Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BY Dr. Sitti Aisya, M.E.I

IAIN PALU
BAB II KAJIAN PUSTAKA

KUALITATIF KUANTITATIF
A. Penelitian Terdahulu A. Penelitian Terdahulu
B. Kajian Teori B. Landasan Teori
C. Kerangka Pemikiran C. Kerangka Berfikir
(bila diperlukan) D. Hipotesis

11/30/2021 2
KERANGKA PEMIKIRAN/KERANGKA PIKIR

• Kerangka pemikiran adalah suatu model/diagram yang


menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya
sebuah penelitian.
• Penamaan kerangka pemikiran bervariasi, kadang
disebut juga dengan kerangka konsep, kerangka teoritis
atau model teoritis (theoritical model).
• Kerangka Berpikir adalah sebuah model atau gambaran
yang berupa konsep yang didalamnya menjelaskan
tentang hubungan antara variabel yang satu dengan
varibel yang lainnya.
LANGKAH PENYUSUNAN KERANGKA
BERPIKIR
1. Menentukan sebuah variabel yang lebih detail
• Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah
menetapkan sebuah variabel data yang lebih rinci. Apabila seorang
peneliti ingin mendapatkan berbagai macam teori yang nantinya
akan dicari untuk mendukung terbentuknya kerangka berpikir yang
lebih jelas.
• Oleh sebab itu, seorang peneliti harus menentukan variabel data
terlebih dahulu. Berikut beberapa cara untuk menentukan variabel
data yang lebih detail, yaitu :
• Pertama, perhatikan terlebih dahulu judul yang kalian baut.
• Kemudian, tentukan variabel-variabel data dari dari judul tersebut.
• Lalu tuliskan semua variabel data yang sudah kamu tentukan.
LANGKAH PENYUSUNAN KERANGKA
BERPIKIR
2. Membaca buku-buku hasil penelitian
• Apabila hal yang pertama sudah dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah kalian harus membaca
buku-buku dari hasil penelitian yang lebih relevan.
• Buku yang dimaksud disini dapat berupa
ensiklopedia, kamus, atau buku teks yang lainnya.
Sedangkan untuk mempelajari tentang hasil dari
penelitian yang dibaca dapat meliputi jurnal ilmiah,
laporan penelitian, tesis, skripsi, maupun disertasi
LANGKAH PENYUSUNAN KERANGKA
BERPIKIR
3. Deskripsikan teori dan hasil penelitian
• Jika membaca buku-buku dari hasil penelitian sudah dilakukan,
maka langkah selanjutnya adalah kalian dapat mengungkapkan
teori-teori yang berhubungan dengan variabel data yang aka diteliti.
4. Menganalisis teori dan juga hasil penelitian secara kritis
• Nah, pada tahap yang keempat ini yang harus kalian lakukan adalah
menganalisis teori serta hasil penelitian secara kritis. Namun,
didalam proses menganalisis, seorang peneliti dapat mengkaji teori
yang sudah ditetapkan sesuai dengan objek penelitian tersebut atau
tidak.
• Sebab, sering terdapat teori yang berasal dari luar negeri yang tidak
sesuai dengan penelitian yang terdapat didalam negeri.
LANGKAH PENYUSUNAN KERANGKA
BERPIKIR
• 5. Menganalisis komparatif tentang teori dan hasil penelitian
• Pada tahap yang kelima ini, kalian harus melakukan sebuah analisis serta komparasi
dengan cara membandingkan teori yang satu dengan yang lainnya.
• Nah, dari hasil tersebut, seorang peneliti dapat menggabungkan teori yang satu dengan
yang lainnya ataupun dengan cara mereduksi jika hasil analisis tersebut dipandang terlalu
luas.
• 6. Sintesa Kesimpulan
• Jika kalian sudah melakukan beberapa tahap diatas, selanjutnya yang harus kalian lakukan
adalah seorang peneliti dapat melakukan sebuah sintesa atau kesimpulan sementara.
• Perpaduan sintesa yang terjadi antar variabel akan menghasilkan beberapa kerangka
berpikir yang kemudia dapat digunakan untuk merumuskan sebuah hipotesis.
• 7. Kerangka Berpikir
• Apabila sintesa kesimpulan tersebut sudah dilakukan, maka tahap yang terakhir adalah
kalian sudah dapat menyusun skema dari kerangka berpikir, terdapat dua macam
kerangka berpikir yaitu kerangka asosiatif atau komparatif.
MACAM KERANGKA PEMIKIRAN
• 1. Kerangka Teoritis
• Kerangka Teoritis adalah salah satu jenis kerangka yang didalamnya menegaskan
tentang teori yang dijadikan sebagai landasan serta digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang sedang diteliti.
• 2. Kerangka Operasional
• Kerangka operasional adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan
tentang variabel yang diperoleh dari konsep-konsep yang sudah dipilih dan juga
menunjukkan adanya hubungan antara variabel data tersebut. Serta, menjelaskan
hal apa saja yang bisa dijadikan sebagai indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel yang berhubungan.
• 3. Kerangka Konseptual
• Kerangka konseptual adalah sebuah kerangka yang didalamnya menjelaskan
konsep yang terdapat pada asumsi teoritis, yang kemudian digunakan untuk
mengistilahkan unsur yang terdapat dalam objek yang akan diteliti serta
menunjukkan adanya hubungan antara konsep tersebut.
CIRI KERANGKA BERPIKIR
1. Dapat dikatakan sebagai pemikiran dari susunan intruksi logika
yang sudah diatur dalam rangka menjelaskan variabel yang
diteliti.
2. Kerangka ini dibuat untuk menjelaskan intruksi dari aliran logika
secara sistematis.
3. Ditujukan untuk memperjelas variabel data yang sedang diteliti
sehingga pengukurannya dapat dirinci secara relevan.
4. Didalam kerangka berpikir harus menerangkan :
– Mengapa penelitian ini dilakukan?
– Bagaimana proses penelitian ini dilakukan?
– Apa yang akan diperoleh dari melakukan penelitian tersebut?
– Untuk apa hasil penelitian tersebut jika sudah diperoleh?
Proses Penyusunan Kerangka Berpikir Untuk
Merumuskan Hipotesis
VARIABEL X VARIABEL Y

Membaca Buku dan Membaca Buku dan Membaca Buku dan Membaca Buku dan
Hasil Penelitian (HP) Hasil Penelitian (HP) Hasil Penelitian (HP) Hasil Penelitian (HP)

Deskripsi Teori & HP Deskripsi Teori & HP Deskripsi Teori & HP Deskripsi Teori & HP
Analisis Kritis Teori&HP Analisis Kritis Teori&HP Analisis Kritis Teori&HP Analisis Kritis Teori&HP

Analisis Komparatif thdp Analisis Komparatif thdp Analisis Komparatif thdp Analisis Komparatif thdp
Teori & HP yang diambil Teori & HP yang diambil Teori & HP yang diambil Teori & HP yang diambil

Sintesis/Kesimpulan Teori dan HP Sintesis/Kesimpulan Teori dan HP

Kerangka Pikir

Perumusan
Hipotesis
HIPOTESIS
• Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah
hipotesa) dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan
sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang
berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat
yang ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka
hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih diragukan.
Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat tersebut, maka
suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya.
• Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti
dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala, yakni melalui
percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji
kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
HIPOTESIS
• Hipotesis (dugaan sementara)
• Hipotesis Penelitian adalah jawaban
sementara terhadap pertanyaan-
pertanyaan penelitian. 
• Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut
pandang, misalnya secara etimologis, teknis,
statistik, dan lain sebagainya.
JENIS HIPOTESIS
• dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti,
yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian
hipotesis penelitian merujuk pada menguji apakah hipotesis
tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak.
Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka
hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara
itu, pengujian hipotesis statistik berarti menguji apakah
hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti
berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada
populasi atau tidak.
Bentuk Hipotesis
• hipotesis deskriptif,
• hipotesis komparatif
• hipotesis asosiatif
CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
• Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang
baik, yaitu:
• Harus menyatakan hubungan
• Harus sesuai dengan fakta
• Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai
dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
• Harus dapat diuji
• Harus sederhana
• Harus bisa menerangkan fakta
PERUMUSAN HIPOTESIS
• Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah
penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan
atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis
berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis
tetap harus dibuat berdasarkan paca sebuah
acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.
PERUMUSAN HIPOTESIS
• Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
• Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti
biasanya menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan
prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan sebagai
anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan
asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
• Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
• Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis
dapat pula menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat
didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan
sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.
PERUMUSAN HIPOTESIS
• Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan
berbagai cara, misalnya :
• Memperoleh dari sumber aslinya
• Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
• Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan
menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
• Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan
beberapa sumber lain, yakni:
• Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
• Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
• Analogi
• Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman
referensi
• Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
• Salim, Agus. 2006. Bangunan Teori Metodologi
Penelitian untuk Bidang Sosial, Psikologi, dan
Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
• Salim, Agus. 2007. Teori Sosiologi Klasik dan Modern
Sketsa Pemikiran Awal. Semarang: Unnes Press.
• Suyanto, Bagong. 2012. Anak Perempuan yang
Dilacurkan Korban Eksploitasi di Industri Seksual
Komersial. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai