ARGUMEN
DEPARTEMEN MATEMATIKA FMIPA IPB - 2023
PENGANTAR
1 Pentingnya belajar argumen
TOPIK BAHASAN
ARGUMEN
2 Pengertian, bentuk, aturan
inferensia
Berargumentasi yang
sah secara logika ARGUMEN BERKUANTIFIKASI
3 Argumen yang melibatkan
pengkuantifikasi “semua”, “tak
ada”, “beberapa”
PENGANTAR
Pentingnya belajar argumen
Mengapa belajar argumen?
• belajar strategi bernalar dengan
Mengapa beberapa baik → aturan inferensia
orang dapat bernalar, • menghindari kesalahan umum
berargumentasi dengan dalam penalaran → logical fallacies
baik, beberapa tidak? • belajar teknik yang efektif untuk
mengevaluasi keabsahan argumen.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipiscing elit, sed do eiusmod tempor adipiscing elit, sed do eiusmod tempor
BENTUK
incididunt ut labore et DASAR
dolore magna BENTUK
incididunt ut labore etALTERNATIF
dolore magna
aliqua. aliqua.
𝑃1
𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 → 𝐾 ⋮
𝑃𝑛
𝑃1 , ⋯ , 𝑃𝑛 : premis (hipotesis)
𝐾 : kesimpulan ∴𝐾
• Pada suatu argumen (deduktif) yang sah, jika semua hipotesisnya benar, maka kesimpulannya
pasti benar. Mustahil hipotesisnya benar, kesimpulannya salah.
• Jika argumen 𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 → 𝐾 sah, maka argumen tersebut juga disebut implikasi
lojik, dilambangkan 𝑃1 ∧ 𝑃2 ∧ ⋯ ∧ 𝑃𝑛 ⇒ 𝐾
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 8
Pemeriksaan Keabsahan Argumen
Metode “TKP”
2 3 Gabungan
Tabel Kebenaran Pendek Gabungan (1) – (3).
Hanya memeriksa kemungkinan
kesimpulan bernilai 0, premis 1
(argumen tidak sah). Selainnya,
argumen sah.
4
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
𝑃1: 𝑝→𝑞
𝑃2: 𝑝
𝐾: ∴𝑞
penalaran langsung
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
𝑃1: 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞
𝑃2: 𝑝 −𝑞
𝐾: ∴𝑞 ∴ −𝑝
penalaran langsung penalaran kontrapositif
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
𝑃1: 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞
𝑃2: 𝑝 −𝑞 𝑞→𝑟
𝐾: ∴𝑞 ∴ −𝑝 ∴𝑝→𝑟
penalaran langsung penalaran kontrapositif penalaran transitif
MP MT SH SD
Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Hipotesis Silogisme Disjungsi
𝑃1: 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞 𝑝→𝑞 𝑝∨𝑞 𝑝∨𝑞
𝑃2: 𝑝 −𝑞 𝑞→𝑟 −𝑝 −𝑞
𝐾: ∴𝑞 ∴ −𝑝 ∴𝑝→𝑟 ∴𝑞 ∴𝑝
penalaran langsung penalaran kontrapositif penalaran transitif penalaran alternatif
Cara – 1 Cara - 2
P1: 𝑘 No.
Proposisi Inferensia Proposisi Inferensia
P2: 𝑘 → −𝑟
1 𝑘 P1 𝑘 P1
P3: −𝑟 → −𝑡
2 𝑘 → −𝑟 P2 𝑘 → −𝑟 P2
K: −𝑡
3 −𝑟 → −𝑡 P3 −𝑟 → −𝑡 P3
4 −𝑟 MP 1, 2 𝑘 → −𝑡 SH 2, 3
∴ argumen SAH
5 −𝑡 MP 3, 4 −𝑡 MP 1,4
Keterangan: MP = modus ponens, SH = silogisme hipotesis
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 22
Aturan Inferensia: Plus - Minus
Memberikan landasan yang kokoh
dalam melakukan penarikan
kesimpulan secara deduktif.
PLUS
Dapat digunakan untuk memeriksa
argumen yang SAH sesuai aturan
yang digunakan.
P1: 𝑝 ∨ 𝑞 P1: 𝑝 ∨ 𝑞
1. P2: −𝑝 2. P2: 𝑝 → −𝑞
∴K: 𝑞 P3: 𝑝 → 𝑟
∴K: 𝑟
Contoh
𝑃1 : Semua mahasiswa IPB belajar dari rumah.
𝑃2 : Semua yang belajar dari rumah boros kuota internet.
𝐾 : Semua mahasiswa IPB boros kuota internet.
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 27
Silogisme Kategorik Baku
• Terdiri atas tiga kalimat kategorik dengan tiga suku, dan setiap
suku muncul tepat dua kali.
• Tiga suku
• Mayor (P, predikat bagi kesimpulan)
• Minor (S, subjek bagi kesimpulan)
• Middle (M, muncul dua kali pada premis)
Contoh
𝑃1 : Beberapa M bukan P. (premis mayor)
𝑃2 : Semua M adalah S. (premis minor)
𝐾 : Beberapa S bukan P.
S: minor, P: mayor, M: middle
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 28
Bentuk Baku Proposisi Kategorik
Empat Jenis Bentuk Baku
× ×
𝑃 𝑄 𝑃 𝑄 𝑃 𝑄 𝑃 𝑄
Semua 𝑃 adalah 𝑄 Tak ada 𝑃 yang 𝑄 Beberapa 𝑃 adalah 𝑄 Beberapa 𝑃 bukan 𝑄
: KOSONG (tanpa unsur) × : ada/beberapa (sedikitnya satu) unsur
daerah yang tidak diarsir atau tak ditandai × : tak dapat ditentukan – mungkin berisi unsur, mungkin tidak.
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 30
Prinsip Uji Keabsahan Silogisme Kategorik
dengan Diagram Venn *)
Argumen Deduktif
• Kesimpulan mengikuti premis secara pasti
• Premis benar, kesimpulan pasti benar
• Mustahil premis benar kesimpulan salah
∴K : Bbrp. P adalah Q.
R
1
2 3 4
5 6 7
P Q
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 32
Langkah Pemeriksaan Keabsahan Silogisme
Kategorik dengan Diagram Venn (Boole)
Ilustrasi
1. Buat diagram (hanya) bagi premis- P1 : Semua R adalah P
premisnya.
P2 : Bbrp. R adalah Q
2. Mulai dengan kuantifikasi umum (semua,
tak ada) kemudian kuantifikasi khusus ∴K : Bbrp. P adalah Q.
(beberapa).
• Kuantifikasi umum: arsir bagian yang kosong 1. P1 : Arsir 1, 4 R
1
2 3 4
5 6 7
P Q
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 33
Langkah Pemeriksaan Keabsahan Silogisme
Kategorik dengan Diagram Venn (Boole)
Ilustrasi
1. Buat diagram (hanya) bagi premis- P1 : Semua R adalah P
premisnya.
P2 : Bbrp. R adalah Q
2. Mulai dengan kuantifikasi umum (semua,
tak ada) kemudian kuantifikasi khusus ∴K : Bbrp. P adalah Q.
(beberapa).
• Kuantifikasi umum: arsir bagian yang kosong 1. P1 : Arsir 1, 4 R
• Kuantifikasi khusus: tandai keberadaan suatu 2. P2 : Silang 3
unsur dengan ”×” di bagian yang dimaksud. 1
(karena 4 kosong)
• Bila menggunakan ”×” (sedikitnya ada satu), 2 3 4
letakkan di batas daerah hanya bila ×
penempatannya tak dapat ditentukan. 5 6 7
P Q
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 34
Langkah Pemeriksaan Keabsahan Silogisme
Kategorik dengan Diagram Venn (Boole)
Ilustrasi
1. Buat diagram (hanya) bagi premis-premisnya. P1 : Semua R adalah P
2. Mulai dengan kuantifikasi umum (semua, tak
ada) kemudian kuantifikasi khusus (beberapa). P2 : Bbrp. R adalah Q
• Kuantifikasi umum: arsir bagian yang kosong
• Kuantifikasi khusus: tandai keberadaan suatu
∴K : Bbrp. P adalah Q.
unsur dengan ”×” di bagian yang dimaksud.
• Bila menggunakan ”×” (sedikitnya ada satu), 1. P1 : Arsir 1, 4 R
letakkan di batas daerah hanya bila 2. P2 : Silang 3
penempatannya tak dapat ditentukan. 1
(karena 4 kosong)
3. Apakah diagram premis juga mewakili 2 3 4
kesimpulan? 3. ∴sah ×
5 6 7
• Jika ya, maka argumen sah
• Jika tidak, maka argumen taksah. P Q
Kutha Ardana - Dep. Matematika, FMIPA - IPB, 2023 35
Contoh Silogisme Kategorik
1.
P1 : Semua matematikawan yang baik memiliki kecerdasan kreatif.
P2 : Beberapa sarjana tidak memiliki kecerdasan kreatif.
K : Beberapa sarjana bukanlah matematikawan yang baik.
2.
P1 : Semua OTG (org tanpa gejala) memiliki imunitas yang baik
P2 : Beberapa mahasiswa bukan OTG
K : Beberapa mahasiswa tidak memiliki imunitas yang baik