Anda di halaman 1dari 219

DRAF

PETUNJUK TEKNIS DATA POKOK KEBUDAYAAN


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Direktorat Jenderal Kebudayaan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Landasan Hukum

2. PEMBENTUKAN TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN


2.1. Gambaran Umum Data Pokok Kebudayaan
2.1.1. Pengertian Umum
2.1.2. Konsep Dasar Pendataan Kebudayaan
2.1.3. Organisasi Pelaksana Data Pokok Kebudayaan
2.1.4. Sumber Pendanaan Data Pokok Kebudayaan
2.1.5. Tahapan Kegiatan Data Pokok Kebudayaan
2.2. Pengelolaan Data Pokok Kebudayaan
2.2.1. Pembentukan Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota/Provinsi
2.2.2. Rincian Tugas Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota/Provinsi
2.2.3. Tahapan Kerja Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota/Provinsi
2.2.4. Metode Pengumpulan Data

3. PENDATAAN KEBUDAYAAN
3.1. Gambaran Umum Pendataan Kebudayaan
3.1.1. Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
3.1.2. Pendataan Cagar Budaya
3.1.3. Pendataan Tenaga Kebudayaan
3.1.4. Pendataan Lembaga Kebudayaan
3.1.5. Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan
3.2. Petunjuk Pengisian Formulir Pendataan Kebudayaan
3.2.1. Formulir Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
3.2.2. Formulir Pendataan Cagar Budaya
3.2.3. Formulir Pendataan Tenaga Kebudayaan
3.2.4. Formulir Pendataan Lembaga Kebudayaan
3.2.5. Formulir Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan

4. VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEBUDAYAAN


4.1. Gambaran Umum Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan
4.1.1. Pengertian Umum
4.1.2. Konsep Dasar Verval dalam Data Kebudayaan
4.1.3. Pelaksanaan Verval
4.1.4. Metode Pelaksanaan
4.2. Ruang Lingkup Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan Tingkat
Kabupaten/Kota
4.2.1. Verval Objek Pemajuan Kebudayaan
4.2.2. Verval Cagar Budaya
4.2.3. Verval Tenaga Kebudayaan
4.2.4. Verval Lembaga Kebudayaan
4.2.5. Verval Sarana dan Prasarana Kebudayaan
4.3. Ruang Lingkup Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan Tingkat Provinsi
4.3.1. Verval Objek Pemanjuan Kebudayaan
4.3.2. Verval Cagar Budaya

5. PENETAPAN DATA KEBUDAYAAN


5.1. Gambaran Umum Warisan Budaya Takbenda
5.1.1. Pengertian
5.1.2. Domain Warisan Budaya Takbenda Berdasarkan UNESCO
5.2. Prosedur Penetapan
5.2.1. Kode Etik Penetapan
5.2.2. Kriteria Substansi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
5.2.3. Tim Penetapan
5.2.4. Proses Penetapan
5.3. Standar Operasional Pengusulan
5.3.1. Prioritas Usulan
5.3.2. Ketentuan dan Persyaratan Pengusulan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
5.3.3. Data Dukung Pengusulan Warisan Budaya Takbenda Indonesia
5.3.4. Formulir Penetapan Warisan Budaya Takbenda
5.3.5. Rencana Aksi
5.3.6. Kontribudsi Warisan Budaya dalam Lingkup Lokal dan Nasional
5.4. Gambaran Umum Cagar Budaya
6.1.1. Pengertian Cagar Budaya
6.1.2. Kriteria
6.1.3. Register Nasional Cagar Budaya
5.5. Prinsip dan Etika Penetapan
6.2.1. Prinsip Penetapan
6.2.2. Etika Penetapan
5.6. Prosedur Penetapan Cagar Budaya
6.3.1. Alur Penetapan Cagar Budaya
6.3.2. Proses Penetapan Cagar Budaya
6.3.3. Pemeringkatan Cagar Budaya

6. PENGGUNAAN APLIKASI DATA POKOK KEBUDAYAAN


6.1. Pengenalan dan Pengertian Antarmuka
6.1.1. Pengenalan Dashboard Dapobud
6.1.2. Pengenalan Antarmuka
6.1.3. Daftar Istilah
6.2. Cara Menginstall Aplikasi Dapobud
6.2.1. Persiapan Instalasi Aplikasi Dapobud
6.2.2. Petunjuk Instalasi Aplikasi Dapobud
6.3. Cara Mengisi Borang Daring Pada Aplikasi Dapobud
6.3.1. Pendaftaran SSO
6.4. Sistematika Pengisian Borang Daring
6.4.1. Borang Objek Pemajuan Kebudayaan
6.4.2. Borang Cagar Budaya
6.4.3. Borang Tenaga Kebudayaan
6.4.4. Borang Lembaga Kebudayaan
6.4.5. Borang Sarana dan Prasarana
6.5. Cara Mengumpulkan Dokumentasi
6.5.1. Identifikasi Dokumen Digital
6.5.2. File PDF
6.5.3. File Image
6.5.4. File Audio
6.5.5. File Audio-Video

7. LAMPIRAN
Lampiran 1. Format SK Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi
Lampiran 2. Format Surat Tugas Operator Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi
Lampiran 3. Format Penetapan Cagar Budaya
Lampiran 4. Format Penetapan Warisan Budaya Takbenda
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017 Pasal 15 ayat 1,
mengamanatkan bahwa “Menteri membentuk Sistem Pendataan Kebudayaan
Terpadu untuk mendukung pelaksanaan Pemajuan Kebudayaan”. Selain itu
Pasal 18 ayat 2 mengamanatkan bahwa “Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah memfasilitasi Setiap Orang yang melakukan pencatatan dan
pendokumentasian Objek Pemajuan Kebudayaan. Undang-Undang Cagar
Budaya Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 30, juga mengamanatkan perlunya
dilakukan pendaftaran sebagai bagian dari proses penyusunan Register
Nasional. Penyusunan Register Nasional merupakan upaya penting untuk
mengetahui jumlah kekayaan Cagar budaya secara nasional.

Pembentukan Sistem Pendataan Kebudayaan ini juga diperkuat melaui


Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia dimana
pada pasal 2 ayat 2 menjelaskan bahwa tujuan satu data adalah mendorong
keterbukaan dan transparasi data sehingga tercipta perencanaan dan
perumusan kebijakan pembangunan yang berbasis pada data. Untuk
menunjang konsep Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu (SPKT) tersebut
dibutuhkan sebuah platform yang akan menjadi data referensi utama dalam
pendataan kebudayaan, yaitu Data Pokok Kebudayaan (Dapobud).

Upaya pemajuan kebudayaan yang terlegalisasi setelah disahkannya Undang


Undang Pemajuan Kebudayaan No. 5 Tahun 2017, belum sepenuhnya
dilaksanakan secara maksimal. Upaya Pelestarian, Pelindungan, Pemanfaatan,
dan Pengembangan masih menyisakan beberapa agenda yang harus
dilaksanakan. Agenda yang paling mendasar adalah pendataan. Tiap tiap
instansi yang memiliki singgungan terhadap kebudayaan baik secara langsung
maupun tidak, seharusnya memiliki data Kebudayaan. Kenyataannya data
tersebut sangat tersebar, bahkan ada Instansi yang membutuhkan data
kebudayaan karena minim pendataan. Data yang selama ini ada pun harus
diverifikasi ulang, karena kebudayaan terus berkembang.

1.2. Maksud dan Tujuan


Kondisi data dan pendataan kebudayaan yang bersifat parsial akan berdampak
pada penentuan kebijakan. Data yang mudah diakses tentu memiliki manfaat
terhadap kegiatan pengkajian kebudayaan yang akan bermanfaat kedepannya.
Integrasi dan kemudahan akses data dan sistem pendataan inilah yang akan
memudahkan kinerja instansi kebudayaan, mempermudah pengambilan
kebijakan serta mendekatkan jarak kebudayaan kepada akademisi non
pemerintahan serta masyarakat luas, atas dasar inilah dibutuhkannya satu
sistem integral yang disebut sebagai Data Pokok Kebudayaan (Dapobud).
Tujuan utama dari Dapobud adalah mengintegrasikan seluruh data
kebudayaan. Data yang masuk akan memperkaya data kebudayaan yang sudah
ada, melengkapi data yang belum ada dan memperbarui data yang sudah lama.

Penyusunan petunjuk teknis ini bermaksud untuk memberikan pemahaman


serta uraian secara rinci kepada para pemangku kepentingan (dinas bidang
kebudayaan kabupaten/kota/provinsi dan masyarakat) mengenai
pembentukan tim pendataan Data Pokok Kebudayaan, proses pendataan
kebudayaan, proses verifikasi dan validasi data kebudayaan, proses penetapan
Warisan Budaya Takbenda dan Cagar Budaya, serta penggunaan aplikasi Data
Pokok Kebudayaan.

Tujuan dari petunjuk teknis Data Pokok Kebudayaan ini yaitu:


1. Menjadi acuan dan panduan untuk membentuk tim pendataan
kabupaten/kota dan provinsi sehingga pendataan melalui aplikasi
Dapobud dapat berjalan dengan baik.
2. Menjadi acuan dan panduan dalam melaksanakan pendataan kebudayaan.
3. Menjadi acuan dan panduan dalam melaksanakan proses verifikasi dan
validasi data kebudayaan.
4. Tercapainya keselarasan proses penetapan Warisan Budaya Takbenda
sebagai upaya pelindungan kebudayaan.
5. Memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat mengenai
pentingnya Pelestarian Warisan Budaya Takbenda Indonesia
6. Memudahkan proses penetapan Warisan Budaya Takbenda dan Cagar
Budaya.
7. Tercapainya keselarasan proses penetapan Cagar Budaya sebagai upaya
pelindungan kebudayaan.
8. Menjadi acuan dan panduan dalam penggunaan aplikasi Data Pokok
Kebudayaan.

1.3. Landasan Hukum


Data Pokok Kebudayaan dilandasi oleh :
1. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
(Amandemen ke-4, 2002, Pasal 32);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan;

7. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia;


8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang
Ratifikasi Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural
Heritage;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
106 Tahun 2013 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK);
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024; dan
12. Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Satu
Data Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB 2
PEMBENTUKAN TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN

2.1. Gambaran Umum Data Pokok Kebudayaan


2.1.1 Pengertian Umum
Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) adalah mekanisme pendataan kebudayaan
skala nasional untuk mewujudkan Data Referensi Kebudayaan yang
terintegrasi dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, sampai tingkat Pusat.
Dapobud adalah bagian dari Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu yang
merupakan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.

Data kebudayaan terdiri atas 5 (lima) entitas, yaitu:


1. Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), merupakan unsur kebudayaan yang
menjadi sasaran utama pemajuan kebudayaan.
2. Cagar Budaya (CB), adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs
cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan.
3. Tenaga Kebudayaan (TB), merupakan Sumber Daya Manusia (SDM)
kebudayaan yang bergiat, bekerja, dan/atau berkarya dalam bidang yang
berkaitan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan.
4. Lembaga Kebudayaan (LK), merupakan organisasi yang berbadan hukum
maupun tidak berbadan hukum yang berperan dalam pemajuan
kebudayaan.
5. Sarana dan Prasarana Kebudayaan (SP), merupakan fasilitas penunjang
terselenggaranya aktivitas kebudayaan.

OPK

SP Data CB
Kebudayaa
n

LK TB
2.1.2. Konsep Dasar Pendataan Kebudayaan
Pada dasarnya terdapat 2 konsep dasar yang harus dipahami lebih dulu untuk
setiap orang yang melakukan pencatatan data kebudayaan dalam sistem
Dapobud, yaitu terkait data faktual dan sistem register jamak (multi tagging).

Data kebudayaan merupakan satu bentuk pengkategorian yang dibuat untuk


memudahkan dalam inventarisasi data. Pengkategorian ini tidak bersifat
mendikotomi, karena bentuk dapobud memiliki sistem register jamak (multi
tagging). Contohnya yaitu Tortor yang berasal dari Sumatera Utara merupakan
bagian dari seni apabila aktivitas manortor dilihat dari segi gerak tubuh yang
mengandung dimensi artistik, bagian dari ritus apabila tortor dilihat sebagai
bagian penting dalam upacara penyambutan tamu kehormatan, bagian dari
adat istiadat apabila tortor dilihat sebagai kebiasaan yang memiliki nilai
tertentu dan diwariskan secara turun-temurun, dan bagian dari pengetahuan
tradisional apabila tortor dilihat sebagai cerminan dari suatu pandangan
masyarakat Batak yang diwariskan secara turun-temurun.

Pengumpulan dan penginputan data merupakan proses paling penting dalam


keseluruhan proses Data Pokok Kebudayaan (Dapobud). Tujuan utama
pengumpulan data adalah untuk mendapatkan data faktual yang dapat
menggambarkan keseluruhan keadaan semua entitas (objek pemajuan
kebudayaan, cagar budaya, tenaga, lembaga, dan sarana prasarana) dalam satu
wilayah. Data faktual adalah data berdasarkan fakta sebenarnya yang terdapat
di wilayah tersebut, bukan sekedar data yang berasal dari wilayah ataupun
kebudayaan corak utama di wilayah tersebut. Contoh: Data faktual tentang
Bahasa di Kota Bandung akan menggambarkan bukan hanya berapa banyak
penutur Bahasa Sunda di wilayah tersebut, tetapi juga menggambarkan ada
Bahasa apa saja yang dituturkan/digunakan dalam wilayah itu saat ini.
Misalnya: di Kota Bandung terdapat 500.000 penutur Bahasa Sunda, 15.000
penutur Bahasa Batak, 12.000 penutur Bahasa Padang, 7.000 orang penutur
Bahasa Bugis, dsb.

2.1.3. Organisasi Pelaksana Data Pokok Kebudayaan


Pelaksana Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Hal tersebut diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia yang
menyebutkan bahwa “Integrasi Data dilakukan berjenjang dari tingkat
Kabupaten/Kota ke Provinsi sampai dengan Pusat dalam bentuk
Penyelenggaraan Satu Data Indonesia”. Pengaturan satu data tersebut
dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan tata kelola data untuk
mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan.
Dalam pelaksanaan Data Pokok Kebudayaan (Dapobud), pendataan dilakukan
secara terintegrasi mulai dari pengumpulan hingga verifikasi dan validasi data
oleh Dinas Bidang Kebudayaan kabupaten/kota. Tahapan selanjutnya adalah
verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh Dinas Bidang Kebudayaan provinsi
untuk memastikan bahwa tidak ada data duplikasi dan tidak terjadi konflik
antardata. Sementara itu, pemerintah pusat menerima kompilasi data dan
melakukan verifikasi dan validasi data yang diperoleh dari
kabupaten/kota/provinsi.

2.1.4. Sumber Pendanaan Data Pokok Kebudayaan


Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) menjadi sumber data dalam Pokok Pikiran
Kebudayaan Daerah di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Maka dari itu,
sumber pendanaan pelaksanaan Dapobud berasal dari APBD, baik
kabupaten/kota maupun provinsi. Hal tersebut didasari oleh Pasal 11 ayat 3
Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang
menyebutkan bahwa “Anggaran penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan
Daerah kabupaten/kota dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
daerah”. Selain itu juga didasari oleh Pasal 40 Peraturan Presiden No. 39 Tahun
2019 tentang Satu Data Indonesia yang menyebutkan bahwa “Segala
pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Presiden ini
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah, dan/atau sumber pendanaan lain sesuai dengan
ketentuang peraturan perundang-undangan”.

2.1.5. Tahapan Kegiatan Data Pokok Kebudayaan


Tahapan kegiatan tim pendataan Data Pokok Kebudayaan (Dapobud), terdiri
dari:
1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi menyusun dan mengesahkan
alokasi anggaran kegiatan Dapobud.
2. Kepala Dinas Kabupaten/Kota/Provinsi membentuk tim Pendataan
Dapobud yang ditetapkan melalui SK Kepala Dinas dan telah mendapatkan
bimbingan teknis pendataan kebudayaan.
3. Tim Pendataan Dapobud bekerja melakukan pendataan, verifikasi dan
validasi, sosialisasi, dan pendampingan kepada tenaga dan lembaga terkait
teknis pendataan.

