Anda di halaman 1dari 29

Undang-Undang

Nomor 11 Tahun
2010 tentang
Cagar Budaya
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
dan Permuseuman
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Warisan Budaya (Cultural Heritage)

Benda Tak Benda


(Tangible) (Intangible)
Periodisasi Cagar Budaya
50 tahun
Kolonial

Abad 18
Islam

Abad 16
Klasik

Abad 4
Prasejarah

2 Jt tahun
Terbitnya UU Nomor 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya

Rancangan Peraturan Pemerintah


tentang Pelestarian Cagar Budaya Kebijakan
Pemerintah
Peraturan Pemerintah tentang
Museum No. 66 tahun 2015
Perubahan Paradigma

1 Pengelolaan Cagar Budaya memberi


wewenang yang lebih besar bagi
Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan
UU No. 11 tahun 2010 Kota
tentang Cagar Budaya
2 Pemanfaatan Cagar Budaya untuk
kepentingan sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat
Cagar Budaya

Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat


kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar
Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan
Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.
Kriteria Cagar Budaya

Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar


Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila
memenuhi kriteria:
a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;
c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,
agama, dan/atau kebudayaan; dan
d. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Cagar Budaya Objek Yang Diduga Cagar Budaya


(sudah ditetapkan) (belum ditetapkan)
Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan
manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau
kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki
hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.
Cagar Budaya

Mahkota Siak

Bokor Emas

Fosil Homo erectus


Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari
benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
Cagar Budaya

Aula Rotterdam, Makassar

Museum Perumusan
Naskah Proklamasi
Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari
benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk
menampung kebutuhan manusia.

Lukisan dinding, Sangkulirang, KalTim


Cagar Budaya

Gunung Kawi, Bali


Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di
air yang mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya,
dan/atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau
bukti kejadian pada masa lalu.
Cagar Budaya

Gunung Padang, Jawa Barat


Leang Bua, Flores
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang
memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya
berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang
khas.
Kawasan Sangiran
Cagar Budaya

Kawasan Muarajambi
Pelestarian Cagar Budaya
Upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan
cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkannya
LINGKUP PELESTARIAN CAGAR
Registrasi Nasional BUDAYA DI INDONESIA

Pendaftaran

Penetapan Cagar
Budaya
Register Nasional DI DARAT
Cagar Budaya

PELESTARIAN
Pelindungan DI AIR
Pengembangan

Pemanfaatan
Cagar
Budaya
Bawah Air
Semua jejak-jejak manusia yang
bercirikan budaya, historis, ataupun
arkeologis, yang sebagian atau
keseluruhan telah berada di bawah air
secara periodis ataupun terus
menerus minimal selama 100 tahun

Konvensi UNESCO tahun 2001


Cagar
Budaya
Bawah Air
Jenis-Jenis Tinggalan Bawah Air:
1. Situs, Struktur, Artefak, dan sisa-sisa
manusia, bersama-sama dengan
konteks arkeologis dan lingkungannya
2. Kapal, Pesawat Terbang, atau
Kendaraan lainnya, bersama dengan
muatannya dalam konteks arkeologis
dan lingkungannya
3. Benda-Benda Prasejarah

Tidak termasuk:
Pipa, Kabel, dan Instalasi lainnya yang diletakkan di dasar laut
Registrasi Nasional Cagar Budaya
1 • Bimbingan Teknis Pendaftaran
Penemuan/Pencarian/ Pendaftaran • Pendaftaran
pemilikan/Penguasaan Kab/Kota • Fasilitasi
• Advokasi

2
(Tim Ahli Cagar Budaya)
Penetapan Cagar • Kajian
Budaya • Rekomendasi

Peringkat Cagar Budaya Status Cagar Budaya

• Bupati Kab/Kota • Bupati


• Gubernur Provinsi • Gubernur
• Menteri Nasional • Menteri
Pelestarian Cagar Budaya

Pelindungan Pengembangan Pemanfaatan


Pelindungan upaya mencegah dan
menanggulangi dari kerusakan,
kehancuran, atau kemusnahan dengan
cara Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi,
Pemeliharaan, dan Pemugaran Cagar
Budaya.

Perahu Kuno Rembang


Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende

Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai,


informasi, dan promosi Cagar Budaya serta
pemanfaatannya melalui Penelitian, Revitalisasi,
dan Adaptasi secara berkelanjutan serta tidak
Taman Bung Karno, Ende
bertentangan dengan tujuan Pelestarian.

Gunung Padang, Jawa Barat


Pemanfaatan adalah pendayagunaan Cagar Budaya
untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya
untuk kepentingan Agama, Sosial, Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Kebudayaan,
dan Pariwisata
SKEMA UMUM PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA DAN PENETAPANNYA
Pendaftaran (langsung atau melalui laman) ke Tim
Penemuan Pendaftaran [Kab/Kota]
Petugas Penerima Petugas Penyusun
Pencarian Pendaftaran Berkas

Pemilik/
Penguasa Petugas Pengolah Data Data diragukan/tidak
Pengkajian Tim
memenuhi syarat Ahli

Bukan Cagar
Budaya
Kriteria
Pemberian Surat Cagar
Keterangan Kepemilikan Rekomendasi
Cagar Budaya dan SK Penetapan dan
Budaya
Penetapan Cagar Budaya Pemeringkatan

Register Penetapan CB &


Penghapusan Nasional Pemeringkatan
Cagar Budaya

Perbaikan

Pelindungan,
Penggabungan, Pengembangan,
Pencabutan, Pemanfaatan

Rekomendasi Tim Ahli


BANGUNAN CAGAR BUDAYA

adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

Bangunan Cagar Budaya dapat:


1. Berunsur tunggal/banyak;
2. Berdiri bebas atau menyatu dengan formasi alam
Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

Pemugaran dilakukan terhadap Bangunan Cagar Budaya yang rusak dengan tujuan untuk
mengembalikan kondisi fisik dengan cara memperbaiki, memperkuat, atau
mengawetkannya melalui pekerjaan:
1. Rekonstruksi
2. Konsolidasi
3. Rehabilitasi
4. Restorasi

(Pasal 77, UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya)


Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

Pemugaran Cagar Budaya harus memperhatikan


1. Keaslian Bahan, bentuk, tata letak, gaya, dan/atau teknologi pengerjaan;
2. Kondisi semula dengan tingkat perubahan sekecil mungkin;
3. Penggunaan teknik, metode, dan bahan yang tidak bersifat nerusak;
4. Kompetensi pelaksana di bidang pemugaran

(Pasal 77, UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya)


Adaptasi Bangunan Cagar Budaya

Pengembangan Bangunan Cagar Budaya dapat dilakukan melalui Adaptasi dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan masa kini dengan tetap mempertahankan:
1. Ciri asli dan/atau muka Bangunan Cagar Budaya;
2. Ciri asli lanskap budaya dan/atau permukaan tanah Situs Cagar Budaya atau Kawasan
Cagar Budaya sebelum dilakukan adaptasi

(Pasal 83, UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya)


Adaptasi Bangunan Cagar Budaya

Adaptasi Bangunan Cagar Budaya dilakukan dengan:


1. Mempertahankan nilai-nilai yang melekat pada Cagar Budaya;
2. Menambah fasilitas sesuai dengan kebutuhan;
3. Mengubah susunan ruang secara terbatas; dan/atau
4. Mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli, dan keharmonisan estetika
lingkungan di sekitarnya.

(Pasal 83, UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya)


Izin Pemugaran dan Adaptasi Bangunan Cagar Budaya

Cagar Budaya
Menteri
Peringkat Nasional

Cagar Budaya
Gubernur
Peringkat Provinsi

Cagar Budaya
Bupati/ Walikota
Peringkat Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai