Anda di halaman 1dari 8

TARI REMO

PENGERTIAN TARI REMO

Gambar 1. Tari Remo


Tari Remo adalah tari putra yang berkaitan dengan pertunjukkan ludruk,
yaitu berfungsi sebagai tari pembukaan. Perkembangan tari Remo memiliki
struktur yang relatif permanen sekitar tahun 1950 an, yang didasarkan pada
struktur pola kendang pada gending Jula juli atau Surabayan. Remo berasal
dari kata remo yang berasal dari bahasa Jawa Remong yang artinya: Sampur
karena

tarian

tersebut sangat dominan menggunakan (mempermainkan)

sampur.

Asal Usul Tari Remo


Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya
merupakan
Namun, pada

tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk.


perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah

sebagai sambutan

atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara

kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya


menceritakan tentang

perjuangan seorang pangeran dalam medan perang.

Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan
SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau
Tari Remo gaya perempuan.
Gambar 2. Tari Remo oleh penari laki -

Fungsi Tari Remo


Tari Remo murni mempunyai fungsi sebagai tari pembukaan acara,
hiburan, dan sebagai pertunjukan yang memang untuk dipertontonkan. Tari
Remo berkembang dengan perkembangn Besud dan ludruk.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Gambar 3. Fungsi Tari Remo sebagai pembukaan acara

Tata Gerak Tari Remo


Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang
rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang
dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau
menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan
selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah,
dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.

Gambar 4. Tata Gerak Tari Remo

Pengiring

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri
atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem
siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang
sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan.
Namun, dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan
atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya
menghidupkan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.

Gambar 5. Musik Pengiring Tari Remo

Tata Busana Tari Remo


Busana dari penari Remo ada berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya
Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat pula
busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan. Penarinya
menggunakan jenis kostum yaitu sawonggaling atau gaya surabaya yang terdiri
dari bagian atas hitam yang menghadirkan pakaian abad 18, celana bludru
hitam dengan hiasan emas dan batik, dipinggang ada sebuah sabuk dan keris,
dipaha kanan ada selendang menggantung sampai kemata kaki. Penari
perempuan memakai simpul (sanggul) di rambutnya.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Keunikan Tata Busana


Busana dari penari Remo ada berbagai macam gaya, diantaranya:
Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat
pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan.

Gambar 6. Busana Tari Remo Putri


Busana gaya Surabayan
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam
dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis
yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai
hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di
belakang. Penari

memakai

dua selendang,

yang

mana

satu

dipakai

di

pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan


penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula
gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Gambar 7. Beda Busana Gaya Surabayan dan Sawunggaling


Busana Gaya Sawunggaling
Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan,
tetapi yang membedakan yakni

penggunaan kaus

putih berlengan panjang

sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.


Busana Gaya Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya
Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang
hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Gambar 8. Beda busana gaya Malangan dan Jombangan


Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling,
tetapi

perbedaannya

adalah

penari

tidak

menggunakan

kaus

tetapi

menggunakan rompi.
Busana Remo Putri
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli.
Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada,
memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya
menggunakan satu selendang saja yang disemat dibahu.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Gambar 9. Busana Tari Remo putri


Tata Rias Bentuk Sawunggalingan.
Tokoh

Sawunggaling

digambarkan

relatif

masih

muda

sehingga

penampakan wajah kelihatan cerah dan bersih. Alis mblarak yaitu kecil dan
tegas, mata tajam, dan masih bersinar-sinar. Untuk mendapatkan kesannya,
shadow warna coklat muda dioleskan di sudut mata sebagai bayangan. Garis
mata menggunakan eye liner untuk menampakkan garis keeil yang tipis. Godeg
kecil sejajar dengan mata telinga, wara hitam. Pemerah pipi merah muda
dioleskan

tipis di pipi bagian atas tidak terlalu melebar. Kumis coretan kecil

(femet) dan bibir menggunakan lipstick wama merah muda.

SD TAMIRIYAH|M.CHIDIR/4A| Klipping Tari Remo

Anda mungkin juga menyukai