Anda di halaman 1dari 3

Gambar Skema Rangkaian Metal Detector

Rangkaian metal detektor pada gambar diatas menggunakan sensor berupa induktor yang
digunakan sebagai tank circuit dari sebuah oscilator. Rangkaian metal detektor pada gambar diatas
menadopsi prinsip kerja radio AM super heterodyne dalam mendeteksi logam. Rangkaian metal
detektor ini terdiri dari 2 oscilator, mixer, detektor audio dan penguat audio yang dapat diuraikan
sebagai berikut:

Oscilator
Rangkaian metal detektor ini menggunakan 2 unit oscilator, dengan oscilator pertama berfrekuensi
5,5 MHz menggunakan ceramic filter dan transistor T1, kemudian sebuah oscilator lagi dengan
frekuensi ditentukan oleh induktor L1 dan kapasitor variabel VC1 dan transistor T3. Induktor L1
pada osciltor kedua ini berfungsi sebagai sensor logam, dimana gelombang elektromagnet pada
L1 akan terpengaruh adanya logam disekitar L1 tersebut. Pada saat terpengaruh adanya logam
disekitar L1 maka frekuensi kerja osciltor T3 akan berubah. Kondisi inilah yang dimanfaatkan
sebagai pendeteksian adanya logam.

Mixer
in berfungsi untuk mencampur kedua frekuensi yang dihasilkan oleh kedua oscilator terbut
diatas. Bagian mixer ini dibangun menggunakan transistor T2. Sinyal output dari mixer ini
merupakan hasil modulasi antara sinyal oscilator T1 dan oscilator T3.

Detektor
Rangkaian detektor ini berfungsi untuk memisahkan sinyal dari modulasi sinyal output oscilator
T1 dan sinyal output oscilator T3. Rangkaian detektor ini akan mengambil isyarat dari oscilator
T3 sebagai sinyal informasi dan membaung isyarat dari oscilator T1. Bagian detektor ini dibangun
menggunakan dioda detektor OA 79.

Penguat Audio
Bagian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal dari detektor untuk menggerakan sebuah loud
speaker kecil sebagai indikator ada tidaknya logam disekitar sensor. Komponen utama penguat
audio adalah IC TDA2822 yang dioperasikan dengan tegangan DC 9 volt dari sebuah batere. Suara
yang dihasilkan oleh penguat audio ini akan berubah pada saat rangkaian mendeteksi
adanyalogam.

Prinsip Kerja
Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet yang membentuk medan
electromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai
pemancar gelombang dan penerima gelombang, dimana pada kondisi standart, gelombang yang
diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang biasa disebut “balance” pada metal detector.
Deskripsi tersebut bisa digambarkan seperti dibawah.

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi terganggu
dan standart wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada ketidak seimbangan gelombang.
Metal detector memberitahu kita bahwa ada benda bersifat logam yang lewat.
Untuk logam yang mempunyai sifat magnetic metal, medan electromagnet yang diterima receiver
akan bertambah. Sedangkan logam yang bersifat non magnetic metal, maka medan electromagnet
yang diterima receiver akan berkurang. Yang gampang dan susah dideteksi metal detector. Ada 3
hal yang penting untuk menjadi acuan pengguna metal detector agar kita tidak salah menilai atau
menggunakan sebuah metal detector.
 Jenis metal kontaminan berdasar sifat intrinsic resistance metal. Semakin besar intrinsic resistance
dari metal maka semakin sulit terdeteksi. Karena itu standart acuan metal kontaminasi sebuah
metal detector harus ada minimal 2 jenis, yaitu metal yang intrinsic resistance-nya paling kecil
seperti Ferrous(Fe/Besi) dan metal yang intrinsic resistance-nya paling besar seperti Stainless steel
(SS) dan jenis SS yang biasa digunakan adalah SS304 atau SS316.Ukuran sample kontaminasi
metal tersebut pastinya untuk Fe akan lebih kecil dibandingkan dengan SS. Bagaimana dengan
jenis metal yang lain? Bagaimana dengan tembaga atau aluminium atau kuningan dll? Untuk metal
yang lain, ukuran sample kontaminan tidak akan lebih besar daripada SS.
 Bentuk kontaminasi metal. Standart sample kontaminan metal pada metal detector adalah berbentuk
bola dengan diameter tertentu. Untuk kontaminan berbentuk wire atau disc (lempengan) hal itu
tergantung dari orientasi saat kontaminan tersebut memasuki metal detector.
 Untuk metal detector yang mempunyai jenis koil melingkar diseluruh lubangnya (coaxial type),
berlaku hal berikut.

Sensitifitas untuk masing-masing point sebagai berikut:

1 = 3= 7 = 9 > 2 = 8 = 4 = 6 > 5
Jadi, Point yang paling tidak sensitive adalah point 5.

4. Metal Detector
Metal Detector adalah sebuah alat yang mampu mendeteksi keberadaan logam dalam
jarak tertentu. Alat detektor logam sangat berguna atau biasa digunakan oleh petugas keamanan
untuk memastikan setiap orang yang akan memasuki area tertentu bebas dari benda berbahaya
seperti pistol, bom
ataupun senjata tajam,
alat detektor logam juga
biasa digunakan oleh
para arkeolog yaitu untuk
mencari benda benda
logam di bawah tanah,
atau bisa juga sekadar
hobby untuk mencari
barang-barang logam di
bawah tanah. Ada juga
dunia industri yang menggunakan alat pendetksi logam ini, misalnya untuk mengetahui jalur
pia bawah tanah, jalaur kabel bawah tanah.
Detektor Logam / Metal Detector ini digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi logam
yang ada di dalam/di bawah permukaan tanah. Spektrum penggunaan sangat luas, mulai
kepentingan militer dan non militer. Berikut beberapa contoh penggunaan Metal Detector:
 Security inspection, Inspeksi keamanan
 Scanning logam asing di bahan mentah, bahan bakar dan makanan
 Scan benda yang mengandung metal di Mall ataupun barang bawaan penumpang;
 Mendeteksi jalur pipa dan kabel bawah tanah.
 Penelitian Arkeologi, eksplorasi bahan mineral, pencarian bahan metal yang tertimbun
di dalam tanah.

Sifat magnet yang ada di metal detector,Terdapat pengujian yang dilakukan pada 3 jenis bahan
logam, yaitu besi (ferromagnetik), alumunium (paramagnetik), dan seng (diamagnetik). Hasil
pendeteksian paling kuat didapatkan pada bahan besi.Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat
magnet yang terdapat di metal detector adalah Ferromagnetik

Anda mungkin juga menyukai