Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BESAR

MATEMATIKA REKAYASA
LIMIT

Disusun oleh : Kelompok 5


Dedi Supriadin (190523648023)
Adellin Nur Ristasari (190523648077)
Dijanee Chadiq M (19052364805)
Azhar Fadhilah (190523648060)
Abah Mahfiah T (190523648018)
Bau Lazuardie (190523648109)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2019
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

A. Geometri Analitik Bidang


1. Sistem Koordinat dalam Bidang (R2)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam
bidang dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Masing-
masing sistem koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut:
a. Sistem Koordinat Cartesius
Y
x0 x  0,
y0 y0
KwadranII KwadranI
X
KwadranIII KwadranIV
x  0, x  0,
y0 y0

Gambar 1 (bidang kwadran)


Berdasarkan Gambar 1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang dibatasi
oleh sumbu-sumbu koordinat X dan Y, masing-masing bidang yang
dibatasi oleh bidang dinamakan kwadran, sehingga terdapat 4 kwadran,
yaitu kuadran I (x>0, y>0), kwadran II (x<0, y>0), kwadran III (x<0,
y<0), dan kwadran IV (x>0, y<0). Misalkan P(x,y) sebarang titik pada
bidang XOY, maka titik tersebut posisinya dapat dikwadran I, atau II,
atau III, atau kwadran IV tergantung besaran x dan y. Jika letak titik
P(x,y), maka x disebut absis, y disebut ordinat dan P(x,y) disebut
koordinat.
Perhatikan gambar berikut ini.
Misal P(x1,y1) dan terletak di kwadran I hal ini berarti x1 >0 dan y1 >0

P( x1 , y1 )
Y

y1

O (0,0)
x1 M ( x1 ,0) X

Gambar 2 grafik koordinat


Berdasarkan gambar 2 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM yang
salah satu sudutnya siku-siku dititik M. Menurut teorema Pythagoras
OP2 = OM2 + MP2
= (x1-0)2 + (y1-0)2

Matematika Rekayasa 1 2
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

= x12 + y12

x1  y1
2 2
=

atau ditulis dengan notasi OP  x12  y 22

Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan


titik O(0,0) dengan titik P(x 1 ,y 1 )
Selanjutnya perhatikan gambar berikut.

P( x1 , y1 )

Q( x2 , y2 )

R ( x3 , y 3 )

Gambar 3 (grafik koordinat yang membentuk segitiga)

Gambar 3 di atas menunjukkan segitiga PQR yang masing-masing titik


sudutnya yaitu pada kuadran II, Q( x2 , y2 ) terletak pada kuadran IV,
R( x3 , y3 ) terletak pada kuadran III dan jarak masing-masing titik
dinyatakan oleh P( x1 , y1 ) terletak:
1) PQ  ( xQ  x P ) 2  ( yQ  y P ) 2

 ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2

2) PR  ( x R  x P ) 2  ( y R  y P ) 2

 ( x3  x1 ) 2  ( y3  y1 ) 2

3) QR  ( x R  xQ ) 2  ( y R  yQ ) 2

 ( x3  x2 ) 2  ( y3  y1 ) 2

Matematika Rekayasa 1 3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

c. Sistem Koordinat Kutub/ Polar

Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada


bidang dinyatakan dengan pasangan ( x, y ) , dengan x dan y masing-
masing menyatakan jarak berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x. Pada
sistem koordinat kutub, letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan
dengan pasangan bilangan real r ,  , dengan r menyatakan jarak titik
P ke titik O (disebut kutub) sedangkan  adalah sudut antara sinar
yang memancar dari titik O melewati titik P dengan sumbu-x positif
(disebut sumbu kutub)

 P(r , )
r

O 

Gambar 4 (grafik koordinat polar)

2. Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama
terhadap satu titik tertentu. Titik tertentu disebut pusat lingkaran. Jarak yang
sama disebut jari-jari lingkaran.
a. Persamaan Lingkaran dengan Pusat O(0,0) dan Jari-jari r

Perhatikan gambar di bawah ini


Persamaan dalam x dan y yang memenuhi pada

P(x,y) Gambar di samping adalah :


r
X x2 + y2 = r2
O

1) Jika titik P(x,y) terletak pada lingkaran, maka berlaku x2 + y2 = r2.


2) Jika titik P(x,y) terletak di dalam lingkaran, maka berlaku x2 + y2 < r2.
3) Jika titik P(x,y) terletak di luar lingkaran, maka berlaku x2 + y2 > r2.

b. Persamaan Lingkaran dengan Pusat (a, b) dan Jari-jari r

Matematika Rekayasa 1 4
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

P(x,y)
r (x – a)2 + (y – b)2 = r2
b(a,b) X

c. Bentuk Umum Persamaan Lingkaran

Jika bentuk persamaan lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r2 kita


jabarkan menjadi suku-suku yang paling sederhana, maka kita peroleh
bentuk sebagai berikut :
(x – a)2 + (y – b)2 = r2
x 2 – 2ax + a2 + y 2 – 2by + b2 = r2
x 2 + y 2 – 2ax – 2by + a2 + b2 = r2
x 2 + y 2 – 2ax – 2by + a2 + b2 - r2 = 0
atau ditulis :
x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0
Dengan :
1 1
1) Pusat lingkaran P(- A, - B)
2 2
1 1
2) ( A) 2  ( B) 2  C
Jari-jari lingkaran r =
2 2
d. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
1) Persamaan Garis Singgung Melalui Titik Pada Lingkaran
dengan Pusat (0,0)

Jika diketahui titik P(x1,y1) terletak pada lingkaran x2 + y2 = r2


maka persamaaan garis singgung di titik P(x1,y1) adalah :
x1. x + y1. y = r2
Y

r P(x,y)

X O

Matematika Rekayasa 1 5
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

2). Persamaan Garis Singgung Melalui Titik Di Luar Lingkaran


Persamaan garis singgung melalui titik di luar lingkaran O(0, 0)
adalah :
y = mx  r m 2  1
P(a, b)
Y

g2
X
O

g1

3). Persamaan Garis Singgung Pada Lingkaran dengan Pusat (a,b)


dan bergradien m
Persamaan garis singgung pada lingkaran dengan pusat (a,b) dan
bergradien m dirumuskan sebagai berikut :

y - b = m(x – a)  r m 2  1

e. Persamaan Garis Singgung Persekutuan Luar dan Dalam


1. Garis Singgung Persekutuan Luar (Sl)
A
Sl B
Q
R
d r
O
LP2
L1

Panjang garis singgung persekutuan luar (Sl) antara dua lingkaran


yang jari-jarinya R dan r dengan R > r, serta jarak antara kedua
pusat lingkaran adalah d yaitu :

Sl = d 2  (R  r) 2

Matematika Rekayasa 1 6
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

2. Garis Singgung Persekutuan Dalam (Sd)

Q

M
R
Sd
O

d P
r
L1 L2

Panjang garis singgung persekutuan dalam (Sd) antara dua


lingkaran yang jari-jarinya R dan r dengan R > r, serta jarak
antara kedua pusat lingkaran adalah d yaitu :

Sl = d 2  (R  r) 2

3. Elips
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya
terhadap dua titik tertentu mempunyai nilai yang tetap.Kedua titik tersebut
adalah titik focus / titik api.

a. Persamaan Elips dengan Pusat O(0,0)


Perhatikan gambar di bawah ini !
Y

P(x,y)

fF F2 O
F1

d2 d1
``

Persamaan Elips dengan Pusat di O(0,0) adalah :

x2 y2
  1 atau b2x2 + a2y2 = a2b2
a2 b2

Matematika Rekayasa 1 7
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Keterangan :
a) Pusat O(0,0)
b) Puncak A1(a, 0) dan A2(-a, 0)
c) Fokus F1(c, 0) dan F2(-c, 0) dengan a2 = b2 + c2
d) Sumbu simetri : sumbu X dan sumbu Y
e) Sumbu simetri yang melalui titik fokus F1 dan F2 disebut
sumbu utama / sumbu transversal.
f) Sumbu simetri yang tegak lurus sumbu utama disebut sumbu
sekawan.
g) Sumbu utama = 2a dan sumbu sekawan = 2b
a2
h) Direktriks : x = 
c
c
i) Eksentrisitas : e =
a

x2 y2
  1 merupakan persamaan elips dengan pusat O(0,0)
b2 a2
yang sumbu panjangnya 2b dan sejajar sumbu Y sedang sumbu
pendeknya 2a dan sejajar
sumbu X.

b. Persamaan Elips dengan Pusat (, )

(x   )2 ( y   )2
 1
a2 b2
Keterangan:
1) Pusat (, )
2) Puncak A1( + a, ) dan A2( - a, )
3) Fokus F1( + c, ) dan F2( - c, )
4) Sumbu simetri x =  dan y = 
5) Sumbu panjang = 2a dan sumbu pendek = 2b
a2

6) Direktriks : x =  c
c
7) Eksentrisitas : e = a

(x   )2 ( y   )2
  1 merupakan persamaan elips dengan
b2 a2
pusat (, ) yang sumbu panjangnya 2b dan sejajar sumbu
Y sedang sumbu pendeknya 2a dan sejajar sumbu X.

Matematika Rekayasa 1 8
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

4. Parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya ke satu
titik tertentu sama dengan jaraknya ke sebuah garis tertentu (direktriks).
a. Persamaan Parabola dengan Puncak O(0,0)

Perhatikan gambar berikut ini !

d Y

A L2 P(x,y)
Q
B

O F(p,0) X

L1

x = -p

1) Persamaan parabola dengan titik puncak O(0,0) dan titik focus


F(p,0) adalah :

y2 = 4px
Keterangan:
a) Titik O(0,0) adalah titik puncak parabola
b) Titik F(p,0) adalah titik fokus parabola
c) Garis x = -p adalah garis direktriks
d) Sumbu X adalah sumbu simetri
e) L1L2 adalah lactus rectum = 4p
Parabola terbuka ke kanan

2) Untuk parabola yang puncaknya di O(0,0) dan fokusnya di F(-


p,0) persamaannya adalah :

y2 = -4px
Keterangan:
a) Titik O(0,0) adalah titik puncak parabola
b) Titik F(-p, 0) adalah titik fokus parabola
c) Garis x = p adalah garis direktriks
d) Sumbu X adalah sumbu simetri

Parabola terbuka ke kiri.

Matematika Rekayasa 1 9
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

3) Untuk parabola yang puncaknya di O(0,0) dan fokusnya di


F(0,p) persamaannya adalah :

x2 = 4py
Keterangan:
a) Titik O(0,0) adalah titik puncak parabola
b) Titik F(0, p) adalah titik fokus parabola
c) Garis y = -p adalah garis direktriks
d) Sumbu Y adalah sumbu simetri

Parabola terbuka ke atas.

4) Untuk parabola yang puncaknya di O(0,0) dan fokusnya di F(-


p,0) persamaannya adalah :

x2 = -4py
Keterangan:
a) Titik O(0,0) adalah titik puncak parabola
b) Titik F(0, -p) adalah titik fokus parabola
c) Garis y = p adalah garis direktriks
d) Sumbu Y adalah sumbu simetri
Parabola terbuka ke bawah.

b. Persamaan Parabola dengan Puncak P(,)


Perhatikan gambar berikut ini !

Y d

A  P(x,y)

y=
(,) F( + p, )

O X

1) Persamaan parabola yang berpuncak di titik (, )


adalah:

(y - )2 = 4p(x - )

Matematika Rekayasa 1 10
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Keterangan :
a) titik puncak P(, )
b) titik fokus F( + p, )
c) persamaan direktriks : x =  - p
d) persamaan sumbu simetri : y = 
Parabola terbuka ke kanan.

