Selain itu dalam pelaksanaan ritual ini, rambu solo’ tidak boleh digabungkan
dengan ritual rambu tuka’ (syukuran). Sebab masyarakat Toraja mempercayai
bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung
dengan ritual kehidupan.
NILAI-NILAI DALAM ADAT RAMBU SOLO’.
Upacara adat rambu Solo’ memiliki nilai-nilai tertentu dalam kehidupan orang
Toraja, antara lain:
a. Menghormati leluhur. Leluhur memiliki pengaruh yang kuat dalam
kehidupan orang Toraja, dan oleh karena itu leluhur harus dihormati. Salah
satuya dengan menggelar upacara aluk rambu solo’.
b. Nilai kekerabatan. Nilai ini tercermin dari ungkapan simpati kerabat yang
datang dengan membawa beragam bantuan. Hal ini tentu saja kian
menguatkan kekerabatan mereka.
c. Pelestarian tradisi. Upacara aluk rambu solo’ merupakan warisan leluhur,
dan dengan menggelar upacara ini merupakan upaya peletarian tradisi.
d. Menjaga semangat suku. Pelaksanaan upaccara adat aluk rambu solo’ juga
merupakan salah satu upaya untuk menjaga semangat kesatuan sukukarena
upacara ini menjadi perekat masyarakat Toraja.
e. Sakralitas dan spiritualitas. Nilai ini tercermin dari pelaksanaan upacara
yang kental dengan nuansa sakral karena arwah leluhur diyakini hadir dalam
acara ini.
f. Ditinjau dari segi ekonomi upacara Rambu Solo’ sepintas dapat dikatakan
sebagai usaha pemborosan biaya/dana yang cukup banyak. Namun kalau
dipahami dari landasan keyakinan Aluk Todolo, maka upcara ini bagi
keluarga bukanlah pemborosan, tetapi terutama diyakini sebagai bekal bagi
si mati untuk masuk ke puya. Dengan pengorbanan yang diberikan
diharapkan bahwa leluhurnya akan datang memberi berkat yang lebih baik/
banyak lagi. Oleh karena itu seseorang tidak segan-segan untuk berkorban
bagi orang yang meninggal. Seluruh biaya dalam upacara ditanggung
bersama oleh seluruh kaum keluarga, handau tolan dan kenalan.
DAFTAR PUSTAKA