2.2. Pengelolaan Data Pokok Kebudayaan


2.2.1. Pembentukan Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota/Provinsi
a. Kepala Dinas memilih dan menunjuk tim pendataan Dapobud
kabupaten/kota/provinsi.
b. Tim Dapobud ditetapkan melalui SK Kepala Dinas dan diketuai oleh
Sekretaris Dinas.
c. Susunan anggota tim Dapobud kabupaten/kota terdiri dari 3 (tiga) bidang
yang anggotanya ditunjuk oleh Kepala Dinas, yaitu:
- Bidang pembinaan;
- Bidang pengumpulan data;
- Bidang validasi.
Susunan anggota tim Dapobud provinsi terdiri dari 2 (dua) bidang yang
anggotanya ditunjuk oleh Kepala Dinas, yaitu:
- Bidang pembinaan;
- Bidang validasi.
d. Tim Dapobud bersifat sementara sesuai SK yang berlaku.
e. Jumlah anggota tim Dapobud disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing.
f. Anggota tim Dapobud merupakan pegawai dinas kabupaten/kota/provinsi
baik PNS maupun non-PNS yang sudah mengikuti Bimtek Pendataan.

2.2.2. Rincian Tugas Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan


Kabupaten/Kota/Provinsi
Tim pendataan Dapobud kabupaten/kota mempunyai struktur sebagai berikut:
1) Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota Bidang Pengumpulan Data
memiliki rincian tugas sebagai berikut:
a. Mengatur pendataan tingkat kabupaten/kota;
b. Menggandakan dan mendistribusikan formulir pendataan;
c. Membuka meja bantuan pendaftaran objek pemajuan kebudayaan,
cagar budaya, tenaga, lembaga, dan sarana prasarana
d. Input data dan pengiriman data ke server;
e. Updating data per periode pendataan.

2) Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota Bidang Validasi memiliki


rincian tugas sebagai berikut:
a. Memverifikasi data objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga
kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana kebudayaan;
b. Memvalidasi data objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga
kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana kebudayaan;
c. Periodisasi dan publikasi data;

3) Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota Bidang Pembinaan memiliki


rincian tugas sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan
pada berbagai kesempatan;
b. Memberikan pendampingan kepada tenaga dan lembaga terkait teknis
pendataan.

Sedangkan tim pendataan Dapobud provinsi mempunyai struktur sebagai


berikut:
1) Tim Pendataan Dapobud Provinsi Bidang Validasi memiliki rincian tugas
sebagai berikut:
a. Memverifikasi data objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga
kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana kebudayaan;
b. Memvalidasi data objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga
kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana kebudayaan.

2) Tim Pendataan Dapobud Provinsi Bidang Pembinaan memiliki rincian


tugas sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan
pada berbagai kesempatan;
b. Memonitoring, mengawasi, membina sekaligus mendorong Pendataan di
tingkat kabupaten/kota.

2.2.3. Tahapan Kerja Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan


Kabupaten/Kota/Provinsi
Tahapan kerja tim pendataan Dapobud mempunyai mekanisme yang berbeda
antara tingkat provinsi dengan kabupaten/kota. Tahapan kerja tim pendataan
Dapobud kabupaten/kota dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu persiapan,
pengumpulan data, input data, serta verifikasi dan validasi.

Tahap I: Persiapan
a. Menyusun alokasi anggaran kegiatan Dapobud;
b. Membentuk tim pendataan Dapobud;
c. Menyusun rincian rencana kerja dan jadwal kerja;
d. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan.

Tahap II: Pengumpulan Data


a. Mendistribusikan formulir pendataan objek pemajuan kebudayaan, cagar
budaya, tenaga kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana
kebudayaan kepada masyarakat untuk proses pengumpulan data secara
luring;
b. Menyediakan meja bantuan pendaftaran objek pemajuan kebudayaan, cagar
budaya, tenaga kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan sarana prasarana
kebudayaan;
c. Melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk proses pengumpulan
data secara daring.

Tahap III: Input Data


a. Menyiapkan petugas input untuk melakukan input data secara daring.
Jumlah petugas input disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing;
b. Melakukan pengisian ke dalam sistem aplikasi pendataan berdasarkan data
yang sudah dikumpulkan.
Tahap IV: Verifikasi dan Validasi
a. Menyiapkan petugas verifikasi dan validasi. Jumlah petugas verifikasi dan
validasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing;
b. Melakukan verifikasi dan validasi berdasarkan data yang sudah
dikumpulkan;
c. Menyiapkan petugas/operator rekomendasi dan penetapan. Jumlah petugas
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Tahapan kerja tim pendataan Dapobud provinsi dibagi menjadi 2 (dua) tahap,
yaitu persiapan serta verifikasi dan validasi.

Tahap I: Persiapan
a. Menyusun alokasi anggaran kegiatan Dapobud;
b. Membentuk tim pendataan Dapobud;
c. Menyusun rincian rencana kerja dan jadwal kerja;
d. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan.

Tahap II: Verifikasi dan Validasi


a. Menyiapkan petugas verifikasi dan validasi. Jumlah petugas verifikasi dan
validasi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing;
b. Melakukan verifikasi dan validasi berdasarkan data yang sudah
dikumpulkan;
c. Menyiapkan petugas/operator rekomendasi dan penetapan. Jumlah petugas
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Struktur Tim Pendataan Dapobud (1)


Penanggung
Jawab

Ketu

Koordinator Bidang Koordinator Bidang Koordinator Bidang


Pembinaan Pengumpulan Data Validasi

Tim Tim Tim Tim Operat Tim Operat Operator


Monev Sosialisasi Survey Meja or Valida or Penetapan
Bantuan
Struktur Tim Pendataan Dapobud (2)

Penanggung
Jawab

Ketua

Koordinator Koordinator Koordinator


Bidang Bidang Bidang
Pembinaan Pengumpulan Validasi

*Struktur ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan setiap kabupaten/kota.


Apabila sumber daya manusia di kabupaten/kota pada bagan Struktur Tim
Pendataan Dapobud (1) tidak memadai, maka dapat menyesuaikan dengan
Struktur Tim Pendataan Dapobud (2).

2.2.4. Metode Pengumpulan Data


Terdapat 3 (dua) metode untuk melaksanakan pengumpulan data dalam
Dapobud, yaitu survei lapangan, meja bantuan, dan urun daya. Keseluruhan
proses pengumpulan data mengacu pada formulir isian Dapobud, yang terdiri
dari 5 jenis, meliputi:
1. Formulir isian Objek Pemajuan Kebudayaan (DAPOBUD-OPK), yang meliputi
pendataan atas 10 Objek Pemajuan Kebudayaan: bahasa, manuskrip, adat
istiadat, ritus, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional,
seni, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.
2. Formulir isian Cagar Budaya (DAPOBUD-CB), yang meliputi pendataan atas
objek diduga cagar budaya dan cagar budaya.
3. Formulir isian Tenaga Kebudayaan (DAPOBUD-TB), yang meliputi
pendataan atas sumber daya manusia terkait Pemajuan Kebudayaan.
4. Formulir isian Lembaga Kebudayaan (DAPOBUD-LK), yang meliputi
pendataan atas lembaga terkait Pemajuan Kebudayaan.
5. Formulir isian Sarana dan Prasarana Kebudayaan (DAPOBUD-SP), yang
meliputi pendataan atas sarana dan prasarana terkait Pemajuan
Kebudayaan.

1) Survei Lapangan
Survei lapangan adalah kegiatan pengumpulan data di wilayah
kabupaten/kota melalui wawancara dan/atau observasi lapangan. Survei
lapangan dipimpin oleh tim Dapobud bidang pengumpulan data. Besar dan
jumlah anggota tim survei disesuaikan dengan kebutuhan tim Dapobud
dalam melakukan pengumpulan data.

Dalam melaksanakan survei lapangan, sangat dianjurkan untuk


bekerjasama dengan perguruan tinggi/universitas/lembaga
penelitian/lembaga kebudayaan/lembaga lainnya yang berpengalaman
dalam penelitian sosial atau budaya, sebagai tim survei yang ditunjuk oleh
tim Dapobud. Kerjasama dengan perguruan tinggi/universitas/lembaga
penelitian/lembaga kebudayaan/lembaga lainnya dapat membuat
pengumpulan data menjadi efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan pihak-
pihak tersebut telah memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki
kerangka metodologi penelitian yang mumpuni, serta memiliki sarana dan
prasarana yang memadai untuk menjalankan survei lapangan.

Survei lapangan dilaksanakan dengan cara tim survei menemui masyarakat


guna mendapatkan data yang dibutuhkan untuk Dapobud. Instrumen yang
digunakan dalam survei lapangan harus mengacu kepada formulir isian
Dapobud dari Kemendikbud. Setelah survei dilaksanakan, tim survei
menyerahkan hasil survei lapangan kepada petugas input agar dapat
dimasukkan ke dalam aplikasi pendataan.

2) Meja Bantuan
Layanan meja bantuan merupakan mekanisme pengumpulan data yang
dapat diakses oleh masyarakat secara luring, baik dengan cara mendatangi
maupun menghubungi langsung pusat pengumpulan data yang disediakan.
Dengan mekanisme meja bantuan, masyarakat/tenaga/lembaga dapat
mendatangi Dinas Bidang Kebudayaan untuk mendaftarkannya. Selain itu,
masyarakat/tenaga/lembaga juga dapat berkonsultasi melalui saluran siaga
yang dibentuk oleh Dinas Bidang Kebudayaan.

Objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga kebudayaan, lembaga


kebudayaan, serta sarana dan prasarana kebudayaan yang didaftarkan
melalui meja bantuan akan mendapatkan nomor induk. Instrumen yang
digunakan dalam meja bantuan harus mengacu kepada formulir isian
Dapobud melalui aplikasi pendataan yang disediakan dari Kemendikbud.

3) Urun Daya
Urun daya adalah kegiatan pengumpulan data di wilayah kabupaten/kota
yang dilakukan oleh masyarakat baik kelompok maupun individu secara
mandiri melalui aplikasi Dapobud. Kelompok atau individu pengumpul data
kebudayaan merupakan salah satu potensi untuk menjaring data
kebudayaan lebih banyak dan komprehensif, sehingga dapat memperkaya
data kebudayaan yang ada di daerah.
Kelompok atau individu yang dapat melakukan urun daya data Dapobud
memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki data yang sudah terkumpul baik dalam bentuk salinan keras
maupun salinan lunak; dan
b. Memiliki kekuasaan penuh atas data yang telah dikumpulkan.

Kelompok atau individu yang sudah memenuhi persyaratan di atas harus


mengikuti ketentuan yang berlaku sebagai peserta urun daya Dapobud
sebagai berikut:
a. Salinan data yang dimiliki kelompok atau individu sepenuhnya menjadi
milik negara dan dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat
umum;
b. Kelompok atau individu mendapatkan pengakuan sebagai sumber data;
dan
c. Data yang telah dimasukkan ke dalam sistem dapat tertolak oleh validasi
yang dilakukan oleh daerah.
BAB 3
PENDATAAN KEBUDAYAAN

3.1. Gambaran Umum Pendataan Kebudayaan


3.1.1. Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
1. Tradisi Lisan
Tradisi lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh
masyarakat, antara lain sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, dan cerita
rakyat.

2. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di
dalamnya yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain serat, babad,
hikayat, dan kitab.

3. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan
pada generasi berikutnya, antara lain tata kelola lingkungan dan tata cara
penyelesaian sengketa.

4. Ritus
Ritus adalah adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang
didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara
terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain berbagai
perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan
ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.

5. Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional adalah keseluruhan ide dan gagasan dalam
masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-
menerus, dan diwariskan pada generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional
juga termasuk pengetahuan mengenai alam semesta (mikrokosmos dan
makrokosmos), ilmu perbintangan yang digunakan dalam pelayaran, pendirian
bangunan, dan penentuan hari baik (primbon, wariga).

6. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup
manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat
sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan,
dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.
Teknologi tradisional antara lain arsitektur (proses pembuatan, rancang
bangun), arah hadap bangunan (arah mata angin), bangunan ditentukan oleh
status (jahe julu), perkakas pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem
irigasi.

7. Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis
warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud
dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni antara lain seni
pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, seni musik, dan seni media.

8. Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan,
maupun isyarat, antara lain, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Yang dapat
dimaksud dengan bahasa termasuk aksara, dialek, tata bahasa, tindak tutur,
tingkatan berbahasa.

9. Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai
tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan
diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan untuk menghibur diri.
Permainan rakyat memiliki aturan tata permainan seperti jumlah pemain,
gerakan, tata cara penentuan menang kalah. Memiliki karakteristik pemain
seperti permainan untuk laki-laki, perempuan, anak kecil, dewasa, tua, muda.
Memiliki pakaian khas yang dipakai untuk bermain seperti misalnya, sarung,
ikat kepala. Memiliki ketentuan waktu bermain seperti misalnya siang, sore,
malam, hari besar, dll. Memiliki karakteristik bahan pembuat mainan seperti
misalnya gerabah, kayu. Memiliki lokasi permainan yang khas seperti misalnya
di pantai, bukit, halaman rumah.

10. Olahraga Tradisional


Olahraga tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang
bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan daya tahan tubuh, didasarkan
pada nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus,
dan diwariskan pada generasi berikutnya.

3.1.2. Pendataan Cagar Budaya


Cagar Budaya berdasarkan pada UU No, 11 Tahun 2010 adalah warisan budaya
bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.
Benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang tidak
memenuhi kriteria cagar budaya, tetapi memiliki arti khusus bagi masyarakat
atau bangsa Indonesia, dapat diusulkan sebagai Cagar Budaya melalui proses
penelitian. Arti khusus tersebut dapat merupakan simbol pemersatu,
kebanggaan, dan jati diri bangsa, atau yang merupakan suatu peristiwa luar
biasa berskala nasional atau dunia (contoh: Monumen Nasional di Jakarta,
Monumen Lubang Buaya di Jakarta, kapal terdampar akibat peristiwa tsunami
di Banda Aceh, dan lain-lain).

1. Benda Cagar Budaya


Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik
bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian
bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan
dan sejarah perkembangan manusia.

Gambar 3.1 Gambar 3.2

Gambar 3.3 Gambar 3.4

Pada umumnya benda berukuran kecil dan mudah dibawa atau dipindahkan
dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya mahkota (Gambar 3.1) atau
biola (Gambar 3.2). Namun demikian, terdapat benda-benda berukuran besar
dan berat sehingga sukar atau bahkan tidak mungkin dipindahkan dari
kedudukannya, misalnya arca batu (gambar 3.3). Namun benda juga dapat
menjadi bagian dari struktur atau bangunan, misalnya daun pintu atau jendela
(Gambar 3.4). Benda-benda yang dimaksud tersebut dapat terbuat dari bahan-
bahan alami atau bahan buatan manusia, baik yang dibentuk oleh manusia
maupun dipergunakan langsung sebagai mana adanya.
2. Bangunan Cagar Budaya
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding
dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

Bangunan dapat berupa gedung (Gambar 3.5), rumah (Gambar 3.6), atau balai
(Gambar 3.7). Pada umumnya bangunan selain memiliki atap juga terdapat
lantai, pintu, jendela, lubang angin, atau unsur-unsur lain yang melengkapi
fungsinya sebagai tempat tinggal, tempat bekerja, tempat ibadah, atau tempat
bernanungnya manusia. Bangunan-bangunan semacam ini umumnya memang
tersusun dari banyak unsur, meskipun sedikit jumlahnya namun terdapat
bangunan-bangunan khusus yang hanya berunsur tunggal. Misalnya
bangunan pura di dalam Kompleks Pura Besakih di Bali yang seluruhnya
terbuat dari batu padas tunggal (Gambar 3.8).

Gambar 3.5 Gambar 3.6

Gambar 3.7 Gambar 3.8

3. Struktur Cagar Budaya


Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan
yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung
kebutuhan manusia.
Gambar 3.9 Gambar 3.10

Seperti juga pada bangunan, struktur dapat terdiri dari banyak unsur maupun
tunggal, berdiri sendiri atau menjadi bagian dari formasi alam. Pada umumnya
struktur sukar dipindahkan dari lokasinya tanpa menyebabkannya rusak. Tugu
(Gambar 3.9), lapangan (Gambar 3.10), jembatan (Gambar 3.11), atau pahatan
pada dinding (Gambar 3.12) dapat dikelompokkan sebagai struktur. Selain itu
daripada itu perahu (Gambar 3.13), pesawat terbang (Gambar 3.14), mobil,
sepeda, saluran air (Gambar 3.15), atau pondasi (Gambar 3.16) termasuk ke
dalam jenis-jenis struktur.

Gambar 3.11 Gambar 3.12

Gambar 3.13 Gambar 3.14


Gambar 3.15 Gambar 3.16

4. Situs Cagar Budaya


Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau
Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian
pada masa lalu.

Pada prinsipnya situs adalah ruang di permukaan bumi tempat berlangsungnya


kegiatan manusia. Sisa dari kegiatan tersebut dapat terlihat di permukaan
tanah (Gambar 3.17) atau tersembunyi di dalam tanah (Gambar 3.18).
Perubahan lingkungan dan perilaku manusia selama ratusan tahun
menyebabkan banyak cagar budaya yang terkubur di dalam tanah dan rusak.
Sisa kegiatan itu juga dapat berada di dasar laut, sungai, rawa, atau danau
(Gambar 3.19). Oleh karena sifatnya yang menyatu dengan permukaan bumi
maka situs tidak dapat dipindahkan tanpa menyebabkan rusak bahkan
hancur.

Gambar 3.17 Gambar 3.18


Gambar 3.19

Sebagai kesatuan ruang yang permanen, situs menyimpan banyak informasi


terkait dengan perilaku manusia, lingkungan alam, dan perubahan-perubahan
yang terjadi di masa silam. Oleh sebab itu di hampir semua situs umumnya
dapat ditemukan Benda Cagar Budaya, selain Bangunan Cagar Budaya dan
Struktur Cagar Budaya. Kehadiran ketiga jenis cagar budaya inilah yang
menyebabkan lokasi tempat keberadaannya tersebut ditetapkan sebagai Situs
Cagar Budaya. Ini berarti tanpa keberadaan ketiga jenis cagar budaya setiap
lokasi di muka bumi tidak dapat disebut sebagai Situs Cagar Budaya.

5. Kawasan Cagar Budaya


Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs
Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan
ciri tata ruang yang khas.

Sifatnya sama seperti Situs Cagar Budaya yang berupa ruang di permukaan
bumi, di darat maupun di air, akan tetapi dengan ukuran lebih luas karena
mencakup bukan hanya satu melainkan dua atau lebih Situs Cagar Budaya di
dalamnya. Hubungan tata ruang Situs-situs Cagar Budaya yang letaknya
berdekatan di dalamnya menjadi pertimbangan penyatuannya menjadi
Kawasan Cagar Budaya. Berdasarkan prinsip penyatuan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, satuan ruang
geografis tidak dapat ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya apabila hanya
terdapat satu situs di dalamnya, atau dua situs yang jaraknya berjauhan. Oleh
karena ukurannya yang cukup besar, luas Kawasan hanya dapat diamati dari
tempat-tempat yang tinggi atau menggunakan bantuan foto udara, foto satelit
atau peta sebagai contoh adalah sebaran situs di daerah Kawasan Cagar
Budaya Batujaya, Provinsi Jawa Barat (Gambar 3.20) atau peta sebaran situs
di Kawasan Cagar Budaya Muarajambi, Provinsi Jambi (Gambar 3.21).
Gambar 3.20

Gambar 3.21

3.1.3. Pendataan Tenaga Kebudayaan


Tenaga Kebudayaan merupakan Sumberdaya Manusia Kebudayaan yang
bergiat, bekerja, dan/atau berkarya dalam bidang yang berkaitan dengan Objek
Pemajuan Kebudayaan. Objek Pemajuan Kebudayaan atau OPK sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 adalah unsur
Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan Kebudayaan. Adapun
beberapa contoh dari Tenaga Kebudayaan sebagai berikut:

1. Tradisi Lisan
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya tradisi lisan antara lain:
1) Pendongeng Tradisional
Pendongeng tradisional atau pm toh atau pencerita adalah orang yang
memiliki kemampuan menceritakan tradisi lisan dan memiliki
pengetahuan mengenai tradisi lisan.
2) Peneliti Tradisi Lisan
Peneliti tradisi lisan adalah orang yang memiliki kemampuan meneliti
tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai tradisi lisan.
3) Pengumpul Tradisi Lisan
Pengumpul tradisi lisan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mengumpulkan tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai
tradisi lisan.
4) Penulis (Buku) Tradisi Lisan
Penulis (buku) tradisi lisan adalah orang yang mampu menuliskan
tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai tradisi lisan.

2. Manuskrip
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya manuskrip antara lain:
1) Filolog
Filolog atau ahli naskah kuna adalah orang yang memiliki pengetahuan
terhadap naskah dan mampu membaca dan menelaah naskah.
2) Epigraf
Epigraf atau ahli prasasti adalah orang yang memiliki pengetahuan
terhadap prasasti dan mampu membaca dan menelaah prasasti.
3) Penulis Manuskrip
Penulis manuskrip atau penulis lontar atau penyalin naskah adalah
orang yang memiliki pengetahuan terhadap lontar dan mampu menulis
lontar.
4) Arsiparis Manuskrip
Arsiparis manuskrip atau penyimpan manuskrip adalah orang yang
memiliki pengetahuan terhadap manuskrip dan mampu
mengorganisasikan penyimpanan manuskrip.

3. Adat Istiadat
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya adat istiadat antara lain:
1) Sultan
Sultan atau raja adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah, menjalankan
dan menginisiasi adat istiadat, serta mengetahui secara lengkap adat
istiadat.
2) Permaisuri
Permaisuri atau ratu adalah orang yang memiliki kemampuan
memimpin masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah,
menjalankan dan menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap
adat istiadat, serta mendampingi atau menggantikan fungsi
Raja/Sultan.
3) Pangeran/Putri
Pangeran/Putri adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah, menjalankan
dan menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta mendampingi fungsi Raja/Sultan/Ratu/Permaisuri.
4) Abdi Dalem
Abdi dalem adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta membantu tugas adat istiadat pada lingkungan
kerajaan/kesultanan.
5) Kepala Adat
Kepala adat atau kepala suku atau puun atau uleebalang adalah orang
yang memiliki kemampuan memimpin masyarakat yang terikat adat
istiadat di suatu wilayah, menjalankan dan menginisiasi adat istiadat,
serta mengetahui secara lengkap adat istiadat.
6) Panglima Laut
Panglima laut adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat nelayan yang terikat adat istiadat di suatu wilayah,
menjalankan dan menginisiasi adat istiadat perikanan, serta
mengetahui secara lengkap adat istiadat terkait perikanan.
7) Bissu
Bissu adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta membantu tugas adat istiadat pada lingkungan
kerjaan/kesultanan.
8) Prajurit
Prajurit adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui adat istiadat, dan membantu
tugas adat istiadat pada lingkungan kerjaan/kesultanan

4. Ritus
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya ritus antara lain:
1) Dukun
Dukun atau paranormal atau bomoh adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan ritual penyembuhan dan
menyelenggarakan ritual yang berkaitan dengan supranatural.
2) Paraji
Paraji atau dukun beranak adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual prenatal, natal, dan pasca melahirkan serta
membantu persalinan sesuai ritus yang dijalani.
3) Siwer
Siwer atau pawang hujan adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual supranatural yang berkaitan dengan cuaca.
4) Mak Andam
Mak andam atau dukun manten adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan ritual selama proses pernikahan.
5) Pawang Binatang
Pawang binatang adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual terkait hewan buas.
6) Juru Kunci
Juru kunci atau kuncen adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual terkait situs budaya dan mampu menjaga
kebersihan dan keamanan terkait situs budaya.
7) Pemulasara Jenazah
Pemulasara jenazah adalah orang yang memiliki kemampuan
memulasarakan jenazah dan mampu menyelenggarakan ritus terkait
kematian.

5. Pengetahuan Tradisional
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya pengetahuan tradisional antara
lain:
1) Perajin
Perajin adalah orang yang memiliki kemampuan membuat kerajinan
secara tradisional dan melaksanakan kerajinan tradisional.
2) Pengilang Minuman
Pengilang minuman adalah orang yang memiliki kemampuan membuat
minuman tradisional.
3) Perias Pengantin Tradisional
Perias pengantin tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
merias pengantin.
4) Tukang Pijat
Tukang pijat atau tukang urut adalah orang yang memiliki kemampuan
melaksanakan pijat dan urut tradisional.
5) Tabib
Tabib atau dukun adalah orang yang memiliki kemampuan
melaksanakan metode penyembuhan tradisional.
6) Pengolah Makanan Tradisional
Pengolah makanan tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
membuat dan mengolah makanan tradisional.

7) Penafsir Primbon
Penafsir primbon adalah orang yang memiliki kemampuan menafsirkan
isi primbon dan sebagainya.
8) Ahli Falak
Ahli falak adalah orang yang memiliki kemampuan membaca tanda
tanda alam.

6. Teknologi Tradisional
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya teknologi tradisional antara lain:
1) Juru Sawah
Juru sawah atau kejuruen blang adalah orang yang memiliki
kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang persawahan.
2) Juru Hutan
Juru hutan atau pawang uteun atau pawang glee adalah orang yang
memiliki kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang
pengelolaan hutan.
3) Juru Perkebunan
Juru perkebunan atau peutua seuneubok adalah orang yang memiliki
kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang perkebunan.
4) Juru Pasar
Juru pasar atau haria peukan adalah orang yang memiliki kemampuan
mengatur penataan pasar, ketertiban dan kemanan pasar.
5) Syahbandar
Syahbandar atau syahbanda adalah orang yang memiliki kemampuan
mengatur tambatan kapal serta lalu lintas laut, danau, dan sungai.
6) Tukang Perahu
Tukang perahu atau panrita lopi adalah orang yang memiliki
kemampuan membuat kapal atau perahu.
7) Tukang Bangunan Tradisional
Tukang bangunan tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
membuat bangunan tradisional dan memiliki pengetahuan terkait
bangunan tradisional.
8) Petani Tradisional
Petani tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
bertani secara tradisional dan memiliki pengetahuan sistem pertanian
tradisional.
9) Pembajak Sawah Tradisional
Pembajak sawah tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk membajak sawah secara tradisional dan memiliki pengetahuan
untuk membajak sawah secara tradisional.
10) Pemanen Tradisional
Pemanen tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memanen secara tradisional.
11) Nelayan Tradisional
Nelayan tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk menangkap ikan secara tradisional.
12) Tukang Perkakas Tradisional
Tukang perkakas tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk membuat perkakas tradisional.
13) Mpu Pembuat Bilah
Mpu pembuat bilah adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan bilah keris
sesuai dengan pakem yang ada di Nusantara.
14) Mranggi Warangka
Mranggi warangka adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan
warangka/sarung keris sesuai dengan pakem keris yang ada di
Nusantara.
15) Mranggi Hulu
Mranggi hulu adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan hulu/gagang/jejeran keris
sesuai dengan pakem keris yang ada di Nusantara.
16) Hanggaluh
Hanggaluh adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam membuat perabot keris.
17) Penangguh
Penangguh adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
menilai produk keris sesuai dengan konteks gaya, teknologi dan
kesejarahan keris Nusantara.
18) Juru Warangan
Juru warangan adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam melakukan proses pewarnaan bilah
keris sesuai dengan pakem yang ada di Nusantara.
19) Juru Bagus/Wangun
Juru bagus/wangun adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam melakukan
pemeliharaan, perbaikan, dan pengamanan produk keris.
20) Pembuat Kelir Wayang
Pembuat kelir wayang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kelir wayang.
21) Pembuat Gawangan
Pembuat gawangan adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
gawangan/gayor kelir wayang.
22) Pembuat Tlisir
Pembuat tlisir adalah orang yang memiliki keterampilan membuat tlisir
kelir wayang.
23) Pemilih Bahan Tanduk
Pemilih bahan tanduk adalah orang memiliki kemampuan memilih dan
memilah kualitas bahan tanduk.
24) Pemilih Bahan Kulit
Pemilih bahan kulit adalah orang yang memiliki kemampuan memilih
dan memilah kualitas bahan kulit.
25) Pengerok Kulit
Pengerok kulit adalah orang yang memiliki keterampilan mengerok
kulit.
26) Pemilih Bahan Kayu dan Bambu
Pemilih bahan kayu dan bambu adalah orang yang memiliki
kemampuan memilih dan memilah kualitas bahan kayu dan bambu.
27) Pengawet Bahan Kayu dan Bambu
Pengawet bahan kayu dan bambu adalah orang yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan mengawetkan bahan kayu dan bambu.
28) Pembuat Kotak Wayang
Pembuat kotak wayang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kotak wayang.
29) Pembuat Eblek
Pembuat eblek adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
eblek wayang.
30) Pembuat Sarung Eblek
Pembuat sarung eblek adalah orang yang memiliki keterampilan
menjahit sarung eblek.
31) Pembuat Blencong
Pembuat blencong adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
blencong.
32) Pembuat Rerempah/Senjata
Pembuat rerempah/senjata adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat rerempah/senjata.
33) Pembuat Cempala
Pembuat cempala adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
cempala.
34) Pembuat Keprak
Pembuat keprak adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
keprak.
35) Pembuat Wayang Beber (Penyorek)
Pembuat wayang beber (penyorek) adalah orang yang memiliki
keterampilan membuat wayang beber.
36) Pembuat Kepala Wayang Golek
Pembuat kepala wayang golek adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kepala wayang golek.

37) Pembuat Badan dan Tangan Wayang Golek


Pembuat badan dan tangan wayang golek adalah orang yang memiliki
keterampilan membuat badan dan tangan wayang golek.
38) Pembuat Tuding
Pembuat tuding adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
tuding wayang golek.
39) Pembuat Campurit
Pembuat campurit adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
campurit wayang golek.
40) Penyungging/Pengecat Wayang Golek
Penyungging atau pengecat wayang golek adalah orang yang memiliki
keterampilan menyungging atau mewarnai wayang golek.
41) Perakit Wayang Golek
Perakit wayang golek adalah orang yang memiliki keterampilan merakit
wayang golek.
42) Penjahit Busana Wayang Golek
Penjahit busana wayang golek adalah orang yang memiliki keterampilan
menjahit busana wayang golek.
43) Perancang Wayang Klithik (Penyorek)
Perancang wayang klithik (penyorek) adalah orang yang memiliki
keterampilan merancang wayang klithik.
44) Pengukir Wayang Klithik
Pengukir wayang klithik adalah orang yang memiliki keterampilan
mengukir wayang klithik.
45) Penyungging Wayang Klithik
Penyungging wayang klithik adalah orang yang memiliki keterampilan
menyungging wayang klithik.
46) Perakit Wayang Klithik
Perakit wayang klithik adalah orang yang memiliki keterampilan merakit
wayang klithik.
47) Perancang Wayang Kulit (Penyorek)
Perancang wayang kulit (penyorek) adalah orang yang memiliki
keterampilan merancang (menyorek) wayang kulit.
48) Penatah Wayang Kulit
Penatah wayang kulit adalah orang yang memiliki keterampilan
menatah wayang kulit.
49) Pembedah (facing) Wayang Kulit
Pembedah (facing) wayang kulit adalah orang yang memiliki
keterampilan membentuk perwajahan wayang kulit.
50) Pewarna (Penyungging) Wayang Kulit
Pewarna (penyungging) wayang kulit adalah orang yang memiliki
keterampilan pengetahuan dan keterampilan menyungging atau
mewarnai wayang kulit sesuai kebutuhan.
51) Perakit/Penggapit Wayang Kulit
Perakit atau penggapit wayang kulit adalah orang yang memiliki
keterampilan merakit wayang kulit.
52) Pembuat Gegel Wayang Kulit
Pembuat gegel wayang kulit adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat gegel wayang baik dari bahan tulang maupun kuningan.
53) Pembuat Gapit Wayang Kulit
Pembuat gapit wayang kulit adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat gapit wayang kulit baik dari bahan tanduk, kayu, bambu,
rotan, maupun fiber.
54) Pembuat Tuding Wayang Kulit
Pembuat tuding wayang kulit adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat tuding wayang kulit baik dari bahan tanduk, bambu, kayu,
maupun fiber.

7. Seni
a. Seni Tari
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni tari antara lain:
1) Sutradara Tari
Sutradara tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan tari khususnya dramatari/sendratari/tari kolosal baik
tradisional dan atau non tradisional sebagai penentu ide, konsep
penyajian tari, penentu dramaturgi, dan desain dramatik pertunjukan.
2) Koreografer
Koreografer adalah orang yang memiliki kompetensi dibidang seni tari
sebagai penggagas ide, penyusun konsep garap tari, dan
pencipta/penata koreografi baik tradisional maupun non tradisional.
3) Penulis Naskah Tari
Penulis naskah tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penulis naskah tari.
4) Penari
Penari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang tari sebagai
interpreter dan/atau penyaji tari yang menguasai aspek wiraga, wirama,
dan wirasa.
5) Instruktur Tari
Instruktur tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang tari
sebagai pengajar dan pelatih tari tradisional dan atau non tradisional.
6) Penata Rias Tari
Penata rias tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
rias tari (wajah, tubuh, dan rambut) baik tradisional dan atau non
tradisional.
7) Penata Busana Tari
Penata busana tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
bidang busana tari baik tradisional dan atau non tradisional.
8) Penata Musik Tari
Penata musik tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
musik tari sebagai pencipta/penggubah/penyusun, dan penentu materi
musik baik tradisional dan atau non tradisional.
9) Penata Panggung (Skenografer)
Penata panggung (skenografer) adalah orang yang memiliki kompetensi
di bidang penataan panggung untuk kebutuhan penyajian tari
tradisional dan atau non tradisional.
10) Penata Cahaya
Penata cahaya adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
penataan cahaya untuk kebutuhan penyajian tari tradisional dan atau
non tradisional.
11) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
penataan suara untuk kebutuhan penyajian tari tradisional dan atau
non tradisional.
12) Stage Manager
Stage manager adalah orang yang memiliki kompetensi memimpin,
mengelola, dan mengkoordinasikan unsur-unsur pertunjukan.
13) Pembuat Busana dan Properti Tari
Pembuat busana dan properti tari adalah orang yang memiliki
kompetensi pembuatan busana, aksesoris dan properti tari.
14) Peneliti Tari
Peneliti tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang penelitian
untuk pengembangan ilmu tari.
15) Kritikus Tari
Kritikus tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang kritik tari
baik tradisional dan atau non tradisional.
16) Kurator Tari
Kurator tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang kuratorial
(curatorialship) dengan cara mengamati, memaknai, menyeleksi, dan
menentukan karya tari, baik tradisional dan atau non tradisional, untuk
berbagai event.
17) Jurnalis Tari
Jurnalis tari adalah orang yang memiliki kompetensi menginformasikan
fenomena dunia tari melalui media massa.
18) Pengelola Industri Tari
Pengelola industri tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
manager event, produser, dan impresariat pertunjukan tari baik
tradisional dan atau non tradisional.
19) Pengelola Lembaga Tari
Pengelola lembaga tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
manager lembaga tari non formal meliputi: padepokan, sanggar,
paguyuban, komunitas, dan dance company, baik tradisional dan atau
non tradisional.
20) Dokumentator Tari
Dokumentator tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
pendokumentasian dan pengarsipan tari.

b. Seni Musik
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni musik antara lain:
1) Komposer
Komposer adalah orang yang memiliki kompetensi untuk menciptakan
karya musik dan atau bunyi melalui media vokal dan atau instrumen.
2) Penggubah (Arranger)
Penggubah atau arranger adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
menciptakan karya musik berdasarkan karya yang sudah ada.
3) Pencipta Lagu
Pencipta lagu adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
menciptakan musik dalam bentuk lagu.
4) Pemain Musik (Musisi)
Pemain musik atau musisi adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai pekerja atau penampil di bidang seni musik melalui media
instrumen baik akustik maupun elektronik.
5) Penyanyi
Penyanyi adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai penampil di
bidang seni musik melalui media vokal.
6) Pengarah Musik Kelompok
Pengarah musik kelompok adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai pengarah atau pemimpin musik yang dimainkan secara
berkelompok.
7) Pengelola Lembaga Bidang Seni Musik
Pengelola lembaga bidang seni musik adalah orang yang memiliki
kompetensi sebagai pengelola lembaga musik, kursus musik, sanggar
musik, dan komunitas musik.
8) Pengkaji Musik
Pengkaji musik adalah orang yang memiliki kompetensi memberi
apresiasi dan ulasan kritis terhadap karya musik sebagai peneliti,
penulis atau kritikus, dan pengamat musik.
9) Juri Musik
Juri musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang musik
untuk melakukan penilaian dalam kompetisi musik.
10) Pembuat Alat Musik
Pembuat alat musik adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
membuat alat musik modern.
11) Pelaras Alat Musik
Pelaras alat musik adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penala alat musik.
12) Instruktur Musik
Instruktur musik adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
pelatih musik.
13) Pelaku Industri Musik
Pelaku industri musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
manajemen industri musik sebagai produser, penerbit, dan distributor.
14) Pengarah Pentas (Artistic Director)
Pengarah pentas (artistic director) adalah orang yang memiliki
kompetensi dalam bidang dramaturg atau kurator dan pimpinan
pentas.
15) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
penataan suara.
16) Arsiparis Musik
Arsiparis musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
pendokumentasian musik.
17) Terapis Musik
Terapis musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
terapi musik.

c. Seni Pertunjukkan
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni pertunjukkan antara lain:
1) Sutradara
Sutradara adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan teater sebagai penentu ide dan konsep penyajian teater,
penafsir utama lakon, penentu dramaturgi, dan memilih pemain
(casting).
2) Penggagas Lakon Wayang
Penggagas lakon wayang adalah orang yang memiliki ide atau gagasan
tentang fenomena kehidupan aktual untuk ditransformasikan ke dalam
bentuk garap lakon wayang.
3) Penulis Lakon (Playwriter)
Penulis lakon (playwriter) adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai penulis lakon teater, baik dalam teater modern, tradisi dan
drama radio maupun wayang.
4) Dramaturg
Dramaturg adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai konsultan
dan pembuat tulisan pengantar apresiasi pertunjukan teater.
5) Pengelola Panggung (Stage Manager)
Pengelola panggung (stage manager) adalah orang yang memiliki
kompetensi di bidang seni pertunjukan teater sebagai penanggung
jawab pertunjukan.
6) Pemeran (Aktor)
Pemeran atau aktor adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
seni peran baik teater maupun wayang yang menguasai olah vocal,
tubuh, rasa, ruang dan dapat menafsirkan peran sesuai dengan arahan
sutradara.
7) Penata Artistik
Penata artistik adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang artistik.
8) Penata Cahaya
Penata cahaya adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang penataan cahaya.
9) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang penataan suara.
10) Penata Busana
Penata busana adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan busana.
11) Penata Panggung
Penata panggung adalah orang yang memiliki memiliki keterampilan
menata panggung pertunjukan.
12) Penata Set dan Properti
Penata set dan properti adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan set dan properti.
13) Penata Rias
Penata rias adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
tata rias.
14) Penata Rambut
Penata rambut adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan rambut.
15) Pekerja Panggung
Pekerja panggung adalah orang yang memiliki kompetensi
melaksanakan aktivitas pertunjukan teater sesuai dengan keahliannya
(cahaya, suara, busana, rias, rambut, set, properti, dan panggung).
16) Pelatih Teater
Pelatih teater adalah orang yang memiliki kompetensi dalam pelatihan
bidang seni teater baik secara teori maupun praktek.
17) Pimpinan Produksi (Manager Program)
Pimpinan produksi (manager program) adalah orang yang memiliki
kompetensi sebagai pemimpin produksi di bidang seni teater.
18) Pengkaji Teater
Pengkaji teater adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai peneliti,
kritikus, dan penulis di bidang seni teater.
19) Arsiparis Teater
Arsiparis teater adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan meliputi fotografi, audio visual, video, digitalisasi, dokumen
tertulis, dan artefak teater.
20) Dalang
Dalang adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pedalangan pada rumpun teater tradisi sebagai kreator, inovator dan
komunikator dalam pertunjukan wayang.
21) Asisten Dalang
Asisten dalang adalah orang yang memiliki keterampilan menyiapkan
kebutuhan dalang pada waktu pentas.
22) Pesinden Pakeliran
Pesinden pakeliran adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penampil atau penyaji di bidang vokal wanita dalam pertunjukan
wayang.
23) Wiraswara
Wiraswara adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai penyaji
vokal pria dalam pertunjukan wayang.
24) Pengrawit Pakeliran
Pengrawit pakeliran adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
pengrawit pertunjukan wayang.
25) Penutur
Penutur adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan teater tradisi secara mandiri sebagai juru tutur dengan alat
maupun tidak.
26) Pembuat Topeng Dalang
Pembuat topeng dalang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat topeng dalang.
27) Pembuat Topeng Wayang Wong dan Parwa
Pembuat topeng wayang wong dan parwa adalah orang yang memiliki
keterampilan membuat topeng wayang wong (Ramayana) dan parwa
(Mahabharata).
28) Penata Teknis Pentas/Peniti
Penata teknis pentas atau peniti adalah orang yang memiliki
keterampilan menata panggung wayang.
29) Pemain Instrumen Pokok
Pemain instrumen pokok adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan memainkan instrumen pokok dalam karawitan wayang.
30) Penata Iringan Wayang
Penata iringan wayang adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan membuat mengaransemen atau menata karawitan
wayang.
31) Pengelola Produksi Wayang
Pengelola produksi wayang adalah orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam mengelola produksi wayang.
32) Pengelola Pertunjukkan Wayang
Pengelola pertunjukkan wayang adalah orang yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola pertunjukan wayang.

d. Seni Sastra
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni sastra antara lain:
1) Penulis
Penulis adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menulis naskah buku, cerita pendek, majalah, bulletin, surat kabar,
maupun naskah film/drama.
2) Penyair
Penyair adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
membuat puisi atau menyairkan puisi.
3) Editor
Editor adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menyunting naskah buku, majalah, buletin, surat kabar, film, atau
naskah televisi.
4) Pengkaji Sastra
Pengkaji sastra adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai peneliti,
kritikus dan penulis di bidang seni sastra.
5) Kurator Sastra
Kurator sastra adalah orang yang mengerjakan kegiatan yang
berhubungan dengan memelihara dan menjaga juga mengawasi
aktivitas pertunjukan seni sastra yang di mulai dengan persiapan,
pelaksanaan, pemasaran hingga selesai.
6) Jurnalis Sastra
Jurnalis sastra adalah seorang wartawan yang mampu membuat narasi,
maupun deskripsi secara rinci, serta mampu mengedepankan
ketajaman, kedalaman, dan keluasan wawasan mengenai objek (karya
sastra) yang ditulis.
7) Copywriter
Copywriter adalah orang yang melakukan aktivitas penulisan naskah
iklan atau promosi sebuah produk (barang atau jasa) dengan
menunjukkan nilai dan manfaat yang ditawarkan sebuah merek dalam
sebuah karya yang dibuat dengan semenarik mungkin.
8) Content Writer
Content writer adalah seorang penulis profesional yang memproduksi
tulisan menarik berbentuk artikel di media cetak maupun online seperti
blog, website, dan media sosial lainnya.
9) Pengajar
Pengajar adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam mengajarkan suatu pemahaman kepada orang lain.
10) Penerjemah
Penerjemah adalah orang yang memiliki pemahaman dua bahasa atau
lebih dan bertugas untuk mengubah kata atau teks tertulis dari satu
bahasa ke bahasa lain.
11) Leksikografer
Leksikografer adalah orang yang menulis, mengompilasi, dan/atau
menyunting sebuah kamus

e. Seni Film
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni film antara lain:
1) Penulis Skenario
Penulis skenario film adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
melakukan pengembangan cerita mulai dari ide sampai menjadi sejilid
naskah untuk pembuatan film dan format yang disebut skenario.
2) Produser
Produser adalah orang yang memiliki kemampuan memulai,
mengoordinasi, mengawasi, dan mengendalikan aspek-aspek kreatif,
finansial, teknologi, dan administratif sebuah produksi film mulai dari
fase awal hingga film selesai dan diedarkan.
3) Line Producer
Line producer atau produser pelaksana adalah orang yang memiliki
kemampuan manajerial dan berfungsi menjaga produksi agar berada
dalam garis anggaran yang telah ditentukan oleh produser.
4) Post-Production Producer
Post-production producer atau produser pascaproduksi adalah orang
yang memiliki kemampuan memfasilitasi semua kebutuhan tim kerja
pascaproduksi sejak persiapan film sampai film memasuki masa siap
tayang.
5) Assistant Director
Assistant director atau asisten sutradara adalah orang yang memiliki
kemampuan membantu produser dan sutradara dalam memastikan
film diproduksi sesuai jadwal yang ditetapkan.
6) Production Manager
Production manager atau manajer produksi adalah orang yang
mengoordinasikan kerja harian dan memaksimalkan potensi seluruh
departemen yang ada.
7) Location Manager
Location manager atau manajer lokasi adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk mencari lokasi yang sesuai dengan karakteristik
yang dikonsepkan oleh sutradara berdasarkan skenario dan untuk
melakukan manajemen lapangan di lokasi itu demi mempermudah
proses produksi film.
8) Unit Production Manager
Unit production manager atau manajer unit produksi adalah orang yang
membantu mempersiapkan kebutuhan produksi dan memiliki
kemampuan koordinasi dan komunikasi yang baik.
9) Post-Production Manager
Post-production manager atau manajer pascaproduksi adalah orang
yang membantu produser pascaproduksi dalam melaksanakan kegiatan
pascaproduksi, mulai dari menyiapkan kebutuhan materi hasil syuting
yang dibutuhkan sampai menjaga jadwal produksi agar tepat waktu
sesuai dengan rancangan pascaproduksi.
10) Production Assistant
Production assistant atau asisten produksi adalah orang yang
melakukan berbagai jenis pekerjaan untuk membantu kru dan pemeran
di lokasi syuting.
11) Asisten Lokasi
Asisten lokasi adalah orang bertanggungjawab untuk membantu
departemen lokasi, khususnya manajer lokasi. Asisten lokasi juga
memperoleh kesempatan untuk membantu pencarian lokasi.
12) Script Continuity
Script continuity atau pencatat adegan adalah orang yang menjaga
kesinambungan film selama syuting baik untuk kebutuhan visual
maupun verbal. Pencatat adegan bertanggungjawab mengamati dan
mencatat kontinuitas adegan yang sedang direkam antara lain kostum,
props, set, rambut, make-up, dan pergerakan pemain.
13) Director
Director atau sutradara adalah pengarah utama dalam produksi film
yang bertanggungjawab pada kualitas hasil kerja seluruh unsur kreatif,
teknik artistik, dan manajemen pembuatan karya film.
14) Production Designer
Production designer atau perancang artistik adalah orang yang memiliki
kemampuan merencanakan dan mendesign gambar-gambar sesuai
standar kerja kreatif untuk tata artistik produksi sebuah film.
15) Art Director
Art director atau penata artistik adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkan tampilan proyek film sesuai dengan skenario
dan visi sutradara. Penata artistik meninjau skenario dan bertemu
dengan sutradara dan staf produksi senior untuk membahas elemen
seperti latar dan tema, serta bagaimana kualitas ini dapat
dikomunikasikan melalui pemandangan, tata rias, props, dan kostum.
16) Costume Designer
Costume designer atau perancang busana adalah orang yang merancang
ketersediaan kostum untuk setiap pemeran baik utama maupun
figuran.
17) Key Make-up Artist
Key make-up artist atau penata rias utama adalah orang yang
bertanggungjawab untuk merencanakan rancangan tata rias untuk
semua pemeran utama dan pendukung. Hal ini termasuk pula di
dalamnya tentang penggunaan tata rias kosmetik dan aplikasi rambut,
wajah, atau tubuh.
18) Asisten Penata Artistik
Asisten penata artistik adalah orang yang membantu penata artistik dan
perancang artistik untuk membuat sketsa komposit desain awal untuk
ditinjau oleh sutradara. Selanjutnya, asisten penata artistik akan
menyelesaikan gambar kerja, sketsa detail, dan tata letak yang akan
digunakan dalam membangun, mengecat, dan mendekorasi set.
19) Koordinator Efek Khusus
Koordinator efek khusus adalah orang yang merencanakan hingga
membuat semua elemen special effect (SFX) selama praproduksi dan
akan mengelola pengoperasian yang aman dan tepat di lokasi syuting
selama pengambilan gambar.
20) Wardrobe
Wardrobe atau penata kostum adalah orang yang membuat kostum
para pemeran atas supervisi perancang busana.
21) Make-up Artist
Make-up artist atau penata rias adalah orang yang melakukan tata rias
para pemeran berdasarkan design yang dibuat oleh penata rias utama.
22) Hairdresser
Hairdresser atau penata rambut adalah orang yang memiliki kompetensi
untuk membantu sutradara menciptakan citra karakter yang mulus
melalui karakter fisik sesuai skenario bidang penataan rambut.
23) Set Decor
Set decor atau penata set adalah orang yang bertanggungjawab untuk
melengkapi set interior dan eksterior dalam produksi film.

24) Properti Master (Props Master)


Properti master atau penanggungjawab properti adalah orang yang
membantu perancang artistik di bidang properti. Penanggungjawab
properti bertugas merancang, membuat, dan mengakuisisi properti,
serta memimpin kru divisi properti.
25) Teknisi Efek Khusus
Teknisi efek khusus adalah orang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja dalam bidang efek khusus. Teknisi efek
khusus mewujudkan visi efek khusus dari perancang artistik di bawah
arahan koordinator efek khusus.
26) Asisten Wardrobe
Asisten wardrobe atau asisten penata kostum adalah orang yang bekerja
dibawah penata kostum untuk merincikan skenario dan kostum,
membantu produksi, melacak anggaran, dan melaksanakan penelitian.
27) Asisten Make-up
Asisten make-up atau asisten penata rias adalah orang yang membantu
penata rias dalam melaksanakan tata rias wajah para pemeran dan
menjaga kontinuitasnya selama produksi film.
28) Asisten Hairdresser
Asisten hairdresser atau asisten penata rambut adalah orang yang
bertanggungjawab untuk membantu penata rambut bertugas menata
rambut para pemeran dalam film sesuai dengan visi dan arahan dari
perancang artistik.
29) Set Dresser
Set dresser atau asisten set dekor adalah orang yang bertanggungjawab
atas kesinambungan penempatan properti dan set dekorasi.
30) Asisten Properti Master (Props Master)
Asisten properti master adalah orang yang melakukan pembedahan
skenario dan menyusun daftar properti yang akan dibeli atau dibuat.
31) Pembuat Properti (Props Maker)
Pembuat properti adalah orang yang bertugas membuat berbagai objek
atau properti yang berinteraksi dengan para pemeran.
32) Pembeli Properti (Properties Buyer)
Pembeli properti adalah orang yang bertanggungjawab mencari properti
untuk produksi film. Ia juga ditugaskan untuk menyimpan catatan
tentang perjanjian sewa dan faktur.
33) Pengarah Sinematografi
Pengarah sinematografi atau director of photography adalah orang yang
bertanggungjawab menciptakan tampilan film sesuai dengan
kebutuhan skenario dan meningkatkan visi sutradara. Pengarah
sinematografi juga terlibat dalam mengatur posisi kamera, membingkai
pemotretan, dan mengendalikan kualitas keseluruhan dari semua yang
difilmkan atau direkam untuk produksi film.
34) Juru Kamera
Juru kamera atau kameramen adalah orang yang bertanggungjawab
membuat rekaman film sesuai dengan yang ditentukan oleh skenario
film, visi sutradara, dan arahan sinematografer.
35) Asisten Juru Kamera Pertama
Asisten juru kamera pertama atau focus puller adalah orang yang
memiliki tugas untuk menjaga agar subjek yang tepat tetap fokus di
setiap adegan.
36) Digital Imaging Technician (DIT)
Digital Imaging Technician (DIT) adalah orang yang bekerja dengan
sinematografer pada alur kerja, sistemisasi, pengaturan kamera,
integritas sinyal, koreksi warna, dan lainnya untuk memastikan bahwa
hasil pengambilan gambar memenuhi tujuan kreatif sinematografer dan
memaksimalkan kualitas image digital.
37) Asisten Juru Kamera Kedua
Asisten juru kamera kedua adalah orang yang membantu kameramen
dalam produksi film secara teknis mulai dari persiapan hingga
pelaksanaan pengambilan gambar.
38) Clapper
Clapper adalah orang yang membantu administrasi manajemen data
kamera serta membuat sinkronisasi antara audio dan visual.
39) Loader
Loader adalah orang yang bertanggungjawab untuk memastikan
kelancaran pekerjaan perekaman di departemen kamera. Loader
memastikan bongkar muat media perekam film berlangsung tepat
ketika diperlukan agar produksi film terus berjalan tanpa gangguan.
40) Key Gaffer
Key gaffer adalah kepala departemen pencahayaan dan kelistrikan pada
produksi film. Key gaffer bertugas membantu sinematografer dalam
menata pencahayaan dan menafsirkan visi sutradara tentang tampilan
film secara keseluruhan.
41) Gaffer
Gaffer adalah orang yang membantu key gaffer dalam menata cahaya
pada saat proses perekaman visual dalam produksi film. Gaffer
memimpin kru pencahayaan dalam menyiapkan lampu dan peralatan
listrik; mengamati pencahayaan pada set dan membuat penyesuaian
untuk memastikan pencahayaan yang tepat; mengatur suhu warna
serta memanipulasi arah dan intensitas cahaya sesuai kebutuhan;
mengarahkan pengaturan instrumen pencahayaan; serta memonitor
kondisi pencahayaan selama pengambilan gambar di set film.

42) Best Boy


Best boy adalah kru pencahayaan yang bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa semua peralatan pencahayaan yang diperlukan dan
personnel yang tepat siap untuk setiap pengambilan gambar. Best boy
bertugas membantu dan membangun rig, cutting light, serta membawa
semua peralatan penunjang gerak kamera.
43) Operator Genset
Operator genset adalah orang yang memiliki kemampuan dalam
mengoperasikan generator set untuk kepentingan suplai tenaga listrik
dalam produksi film.
44) Asisten Juru Lampu
Asisten juru lampu adalah orang yang membantu gaffer untuk menata
cahaya dalam proses perekaman visual dalam produksi film dan televisi.
45) Key Grip
Key grip adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan dan
mengawasi kru di departemen grip yang bertanggungjawab atas
peralatan dan aksesori kamera terkait dengan pengoperasian dan
pergerakan kamera, serta peralatan apapun yang berfungsi untuk
memotong (cutting) atau menyebarkan cahaya yang dirancang oleh
gaffer sesuai visi sinematografer.
46) Grip
Grip adalah orang yang bertanggungjawab atas operasional teknis
terkait elemen pemandangan, pencahayaan, dan pergerakan kamera
untuk tujuan efek tertentu. Grip adalah orang yang menangani lighting
cutting, holding flat, bounces, laying dolly track juga sebagai asisten dari
teknisi operasional set atas arahan sinematografer.
47) Crane Operator
Crane operator adalah orang yang bertugas mengoperasikan peralatan
crane. Crane operator bertugas menempatkan posisi crane dan
mengatur posisi tinggi rendahnya dengan tepat, serta menggerakkannya
pada jalur yang benar sesuai visi visual dari sinematografer.
48) Dolly Operator
Dolly operator adalah orang yang bertugas mengoperasikan dolly. Dolly
operator bertugas menempatkan posisi dolly dan mengatur posisi tinggi
rendahnya serta menggerakkannya pada jalur yang benar dengan cara
mendorong dan menarik.
49) Asisten Grip
Asisten grip adalah orang yang membantu grip dalam menangani
lighting cutting, holding flat, bounces, laying dolly track juga sebagai
asisten dari teknisi operasional set atas arahan sinematografer.

50) Sound Designer


Sound designer atau perancang suara adalah orang yang bertugas
menyempurnakan dunia audiovisual film untuk meningkatkan suasana
hati, atmosfer, dan/atau nada melalui perlakuan terhadap berbagai
komponen suara, suara: dialog sound effect (SFX), mixing, foley, dan
musik sehingga tercipta pengalaman yang imersif bagi penonton.
51) Production Sound Mixer
Production sound mixer adalah orang yang bertugas sebagai perekam
suara selama pembuatan film, serta bertanggungjawab merekam dan
menyeimbangkan efek audio di lokasi syuting. Production sound mixer
bertugas merekam semua suara di lokasi film, termasuk semua dialog
pemain pada setiap pengambilan gambar, suara “wild-lines” di lokasi
yang nantinya akan digunakan oleh tim pascaproduksi atau sebagai
referensi suara.
52) Asisten Sound Mixer
Asisten sound mixer adalah orang yang bekerja menggunakan peralatan
perekaman dan pengeditan suara untuk merekam dan membaurkan
(mixing) suara selama pembuatan film berdasarkan arahan production
sound mixer sesuai visi perancang suara.
53) Asisten Production Sound Mixer
Asisten production sound mixer adalah orang yang bertugas mendukung
fungsi departemen suara dan memelihara peralatan perekaman audio
selama produksi film berlangsung.
54) Sound Editor
Sound editor atau editor suara adalah orang yang bertugas mengawasi
proses suara pascaproduksi dari aspek materi dan manajerial, yang
mencakup pekerjaan yang dilakukan oleh foley artist, dialog, efek suara
(FX), dan looping, atau rekaman dialog (ADR).
55) Boom Operator
Boom operator adalah orang yang mengoperasikan peralatan perekam
suara di lokasi syuting. Boom operator membantu production sound
mixer dengan memegang dan mengoperasikan mikrofon yang dipasang
pada tongkat panjang yang disebut juga dengan tongkat boom, sehingga
berada pada posisi yang ideal untuk menangkap dialog dan suara
lainnya sesuai rancangan tata suara dalam produksi film.
56) ADR Mixer
ADR mixer adalah orang yang melalukan proses perekaman ulang dialog
pemeran di lingkungan yang tenang selama pasca produksi. ADR mixer
bertugas memantau para pemeran saat mereka menonton rekaman dan
menyuarakan kembali dialog mereka sedekat mungkin, memastikan
bahwa dialog selaras dengan rekaman.

57) Sound Effect Mixer


Sound effect mixer adalah orang yang bertugas pada tahap
pascaproduksi. Sound effect mixer bertanggungjawab menyatukan
soundtrack secara lengkap, dan menyempurnakan kualitas audio, baik
secara teknis maupun estetis.
58) Foley Artist
Foley artist adalah orang yang menciptakan efek foley dengan tiga
kategori utama yaitu: efek suara kaki, efek suara gerak, dan efek suara
spesifik.
59) Playback Operator
Playback operator adalah orang yang bertanggungjawab memutar suara
suatu adegan yang telah direkam sebelumnya pada saat produksi film
tengah berlangsung.
60) Editor Film
Editor film adalah orang yang memiliki tugas menganalisis skenario,
menyambung, dan memotong image maupun suara pada alat editing
sehingga mengonstruksi kisah yang utuh.
61) Asisten 1 Editor Film
Asisten 1 editor film adalah orang yang bertanggungjawab menyalin
image ke sistem pengeditan, melakukan verifikasi adegan dengan
catatan script continuity, dan memeriksa ketidaksesuaian kode waktu
atau sinkronisasi suara.
62) Asisten 2 Editor Film
Asisten 2 editor film adalah orang yang bertugas membantu asisten 1
editor dan editor film. Tanggungjawab utama asisten 2 editor film adalah
melakukan sinkronisasi suara dan image; mendigitalkan materi atau
mengkonversi rekaman ke format digital untuk proses pengeditan non-
linier; memberi label pada peralatan penyimpan data.
63) Visual Effect (VFX) Supervisor
VFX supervisor adalah orang yang bertanggungjawab mencapai tujuan
penyajian kebutuhan tim kreatif visual, sutradara, maupun produser
melalui penggunaan efek visual.
64) Visual Effect (VFX) Producer
VFX producer adalah orang yang bertugas mengelola semua aspek
pekerjaan VFX mulai dari merinci efek visual yang dibutuhkan,
menyusun perencanaan dan penjadwalan sumberdaya VFX, mengelola
tim, memantau pekerjaan, serta memastikan pekerjaan VFX selesai
tepat waktu sesuai dengan anggaran yang tersedia.
65) Lead CG Artist
Lead CG artist adalah orang yang bertanggungjawab memimpin CG
artist dalam pembuatan animasi 3D sebagai bahan yang akan
digunakan dalam proses produksi efek visual dan menghasilkan elemen
computer graphics (CG) 3D berkualitas.

66) Visual Effect (VFX) Lead Compositor


VFX lead compositor adalah orang yang bertanggungjawab memimpin
para compositing artist dalam pembuatan visual effect (VFX) dalam film
atau project audiovisual lainnya.
67) Senior Effect Designer
Senior effect designer adalah orang yang bertanggungjawab mendesign
bentuk-bentuk efek yang dilakukan dengan teknik simulasi dinamik.
Senior effect designer adalah orang yang memiliki kemampuan
mengerjakan beberapa elemen visual effect dengan tingkat kesulitan
yang tinggi.
68) Visual Effect Technical Director
Visual effect technical director adalah orang yang bertanggungjawab
menyediakan tim kreatif yang dibutuhkan dalam proses pekerjaan VFX.
69) CG Artist Senior
CG artist senior adalah CG artist dengan kemampuan dan pengalaman
yang lebih dalam di bidang pembuatan asset 3D digital sebagai bahan
yang akan digunakan dalam proses produksi efek visual.
70) Visual Effect Compositor
Visual effect compositor adalah orang yang bertanggungjawab atas
pekerjaan compositing dalam pembuatan efek visual dalam film. Dia
bertugas menggabungkan materi layer-layer berupa animasi 2D atau
3D, efek khusus, grafik, live action, dan background ke dalam satu
komposisi image akhir visual effect.
71) Digital Matte Painter Senior
Digital matte painter senior adalah orang yang bertanggungjawab
menyiapkan lukisan atau gambar realistis sebagai materi visual effect
dalam produksi film. Digital matte painter senior bertugas melukis foto
lingkungan nyata, elemen, dan tekstur untuk dipadukan dengan pelat
live-action, atau sebagai pelat lukisan matte digital yang berdiri sendiri.
72) Effect Designer
Effect designer adalah orang yang bertugas membantu senior effect
designer dalam proses pembuatan efek dengan menggunakan teknik
simulasi dinamik. Efek yang dibuat oleh perancang efek berupa
visualisasi cairan, asap, dan berbagai macam jenis object particle agar
terlihat seperti dunia nyata.
73) CG Artist Mid
CG artist mid adalah orang yang bertanggungjawab membuat objek
geometri 3D. Ia juga bertanggungjawab atas pekerjaan transformasi
karakter, pergantian wajah, pergerakan tubuh, tangan dan kaki, serta
atas interaksi objek 3D dengan objek-objek nyata dalam bingkai gambar
visual effect dalam film.

