XX, 20XX
https://mudarrisa.iainsalatiga.ac.id/index.php/
mudarrisa
Maulina Isnaeni
UIN Salatiga, Indonesia
Email: maulinaisnaeni0@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Abstract
Kekesenianan Gedruk merupakan bagian warisan kekesenianan yang
berkembang di kalangan masyarakat saat ini khususnya di lereng Andong
Magelang. Anggapan dari berbagai warga masyarakat bahwa kesenian
Gedruk mempunyai daya tarik sendiri untuk dinikmati, terlepas dari itu
kekesenianan ini sangat berpengaruh terhadap pola asuh pendidikan
11Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
sosial anak, hal itu dikarenakan banyaknya peminat untuk ikut menjadi
bagian grup kesenian Gedruk jadi selain penampil dewasa, pemain
banyak dari kalangan anak-anak.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui Nilai-nilai
Kekesenianan Gedruk dalam Interaksi Sosial Anak di lereng Andong
kabupaten Magelang tahun 2022.
Penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif, yaitu
mengandalkan manusia sebagai alat pengumpulan data utama yang
nantinya akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau data
lisan dari jawaban orang-orang melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu para pelatih
kekesenianan tari Gedruk yang melatih para anggota grup kekesenianan
tersebut.
INTRODUCTION
Manusia merupakan makhluk sosial yang mana tidak dapat bertahan
tanpa manusia lain (Novasari & Suwanda, 2016). Maka perilaku manusia
dalam bersosial salah satu faktor penting yang perlu diberikan sedari
kecil, karena pada masa kecil adalah waktu yang tepat untuk membentuk
dasar perilaku manusia (Rohayati, 2018). Anak yang sudah berperilaku
cukup baik biasanya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua (Wuryaningsih
& Prasetyo, 2022). Manusia saling membutuhkan dan saling berinteraksi,
yang mana membutuhkan suatu sikap yang baik dalam bersosialisasi.
22Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
33Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
44Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
METHODS
Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Salah satu jenis penelitian yang dilakukan tidak menggunakan prosedur
statistic atau kuantifikasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
mendalam suatu data yang dideskripsikan dengan menganalisis dan
memberikan kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiyono, 2015; Syahrum
& Salim, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di lereng Gunung Andong
Desa Girirejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
Tengah Kode Pos 56194. Waktu penelitian ini pada bulan November
sampai dengan Desember 2022. Subjek pada penelitian ini adalah anak-
anak berusia 7 sampai 15 tahun di daerah lereng Gunung Andong yang
mengikuti komunitas kesenian Gedruk dengan sasaran mengetahui
hubungan sosial anak di masyarakat. Sumber data didapatkan melalui
observasi dan juga merupakan sumber data primer yang berisi gambaran
mengenai kesenian Gedruk oleh anak-anak di lereng Gunung Andong.
Kemudian sumber data sekunder didapat dari wawancara yang dapat
mendukung data primer dalam menyatakan hubungan sosial anak.
Sumber data primer dan data sekunder kemudian dianalisis dan
disimpulkan secara umum.
55Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
66Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
77Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
88Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Discussion
Nilai-nilai yang terdapat pada kesenian tari Gedruk dapat membantu
interaksi anak dalam bersosial dengan masyarakat sekitar, yaitu:
1. Saling menghormati, melalui unsur gerakan pada kesenian tari
Gedruk terdapat gerakan sembahan yang mana diajarkan untuk
menghormati satu sama lain.
2. Kerjasama, dalam menyelaraskan gerak tarian membutuhkan
kerjasama tim untuk mencapai kekompakan dalam gerakan tarian.
3. Kebersamaan, contoh sikap yang menunjukkan rasa kebersamaan
para pemain yaitu ketika mereka dapat melakukan hal secara
bersamaan contohnya setelah selesai pementasan mereka akan
berkumpul dan makan bersama.
99Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
1010Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Hal ini terlihat beberapa anak saling berbagi pada temanya ada
yang memberikan bekal snacknya ataupun memberikan minum.
Ketika ada anak yang terjatuh saat latihan ada juga yang sigap
memberikan pertolongan.
2. Kesetiakawanan, suatu kemauan untuk mampu bersatu dalam
sikap solidaritas sosial, kesamaan nasib, dan saling peduli dan
berbagi yang dilandasi kerelaan, kesetiaan, toleransi, dan tidak
ada pemaksaan dalam membangun persaudaraan. Hal ini
ditunjukkan dengan contoh sikap dari anak-anak yang mana
mereka mau bersatu untuk menyamakan satu tujuan yaitu
keberhasilan suatu penampilan, mereka rela latihan berkali-kali
secara bersama bahkan sampai malam.
3. Kekeluargaan, dalam suatu komunitas sikap kekeluargaan
merupakan suatu keadaan dimana setiap anggotanya akan selalu
merasakan kebersamaan dalam setiap kegiatan, para pemain
gedruk selalu menanamkan sikap tersebut mereka tidak akan
membatasi siapapun yang mau bergabung tanpa membeda-
bedakan dari mana mereka berasal kebanyakan para pemain juga
berasal dari dusun lain jadi tidak hanya di dusun kesenian
tersebut.
4. Kekompakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan
secara kelompok tanpa adanya kekompakan dan kerjasama suatu
tujuann tersebut tidak akan tercapai.
5. Toleransi, dengan keberagaman latar belakang dalam komunitas,
terdapat perbedaan misal ekonomi, gender, ras, suku, budaya, dan
1111Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
CONCLUSION
Conclusions is not a repetition of the findings and the discussions that
have been presented in the previous sections but instead lays out
implications of the results, weaknesses of the study, contributions of the
current research, and recommendations for future research. Currently, the
manual is structured to be used by prospective authors of the article in
this journal as a reference (implications). This guideline may not yet be
complete as expected by many parties (weakness). However, this would
hopefully be initial guidance sufficient at a time; meanwhile, many other
journal managers even do/have not to publish(ed) similar guidelines
(current contribution). Future guidelines drafting is expected to
complement this guide’s shortcomings and adjust with internationally
standardised article writing guidelines.
1212Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
ACKNOWLEDGMENT
This is a short text to acknowledge the contributions of specific
colleagues, institutions, or agencies that aided the efforts of the authors.
REFERENCES
Scientific Journal Articles
Iryanto, N. D. (2022). Nilai-Nilai Moral dan Sosial pada Pertunjukkan
Seni Budaya Kesenian Barongan Sebagai Sumber Belajar Literasi
Budaya Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(2), 2931–2942.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2488
Novasari, T., & Suwanda, I. made. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua terhadap Perilaku Sosial (Studi pada Siswa Kelas X SMKN 5
Surabaya). Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 03(04), 1991–
2005.
1313Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
1414Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
LAMPIRAN
INSTRUMEN WAWANCARA
“Nilai-nilai Pendidikan Sosial Anak pada Kesenian Tari Gedruk di
Lereng Andong Magelang”
Tri Alfi Nur Fikri 12020220011; Maulina Isnaeni 12020220018
A. Tujuan Wawancara
1515Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
1616Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
E. Daftar pertanyaan
1. Bagaimana bentuk penyajian tari Gedruk?
2. Apa unsur yang terkandung pada tari Gedruk?
3. Musik atau iringan apa yang digunakan untuk mengiri tari
Gedruk?
4. Bagaimana bentuk penyajian riasan dan busana pada penari
Gedruk?
5. Dimana biasanya pagelaran kesenian tari Gedruk
dipentaskan?
6. Nilai-nilai sosial apa saja yang terkandung di dalam tari
Gedruk?
7. Komunitas kesenian gedruk tentunya ada solidatiras yang
mendalam, solidaritas apasaja yang tertanam dalam individu
untuk diamalkan dalam bermasyarakat?
1717Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
HASIL WAWANCARA
1818Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
1919Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2020Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2121Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2222Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2323Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2424Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
A. Profil Responden
1. Singgih Prasetyo adalah pelatih dari komunitas kesenian
Kompak Kreasi Budaya, yang lahir pada tanggal 5 Februari
1890 di Desa Kragilan Kecamatan Pakis, Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah. Pada awalnya bapak Singgih
belajar seni secara otodidak, namun ketika di bangku SMP
singgih dn teman-temanya belajar menari dengan guru tari
yang berasal dari Yogyakarta. Setelah beliau lulus sering
mengajak teman-temanya berlatih menari.
2. Slamet Priyanto merupakan pendiri sekaligus sesepuh
kesenian RRS Rahayu Rukun Santoso yang berada di Dusun
Kupen Desa Baleagung Jawa Tengah, beliau memulai
kesenian ini sejak tahun 2005 yang mulanya membuat grub
tari soreng kemudian berkembang sampai sekarang ada
Gedruk.
3. Suratno beliau juga seorang pelatih yang berasal dari Desa
Semimpen, Kecamatan Pakis kabupaten Magelang kesenian
ini bernama Bintang Muda, yang didrikan oleh bapak Yatno
pada tahun 2017 walaupun tari Gedruk belum menjadi tari
yang banyak diminati pada paguyuban ini namun tetap
berjalan.
2525Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2626Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2727Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2828Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2929Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
2. Unsur Iringan
Instrumen yang digunakan untuk mengiringi gerakan seni tari
Gedruk menggunakan alat-alat tradisional berupa seperangkat
gamelan Jawa dan alat-alat musik modern. Seperangkat alat
tradisional yang digunakan untuk mengiringi kesenian tari
Gedruk ada kendang, bonang, gong kempul, kethuk, slenthem,
demung, saron, gambang, gender, drum, dan gitar.
3. Tata Rias & Busana
Rias dalam kesenian tari Gedruk untuk menggambarkan seorang
tokoh buto yang sedang marah, untuk mendukung riasan dalam
kesenian Gedruk ini penari juga menggunakan topeng yang
menyeramkan. Selain riasan, busana juga sangat berpengaruh
dalam mendukung pementasan tari Gedruk ini. Busana yang
digunakan dalam tari Gedruk merupakan pakaian yang memiliki
warna mencolok seperti warna merah, kuning, hijau dan biru.
Selain pakaian ada juga untaian kain yang disebut sampur
kemudian ada hiasan uncal, dan juga rambut yang berada di
topeng buto.
4. Tempat Pementasan
Tempat yang digunakan untuk sebuah pertunjukan. Tempat
pertunjukan ini ada bagian area panggung dan proscenium. Area
panggung ini digunakan untuk tempat pertunjukkan dan
proscenium digunakan untuk persiapan rias para penari. Karena
dalam kesenian tari ini gerakan yang ditampilkan membutuhkan
tempat yang luas juga yang biasanya terdiri dari sepuluh penari,
3030Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
3131Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
3232Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
3333Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX
3434Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol. XX, No. XX, 20XX