Anda di halaman 1dari 46

SMK

Teknik Tingkat Dasar

BAHAN AJAR

KALKULUS

Oleh:
Markaban

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU MATEMATIKA
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................ ii

Peta Kompetensi dan Bahan Ajar ..................................................... iv

Skenario Pembelajaran ..................................................................... v

Bab I Pendahuluan

A Latar Belakang....................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................. 2

C.. Ruang Lingkup .................................................................... 2

Bab II Limit Fungsi

A. Pengertian Limit Fungsi ........................................................ 3

B. Teorema-teorema Limit Fungsi ............................................ 6

C. Limit Fungsi Trigonometri ..................................................... 7

D. Kontinuitas Fungsi ................................................................ 9

Latihan 1 .................................................................................. 10

Bab III Diferensial

A. Pengertian Turunan suatu Fungsi......................................... 12

1. Tafsiran Geometri untuk Turunan .................................... 13

2. Beberapa Teorema Penurunan ....................................... 17

B. Beberapa Turunan Fungsi .................................................... 21

1. Turunan Fungsi Trigonometri........................................... 21

2. Turunan Fungsi Logaritma dan Eksponen ....................... 24


ii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Salah satu kompetensi guru yang perlu dikembangkan adalah

menguasai bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Bahan ajar

Kalkulus merupakan bagian dari Matematika yang didalam ruang lingkup

nya berkaitan dengan limit fungsi, perhitungan diferensial, dan

perhitungan integral.

Kalkulus pertama kali dikembangkan oleh Issac Newton pada abad

17 di Inggris dan pada waktu yang bersamaan juga dikembangkan oleh

Leibniz ( 1646 1716 ) di Jerman. Penelitian mereka yang dilakukan

secara terpisah tersebut menghasilkan kesimpulan yang sama. Hal-hal

yang dipelajari berhubungan dengan laju perubahan dan luas daerah.

Perhitungan ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan untuk

memecahkan permasalahan yang terdapat pada berbagai bidang disiplin

ilmu, sehingga kalkulus banyak kegunaannya untuk menyelesaikan

masalah-masalah didalam kehidupan sehari-hari, misalnya di bidang

ekonomi, tehnik dan lain sebagainya.

Bahan ajar ini menyajikan kajian tentang konsep - konsep dasar

materi / pokok bahasan Kalkulus, khususnya limit, diferensial dan integral

yang merupakan materi yang harus dikuasai oleh Guru Matematika

sehingga guru mampu mengembangkan ketrampilan siswa dalam

1
Bab III

Diferensial

A. Pengertian Turunan suatu Fungsi

Banyak kejadian-kejadian di alam semesta ini yang melibatkan

perubahan kuantitas, misalnya : perubahan benda yang bergerak,

pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk, perubahan tegangan

listrik, dan sebagainya. Idea untuk menentukan laju perubahan tersebut

pada mulanya diletakkan dasar oleh seorang ahli matematika bangsa

Inggris yang bernama Isaac Newton ( 1642 1727 ) ketika ia menentukan

perbandingan perubahan benda yang bergerak dalam ilmu mekanika.

Suatu benda yang bergerak selalu menggunakan waktu, dikatakan

bahwa benda yang bergerak itu merupakan fungsi dari pada waktu.

Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan oleh persamaan :

s=f(t)

yang disebut persamaan gerak suatu benda, dengan s menyatakan jarak

yang ditempuh benda yang bergerak selama satuan waktu t , maka

kecepatan v adalah :

f (t ) f (t0 )
v = lim
t t0 t t0

jika t = t0 + h , maka h 0 apabila t t0 sehingga persamaan

menjadi :

f (t0 + h) f (t0 )
v = lim , dimana t0 : saat awal
h 0 h
12
Bab IV

Integral

A. Integral Tak Tentu

Seperti halnya operasi penjumlahan yang memiliki operasi invers

yaitu pengurangan, maka pada integral merupakan invers dari diferensial

atau anti turunan yaitu menentukan suatu fungsi jika diketahui turunannya.

Jika f adalah fungsi dari variabel x, maka yang disebut anti turunan

atau anti derivative dari f(x) ialah F(x) yang bersifat bahwa F (x) = f(x).

Sebagai contoh, andaikan diketahui f(x) = x , maka kemungkinan-

kemungkinan untuk fungsi F adalah sebagai berikut :

1 2
F(x) = x ; sebab F (x) = x = f(x)
2

1 2
F(x) = x + 5 ; sebab F (x) = x = f(x)
2

1 2
F(x) = x 7 ; sebab F (x) = x = f(x)
2

1 2
F(x) = x + c untuk c konstanta ; sebab F (x) = x = f(x)
2

Sesungguhnya himpunan semua anti turunan F dari pada f, dimana

1 2
f(x)=x dapat dinyatakan dengan F(x) = x + c untuk nilai c yang
2

berlainan.

Anti turunan dari f(x) dinyatakan dengan notasi Ax f(x) atau D x1 f(x).

Anti turunan suatu fungsi disebut juga integral fungsi itu, sehingga integral
30
dari f(x) dinyatakan dengan notasi f ( x) dx . Dengan demikian Ax f(x) ,

D x1 f(x) atau f ( x) dx merupakan ungkapan matematika yang sama.


Secara umum, jika F(x) suatu anti turunan f(x) maka f ( x) dx = F(x)+c

dengan c menyatakan konstanta sebarang. Karena adanya konstanta

sebarang, maka f ( x) dx disebut juga integral tak tentu dari f(x).


Berdasar pengertian diatas dapatlah dirumuskan beberapa teorema

sebagai berikut :

1. Teorema hubungan

Untuk setiap fungsi f yang mempunyai anti turunan, berlaku

hubungan

d
dx f ( x) dx = f(x)
2. Teorema integral tak tentu dari suatu konstanta

Jika k suatu konstanta maka : k dx = k x + c


3. Teorema Aturan Pangkat

Jika r adalah sebarang bilangan rasional kecuali 1 maka :

x r +1
x dx =
r
+c
r +1

4. Teorema kelinearan integral tak tentu

Jika fungsi f dan g mempunyai anti turunan ( integral tak tentu ) dan k

adalah suatu konstanta maka :

a. k f ( x) dx = k f ( x) dx
31
b. [ f ( x) + g ( x) ] dx = f ( x) dx + g ( x) dx
c. [ f ( x) g ( x) ] dx = f ( x) dx g ( x) dx
5. Teorema integral fungsi trigonometri

sin x dx = cos x + c dan cos x dx = sin x + c

6. Teorema integral parsial

Jika u = f(x) dan v = g(x) maka u dv = uv v du

7. Teorema aturan pangkat yang diperumum

Jika g suatu fungsi yang dapat dideferensialkan dan r suatu bilangan

rasional yang bukan 1 maka :

r +1
[ g( x )]r g' ( x ) dx = [g( x )] +c
r +1

Contoh :

1
1
a. x
dx = x 2
dx

1
+1
x 2
= +c
1
+1
2

=2 x +c

x 2 x + 2x
b. x
dx = ( x 3 / 2 1 + 2 x1 / 2 ) dx

x dx 1 dx + 2 x1 / 2 dx
3/ 2
=

2 5/2 4
= x x + x3/2 + c
5 3

32
c. [ 2 sin 3 x + 5 cos 2x ] dx = 2 sin 3x dx + 5 cos 2x dx

cos 3 x sin 2x
= 2 +5 +c
3 2

2 5
=- cos 3x + sin 2x + c
3 2

1 1
x(1 + x) x(1 + x) 4 (1 + x) 4 dx
3
d. dx =
4 4

1 1
= x(1 + x) 4 (1 + x) 5 + c
4 20

Dimisalkan : u = x u = 1 dan v = ( 1+x )3 v = ( 1+x )4

2 3 7 7 ' 3 18
e. 9 x (3 x 10) dx = [g( x )] g ( x ) dx = 8 ( 3x + 10 ) + c

Dimisalkan : g(x) = 3 x3 - 10 g (x) = 9 x2

B. Integral Tertentu

Secara geometri, integral dapat digunakan untuk menentukan luas

suatu daerah. Misalkan f suatu fungsi yang kontinu, dan f(x) 0 untuk

setiap x dalam selang [a,b], maka luas daerah datar antara grafik fungsi

dan sumbu x ( sumbu mendatar ) dengan batas-batas yang ditentukan

dibuat pias-pias yang berbentuk persegi panjang. Perhatikan gambar

berikut : Y
y=f(x)

X
0 a b
33
Luas daerah dibawah kurva f(x) dan diatas sumbu x dalam interval

[a,b] dapat ditentukan dengan membagi luas tersebut kedalam persegi

panjang-persegi panjang yang luasnya masing-masing yaitu :

Luas persegi panjang I = f(x1).x1

Luas persegi panjang II = f(x2).x2

Luas persegi panjang n = f(xn).xn

Apabila luas persegi panjang itu dijumlahkan, diperoleh luas kira-kira

n
yaitu : L f ( x ) . x
i =1
i i karena pengambilan jumlah tersebut meliputi

x =b
interval [a,b], relasi tersebut sering ditulis: L f ( x) . x
x=a

Untuk x 0, diperoleh rumus luas daerah sebagai limit dari jumlah

persegi panjang. Jumlah ini mendekati luas daerah yang sebenarnya yaitu

x =b
L = lim
x 0
f ( x) . x .Dengan notasi integral,
x=a
limit tersebut dapat ditulis :

b
L= f ( x) dx
a

Dengan demikian integral dapat diartikan sebagai limit suatu

penjumlahan. Bentuk Integral tersebut disebut integral tertentu

Jadi dapat disimpulkan bahwa integral tertentu fungsi f pada interval

b
[a,b] adalah : f ( x) dx
a

Dari pengertian diatas dapat diperoleh suatu definisi yaitu :

34
a
a). Jika a adalah bilangan dan f adalah fungsi , maka : f ( x) dx = 0
a

b). Jika a dan b adalah bilangan nyata , a < b dan f adalah fungsi

yang terintegralkan pada interval [a,b] maka ;

b a

f ( x) dx = - f ( x) dx
a b

Beberapa sifat dasar yang dapat dirumuskan sebagai teorema dalam

integral tertentu antara lain sebagai berikut :

1. Teorema dasar kalkulus

Jika fungsi f kontinu ( karenanya terintegralkan ) pada interval [a,b]

dan fungsi F adalah anti turunan dari f maka :

f ( x) dx = [F (x)] = F(b) F(a)


b
b

a
a

2. Teorema sifat ketunggalan

Jika fungsi f dapat diintegralkan pada interval [a,b] maka :

f ( x) dx adalah tunggal
a

3. Teorema integral fungsi tak negatif

Jika fungsi f kontinu pada interval [a,b] dan f(x) 0 untuk setiap x

b
dalam [a,b] maka : f ( x) dx 0
a

4. Teorema sifat integral konstan

b
Jika k konstan maka : k dx = k (b a)
a

35
5. Teorema kelinearan integral tertentu

Jika fungsi f dan g mempunyai anti turunan ( integral tak tentu ) dan k

adalah suatu konstanta maka :

b b
a. k f ( x) dx = k f ( x) dx
a a

b b b
b. [ f ( x) + g ( x) ] dx =
a

a
f ( x) dx + g ( x) dx
a

b b b
c. [ f ( x) g ( x) ] dx = f ( x) dx - g ( x) dx
a a a

6. Teorema sifat penambahan interval

Jika fungsi f kontinu pada interval [a,b] dan a < c < b maka :

c b b


a
f ( x) dx +
c
f ( x) dx = f ( x) dx
a

7. Teorema sifat perbandingan

Jika fungsi f dan g kontinu pada interval [a,b] dan jika f(x) g(x) untuk

b b
setiap x dalam [a,b] maka :
a
f ( x) dx g ( x) dx
a

8. Teorema sifat keterbatasan

Misalkan m dan M adalah konstanta yang bersifat m M. Jika fungsi f

kontinu pada interval [a,b] dan m f(x) M untuk semua x dalam [a,b]

maka :

b
m(b-a) f ( x) dx M ( b - a )
a

36
Sebagai bantuan dalam perhitungan integral tertentu dapat

menggunakan salah satu metode yaitu metode substitusi yang dinyatakan

dalam teorema sebagai berikut :

a). Substitusi dalam integral tak tentu

Andaikan g suatu fungsi yang terdeferensialkan dan andaikan

bahwa F adalah suatu anti turunan dari f . Maka jika u = g(x)

f [ g ( x)] g ( x) dx = f (u ) du = F (u ) + c = F [ g ( x)] + c
1
berlaku :

b). Substitusi dalam integral tertentu

Andaikan g mempunyai turunan kontinu pada interval [a,b] dan

andaikan f kontinu pada daerah nilai dari g maka :

b g (b )


a
f [ g ( x)] g 1 ( x) dx = f (u ) du
g (a)

