mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah kepada pemeliharaan
struktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Selama ini pendekatan yang di ajarkan oleh GV
Black digunakan sebagai standar perawatan namun diakui besifat merusak karena tidak
memelihara struktur gigi dimana ketika restorasi yang besar diberikan suatu beban berat
maka gigi akan lebih lemah. Pada enamel dapat terjadi remineralisasi melalui penggunaan
flourida selama permukaan enamel halus dan tidak terakumulasi oleh plak. Sedangkan pada
demineralisasi dentin masih terdapat beberapa mineral yang melekat pada matriks kolagen
dan cukup untuk mengisolasi lesi dari aktivitas bakteri dengan menggunakan bahan restoratif
bioaktif sehingga akan terjadi remineralisasi. Ini berarti bahwa prinsip GV black extention
for prevention sudah tidak dipakai lagi dimana struktur gigi harus dipertahankan sebanyak
mungkin. Hal ini tidak menyarankan bahwa teknik minimal intervensi lebih mudah namun
jauh lebih konservatif bagi struktur gigi sehingga tidak perlu dilakukan pembuangan sturktur
gigi yang banyak untuk preparasi kavitas yang cukup besar yang didasarkan pada teori
1
extention for prevention.
intervensi merupakan metode tata cara perawatan gigi yang berusaha untuk mengontrol
perkembangan lesi karies. Pada dasarnya terdiri dari penyingkiran jaringan karies dan
pengisian kavitas dengan bahan adhesif yang tepat berkaitan dengan prinsip preventif dan
adhesinya dan sifat melepas fluoride sama baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya
Dengan adanya prinsip minimal intervensi maka berkembang klasifikasi karies yang
baru yang dapat membantu penatalaksanaannya dimana prinsip GV Black extention for
prevention sudah tidak digunakan lagi. Klasifikasi ini mengkombinasikan site dan size.
Klasifikasi site yaitu pada permukaan yang sering terjadi akumulasi plak. Oleh karena
itu, untuk klasifikasi site yaitu site 1 pada daerah oklusal, site 2 daerah approksimal, dan site
3 pada daerah servikal. Klasifikasi size sebagai suatu proses perkembangan lesi karies yaitu
1
size 0, size 1, size 2, size 3, dan size 4.
SIZE
SITE Minimal 1 Moderate2 Enlarge 3 Extensive 4
Pit / fissure 1 1.1 1.2 1.3 1.4
Contact area 2 2.1 2.2 2.3 2.4
Servical 3 3.1 3.2 3.3 3.4
Untuk memperkirakan hubungan antara klasifikasi Black dengan konsep site dan size
1
Site 1 : Size 0, 1, 2, 3 dan 4 karies pit dan fisur
- Lokasi kavitas pada permukaan oklusal gigi posterior atau ada kerusakan
enamel yang kecil, atau dengan kata lain permukaan yang tidak halus pada
1
gigi.
- Klas II Black lesi terjadi pada gigi posterior saja. Karena sulitnya
- Klas IV Black perluasan dari lesi Klas III meliputi sudut insisal atau tepi
1
Site 3: Size 0, 1, 2, 3, dan 4 Lesi-lesi servikal
- Lesi berada pada daerah servikal termasuk permukaan akar yang tersingkap
diikuti resesi.
tahun 1971. SIK merupakan bahan yang terbuat dari powder kalsium dan strontium
aluminiumsilikat glass sebagai basis dikombinasikan dengan polimer asam pada liquidnya.
Ketika komponen tersebut dicampur bersamaan, akan mengalami setting reaksi meliputi
14,16,19,22
netralisasi kelompok asam oleh powder basis glass padat.
Ada dua sifat utama SIK yang menjadikan bahan ini diterima sebagai salah satu bahan
kedokteran gigi yaitu karena kemampuannya melekat pada enamel dan dentin dan karena
kemampuannya dalam melepaskan fluoride. Salah satu karakteristik dari SIK adalah
mekanisme pertukaran ion. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi terjadi oleh karena
adanya peristiwa difusi dan absorbs yang dimulai oleh ketika bahan berkontak dengan
jaringan gigi. Semen ionomer kaca menggabungkan kualitas adhesif dari semen zinc
polikarboksilat dan dengan sifat melepas fluoride dari semen silikat. Hubungan diantara
16
bahan yang berbeda tersebut ditampilkan pada Gambar 2.
dan alumina (Al2 O3) dicampur dalam calsium fluoride (Ca2 F2) seperti yang ditampilkan
pada Gambar 3. Komposisi glass hanya terbatas pada regio tengah dari diagram fase untuk
16
mendapatkan glass yang translusen.
18
Tabel 2. Komposisi SIK (McCabe et al, 2008).
Bahan powder/liquid
Sodium aluminosilikat glass sekitar 20% CaF dan sedikit
Powder tambahan bahan lainnya
Larutan encer dari asam akrilik/kopolimer asam itaconic atau
Liquid larutan encer polimer
asam maleat atau kopolimer akrilik dan asam Tartar di
beberapa produk untuk mengontrol karakteristik pengerasannya
Bahan powder/air
Glass (seperti di atas) + polyacid yang dikeringkan (akrilik,
Powder maleat atau kopolimer)
Pabrik menyediakan botol tetesnya dan operator
mengisinya dengan air atau Pabrik menyediakan larutan encer
Liquid asam tartar
Komposisi powder dan liquid ditampilkan pada Tabel 2. Untuk bahan powder/liquid,
Produk lainnya tersedia dalam bentuk powder/air. Bahan powder/air terbagi atas dua
tipe; keduanya terdiri dari powder yang mengandung polyacid kering yang ditambahkan ke
dalam powder glass. Untuk beberapa produk bahan ini dicampur dengan air dan pabrik
menyediakan botol tetes untuk membantu menakar liquidnya. Sedang pada produk lainnya,
18
pabrik menyediakan larutan encer asam tartar.
Asam tartar yang ditambahkan pada liquid memperbaiki karakteristik manipulasi dan
kekentalan secara perlahan pada semen yang tidak mengandung asam tartar. Kekentalan
semen yang mengandung asam tartar tidak menunjukkan perubahan setelah beberapa waktu
11
namun kemudian tampak kenaikan kekentalan yang tajam.
Perkembangan SIK selanjutnya difokuskan kepada rasio powder dan liquid yang
lebih tinggi guna untuk meningkatan sifat fisik dari bahan tersebut. Komposisi dan ukuran
partikel powder dari SIK memberikan pengaruh yang besar terhadap sifat fisiknya seperti
17
setting time, nilai estetik, resistensi terhadap erosi, kekuatan dan viskositas semen.
25
tipe ini pertama kali diindikasikan untuk restorasi minimal intervensi. SIK tipe extra high-
viscosity (Ketac Molar Easymix) dengan perkembangan rasio powder liquid lebih banyak
dibanding SIK tipe high viscosity yang memiliki ukuran partikel yaitu 90% dari semua
partikel glass lebih kecil dari 9m dan 10% lebih kecil daripada 1m, 50% dari partikel glass
SIK extra high viscosity berukuran 2.8m. Ketac Molar memiliki filler utama dari powder
granulasi. Granula powder Ketac Molar Easymix berbeda dari powder semen ionomer kaca
24
konvensional yang kelembabannya ditingkatkan secara signifikan. Penambahan asam tartar
pada liquidnya menyebabkan bahan ini memiliki viskositas dan kekuatan yang lebih tinggi
27
dibanding SIK high viscosity. Perbedaan komposisi pada masing masing produsen SIK
berpengaruh terhadap kekuatan dari bahan tersebut. Keterangan perbedaan komposisi antara
kedua bahan SIK yang banyak dipakai sekarang ini dapat dilihat pada tabel 3.
3
Tabel 3. Komposisi semen ionomer kaca Fuji IX dan Ketac Molar Easymix.
SIK memiliki kemampuan untuk melekat secara fisikokimia pada enamel dan dentin,
biokompatibel dengan jaringan dentin, melepaskan ion-ion fluorida yang memiliki kontribusi
dalam penghambatan karies sekunder dalam struktur gigi dan semen ini memiliki koefisien
19,23
thermal ekspansi yang rendah serupa dengan yang dimiliki jaringan gigi. Secara invitro
bahan restorasi ini ditemukan untuk memberikan pengaruh pada remineralisasi enamel dan
membuktikan bahwa ternyata tidak hanya fluorida yang dilepas tetapi juga aluminium,
21
sodium, silikon, kalsium dan strontium.
konvensional memiliki sifat-sifat fisik dan mekanis yang rendah seperti ketahanan terhadap
fraktur, tekstur permukaan dan opasitas yang kasar serta rentan terhadap kelembaban dan
19
dehidrasi pada setting awal.
SIK telah digunakan dalam berbagai aplikasi klinis melebihi rata-rata penyebaran
penggunaannya sejak diperkenalkan dalam bidang kedokteran gigi. Bahan ini memiliki sifat-
sifat tertentu yang membuatnya sangat berguna dalam kedokteran gigi restoratif. Sifat dari
SIK yaitu :
1.Adhesi
Perlekatan adhesif tersebut timbul berkaitan dengan proses pertukaran antara ion-ion
dimana strontium bermigrasi dari semen ke bagian permukaan gigi yang lebih dalam dan
kalsium bermigrasi dari gigi ke permukaan dalam semen. Hasilnya perlekatan ke gigi sangat
20
tahan lama.
