Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Perpustakaan Umum dan Khusus


Pembinaan Minat Baca Perpustakaan Khusus
1.
Atika Nugraheni 2. Kholif Wahrul Huda 3. M.Very.S 4. Dwi Intan Mutiara Biru

2012

Jalan Prof.H.Soedhato, SH , Tembalang, Semarang

HAKIKAT PEMBINAAN MINAT BACA


A. Pengertian Pembinaan Minat Baca
Menurut Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2001, pasal 1 (7) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan atau wakil pemerintah daerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, 1990 bahwa pengertian pembinaan adalah proses, pembuatan, cara membina, pembaharuan atau penyempurnaan. Definisi lain menyebutkan bahwa pembinaan adalah usaha atau tindakan dari kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dari kedua pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pembinaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perubahan dan peningkatan kea rah yang lebih baik. Selanjutnya yang dimaksud dengan minat adalah perhatian, kesukaan ( kecenderungan hati ) kepada sesuatu ( Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto ). Dengan demikian minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan ( kecenderungan hati ) untuk membaca. Adapun faedah dari membaca, dapat berpengaruh bagi pribadi yang bersangkutan maupun bagi kepentingan perkembangan masyarakat. 1. Faedah membaca bagi pribadi yang bersangkutan antara lain sebagai berikut : a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari suatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan. b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang suatu persoalan. c. Untuk mencari nilai-nilai hidup untuk kepentingan diri sendiri. d. Untuk mengisi waktu luang dengan menikmati seni sastra ataupun cerita-cerita fiksi yang bermutu. 2. Faedah membaca bagi perkembangan masyarakat antara lain, sebagai berikut : a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat

b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk pengembangan diri. c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat. d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat. e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca, maka orang dapat meningkatkan dan mengembangkan pola pikir serta cakrawala pengetahuan, sehingga pengaruhnya sangat besar bagi pembentukan dan pengembangan diri sendiri maupun masyarakat.

B. Tujuan Pembinaan Minat Baca


Tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca ( reading society ), menuju masyarakat belajar ( learning society ) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas sebagai subjek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani. 2. Tujuan Khusus a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b. Menyelenggarakan program untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan c. Menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca semua lapisan masyarkat. d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa hakekat pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga merubah pola pikir dan menambah wawasan.

POLA DAN PROSES PEMBINAAN MINAT BACA


A. UMUM Bahwa bangsa Indonesia atas karunia Tuhan Yang Maha Esa mendapat ridho berupa kemeredekaan dan menempati wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke dengan penduduk yang berjumlah amat besar. Dan dengan kemerdekaan itu pula, maka terbentuk pemmerintahan yang bebas mengatur dan mengurus rumah tangganya menuju masyarakat madani. Dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yang merupakan landasan dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia antara lain dengan melalui pembangunan dan pembinaan minat baca dinyatakan dengan kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kalimat inilah, kemudian disusul dan ditetapkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU no. 2 Tahun 1989 ). Dalam pasal 4 undang undang tersebut di atas menetapkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan kondisi yang diharapkan dari pernyataan pasal 4 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional tersebut diharapkan, seyogyanya Pembinaan dan pengembangan minat baca tersebut dapat tumbuh terus menerus sepanjang masa. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang dimaksud Pasal 4 tersebut di atas antara lain adalah membaca melalui kegiatan membaca, masyarakat dapat belajar dan memperluas wawasan, memperoleh berbagai informasi dan sekaligus menghibur diri. Selanjutnya dengan landasan yang telah dikemukakan di atas, maka untuk membangkitkan usaha pengembangan dan pembinaan minat baca secara terus menerus, maka diperlukan atau ditetapkan suatu pola untuk menggambarkan secara lugas tentang pola pengembangan dan pembinaannya. B. POLA PENGEMBANGAN MINAT DAN KEBIASAAN MEMBACA

Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca cakupan yang amat luas karena menyangkut masalah masalah mulai dari keluarga sampai ke masyarakat. Di samping itu peran pemerintah mulai dari tingkat pemerintahan pusat hingga pemerintahan tingat terendah di daerah sangat besar, masing masing tingkat pemerintah berperan sesuai tugas dan funsinya serta kewenangannya. Pemerintah Pusat misalnya harus menentukan kebijakan dan dan strategi termasuk penyediaan anggaran yang mencukupi, sedangkan Pemerintah Tingkat provinsi menetapkan kebijakan dan stategi sesuai dengan kewenangannya termasuk penyediaan angggaran operasionalnya yang mencukupi guna melancarkan program pengembangan minat baca. Demikian seterusnya dari tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan, Rukun Kampung, Rukun Tetangga hingga terakhir pada keluarga. Pola pengembangan minat dan kebiasaan membaca seyogyanya dimulai dari lingkungan keluarga. Karena itu dalam lingkungan keluarga seharusnya ada perpustakaan keluarga atau taman baca keluarga ataupun ruang baca keluarga. Seterusnya dalam lingkungan masyarakat ada Rukun Tetangga ataupun Rukun Kampung yang merupakan kawasan hunian. Pada kawasan hunian ini perlu dibentuk taman taman bacaan yang dibina dan dikembangkan sendiri oleh warga masyarakat. Kehadiran perpustakaan merupakan tuntutan mutlak bagi tiap masyarakat agar warganya lebih cerdas dan kaya informasi, terdidik dan mempunyai wawasan luas. Pada tingkat pemerintah yang terbawah ( desa/kelurahan ) diharapkan menjadi coordinator pengembangan dan pembinaan taman taman bacaan yang ada di wilayahnya. Perpustakaan Desa juga berperan sebagai penyalur bahan bacaan yang disalurkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Perpustakaan Umum Tingkat Kecamatan. Di samping itu katena Perpustakaan Desa/Keluarahan barada pada pemerintahan tingkat terbawah, maka merekapun amat besar perannya dalam mengembangkan minat dan membina kebiasaan membaca masyarakat. Selanjutnya pada pemerintahan yang lebih tinggi adalah pemerintah tingkat kecamatan. Pemerintah tingkat kecamatan berada pada posisi penghubung antara pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa/Kelurahan. Dengan demikian pemerintah pada tingkat kecamatan perlu mendirikan Pepustakaan umum Kecamatan yang koleksinya di samping jumlahnya besar juga lebih bervariasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada dalam wilayah Ibukota Kecamatan. Seandainya di Ibukota Kecamatan yang terdiri dari beberapa Desa/Kelurahan telah terdapat Perpustakaan Umum Yang dapat menampung kebutuhan informasi bagi warganya maka tidak diperlukan lagi perpustakaan perpustakaan

desa/kelurahan akan tetapi cukup dengan pembentukan taman taman bacaan untuk memenihu kebutuhan masyarakat Ibukota kecamatan. Di samping kedua fungsi yang telah diuraikan di muka, fungsi Perpustakaan Umum Kecamatan adalah berperan mengadakan pembinaan terhadap Perpustakaan-perpustakaan Desa/Kelurahan atau taman taman bacaan termasuk pembinaan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh warga dalam wilayah kecamatan bersangkutan. Tingkat pemerintahan lebih tinggi ialah Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Dalam Undang Undang Pokok Pemerintahan Daerah Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, posisi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sangat strategis karena ditunjang oleh Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Pasal 7 (1) Undang undang tersebut menyatakan Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiscal, agaman serta kewenangan bidang lain. Dalam penyelenggaraan pemerintah berdasarkan Undang Undang nomor 22 inilah diharapkan Pemerintah daerah memprioritaskan pembentukan perpustakaan dan taman bacaan di seluruh tingkat pemerintahan.

PEMBUDAYAAN MINAT BACA


Dalam masyarakat modern perubahan berjalan sangat cepat maka kegiatan belajar dan membaca memiliki arti penting. Masyarakat modern membutuhkan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni secara terus menerus agar dapat mendukung kemajuan selanjutnya. Rasa ingin

tahu,kreativitas,motivasi untuk mencapai keberhasilan merupakan unsur psikologis dan budaya yang perlu dikembangkan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kegiatan membaca dapat menjadi perantara berkembangnya rasa ingin tahu, kreativitas dan motivasi untuk mencapai keberhasilan. Kegiatan membaca sebagai bentuk belajar terus menerus merupakan factor penting bagi kehidupan modern. Terdapat kecenderungan bahwa banyak membaca dan tekum membaca akan lebih terdorong untuk mencapai pengertian dan pemahaman lebih jauh lagi. Melihat pentingnya kegiatan membaca bagi pencapaian kemajuan maka kebiasaan membaca atau budaya membaca perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam kehidupan individual maupun masyarakat secara luas. Secara umum budaya membaca masih belum tertanam secara kuat di lingkungan masyarakat. Bekerja untuk menyediakan sumber bacaan merupakan factor yang menghambat

berkembangnya budaya membaca dalam lingkungan masyarakat. Membaca untuk menambha pengetahuan bagi perluasan wawasan kehidupan serta memperoleh kegembiraan hati tampaknya belum tertanam dalam pola kehidupan sekarang ini. Dapat dikatakan kegiatan membaca belum menjadi pola hidup bahwa di samping bekerja mencari nafkah orang membutuhkan membaca buku, majalah, atau Koran sebagai bagian dari pengembangan diri dan memperoleh kegembiraan hati. Hambatan terhadap berkembangnya budaya membaca dengan demikian bersifat kompleks. Factor ekonomi yang lemah tidak berdiri sendiri sebagai penyebab tetapi terkait secara rumit dengan factor psikologis dan sosial budaya atau persepsi yang kurang benar mengenai peran mereka sebagai anggota masyarakat. Oleh karena hambatan berkembangnya budaya membaca bersifat kompleks maka pemecahan maslah lemahnya budaya membaca ini tidak dapat dilakukan dengan tindakan yang mendadak dalam waktu yang pendek tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan paya atau tindakan yang bermacam macam tetapi terkait satu dengan yang lainnya. Di samping factor factor yang mempengaruhi dalam pembudayaan gemar membaca di antaranya: 1. Terbatasnya ruang perpustakaan 2. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan 3. Terbatasnya bahan pustaka 4. Terbatasnya mutu dan jumlah pustakawan 5. Kurangnya dana pembinaan minat baca 6. Kurangnya promosi / permasyarakatan perpustakaan 7. Lokasi perpustakaan kurang strategis Usaha usaha perpustakaan dalam menarik masyarakat agar membudayakan gemar membaca diantaranya : 1. Melakukan promosi perpustakaan 2. Mengadakan pelayanan pendidikan pemakai 3. Mengadakan kerja sama dengan perpustakaan lain PROMOSI PERPUSTAKAAN

Dalam menyebarluaskan informasi akan banyak berkaitan dengan promosi. Promosi perpustakaan harus dilakukan apabila perpustakaan itu ingin dikenal masyarakat dan agar dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. Dengan adanya promosi akan mengundang atau meningkatkan jumlah pengunjung

perpustkaan. Tanpa promosi orang tidak akan pernah mengetahui apa yang dimiliki dan dilakukan oleh perpustakaan. Produk dan jasa perpustakaan perlu dipromosikan secara aktif apabila produk dan jasa tersebut belum pernah dimanfaatkan sama sekali. Produk dan jasa perpustakaan yang disediakan secara rutin dan umum cukup dikomunikasikan saja kepada pemakai. Perpustakaan harus mengambil suatu pendekatan baru, pengenalan pasar untuk menarik masyarakat pemakai yang belum aktif menjadi pemakai yang aktif. Disamping itu harus memfokuskan pada mutu layanan dan memuaskan pemakai perpustakaan yang berubah secara cepat. Promosi dapat dikatakn memiliki dua sisi penting 1. Komunikasi atau promosi di dalam perpustakaan 2. Komunikasi atau promosi di luar perpustakaan atau ke masyarakat pemakai pada umumnya Untuk ini tentunya diperlukan seseorang yang memiliki kemampuan seperti: 1. Menentukan secara efektif hal hal mana yang perlu disampaikan kepada stafnya dan kapan harus disampaikan 2. Mengembangkan staf agar mampu berkomunikasi secara efektif 3. Membuat kebijaksanaan perpustakaan dan menginfornasikannya kepada seluruh staf dan pemakainya 4. Membuat perencanaan kegiatan besar yang dapat dikerjakan stafnya dan diminati oleh banyak pemakainya 5. Mengantisipasi kegiatan rutin yang dilakukan setiap harinya sehingga dapat dipertimbangkan kegiatan promosi secara mantap Adapun yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi perpustakaan diantaranya : 1. Mempromosikan kekurangan dengan jujur, yakni menunjukkan kebaikan dan kekurangan dariperpustakaan dan pelayanan yang diberikan 2. Mempromosikan koleksi dan isinya, bukan hanya menyebutkan jumlah koleksi yang besar melainkan jumlah dari masing masing koleksi] 3. Mengkomunikasikan kepada semua staf , semua kegiatan dan program yang akan dilakukan sehingga semua staf mengetahui apa yang akan dilakukan dan bagaimana mereka bersikap 4. Berpromisi melalui media cetak 5. Mempromosikan dengan teknik teknik lain yang lebih inovatif

Di sampoing itu perlu juga diadakan kegiatan kegiatan seperti kampanye pengumplan buku, lomba berpustakaan terbaik, lomba membaca,lomba pustakawan teladan,penelitian minat baca masyarakat dan sebagainya. Para pustakawan harus melakukan pembinaan secara terus menerus sehingga terwujud masyarakat berbudaya membaca. Dengan demikian tujuan umum dan khususnya akan tercapai. Tujuan umumnya yaitu mengembangkan masyarakat membaca lewat layanan perpustakaan dengan pemahaman penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua jenis lapisan masyarakat. Tujuan khususnya yaitu: 1. Mewujudjan suatu sistem pengembangan minat baca sesuai kebutuhan pembangunan 2. Menyelenggarakan program pengembangan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan 3. Mengembangkan minat baca bagi semua lapisan masyarakat untuk mengantisipasi perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi 4. Menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan pengguna jasa perpustakaan PELAYANAN PENDIDIKAN PEMAKAI

Suatu kiat yang perlu dikembangkan dalam kegiatan bimbingan ini adlah quality circle yaitu seseorang yang telah mengikuti suatu kegiatan seminar atau penemuan ilmiah serupa, stelah selesai menularkan apa yang didapatnya dengan mengadakan presentasi di depan reka rekannya. Denga demikian ilmu engetahuan yang baru dapat secara langsung dinikmati oleh rekan rekannya. Kita memberikan kesadaran kepada para pustakawan adalah bila selalu ingat akan lima sila perpustakaan : 1. Memberikan arti untuk apa gunanya buku buku di perpustakaan 2. Secara khusus dapat dihubungkan dengan ketepatan dan relevansi koleksi yang dimaksud dlam pengindeksan subjek akan memungkinkan pembaca untuk memperoleh buku yang relevan baginya 3. Jangan sampai ada buku yang relevan tak ditemukan oleh pembaca yang membutuhkannya 4. Menuntun perpustakaan kea rah keramahan dalam pelayanan pemakai 5. Memasyarakatkan klasifikasi yang mudah menerima subjek subjek baru mengingat bahwa selain multidimensional bidang pengetahuan secar potensial akan terus berkembang tanpa batas. Ada beberapa staregi dan pendidikan pemakai yang perlu dikembangkan antara lain:

1. Menciptakan dan meningkatkan kesadaran pemakai akan nilai informasi dalam bidang bidang khusus, sistem pendidikan dan dalam kehidupan sehari hari 2. Adanya integrasi antara pelayanan informasi perpustakaan dengan proses belajar mengajar 3. Mengadakan pelatihan pelatihan dalam penelusuran informasi pada kelompok kelompok yang sedang mengadakan penelitian sehingga mereka mampu untuk mengakses sumber sumber dan jasa pelayanan yang disediakan oleh perpustakaan baik dalam maupun luar negeri melalui teknologi yang sudah disediakan perpustakaan tersebut 4. Program pendidikan pemakai dirancang juga bagi orang awam khususnya dengan menggunakan sarana prasarana yang mudah ditangkap dan dimengerti dengan mudah dan tepat KERJA SAMA DENGAN PERPUSTAKAAN LAIN

Pustakawan dituntut untuk mengadakan kerja sama dengan perpustakaan lain terutama dalam bentuk pelayanan untuk pemakai. Dalam kerjasama ini, masing masing perpustakaan tetap memiliki otonomi sendiri sendiri, baik dalam pendanaan maupun ketenagaan tetap bergabung secara sukarela dengan perpustakaan lain agar dapat memberikan pelayanan yang lebih menguntungkan bagi pembacanya. Tujuan yang ingin dicapai dalam kerjasama pada umumnya agar pelayanan kepada para pembaca dapat lebih baik dengan cara sharing of resources baik melalui bahan bahan pustaka yang tersedia maupun tenaga. Adanya kerjasama ini mempunyai ciri ciri diantaranya : 1. Memiliki sumber informasi yang berupa buku, jurnal, dokumen a.v. atau informasi apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca 2. Memiliki pembaca atau pengguna yang akan memanfaatkan sumber sumber informasi tersebut 3. Adanya organisasi formal yang terbentuk karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi 4. Kemampuan utuk menyampaikan informasi dari sumber kepada pembaca 5. Adanya peralatan komunikasi Kerja sama ini sangat penting karena dapat menjadi jembatan untuk mendapatkan informasi yang dibituhkan oleh pemakai melalui perpustakaan tersebut. Oleh karena itu melalui pendidikan pemakai diharapkan para pemakai mampu mengetahui bagaimana mengakses informasi baik yang disediakan oleh perpustakaan sendiri maupun yang disediakan perpustakaan lain.

Anda mungkin juga menyukai