Contoh :

2
1). (2 x + 5) dx = [ x 2 + 5 x]02
0

= 4 + 10 = 14

x
2
2). Hitunglah : x dx
1

Penyelesaian :

x2 x = x (x-1) maka : x2 x 0 untuk x 0 atau x 1 dan

x2 x 0 untuk 0 x 1

2 0 1 2

x x x x
2 2 2 2
Jadi : x dx = x dx + x dx + x dx
1 1 0 1

37
0 1 2

( x x) dx + ( x x) dx + ( x x) dx
2 2 2
=
1 0 1

0 1 2
1 1 1 1 1 1
= x 3 x 2 + x3 + x 2 + x 3 x 2
3 2 1 3 2 0 3 2 1

= -(-1/3 1/2) + (-1/3 +1/2) + (8/3 2) - (1/3 1/2)

7 1 5
= =1
3 2 6

x
2
3). Hitunglah : x 3 + 9 dx
0

Penyelesaian :

Misalkan : u = x3 + 9 du = 3 x2 dx sehingga x2 dx = 1/3 du

untuk : x = 0 u = 9 dan x = 3 u = 36

3 36 1
1
x x + 9 dx = u 2 du
2 3
Jadi :
0
39

= [ u u]
2
9
36
9

= (2/9).(36).(6) (2/9).(9).(3) = 42

Latihan 3 :

Tentukan integral berikut ini :

1). (t 2 3t + 2)(60t 2 + 30) dt

2). 8 x 3 x 4 + 1 dx

1
3). dy
y +3

38
x
4). 1 x2
dx

3x + 6
5). x 3
+ 2 x 2 3x
dx

Hitunglah integral berikut :

5
6
6). x
4 x
dx

(x
3
7). + 2) 3 dx
1

4
8). x
0
x dx

4
2
9).
0 2x + 1
dx

2
t
10). (t
1
2
+ 9)
dt

39
Bab IV

Penutup

Bahan ajar Kalkulus tidak tercantum dalam deskripsi pemelajaran

pada Kurikulum SMK edisi 2004, namun sebagai seorang guru

Matematika harus memahami Kalkulus karena perhitungan diferensial

.dan integral telah dikembangkan untuk memecahkan permasalahan

diberbagai bidang.

Pada bahan ajar ini pembuktian teorema hanya diberikan sebagian

saja dan diharapkan peserta diklat dapat membuktikan yang lain. Untuk

memperdalam penguasaan materi, peserta diklat dapat mengerjakan soal

latihan yang ada pada akhir setiap pembahasan. Apabila ada kesulitan

dalam membuktikan dan mengerjakan latihan disarankan peserta

mendiskusikan dengan peserta lain agar dapat memahami bahan ajar

kalkulus selanjutnya.

40
Daftar Pustaka

Ayres, Jr. Frank ; 1964 ; Differential and Integral Calculus ; New York ;
Schaums Outline Series Mc Graw-Hill Book Company

Ayres, Jr. Frank, Lea Prasetio; 1985 ; Teori dan Soal-soal Diferensial dan
Integral Kalkulus ; Jakarta ; Penerbit Erlangga

Dale Varberg, Edwin J.Purcell, I Nyoman Susila ; 2001; Kalkulus jilid 1;


Batam; Penerbit Interaksara

Edwin J.Purcell, I Nyoman Susila dkk ; 1989, Kalkulus dan Geometri


Analitis jilid 1 dan 2 , Jakarta, Penerbit Erlangga.

Louis Leithold, S.M. Nababan dkk; 1988 ; Kalkulus dan ilmu Ukur Analitik ;
Jakarta ; Penerbit Erlangga

ST. NEGORO B. HARAHAP, 1985, Ensiklopedia Matematika, Jakarta,


Ghalia Indonesia.

41
Proses matematik diatas disebut differensiasi , dan hasilnya disebut

turunan

Definisi secara umum adalah sebagai berikut :

Misalkan f fungsi dengan daerah definisi D yang mengandung suatu

interval terbuka yang memuat titik x , maka f ( x ) ditentukan oleh :

f ( x + h) f ( x )
f ( x ) = lim
h 0 h

asal limit ada, disebut turunan f di x , untuk setiap x dimana nilai limit ada

Jika f ( x ) ada dititik x maka fungsi f dikatakan dapat diturunkan

(didefferentiable ) di titik itu.



Untuk fungsi y = f (x) yang dapat diturunkan sering digunakan y

untuk menyatakan nilai turunan di x yaitu y = f (x) . Perlu diperhatikan

bahwa f adalah fungsi , sedangkan f (x) atau y menyatakan nilai di titik x.



Dengan demikian, jika y = f(x) maka f ( turunan f ) adalah laju

perubahan f terhadap variabel bebas x , dan f (x0) adalah laju perubahan f

di titik x = x0

1. Tafsiran Geometri untuk Turunan

Pandang grafik fungsi y = f ( x ) pada gambar sebagai berikut :


Y
y=f(x) Titik P( x,y ) dan Q( x+x, y+y )
Q
terletak pada kurva y = f ( x )

Y Jika variabel bebas x bertambah

P dengan x, maka y juga

X bertambah dengan y

13
O X
sehingga : y = f ( x + x ) - f ( x )

dan kecondongan atau gradien garis PQ adalah tan yaitu :

y f ( x + x) f ( x)
=
x x

Jika x 0 maka titik Q bergerak mendekati P sedemikian hingga

garis PQ akan menempati garis singgung di titik P .Sehingga diperoleh

limit yaitu :

y f ( x + x) f ( x)
lim = lim = tan yang merupakan
x 0 x x 0 x

derivative ( turunan ) dari y = f ( x ). Sedangkan tan merupakan gradien

garis singgung di titik P( x, y ).

Ahli matematika bangsa Jerman yang bernama Wiehelm Gattfried

y dy
Leibniz ( 1646 1716 ) menyatakan lim dengan
x 0 x dx

dy y f ( x + x) f ( x)
Jadi : = lim = lim
dx x 0 x x 0 x

dy
Secara geometris dapat disimpulkan bahwa merupakan
dx

koefisien arah ( gradien ) garis singgung pada kurva y = f (x) di titik P( x,y )

dan dapat ditentukan persamaan garis singgung pada kurva y = f ( x ) di

dy
titik singgung P( x0,y0 ) yaitu : ( y y0 ) = ( x - x0 )
dx

Dengan demikian untuk fungsi y = f ( x ) didefinisikan :

a). dx , disebut diferensial x dengan relasi dx = x

b). dy , disebut diferensial y dengan relasi dy = f (x) dx


14
Diferensial variabel bebas adalah sama dengan pertambahan

variabel , tetapi diferensial variabel tak bebas tidak sama dengan

pertambahan variabel itu.

Perlu diperhatikan bahwa jika y = f(x) fungsi yang dapat diturunkan

maka turunannya dapat dinyatakan dengan notasi-notasi berikut :

y , f (x) yaitu notasi Lagrange atau aksen

d
Dy, Df(x) dengan adalah operator D yaitu notasi operator
dx

dy d
, f(x) , yaitu notasi Leibniz
dx dx

Contoh :

a. Pandang fungsi konstan f ( x ) = c , - < x <

dimana c bilangan riil , maka untuk setiap x berlaku :

f ( x + h) f ( x ) cc
= =0, h0
h h

Akibatnya :

f ( x + h) f ( x )
f ( x ) = lim = lim 0 = 0
h 0 h h 0

Jadi turunan fungsi konstan dimana-mana adalah nol.

Grafik fungsi konstan adalah garis lurus sejajar sumbu x .

Turunan di setiap titik adalah nol, berarti gradien garis singgung di

setiap titik adalah nol , sehingga garis singgung adalah garis lurus itu

sendiri.

15
b. Diketahui : f ( x ) = x3 , carilah f (x) langsung dari definisi.

Penyelesaian :

f ( x + h) f ( x ) ( x + h) 3 x 3
=
h h

3 x 2 h + 3 xh 2 + h3
=
h

= 3 x2 + 3 x h + h2 , h 0

f ( x + h) f ( x )
Jadi f ( x ) = lim = lim ( 3 x2 + 3 x h + h2 ) = 3 x2
h 0 h h 0

c. Jika f(x) = x2 3x + 2 : tentukan persamaan garis singgung pada

grafik y = x2 3x + 2 di titik ( 3,2 )

Penyelesaian :

f ( x + h) f ( x ) {( x + h ) 2 3(x + h) + 2 } - ( x 2 3x + 2)
=
h h

x 2 + 2 xh + h 2 3x - 3 h + 2 - x 2 + 3x 2
=
h

2 xh + h 2 - 3h
= = 2x + h - 3
h

f ( x + h) f ( x )
f (x) = lim = lim (2x + h - 3) = 2x 3
h 0 h h 0

sehingga gradien garis singgung di titik ( 3,2 ) adalah f (3) = 2.33 = 3

Jadi persamaan garis singgungnya adalah :

y2=3(x3)

y = 3x 7 atau 3x y 7 = 0

16
2. Beberapa Teorema Penurunan

Berdasarkan pengertian turunan suatu fungsi diatas dapat

dirumuskan beberapa teorema sebagai berikut :

a. Teorema Aturan Pangkat

Jika f (x) = x r , maka f (x) = r x r 1 berlaku untuk bilangan real r dan

untuk semua x dimana f (x) menghasilkan bilangan real

Contoh :

Tentukan f (x) jika f (x) = x 2/3

2 1/3
Dengan aturan pangkat di dapat f (x) = x
3

b. Teorema Aljabar Turunan

Andaikan fungsi-fungsi f dan g dapat diturunkan di titik x dan c

f
konstan Maka fungsi-fungsi f + g, f - g, c.f, f.g, ( asal g(x) 0 ) juga
g

dapat diturunkan di x . Selanjutnya :

a) [ f(x) g(x) ] = f (x) g (x)

b) [ c f(x) ] = c f (x) untuk c konstan

c) [ f(x). g(x) ] = f (x) g(x) + f(x) g (x) ( aturan hasil kali )

f ' ( x ) g( x ) f ( x ) g' ( x )
d) [ f(x)/g(x) ] = jika g(x) 0(aturan pembagian)
[ g( x ) ]2

Contoh :

1) Jika f(x) = 2 x3 4 x2 + 3 x + 5 , tentukan f (x)

17
Penyelesaian :

f (x) = (2 x3) (4 x2 ) + (3 x) + (5)

= 2 (3x2 ) 4 (2x )+ 3 (1) + 0

= 6 x2 8 x + 3

2) Jika f(x) = (2 x3 x ) ( x4 + 3 x ) , tentukan f (x)

Penyelesaian :

Ada dua cara , pertama dengan aturan hasil kali

f (x) = (2 x3 x ) ( x4 + 3 x ) + (2 x3 x ) ( x4 + 3 x )

= (6 x2 1 ) ( x4 + 3 x ) + (2 x3 x ) ( 4 x3 + 3 )

= ( 6 x6 x4 + 18 x3 3 x ) + ( 8 x6 4 x4 + 6 x3 3 x )

= 14 x 6 5 x4 + 24 x3 6 x atau dikalikan dulu sehingga :

f (x) = ( 2 x7 x5 + 6 x4 3 x2 )

= 14 x 6 5 x4 + 24 x3 6 x

( 2 x2 + x )
3) Tentukan f (x) , jika f(x) =
x3 + 3

Penyelesaian :

Dengan aturan pembagian di dapat :

( 2 x 2 + x )' ( x3 + 3) (2x 2 + x )( x3 + 3)'


f (x) =
( x3 + 3)2

( 4 x + 1) ( x 3 + 3) (2 x 2 + x)(3x 2 )
=
( x 3 + 3) 2

( 4 x 4 + x 3 + 12 x + 3) ( 6 x 4 + 3 x3 ) 2 x 4 2 x 2 + 12 x + 3
= =
( x 3 + 3) 2 ( x3 + 3) 2

18
c. Teorema Kekontinuan

Jika fungsi f dapat diturunkan di titik x , maka fungsi f kontinu di x

Contoh :
-x, x<0
Perhatikan fungsi mutlak : f(x) = x =
x, x0

Fungsi tersebut kontinu di mana-mana, termasuk di x = 0, dapat

digambarkan sebagai berikut :

Y
y=f(x)= x

Untuk semua nilai x tak nol mudah di tunjukkan bahwa f dapat

diturunkan yaitu :

-1, x<0

f (x) =
1, x>0

Grafik f dapat digambarkan sebagai berikut :

1 y=f1(x)

X
O
-1

19
Untuk menentukan apakah f dapat diturunkan di x = 0 dikerjakan

sebagai berikut :

f ( 0 + h ) f ( 0) 0+h 0
=
h h
-1, h<0
h
= =
h
1, h>0
Apabila h 0 maka limit kiri dan limit kanannya masing-masing

adalah 1 dan 1, oleh karenanya keduanya tak sama, maka fungsi nilai

mutlak tersebut tidak dapat diturunkan di x = 0. Grafik y = x membentuk

sudut di titik asal dimana gradien berubah dari 1 ke 1. Contoh tersebut

menunjukkan bahwa fungsi yang kontinu disuatu titik belum tentu

mempunyai turunan di titik tersebut. Sebaliknya fungsi yang dapat

diturunkan disuatu titik selalu kontinu di titik tersebut.

d. Teorema Aturan Berantai

Jika fungsi u = g(x) mempunyai turunan g (x0) di x0, dan fungsi y= f(u)

mempunyai turunan f (u0) di u0 = g(x0), maka komposit (substitusi g pada f

yang dinotasikan f 0 g = sehingga y = F(x) = (f 0 g)(x) =f[g(x)] dapat

diturunkan di x = x0 dan F (x0) = f (u0) g (x0) = f [g(x0)] g (x0)

Dengan notasi Leibniz :

dy dy du
= .
dx du dx

Contoh :

1) Jika F(x) = ( 3 x2 + 5 x 7 )4 , tentukan F (x)


20
Penyelesaian :

Misalkan u = g(x) = 3 x2 + 5 x 7 dan f(u) = u4

Maka F(x) = f [g(x)] sehingga F (x) = f (u) g (x)

dimana u = x2 + 5 x 7

Jadi F (x) = 4 u3 ( 6 x + 5 ) = 4 ( x2 + 5 x 7 )3 ( 6 x + 5 )

2x + 1 dy
2) Jika y = , tentukan
1 x dx

Penyelesaian :

2x + 1
Misalkan u = maka y = u = u1/2
1 x

dy dy du
= .
dx du dx

1 -1/2 2 (1 x) (2 x + 1)(1)
= u
2 (1 x) 2

1 / 2
1 2x + 1 3
= .
2 1 x (1 x) 2

B. Beberapa Turunan Fungsi

1. Turunan Fungsi Trigonometri

a. Perhatikan fungsi sinus dengan persamaan f(x) = sin x

Maka turunannya dapat ditentukan sebagai berikut :

f ( x + h) f ( x )
f (x) = lim
h 0 h

sin( x + h) sin( x)
= lim
h 0 h

21
x +h+ x x +hx
2 cos sin
= lim 2 2
h 0 h

h
sin
h 2
= lim 2 cos ( x + )
h 0 2 h

h
sin
h 2
= lim cos ( x + )
h 0 2 h
2

h
sin
h 2
= lim cos ( x + ) lim
h 0 2 h 0 h
2
2

= cos x . 1 = cos x

Sehingga diperoleh teorema :

d
sin x = cos x
dx

Dengan cara yang sama akan diperoleh teorema :

d
b. cos x = - sin x
dx

d
c. tan x = sec2 x
dx

d
d. cot x = - csc2 x
dx

d
e. sec x = sec x . tan x
dx

d
f. csc x = - csc x . cot x
dx

22
Teorema diatas dapat dikembangkan, misalkan y = sin u dimana u

fungsi x yang dapat diturunkan, maka didapat rumus-umus umum yaitu :

d du
1) sin u = cos u .
dx dx

d du
2) cos u = - sin u .
dx dx

d du
3) tan u = sec2 u .
dx dx

d du
4) cot u = - csc2 u .
dx dx

d du
5) sec u = sec u . tan u .
dx dx

d du
6) csc u = - csc u . cot u .
dx dx

Contoh :

dy
Jika y = cos2 1 + x 2 ; tentukan
dx

Penyelesaian :

Misalkan u = cos 1 + x 2 ; v = 1 + x 2 dan w = 1 + x2 maka

dy d
= 2 cos 1 + x 2 . cos 1 + x 2
dx dx

d
= 2 cos 1 + x 2 . sin 1 + x 2 . 1+ x 2
dx

x
= 2 cos 1 + x 2 . sin 1 + x 2 .
1 + x2

2x
= . cos 1 + x 2 . sin 1 + x 2
1+ x 2

23
2. Turunan Fungsi Logaritma dan Eksponen

Untuk mempelajari turunan fungsi logaritma , kita gunakan rumus

mengenai bilangan e yaitu :

1 n
lim ( 1 + ) = e = 2,718281828459 ..
h 0 n

Bilangan e adalah bilangan irasional. Logaritma dengan e sebagai

basis disebut logaritma natural.

Fungsi y = elog x = ln x disebut fungsi logaritma natural, fungsi ini

merupakan invers dari y = ex . Fungsi y = ex disebut fungsi eksponen.

Selanjutnya akan ditentukan turunan dari y = ln x dengan cara

sebagai berikut :

dy ln ( x + x) ln ( x)
= lim
dx x 0 x

1
1 x
= lim ln (1 + )
x 0 x
x

1

x

1 x
x

= ln lim (1 + )
1
x
x

x

1

x

1 x
x

= ln lim (1 + )
x
x
x

x

1
1
= ln e x
=
x

24
d 1
Sehingga diperoleh teorema : ( ln x ) =
dx x

Karena ln e = elog e = 1 maka untuk logaritma biasa yaitu :

d 1
( log x ) = log e
dx x

Dengan demikian untuk fungsi eksponen diperoleh :

d
( ex ) = e x
dx

d
( ax ) = ax ln a
dx

Untuk selanjutnya jika u fungsi x yang dapat diturunkan dan u > 0

maka dengan aturan berantai diperoleh rumus-rumus :

d 1 du
a. ( ln u ) =
dx u dx

d a 1 a du
b. ( log u ) = log e untuk a > 0
dx u dx

d du
c. ( eu ) = eu
dx dx

d du
d. ( au ) = au ln a untuk a > 0 dan a 1
dx dx

Contoh :

x3 1
3
dy
Jika y = ; tentukan
(2 x 3x + 1)
2 5
dx

Penyelesaian :

1
ln y = ln ( x3 1 ) 5 ln ( 2 x2 3 x + 1 )
3

25
1 dy x2 5 (4 x 3)
= 3 2
y dx x 1 2 x 3x + 1

dy x2 5(4 x 3)
=y 3 2
dx x 1 2 x 3 x + 1

3. Turunan Fungsi Implisit dan Fungsi Parametrik

a. Turunan Fungsi Implisit

Apabila suatu fungsi yang didefinisikan secara implisit tidak dapat

dinyatakan secara eksplisit atau pernyataan eksplisitnya sangat sukar

maka untuk mencari turunannya dapat ditentukan dengan menggunakan

teorema turunan untuk jumlah dan perkalian dua fungsi dan aturan

berantai, misalnya persamaan : y5 + x3y + y = x2 x +3

maka diperoleh :

dy dy dy
5 y4 + 3 x2 y + x3 + =2x1
dx dx dx

dy
dx
[ ]
5 y 4 + x 3 + 1 = 2 x 1 + 3 x2 y

dy 2 x 1 + 3x 2 y
=
dx 5 y 4 + x3 + 1

b. Turunan Fungsi Parametrik

Persamaan-persamaan x = u(t) dan y = v(t) disebut persamaan-

persamaan parametrik.

Jika dipandang y fungsi x dan x funsi t maka :

dy
dy dy dx dy
= atau = dt
dt dx dt dx dx
dt
26
Contoh :

1 2 1 dy
Jika x = t dan y = t - t3 ; tentukan
2 3 dx

Penyelesaian :

dy
dy 1 t 2
= dt = = t-1 t
dx dx t
dt

C. Turunan Tingkat Tinggi

Perhatikan fungsi dengan persamaan y = f(x) maka :

dy d f ( x)
y= = disebut turunan pertama
dx dx

Jika y dapat diturunkan lagi maka :

dy
d( ) 2
y = dx = d y disebut turunan kedua
dx dx 2

d2y
d ( 2) 3
y = dx = d y disebut turunan ketiga
dx dx 3

dan seterusnya.

d2y d3y
, , . . . disebut juga turunan tingkat tinggi dari y = f(x)
dx 2 dx 3

Jika s = f(t) menyatakan posisi suatu obyek yang bergerak sebagai

fungsi waktu , maka kecepatan ditentukan oleh : v = f ( t ) sedangkan

turunan v dari kecepatan disebut percepatan yang dinyatakan dengan a .

Jadi a = v = s = f (t)

27
Contoh :

1
1. Tentukan turunan ketiga dari : f(x) = x4 2 x2 + - x2/3 ; x 0
x

Dengan aturan pangkat dan sifat aljabar dari turunan didapat :

1 2
f (x) = 4 x3 4 x - 2
- x- 1/3
x 3

2 2
f (x) = 12 x2 4 + 3
+ x- 4/3
x 9

6 8 - 7/3
dan akhirnya : f (x) = 24 x 4
- x
x 27

2. Jarak yang ditempuh suatu gerakan partikel mempunyai persamaan :

s = 2 t3 - 4 t2 + t 6

tentukan kecepatan dan percepatan partikel itu pada saat t.

Penyelesaian :

Kecepatan = v = s = 6 t2 8 t + 1

Percepatan = a = v = s = 12 t - 8

Latihan 2 :

1. Jika f(x) = (x2 -1)2 ( x2 +1)2 tentukan f (x)

2. Misalkan y = x2 6x +2 , tentukan persamaan garis singgung y = f(x)

di titik ( 1,-3 )

x3 + 2 x
3. Jika f(x) = tentukan f (x)
x +1
2

4. Tentukan dy , jika y = ( 5 x )3

28
dy
5. Hitunglah jika y = z2 + 2z 5 dan z = x2 7
dx

xa
6. Tentukan y , jika y = ln
x+a

7. Tentukan y , jika y = esin x

8. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva :

x2 2xy + y2 = 11 di titik ( -1,2 )

dy
9. Tentukan dari x = 3 cos 2t di t = 0
dx

y = 4 sin 2t

1
10. Tentukan turunan ketiga dari f(x) = x+ untuk x > 0
x

11. Tentukan f (x) jika f(x)= x(x 1)(x + 2)

d2y
12. Hitunglah dari xy + x 2y 1 = 0
dx 2

13. Posisi suatu gerakan partikel adalah : s = 2 sin 3t - 3 cos 2t

Tentukan kecepatan dan percepatan partikel itu pada saat t.

29
menentukan dan menggunakan limit, diferensial dan integral. Oleh karena

itu guru matematika SMK perlu memahami pembelajaran Kalkulus di

sekolahnya.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ( diklat ) ini peserta

diharapkan mampu mengembangkan konsep limit, diferensial dan integral

dari kehidupan nyata sehari-hari dan menjelaskannya dengan memberi

contohnya.

C. Ruang Lingkup

Bahan ajar Pengantar Kalkulus dimaksudkan untuk meningkatkan

kompetensi guru matematika SMK dalam menyelenggarakan proses

belajar mengajar Kalkulus. Hal-hal yang akan dibahas meliputi :

Pengertian Limit Fungsi, Teorema Limit suatu Fungsi, Kontinuitas Fungsi,

Turunan suatu Fungsi, Beberapa Turunan Fungsi, Turunan Tingkat Tinggi,

Integral Tak Tentu dan Integral Tertentu.

2
Bab II

Limit Fungsi

A. Pengertian Limit Fungsi

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah mendengar kalimat-kalimat,

misalnya : kendaraan itu hampir menabrak orang yang sedang berjalan.

Kata-kata hampir, mendekati dan sebagainya dapat dijelaskan dengan

pengertian limit dalam matematika. Pengertian limit fungsi merupakan

konsep dasar yang banyak digunakan dalam kalkulus, khususnya dalam

hitung diferensial. Pada suatu fungsi y = f (x ), bagaimana perilaku f (x );

jika x mendekati c, tetapi xc. Sebagai ilustrasi kita ambil fungsi f(x) = x+ 1

x2 + 1
dan g(x) = dan kita cari berapa nilai fungsi jika x mendekati 1, untuk
x 1

itu kita buat tabel nilai f(x) dan g(x) untuk macam-macam nilai x sebagai

berikut :

x2 + 1
x f(x) = x+1 x g(x) =
x 1

0.9 1.9 0.9 1.9

0.95 1.95 0.95 1.95

0.99 1.99 0.99 1.99

0.999 1.999 0.999 1.999

1.001 2.001 1.001 2.001

1.01 2.01 1.01 2.01

1.1 2.1 1.1 2.1

3
Akan terlihat bahwa nilai f(x) mendekati 2 jika x mendekati 1 dan nilai

g(x) mendekati 2 jika x mendekati 1 dikatakan limit dari f(x) adalah 2 jika x

mendekati 1 dan limit dari g(x) adalah 2 jika x mendekati 1 , masing-

masing ditulis :

x2 + 1
lim ( x + 1) = 2 dan lim =2
x 1 x 1 x 1

Dari dua contoh limit fungsi tersebut , secara umum dapat dinyatakan

bahwa : lim f( x ) = L jika x mendekati c, maka f ( x ) mendekati L dan


x c

f (c) tidak perlu ada serta x tidak perlu sama dengan c.

Jika ditulis lim f( x ) = L maka mengandung arti bahwa x mendekati


x c

dari dua arah yaitu x mendekati c dari kanan dan juga x mendekati c dari

kiri

Bentuk limit untuk x dinamai limit di tak berhingga. Mudah

dipahami bahwa :

1
lim x = dan lim =0
x x x

Definisi limit fungsi adalah sebagai berikut :

Fungsi f didefinisikan pada interval terbuka yang memuat c, mungkin

pada c tidak ada harga definisi. Limit f(x) adalah L untuk setiap x

mendekati c, ditulis : lim f( x ) = L Jika untuk setiap bilangan positif ,


x c

bagaimanapun kecilnya akan didapat bilangan positif sehingga

f ( x) L < dipenuhi oleh 0 < x c <

4
Contoh :

1. Buktikan bahwa lim ( 3x -7 ) = 5 dengan menggunakan definisi


x4

tentang limit.

Penyelesaian :

Pembuktian terdiri atas dua bagian yaitu pertama ditunjukkan bahwa

bilangan 4 adalah anggota interval f(x) dan kedua ditunjukkan bahwa

untuk setiap bilangan positif akan didapat bilangan positif sehingga

(3x 7) 5 < dipenuhi oleh 0 < x 4 <

a. f(x) = 3x - 7 mempunyai interval ( - , ). Jelaslah bahwa bilangan 4

anggota interval tersebut

b. Harus ditunjukkan bahwa untuk >0 akan didapat bilangan >0

sehingga (3x 7) 5 < dipenuhi oleh 0 < x 4 <

Misalkan ditetapkan bilangan positif dan ditetapkan juga bilangan

yang 0 < < 1 sehingga 0 < x 4 < < 1 Maka :

(3x 7) 5 = 3x 12 = 3( x 4) < 3

Berarti untuk = /3 maka dipenuhi (3x 7) 5 < . Jadi untuk

bilangan positif yang telah ditetapkan didapat bilangan yaitu = /3.

Terbuktilah bahwa untuk >0 yang ditetapkan didapat bilangan >0

sehingga (3x 7) 5 < dipenuhi oleh 0 < x 4 <

5
2 x2 + 4x 5
2. Hitunglah : lim
x 4 x2 + 7

Penyelesaian :

2 x2 + 4x 5 2 + 4 / x 5 / x2
lim = lim
x 4 x2 + 7 x 4 + 7 / x2

2+00
=
4+0

2 1
= =
4 2

B. Teorema-teorema Limit Fungsi

Jika lim f(x) = L dan lim g(x) = M serta k, b adalah konstanta


x c x c

sembarang maka berlaku teorema-teorema sebagai berikut :

1. lim ( k x + b ) = k c + b
x c

2. lim k f(x) = k lim f(x) = k.L


x c x c

3. lim { f(x) g(x) } = lim f(x) lim g(x) = L M


x c x c x c

4. lim f(x).g(x) = lim f(x) . lim g(x) = L.M


x c x c x c

f ( x) lim f ( x) L
5. lim = x c = (M0)
x c g ( x) lim g ( x) M
x c

x c
[
6. lim [ f ( x)] = lim f ( x)
n
x c
]n
= Ln untuk n bilangan bulat positif sembarang

n
7. lim n f ( x) = L berlaku jika L positif maka n harus bilangan bulat
x c

positif dan jika L negatif maka n harus bilangan bulat positif ganjil

6
Contoh :

a). Hitung lim ( 2 3x + 4x2 x3 )


x 1

Penyelesaian :

lim ( 2 3x + 4x2 x3 ) = lim 2 - lim 3x + lim 4 x2 - lim x3


x 1 x 1 x 1 x 1 x 1

= 2 (-3) +4(-1)2 ( -1)3 = 10

x 1 2
b). Hitung lim
x 5 x5

Penyelesaian :

x 1 2 x 1 2 x 1 + 2
= .
x5 x5 x 1 + 2

1
=
x 1 + 2

x 1 2 1 1
Maka lim = lim =
x 5 x5 x 5 x 1 + 2 4

C. Limit Fungsi Trigonometri

x x
1. Perhatikan limit fungsi . Akan dicari berapa nilai dari lim
sin x x 0 sin x

Perhatikan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari-jari satu satuan

berikut ini : Besar sudut pusat QOP adalah x


Y S
P radisn. Ruas garis PR dan QS

tegak lurus sumbu x .


x Koordinat titik-titik pada gambar
O R Q X
adalah: P(cos x,sin x), S(1,tan x)

, R(cos x, 0) dan Q(1, 0)


7
Maka didapat :

Luas OPR < luas sektor OPQ < luas OSQ

1 1 1
atau : cos x . sin x < . x. 12 < tan x
2 2 2

1
Karena 0 < x < maka sin x > 0. Dengan demikian jika dikalikan
2

2
dengan maka didapat :
sin x

x 1
lim cos x < lim < lim
x 0 x 0 sin x x 0 cos x

x
1 < lim < 1 atau
x 0 sin x

x
lim =1
x 0 sin x

Dengan cara sama di dapat rumus :

sin x
2. lim =1
x 0 x

x
3. lim =1
x 0 tan x

tan x
4. lim =1
x 0 x

Contoh :

tan 3x tan 3x 6x 3x
lim = lim . .
x 0 sin 6x x 0 3x sin 6x 6x

3 tan 3x 6x
= . lim . lim
6 x 0 3x x 0 sin 6x

1 1
= . 1. 1 =
2 2
8
D. Kontinuitas Fungsi

Andaikan domain dari fungsi f(x) memuat suatu interval terbuka yang

memuat c maka : f(x) disebut kontinu di c jika dan hanya jika ketiga syarat

berikut dipenuhi yaitu :

1. f (c) ada

2. lim f(x) ada


x c

3. lim f(x) = f ( c )
x c

Selanjutnya f(x) dikatakan kontinu pada interval terbuka ( a,b ) jika

kontinu pada setiap titik dalam interval tersebut.

Jika suatu fungsi f(x) tidak memenuhi syarat kontinu disebut fungsi

diskontinu.

Contoh 1:

x2 4
Selidiki kontinuitas fungsi f (x) = di x = 2
x2

Penyelesaian :

x2 4
Diselidiki apakah tiga syarat fungsi kontinu dipenuhi f (x) =
x2

0
1. f(2) = suatu harga tak tentu. Jadi f(2) tidak ada
0

Karena syarat 1 tidak dipenuhi maka f(x) diskontinu di x = 2

9
Dapat digambarkan sebagai berikut :

X
2

Contoh 2 :

x2 1
Selidiki kontinuitas fungsi f (x) = di x = 1
x2 + 1

Penyelesaian :

12 - 1 1- 1 0
1. f (1) = = = = 0 , ada
2
1 +1 1+1 2

x2 - 1 1-1 0
2. lim f(x) = lim = = = 0 , ada
x 1
2
x 1 x + 1 1+1 2

3. lim f(x) = f ( 1 ) = 0
x 1

Jadi f(x) kontinu di x = 1

Latihan 1 :

1. Buktikanlah lim ( x2 + 2x 1 ) = 7
x2

2 x3 + 4 x
2. Hitunglah lim
x 3 x3
10
2x
3. Hitunglah : lim
x
x2 + 1

x +1 1
4. Hitunglah : lim
x 1 x2

1 + x2 1
5. Hitunglah : lim
x 0 x

1 3
6. Hitunglah : lim 2
x 1
1 x 1 x

tan x sin x
7. Hitunglah : lim
x 0
x3

8. Selidiki kekontinuan fungsi berikut di x = 2

x2 4
untuk x 2
x2

f(x) =

2 untuk x = 2

11
3. Turunan Fungsi Implisit dan Parametrik .......................... 26

C. Turunan Tingkat Tinggi......................................................... 27

Latihan 2 ................................................................................. 28

Bab IV Integral

A. Integral Tak Tentu................................................................. 30

B. Integral Tertentu .................................................................. 33

Latihan 3 ................................................................................. 38

Bab IV Penutup........................................ 40

Daftar Pustaka.... ....................................... 41

iii
Peta Kompetensi dan Bahan Ajar

Kompetensi / Materi
No Kriteria Kinerja
Sub kompetensi Pembelajaran
1. Kompetensi : Mampu menjelaskan Limit

Menjelaskan konsep- dan memberi contoh: Diferensial

konsep dasar Limit Intergral

materi/pokok Diferensial

bahasan matematika Intergral

yang akan diajarkan

kepada siswa:

Subkompetensi:

Mengembangkan

keterampilan siswa

dalam menentukan

dan menggunakan

limit, diferensial

integral

iv
Skenario Pembelajaran

10 menit 10 menit 45 menit

Pendahuluan Apersepsi Penugasan

-Tujuan -Konsep limit -Soal bahan Ajar


-Ruang Lingkup -Konsep Diferensial
-Langkah-langkah -Konsep Integral

3 x 45 menit

Penyampaian
Materi
5 menit 30 menit
-Materi bahan Ajar
Penutup Presentasi
35 menit
-Kesimpulan/Saran -Hasil diskusi
Penugasan
Diskusi
Kelompok

-Membuktikan
teorema
dan membahas
latihan soal

Anda mungkin juga menyukai