Anda di halaman 1dari 8

TARI KEBO KINUL SEBAGAI KEBUDAYAAN DAERAH SUKOHARJO

( Esai dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebudayaan Indonesia )

Dosen Pembimbing Dr. Sukarjo Waluyo, S.S. , M.Hum.

Disusun oleh:

Nama : Shiva Mutiara Hagia Sofia

NIM : 40020520650042

Kelas : A

PROGRAM STUDI BAHASA ASING TERAPAN

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman, salah satunya adalah
kebudayaan. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), kebudayaan adalah
himpunan keseluruhan dari semua cara manusia berpikir, berperasaan, dan berbuat,
serta segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota masayarakat, yang dapat
dipelajari, dan dialihkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan
tentunya memiliki unsur-unsur pembangun, salah satunya adalah kesenian.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa


Tengah. Sukoharjo adalah kabupaten terkecil kedua di Jawa Tengah dan termasuk
dalam wilayah Karesidenan Surakarta. Letak Kabupaten Sukoharjo dapat dibilang
strategis karena di berbatasan dengan Kota Surakarta (Utara), Kabupaten Karangayar
(Utara dan barat), Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri (Selatan), serta
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten (Timur). Sukoharjo berasal dari salah satu
kata dalam Bahasa Jawa, “Suka” dan “Raharja” yang masing-masing memiliki arti
“Gembira” dan “Makmur”. Maka dari itu, Sukoharjo memiliki motto “Sukoharjo
Makmur”.

(Gambar 1: Potret simpang lima atau akrab disebut “Proliman” di Sukoharjo)

Pengenalan tentang Tari Kebo Kinul

Sukoharjo memiliki kebudayaan yang beragam mulai dari adat istiadat,


kesenian, pengetahuan, dan masih banyak lagi. Kesenian di Sukoharjo yang kali ini
akan diungkit adalah salah satu tari tradisional bernamakan Tari Kebo Kinul.
(Gambar 2: Kelompok Tari Kebo Kinul)

Tari Kebo Kinul ialah tari tradisional yang berasal dari Sukoharjo, dipercayai
oleh masyarakat sekitar sebagai penolak bala ketika panen telah tiba atau dapat
dikatakan sebagai salah satu ritual adat lama yang ada di Sukoharjo. Sesuai dengan
namanya, tari ini menceritakan tentang kisah siluman kerbau yang mengamuk karena
masyarakat sekitar tidak mau menyembahnya serta tidak bersyukur akan hasil tani yang
didapat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Tari Kebo Kinul sendiri bermakna sebagai
ritual adat para masyarakat Sukoharjo untuk mengharapkan hasil tani yang baik serta
lahan bertani yang senantiasa subur.

Sejarah Tari Kebo Kinul

Tari Kebo Kinul pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 di Kelurahan
Rejosari Kecamatan Polokarto, Kelurahan Gayam Kecamatan Sukoharjo, dan
Kecamatan Nguter tetapi awalnya Tari Kebo Kinul sendiri memiliki dua makna yakni
yang pertama sebagai pelengkap upacara bersih desa dan yang kedua adalah salah satu
permainan anak-anak sekitar.

Sampai sekarang, penemu atau pencipta dari Tari Kebo Kinul sendiri belum
diketahui siapa. Akan tetapi, masyarakat khususnya di Desa Genengsari, Kecamatan
Polokarto pada setiap upacara bersih yang diadakan pada bulan Jawa Ruwah hari Senin
Pon selalu menampilkan Tari Kebo Kinul sebagai makna bersenang-senang atas hasil
panen yang telah didapat.

Lain halnya dengan Desa Genengsari, di Desa Tirtosari Tari Kebo Kinul dikenal
sebagai salah satu permainan anak. Biasanya, anak-anak akan bermain untuk melepas
penat setelah seharian penuh bekerja di lahan tani.

Walaupun tari tradisional dengan permainan berbeda, namun tidak memengaruhi


bentuk dari Kebo Kinul sendiri. Keduanya sama-sama diperumpamakan sebagai
siluman tinggi dan besar, yang sekujur tubuhnya tertutupi oleh jerami.

Mulai pada tahun 1980, fungsi dari Kebo Kinul sendiri mengalami perubahan,
yang pada awalnya berfungsi sebagai tari sekaligus permainan anak menjadi salah satu
kesenian daerah khas Sukoharjo. Selain itu, dari sisi penampilan fisik penari saat
menampilkan tarian juga dirubah, yang awalnya menggunakan jerami sekarang diganti
dengan mendhong. Alat musik (gamelan) yang digunakan untuk mengiringi jalannya
tarian antara lain seperti

Perubahan terakhir terjadi pada tahun 2010 yang menunjukkan perkembangan


dari Tari Kebo Kinul. Perkembangan yang terjadi pada Tari Kebo Kinul merupakan
pencarian kemapanan dalam penataan dari elemen-elemen tari meliputi gerak, rias dan
busana, iringan, pola lantai, perlengkapan serta tempat pertunjukkan agar Tari Kebo
Kinul lebih menarik dan semakin dinikmati oleh penonton.

