Disusun oleh:
NIM : 40020520650042
Kelas : A
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman, salah satunya adalah
kebudayaan. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), kebudayaan adalah
himpunan keseluruhan dari semua cara manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat,
serta segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota masayarakat, yang dapat
dipelajari, dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan
tentunya memiliki unsur-unsur pembangun, salah satunya adalah kesenian.
Tari Kebo Kinul ialah tari tradisional yang berasal dari Sukoharjo, dipercayai
oleh masyarakat sekitar sebagai penolak bala ketika panen telah tiba atau dapat
dikatakan sebagai salah satu ritual adat lama yang ada di Sukoharjo. Sesuai dengan
namanya, tari ini menceritakan tentang kisah siluman kerbau yang mengamuk karena
masyarakat sekitar tidak mau menyembahnya serta tidak bersyukur akan hasil tani yang
didapat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Tari Kebo Kinul sendiri bermakna sebagai
ritual adat para masyarakat Sukoharjo untuk mengharapkan hasil tani yang baik serta
lahan bertani yang senantiasa subur.
Tari Kebo Kinul pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 di Kelurahan
Rejosari Kecamatan Polokarto, Kelurahan Gayam Kecamatan Sukoharjo, dan
Kecamatan Nguter tetapi awalnya Tari Kebo Kinul sendiri memiliki dua makna yakni
yang pertama sebagai pelengkap upacara bersih desa dan yang kedua adalah salah satu
permainan anak-anak sekitar.
Sampai sekarang, penemu atau pencipta dari Tari Kebo Kinul sendiri belum
diketahui siapa. Akan tetapi, masyarakat khususnya di Desa Genengsari, Kecamatan
Polokarto pada setiap upacara bersih yang diadakan pada bulan Jawa Ruwah hari Senin
Pon selalu menampilkan Tari Kebo Kinul sebagai makna bersenang-senang atas hasil
panen yang telah didapat.
Lain halnya dengan Desa Genengsari, di Desa Tirtosari Tari Kebo Kinul dikenal
sebagai salah satu permainan anak. Biasanya, anak-anak akan bermain untuk melepas
penat setelah seharian penuh bekerja di lahan tani.
Mulai pada tahun 1980, fungsi dari Kebo Kinul sendiri mengalami perubahan,
yang pada awalnya berfungsi sebagai tari sekaligus permainan anak menjadi salah satu
kesenian daerah khas Sukoharjo. Selain itu, dari sisi penampilan fisik penari saat
menampilkan tarian juga dirubah, yang awalnya menggunakan jerami sekarang diganti
dengan mendhong. Alat musik (gamelan) yang digunakan untuk mengiringi jalannya
tarian antara lain seperti
Tari Kebo Kinul dapat ditarikan secara tunggal, berpasangan, atau berkelompok.
Masyarakat Sukoharjo biasanya menampilkannya dalam bentuk kelompok. Untuk
tampilan fisik dari para penari, di zaman yang modern ini wajah dari penari dilukis
menggunakan paint art dan menggunakan tanduk kerbau di kepala.
Secara umum, durasi dari Tari Kebo Kinul tidak lebih dari sepuluh menit dan
pola lantai dari tari ini terbilang memakan banyak tempat, terlebih jika penari kelompok
berjumlah lebih dari delapan orang. Tari ini dapat ditarikan oleh laki-laki maupun
perempuan. Gerakannya tergolong tajam dan tegas, maka dari itu dibutuhkan stamina
yang kuat untuk menarikan tarian ini dengan baik.
Tari Kebo Kinul asal Sukoharjo ini tak hanya sekadar tari tradisional biasa,
karena buktinya Tari Kebo Kinul pernah ditampilkan hingga ke belahan bumi Eropa.
Sayangnya, saat Tari Kebo Kinul tampil disana, penonton banyak yang kurang
memahami isi atau makna dari tari ini.
Tingkat eksistensi Tari Kebo Kinul di Indonesia semakin lama semakin tergores
dengan budaya-budaya dari negara luar. Bahkan, masyarakat khususnya gen Z di
Sukoharjo kurang mengetahui tentang adanya tari tradisional. Mayoritas penari Tari
Kebo Kinul yang masih aktif hingga sekarang adalah petani atau pedagang di
Sukoharjo, ataupun anak-anak muda yang mengikuti sanggar tari tradisional tertentu.
Sukoharjo memiliki banyak kebudayaan menarik, sesuai dengan apa yang ditulis
dalam situs tersebut, tetapi saya agak menyayangkan karena di dalam portal tersebut
tidak memuat tentang Tari Kebo Kinul. Namun, sebagai gantinya pemerintah selalu
mengadakan karnaval pada saat Sukoharjo merayakan hari jadinya, dan biasanya
disitulah penampilan Tari Kebo Kinul diunjukkan di kalangan masyarakat yang
menghadiri karnaval tersebut.
Tari Kebo Kinul adalah salah satu tari yang meningatkan kita tentang
Sukoharjo, tak hanya sekadar tari tradisional belaka melainkan juga titipan dari leluhur
kita. Tak hanya masyarakat Sukoharjo, seluruh warga perlu menjaga sekaligus
melestarikan kebudayaan sekitar. Budaya asli Indonesia tidak boleh punah begitu saja,
maka dari itu hendaknya kita sebagai generasi penerus berjuang agar budaya-budaya
yang ada di Indonesia tetap eksis dan tak lekang waktu.
Referensi
https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/
http://portal.sukoharjokab.go.id/geografis/
https://jateng.idntimes.com/news/jateng/larasati-rey/mengenal-sukoharjo-
kota-gadis-yang-akan-melangsungkan-pilkada/3
https://www.dictio.id/t/apa-itu-tari-kebo-kinul/56430/3
https://www.dictio.id/t/bagaimana-eksistensi-tari-kebo-kinul/56445
https://jurnaledukasiblog.wordpress.com/2016/07/09/ada-apa-dengan-kebo-
kinul/
https://www.dictio.id/t/bagaimana-sejarah-tari-kebo-kinul/56433/3