SOLOK
Oleh
Nim : 4617005
2019 M/1440 H
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian atau ajal merupakan suatu peristiwa akhir dari kehidupan, ketiadaan
nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
secara permanen, baik karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah
Kematian menurut Al-Qur’an secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad,
tidak seorang pun yang memiliki kewenangan kecuali allah lah yang memiliki
otoritas untuk mengambil ruh dari jasad dengan memerintahkan malaikat israil
untuk mencabutnya. Kematian adalah berpisahnya ruh dengan tubuh untuk waktu
Upacara adat erat kaitanya dengan ritual-ritual keagamaan atau disebut juga
dengan ritus. Menurut Preusz, ritus atau upacara religi akan bersifat kosong dan
tidak bermakna, apabila tingkah laku manusia didalamnya didasarkan pada akal
rasional dan logika, tetapi secara naluri manusia memiliki sesuatu emoi mistikal
yang mendorongnya, dalam keteraturan dari alam, dan kedasyatan alam dalam
mencari hubingan dengan dunia gaib pengusaha alam melalui ritual-ritual, baik
dengan adat istiadat suatu daerah. Proses penyelenggaraan upacara kematian pada
dari kehidupan duniawi maupaun terdapat hal-hal yang bersifat gaib atau
mempertahankan tradisi.
yang leluhur mereka pada saat ini adalah masyarakat di Kenagarian Kampung
Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. Masyarakat yang masih kental
dengan budaya dan tradisi dari turunan para leluhur mereka meski pengaruh
tradisi tersebut. Untuk memperingati dan mendoakan orang yang sudah meninggal
yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian sampai hari ke-3.
Badikia (berzikir) juga bisa disebut denga tahlilan yang berarti mengucapkan
pujian kepada Allah SWT dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilakukan
Solok rangkaian ini biasanya diselenggarakan pada hari ke-3 setelah kematian.
Proses badikia biasanya dilakukan setelah sholat isya, sambil duduk melingkar
kemenyan tentang siapa yang akan menjadi pemimpin doa dalam acara tersebut.
Setelah itu barulah dimulai acara tersebut degan membacakan pujian-pujian secara
Didalam proses badikia terkandung doa- doa yang ditujukan untuk orang yang
meninggal serta keluarga yang diingat. Proses badikia ini dapat berlangsung
hingga tengah malam dan setelah acara ini selesai akan diadakan hidangan dan
orang yang menggilkan dan terhindar dari siska kubur, setelah itu mengaji
kerumah duka dapat memperteguh imam dan keluarga yang ditinggalkan dapat
memohon ampunan atas dosa orang yang meninggal dan terhindar dari siksa
kubur, selain itu mengaji dirumah duka dapat memperteguh iman dan keluarga
musibah kematian.
B. Fokusan Masalah
berinteraksi dengan mereka berusaha memakai bahasa dan tafsiran mereka tentang
dunia sekitarnya.
C. Rumusan Masalah
secara adat yang tertdapat unsur-unsur adat, nilai dan norma leluhur yang
Danau Kembar Kabupaten Solok sebagai bentuk upacara yang dipahai masyarakat
digunakan.
para petinggi seperti Datuak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan lain
STUDI KEPUSTAKAAN
1. Pengertian Tradisi
adalah adat istiadat atau kebiasaan yang diturun temurun yang masih
penilaian bahwa cara-cara yang sudah ada merupakan cara yang terbaik untuk
menyelesaikan persoalan. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya
(sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah. Tradisi
yang dimiliki masyarakat bertujuan agar membuat hidup manusia kaya akan
budaya dan nilai-nilai bersejarah, selain itu tradisi juga akan menciptakan
Aturan dan norma yang ada dimasyarakat tentu dipengaruhi oleh tradisi
yang ada dan berkembang di masyarakat. Tradisi merupakan roh dari sebuah
kebudayaan, tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan
harmonis dan apabila tradisi dihilangkan, maka akan ada harapan bahwa
masyarakat setempat.
a. Parsudi Suparlan (1987), tradisi adalah unsur sosial budaya yang telah
Pengertian tradisi menurut para ahli secara garis besar adalah suatu budaya
dan adat istiadat yang diwariskan dari satu generasi kegenerasi dan
1. Pengertian Badikia
Badikia(Dzikir) juga bisa disebut Tahlil atau tahlilan. Tahlil secara bahasa
berasal dari sighat mashdar dari kata “hallala”, yang bisa berartyi membaca
sebagai istilah bagi perkimpulan orang yang melakukan do’a bersama bagi
orang yang sudah meninggal, dimana bacaan tahlil menjadi inti dari bacaan,
tahlil”
agar orang yang sudah meninggal diterima amalnya oleh Allah, dan
berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan
Al-Hasyr:59:10)
dirinya, juga memintakan ampunan bagi saudara seiman yang sudah terlebih
Solok Basikia merupakan rangkaian dari acara dimana acara ini dilaksanakan
sesudah sholat isya, sambil duduk melingkar dirumah duka. Para Pandikia
sedikit berbasa basi sambil membakar kumayan1 utuk menentukan siapa yang
1
Kumayan (kemenyan) merupakan suatu jenis wangi-wangian yang berasal dari getah kayu yang
harun ba unya keluar ketika dibakar diatas bara
c. Mewakili penyelesaian hak-hak dan kewajiban almarhum atau
tamu-tamu yang telah datang dan turut mendoakan keluarga yang meninggal
dunia.
Dilihat dari sisi sedekah, bahwa dalam bentuk apapun, sedekah merupakan
sesuatu yang sangat dianjurkan. Kaitanyan dengan sedekah untuk mayit, pada
memberatkan.
Kematian
dengan harmonis. Ini yang masih menjadi perdebatan para ulama tentang
Badikia (Dzikir) atau Tahlilan setelah kematian ada beberapa ulama yang
a. Imam Syafi’i
Qur’an kepada mayit, dan jika sampai khatam Al-Qur’an makan akan
lebih baik. Imam Syafi’i tidak memberikan batasan selagi masih tidak
b. Imam Nawawi
doa, tetapi juga disunahkan bagi orang yang ziarah kubur untuk membaca
c. Imam Al-Qurthubi
kering”
tahlilan-dan-dalilnya)
C. Kematian
1. Pengertian Kematian
akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab tidak alami seperti
pembusukkan.
jasad, tidak seorang pun yang memiliki kewenangan kecuali allah lah yang
2. Peringatan Kematian
kematian yang terdiri atas peringatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, dan 100 hari.
Asal mula istilah “tujuh hari” dan “40 hari” tersebut ternyata telah
dicontohkan oleh para sahabat Nabi. Imam Ahmad bin Hambal berkata dalam
Kitab al-Zuhd, sebagaimana dikutip oleh Imam Jalal al-Din al-Suyuthi dalam
“Orangyang meninggal dunia diuji selama tujuh hari didalam kubur mereka,
maka kemudian para kalangan alaf mensunnahkan mensedekahkan makanan
(yang pahalanya) untuk orang yang meninggal dunia selama tujuh hari
itu”(Sholikhin:2010)
Kabupaten Solok.
hadir dan mengikuti pelaksanaan tahlilan jika orang yang menimggal atau
Tradisi slametan semacam ini dahulu masih menggunakan sesajian dan masih
bahan sembako seperti beras, gula, teh, minyak, dan lain-lain. Dilingkungan
desa jaweng itu sendri tradis slametan sekarang diisi dengan ceramah ajaran
dan dzikir.
mayat,
Pasar Rebo Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam
tradisi Slametan terdapat tradisi tahlilan untuk mendoakan orang yang telah
E. Analisis Teori
disfungsi, fungsi laten, fungsi manifes, dan keseimbangan. Menurut teori ini
masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri ats bagian-bagian atau
dan Dauglas:2010).
fungsi untuk masyarakat pendukungnya. Fungsi tahlilan bukan hanya untuk acara
kematian semata, tetapi sebagai usaha menyebarluaskan syiar Islam. Ini berarti
sasaran dari tahlilan bukan hanya ditujuakan kepada roh-roh manusia yang telah
meninggal, akan tetapi ditujuakan kepada mereka yang masih hidup terutama
kepada diri sendiri. Sedangkan untuk yang telah meninggal itu hanya berupa doa-
doa saja. Sehingga acara ini dipandang membawa pahala yang banyak
tetapi menjadi ibadah karena adanya unsur sedekah, membaca ayat suci Al-Qur’an
Secara sosiologis acara Badikia (Dzikir) atau tahlilan memilki fungsi sebagai
bentuk kiriman doa unmtuk orang yang sudah meninggal. Terbukti acara Badikia
Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok dari nenek moyang yang kemudian
turun temurun dan dilestarikan oleh masyarakat hingga saat sekarang. Masyarakat
masih melaksanakan acara Badikia karena memiliki banya fungsi tidak hanya
TRADISI BADIKIA
MEMCACA AYAT
MEMBACA DOA-DOA
AL-QUR’AN
SRUKTURAL
FUNGSIONAL
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan
sistematis, faktual dan akurat menegnai fenomena atau hubungan antar fenomena
B. Latar Penelitian
lokasi ini yaitu karena tradisi tersebut sampai saat sekarang ini masih dilakukan
C. Instrumen Penelitian
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
dalam penelitian ini adalah tokoh adat seperti (niniak mamak, alim ulama,
cadiak pandai).
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face of faceI) maupun dengfan
menggunakan telepon.
a. Wawancara Terstruktur
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
disiapkan.
menggunakan alat bantu seperi tape recorder, gambar, brosur dan material
secara pasti data apa yan akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banya
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara rinci dan teliti. Seperti yang telah dikemungkakan semakin lama
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memeberikan gambaran yang lebih
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Reduksi
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
Dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau belum jelas sehingga
setelah diteliti menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
Ercetin, Sefika Sule dan Benerjee Santo, 2015, Chaos, Complexity and
Bandung:Remaja
Intermasa
Tarsito
Pustaka Pelajar
Narasi
Bandung: Alfabeta
http://www.nu.or.id/post/read/37823/tentang-tahlilan-dan-dalilnya