Anda di halaman 1dari 14

ADYARTAMA PRANANDA NUGRAHA

175060307111041
METODE MULLER
Muller menggunakan pendekatan proyeksi parabola melalui
tiga titik pada sumbu x sebagai pengganti proyeksi garis melalui
dua titik pada sumbu x seperti pada metoda Secant

Misalkan tiga titik tsb adalah: [ x0,f(x0)]; [ x1,f(x1)]; [ x2,f(x2)]

Misalkan persamaan parabola melalui tiga titik tersebut adalah:


f ( x)  a( x  x2 ) 2  b( x  x2 )  c

Maka:
f ( x 0 )  a ( x 0  x 2 ) 2  b( x 0  x 2 )  c
f ( x1 )  a( x1  x 2 ) 2  b( x1  x 2 )  c ……………..(1)

f ( x 2 )  a ( x 2  x 2 ) 2  b( x 2  x 2 )  c  c
Misalkan: h0  x1  x 0
h1  x 2  x1
f ( x1 )  f ( x 0 )
0 
x x  x0
f ( x 2 )  f ( x1 )
1 
x 2  x1
Disubtitusikan ke persamaan (1), diperoleh:

1   0
a
h1  h0
……………….(2)
b  ah1   1
c  f ( x2 )
Akar persamaan polinomial diperoleh dengan iterasi berikut:

 2c
x3  x 2  …………………..(3)
b  b 2  4ac

Contoh:
f ( x)  x 3  13x  12  0, tentukan akar persamaan
Jawaban:
Misalkan: x0 = 4.5; x1 = 5.5; x2 = 5
f(4.5) = 20.625; f(5.5) = 82.875; f(5) = 48 = c
h0 = 1; h1 = -0.5 a = 15
0 = 62.25; 1 = 69.75 b = 62.25
 2c
Dengan rumus iterasi: x3  x 2 
b  b 2  4ac
Diperoleh:

 2c
x3  x 2 
b  b 2  4ac
 2(48)
 5
62.25  (62.25) 2  4(15)( 48)
 3.976487
Iterasi berikutnya adalah dengan menggunakan:
X0 = 5.5; x1 = 5 dan x2 = 3.976487
Kemudian dihitung kembali, h0; h1; 0 dan 1 untuk memperoleh
nilai a, b dan c

Hasil iterasinya adalah sbb.:

n xn n (%)
0 5 -
1 3.976487 25.74
2 4.00105 0.6139
3 4.00000 0.0262
4 4 0.0000119
METODE BAIRSTOW
n
f ( x )  Pn ( x )   k
a
k 0
x k

 a0  a1 x  a 2 x 2  a3 x 3  ...  a n x n
dibagi dengan: (x2 – rx – s ) yang menghasilkan:

f n  2 ( x)  b2  b3 x  b4 x 2  ....  bn 1 x n 3  bn x n  2
Dengan sisa pembagian:

R  b1 ( x  r )  b0
Hubungan rekurensi (recurrence relationship) dengan pembagian
Fungsi kuadrat diperoleh:

bn = an
bn-1 = an-1 + r b0
bi = ai + r bi+1 + s bi+2, untuk i = (n-2), (n-3),…, 2,1,0

Untuk membuat pembagian menuju nol, maka b0 dan b1 harus


menuju nol. b0 dan b1 masing-masing fungsi dari r dan s

b0 b0
b0 (r  r , s  s)  b0  r  s  0
r s
b1 b1
b1 (r  r , s  s)  b1  r  s  0
r s
Turunan parsial dapat ditentukan dengan cara pembagian sintetik
seperti menentukan koefisien b yaitu dengan menuliskan:

b0 b0 b1 b1


 c1 ;   c2 ;  c3
r s r s
Sehingga:
c1 r  c 2 s  b0
c 2 r  c3 s  b1
dimana:
c n  bn
c n 1  bn 1  rc n
ci  bi  rc i 1 Untuk i= n – 2 sampai dengan i= 1
Contoh:
Tentukan akar persamaan polinomial orde 5 berikut:

f ( x)  1.25  3.875x  2.125x  2.75x  3.5x  x


2 3 4 5

Gunakan perkiraan awal r0 = s0 = -1 kemudian iterasikan sampai


Galat relatif kurang dari 1 %
Jawaban:
Dari pembagian sintetik menentukan koefisien b diperoleh:
b5 = a5 = 1; b4 = -4.5; b3 = 6.25; b2 = 0.375; b1 = - 10.5 dan
b0 = 11.375
Dari pembagian sintetik menentukan koefisien c diperoleh:
c5 = b5 = 1; c4 = -5.5; c3 = 10.75; c2 = - 4.875; c1 = - 16.375
Maka:

-16.375  r – 4.875  s = -11.375


- 4.875  r + 10.75  s = 10.5
 r = 0.3558 dan  s = 1.1381
Iterasi pertama untuk r dan s adalah:
r1 = r0 +  r = -1 + 0.3558 = - 0.6442
s1 = s0 +  s = -1 + 1.1381 = 0.1381

r( r1 ) = | (0.3558/-0.6442| 100 % = 55.23 %


s( s1) = | (1.1381/ 0.1381| 100 % = 824.1 %

Karena galat relatif masih tinggi, perhitungan dilanjutkan


dengan iterasi ke-2
Dari pembagian sintetik menentukan koefisien b diperoleh:
b5 = a5 = 1; b4 = -4.1442; b3 = 5.5578; b2 = - 2.0276;
b1 = - 1.8013 dan b0 = 2.1304
Dari pembagian sintetik menentukan koefisien c diperoleh:
c5 = b5 = 1; c4 = -4.7884; c3 = 8.7806; c2 = - 8.3454;
c1 = 4.7874
Maka:
4.7874  r – 8.3454  s = -2.1304
– 8.3454  r + 8.7806  s = 1.8013

 r = 0.1331 dan  s = 0.3316


Iterasi ke dua untuk r dan s adalah:
r2 = r1 +  r = - 0.6442 + 0.1331 = - 0.5111
s1 = s0 +  s = 0.1381 + 0.3316 = 0.4697
r( r2 ) = | (0.1331/-0.5111| 100 % = 26.0 %
s( s2) = | (0.3316/ 0.4697| 100 % = 70.6 %
Karena galat relatif masih tinggi, perhitungan dilanjutkan
dengan iterasi ke-3, dan seterusnya
Setelah iterasi ke-4 diperoleh haga r dan s yaitu:
r4 = - 0.5 dengan r( r4 ) = 0.063 % Jadi r = r4 = -0.5 dan
s4 = 0.5 dengan s( s4) = 0.040 % s = s4 = 0.5
Persamaan kuadarat: (x2 – rx – s ) = (x2 + 0.5x – 0.5 ) adalah
merupakan faktor dari f(x)
Dua akar pertama dari f(x) diperoleh yaitu:
 0.5  ( 0.5) 2  4(0.5)
x1, 2 
2
x1  0.5
x 2  1.0
Hasil pembagian f(x) dengan (x2 + 0.5x – 0.5 ) yaitu:
f 3 ( x)  2.5  5.25 x  4 x 2  x 3
Akar-akar dari f3 (x) ini dicari dengan menggunakan r = - 0.5 dan
s = 0.5 sebagai perkiraan awal
Setelah lima iterasi diperoleh: r = 2 dan s = - 1.249 dan
persamaan kuadrat (x2 – rx – s ) = (x2 - 2x + 1.249 ) adalah
faktor dari f3(x)
Akar ke tiga dan ke empat dari f(x) diperoleh yaitu:

2  2 2  4(1.249)
x 3, 4   1  0.499i
2
x3  1  0.499i
x 4  1  0.499i Hasil pembagian f3(x) dengan (x2 - 2x + 1.249 )
yaitu: f1(x) = x – 2. Jadi akar ke lima dari f(x)
yaitu x5 = 2

Anda mungkin juga menyukai