Anda di halaman 1dari 6

2021 | Statistic A

PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS


TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI KEWARGANEGARAAN DAN
KEBUDAYAAN MAHASISWA PPKN

Penulis :
Eri Widya Nurkholifah, Khoniatur Rohmah, Ratno Singgih
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Support :
Dr. Suparman M.Si., DEA.

ABSTRAK

Salah satu ciri bangsa yang besar yaitu ditandai dengan masyarakatnya yang literat, masyarakat yang
memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Literasi yang dimaksud dalam hal ini
bukan hanya warga yang melek aksara, namun lebih pada bagaimana suatu bangsa memiliki kecakapan hidup
untuk bersaing dengan negara lain. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat literasi suatu bangsa, maka
semakin tinggi pula kemampuan bangsa untuk berkolaborasi dalam persaingan global. (Ima & Abdurohman,
2020:1) Dalam kaitannya dengan hal ini maka mahasiswa sebagai golongan akademisi sangat penting untuk
memiliki tingkat literasi kewarganegaraan dan kebudayaan yang tinggi, hal itu karena generasi muda khususnya
mahasiwa sebagai agen perubahan memiliki tanggungjawab untuk mempersiapkan diri dalam persaingan
global. Ternyata kemampuan berfikir kritis seseorang itu diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan literasi
kewarganegaraan dan kebudayaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh
kemampuan berpikir kritis terhadap literasi kewarganegaraan dan kebudayaan mahasiswa PPKN.

Kata-kata kunci : Berpikir kritis, Literasi, Kebudayaan, Kewarganegaraan, PPKn

ABSTRAK

One of the characteristics of a great nation is marked by a literate society, a society that has a high
civilization, and is actively advancing the world community. Literacy referred to in this case is not only literate
citizens, but rather how a nation has the life skills to compete with other countries. In other words, the higher
the literacy level of a nation, the higher the nation's ability to collaborate in global competition. (Ima &
Abdurohman, 2020:1) In relation to this, students as academics are very important to have a high level of civic
and cultural literacy, this is because the younger generation, especially students as agents of change, have the
responsibility to prepare themselves in global competition. It turns out that a person's critical thinking ability is
thought to have an effect on citizenship and cultural literacy skills. Therefore, in this study the researcher
wanted to know the effect of critical thinking skills on civic and cultural literacy of PPKN students.

Keywords : Critical, Thingking, Literacy, Culture, Citizenship, PPKn

PENDAHULUAN

Ancaman bagi negara Indonesia dalam hubungannya dengan stabilitas nasional yang pertama
yaitu Indonesia sebagai negara kepulauan. Kedua, terbukanya negara yang mengakibatkan adanya
pengaruh global masuk. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali dengan kemampuan mengetahui
segala hal yang beragam, menyesuaikan dan menyikapi segalanya secara bijak. Kemampuan ini perlu
diawali dengan kesadaran akan berbudaya dan berkewarganegaraan. Salah satu langkah untuk
menciptakan kesadaran tersebut yaitu dengan membiasakan literasi pada mahasiswa. literasi
kewarganegaraan dan kebudayaan merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh seluruh warga
Indonesia. (Ima & Abdurohman, 2020:1)

Literasi kewarganegaraan dan kebudayaan menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh
lapisan masyarakat pada abad ke 21 sekarang ini. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang memiliki
keberagaman suku, bahasa, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan. Dengan keberagaman yang dimiliki
oleh bangsa indonesia maka bangsa indonesia harus memiiki kemampuan untuk menerima dan
beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman yang ada. Bahkan, sebagai bagian dari
dunia negara indonesia pastinya terlibat dalam perkembangan dan perubahan global. Dengan
keterlibatan negara indonesia dalam perkembangan dan perubahan global tersebut, maka literasi
kewarganegaran dan kebudayaan menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh seluruh lapisan
masyarakat khususnya para generasi muda. Namun kenyataannya pada saat ini masih banyak orang yang
tidak terbiasa membaca. Dimana hal itu sesuai dengan survai dari UNESCO yang menyatakan bahwa
tingkat literasi masyarakat di negara indonesia dikatakan masih cukup rendah.
1
2021 | Statistic A

Salah satu ciri bangsa yang besar yaitu ditandai dengan masyarakatnya yang literat, masyarakat
yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. Literasi yang dimaksud dalam
hal ini bukan hanya warga yang melek aksara, namun lebih pada bagaimana suatu bangsa memiliki
kecakapan hidup untuk bersaing dengan negara lain. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat literasi
suatu bangsa, maka semakin tinggi pula kemampuan bangsa untuk berkolaborasi dalam persaingan
global. (Ima & Abdurohman, 2020:1) Dalam kaitannya dengan hal ini maka mahasiswa sebagai
golongan akademisi sangat penting untuk memiliki tingkat literasi kewarganegaraan dan kebudayaan
yang tinggi, hal itu karena generasi muda khususnya mahasiwa sebagai agen perubahan memiliki
tanggungjawab untuk mempersiapkan diri dalam persaingan global.

Berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dan berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah. Berpikir kritis mencakup kegiatan menganalisis
dan menginterpretasi data dalam kegiatan inquiry ilmiah. Tingkat kemampuan berpikir kritis setiap
orang itu akan berbeda–beda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat
dipandang sebagai suatu kontinum yang dimulai dari derajat terendah sampai tertinggi. (Ary Woro, 2010:
1) Ternyata kemampuan berfikir kritis seseorang itu diduga akan berpengaruh terhadap kemampuan
literasi kewarganegaraan dan kebudayaan.oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap literasi kewarganegaraan dan kebudayaan.

STUDI LITERATUR

Pada penetlitian kali ini untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis pada mahasiwa PPKn
dalam keterhubungan pada literasi kewarganegaraan dan kebudayaa. Berfikir kritis merupakan suatu
kemampuan yang memang menjadi salah satu kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa atau pelajar itu
sendiri terkhusus untuk generasi masa depan agar terciptanya kekuatan dan perkembangan secara
intelektual.

Mahasiswa sesungguhnya mempunyai peran penting dalam kehidupannya karena idealnya


seorang mahasiswa akan menjadi panutan dalam lingkungan masyarakat. Karena mahasiwa akan
berperan dengan pengetahuan pendidikan yang dimiliki serta mengetahui dan melaksanakan norma-
norma yang berlaku sehingga dapat diketahui mana yang baik dan mana yang tidak. Pada lingkungan
masyarakat pasti adanya yang namanya masalah, peran mahasiswa sendiri salah satnya adalah menjadi
agent of change (Adventyana, B. D., & Dewi, D. A. (2021). Dari hal tersebut dapat dimaknai bahwa
peran mahasiswa adalah pengerak perubahan, dari suatu masalah harus ada yang namanya Problem
Solving atau pemecahan masalah agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Sebagai calon guru dalam
hal ini adalah mahasiswa PPKn yang mempunyai bekal dalam pendidikan tentunya harus memiliki salah
satunya sikap berfikir kritis apalagi pada zaman digital saat ini. Untuk meningkatkan pola berfikir kritis
dan kemampuan itu maka peran utama adalah guru. Oleh karena itu berfikir kritis pada mahasiswa yang
sedang menempuh pendidikan keguruan sebagai upaya mempersiapkan calon guru yang berkualitas
terutama dalam keterampilan berfikir kritis. Calon guru PPkn dalam mengahdapi era digital harus tahu
dan mampu untuk menaplikaskan keterampilan berfikir kritis dalam dirinya yang akan digunakan dalam
kehidupannya sebagai seorang guru Khoerudin, C. M., & Sapriya, S. (2020, September).

Adapun menurut UNESCO yang dimaksud dengan literasi adalah “rangkaian kesatuan dai kemampuan
menggunakan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung sesuai dengan konteks yang diperoleh dan
dikembangkan melalui proses pembelajaran dan penerapan di sekolah, keluarga, masyarakat dan situasi
lainnya yang relevan” (gerakan literasi nasional, 2017 ). Literasi kewarganegaraan dan kebudayaan
adalah pengetahuan terkait tentang sejarah, seni, tradisi dan nilai-nilai yang terkadnung di dalamnya, hak
dan kewajiban warga negara Indonesia dan kemampuan dalam mengenal, memhami, menghargai
berperan aktif dalam budaya dan nilai-nilai bangsa dan kewarganegaraan, serta mencerminkan tingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berlaku di Indonesia baik dalam bentuk nilai-nilai budaya
dan uga regulasi formal (Gerakan Literasi Nasional, 2017 a : 17 – 18) Kemudian mengenai literasi
kewarganegaraan dan kebudayaan sendiri menurut ahli (Muchi, dkk. 2007) mengenai pendidikan dan
kebudayaan pada mata pelajaran PPKn bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan proaktif
serta sehat jasmani dan rohani. Oleh pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa mata pelajaran IPS, Seni
dan Budaya dan PPKn mengandung materi-materi yang dapat mendukung pencapaian literasi budaya
dan kewargaan.

Kurangya pemahaman terhadap literasi kewarganegaraan dapat terlihat pada berilaku yang
belum sesuai dengan harapan salah satunya terkait dengan berfikir kritis oleh mahasiswa terhadap
bangsa ini. Sesuai dengan buku pada Materi Pendukung Literasi Budaya dan Kewargaan Gerakan
Literasi Nasional diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 yang memberikan

2
2021 | Statistic A
langkah-langkah dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya literasi kewargaan dan
kebudayaan. Dengan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia yang disampaikan seperti kekayaan alam,
budaya, tradisi, kepercayaan dll. Selain itu negara Indonesia juga memiliki tantangan dengan adanya
pengaruh dari berbagai budaya dari berbagai negara. Oleh karena itu kecakapan untuk memahami
keberagaman dan tanggung jawab warga negara sebagai bagian dari sautu bangsa merupakan kecakapan
yang patut untuk dimiliki oleh setiap mahasiswa dan individu pada abad 21 ini. Literasi kebudayaan dan
kewargaan tidak hanya akan nantinya menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, namun
juga membangun karakteristik, sebagai identitas bangsa Indonesia di kancah global (Gerakan Literasi
Nasional, 2017 b : 3-4). Karena itu Indonesia ingin maju maka harus mempersiapkan generasi mudanya
untuk cakap dan memahami atas keberagaman dan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri.

METODOLOGI

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan merupakan jenis penelitian desk research (kajian literatur). Dalam
hal ini diperlukan berbagai sumber pustaka, terutama definisi terkait dengan berfikir kritis dan literasi
kewarganegaraan dan kebudayaan dalam mendukung dan memuat pemahaman dan implementasi dari
literasi budaya dan kewargaan. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui pembuatan
angket kemudian melalui pengisian kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa PPKn pada angkatan
2017 sampai dengan angkatan 2019. Dengan jumlah populasi yaitu mahasiswa PPKn yang menduduki
ketiga tingkatan pada angkatan 2017 s.d 2019 dengan sampel kurang lebih 20 mahasiswa.

Instumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan dua variabel yaitu antara
berfikir rendah dan tinggi terkait dengan literasi kewarganegaraan dan kebudayaan. kemudian dalam
penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis :

𝑯𝑶 : Rata-rata nilai literasi kewarganegaraan dan kebudayaan kelompok nilai berpikir kritis kategori
rendah sama dengan rata2 nilai literasi kewarganegaraan dan Kebudayaan kelompok nilai
berpikir kritis kategori tinggi.
𝑯𝟏 : Rata-rata nilai literasi kewarganegaraan dan kebudayaan kelompok nilai berpikir kritis kategori
rendah tidak sama dengan rata-rata nilai literasi kewarganegaraan dan kebudayaan kelompok
nilai berpikir kritis kategori tinggi.
Dalam penelitian ini ingin menguji 2 variabel menganalisa pada hasil data penyebaran angket melalui
pengisian kuisioner tersebut pada data yang dimiliki, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak
dengan menggunakan uji prasyarat Normalitas dan Homogenitas :

Setelah dilakukan analis data dengan perolehan :

Uji Prasyarat :
1. Normalitas - Diterima
2. Homogenitas - Ditolak

Oleh karena tidak memenuhi syarat pada penelitian ini kami lanjutkan dengan menganalisa kembali
menggunakan perhitungan non parametrik.

Mengacu pada uji prasyarat bahwa data yang ada sesuai data pada pengisian kuisioner mahasiwa PPKn
UAD angkatan 2017 s.d 2019 untuk itu agar diketahui perbandingan data variabel tekait pengaruh
berfikir kritis terhadap literasi kewarganegaraan dan kebudayaan yang tidak berdistribusi normal maka
dalam penelitian ini menggunakan Mann- Whitney. Hipotesis dala hal ini untuk mematok jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Uji Hipotesis : Mann-Whitney

3
2021 | Statistic A

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berfikir kritis terhadap nilai literasi kewaganegaraan dan kebudayaan, dengan patokan
soal literasi kewarganegaraan dan kebudayaan pada skor hasil dari pengisian angket. Kemudian
dikelompokkan pada level berfikir kritis tinggi dan rendah
sebagai berikut :

Normalitas : 0,884
Homogentias : 0,010

Analisis data normalitas diterima


Analisis data homogenitas ditolak

Penjelasan :
karena data tidak memenuhi syarat maka menggunakan
perhitungan non parametrik

Uji Homogenitasnya sebagai berikut :

Uji Homogenitas literasi kewargaan berdsarkan skor berfikir kritis


Sig 0,010 < 0,05 sehingga data berfikir kritis tidak homogen.

