Anda di halaman 1dari 10

GERAKAN ASERTIF (AKSI SAFARI LITERASI

INSPIRATIF) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN


LITERASI MASYARAKAT BERBASIS INKLUSI
SOSIAL DI BULU'RINRING

Nurul Fadila
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Seperti itulah


terjemahan ayat pertama Q.S Al-Alaq yang pertama kali Allah turunkan kepada seluruh
makluk-Nya melalui perantara malaikat Jibril dan diperdengarkan langsung kepada
Nabi Muhammad SAW. Turunnya perintah membaca menjadi sebuah isyarat akan
pentingnya membangun habbits tersebut untuk dapat menciptakan masyarakat yang
literat. Namun beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak daerah
di pelosok tanah air Indonesia, yang masyarakatnya masih jauh dari kata literat dan
bahkan tidak memperoleh sarana dan prasarana pendidikan yang layak sebagaimana
kehidupan masyarakat di kota. Hal tersebutlah yang menjadi pendorong utama
sehingga rendahnya kemampuan literasi masyarakat Indonesia di beberapa daerah yang
akhirnya berdampak pada minimnya sumber daya manusia unggul yang tercipta.

Untuk itu sebuah program literasi berbasis inklusi sosial perlu digerakkan
secara masif ditengah lingkungan masyarakat. Seperti yang telah dilakukan oleh salah
satu komunitas penggiat literasi yang dikenal dengan nama Rumah Baca Pesisir.
Sebuah komunitas yang lahir dari rahim keresahan anak muda yang melihat betapa
banyaknya problematika sosial yang terjadi dikarenakan minimnya kemampuan
literasi masyarakat itu sendiri. Berawal dari keresahan-keresahan tersebutlah, hingga
akhirnya lahir sebuah inovasi terbarukan yaitu program ASERTIF (Aksi Safari Literasi
Inspiratif) yang diprakarsai oleh Bidang Literasi Sosial dan Budaya Rumah Baca
Pesisir.
Gerakan ASERTIF merupakan gerakan yang melibatkan para pemuda untuk
dapat berkontribusi secara nyata kepada masyarakat dengan cara terjun langsung ke
daerah pelosok untuk mengadvokasi pendidikan generasi penerus di daerah pelosok,
menebar inspirasi serta menyebarkan virus literasi kepada masyarakat. Untuk dapat
merealisasikan jalannya gerakan ASERTIF, maka komunitas Rumah Baca Pesisir
membuka Oprec (Open Recruitment) volunteers yang bertujuan untuk memberikan
ruang aktualisasi diri kepada seluruh pemuda agar dapat berkontribusi dalam hal
peningkatan literasi masyarakat di daerah pelosok tanah air Indonesia.

Bulu’rinring adalah salah satu daerah pelosok yang berlokasi tepat di kelurahan
Bulujaya, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Dengan jumlah penduduk sekitar kurang lebih dari 200 jiwa yang rata-rata berprofesi
sebagai seorang petani dan buruh. Untuk dapat tiba di Bulu'rinring, kita memerlukan
jarak tempuh sejauh 3 km dimulai dari jalan poros perbatasan antara Kabupaten
Jeneponto dan Kabupaten Takalar, dengan akses jalan yang masih kurang memadai
lagi terjal karena jalanan dipenuhi dengan bebatuan dan lumpur terutama saat musim
hujan. Bulu'rinring ditetapkan sebagai lokasi pilihan untuk menggiatkan gerakan
ASERTIF dikarenakan letaknya yang sangat terpencil dengan kualitas pendidikan yang
masih terbelakang, infrastruktur yang tidak memadai, dan ekonomi yang terbilang
semakin sulit.

Dengan kondisi masyarakat yang demikian, maka langkah yang dapat ditempuh
untuk membantu mereka keluar dari keterbelakangan ialah dengan membantu
mendukung diterapkannya Sustainability Development Goals (SDGSs), dalam upaya
menyejahterakan masyarakat, sebagaimana konsep yang digaungkan oleh IFLA dalam
dokumen "Access and Opportunity fo all" (International Federation of Library
Associations and Institutions, 2018).
Gambar 1. Poin pokok dari indikator Sustainability
Development Goals (SDGSs)

Dari gambar diatas, ada benang merah yang dapat ditarik, yaitu perpustakaan
dan komunitas penggiat literasi sebagaimana yang telah disampaikan oleh IFLA
(International Federation of Library Associations and Institutions) punya kewajiban
untuk turut andil dalam proses penerapan indikator-indikator yang menjadi sasaran dari
Sustainability Development Goals (SDGSs).

Oeh karena iu, salah satu cara yang ditempuh komunitas Rumah Baca Pesisir
dalam rangka mewujudkan Sustainability Development Goals (SDGSs), ialah dengan
berkomitmen untuk menggiatkan gerakan ASERTIF (Aksi Safari Literasi Inspiratif)
yang berbasis inklusi sosial agar dapat lebih mudah dalam menyentuh masuk kedalam
ranah kehidupan masyarakat Bulu'rinring.

Menurut National Institute for Literacy, literasi dapat didefinisikan sebagai


kemampuan seseorang untuk menulis, membaca, berbicara, memecahkan masalah, dan
kemampuan menganalisis serta mengasah suatu keterampilan yang dibutuhkan dalam
masyarakat dan pekerjaan. Secara umum, literasi dapat di bagi menjadi enam jenis
diantaranya; (1) literasi baca tulis, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi
digital, (5) literasi finansial, dan (6) literasi budaya dan kewargaan. Sedangkan definisi
inklusi sosial adalah sebuah proses bagi individu atau kelompok untuk ikut berperan
serta dalam masyarakat. Inklusi sosial dimaksudkaan untuk memberdayakan
masyarakat miskin. Pendekatan inklusi sosial bertujuan untuk mendorong agar seluruh
lapisan elemen masyarakat mendapatkan perlakukan yang sama (Rais, 2017) .
Untuk merealisasikan gerakan ASERTIF (Aksi Safari Literasi Inspiratif)
sebagai upaya peningkatan literasi masyarakat berbasis inklusi sosial di Bulu'rinring,
maka ada beberapa item kegiatan yang telah dilakukan oleh teman-teman di Komunitas
Rumah Baca Pesisir selama di lokasi pengabdian, diantaranya yaitu;

1. Pendidikan berbasis Human Capital

Pendidikan berbasis human capital merupakan sebuah konsep yang


memfokuskan pembangunan manusia dengan menitikberatkan pada investasi
pendidikan (termasuk pelatihan) dalam rangka peningkatan mutu masyarakat sebagai
bagian pembangunan bangsa. Konsep pendidikan berbasis human capital ini
diperuntukkan untuk menyasar anak-anak dan ibu-ibu.

Gambar 2. Salah satu bentuk kegiatan proses belajar mengajar

Untuk anak-anak itu sendiri, target yang diaktualisasikan ialah dengan


menamkan pendidikan karakter melalui cerita dongeng, melatih kemampuan Calistung
(Baca , Tulis, dan Hitung) dan membangun rasa kepercayaan diri anak- anak melalui
penanyangan film dokumenter inspiratif.
Gambar 3. Pelatihan pembuatan brooch dari kain flanel

Adapun konsep pendidikan berbasis human capital untuk ibu-ibu berupa


pelatihan yang bertujuan untuk pengasahan kreativitas skill yang selepas kegiatan ini
akan menghasilkan sebuah output berupa karya yang dapat dijadikan sebagai sumber
usaha sampingan atau bisnis kecil-kecilan, yang dapat bermanfaat untuk menambah
pemasukan ibu-ibu, selain dari gaji yang diperoleh sebagai seorang petani.

2. Religious Advocacy

Religious advocacy merupakan aktivitas untuk memberikan pertolongan


melalui tindakan nyata atas solusi masalah keagamaan di lingkungan masyarakat.
Diantaranya membentuk TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dengan menggunakan
metode Iqro.

Gambar 4. Proses pembelajaran Al-Qur’an di mesjid


Metode Iqro adalah cara cepat belajar membaca Al-Qur’an yang menekankan
langsung pada latihan membaca (Mentri Agama RI, 1991). Tujuan dari metode Iqro
adalah untuk menyiapkan anak didik menjadi generasi qur’ani dengan pola pendidikan
yang bertahap dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak-
anak.

3. Dialog Kampung

Dialog merupakan pusat wacana yang dapat mengajak setiap orang untuk
bersama-sama bergabung dalam sebuah percakapan (Littlejohn dan Foss, 2009).
Melihat potensi konflik yang akan selalu ada di kehidupan masyarakat, menjadi
pendorong lahirnya kegiatan dialog kampung. Karena untuk bisa meminimalisir
terjadinya konflik yang lebih berkepanjangan demi terciptanya perdamaian diantara
kehidupan bermasyarakat, maka penting di lakukan dialog kampung dengan cara-cara
komunikasi yang baik dan tepat.

Gambar 5. Penyampaian aspirasi dari kepala dusun


Manfaat dari kegiatan dialog kampung tersebut ialah dapat menjadi salah satu
ruang komunikasi publik yang dapat diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat
agar dapat menyampaikan sebuah aspirasi yang bertujuan untuk mencari sebuahsolusi
atas permasalahan yang terjadi di masyarakat.
4. Revitalisasi Budaya

Revitalisasi budaya dapat didefinisikan sebagai sebuah strategi yang bertujuan


untuk menghidupkan kembali tradisi dan budaya yang mulai luntur agar kebudayaan
tersebut kembali diminati oleh masyarakat terutama para generasi muda. Unsur-unsur
universal dari kebudayaan adalah; 1) sistem religi dan upacara keagamaan, 2) sistem
dan organisasi kemasyarakatan, 3) sistem pengetahuan, 4) bahasa, 5) kesenian, 6)
sistem mata pencaharian hidup, dan 7) sistem teknologi dan peralatan
( Koetnjaraningrat, 1989).

Salah satu contoh tradisi yang ada di Bulu'rinring ialah tradisi a'rate. A'rate
dapat dimaknai sebagai sebuah kegiatan dimana sekelompok orang menyanyikan puji-
pujian dalam bahasa Arab, dan biasanya di lakukan oleh laki-laki sedangkan
perempuan hanya duduk dibelakang untuk mendengarkan. Tradisi a'rate ini biasanya
hanya dilakukan ketika ada acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, aqiqah, dan
perayaan maulid Nabi Muhammad.

Manfaat dari tradisi a'rate itu sendiri ialah sebagai proses pemeliharaan siklus
kehidupan sosial budaya masyarakat setempat sekaligus sebagai perekat antara
keluarga dan antara anggota masyarakat. Untuk menghindari punahnya tradisi a'rate,
maka strategi yang bisa kita lakukan ialah dengan menciptakan regenerasi yang baru
dengan cara memberikan ruang untuk mengenalkan dan mengajarkan mereka lebih
dalam lagi tentang tradisi a'rate itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa gerakan aksi safari


literasi inspiratif hadir sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi
masyarakat terutama masyarakat yang bermukim di daerah pelosok dengan metode
pendekatan yang sederhana namun mampu memikat dan melekat dihati para
masyarakat. Gerakan ini mungkin nampak sepele tetapi sebenarnya gerakan ini
merupakan suatu pencapaian yang luar biasa, baik itu untuk teman-teman volunteer
komunitas Rumah Baca Pesisir maupun bagi kelompok masyarakat Bulu'rinring, jika
output dari gerakan ini bisa menghasilkan sebuah perubahan berupa timbulnya
kesadaran yang dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap pemahaman akan
pentingnya literasi dalam menungjang kesuksesan hidup seseorang dimasa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
International Federation Of Library Association and Institution. (2018). Accees and
Opportunity for All. p. 25 hlm. Retrieved from
https://www.iflaa.org/publicaton/node/10546
Koetjaraningrat. (1993). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Littlejohn W S & Foss A K. (2009). Teori Komunkasi Edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika.
Mentri Agama RI. (1991). Buku Iqro Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur'an. Jakarta:
Dapartemen Agama Pusat.
Ra'is. (2017). Peta Inklusi Sosial Dalam Regulasi Desa. Junl Ilmiah Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, 7 (2), 88-106. https://doi.org/10.33366/rfr.v7i2.803
BIODATA PENULIS

Nama Saya Nurul Fadila, lahir di Tombolo pada tanggal 17 Maret 2003. Saat ini sedang
menempuh pendidikan strata 1 Program studi Ilmu perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Alauddin Makassar, dengan Nomor Induk Mahasiswa 40400120031. Saya
merupakan angkatan tahun 2020 dan saat ini sedang menjalani masa pendidikan semester
enam. Selain menjadi mahasiswa, saya juga menjadi salah satu anggota di Unit Kegiatan
Mahasiswa Riset, Keilmuan dan Kemitraan Masyarakat UIN Alauddin Makasssar. Adapun
komunitas yang senang saya ikuti diluar kampus ialah komunitas pengabdian masyarakat
seperti kegiatan volunter.

Anda mungkin juga menyukai