2.Tampilan
SIK konvensional sewarna gigi dan memiliki derajat translusensi yang baik namun
20
SIK kurang estetis jika dibandingkan dengan resin komposit.
3.Pelepasan fluorida
Fluorida terdapat didalam glass dan beberapa fluorida ditransferkan ke dalam matriks
sewaktu setting. Disinilah fluorida dilepas yang pada dasarnya tidak mempengaruhi sifat-
Semen ionomer kaca juga dapat menyerap fluorida dari kondisi yang tepat,
contohnya pasta gigi, obat kumur dan larutan topikal fluorida. Kondisi tersebut membuat
semen ionomer kaca secara permanen mensuplai fluorida, hal ini menguntungkan untuk
20
pasien dengan kerentanan yang tinggi terhadap karies.
4. Sifat mekanis
SIK memiliki kekuatan tekan (compressive strength) sampai 200 MPa. Kekuatannya
relatif lemah mengakibatkan bahan ini menjadi mudah pecah dimana resin komposit
memiliki keuntungan lebih mengenai kekuatan. Daya tahan paling lama yang tercatat untuk
20
SIK konvensional adalah pada daerah rendah tekanan seperti pada Klas III dan klas V.
5. Sifat Fisik
Compressive strength SIK lebih rendah daripada silikat, sama juga halnya dengan
tensile strength. Namun demikian, ketika semen ionomer kaca diuji secara in vitro cenderung
resisten terhadap serangan asam. Satu penelitian in vivo membuktikan bahwa lebih sedikit
material dari spesimen semen ionomer kaca yang hilang dibandingkan dengan spesimen dari
jenis semen lainnya. Sama seperti jenis semen lainnya pengurangan rasio powder liquid
22
menghasilkan penurunan sifat-sifat fisik semen ionomer kaca.
Reaksi pengerasan
dengan permukaan partikel kaca dan membentuk lapisan semen tipis yang bersama sama
mengikat inti tumpatan yang terdiri atas partikel kaca yang tidak bereaksi. Mula mula
terbentuk garam kalsium, tetapi ion kalsium ini kemudian akan diganti oleh ion aluminium
Lapisan permukaan dari partikel kaca diikat oleh polyacid untuk menghasilkan adhesi
antara partikel kaca dengan matriks secara difusi. Sekitar 20-30% glass terdiri dari
1,16
dilepaskan untuk membentuk semen (Gambar 4).
1
Gambar 4. Tahap pelarutan semen ionomer kaca.
Selama fase ini ion-ion kalsium/stronsium, aluminium dan fluorida berikatan dengan
polyanion pada kelompok polikarboksilat. Tahap awal secara klinis diperoleh dari reaksi
silang dari beberapa ion kalsium yang tersedia. Reaksi ini berlangsung relatif cepat biasanya
membentuk sebuah permukaan yang keras secara klinis dalam waktu 4 - 10 menit dari awal
pencampuran pada fase ini semen mudah pecah dan larut dalam air. Maturasi terjadi dalam
dengan matriks. Ion fluorida dan phosphat membentuk garam yang tidak dapat larut. Ion
kalsium membentuk asam ortosilikat pada permukaan partikel dan meningkatkan pH,
perubahan ini membentuk silica gel yang membantu dalam pengikatan bubuk terhadap
1,16
matriks (Gambar 5) .
1
Gambar 5. Fase Maturasi Semen Ionomer Kaca.
Fase ketiga ini berkaitan dengan fase maturasi yang berhubungan dengan hidrasi
garam matriks yang menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dalam hal sifat-sifat
1,16
fisik semen ionomer kaca.
Beberapa faktor kimia dan fisik mempengaruhi karakteristik pengerasan bahan semen
ionomer kaca. Meskipun telah disepakati bahwa setting semen ionomer kaca dengan reaksi
asam-basa namun sebenarnya begitu kompleks. Hal ini berpengaruh kepada pelepasan dan
pengendapan ion-ion kalsium dan aluminium dikarenakan ion-ion fluorida dan tartar.