Detail Tarian Kebo Kinul

Tari Kebo Kinul dapat ditarikan secara tunggal, berpasangan, atau berkelompok.
Masyarakat Sukoharjo biasanya menampilkannya dalam bentuk kelompok. Untuk
tampilan fisik dari para penari, di zaman yang modern ini wajah dari penari dilukis
menggunakan paint art dan menggunakan tanduk kerbau di kepala.

Secara umum, durasi dari Tari Kebo Kinul tidak lebih dari sepuluh menit dan
pola lantai dari tari ini terbilang memakan banyak tempat, terlebih jika penari kelompok
berjumlah lebih dari delapan orang. Tari ini dapat ditarikan oleh laki-laki maupun
perempuan. Gerakannya tergolong tajam dan tegas, maka dari itu dibutuhkan stamina
yang kuat untuk menarikan tarian ini dengan baik.

Eksistensi Tari Kebo Kinul

Tari Kebo Kinul asal Sukoharjo ini tak hanya sekadar tari tradisional biasa,
karena buktinya Tari Kebo Kinul pernah ditampilkan hingga ke belahan bumi Eropa.
Sayangnya, saat Tari Kebo Kinul tampil disana, penonton banyak yang kurang
memahami isi atau makna dari tari ini.

Tingkat eksistensi Tari Kebo Kinul di Indonesia semakin lama semakin tergores
dengan budaya-budaya dari negara luar. Bahkan, masyarakat khususnya gen Z di
Sukoharjo kurang mengetahui tentang adanya tari tradisional. Mayoritas penari Tari
Kebo Kinul yang masih aktif hingga sekarang adalah petani atau pedagang di
Sukoharjo, ataupun anak-anak muda yang mengikuti sanggar tari tradisional tertentu.

Pelestarian Tari Kebo Kinul

Situs internet khususnya portal pariwisata dan kebudayaan sangat membantu


suatu tempat mengenalkan apa saja hal menarik yang perlu dunia ketahui, begitu juga
dengan portal milik pemerintah Sukoharjo. Dalam situs itu banyak dimuat tentang
pemerintahan, salah satunya poin kebudayaan.

Sukoharjo memiliki banyak kebudayaan menarik, sesuai dengan apa yang ditulis
dalam situs tersebut, tetapi saya agak menyayangkan karena di dalam portal tersebut
tidak memuat tentang Tari Kebo Kinul. Namun, sebagai gantinya pemerintah selalu
mengadakan karnaval pada saat Sukoharjo merayakan hari jadinya, dan biasanya
disitulah penampilan Tari Kebo Kinul diunjukkan di kalangan masyarakat yang
menghadiri karnaval tersebut.

Sanggar-sanggar tari tradisional juga sangat membantu dalam melestarikan


kebudayaan milik Sukoharjo ini. Tetapi, karena pergantian zaman serta perbedaan minat
generasi penerus, terpaksa banyak sanggar yang menutup tempat atau jikalau masih ada,
jumlahnya tidak terlalu banyak.
Upaya untuk melestarikan tari ini berlanjut di jenjang perlomabaan tari
tradisional baik tingkat kabupaten maupun sampai nasional. Tetapi, upaya ini masih
dinilai kurang untuk menunjukkan eksistensi dari Tari Kebo Kinul sendiri.

Kesimpulan dan Saran

Tari Kebo Kinul adalah salah satu tari yang meningatkan kita tentang
Sukoharjo, tak hanya sekadar tari tradisional belaka melainkan juga titipan dari leluhur
kita. Tak hanya masyarakat Sukoharjo, seluruh warga perlu menjaga sekaligus
melestarikan kebudayaan sekitar. Budaya asli Indonesia tidak boleh punah begitu saja,
maka dari itu hendaknya kita sebagai generasi penerus berjuang agar budaya-budaya
yang ada di Indonesia tetap eksis dan tak lekang waktu.
Referensi

https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/

http://portal.sukoharjokab.go.id/geografis/

https://jateng.idntimes.com/news/jateng/larasati-rey/mengenal-sukoharjo-
kota-gadis-yang-akan-melangsungkan-pilkada/3

https://www.dictio.id/t/apa-itu-tari-kebo-kinul/56430/3

https://www.dictio.id/t/bagaimana-eksistensi-tari-kebo-kinul/56445

https://jurnaledukasiblog.wordpress.com/2016/07/09/ada-apa-dengan-kebo-
kinul/

https://www.dictio.id/t/bagaimana-sejarah-tari-kebo-kinul/56433/3

Anda mungkin juga menyukai