilakukan dengan mengulangi
langkah a dan b sehingga diperoleh persamaan (Gambar 2.11c)
T ( θ , z )= ⟨ x 1+ R cos θ , y , z 1+ R sin θ ⟩
Dengan 0 ≤ θ ≤2 π dan y 1 ≤ y ≤ y1 +t
Menurut Kudno (2009), kurva Bezier derajat-n C (u) dinyatakan dalam bentuk
parametrik berikut:
n
C ( u ) =∑ Pi Bi ( u ) , 0≤ u ≤ 1
n
i=0
Dengan
Bni (u )=C ni ( 1−u )n−1 ui ,
n!
C ni =
i! ( n−1 ) !
Pi = koefisien geometri/titik control kurva C(u)
Jika n=2, akan dihasilkan kurva Bezier kuadratik dengan persamaan parametric: