Anda di halaman 1dari 7

Sosialisasi SPM untuk Komite

Sekolah
PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
PENDIDIKAN DASAR

Kabupaten Nganju
2016

KONSEP DASAR SPM DAN 27 INDIKATOR


SPM TINGKAT KABUPATEN/KOTA (14 INDIKATOR)
IP.1 (Pasal 2, Ayat 2.a.1) :
Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan MI dan 6 km untuk SMP
dan MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil.
IP.2 (Pasal 2, Ayat 2.a.2) :
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD dan MI
tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP dan MTs tidak melebihi 36
orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas
yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik
dan guru serta papan tulis.
IP.3 (Pasal 2, Ayat 2.a.3) :
Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal
satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen
peserta didik.
IP.4 (Pasal 2, Ayat 2.a.) :
Di setiap SD & MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja
dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya; dan di setiap SMP & MTs tersedia ruang kepala
sekolah (KS) yang terpisah dari ruang guru.
IP.5 (Pasal 2, Ayat 2.a.5) :
Di setiap SD & MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta
didik, dan 6 (enam) orang guru utk setiap satuan pendidikan; dan untuk
daerah khusus 4 orang guru di setiap satuan pendidikan.
IP.6 (Pasal 2, Ayat 2.a.6) :
Di setiap SMP&MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata
pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran.
IP.7 (Pasal 2, Ayat 2.a.7) :
Di setiap SD & MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D- I V dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik.
IP.8 (Pasal 2, Ayat 2.a.8) :
Di setiap SMP & MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau
D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik; untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% dan 20%.
IP.9 (Pasal 2, Ayat 2.a.9) :
Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, masing-masing satu
orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris dan PKn.
IP.10 (Pasal 2, Ayat 2.a.10) :
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD dan MI berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
1 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

IP.11 (Pasal 2, Ayat 2.a.11) :


Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SMP dan MTs berkualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
IP.12 (Pasal 2, Ayat 2.a.12) :
Di setiap Kabupaten/Kota semua pengawas sekolah memiliki kualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
IP.13 (Pasal 2, Ayat 2.a.13) :
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana dan melaksanakan
kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.
IP.14 (Pasal 2, Ayat 2.a.14) :
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap
bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan
supervisi dan pembinaan.
SPM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (13 INDIKATOR)
IP.15 (Pasal 2, Ayat 2.b.1) :
Setiap SD dan MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dan PKn
dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
IP.16 (Pasal 2, Ayat 2.b.2) :
Setiap SMP & MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup semua mata
pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
IP.17 (Pasal 2, Ayat 2.b.3) :
Setiap SD & MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri
dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe),
contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster IPA.
IP.19 (Pasal 2, Ayat 2.b.5) :
Setiap guru tetap, bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik,
dan melaksanakan tugas tambahan.
IP.20 (Pasal 2, Ayat 2.b.6) :
Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran
selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai
berikut :
Kelas I-II
: 18 jam per minggu
Kelas III
: 24 jam per minggu
Kelas IV-VI : 27 jam per minggu
Kelas VII-IX : 27 jam per minggu

IP.21 (Pasal 2, Ayat 2.b.7) :


Setiap satuan pendidikan
ketentuan yang berlaku.
IP.22 (Pasal 2, Ayat 2.b.8) :

menerapkan

Kurikulum

sesuai

2 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

dengan

Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang


disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya.
IP.23 (Pasal 2, Ayat 2.b.9) :
Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik.
IP.24 (Pasal 2, Ayat 2.b.10) :
Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru dua kali dalam setiap semester.
IP.25 (Pasal 2, Ayat 2.b.11) :
Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta
hasil evaluasi peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester
dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik.
IP.26 (Pasal 2, Ayat 2.b.12) :
Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan
Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian
Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor
Kemenag pada setiap akhir semester.
IP.27 (Pasal 2, Ayat 2.b.13) :
Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS).

KEBIJAKAN PEMENUHAN SPM DI TINGKAT


SEKOLAH/MADRASAH

3 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

Tujuan Dana BOS (Biaya Operasional Sekolah)


Program BOS untuk meringankan beban masyarakat terhadap
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang
bermutu.
Selain itu diharapkan program BOS juga dapat ikut berperan dalam
mempercepat pencapaianStandar Pelayanan Minimal (SPM) di
sekolah.

4 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

Program BOS & Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Dana BOS yang diterima dan dikelola secara mandiri oleh sekolah
harus
melibatkan dewan guru dan Komite Sekolah dengan
menerapkan MBS sebagai berikut :
Sekolah mengelola dana secara profesional, transparan dan akuntabel.
Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4
tahunan berupa Rencana Kegiatan Sekolah/RKS.
Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS
merupakan bagian integral dari RKAS tersebut.
Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus didasarkan hasil evaluasi
diri sekolah.
RKAS harus disetujui dalam rapat sekolah dengan memperhatikan
pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta).
Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan
Berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan. (UU No. 20 Th 2003 psl 8)
Berkewajiban
memberikan
dukungan
sumber
daya
dalam
penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Th 2003 psl 9)
Berfungsi memperbaiki akses, mutu, daya saing, relevansi, tata
kelola, dana kuntabilitas pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan. (PP 17/2010 Psl 187)
Meliputi peran serta perseorangan,
kelompok,
keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
(PP 17/2010 Psl 188 Ayat (1)
Berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
pendidikan dalam bentuk seperti Pemberian bantuan atau fasilitas

5 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

kepada satuan pendidikan dan/atau penyelenggara satuan pendidikan


dalam menjalankan fungsinya. (PP 17/2010 Psl 188 Ayat (2)
Permendikbud No. 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan
Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar
Satuan pendidikan dapat menerima sumbangan dari masyarakat dan
orang tua/wali peserta didik yang mampu untuk memenuhi kekurangan
biaya yang diperlukan oleh satuan pendidikan. Sumbangan dapat
berupa uang dan/atau barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak
memaksa, tidak mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka
waktu pemberiannya.
Pemerintah Daerah harus ikut mengendalikan dan mengawasi
pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan, dan sumbangan yang
diterima dari masyarakat/orang tua/wali peserta didik tersebut
mengikuti prinsip nirlaba dan dikelola dengan prinsip transparan dan
akuntabel.

6 | Sosialisasi SPM untuk Komite Sekolah Kabupaten Nganjuk 2016

Anda mungkin juga menyukai