Inklusi Sosial
Inklusi Sosial
Nurul Fadila
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Untuk itu sebuah program literasi berbasis inklusi sosial perlu digerakkan
secara masif ditengah lingkungan masyarakat. Seperti yang telah dilakukan oleh salah
satu komunitas penggiat literasi yang dikenal dengan nama Rumah Baca Pesisir.
Sebuah komunitas yang lahir dari rahim keresahan anak muda yang melihat betapa
banyaknya problematika sosial yang terjadi dikarenakan minimnya kemampuan
literasi masyarakat itu sendiri. Berawal dari keresahan-keresahan tersebutlah, hingga
akhirnya lahir sebuah inovasi terbarukan yaitu program ASERTIF (Aksi Safari Literasi
Inspiratif) yang diprakarsai oleh Bidang Literasi Sosial dan Budaya Rumah Baca
Pesisir.
Gerakan ASERTIF merupakan gerakan yang melibatkan para pemuda untuk
dapat berkontribusi secara nyata kepada masyarakat dengan cara terjun langsung ke
daerah pelosok untuk mengadvokasi pendidikan generasi penerus di daerah pelosok,
menebar inspirasi serta menyebarkan virus literasi kepada masyarakat. Untuk dapat
merealisasikan jalannya gerakan ASERTIF, maka komunitas Rumah Baca Pesisir
membuka Oprec (Open Recruitment) volunteers yang bertujuan untuk memberikan
ruang aktualisasi diri kepada seluruh pemuda agar dapat berkontribusi dalam hal
peningkatan literasi masyarakat di daerah pelosok tanah air Indonesia.
Bulu’rinring adalah salah satu daerah pelosok yang berlokasi tepat di kelurahan
Bulujaya, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Dengan jumlah penduduk sekitar kurang lebih dari 200 jiwa yang rata-rata berprofesi
sebagai seorang petani dan buruh. Untuk dapat tiba di Bulu'rinring, kita memerlukan
jarak tempuh sejauh 3 km dimulai dari jalan poros perbatasan antara Kabupaten
Jeneponto dan Kabupaten Takalar, dengan akses jalan yang masih kurang memadai
lagi terjal karena jalanan dipenuhi dengan bebatuan dan lumpur terutama saat musim
hujan. Bulu'rinring ditetapkan sebagai lokasi pilihan untuk menggiatkan gerakan
ASERTIF dikarenakan letaknya yang sangat terpencil dengan kualitas pendidikan yang
masih terbelakang, infrastruktur yang tidak memadai, dan ekonomi yang terbilang
semakin sulit.
Dengan kondisi masyarakat yang demikian, maka langkah yang dapat ditempuh
untuk membantu mereka keluar dari keterbelakangan ialah dengan membantu
mendukung diterapkannya Sustainability Development Goals (SDGSs), dalam upaya
menyejahterakan masyarakat, sebagaimana konsep yang digaungkan oleh IFLA dalam
dokumen "Access and Opportunity fo all" (International Federation of Library
Associations and Institutions, 2018).
Gambar 1. Poin pokok dari indikator Sustainability
Development Goals (SDGSs)
Dari gambar diatas, ada benang merah yang dapat ditarik, yaitu perpustakaan
dan komunitas penggiat literasi sebagaimana yang telah disampaikan oleh IFLA
(International Federation of Library Associations and Institutions) punya kewajiban
untuk turut andil dalam proses penerapan indikator-indikator yang menjadi sasaran dari
Sustainability Development Goals (SDGSs).
Oeh karena iu, salah satu cara yang ditempuh komunitas Rumah Baca Pesisir
dalam rangka mewujudkan Sustainability Development Goals (SDGSs), ialah dengan
berkomitmen untuk menggiatkan gerakan ASERTIF (Aksi Safari Literasi Inspiratif)
yang berbasis inklusi sosial agar dapat lebih mudah dalam menyentuh masuk kedalam
ranah kehidupan masyarakat Bulu'rinring.
2. Religious Advocacy
3. Dialog Kampung
Dialog merupakan pusat wacana yang dapat mengajak setiap orang untuk
bersama-sama bergabung dalam sebuah percakapan (Littlejohn dan Foss, 2009).
Melihat potensi konflik yang akan selalu ada di kehidupan masyarakat, menjadi
pendorong lahirnya kegiatan dialog kampung. Karena untuk bisa meminimalisir
terjadinya konflik yang lebih berkepanjangan demi terciptanya perdamaian diantara
kehidupan bermasyarakat, maka penting di lakukan dialog kampung dengan cara-cara
komunikasi yang baik dan tepat.
Salah satu contoh tradisi yang ada di Bulu'rinring ialah tradisi a'rate. A'rate
dapat dimaknai sebagai sebuah kegiatan dimana sekelompok orang menyanyikan puji-
pujian dalam bahasa Arab, dan biasanya di lakukan oleh laki-laki sedangkan
perempuan hanya duduk dibelakang untuk mendengarkan. Tradisi a'rate ini biasanya
hanya dilakukan ketika ada acara-acara besar seperti pernikahan, khitanan, aqiqah, dan
perayaan maulid Nabi Muhammad.
Manfaat dari tradisi a'rate itu sendiri ialah sebagai proses pemeliharaan siklus
kehidupan sosial budaya masyarakat setempat sekaligus sebagai perekat antara
keluarga dan antara anggota masyarakat. Untuk menghindari punahnya tradisi a'rate,
maka strategi yang bisa kita lakukan ialah dengan menciptakan regenerasi yang baru
dengan cara memberikan ruang untuk mengenalkan dan mengajarkan mereka lebih
dalam lagi tentang tradisi a'rate itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
International Federation Of Library Association and Institution. (2018). Accees and
Opportunity for All. p. 25 hlm. Retrieved from
https://www.iflaa.org/publicaton/node/10546
Koetjaraningrat. (1993). Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Littlejohn W S & Foss A K. (2009). Teori Komunkasi Edisi 9. Jakarta: Salemba
Humanika.
Mentri Agama RI. (1991). Buku Iqro Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur'an. Jakarta:
Dapartemen Agama Pusat.
Ra'is. (2017). Peta Inklusi Sosial Dalam Regulasi Desa. Junl Ilmiah Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, 7 (2), 88-106. https://doi.org/10.33366/rfr.v7i2.803
BIODATA PENULIS
Nama Saya Nurul Fadila, lahir di Tombolo pada tanggal 17 Maret 2003. Saat ini sedang
menempuh pendidikan strata 1 Program studi Ilmu perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Alauddin Makassar, dengan Nomor Induk Mahasiswa 40400120031. Saya
merupakan angkatan tahun 2020 dan saat ini sedang menjalani masa pendidikan semester
enam. Selain menjadi mahasiswa, saya juga menjadi salah satu anggota di Unit Kegiatan
Mahasiswa Riset, Keilmuan dan Kemitraan Masyarakat UIN Alauddin Makasssar. Adapun
komunitas yang senang saya ikuti diluar kampus ialah komunitas pengabdian masyarakat
seperti kegiatan volunter.