ARGUMEN
DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB - 2020
PENGANTAR
1 Motivasi, ilustrasi argumen
dalam kehidupan sehari-hari
TOPIK BAHASAN
ARGUMEN
2 Pengertian, bentuk, aturan
inferensia
ARGUMEN BERKUANTIFIKASI
LATIHAN SOAL
4 Pendalaman materi melalui
problem solving
PENGANTAR
Contoh berargumentasi dalam
kehidupan sehari-hari
Kisah ARGUMEN di
balik cuci tangan
Kisah ARGUMEN
di balik cuci
tangan
Hipotesis penyebab
demam nifas
1. Kualitas udara
2. Kepadatan berlebih
3. Kecemasan pasien
4. Benda asing (kadaver) di
tangan dokter
Argumentasi I SAH!
Argumentasi IV SAH?
• Jika demam nifas disebabkan oleh bahan
kontaminan (kadaver) di tangan dokter, maka
tingkat kematian akan turun dengan cara dokter 𝑘→𝑡
mencuci tangan dengan air berklorin sebelum
dan sesudah operasi melahirkan.
• Dia memaksa para dokter melakukan ini. 𝑡
Hasilnya adalah tingkat kematian turun bahkan
lebih rendah dibandingkan Klinik II.
• Kesimpulannya, demam nifas disebabkan oleh ∴𝑘
bahan kontaminan (kadaver) di tangan dokter.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipiscing elit, sed do eiusmod tempor adipiscing elit, sed do eiusmod tempor
BENTUK
incididunt ut labore et DASAR
dolore magna BENTUK
incididunt ut labore etALTERNATIF
dolore magna
aliqua. aliqua.
𝑃1
𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 → 𝐾 ⋮
𝑃𝑛
𝑃1 , ⋯ , 𝑃𝑛 : premis (hipotesis)
𝐾 : kesimpulan ∴𝐾
• Pada suatu argumen (deduktif) yang sah, jika semua hipotesisnya benar, maka kesimpulannya
pasti benar. Mustahil hipotesisnya benar, kesimpulannya salah.
• Jika argumen 𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 → 𝐾 sah, maka argumen tersebut juga disebut implikasi
lojik, dilambangkan 𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 ⇒ 𝐾
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 13
Pemeriksaan Keabsahan Argumen
Metode “TKP”
2 3 Gabungan
Tabel Kebenaran Pendek Gabungan (1) – (3).
Hanya memeriksa kemungkinan
kesimpulan bernilai 0, premis 1
(argumen tidak sah). Selainnya,
argumen sah.
4
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
𝑃1: 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞 𝑝∨𝑞 𝑝∨𝑞
𝑃2: 𝑝 −𝑞 𝑞→𝑟 −𝑝 −𝑞
𝐾: ∴𝑞 ∴ −𝑝 ∴𝑝→𝑟 ∴𝑞 ∴𝑝
penalaran langsung penalaran kontrapositif penalaran transitif penalaran alternatif
Cara – 1 Cara - 2
No.
Proposisi Inferensia Proposisi Inferensia
P1: 𝑘
1 𝑘 P1 𝑘 P1
P2: 𝑘 → −𝑟
P3: −𝑟 → −𝑡 2 𝑘 → −𝑟 P2 𝑘 → −𝑟 P2
K: −𝑡 3 −𝑟 → −𝑡 P3 −𝑟 → −𝑡 P3
4 −𝑟 MP 1, 2 𝑘 → −𝑡 SH 2, 3
5 −𝑡 MP 3, 4 −𝑡 MP 1,4
∴ argumen SAH
Keterangan: MP = modus ponens, SH = silogisme hipotesis
∴ argumen SAH
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 23
Aturan Inferensia: Plus - Minus
Memberikan landasan yang kokoh
dalam melakukan penarikan
kesimpulan secara deduktif. PLUS
Dapat digunakan untuk memeriksa
argumen yang SAH sesuai aturan yang
digunakan.
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1
0 1 1 1
1 0 0 1 1 0
0 0 0 1
0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 1
0 0 0 0 1 1
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 26
ARGUMEN BERKUANTIFIKASI
Argumen yang melibatkan pengkuantifikasi
“semua”, “tak ada”, “beberapa”
Argumen Berkuantifikasi
Silogisme Kategorik
• Argumen sering muncul melibatkan himpunan yang unsur-
unsurnya dideskripsikan menggunakan pengkuantifikasi: “semua”,
“tak ada”, “beberapa”.
• Argumen berkuantifikasi dengan 2 premis dan 1 kesimpulan yang
melibatkan 3 kategori sering disebut dengan Silogisme Kategorik.
Contoh
𝑃1 : Semua mahasiswa IPB belajar dari rumah.
𝑃2 : Semua yang belajar dari rumah boros kuota internet.
𝐾 : Semua mahasiswa IPB boros kuota internet.
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 28
Bentuk Baku Silogisme Kategorik
Empat Jenis Bentuk Baku
× ×
𝑃 𝑄 𝑃 𝑄 𝑃 𝑄 𝑃 𝑄
Semua 𝑃 adalah 𝑄 Tak ada 𝑃 yang 𝑄 Beberapa 𝑃 adalah 𝑄 Beberapa 𝑃 bukan 𝑄
: KOSONG (tanpa unsur) × : ada/beberapa (sedikitnya satu) unsur
daerah yang tidak diarsir atau tak ditandai × : tak dapat ditentukan – mungkin berisi unsur, mungkin tidak.
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 30
Prinsip Uji Keabsahan Silogisme Kategorik
dengan Diagram Venn *)
Argumen Deduktif
• Kesimpulan mengikuti premis secara pasti
• Premis benar, kesimpulan pasti benar
• Mustahil premis benar kesimpulan salah
R i. P2: arsir 1, 4 B
i. P1: arsir 5,6 ii. P1: silang di 3 (karena 4 kosong)
ii. P2: arsir 1, 2 1 iii. K: silang di 3 atau 6 1
iii. K: arsir 2, 5 (terwakili ii, sah)
(terwakili (i), (ii), sah)
2 4 2 4
3 ×
3
sah 6 7 sah 6 7
5 5
I N A C
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 33
Contoh
3.3 3.4
P1 : Semua matematikawan yang baik P1 : Semua OTG memiliki imunitas yang baik
memiliki kecerdasan kreatif. P2 : Beberapa mahasiswa bukan OTG (org tanpa gejala)
P2 : Beberapa sarjana tidak memiliki kecerdasan kreatif. K : Beberapa mahasiswa tidak memiliki imunitas
K : Beberapa sarjana bukanlah matematikawan yang baik. yang baik
K O
i. P1: arsir 6, 7 i. P1: arsir 1, 2
ii. P2: silang di 5 (karena 6 kosong) ii. P2: silang di antara 5 & 6
1 1
iii. K: silang di 2 atau 5 iii. K: silang di 5 (krn 2 kosong)
(terwakili (ii) − silang di 5, sah) (tak-terwakili, taksah)
2 4 2 4
taksah
3 Catatan 3
sah × 6
Bbrp (≥ 1) mhs bukan OTG
5 6
5
7 (× di antara 5 & 6) bermakna: × 7
• di 5 saja, atau
• di 6 saja, atau
S M • keduanya (5 dan 6) M I
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2020 34
Latihan Soal
TUGAS
KELOMPOK
Posting jawaban di Forum Diskusi Kelas
Tugas Kelompok (TK-1)