Anda di halaman 1dari 13

KERAJINAN DAN HANTARAN

PERNIKAHAN (KOTAK HANTARAN)

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Eliana Agustina (20078082)
Juli Aneta Putri (20078040)
Rahmi Juita (20078053)
Sandya Putri Delvita (20078057)

Dosen Pembimbing :
Dra.RAHMIATI,M.Pd, Ph.D

JURUSAN PENDIDIKAN TATA RIAS DAN


KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN
PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas perencanaan Kerajinan dan Hantaran Pernikahan ini
tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kerajinan dan Hantaran Pernikahan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perencanaan Kerajinan dan Hantaran Pernikahan
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Rahmiati, M.Pd, Ph.D selaku dosen
mata kuliah Kerajinan dan Hantaran Pernikahan yang telah memberikan kami tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 24 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam perjalanan hidup, manusia terdapat tingkatan-tingkatan dalam kehidupan


yang harus dijalani. Tingkatan-tingkatan kehidupan manusia berawal dari bayi, masa
kanak-kanak, masa remaja, masa sesudah menikah, masa tua hingga meninggal dunia.
Pada masa peralihan dari satu tingkat ke tingkat yang Blain biasanya dilaksanakan
sebuah upacara untuk merayakan peralihan tersebut tak terkecuali masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki beraneka ragam etnis, budaya dan adat istiadat, diantaranya: etnis
Sunda, etnis Batak, etnis Betawi, etnis Tionghoa dan etnis lainnya, maka tidak heran
apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Setiap etnis memiliki
upacara adat untuk merayakan masa peralihannya, salah satunya adalah masa peralihan
dari tingkat hidup masa remaja ke tingkat hidup berkeluarga yakni melaksanakan
pernikahan. Pernikahan merupakan suatu masa dimana seseorang akan meninggalkan
masa lajangnya dan siap mengarungi bahtera rumah tangga. Hilman Hadikusuma dalam
bukunya Hukum Perkawinan Indonesia (2007) mengatakan bahwa pernikahan adalah
perilaku makhluk ciptaan Tuhan agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Oleh
karena itu pernikahan juga dikatakan sebagai siklus kehidupan manusia, di mana
pernikahan menjadi media untuk keberlangsungan hidup suatu kelompok masyarakat.
Pernikahan adat yang ada di Indonesia sangatlah beragam yaitu: pernikahan adat Jawa,
pernikahan adat Minangkabau, pernikahan adat Betawi, pernikahan adat Melayu,
pernikahan adat Batak, pernikahan adat Sunda dan salah satunya adalah pernikahan adat
Tionghoa. Sebagai contoh masyarakat etnis Tionghoa dan Sunda, sebelum memasuki
gerbang pernikahan ada beberapa prosesi yang dilakukan oleh calon pengantin
dan keluarga diantaranya adalah sung ciu lie dan seserahan.
Seserahan atau hantaran merupakan ciri khas pernikahan Indonesia. Seserahan
bisa diartikan sebagai simbol bahwa calon pengantin pria telah mampu memberikan
nafkah lahir batin pada sang calon pengantin wanita (simbolisasi dari pihak pria sebagai
bentuk tanggung jawab ke pihak keluarga wanita). Ada juga yang mengatakan seserahan
merupakan oleh-oleh keluarga pengantin pria pada keluarga pengantin wanita.Biasanya
hari untuk lamaran berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, tetapi ada juga yang
menentukan berdasarkan perhitungan kalender Jawa, untuk memilihkan sebuah tanggal
yang terbaik untuk lamaran. Namun, seserahan umumnya dibawa saat hari lamaran atau
hari
pernikahan yang bersamaan dengan mahar. Akan tetapi, berdasarkan penelitian awal,
untuk rangkaian adat Sunda yang berada di Komplek Perumahan Bumi Adipura tidak jauh
berbeda dengan prosesi seserahan (sung ciu lie) pada masyarakat Tionghoa Bangka puak
Hakka, hantaran ini biasanya diserahkan pada 3-7 hari sebelum akad nikah atau acara
midodareni (adat Jawa), dan “ngeyeuk seureuh” (adat Sunda).
Umumnya masyarakat berpikir bahwa sung ciu lie dan seserahan masyarakat
Tionghoa Bangka puak Hakka dan Sunda tidak memiliki persamaan, karena dari segi adat
istiadat memiliki cirinya masing-masing. Mulai dari penentuan tanggal hingga
memberikan barang hantaran akan sangat berbeda. Tetapi apakah sung ciu lie dalam
masyarakat Tionghoa Bangka puak Hakka tersebut sangat berbeda dengan seserahan
masyarakat Sunda atau adakah persamaan dalam tradisi tersebut. Faktor-faktor inilah
yang memicu rasa keingintahuan penulis untuk meneliti dan menggali lebih dalam tentang
sung ciu lie dan seserahan dari kedua etnis ini.

B. Tujuan
Adapun tujuan hantaran secara umum yaitu:
1. Hantaran pengantin dibuat sebagai bentuk persembahan dan rasa hormat calon pengantin
laki-laki kepada calon pengantin wanita.
2. Hantaran pengantin dibuat sebagai bentuk ikatan kedua pengantin.
3. Hantaran pengantin dibuat sebagai bentuk adat sopan santun dengan keluarga baru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Hantaran
Hantaran pengantin merupakan hadiah atau persembahan yang diberikan keluarga
calon pengantin laki-laki kepada calon pengantin wanita sebagai bentuk penghormatan. Atau
dapat dikatakan juga bahwa hantaran pengantin merupakan tanda ikatan. Hantaran pengantin
ini umumnya berupa barang-barang kebutuhan wanita dan makanan yang ditempatkan pada
beberapa wadah yang biasanya jumlahnya genap bisa 6,8,10, atau 12 nampan. Barang-
barang hantaran ini di antaranya terdiri dari daun sirih berikut perlengkapannya, perangkat
sholat, aneka bahan pakaian, seperangkat kosmetik, perlengkapan mandi, sepatu, tas,
pakaian dalam, buah- buahan, dan kue. Hantaran dalam adat Jawa biasanya terdiri dari kue
tradisional seperti senampan kue jadah dan pisang emas. Ada juga hantaran berupa kue
basah yang dijual sepaket dalam kemasan nampan yang ditawarkan toko kue. Dengan
kemauan keras, ketekunan, dan sedikit pengorbanan materi, keterampilan membuat paket
hantaran pengantin dapat diikuti dan dikuasai dengan mudah. Bahkan dengan Bentuk kreasi
maupun isi hantaran pengantin di setiap daerah relatif berbeda-beda. Perbedaan ini
dipengaruhi faktor adat istiadat dan budaya dari kedua mempelai yang menikah. Meskipun
demikian, hantaran pengantin tidak mutlak harus ada. Pasalnya, hal ini sangat tergantung
dari kemampuan mempelai pria untuk membeli aneka barang hantaran tersebut. Adapun tata
cara atau urutan yang harus diperhatikan dalam pemberian hantaran pengantin. Hantaran
yang diberikan pertama kali adalah daun sirih yang dibentuk sedemikian rupa berikut
perlengkapannya. Beberapa suku tertua di Indonesia percaya, hantaran daun sirih dapat
memberi sugesti pada gadis-gadis yang belum menikah. Sebagai salah satu bentuk
keterampilan tangan, pembuatan paket hantaran pengantin bisa jadi tidak menarik untuk
ditekuni. Alasannya bisa bermacam-macam; terlalu rumit, memerlukan ketelatenan ekstra
tinggi, dan biaya kursus yang mahal. Sejatinya tidak demikian. Bekal keterampilan ini, kita
dapat menangkap peluang bisnis di balik meriahnya sebuah perhelatan pernikahan. Usaha ini
bisa dilakukan atau dimulai oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah atau
membantu penghasilan suami tanpa meninggalkan kewajibannya.
B. Desain Kotak Hantaran
1. Wadah Singgang Ayam
Untuk alas singgang ayam terbuat dari stainlees dan dilapisi dengan daun pisang. Untuk
hiasannya diberi daun selada, tomat dan mentimun yang disusun disamping singgang ayam dan
ditutupi dengan plastik wrapping agar makanan tetap terjaga dan dalam kondisi yang baik.
Ayam Singgang merupakan salah satu makanan khas Sumatera Barat yang terbuat dari
ayam kampung jantan yang besar. Ayam singgang biasanya dihidangkan dalam upacara
adat. Terdapat sebuah tradisi dalam memakan ayam singgang, dimana ayam belum boleh
dimakan apabila para tetua adat seperti panungkek (wakil kelompok adat), tuanku (tokoh
agama), atau penghulu (pemimpin adat) belum memotong dan mengambil potongan
daging ayam. Masakan ayam ini dianggap istimewa karena pemasakannya lebih sulit
dibanding memasak rendang.

2. Wadah Kue Pengantin


Untuk alas kue berupa piring yang dilapisi dengan baking paper. Kemudian pada tutup kue
terbuat dari kertas mika yang menyerupai balok. Untuk kue diletakkan diatas piring cantik,
kemudian di samping piring dihiasi dengan bunga plastik. Untuk ukuran kotak kue berukuran
40cm x 40cm. Pada alas kotak hantaran terbuat dari kardus yang dilapisi dengan kain satin yang
berwarna merah maroon. Kue hias merupakan kue bolu yang dihias agar tampilan kue
terlihat cantik dan menarik. Kue hias memiliki makna bahwa masyarakat Minangkabau
menjalani kehidupan dengan ajaran agama dan adat istiadat.
3. Wadah Wajik, Ketan dan Kelamai
Untuk alas wajik terbuat dari talam yang kecil dan dilapisi dengan daun pisang. Untuk isinya
terdiri dari ketan yang dibuat berbentuk bulat kemudian pada atasnya terdapat wajik yang dibuat
seperti bunga dan kelamai dibuat berbentuk daun serta pada samping bawah dihias dengan
panyiram. Untuk ukuran wadahnya panjang 25cm, lebar 20cm dan tinggi 15cm
1. Wajik adalah bahan dasarnya terbuat dari ketan, saka dan santan. Wajik berwarna hitam.
Bahan yang Membuat Wajik
a. 1 kg beras ketan
b. 300 gram gula merah (sisir halus)
c. 2 sdm gula pasir
d. liter santan kelapa
e. 1 liter udara mendidih
f. 2 lembar daun pandan (kira-kira 30 cm, kemudian ikat simpul)
g. 1 sdt garam halus
Cara pengolahan :
Beras pulut dikukus dan masak seperti membuat ketan, sisihkan. Saka dan santan
masak sampai kental lalu masukkan ketan kedalam adonan saka yang sudah kental
masak sampai matang. warnanya hitam.
2. Ketan
Ketan merupakan beras pulut yang biasanya kalau dimasak menjadi lengket. kstur
ketan yang lengket bermakna kedekatan. Diharapkan saat berkumpul kedekatan
semakin terjaga. Rasa manis pada ketan artinya diharapkan dari pertemuan tersebut
dihasilkan sesuatu yang indah. Pembicaraan selama berkumpul diharapkan
menghasilkan sesuatu yang menyenangkan.
3. Kalamai atau Galamai
Kalamai ini adalah campuran tepung ketan dengan beras biasa, santan kelapa, gula
pasir untuk pulut ketan hitam atau gula saka(gula tebu) untuk pulut ketan biasa.
Kalamai juga dibuat untuk hari hari tertentu. Misalnya acara pesta perkawinan,
adalah merupakan makanan yang termasuk dalam adat. Diletakkan bersamaan
dengan wajik. Proses pembuatan kalamai adalah semua bahan dicampur di masak
dalam kuali besar(kancah) sambil diaduk terus supaya tidak lengket. Pengadukan
kalamai dilakukan oleh bapak bapak karena membutuhkan tenaga yang kuat. Apabila
sudah banyak minyak nya keluar dan tidak lengket lagi di tangan menandakan
kalamai sudah masak.
4. Pinyaram
Pinyaram merupakan sebuah kue tradisional daerah Minangkabau. Kue Pinyaram
terbuat dari tepung beras putih.Pinyaram berbentuk pipih nan buliah dilayangkan,
artinya kelak kepala keluarga dapat memimpin dan bijaksana didalam keluarganya.
Pinyaram melambangkan urang gadang dalam nagari. Susunan pinyaram tersebut
merupakan lambang pemerintahan dalam nagari sesuai dengan tingkatannya dalam
adat yang akrab dengan sebutan ninik mamak.
4. Wadah Buah Pisang
Pilih buah pisang dalam kondisi segar dan berkualitas serta ketahanan buah dalam suhu
ruang agar tidak terjadi kebusukan buah. Setelah itu tata buah secara rapi di atas wadah.
Untuk alas pisang terbuat dari rotan yang dianyam. Untuk buah pisang dilapisi dengan
kertas mar-mar warna emas pada setiap buahnya.

Maknanya : suami istri nanti dapat menjadi raja dan ratu di rumah tangga serta mampu
memimpin sekaligus menjadi teladan bagi anak cucu.
C. Alat dan Bahan Kotak Hantaran
1. Alat
No. Alat Jumlah Fungsi
1. Penggaris 1 Untuk mengukur mika.

2. Pensil/Pulpen 1 Untuk memberikan tanda pada mika atau


1. kertas karton. Ba
han

3. Gunting 1 Untuk memotong karton

4. Carter 1 Untuk memotong mika

5. Lem 1 Untuk merekatkan

6. Tape 1 Utuk menyambungkan bagian karton

7 Lem Tembak 1 Untuk merekatkan kotak hantaran

8 Jarum Pentul secukup Untuk memperkuat kertas mika agar tidak


nya mudah lepas dari kotak hantaran

9 Piring 2 Sebagai wadah kue dan wajik


No. Bahan Jumlah Fungsi
1. Mika 1 Sebagai penutup hantaran

2. Kertas Karton 1 Untuk dijadikan tatakan hantaran

3 Bunga 3 Untuk mempercatik dan memperindah


hiasan pada hantaran

4 Pita Secukup Untuk menghias bagian pinggir kotak


nya hantaran

5 Kain Satin 1 Untuk menutup kardus pada alas kotak


hantaran

6 Baking Paper 1 Sebagai alas kue


7 Daun Pisang 1 Sebagai alas singgang ayam

D. Cara Pembuatan Kotak Hantaran

a. Perisiapan Operator

i. Mensanitasikan tangan

ii. Memakai masker mulut

iii. Memakai baju kerja

iv. Menggunakan make up natural dan mempunyai kesan segar

b. Persiapan Area Kerja

i. Ruangan dalam keadaan bersih dan rapi

ii. Memeprsiapkan area kerja

iii. Meyusun alat dan bahan

c. Proses Kerja

a. Ukur Panjang dan Lebar kotak seserahan yang akan dibuat tutup mikanya, Kurangi
1-2cm dari masing-masing ukuran panjang dan lebar kotak tersebut. Pengurangan 1-
2cm ini supaya kotak mika yg sudah jadi nanti pas dan tidak melengkung saat
dipasang ke kotak seserahannya. Tinggi Box Mika bisa disesuaikan sama kebutuhan
dan isi kotak hantaran. Kami mengambil ukuran kotak hantaran dengan panjang
40cm lebar 30cm dan tinggi tutup hantaran 30cm serta tinggi alas kotak hantaran
5cm.

b. Tambahkan 1-1.5cm di sisi-sisi bagian panjang kotak. Tambahan 1-1.5cm ini untuk
lipatan tempat menempel masing-masing sisi, kami buat di sisi bagian panjang
supaya nanti lipatan ini tidak terlalu kelihatan jika dilihat dari depan. Jadi terlihat
rapi dan tanpa sambungan.

c. Buat pola diatas kertas karton sesuai dengan ukuran yang tadi sudah dibuat. Lalu
gunting pola sampai ditahap ini bisa langsung membuat kotak untuk memastikan
ukuran yang dibuat sudah tepat sebelum pola ini dibuat diatas mika yg
sesungguhnya. jika ukuran kotak sudah pas sekarang lanjut ketahapan berikutnya.

d. Rentangkan Mika, taruh pola diatasnya dan mulai mencetak pola diatas Mika
menggunakan carter. Dengan bantuan penggaris, tahan penggaris yg kuat dengan
tangan kiri dan garis mika menggunakan carter dan tekan supaya mudah saat
mika akan ditarik.

e. Tarik mika yang sudah dibuat pola tadi secara perlahan supaya mika tidak
patah.

f. Buat garis tipis dilipatan yg tadi dibuat. Dibuat tipis saja hanya untuk tanda batas
lipatan dan supaya tidak patah. Kemudian tekuk.

g. Beri lem dibagian lipatan dan tempelkan ke sisi lebar tutup mika, rekatkan dengan
jarum supaya kertas mika tidak mudah lepas dari alas kotak hantaran. Pada pinggir-
pinggir kotak hantaran dipasangkan pita untuk menutupi bekas lem dan juga untuk
memperindah kotak hantaran.

h. Selanjutnya hias dalam kotak hantaran dengan bunga palsu.

i. Lalu isi kotak hantaran dengan kue

Anda mungkin juga menyukai