Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

STUDI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK KABUPATEN MADIUN


TAHUN 2015
I.

LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau yang
telah

menjadikan

Negara

Indonesia

memiliki

cirri

yang

khas

di

mancanegara. Perkembangan batik yang sudah menempuh perjalanan


berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan corak batik yang
khas disetiap daerahnya. Kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia.
Hampir semua daerah di Indonesia memiliki ciri khas corak batik sendiri.
Untuk itu bagai warga Negara Indonesia kita harus bangga dan ikut
mempertahankan

warisan

budaya

ini

agar

tidak

punah

dengan

bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat


menambah

pengetahuan

teman-teman

mengenai

warisan

budaya

Indonesia khususnya batik.


Dalam kontek sejarah, batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal
abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis
atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas
kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja
Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam
kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar
kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan
dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini
ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan
kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian
menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Batik khas Kabupaten Madiun, Batik Kenongo, di sentra batik Desa
Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur,
tetap bertahan meski nyaris punah akibat kalah bersaing dengan batik
dari daerah luar. Sejak lama budaya membuat batik tulis sudah ada
sampai sekarang. . Motif andalan dari Batik Kenongo adalah selain bunga
kenanga, juga adanya motif porang. Motif porang ini terinspirasi dari
tanaman porang yang banyak tumbuh di Desa Kenongorejo yang terdapat
di tepi hutan. Usaha batik tulis dari Desa Kenongorejo menjadi salah satu

ikon Kabupaten Madiun. Bahkan produk batiknya yang bermotif porang,


dipakai sebagai seragam hari Jumat di Pusdiklat Perum Perhutani Madiun
pada tahun 2011- sekarang. Seiring berjalannya waktu dan adanya
pengakuan dunia tentang Batik Indonesia, kegiatan membatik di berbagai
daerah mulai bangkit. Demikian juga di Desa Kenongorejo, Kecamatan
Pilangkenceng. Selain para perajin batik yang jumlahnya hanya beberapa
orang, kini setiap hari Kamis sekitar 100-an siswa dari SMA setempat
mengadakan pelatihan membatikUntuk meningkatkan penjualan, perajin
lainnya terus berinovasi guna memenuhi keinginan pasar. Tidak hanya
batik tulis saja yang diproduksi namun juga batik cap dan printing dengan
wilayah pemasaran Madiun sekitar dan Surabaya.
Dalam upaya pengembangan industri batik di Kabupaten Madiun perlu
dianalisisi

faktor-faktor

yang

menjadi

potensi

dan

hambatan

pengembangan usahanya. Diharapkan dari analaisis ini akan dapat


dirumuskan langkah langkah pengembangan usaha yang sesuai dengan
konteks tantangan dan persaingan yang terjadi secara riil di lapangan.
Kebijakan-kebijakan strategis yang perlu diambil dan langkah langkah
taktisnya

perlu

diriumuskan

secara

periodik

dilengkapi

dengan

penjadwalannya.
II.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari dilakukannya Studi Pengembangan Industri Batik Khas Madiun
Tahun 2015 ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor pengembangan
industri batik khas madiun baik faktor-faktor potensi maupun
faktor-faktor hambatan pengembangan usaha yang ada.
2. Melakukan pemetaan potensi produksi, promosi dan distribusi
industri batik khas Kabupaten Madiun.
3. Menyusun skenario pengembangan usaha batik khas madiun yang
komperhensif

dan

aplikatif

sebagai

panduan

pengambilan

kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Madiun.


Dari maksud-maksud diatas ingin diperoleh tujuan dari dilakukannya Studi
Pengembangan Industri Batik Khas Madiun Tahun 2015 ini yaitu :
1. Teridentifikasinya kondisi obyektif usaha batik khas Madiun di
Kecamatan Pilangkenceng.
2. Tersusunnya skenario pengembangan usaha batik khas madiun
yang komperhensif dan aplikatif sebagai panduan pengambilan
kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Madiun.

3. Terwujudnya industri batik khas Kabupaten Madiun yang handal


dan berdaya saing tinggi guna menciptakan visi masyarakat
Kabupaten Madiun yang lebih sejahtera 2018.

III.

RUNG LINGKUP KEGIATAN


a. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dari studi pengembangan industri batik khas
Kabupaten Madiun adalah Kecamatan Pilangkenceng.
b. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dari studi pengembangan industri batik khas
Kabupaten

Madiun

adalah

pengumpulan

data,

analisa

data,

penyusunan rencana pengembangan dan pelaporan hasil studi.


