Basa sing digunakake ing desa Penglipuran Bali yaiku Bali. Bali iku basa Austronesia saka cabang
Sundik lan luwih spesifik tinimbang anak cabang Bali-Sasak. Basa iki utamané dipituturake ing pulo
Bali, bagéan kulon pulo Lombok, lan sethithik ing tlatah wétan pulo Jawa. Penglipuran wong pribumi
ing Bali yaiku wong pribumi sing ngerti modernisasi. Senadyan status masarakat pribumi, masyarakat
Desa Penglipuran ing Bali ora nutup diri ing modhèrnisasi. Salah sijine yaiku ana macem-macem jenis
barang modern sing biasa digunakake ing saben dinten kayata sepeda motor, mesin cuci, televisi, lan
liya-liyane. Penghidupan ing Desa Penglipuran tradisional Bali sing heterogen, nanging luwih
dominan ing pertanian. Uga akeh wong sing ngupaya kawruh ing sanjabane wilayah supaya ana
wong sing dadi Pegawai Negeri Sipil, malah akeh wong sing kerja ing kapal pesiar.
Desa adat Penglipuran dipimpin dening pimpinan adat utawa biasa disebut Jero Pendesa sing
asmane I Wayan Supat. Desa-desa adat cenderung nutup diri kanggo budaya njaba, nanging ing
babagan pendidikan ing desa tradisional Penglipuran ana akeh bocah-bocah enom sing sinau nganti
tingkat dhuwur. Malah ing ngarep lawang ing Desa Penglipuran ana jenis sekolah kanggo TK utawa
pendidikan awal kanak-kanak. Sing mbuktekake yen ing Desa Penglipuran sistem pangetahuan wis
maju.
http://sinurasinura.blogspot.com/2013/12/desa-adat-penglipuran-bali.html
SISTEM KEPERCAYAAN
A. Bentuk Kepercayaan dalam Ritual Keagamaan di Desa Adat Penglipuran
Pada masa pra Hindu ajaran keyakinan yang ada pada masyarakat Bali
adalah sistem kepercayaan terhadap berbagai bentuk manifestasi alam sebagai
sumber dan dasar untuk melakukan berbagai ritual. Di sini pada desa adat
penglipuran juga memiliki corak kepercayaannya tersendiri sebelum masa Hindu
berjalan. Masyarakat Penglipuran percaya terhadap keberadaan roh nenek moyang
dan percaya bahwa setiap wilayah maupun tumbuhan ada yang memelihara.
Dalam masyarakat penglipuran sesungguhnya meyakini hal hal yang gaib dalam
dunia niskala. Mereka juga percaya terhadap kekuatan-kekuatan alam dimana
seluruh jalanya perputaran kehidupan ditentukan oleh kekuatan yang gaib dan
tidak dapat dipikirkan secara logika rasional. Mereka juga percaya terhadap
keberadaan roh dan mahluk halus lainnya. Masyarakat penglipuran percaya bahwa
setiap tempat dialam ini ada yang mengendalikan dan sebagai penunggu
lingkungan tersebut.
Setelah masuknya zaman pra Hindu maka bentuk-bentuk kepercayaan
tidaklah menghilang namun menyesuaikan terhadap sistem keagamaan dalam hal
ini agama Hindu sebagai yang mempengaruhi lebih dominan. Kepercayan-
kepercayaan lokal masih tetap dipelihara dan terkadang sulit untuk membedakan
antara kepercayaan pra Hindu atau zaman Hindu. Untuk melakukan identifiasi
terhadap prosesi kepercayaan lokal maka dapat dilihat dari mitologi maupun
dalam berbagai bentuk tradisi lokal genius di masing-masing tempat atau
komunitas adat atau desa Adat.
Ajaran kepercayaan yang telah terkolaborasi menjadi satu dengan ajaran
keagamaan pada kepercayaan komunitas adat Penglipuran terimplimentasi lewat
berbagai kegiatan atau aktivitas ritual yang cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menjalankan prosesi ritual itu dapat dilakukan oleh kelompok kerabat ataupun
gambungan dari kerabat yang lebih besar maupun komunitas adat. Pada
pengaruh Hindu tentu saja dapat dilihat dari ritual-ritual yang berpatokan pada
dasar sastra yaitu Weda. Dalam ajaran agama Hindu seluruh jenis upacara pada
umumnya di Bali dan Penglipuran khususnya, digolongkan ke dalam lima
komponen yang terstruktur yakni disebut dengan panca yadnya , dalam arti
harfiahnya panca artinya lima dan yadnya artinya korban suci. Adapun lima
komponen dari panca yadnya yaitu:
a. Manusia yadnya, yaitu meliputi upacara daurhidup dari masa bayi masih
dalam kandungan sampai dewasa.
b. Pitra yadnya, yaitu : merupakan upacara yang ditunjukan kepada roh-roh
leluhur, meliputi upacara kematian sampai pada upacara penyucian roh
leluhur.
c. Dewa yadnya, yaitu upacara yang dilakukan di pura umum seperti Tri
Kahyangan Tiga mapun pura Jagat (pura umum) maupun yang lebih kecil
adalah upacara yang dijalankan di pura keluarga.
d. Resi yadnya, merupakan upacara yang berhubungan dengan pentasbihan
pendeta.
e. Bhuta yadnya, meliputi upacara yang ditunjukan kepad bhuta dan kala,
yaitu roh-roh halus, yang ada dialam dan disekitar manusia sehingga tidak
menggangu kehidupan manusia.
https://studylibid.com/doc/579624/sistem-kepercayaan-masyarakat-penglipuran