Sedangkan beberapa faktor lainnya seperti temperatur, ukuran partikel dari powder, hanya
mempercepat atau memperlambat reaksi, tentu saja bahan kimia sangat memberikan
Semen ionomer kaca secara luas digunakan untuk kavitas Klas V, hasil klinis dari
prosedur ini baik meskipun penelitian in vitro berpendapat bahwa semen ionomer kaca
modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih tinggi dan peningkatan kekuatan
perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Beberapa penelitian berpendapat bahwa
20
memberikan sifat merekatkan yang lebih baik. Penggunaan semen ionomer kaca telah
meluas antara lain sebagai bahan perekat, pelapik dan bahan restoratif untuk restorasi
konservatif Klas I dan Klas II karena sifatnya yang berikatan secara kimia pada struktur gigi
dan melepaskan fluorida. Selain itu respon pasien juga baik karena teknik penempatan bahan
yang konservatif dimana hanya memerlukan sedikit pengeboran sehingga pasien tidak
merasakan sakit dan tidak memerlukan anastesi lokal. Meskipun demikian SIK tidak
dianjurkan untuk restorasi Klas II dan klas IV karena sampai saat ini formulanya masih
kurang kuat dan lebih peka terhadap keausan penggunaan jika dibandingkan dengan
11
komposit.
a) Karena semen ionomer kaca berikatan secara kimiawi ke enamel dan dentin,
Untuk alasan inilah, ART hanya dilakukan untuk perawatan prefentif dan kuratif dalam satu
prosedur kerja.
populasi
b) Prinsip preparasi minimal yang dibutuhkan adalah memelihara jaringan gigi yang
c) Mengurangi rasa sakit yang berarti mengurangi kebutuhan terhadap anestesi lokal
c) Dijumpai adanya rasa sakit yang lama dan mungkin terjadi inflamasi pulpa
d) Terdapat kavitas karies yang tersembunyi yang tidak dapat di akses oleh instrumen
tangan
permukaan proksimal tetapi kavitas tidak dapat dimasuki dari arah proksimal ataupun
oklusal.
penyingkiran jaringan dentin lunak yang terdemineralisasi dengan ekskavasi tangan, semen
ionomer kaca diaplikasikan ke dalam kavitas dan mengisi pit dan fisur, kontur gigi
direstorasi dan penyesuaian oklusal. Karena tidak ada instrumen putar yang digunakan,
32
seluruh konturing dan penyesuaian harus diselesaikan ketika bahan belum mengeras.
26
2.3.2 Merestorasi Kavitas ART
1. Mempersiapkan Kavitas
Kavitas dibuat dengan menempatkan mata pisau dari hatchet ke dalam kavitas dan
gerakkan ke arah depan dan belakang dalam posisi kunci. Jika kavitas sangat kecil tempatkan
sudut mata pisau hatchet kedalam kavitas dan kemudian gerakkan. Dentin yang karies dapat
26
memutar di sekeliling aksis panjang instrumen.
yang tidak didukung oleh dentin. Enamel yang overhanging harus disingkirkan dengan
menggunakan mata pisau dari hatchet. Tempatkan instrumen pada pinggir enamel dan pada
26
bagian kecil patahan (gambar 6).
Universitas Sumatera
Utara
Gambar 6. Gerakan memutar Gambar 7. Gerakan memutar
26 26
dari ekskavator (satu permukaan) dari ekskavator
2. Membersihkan Kavitas
Dalam usaha untuk meningkatkan ikatan kimiawi semen ionomer kaca ke permukaan
struktur gigi, dinding kavitas tersebut harus sangat bersih. Hal tersebut tidak akan didapatkan
jika menggunakan cotton pellet yang basah dan oleh karena itu digunakan larutan kimiawi.
- sebuah dentin kondisioner atau pembersih gigi, khususnya yang dikembangkan untuk
3.Merestorasi Kavitas
Pastikan bahwa gigi dijaga tetap kering selama fase restoratif. Pastikan juga bahwa
seluruh instrument dan bahan yang dibutuhkan siap untuk digunakan. Setelah kavitas dicuci
dan dibersihkan maka dapat dimulai untuk mengaduk semen ionomer kaca. Masukkan
campuran semen ionomer kaca dalam jumlah kecil ke dalam kavitas, bahan yang berlebih
26
dapat dibuang dan dirapikan.
26
Gambar 11. Menyingkirkan bahan Gambar 13. Restorasi kavitas Klas II.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Uji Kekuatan Tekan (compressive strength)
Untuk bahan yang rentan pecah secara partikel uji tarik sulit untuk dilakukan. Sebuah
alternatif uji kekuatan tekan (compressive strength) lebih mudah dilakukan terhadap bahan
16
yang rentan pecah. Konfigurasi dari uji compressive strength seperti yang terlihat pada
Gambar 14. Sampel yang diberikan gesekan pada titik yang berkontak dengan silinder bahan
16
yang diuji.
ditujukan untuk beban tekan. Beban yang diaplikasikan ke disc menghasilkan tensile stress
16
dalam arah menyebar, seperti yang ditampilkan pada Gambar 16.