2) parabola yang berpuncak di P(, ) dan terbuka ke kiri


persamaannya adalah :

(y - )2 = -4p(x - )

Keterangan :
a) titik puncak P(, )
b) titik fokus F( - p, )
c) direktriks x =  + p
d) persamaan sumbu simetri : y = 

3) Parabola yang berpuncak di P(, ) dan terbuka ke atas


persamaannya adalah :

(x - ) 2 = 4p(y - )
Keterangan :
a) titik puncak P(, )
b) titik fokus F(,  + p)
c) direktriks y =  - p
d) persamaan sumbu simetri : x = 

4) Parabola yang berpuncak di P(, ) dan terbuka ke


bawah persamaannya adalah :

(x - ) 2 = -4p(y - )
Keterangan :
a) titik puncak P(, )
b) titik fokus F(, - p)
c) direktriks x =  + p
d) persamaan sumbu simetri : x = 

5. Hiperbola
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jarak titik
itu terhadap dua buah titik tertentu mempunyai nilai yang tetap. Kedua
titik tertentu itu disebut fokus dari hiperbola.

Matematika Rekayasa 1 11
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

a. Persamaan Hiperbola dengan Pusat O(0,0)

Perhatikan gambar berikut ini !

g2 Y g1
P

X
F2(-c, 0) A2 O A1 F1(c, 0)

Persamaan Hiperbola dengan Pusat di O(0,0) adalah :

x2 y2
2
 2  1 atau b2x2 - a2y2 = a2b2
a b

Keterangan :
1) Pusat O(0,0)
2) Fokus F1(c, 0) dan F2(-c, 0) dengan c2 = a2 + b2
3) Titik puncak A1(a, 0) dan A2(-a, 0), selisih jarak = 2a
dengan c >
a2
4) Persamaan direktriks : x = 
c
b
5) Persamaan asymtot ; y =  x
a

y2 x2
  1 merupakan persamaan hiperbola dengan pusat
a2 b2
O(0,0) yang sumbu utama pada sumbu Y.

b) Persamaan Hiperbola dengan Pusat (, )

(x   )2 ( y   )2
 1
a2 b2

1) Keterangan:
2) Pusat (, )
3) Titik puncak A1( + a, ) dan A2( - a, )
4) Fokus F1( + c, ) dan F2( - c, )
5) Sumbu utama y =  dan sumbu sekawan x = 
Matematika Rekayasa 1 12
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

a2

6) Direktriks : x =  c
c
7) Eksentrisitas : e = a
b
8) Asymtot : (y - ) =  (x - )
a

( y   )2 (x   )2
  1 merupakan persamaan hiperbola
a2 b2
dengan pusat (, ) dan sumbu utama sejajar sumbu Y
B. GEOMETRI ANALITIK RUANG
1. Sistem Koordinat dalam Ruang
Sebagaimana pada bidang, titik-titik dapat dikorespondensikan
satu-satu dengan pasangan bilangan real menggunakan garis
koordinat yang saling tegaklurus. Demikian juga pada ruang dimensi
tiga, titik-titik dapat dikorespondensikan satu-satu dengan tripel
bilangan real menggunakan tiga garis koordinat yang saling
tegaklurus.
Untuk memperoleh korespondensi ini, pilih garis-garis koordinat
sedemikian sehingga ketiganya berpotongan pada titik asal. Sebut

garis-garis ini dengan sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z.


Ketiga sumbu koordinat tersebut membentuk sistem koordinat
Cartesius dan berpotongan disumbu koordinat yang disebut titik asal.
Tiap pasang sumbu koordinat menentukan sebuah bidang disebut
bidang koordinat. Bidang-bidang ini adalah bidang XOY atau XY,
bidang XOZ atau XZ dan bidang YOZ atau YZ. Tiap titik pada ruang
dinyatakan dengan tiga bilangan (a, b, c) yang disebut koordinat titik.
Misalnya pada gambar 2 berikut yaitu titik dengan koordinat (2,-5,3),
(-2,5,4), (1,6,0) dan (3,3,-2). Titik-titik ini adalah perpotongan tiga
bidang sejajar bidang-bidang koordinat.
Bidang-bidang koordinat pada sistem koordinat tiga dimensi dibagi
atas delapan oktan. Titik-titik yang mempunyai koordinat bilangan positif
membentuk oktan pertama. Selebihnya belum mempunyai bilangan yang

Matematika Rekayasa 1 13
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

baku. Berikut ini adalah deskripsi mengenai titik-titik yang termuat


dalam bidang-bidang koordinat tersebut.
Daerah Deskrips
i
Bidang –xy Memuat semua titik-titik berbentuk (x,y,o).
Bidang-xz Memuat semua titik-titik berbentuk (x,o,z).
Bidang-yz Memuat semua titik-titik berbentuk (o,y,z).
Sumbu x Memuat semua titik-titik berbentuk (x,o,o).
Sumbu y Memuat semua titik-titik berbentuk (o,y,o).
Sumbu z Memuat semua titik-titik berbentuk (o,o,z).

Gambar 3. Deskripsi Titik-Titik Pada Bidang Koordinat


Koordinat Cartesius 3 dimensi (x, y, z) pada Gambar 7 di atas dapat
diubah menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola.
Hubungan diantara ketiganya, jika P(x,y,z) adalah letak titik dalam
koordinat Cartesius, maka P ( r ,  , z ) adalah letak dalam koordinat
tabung dan P (  ,  ,  ) adalah titik dalam koordinat bola (Spherical
Coordinate).Hubungan ketiga koordinat dapat digambarkan sebagai
berikut:

Z Z Z
P ( x, y , z ) P(r , , z ) P(  , ,  )

X  X  X
Y Y
Y

Gambar 8 hubungan dari 3 koordinat


Koordinat Cartesius dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan:
x  r cos 
y  r cos 
zz
x2  y2  r 2
y
tan  
x

Matematika Rekayasa 1 14
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

2. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi yang berbentuk
persegi yang kongruen.
H G

E F

D C

A B
Kubus ABCD.EFGH mempunyai :
a. 6 sisi yang berbentuk persegi, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE,
DCGH, ADHE, BCGF.
b. 12 rusuk yang sama panjang, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG,
GH, HE, AE, BF, CG, DH.
c. 8 titik sudut, yaitu : A, B, C, D, E, F, G, H.
d. 12 diagonal sisi, yaitu: AC, BD,EG, FH, AF, BE, DG, CH,AH,
DE, BG, CF.
e. 4 diagonal ruang, yaitu: AG, BH, CE, DF.
f. 6 bidang diagonal, yaitu: ACGE, BDHF, ABGH, BCHE, CDEF,
DAFG

Rumus –Rumus Kubus


1) Luas bidang sisi = s2
2) Panjang diagonal sisi =s 2
3) Panjang diagonal ruang =s 3
4) Luas bidang diagonal = s2 2
5) Luas selimut kubus = 4 s2
6) Luas permukaan kubus = 6 s2
7)
Volum kubus = 𝑠3

3. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang datar
yang berbentuk persegi panjang dengan tiga pasang sisi yang saling sejajar.
Nama lain dari balok adalah prisma siku-siku.
Perhatikan gambar di bawah !
H G

F
E
D C
C D

Matematika Rekayasa 1 15
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Balok ABCD.EFGH mempunyai :


a. 6 sisi dengan tiga pasang diantaranya saling sejajar,
yaitu:ABCD//EFGH, ABFE//DCGH, ADHE//BCGF.
b. 12 rusuk yang terdiri atas tiga kelompok rusuk yang sejajar dan
sama panjang, yaitu: AB//DC//EF//HG , AD//BC//FG//
EH, AE//BF//CG//DH.
c. 8 titik sudut, yaitu : A, B, C, D, E, F, G, H.
d. 12 diagonal sisi yang terdiri atas enam kelompok diagonal yang
sejajar dan sama panjang, yaitu: AF//DG, BE//CH,AC//EG,
BD//FH, AH//BG, DE//CF.
e. 4 diagonal ruang, yaitu: AG, BH, CE, DF.
f. 6 bidang diagonal, yaitu: ACGE, BDHF, ABGH, BCHE, CDEF,
DAFG.

Rumus –Rumus Balok


1. Luas bidang sisi = pxl, pxt, lxt
p 2 xl 2 p 2 xt 2
2. Panjang diagonal sisi = , , l 2 xt 2
3. Panjang diagonal ruang = p 2 xl 2 xt 2

p 2 xt 2 p 2 xl 2
4. Luas bidang diagonal = p l 2 xt 2 , l ,t
5. Luas permukaan balok = 2 (pxl + pxt + lxt)
6.
Volum balok =pxlxt

4. Prisma
Prisma tegak beraturan adalah benda ruang yang dibatasi oleh dua
bidang segi-n yang beraturan dan sejajar (yang disebut bidang alas dan bidang
atas) dan bidang-bidang yang lain (yang disebut bidang sisi tegak) yang
berpotongan menurut garis-garis yang saling sejajar.

F
D

C
A

Matematika Rekayasa 1 16
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Rumus –Rumus Prisma


Prisma tegak beraturan yang mempunyai luas bidang alas La, keliling
bidang alas Ka dan tinggi t, didapat :
Luas selimut L s = Ka . t
Luas permukaan prisma L = 2 La + Ls
Volum prisma V = La . t

5. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh segi-n (sebagai bidang
alas) dan bidang-bidang yang berbentuk segitiga yang alasnya adalah sisi
segi-n dan puncaknya berimpit.

T T

C P O
A N
K
B L M

Rumus –Rumus Limas


Luas permukaan L = La + Lst
1
Volume V = La . t
3
La = Luas alas
Lst = Luas sisi tegak
t = tinggi limas

6.Tabung
Tabung adalah prisma tegak beraturan yang bidang alasnya berupa
segi-n beraturan dengan n tak terhingga (berupa lingkaran).

t
r

Rumus –Rumus tabung


Luas selimut Ls = 2rt

Matematika Rekayasa 1 17
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Luas permukaan tabung L = 2r (r + t)


Volum tabung V = r2t
r = jari-jari tabung
t = tinggi tabung

7.Kerucut
Kerucut adalah limas beraturan yang bidang alasnya segi-n beraturan
dengan n tak terhingga (alasnya berbentuk lingkaran).

t a

r
Rumus –Rumus kerucut
Luas permukaan kerucut L = r (r + a)
1
Volum kerucut V = r2t
3
r = jari-jari kerucut
t = tinggi kerucut
a = garis pelukis

Contoh Soal:
1. Suatu lingkaran yang berpusat di titik (-2, 1) melalui titik (4, 9). Tentukan
persamaan lingkarannya !
Jawab:
Jarak kedua titik merupakan jari-jari, maka :
(4 + 2)2 + (9 – 1)2 = r2
 62 + 82 = r2
 r2 = 100
Persamaan lingkarannya :
(x – a)2 + (y – b)2 = r2
(x + 2)2 + (y – 1)2 = 100

2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 = 25 yang tegak lurus


dengan garis 4x – 3y – 5 = 0 !
Jawab:
Untuk x2 + y2 = 25, maka r = 5
4
Untuk 4x – 3y – 5 = 0, maka gradien m1 =
3
3
Gradien garis singgung m2 = -
4

Matematika Rekayasa 1 18
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah :


y = m2 x  r m 2  1
3 9
y=- x5 1
4 16
3 5
y = - x  5.
4 4
3 25 3 25
y=- x+ atau y = - x -
4 4 4 4
3. Diketahui persamaan parabola sebagai berikut : y2 + 4y – 4x + 8 = 0. Tentukan
koordinat puncak , koordinat focus, persamaan sumbu simetri, dan persamaan
direktriks!
Jawab:
y2 + 4y – 4x + 8 = 0
 y2 + 4y = 4x - 8
 (y + 2)2 – 4 = 4x - 8
 (y + 2)2 = 4x - 4
 (y + 2)2 = 4(x – 1)  (y - )2 = 4p(x - )

Berarti :  = -2;  = 1; p = 1
Jadi, koordinat puncaknya (1, -2), koordinat fokusnya ( + p, ) = (2, -2),
persamaan sumbu simetrinya y = -2, dan persamaan garis direktriksnya : x =  -
px=1–1x=0

4. Tentukan : pusat, focus, sumbu simetri, sumbu panjang, sumbu pendek,


direktriks, dan eksentrisitas dari persamaan elips berikut ini :
9x2 + 25y2 = 900
Jawab:
9x2 + 25y2 = 900
x2 y2
 1
100 36
a = 10, b = 6, c = 8
pusat O(0,0)
Fokus (8, 0) dan (-8, 0)
Sumbu simetri : sumbu X dan sumbu Y
Sumbu panjang = 2a = 20
Sumbu pendek = 2b = 12
a2 100 1
Direktriks : x =  =  =  12
c 8 2
c 8 4
Eksentrisitas : e =  
a 10 5

Matematika Rekayasa 1 19
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

5. Tentukan persamaan hiperbola jika diketahui puncaknya P1(-5, 0) dan P2(5, 0)


serta fokusnya F1(-8, 0) dan F2(8, 0) !
Jawab:
Puncak (5, 0), maka a = 5
Fokus (8, 0), maka c = 8
b2 = c2 – a2 = 64 -25 = 39
x2 y2
Persamaan hiperbola :  1
25 39

Latihan Soal:
1. Tentukah apakah titik (3, 4) terletak pada, di dalam , atau di luar lingkaran yang
mempunyai persamaan (x – 2)2 + (y – 1)2 = 36 ?

2. Tentukan persamaan garis singgung melalui titik (2,1) pada lingkaran x2 + y2 +2x
–4y –5 = 0!

3. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran x 2 + y 2 + 6x + 4y – 3 = 0

4. Tentukan persamaan parabola jika titik puncaknya (2, 3) dan titik fokusnya (6, 3)
!
5. Tentukan : pusat, focus, sumbu simetri, sumbu panjang, sumbu pendek,
direktriks, dan eksentrisitas dari persamaan elips x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0

Matematika Rekayasa 1 20
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Kunci Jawaban:
1. (x – a)2 + (y – b)2 = (3 – 2)2 + (4 – 1)2
= 12 + 32
= 10
r2 = 36
10 < 36 atau (x – 2)2 + (y – 1)2 < r2
Jadi, titik (3, 4) terletak di dalam lingkaran (x – 2)2 + (y – 1)2 = 36

2. Pusat lingkaran x2 + y2 + 2x – 4y – 5 = 0 adalah P(-1, 2) dan jari-jari 10 , maka


persamaan garis singgungnya :
(x1 – a)(x – a) + (y1 – b)(y – b) = r2
 (2 + 1)(x + 1) + (1 – 2)(y – 2) = 10
 3(x + 1) – 1(y – 2) = 10
 3x + 3 – y + 2 = 10
 3x – y = 5

1 1
3. Pusat lingkaran = P(- A, - B) = P(-3, -2)
2 2
Jari-jari lingkaran :
r = 32  2 2  3  9  4  3  16  4
Jadi, pusat P(-3, -2) dan jari-jari r = 4.

4. Puncak (2, 3) dan focus (6, 3), maka : p = 6 – 2 = 4


Persamaan parbolanya :
(y - )2 = 4p(x - )
 (y - 3)2 = 4.4(x - 2)
 y2 – 6y + 9 = 16(x – 2)
 y2 – 6y + 9 = 16x – 32
 y2 – 6y – 16x + 41 = 0

5. x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0
(x – 2)2 – 4 + 4(y + 3)2 – 36 = -4
(x – 2)2 + 4(y + 3)2 = 36
( x  2) 2 ( y  3) 2
 1
36 9
pusat (2, -3)
a = 6, b = 3, c = a 2  b 2  39  9  27  3 3
Fokus (3 3  2, -3)
Sumbu simetri : x = 2 dan y = -3
Sumbu panjang = 2a = 12

Matematika Rekayasa 1 21
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Sumbu pendek = 2b = 6
a2 36
Direktriks : x =   =   2  4 3  2
c 3 3
c 3 3 1
Eksentrisitas : e =   3
a 6 2

Matematika Rekayasa 1 22
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Geometri Analitik Bidang dan Ruang
M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T.

Daftar Pustaka
Panggabean, Ellys Mardiana. 2015. Bahan Ajar Mata Kuliah Geometri Analitik
Ruang. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Al-Ghozli, Nasir Hikma. 16 Agustus2017. Geometri Dimensi Tiga. Scribd, hlm 1.
Yunita, Alfina & Hamdunah. 2017. Modul Geometri Analitik. Padang: Penerbit
Erka.

Matematika Rekayasa 1 23
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai