Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN”


Dosen Pengampu :

Disusun Oleh : KELOMPOK 6


- Putri Aulia Br Siregar
- Sari Wahyuni
- Nuzul Ihsan
- Fitri Ratna
- Rizky Nurul Huda

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
PERIODE 2021 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
hidayahnya Makalah ini dapat selesai pada tepat waktunya. Makalah ini penulis buat sebagai
tugas makalah pada mata kuliah pemeriksaan akuntansi 1. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW menjadi tauladan bagi kita semua. Dalam
pembahasan ini tertulis fokus menelaah tentang Kerangka dan hipotesis penelitian sebagai
bantuan para pembaca untuk memudahkan melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Dalam pembahasan ini penulis tidak secara langsung dari materi ini tetapi mendapat
pengakuan dari buku artikel-artikel dan internet maka dari itu apa yang penulis sajikan ini
dapat diterima dan dipahami oleh pembaca karena penulis merasa isi dari makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penyusun makalah yang akan datang.

Medan, 18 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke
dalam bentuk paradigma penelitian.
Seorang peneliti harus mengusai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang memudahkan hipotesis.
Kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:1
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif.
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigm penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir
yang dikemukakan dalam penelitian.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu di kemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membaca
sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping
mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi
terhadap variasi besar variabel yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berpikir. Langkah-langkah dalam menyusun kerangka pemikiran
yang selanjutnya membuahkan hipotensi ditunjukkan pada gambar 3.1

1
Moh, Sidik Priadana, Saludin Muis. 2016. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Dilengkapi Alat Bantu
Minitab untuk Pengolahan Data), Edisi 2, Jakarta: EKUILIBRIA, hlm. 61
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
dalam menyusun kerangka pemikiran yang membutuhkan hipotesis. Kerangka pemikiran
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan. Kriteria utama Agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama
ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir
yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang
hubungan variabel tersebut saja yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Variabel X Variabel Y

Membaca buku Membaca buku Membaca buku Membaca buku


& Hasil & Hasil & Hasil & Hasil
Penilitian (HP) Penilitian (HP) Penilitian (HP) Penilitian (HP)

Deskripsi Teori Deskripsi Teori Deskripsi Teori Deskripsi Teori


& HP & HP & HP & HP

Analisis kritis Analisis kritis Analisis kritis Analisis kritis


thd teori dan thd teori dan thd teori dan thd teori dan
Hp Hp Hp Hp

Analisis Analisis Analisis Analisis


komparatif thd komparatif thd komparatif thd komparatif thd
teori-teori dan teori-teori dan teori-teori dan teori-teori dan
Hp yan di Hp yan di Hp yan di Hp yan di
ambil. ambil. ambil. ambil.

Sintesa/Kesimpulan teori Sintesa/Kesimpulan teori


dan HP dan HP

Kerangka Berpikir

Perumusan
Hipotesis

Gambar 3.1. Proses Penyusunan Kerangka Berpikir untuk merumuskan Hipotesis


Berdasarkan gambar 3.1 tersebut dapat diberi penjelasan sebagai berikut:
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti
Untuk menentukan kelompok Teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan
terlebih dulu variabel penelitiannya titik Berapa jumlah variabel yang diteliti
komandan Apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan
teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca Buku & Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku
dan hasil penelitian yang relevan. Buku buku yang dibaca dapat berbentuk buku
teks, ensiklopedia dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan
penelitian, jurnal ilmiah skripsi tesis dan disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibacakan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti titik Seperti telah dikemukakan, deskripsi
teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti kaulah
yang berisi tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel
satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4. Analisis kritis untuk terhadap teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan
mengkaji Apakah teori teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-
betul sesuai dengan objek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori
yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis Komparatif terhadap teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan yang lain dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui
analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan yang
lain atau mereduksi bila dipandang terlalu luas
6. Sintesa Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti komat selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel
dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir dan selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan Maka selanjutnya
disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa
kerangka berpikir yang asosiatif atau hubungan maupun komparatif atau
perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat jika begini
makan begitu jika komitmen kerja tinggi, Maka produktivitas lembaga akan tinggi
pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik atau positif maka kebocoran
anggaran akan berkurang atau negatif.
B. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu diketahui
bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan
pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiric.
Penelitian merumuskan hipotesis dalam penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian Seperti telah
dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, wilayah penelitian bekerja
dengan sampel. Jika tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis.
Untuk lebih mudah membedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik
maka dapat dipahami melalui penjelasan sebagai berikut.
Contoh Hipotesis Penelitian:
1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah ( deskriptif).
2. Tidak dapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat petani
dan nelayan (dalam populasi itu / hipotesis komperatif).

Data dikumpulkan dari


populasi, kesimpulan
Populasi Penelitian berlaku untuk populasi

Gambar 3.2 penelitian populasi


Pada gambar 3.2 diatas yang diteliti adalah populasi, sehingga hipotesis statistiknya
tidak ada. Yang ada hanya ada hipotesis penelitian. Dalam pembuktiannya tidak ada istilah
“signifikasi” ,(taraf kesalahan atau taraf kepercayaan).

C. Jenis Jenis Hipotesis Penelitian


Hipotesis Penelitian adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala,
atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi merupakan pernyataan
masalah yang spesifik. Dengan kata lain, hipotesis merupakan suatu pernyataan yang
kedudukannya sangat penting dalam penelitian, sehingga menuntut peneliti dapat
merumuskan hipotesis dengan baik dan jelas.
Suharsimi 2006 dan Sugiyono 2019 menyatakan terdapat dua macam hipotesis dalam
penelitian yaitu:
1. hipotesis kerja, atau disebut pula dengan hipotesis alternatif, disingkat Ha atau H 1
yaitu hipotesis menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih,
atau hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada
kelompok-kelompok yang berbeda. Hipotesis kerja menyatakan Terdapat
hubungan antar variabel bebas X dan Variabel terikat y atau adanya perbedaan
antara dua atau lebih kelompok yang dibandingkan. Pada umumnya kesimpulan
uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
Rumusan dari hipotesis kerja dapat terbentuk melalui kalimat berikut:
a. Pernyataan: Jika…maka…..
Contoh: Jika karyawan mengalami tekanan dalam bekerja lebih rendah maka
mereka akan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.
b. Pernyataan: Ada perbedaan antara....... dan……
Contoh: Dan perbedaan antara kemampuan siswa yang belajar di perkotaan
dan di pedesaan dalam memanfaat it untuk belajar.
c. Pernyataan: Ada pengaruh…..terhadap…..
Contoh: Ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar
2. Hipotesis nol atau null hypothesis. Hipotesis nol dilambangkan dengan Ho yaitu
hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau
lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok
yang satu dan kelompok lainnya. Hipotesis nol atau disebut juga sebagai hipotesis
statistik. Pemberian nama hipotesis nol dapat dipahami dengan mudah karena
tidak ada perbedaan antara dua variabel. 2Hipotesis nol ini digunakan dalam
penelitian Penelitian yang bersifat statistik titik di dalam analisis statistik, uji
statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis hal
tersebut.
Hipotesis nol menyatakan kondisi yang sebaliknya dari hipotesis kerja, yaitu
hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak
adanya pengaruh variabel bebas X terhadap Variabel terikat Y dan tidak ada
interaksi.
Artinya, hipotesis nol atau hipotesis nihil mengandung arti tidak ada perbedaan,
tidak ada pengaruh tidak ada hubungan tidak ada interaksi di antara dua variabel
sehingga dapat disimpulkan selisih variabel yang pertama dengan variabel yang
kedua adalah nol atau nihil.
Adapun rumus hipotesis nol
a. Pernyataan: Tidak ada perbedaan antara….dengan….
Contoh: tidak ada perbedaan antara siswa dari keluarga kaya dan siswa dari
keluarga miskin berpakaian sekolah
b. Tidak ada pengaruh….terhadap….
2
Vivi Chandra, Pengantar Metodologi Penelitian,Yayasan Kita Menulis 2021 hlm 73-74
Contoh: tidak ada pengaruh nilai Matematika terhadap kerajinan dalam belajar
Seringkali timbul pertanyaan mengenai mana diantara kedua macam hipotesis itu atau
hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian.
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan tergantung kepada landasan teoritis yang dipakai
jika landasan teoritis itu mengarahkan penyimpulannya ke"tidak ada hubungan” atau ke"
tidak ada perbedaan”, maka hipotesis penelitian dirumuskan akan menjadi hipotesis nol.
Sebaliknya jika tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulan"ada hubungan" atau ke
"ada perbedaan" maka hipotesis penelitian dirumuskan akan merupakan hipotesis
alternatif. Pada dasarnya Kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan namun dalam
kenyataannya kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitian dalam
bentuk hipotesis alternatif.3

D. Bentuk Bentuk Hipotesis Penelitian


Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat berhubungan dengan rumusan masalah
penelitian. Menurut Sugiyono 2014 berdasarkan tingkat eksplanasinya bentuk rumusan
masalah penelitian dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
a) Rumusan masalah deskriptif atau variabel mandiri atau tunggal,
b) Rumusan masalah komparatif atau perbandingan dan
c) Rumusan masalah hubungan asosiatif atau hubungan.
Lebih lanjut, Sugiono (2014) menjelaskan berdasarkan rumusan masalah tersebut
maka bentuk hipotesis penelitian juga terbagi atas tiga bentuk hipotesis. Yaitu:
1) Hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkaitan dengan variabel mandiri atau tunggal. Artinya, hipotesis
deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian.
Contohnya:
a. Rumusan masalah Deskriptif:
Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
b. Hipotesis deskriptif:

3
Ibid., hlm 74
Hipotesis Nol: Ho: X= 600 jam, daya Tahan Lampu Pijar Merk X= 600 Jam .
Hipotesis alternatif: Ha: X ≠ 600 jam tidak sama dengan, bisa lebih besar dan
bisa lebih kecil dari 600 jam.
c. Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data stempel)
Ho: µ = 600
Ha: µ ≠ 600
Catatan: µ adalah nilai rata rata populasi yang di hipotesiskan atau ditaksir
melalui sampel4
2) Hipotesis Komparatif

E. Karakteristik Hipotesis yang Baik


1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan
variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan.
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-motode ilmiah.

F. Kerangka Berpikir

4
Ibid., 75
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai