Anda di halaman 1dari 5

1.

Tari Sekapur Sirih

Tari sekapur sirih adalah salah satu tarian selamat datang yang berasal dari Belitung. Dalam tarian ini,
penari membawa sebuah wadah yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada para tamu
penting yang datang di satu acara perhelatan besar yang sedang digelar masyarakat Belitung.
Tari sekapur sirih biasa ditarikan 10 sampai 12 penari. Diantara para penari ini biasanya terdapat dua
penari laki-laki yang berposisi di belakang. Tari sekapur sirih menjadi tarian yang ditampilkan dalam
perhelatan besar di Belitung. Sebagai tarian selamat datang, biasanya tari sekapur sirih ini
mendapatkan perhatian dan sambutan meriah dari para tamu undangan yang hadir.
A. Kostum Yang Dikenakan
Tarian khas Jambi ini juga menggunakan kostum budaya khas. Berupa baju kurung khas Jambi dan
kain songket yang juga dengan corak khas asli Jambi. Dengan kostum ini akan menghasilkan
kecantikan alami, keanggunan tradisional yang tidak akan pernah terkesan ketinggalan zaman.
Menggunakan selendang untuk aksesoris menari, hiasan-hiasan kepala, sanggul lipat pandan dan
aksesoris tambahan berupa gelang, kalung dan bunga melati.
B. Aksesoris Pendukung Yang Digunakan
Pertunjukan Tari Sekapur Sirih menggunakan peralatan penunjang, yang semakin menambah
istimewa pertunjukkan Tari Sekapur Sirih, aksesoris yang digunakan adalah sebagai berikut
1) Cerano
Aksesoris Cerano adalah aksesoris pokok dalam pertunjukan tarian sekapur sirih. Ini adalah
point of view. Cerano menjadi pokok dalam pertunjukan tari tradisional ini. Perwujudan
cerano adalah kotak tempat kapur sirih diletakkan. Tumpukan kapur sirih dalam kotak ini yang
pada akhir pertunjukan akan dipersilakan kepada seluruh tamu.
2) Payung
Para penari laki-laki berjalan perlahan sesuai langkah penari perempuan menuju panggung
utama dengan salah satu tangan membawa payung terbuka untuk melindungi kepala penari
perempuan.
3) Keris
Keris akan digunakan para penari laki-aki, keris adalah bagian dari kostum penari laki-laki.
Akan terbayang bagaimana gagah nya mereka dalam mengiringi penari perempuan di awal
dan di akhir pertunjukan.
2. Tari Pendet

Diantara beberapa tarian sejenis dari daerah Bali, Tari tradisional ini merupakan tarian yang paling
tua. Tarian ini diperkirakan lahir pada tahun 1950 silam. Awalnya, Tari pendet merupakan tari
sembahan yang hanya diperagakan di kuil-kuil umat Hindu sebagai ucapan selamat datang atas
turunnya ke Bumi. Namun setelah dilakukan pengembangan, tarian ini berubah menjadi tari
pertunjukan atau tarian ucapan selamat datang.
A. Kostum Yang Dikenakan
Selain gerakannya yang khas, hal yang tidak kalah menarik dari tari Pendet adalah busana dan tata
rias penarinya. Pakaian adat Bali menjadi kostum para penari. Pakaian adat bali terdiri daro tapih
hijau yang bermotif crapcap, kemben berwarna merah dengan motif emas, angkin kuning yang
bermotif tumpeng, serta dilengkapi sebuah selendang merah polos yang dililitkan di pinggang.
Riasan yang dikenakan para penari cukup banyak, yaitu anting (Subeng), rambut yang di sasak
dengan hiasan pusung gonjer, dan hiasan bunga yang terdiri dari bunga kamboja di atas telinga
kanan, bunga mawar di tengah kepala, bunga semanggi di telinga kiri, serta bunga sandat yang
diletakkan di belakang bunga mawar dan bunga kamboja.
B. Aksesoris Pendukung Yang Digunakan
Properti pada Tari Pendet adalah Bokor. Secara sederhana, bokor adalah pinggan besar yang
cekung dan bertepi lebar. Umumnya, properti ini terbuat dari logam. Para penari Pendet akan
menari sambil membawa bokor. Properti ini diletakkan di tangan kanan penari, yang sebelumnya
telah dihias dengan janur. Bokor tersebut akan diisi dengan bermacam-macam bunga yang
digunakan untuk menyambut tamu.
3. Tari Kuda Lumping

Kuda Lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok prajurit
penunggang kuda. Kuda yang di gunakan dalam tarian ini bukanlah kuda sungguhan, namun kuda yang
terbuat dari bambu yang di anyam dan dibentuk dan dihias menyerupai kuda. Tarian ini sangat populer
di masyarakat Jawa, khususnya Jawa tengah dan sekitarnya.

Selain Kuda Lumping, tarian ini juga sering di sebut “Jaran kepang” karena bentuk dari kuda yang di
hiasi dengan rambut tiruan terbuat dari tali plastic dan di hias dengan cara di kepang. Selain
menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magis karena setiap pertunjukannya ada
beberapa penari yang kesurupan dan beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. Selain itu ada
beberapa atraksi berbahaya yang di pertontonkan seperti memakan beling, menyayat diri, berjalan di
atas pecahan kaca dan beberapa atraksi berbahaya lainnya. Tarian ini merupakan pengembangan dari
kesenian “Jatilan”. Walaupun masih terdapat beberapa unsur seperti kesurupan dan atraksi
berbahaya, namun pada Kuda Lumping ini lebih mengutamakan gerakan tari yang menggambarkan
jiwa kepahlawanan para prajurit berkuda dalam peperangan

Aksesoris Pendukung Yang Digunakan


Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari
anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang
di gelung atau di kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak
satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Tari Piring

Seni Budaya Minangkabau Sumatera Barat sangat banyak ragamnya yan paling terkenal adalah rumah
gadang , masakan makanannya yang mempunyai cita rasa yang nikmat dan Seni budaya Tari Piring.
Tari Piring Minangkabau disebut dengan Tari Piriang yaitu salah satu seni tari tradisional di
Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat.
Tarian Piring ini dimainkan dengan memakai piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut lalu
diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring
merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau.
A. Kostum Yang Dikenakan
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil
yang terdiri dari tiga hingga tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang
begitu lincah menciptakan pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang dipakai para
penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
 Pakaian Pria
a. Busana rang Mudo, berupa baju berlengan lebar yang dihiasi dengan renda emas.
b. Saran galembong, celana berukuran besar di bab tengahnya khusus untuk tari piring.
c. Sisamping, kain songket yang dililitkan di pinggang hingga lutut.
d. Cawek pinggang, ikat pinggang yang terbuat dari kain songket.
e. Deta atau destar, yaitu epilog kepala berbentuk segitiga yang dibentuk dari kain songket
khas laki-laki Minangkabau
 Pakaian wanita
a. Baju kurung yang terbuat dari kain beludru dan kain satin.
b. Kain songket.
c. Selandang songket yang dipasang di tubuh bab kiri.
d. Tikuluak tanduak balapak yaitu epilog kepala khas perempuan Minangkabau yang
terbuat dari materi songket dengan bentuk mirip tanduk kerbau.
e. Aksesoris lain berupa anting, kalung gadang, dan kalung rambai.
5. Tari Pendet

Diantara beberapa tarian sejenis dari daerah Bali, Tari tradisional ini merupakan tarian yang paling
tua. Tarian ini diperkirakan lahir pada tahun 1950 silam. Awalnya, Tari pendet merupakan tari
sembahan yang hanya diperagakan di kuil-kuil umat Hindu sebagai ucapan selamat datang atas
turunnya ke Bumi. Namun setelah dilakukan pengembangan, tarian ini berubah menjadi tari
pertunjukan atau tarian ucapan selamat datang.
C. Kostum Yang Dikenakan
Selain gerakannya yang khas, hal yang tidak kalah menarik dari tari Pendet adalah busana dan tata
rias penarinya. Pakaian adat Bali menjadi kostum para penari. Pakaian adat bali terdiri daro tapih
hijau yang bermotif crapcap, kemben berwarna merah dengan motif emas, angkin kuning yang
bermotif tumpeng, serta dilengkapi sebuah selendang merah polos yang dililitkan di pinggang.
Riasan yang dikenakan para penari cukup banyak, yaitu anting (Subeng), rambut yang di sasak
dengan hiasan pusung gonjer, dan hiasan bunga yang terdiri dari bunga kamboja di atas telinga
kanan, bunga mawar di tengah kepala, bunga semanggi di telinga kiri, serta bunga sandat yang
diletakkan di belakang bunga mawar dan bunga kamboja.
D. Aksesoris Pendukung Yang Digunakan
Properti pada Tari Pendet adalah Bokor. Secara sederhana, bokor adalah pinggan besar yang
cekung dan bertepi lebar. Umumnya, properti ini terbuat dari logam. Para penari Pendet akan
menari sambil membawa bokor. Properti ini diletakkan di tangan kanan penari, yang sebelumnya
telah dihias dengan janur. Bokor tersebut akan diisi dengan bermacam-macam bunga yang
digunakan untuk menyambut tamu.

Anda mungkin juga menyukai