Uji Tes Normalitinya :

Uji Normalitas data literasi kewarganegaraan berdasarkan skor berfikir kritis

Skor berfikir kritis rendah sig 0,0884 > 0,05 sehingga datanya normal atau diterima
Skor berfikir kritis tinggi sig 0,179 > 0,05 sehingga datanya normal atau diterima

Uji Tes ManWhitney :

Uji Non Parameterik Skor Literasi

Berdasarkan berpikir kritis hasilnya : 00,011 < 0,05


Sehingga antara berfikir kritis rendah dan tinggi
berbeda.

4
2021 | Statistic A
PENUTUP

Simpulan :

Sesuai amanah dari GLN pada tahun 2017 peran pemerintah dengan masyarakat yaitu bersama-
sama menggalakan budaya literasi dengan menumbuhkan salah satunya pada aspek dasar kemampuan
berfikir kritis. Upaya yang dapat dilakukan dapat didasari dengan semangat bahwa jika bangsa Indonesia
ingin maju maka harus dengan sepenuh hati dan juga memantapkan untuk menyiapkan generasi
mudanya meraih tingkat literasi yang tinggi agar dapat bersaing secara komprehensif di kancah
internasional dan sekaligus dapat melanggengkan mengimpelemntasikan nilai-nilai kebudayaan dan
kewargaan yang menjadi identitas, jati diri, dan karakter bangsa Indonesia.

Kemudian dalam penelitian ini diperoleh data dengan kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan Uji Mann-Whitney, 𝑯𝟏 diterima :
1. Ada pengaruh nilai berpikir kritis terhadap nilai literasi kewarganegaraan dan kebudayaan.
2. Dan didapatkan, kelompok mahasiswa dengan kategori nilai berpikir kritis tinggi mempunyai nilai
literasi kewarganegaraan dan kebudayaan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa
dengan kategori nilai kritis rendah.

Saran :

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis agar literasi kewarganegaraan dan kebudayaan


meningkat. Meningkatkan kepedulian terhadap kekayaan dan juga berpartisipasi aktif dalam
menjaga dan mengembangkan kearifan budaya dan kewargaan yang ada di negara Indonesia. Pada
era kehidupan manusia dahulu dan sekarang memiliki perbedaan yaitu orang dulu dianggap
berpengetahuan jika memiliki banyak tahu terkait apapun informasi apapun, tetapi tidak untuk pada
era sekarang dan yang akan datang. Karena untuk saat ini orang yang dianggap berpengetahuan
adalah orang yang dapat menyaring banyak ilmu, pengetahuan dan informasi yang banyak kemudian
dapat menyikapinya dengan kritis melalui penyaringan/memfilter informasi terlebih dahulu.

5
2021 | Statistic A
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Ima wahyu putri dan Abdurrohman Muzakki. Jurnal Vol 72 No 2 Desaember 2020. Analisis
Pendampingan Literasi Budaya Dan Kewarganegaraan Di Era New Normal. Universitas
Muhammadiyah Malang

Kurniasih, Ary Woro. 2010. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Prodi Pendidikan
Matematika FMIPA UNNES dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Jurusan Matematika FMIPA
UNNES.

Khoerudin, C. M., & Sapriya, S. (2020, September). Keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru
PPKn dalam era digital. In Seminar Nasional Kewarganegaraan (Vol. 2, pp. 31-36).

Adventyana, B. D., & Dewi, D. A. (2021). Kajian Deskriptif tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Membentuk Pola Berpikir Kritis Mahasiswa. De Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 1(7).

Setiawan, B. (2020). Pengembangan Mata Pelajaran Yang Berkaitan Dengan Upaya Peningkatan Literasi
Budaya Dan Kewarganegaraan. Masyarakat Indonesia, 46(1), 80-92

Anda mungkin juga menyukai