IV.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi pengembangan industri batik
khas Kabupaten Madiun adalah 4 (empat bulan).

V.

ORGANISASI PELAKSANA
Organisasi pelaksana pekerjaan studi pengembangan industri batik khas
Kabupaten

Madiun

adalah

Lembaga

Penelitian

dan

Pengabdian

Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri (UIN Malang).


VI.

ANGGARAN BIAYA
Anggaran biaya pelaksanaan studi pengembangan industri batik khas
Kabupaten Madiun adalah sebesar Rp. 150.000.000,00 (Seratus Lima
Puluh Juta Rupiah) yang bersumber dari APBD Kabupaten Madiun Tahun
anggaran 2015.

VII.

KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan studi pengembangan industri batik
khas madiun tahun 2015 diperlukan komposisi tim pelaksana pekerjaan
yang terdiri dari :
1. Team Leader (Ahli Peneitian Kuantitatif).
1 (satu orang) ahli penelitian kuantitatif

dengan

persyaratan

pendidikan minimal S2 bidang sains yang dibuktikan dengan ijasah S2


bidang tersebut. Memiliki pengalaman dibidang penelitian kuantitatif
minimal 5 (lima) tahun.
2. Ahli Manajemen
1 (satu orang) ahli Manajemen dengan persyaratan pendidikan
minimal S1 bidang manajemen yang dibuktikan dengan ijasah S1
bidang

tersebut.

Memiliki

pengalaman

pelatihan/penelitian/

pendampingan dibidang manajemen usaha kecil dan menengah


minimal 3 (lima) tahun.
3. Ahli Akuntansi
1 (satu orang) ahli Akuntansi dengan persyaratan pendidikan minimal
S1 bidang akuntansi yang dibuktikan dengan ijasah S1 bidang
tersebut. Memiliki pengalaman pelatihan/penelitian/ pendampingan
dibidang akuntansi minimal 3 (lima) tahun.
4. Ahli Industri
1 (satu orang) ahli industri dengan persyaratan pendidikan minimal
S1 bidang industri yang dibuktikan dengan ijasah S1 bidang tersebut.
Memiliki pengalaman studi dan/atau pendampingan bidang industri
minimal 3 (lima) tahun.
5. Ahli Ekonomi Pembangunan
1 (satu orang) ahli ekonomi pembangunan dengan persyaratan
pendidikan

minimal

S1

bidang

ekonomi

pembangunan

yang

dibuktikan dengan ijasah S1 bidang tersebut. Memiliki pengalaman


studi minimal 3 (lima) tahun.
6. Tenaga Surveyor
3 (tiga) orang surveyor dengan persyaratan pendidikan minimal S1
segala

jurusan

yang

dibuktikan

dengan

ijasah

S1.

Memiliki

pengalaman studi minimal 2 (dua) tahun.


7. Administrasi dan Keuangan
1 (satu) orang tenaga administrasi dan keuangan dengan persyaratan
ijasah minimal S1 yang dibuktikan dengan ijasah S1.
VIII.

KETENTUAN PELAPORAN
Pelaporan hasil studi pengembangan industri batik khas Kabupaten
Madiun Tahun 2015 mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Spesifikasi :
1. Bentuk laporan A4, kertas HVS Folio 80 gr; Hard Cover;
2. tertulis depan bagian depan: LAPORAN PENDAHULUAN;
3. jumlah

yang diserahkan

revisi, 1 berwarna

5 (lima) buah buku final setelah

dan 4 buah hitam-putih;

2. Draft Laporan Akhir


Spesifikasi :
1. Bentuk laporan A4, kertas HVS Folio 80 gr; Hard Cover;
2. tertulis depan bagian depan: DRAFT LAPORAN AKHIR;
3. jumlah

yang diserahkan

revisi, 1 berwarna
3. Laporan Akhir

5 (lima) buah buku final setelah

dan 4 buah hitam-putih;

Spesifikasi :
1. Bentuk laporan A4, kertas HVS Folio 80 gr; Hard Cover;
2. tertulis depan bagian depan: LAPORAN AKHIR;
3. jumlah

yang diserahkan

revisi, 1 berwarna
4. CD berisi seluruh laporan

5 (lima) buah buku final setelah

dan 4 buah hitam-putih;

Anda mungkin juga menyukai