74) Rotoscoping Clean Up Lead


Rotoscoping clean up lead adalah orang yang membawahi rotoscoping
artist dan memeriksa hasil kerja para rotoscoping artist sebelum
dikirimkan ke bagian composting. Rotoscoping clean up lead bertugas
mengawasi pekerjaan rotoscoping dalam menghasilkan mattes yang
berfungsi sebagai lapisan penting dalam pekerjaan compositing.
75) Digital Matte Painter
Digital matte painter adalah orang yang membuat representasi lanskap,
set, dan lokasi lain dalam bentuk lukisan sebagai latar belakang untuk
adegan yang tidak mungkin ditemukan atau sangat sulit untuk
difilmkan. Digital matte painter bertugas menciptakan elemen realistis
sebagai pengganti elemen aksi langsung dengan mulus, memperindah
rekaman aksi langsung yang ada dalam film, melakukan pekerjaan
pembuatan gambar photo-realistic, menggambar atau melukis manual
maupun digital sesuai looks yang diharapkan film.
76) Mocap Supervisor
Mocap supervisor atau motion capture supervisor adalah orang yang
bertanggungjawab menciptakan karakter digital bergerak, berinteraksi,
dan terlihat realistis seperti manusia di dunia nyata. Mocap supervisor
bersama krunya berupaya untuk menciptakan pemeran digital yang
penampilannya tidak kalah meyakinkan dengan rekan sejawatnya,
pemeran di dunia nyata.
77) CG Artist Junior
CG artist junior adalah orang yang bertanggungjawab membuat objek
geometri 3D dalam pekerjaan transformasi karakter, pergantian wajah,
pergerakan tubuh, tangan, dan kaki.
78) Junior Compositor
Junior compositor adalah orang yang membuat gambar akhir dari
sebuah frame, shot, atau sekuens visual effect dalam sebuah film. Dia
mengambil semua bahan digital seperti gambar yang dihasilkan CG,
rekaman live action, dan lukisan matte kemudian menggabungkannya
agar tampak sebagai satu shot atau gambar yang menyatu.
79) Texture Artist
Texture artist atau pelukis tekstur adalah orang yang bertugas memberi
kesan jenis-jenis material pada objek 3D dengan memberikan warna,
tekstur, dan karakter material dengan mengambil gambar dari foto atau
melukisnya sendiri dalam software khusus komputer grafis.
80) Match Move Artist
Match move artist adalah orang yang bertanggungjawab melacak
pergerakan kamera dari hasil syuting ke dalam bentuk camera 3D,
sehingga para CG artist bisa menambahkan element CGI pada image
hasil syuting ini.

81) Mocap Junior Artist


Mocap junior artist atau motion capture junior artist adalah orang yang
bertanggungjawab mengerjakan perekaman data gerak orang ke dalam
bentuk digital 3D
82) 2D Preparation
2D preparation adalah orang yang bertugas mempersiapkan asset 2D
yang akan digunakan sebagai bahan stock footage maupun tekstur
untuk compositing.
83) Rotoscoping
Rotoscoping adalah orang yang bertugas menelusuri gerakan live action
di film sehingga animasi yang dihasilkan lebih realistis.
84) Clean Up Entry Level
Clean up entry level adalah orang yang bertanggungjawab
membersihkan latar belakang hasil rekaman gambar live action hingga
siap untuk diberikan efek yang akan dilapisi oleh compositor.
85) Sutradara Laga
Sutradara laga adalah orang yang memiliki kemampuan membuat
pertarungan terlihat realistis sekaligus menjaganya tetap aman bagi
para pemeran.
86) Stunt Coordinator
Stunt coordinator atau koordinator pemeran pengganti adalah orang
yang bertanggungjawab melatih, mengawasi, dan menjalankan
rancangan sutradara laga dalam melibatkan pemeran pengganti. Dia
bertanggungjawab pada kualitas penampilan pemeran pengganti pada
adegan laga sesuai rancangan produksi.
87) Aktor
Aktor atau pemeran film adalah orang yang memiliki kemampuan dalam
menganalisis skenario, menerjemahkan arahan sutradara dan
memahami asas sinematografi untuk menciptakan, menghidupkan
sebuah karakter, dan mengolah secara kreatif kelima panca indera
sesuai kebutuhan skenario.
88) Voice Talent
Voice talent adalah orang yang memiliki kemampuan mengisi suara
narasi dan non-diegetik dalam produksi film. Voice talent mengisi suara
berdasarkan konten skenario, sehingga pemeran ini akan
menyesuaikan gerak bibir pengucapan, nada kalimat, maupun
penjiwaan karakter.
89) Casting Director
Casting director adalah orang yang memiliki kemampuan membaca
skenario dan menerjemahkannya ke dalam visi kreatif untuk karakter
utama dan karakter pendukung.

90) Casting Manager


Casting manager adalah orang yang bertugas merencanakan, mencari,
dan menyeleksi aktor atau talent yang memenuhi standar untuk sebuah
produksi film.
91) Casting Associates
Casting associates adalah orang yang bertugas membantu casting
director dalam pelaksanaan casting dan bertanggungjawab dalam proses
casting atau audisi pemain sesuai skenario film.
92) Casting Extras
Casting extras adalah orang yang bertanggungjawab untuk
melaksanakan proses casting untuk extras atau figuran.
93) Voice Casting
Voice casting adalah orang yang bertanggungjawab untuk mengaudisi
pemeran pengisi suara untuk karakter dalam film animasi dan jenis film
lain yang memerlukan dialog di luar kamera.
94) Casting Assistant
Casting assistant adalah orang yang bertugas membantu casting director
dalam melaksanakan fungsinya di bidang casting.
95) Talent Coordinator
Talent coordinator adalah orang yang bertanggungjawab untuk
mengarahkan audisi, mengatur hari pembukaan casting, dan membina
bakat yang baru diperoleh atas nama perusahaan produksi film.
96) Produser Film Dokumenter
Produser film dokumenter adalah orang yang bertugas merencanakan,
melaksanakan, mengelola, dan melakukan pengawasan seluruh tim
produksi serta menyatukannya pada sebuah proyek film dokumenter
yang berdasarkan kepada data, fakta, realitas yang memiliki nilai moral,
universal, dan rasa kemanusiaan.
97) Dokumenteris
Dokumenteris adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mewujudkan sebuah film dokumenter dengan penguasaan
keterampilan kreatif dalam mengolah data, fakta, dan realitas, serta
terlibat langsung di semua tahapan proses produksi film dokumenter.
98) Penulis Naskah Film Dokumenter
Penulis naskah film dokumenter adalah orang yang bertugas menulis
naskah film dokumenter berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh
periset dokumenter.
99) Periset Film Dokumenter
Periset film dokumenter adalah orang yang bertugas mengumpulkan
data-data faktual dan otentik yang memiliki nilai kebenaran dengan
mengacu pada ide dan tema film.

f. Seni Rupa
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni rupa antara lain:
1) Pelukis
Pelukis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di bidang
seni lukis, melalui media cat air, cat akrilik, cat minyak, tinta, pastel,
charcoal, pewarna alam, dll.
2) Pegrafis
Pegrafis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di bidang
seni grafis, melalui teknik cetak datar, tinggi, dalam, maupun
kombinasinya. Seperti woodcut, linocut, etsa, aquatint, lithografi,
serigrafi/cetak saring.
3) Pematung
Pematung adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang seni patung dan seni instalasi, melalui media dan teknik logam,
kayu, batu, resin, benda temuan, media campuran, dan media alternatif
lain.
4) Pekriya
Pekriya adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi dibidang
seni kriya (kerajinan, desain dan terapan) melalui media kayu, logam,
kulit, kaca, tanah liat, tekstil, rotan, serat, dan media alternatif lain,
dengan teknik butsir, merakit, tenun, anyaman dan lain-lain.
5) Komikus
Komikus adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang komik berupa penciptaan konten komik (desain karakter,
naskah) berupa komik strip, cerita bergambar, dan novel grafis, melalui
media cetak dan online.
6) Kartunis
Kartunis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang kartun (kartun editorial, gag cartoon) dan karikatur, melalui
media cetak (surat kabar, majalah, dll).
7) Ilustrator
Ilustrator adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi sebagai
pembuat gambar, demi memperjelas maksud dari sebuah narasi,
dengan teknik manual atau digital.
8) Fotografer
Fotografer adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang fotografi, yang menggunakan alat bantu kamera.
9) Seni Performa
Seni performa adalah orang yang yang berkarya dan memiliki
kompetensi di bidang “penampilan seni rupa” (performance art), secara
individu dan kelompok, melalui media tubuh dan properti rupa yang
diperlukan.

10) Perupa Ruang Publik


Perupa ruang publik adalah orang yang berkarya dan memiliki
kompetensi di bidang seni rupa ruang publik dan seni visual jalanan
(street art, mural, graffiti, pavement illusion art) yang dilakukan dengan
pendekatan merespon ruang-ruang publik.
11) Desainer Grafis
Desainer grafis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
mendesain komunikasi visual sebagai sarana promosi dan publikasi
(branding) pada media dalam dan luar ruang.
12) Desainer Fashion
Desainer fashion adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
dibidang desain fesyen (mode), baik adi busana maupun art fesyen, yang
di presentasikan pada butik, outlet, pagelaran busana (fashion show).
13) Desainer Tekstil
Desainer tekstil adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
dibidang desain tekstil baik secara ekspresi personal maupun terapan,
yang dipresentasikan pada industri garmen, pameran (tapestry, tenun,
ikat, batik, dll).
14) Desainer Produk
Desainer produk adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
dibidang desain produk yang hasilnya digunakan untuk benda atau alat
fungsional (alat rumah tangga, alat-alat permainan, elektronik, otomotif,
kesehatan, dll).
15) Desainer Interior
Desainer interior adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
dibidang desain interior dan kelengkapan rumah (home furnishing) yang
diaplikasikan pada ruang publik, ruang komersial, rumah tinggal, dan
ruang sosial.
16) Kurator
Kurator adalah orang yang bekerja di museum, galeri
(pemerintah/swasta), dan independen, yang memiliki kompetensi di
bidang kekuratoran (curatorialship) dengan cara mengamati, memaknai,
mengakuisisi karya seni dan dipresentasikan dalam bentuk produk
pengetahuan dan peristiwa pameran di ruang publik.
17) Edukator
Edukator adalah orang yang bekerja pada galeri atau museum
(pemerintah/swasta) yang memiliki kompetensi dalam bidang layanan
edukasi (pemanduan, pendampingan, pelayanan riset, membuat
simulasi interaktif/permainan) sebagai sumber belajar yang berkaitan
dengan koleksi atau karya seni rupa yang dipamerkan atau
dipresentasikan.

18) Pengarah Artistik


Pengarah artistik adalah orang yang memiliki kompetensi menggagas
presentasi yang komperhensif dalam bentuk penyajian karya seni rupa.
19) Kritikus Seni
Kritikus seni adalah orang yang kompeten mengapresiasi dan menilai
karya seni dengan penuh tanggung jawab berdasarkan pendekatan
tertentu kritik seni.
20) Kritikus Desain
Kritikus desain adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
mengamati dan menilai (mendeskripsikan, memaknai, dan
mengevaluasi) karya dan peristiwa desain, yang dipublikasikan dalam
bentuk lisan dan tulisan (media massa, buku, jurnal, media sosial, dll.)
21) Kritikus Kriya
Kritikus kriya adalah orang yang memiliki kompetensi dalam mengamati
dan menilai (mendeskripsikan, memaknai, dan mengevaluasi) karya dan
peristiwa kriya, yang dipublikasikan dalam bentuk lisan dan tulisan
(media massa, buku, jurnal, media sosial, dll.)
22) Pendidik Sanggar Seni Rupa
Pendidik sanggar seni rupa adalah orang yang memiliki kompetensi
mendidik (pamong) di sanggar, lembaga kursus, dan/atau privat, yang
sesuai dengan kode etik profesi.
23) Manajer Galeri
Manajer galeri adalah orang yang bekerja mengelola galeri (art gallery,
art space, art museum) meliputi program pameran dan event lain,
memilih kurator, menentukan tema, merancang mediasi, membuat
kesepakatan kerjasama, membangun jaringan, pemasaran, dan
pendokumentasian.
24) Manajer Perupa
Manajer perupa adalah orang yang bekerja mengelola aktivitas perupa
yang berkaitan dengan praproduksi, produksi, pasca produksi
(fasilitasi, penjadwalan, administrasi, pameran, promosi, pencitraan,
pemasaran, distribusi).
25) Manajer Kelompok Seni
Manajer kelompok seni adalah orang yang bekerja mengelola kelompok
seni rupa (sanggar, komunitas, studio). Dengan tujuan mengelola
organisasi dan program kegiatan yang bersifat edukatif.
26) Preparator
Preparator adalah orang yang bekerja di museum, galeri
(pemerintah/swasta), dan independen, yang memiliki kompetensi di
bidang preparasi/penyajian tata pamer (tata ruang, tata letak, tata
cahaya, tata suara, labeling).
27) Dokumentator
Dokumentator adalah orang yang bekerja di bidang dokumentasi seni
rupa yang memiliki kompetensi dalam hal fotografi, video, digitalisasi,
seleksi/editing, penyimpanan, pengolahan, dan pemanfaatan data,
untuk kepentingan arsip, penelitian, pengembangan, dan publikasi.
28) Penata Artistik
Penata artistik adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi
dibidang penataan artistik pada pameran seni rupa.
29) Konservator
Konservator adalah orang yang bekerja di museum, galeri
(pemerintah/swasta), dan independen, yang memiliki kompetensi di
bidang konservasi, restorasi, yang bertujuan untuk pemeliharaan,
perawatan, dan pengamanan koleksi/karya seni rupa.

g. Seni Media
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni media antara lain:
1) Seniman Video (Video Art)
Seniman video (video art) adalah orang yang berkarya seni video.
2) Seniman Internet (Internet Art)
Seniman internet (internet art) adalah orang yang berkarya seni internet.
3) Seniman Bunyi
Seniman bunyi adalah orang yang berkarya seni bunyi.
4) Seniman Robotik dan Kinetik
Seniman robotik dan kinetik adalah orang yang berkarya seni robotik
dan kinetik.
5) Seniman Citra Digital
Seniman citra digital adalah orang yang berkarya seni citra digital.
6) Seniman Animasi Digital
Seniman animasi digital adalah orang yang berkarya seni animasi
digital.
7) Seniman Film Eksperimental
Seniman film eksperimental adalah orang yang berkarya seni film
eksperimental.
8) Seniman Interaktif Digital
Seniman interaktif digital adalah orang yang berkarya seni interaktif
digital.
9) Seniman Virtual
Seniman virtual adalah orang yang berkarya seni virtual.
10) Seniman Permainan
Seniman permainan adalah orang yang berkarya seni permainan analog
dan/atau digital.
11) Seniman Gawai (Gadget Art)
Seniman gawai (gadget art) adalah orang yang berkarya seni gawai.
12) Seniman Pemrograman (Programming Art)
Seniman pemrograman (programming art) adalah orang yang berkarya
seni pemrograman.
13) Kurator Seni Media
Kurator seni media adalah orang yang bekerja di bidang kekuratoran
karya seni media.
14) Edukator Seni Media
Edukator seni media adalah orang yang mengedukasi seni media.
15) Kritikus Seni Media
Kritikus seni media adalah orang yang mengapresiasi dan mengkritisi
karya seni media.
16) Penulis Seni Media
Penulis seni media adalah orang yang menulis seni media.
17) Dokumentator dan Arsiparis Seni Media
Dokumentator dan arsiparis seni media adalah orang yang bekerja di
bidang dokumentasi dan arsip seni media.
18) Pengelola Komunitas Seni Media
Pengelola komunitas seni media adalah orang yang mengelola
komunitas seni media.
19) Tenaga Teknis Seni Media
Tenaga teknis seni media adalah orang yang bekerja sebagai teknisi seni
media.
20) Preparator Seni media
Preparator seni media adalah orang yang bekerja di bidang preparasi
seni media.
21) Pengajar dan Pendidik Seni Media
Pengajar dan pendidik seni media adalah orang yang mengajar di bidang
pendidikan seni media secara nonformal.
22) Konservator Seni Media
Konservator seni media adalah orang yang bekerja mengkonservasi seni
media.
23) Artisan
Artisan adalah orang yang memberi dukungan teknis dalam proses
penciptaan karya seni media.

8. Bahasa
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya bahasa antara lain:
1) Penyuluh Bahasa
Penyuluh bahasa adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
bahasa, memiliki kemampuan mengajarkan bahasa, dan memiliki
kemampuan menyuluh bahasa untuk individu maupun
kelompok/instansi.

2) Peneliti Bahasa
Peneliti bahasa adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
bahasa dan memiliki kemampuan untuk meneliti bahasa.
3) Peneliti Sastra
Peneliti sastra adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap sastra
dan memiliki kemampuan untuk meneliti sastra.
4) Pengajar Bahasa Penutur Asing (BIPA)
Pengajar bahasa penutur asing adalah orang yang memiliki
pengetahuan terhadap bahasa dan mampu mengajarkan bahasa dan
sastra untuk penutur asing.
5) Penerjemah
Penerjemah adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap bahasa
dan memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bahasa.
6) Penyunting
Penyunting adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
penyuntingan bahasa dan memiliki kemampuan menyunting bahasa.

9. Permainan Rakyat
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya permainan rakyat antara lain:
1) Pelaku Permainan Tradisional
Pelaku permainan tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan
tentang permainan tradisional dan memiliki kemampuan memainkan
permainan tradisional.
2) Mentor Permainan Rakyat
Mentor permainan rakyat adalah orang yang memiliki kebijaksanaan
dan kombinasi dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Mereka
adalah seseorang yang berada di suatu bidang dan berhasil pada apa
yang telah mereka lakukan di bidang permainan rakyat.
3) Pembuat Konten Permainan Rakyat
Pembuat konten permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan membuat suatu konten, baik berupa tulisan, gambar,
video, suara, ataupun gabungan dari dua atau lebih materi.
4) Wasit Permainan Rakyat
Wasit permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mengatur jalannya suatu pertandingan dalam permainan rakyat.
5) Juri Permainan Rakyat
Juri permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menilai atau menghakimi sesuatu atau seseorang dalam permainan
rakyat.
6) Pengrajin Permainan Rakyat
Pengrajin permainan rakyat adalah orang yang memiliki kompetensi
keterampilan dan kemampuan membuat produk atau kriya permainan
rakyat.
7) Perancang Desain Produk Permainan Rakyat
Perancang desain produk permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan menyusun dan merancang konsep sebuah produk secara
sistematis dari pada gagasan produk baru ataupun modifikasi produk
lama dalam bentuk gambar teknis (engineering drawing) untuk
memenuhi kebutuhan di bidang permainan rakyat ataupun
memanfaatkan inovasi teknologi (market technology push).
8) Penyelenggara Kegiatan Permainan Rakyat
Penyelenggara kegiatan permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan kegiatan permainan rakyat, serta
melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk
apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
9) Pengelola Desa Wisata Permainan Rakyat
Pengelola desa wisata permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain, serta melakukan pengelolaan proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
10) Fasilitator Desa Wisata Permainan Rakyat
Fasilitator desa wisata permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan membantu sekelompok orang untuk memahami tujuan
kegiatan wisata permainan rakyat.
11) Instruktur Workshop Desa Wisata Permainan Rakyat
Instruktur workshop desa wisata permainan rakyat adalah orang yang
memiliki kemampuan mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan
latihan dan bimbingannya, pengajar, pelatih, serta pengasuh pada saat
workshop permainan rakyat.
12) Pengkaji Permainan Rakyat
Pengkaji permainan rakyat adalah orang yang memiliki kompetensi
peneliti untuk menelaah atau meneliti permainan rakyat.
13) Kurator Permainan Rakyat
Kurator permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan
mengurus atau mengawasi institusi warisan budaya berupa permainan
rakyat.

10. Olahraga Tradisional


Yang termasuk ke dalam tenaga budaya olahraga tradisional antara lain:
1) Pesilat
Pesilat atau pendekar adalah orang yang mengetahui dan memahami
ilmu bela diri serta memiliki kemampuan mempraktikkan ilmu bela diri.

2) Pemain Olahraga Tradisional


Pemain olahraga tradisional adalah orang yang mengetahui dan
memahami olahraga tradisional serta memiliki kemampuan
mempraktikkan olahraga tradisional.
3) Mentor Olahraga Tradisional
Mentor olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kebijaksanaan
dan kombinasi dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Mereka
adalah seseorang yang berada di suatu bidang dan berhasil pada apa
yang telah mereka lakukan di bidang olahraga tradisional.
4) Pembuat Konten Olahraga Tradisional
Pembuat konten olahraga tradisional adalah orang yang memiliki
kemampuan membuat suatu konten, baik berupa tulisan, gambar,
video, suara, ataupun gabungan dari dua atau lebih materi.
5) Wasit Olahraga Tradisional
Wasit olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk mengatur jalannya suatu pertandingan dalam olahraga
tradisional.
6) Juri Olahraga Tradisional
Juri olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk menilai atau menghakimi sesuatu atau seseorang dalam olahraga
tradisional.
7) Pengrajin Olahraga Tradisional
Pengrajin olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kompetensi
keterampilan dan kemampuan membuat produk atau kriya olahraga
tradisional.
8) Perancang Desain Produk Olahraga Tradisional
Perancang desain produk olahraga tradisional adalah orang yang
memiliki kemampuan menyusun dan merancang konsep sebuah
produk secara sistematis dari pada gagasan produk baru ataupun
modifikasi produk lama dalam bentuk gambar teknis (engineering
drawing) untuk memenuhi kebutuhan di bidang olahraga tradisional
ataupun memanfaatkan inovasi teknologi (market technology push).
9) Penyelenggara Kegiatan Olahraga Tradisional
Penyelenggara kegiatan olahraga tradisional adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan kegiatan olahraga tradisional, serta
melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk
apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
10) Pengelola Desa Wisata Olahraga Tradisional
Pengelola desa wisata olahraga tradisional adalah orang yang memiliki
kemampuan melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain, serta melakukan pengelolaan proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
11) Fasilitator Desa Wisata Olahraga Tradisional
Fasilitator desa wisata olahraga tradisional adalah orang yang memiliki
kemampuan membantu sekelompok orang untuk memahami tujuan
kegiatan wisata olahraga tradisional.
12) Instruktur Workshop Desa Wisata Olahraga Tradisional
Instruktur workshop desa wisata olahraga tradisional adalah orang yang
memiliki kemampuan mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan
latihan dan bimbingannya, pengajar, pelatih, serta pengasuh pada saat
workshop olahraga tradisional.
13) Pengkaji Olahraga Tradisional
Pengkaji olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kompetensi
peneliti untuk menelaah atau meneliti olahraga tradisional.
14) Kurator Olahraga Tradisional
Kurator olahraga tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
mengurus atau mengawasi institusi warisan budaya berupa olahraga
tradisional.

11. Cagar Budaya


Yang termasuk ke dalam tenaga cagar budaya antara lain:
1) Analis Cagar Budaya
Analis cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan analisis
dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi kebijakan di
bidang cagar budaya.
2) Analis Dokumentasi Cagar Budaya
Analis dokumentasi cagar budaya adalah orang yang melakukan
kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan
rekomendasi kebijakan di bidang dokumentasi cagar budaya.
3) Juru Pelestari Cagar Budaya
Juru pelestari cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pemeliharaan di bidang pelestarian cagar budaya.
4) Juru Pelihara Cagar Budaya
Juru pelihara cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan cagar budaya.
5) Juru Pugar Cagar Budaya
Juru pugar cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
inventarisasi data kerusakan dan pemugaran cagar budaya.
6) Pengelola Data Cagar Budaya
Pengelola data cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pengelolaan data dan penyusunan laporan di bidang cagar budaya.
7) Pengkaji Pelestarian Cagar Budaya
Pengkaji pelestarian cagar budaya adalah orang yang melakukan
kegiatan pengkajian dalam rangka penyusunan rekomendasi di bidang
pelestarian cagar budaya.

8) Polisi Khusus Cagar Budaya


Polisi khusus cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pengamanan dan penindakan non yustisial dalam kegiatan pelestarian
cagar budaya dan objek yang diduga cagar budaya.
9) Teknisi Konservasi Cagar Budaya
Teknisi konservasi cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pemeriksaan kondisi cagar budaya dan melakukan konservasi di
bidang pelestarian cagar budaya.
10) Teknisi Pelestari Cagar Budaya
Teknisi pelestari cagar budaya adalah orang yang melakukan kegiatan
pengelolaan teknis di bidang pelestari cagar budaya.

12. Museum
Yang termasuk ke dalam tenaga permuseuman antara lain:
1) Kepala Museum
Kepala museum adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab terhadap seluruh proses pengelolaan museum sesuai dengan visi
dan misi museum.
2) Register
Register adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan pencatatan
dan pendokumentasian koleksi museum.
3) Kurator
Kurator adalah petugas teknis yang karena kompetensi keahliannya
bertanggungjawab dalam pengelolaan koleksi museum.
4) Konservator
Konservator adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan koleksi museum.
5) Penata Pameran
Penata pameran adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan
perancangan dan penataan di museum.
6) Edukator
Edukator adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan edukasi dan
penyampaian informasi koleksi museum.
7) Hubungan Masyarakat dan Pemasaran
Hubungan masyarakat dan pemasaran adalah petugas teknis
melakukan kegiatan komunikasi dan pemasaran program-program
museum.

13. Sejarah
Yang termasuk ke dalam tenaga kesejarahan antara lain:
1) Konsultan Sejarah
Konsultan sejarah adalah orang yang berkompeten memberikan jasa
konsultasi dalam bidang sejarah.

2) Editor Sejarah
Editor sejarah adalah orang yang berkompeten mengedit karya sejarah.
3) Peneliti Sumber Sejarah
Peneliti sumber sejarah adalah orang yang berkompeten meneliti
sumber sejarah.
4) Penulis Sejarah
Penulis sejarah adalah orang yang berkompeten menulis sejarah
berdasarkan kaidah ilmu sejarah.
5) Penerjemah Sumber/Dokumen Sejarah
Penerjemah sumber/dokumen sejarah adalah orang yang berkompeten
menerjemahkan sumber/dokumen sejarah.
6) Jurnalis Sejarah
Jurnalis sejarah adalah orang yang berkompeten menulis sejarah
dalam media cetak dan elektronik.
7) Kreator Konten Digital Sejarah
Kreator konten digital sejarah adalah orang yang berkompeten
memproduksi dan mengaplikasikan konten sejarah dalam bentuk
digital.
8) Pemandu Wisata Sejarah
Pemandu wisata sejarah adalah orang yang berkompeten melakukan
pemanduan wisata objek bersejarah.

3.1.4. Pendataan Lembaga Kebudayaan


Lembaga Kebudayaan merupakan lembaga publik dalam suatu negara yang
berperan dalam pemajuan budaya, ilmu pengetahuan, seni, lingkungan, dan
pendidikan pada masyarakat yang ada pada suatu daerah atau negara.
Lembaga Kebudayaan merupakan elemen lain yang dapat berperan serta dalam
pelestarian seni dan budaya. Merupakan elemen masyarakat yang relatif
mempunyai perhatian dan kepedulian pada eksistensi dan kelestarian seni dan
budaya daerah. Lembaga Kebudayaan juga merupakan organisasi yang
bertujuan mengembangkan dan membina kebudayaan.

1. Museum
Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Museum menurut International Council of Museums (ICOM) adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat
dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia
dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

2. Taman Budaya
Taman budaya adalah suatu kompleks yang terdiri dari ruang terbuka dan
ruang tertutup dimana berfungsi sebagai wadah dari berbagai aktivitas
pertunjukan, pergelaran, serta sebagai tempat berkumpulnya para seniman
maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu atau informasi mengenai
seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni dan budaya warisan
leluhur dahulu.

3. Sanggar
Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh sekumpulan
orang untuk berkegiatan seni dan budaya seperti seni tari, seni lukis, seni kriya,
seni peran dan lain-lain. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar berupa
kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran,
penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir sebagian besar
dilakukan di dalam sanggar (tergantung ada tidaknya fasilitas dalam sanggar).
Sanggar tari merupakan sarana, wadah, untuk berkreatifitas & mengenal tari-
tarian yang ada di Indonesia.

4. Asosiasi Profesi
Asosiasi profesi adalah organisasi non-profit yang beranggotakan orang-orang
dengan latar belakang profesi yang sama yang umumnya memiliki tujuan
memajukan dan mempromosikan profesi tersebut, meningkatkan kompetensi
anggotanya, dan melayani serta melindungi kepentingan publik dan
anggotanya.

5. Lembaga Adat
Lembaga adat adalah sebuah organisasi kemasyarakatan baik yang sengaja
dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam
sejarah masyarakat yang bersangkutan atau dalam suatu masyarakat hukum
adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam
wilayah hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur,
mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang
berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang
berlaku.

6. Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME


Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME adalah sebuah
organisasi kemasyarakatan yang telah tumbuh dan berkembang untuk
menaungi para Penghayat Kepercayaan. Penghayat Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya disebut Penghayat Kepercayaan adalah
setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan
terhadap Tuhan YME.

7. Padepokan
Padepokan adalah lembaga pendidikan tradisional yang merupakan suatu
komunitas pelaku pendidikan di mana selain terjadi kegiatan belajar mengajar
di dalamnya juga terjadi kegiatan berhuni. Di dalam padepokan, bersama-sama
tinggal guru sebagai pemilik dan sesepuh padepokan, serta orang-orang yang
datang dengan maksud berguru dan menimba ilmu. Guru menjadi orientasi dan
panutan setiap orang dan masyarakat di lingkungan yang bersangkutan.

8. Komunitas Budaya
Komunitas budaya merupakan kesatuan sosial yang memiliki potensi budaya
berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional,
teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional,
cagar budaya, permuseuman, dan kesejarahan.

3.1.5. Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan


Sarana dan Prasarana Kebudayaan adalah fasilitas penunjang terselenggaranya
aktivitas Kebudayaan, antara lain museum, ruang pertunjukan, galeri, sanggar,
bioskop publik, studio musik, studio rekaman, perpustakaan, taman kota, balai
adat, lapangan, pendopo, sasana, monumen, kebun raya, gelanggang, dan
taman budaya.

3.2. Petunjuk Pengisian Formulir Pendataan Kebudayaan


3.2.1. Formulir Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
1. Tradisi Lisan
Tradisi lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh
masyarakat, antara lain: sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, dan cerita
rakyat. Contoh tradisi lisan: Pantun dari Riau, Didong dari Aceh, Mamanda dari
Kalimantan Selatan.

a. Cerita Rakyat
Dalam mendata cerita rakyat perlu diperhatikan apakah konteks cerita tersebut
masih berlaku saat ini. Nilai dan makna cerita juga dapat disampaikan selain
cerita rakyat itu sendiri.
● Cerita rakyat dibagi manjadi 4 kategori yaitu sejarah lisan, dongeng, mitos,
dan legenda.
1) Sejarah lisan adalah bentuk cerita yang berhubungan dengan kondisi
fakta/kejadian yang terjadi di masa lalu. Medium penyampaiannya
melalui lisan, sehingga disebut sebagai sejarah lisan. Berbeda dengan
sejarah yang dituliskan dalam buku, kitab, atau manuskrip.
2) Dongeng adalah adalah bentuk sastra lama yang menceritakan tentang
suatu kejadian luar biasa yang penuh dengan khayalan (fiksi) dan
dianggap tidak benar-benar terjadi. Fungsi dongeng adalah untuk
menyampaikan pesan moral atau mendidik dan menghibur.
3) Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan suatu kisah yang
berlatarbelakang masa lalu. Mitos juga sering diartikan sebagai cerita
suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dulu, mengandung
penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa
tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara
gaib.
4) Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
oleh yang mempunyai cerita tersebut. Biasanya legenda kerap dijadikan
sebagai sejarah kolektif.
● Deskripsi cerita rakyat dapat diinventarisasi secara detail terkait setting
lokasi, nama tokoh, kejadian, serta pesan yang ingin disampaikan.
Beberapa cerita rakyat memiliki setting lokasi yang berada di sekitar tempat
masyarakat yang mempercayai cerita, lokasi cerita dapat berupa gunung,
danau, hutan, lembah, kampung.
● Dokumen pendukung cerita rakyat seperti foto/gambar, dokumen kajian
terhadap cerita rakyat tersebut, juga dokumen pendukung lainnya dapat
disiapkan jika ada.
● Dapat pula disampaikan siapa penutur/tokoh yang mampu menyampaikan
cerita rakyat, lembaga terkait serta hubungan cerita tersebut dengan OPK
lainnya. Contoh: Cerita tentang patung Sigale-gale yang berasal dari
Sumatra Utara, yang memiliki setting tempat di sekitaran Danau Toba serta
terkait langsung dengan patung Sigale-gale yang ada di Samosir.

Tabel 3.1 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Cerita Rakyat


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama cerita rakyat Ande Ande Lumut

2. Kategori Cerita Jenis cerita rakyat seperti: Dongeng


Rakyat - Sejarah lisan
- Dongeng
- Mitos
- Legenda

3. Etnis Penutur Nama etnis yang Etnis Jawa


menuturkan cerita rakyat
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Medium Cara yang digunakan Buku dan Lisan


Penyajian untuk menyampaikan
cerita rakyat

5. Komponen Tokoh/pelaku yang Klething Kuning, Ande


Tokoh/Pelaku diceritakan di dalam cerita Ande Lumut, Yuyu
Dalam Cerita rakyat Kangkang, dll.
Rakyat

6. Deskripsi Informasi mengenai cerita Cerita ini mengisahkan


rakyat tentang Pangeran
Kusumayuda (dianggap
sebagai personifikasi
Kamesywara, Raja
Kadiri) yang bertemu
dengan Kleting Kuning
(bahasa Jawa: Klething
Kuning), dst.

7. Unggah - Foto/Gambar File-file pendukung


Multimedia - Link URL Audio/Video OPK tersebut
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

b. Pantun, Peribahasa, dan Teka-Teki


● Dalam mendata pantun, peribahasa, dan teka-teki perlu diperhatikan
apakah konteks cerita tersebut masih berlaku saat ini. Pantun dan
peribahasa memiliki pesan yang ingin disampaikan secara implisit,
digunakan untuk menyampaikan pesan dari orang tua kepada anak,
digunakan dalam pergaulan kaum muda. Begitu pula teka-teki banyak
digunakan oleh anak-anak untuk melatih cara berfikir mereka.
● Deskripsi pantun, peribahasa, dan teka-teki dapat disampaikan secara detil
(baik sampiran dan isi) serta pesan yang ingin disampaikan. Cara dan waktu
penyampaian, serta tujuan penggunaan pantun, peribahasa, dan teka-teki.
● Penyampaian pantun, peribahasa, dan teka-teki dapat direkam dengan foto
atau video maupun suara saat penutur menyampaian.
● Dapat pula disampaikan siapa penutur/tokoh yang mampu menyampaikan
pantun, peribahasa, dan teka-teki, lembaga terkait serta hubungan dengan
OPK lainnya. Hampir semua pantun menggunakan
alam/lingkungan sebagai sampiran, dan isi sebagai penyampai pesan.

Tabel 3.2 Contoh Pengisian Formulir Pendataan


Pantun, Peribahasa, dan Teka-Teki
No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama pantun, peribahasa, Tadutan Bengkulu


atau teka-teki

2. Jenis Objek Jenis objek seperti: Pantun


- Pantun
- Peribahasa
- Teka-Teki

3. Etnis Penutur Nama etnis yang Etnis Minang


menuturkan pantun,
peribahasa, atau teka-teki
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Deskripsi Deskripsi arti dari pantun, Tadutan berisi


peribahasa, atau teka-teki pengetahuan-
yang dilantunkan pengetahuan pesan-
esan, akhlak, etika
moral yang religius.
Pesan-pesan dan
pengetahuan-
pengetahuan seperti
yang dikemukakan itu
disampaikan dengan
menggunakan bahasa
lisan sehingga orang
yang mendengarkan
merasa tergugah
hatinya, dst.

5. Unggah - Foto/Gambar File-file pendukung


Multimedia - Link URL Audio/Video OPK tersebut
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

2. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di
dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain, serat, babad,
hikayat, dan kitab. Contoh manuskrip: Pustaha Laklak dari Sumatra Utara, I
La Galigo dari Sulawesi Selatan.

● Dalam mendata manuskrip perlu diperhatikan perihal keterbukaan


informasi yang ada pada manuskrip, apakah manuskrip tersebut memiliki
sifat yang rahasia, sakral atau terbuka untuk umum. Apabila manuskrip
bersifat rahasia dan sakral sehingga memiliki waktu-waktu tertentu untuk
membuka atau membaca harap diberikan keterangan pada deskripsi terkait
manuskrip yang akan didata.
● Judul manuskrip dapat ditulis menggunakan bahasa yang digunakan pada
manuskrip.
● Penjelasan terkait media/bahan manuskrip sangat dibutuhkan dalam
mendeskripsikan manuskrip tersebut, contoh bahan manuskrip: daun
lontar, kertas daluang atau dluwang, bambu atau kulit kayu. Begitu pula
dengan kondisi kepemilikan dan penyimpanan (dimiliki oleh perseorangan,
keluarga, lembaga budaya).
● Dapat disampaikan siapa pencipta/pembuat dari manuskrip tersebut.
● Deskripsikan manuskrip dengan narasi terkait cerita/isi manuskrip,
penggunaan (digunakan pada ritual tertentu), serta periode pembuatannya.
Pada deskripsi dapat juga disampaikan proses penciptaan/pembuatan
manuskrip yang diperoleh dari cerita rakyat atau tradisi lisan yang
diturunkan dari generasi ke generasi.
● Data dukung yang dibutuhkan untuk memperkuat narasi deskripsi
manuskrip dapat disampaikan melalui foto/video kondisi manuskrip, video
pembacaan manuskrip serta penjelasan tambahan lainnya. Data dukung
lainnya dapat berupa hasil penelitian, kajian, skripsi terkait manuskrip.
● Siapa saja tenaga budaya yang terkait dengan manuskrip juga perlu didata
(juru kunci, penjaga manuskrip, orang yang merawat).
● Jelaskan keterkaitan lembaga budaya dengan manuskrip, apakah
manuskrip disimpan oleh sebuah lembaga budaya, apakah dalam
membuka/membaca manuskrip harus atas izin dari lembaga budaya
terkait.
● Manuskrip memiliki keterkaitan dengan OPK lainnya. Manuskrip sering
dijadikan sebagai sumber dalam ritual pengobatan, pengetahuan
tradisional, makanan dan lainnya. Jelaskan keterkaitan manuskrip yang
akan didata dengan OPK lainnya.

Tabel 3.3 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Manuskrip


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama manuskrip Prasasti Kuti

2. Judul Judul manuskrip Prasasti Kuti

3. Bahan Jenis bahan seperti: Tembaga


- Kertas
- Lontar
- Kayu
- Batu
- Lainnya (sebutkan)

4. Karya Nama pembuat manuskrip

5. Bahasa Bahasa yang digunakan Jawa Kuna


dalam manuskrip tersebut

6. Subjek Perihal utama yang Pemberian anugerah


disampaikan dalam suatu desa
manuskrip

7. Periode Periode atau masa Masa Klasik Hindu


manuskrip tersebut dibuat: Buddha
- Masa Prasejarah
- Masa Klasik Hindu
Buddha
- Masa Islam
- Masa Kolonial
- Masa Kemerdekaan
- Masa Modern

8. Jumlah Jumlah manuskrip yang 11


Manuskrip disimpan

9. Satuan Satuan manuskrip yang Lempeng


Manuskrip disimpan seperti:
- Lembar
- Gulungan
- Buku
- Jilid
- Berkas
- Lempeng
- Lainnya (sebutkan)

10. Tempat Lokasi Tempat lokasi manuskrip Museum Nasional


Penyimpanan disimpan

11. Alamat Lokasi Alamat lokasi manuskrip Jl. Medan Merdeka


Penyimpanan disimpan Barat, Kel. Gambir,
(harap diisi mulai dari provinsi Kec. Gambir, Kota
hingga desa/kelurahan) Jakarta Pusat, Provinsi
DKI Jakarta

12. Ukuran/Dimensi Detil ukuran dan dimensi Panjang : 32,5 cm


Manuskrip manuskrip Lebar : 9,5 cm
- Panjang
- Lebar
- Tinggi/Tebal

13. Deskripsi Deskripsi mengenai isi dari Prasasti Kuti


manuskrip menceritakan tentang
pemberian anugerah
suatu desa

14. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

3. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan
pada generasi berikutnya, antara lain: tata kelola lingkungan dan tata cara
penyelesaian sengketa. Contoh adat istiadat antara lain: Seren taun dari
Banten, Melangun dari Jambi.

● Dalam pendataan adat istiadat perlu dilihat kembali apakah adat tersebut
masih berlaku pada masyarakat yang menjalankan. Siapa yang melakukan
dan apakah ada sanksi bagi mereka yang tidak melakukannya.
● Deskripsi terkait adat istiadat dapat disampaikan secara rinci tentang nilai,
makna, dan fungsi adat istiadat tersebut. Adat istiadat juga merupakan
sistem yang menghubungkan individu dengan individu lainnya, individu
dengan kelompok, individu dengan lingkungannya, kelompok dengan
lingkungannya, serta hubungan antara individu dengan sang penciptanya.
● Deskripsikan hubungan tersebut dengan penjelasan terkait nilai-nilai yang
terkait di dalamnya. Begitu pula dengan etnis yang menjalankan, apakah
masih berlangsung hingga saat ini, terancam punah atau sudah punah.
Jika sudah punah, informasi mengenai kapan terakhir kali adat istiadat ini
dijalankan serta alasan tidak dijalankan lagi juga perlu didata. Penjelasan
terkait etnis yang menjalankan akan menggambarkan wilayah persebaran
adat istiadat tersebut.
● Dalam mendukung narasi deskripsi terkait adat istiadat dibutuhkan data
dukung seperti foto dan video terkini adat istiadat yang akan didata. Dalam
pelaksanaannya, adat istiadat memiliki waktu-waktu tertentu dan tidak
dapat dilakukan setiap saat (saat terjadinya penyelesaian sengketa, panen
padi), oleh karena itu dalam merekam pelaksanaan adat istiadat
dibutuhkan waktu bersamaan dengan pelaksanaan adat istiadat tersebut.
● Dapat juga disampaikan tenaga budaya yang terkait dengan adat istiadat
yang akan didata. Contoh: pemimpin adat, kepala suku, pecalang (Bali).
Begitu pula dengan lembaga budaya yang mengampu adat istiadat tersebut.
● Pelaksanaan adat istiadat sangat berkaitan dengan OPK lainnya, dalam
pelaksanaan adat istiadat biasanya menampilkan tarian, makanan
tradisional maupun pakaian tradisional sebagai pendukung. Silakan
sampaikan keterkaitan adat istiadat dengan OPK lainnya.

Tabel 3.4 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Adat Istiadat


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama adat istiadat (Buka) Palang Pintu

2. Jenis Adat Jenis adat istiadat seperti: Hubungan antar


Istiadat - Hubungan antar individu
individu
- Hubungan dengan
lingkungan
- Hubungan komunal
- Hubungan spiritual
(dapat memilih lebih dari satu)

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Betawi


melaksanakan melaksanakan adat istiadat
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Apakah adat Kondisi adat istiadat Ya


istiadat masih apakah masih
dilaksanakan dilaksanakan atau sudah
hingga saat ini tidak dilaksanakan

5. Alasan sudah Jika suatu adat istiadat


tidak sudah tidak dilaksanakan
dilaksanakan lagi, apa alasannya?

6. Deskripsi Informasi mengenai adat Buka Palang Pintu


istiadat adalah salah satu
upacara yang
diselenggarakan
menjelang akad nikah.
Dahulu Buka Palang
Pintu disebut, artinya
berkomunikasi atau
berdialog dengan sopan
dan santun. Sopan dan
santun diungkapkan
dengan cara berbalas
pantun, dst.

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

4. Ritus
Ritus adalah adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang
didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara
terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain: berbagai
perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan
ritual kepercayaan beserta perlengkapannya. Contoh ritus antara lain: Upacara
besale dari Jambi, Sipaha lima dari Sumatra Utara, Upacara Tawur Kesanga
Yogyakarta.
● Dalam mendata ritus perlu diperhatikan hal-hal khusus seperti
kerahasiaan dalam ritus (doa-doa, mantra) serta kesakralan yang ada di
dalamnya.
● Ritus dapat dideskripsikan dengan penjelasan terkait komunitas yang
melaksanakan daur hidup individu (kelahiran, inisiasi, perkawinan,
kematian) dan daur hidup kolektif (bersih desa, nyadran, dll.); tujuan
(sakral, tolak bala, dll.); lokasi (gunung, pantai/pesisir, sungai, mata air,
dll.); peserta (perorangan, keluarga, masyarakat); waktu (kalender agama,
waktu panen, waktu melaut, dll.); aturan (pantangan dan anjuran), urutan
upacara (tahapan pelaksanaan kegiatan upacara); kelengkapan (sesaji,
asesoris, peralatan, dll.).
● Dijelaskan juga etnis yang masih melakukan ritus serta lokasi tempat
berlangsungnya situs tersebut. Apakah masih berlangsung hingga saat ini,
terancam punah atau sudah punah. Jika sudah punah, informasi mengenai
kapan terakhir kali ritus ini dijalankan serta alasan tidak dijalankan lagi
juga perlu didata.
● Data mengenai nama rapalan/mantra yang digunakan, tujuan penggunaan
rapalan/mantra, dan perlengkapan ritus tersebut juga diperlukan (jika
ada).
● Dalam mendukung narasi deskripsi terkait ritus dibutuhkan data dukung
seperti foto dan video terkini. Dalam pelaksanaannya, ritual memiliki
waktu-waktu tertentu dan tidak dapat dilakukan setiap saat (malam 1
syuro, saat air laut pasang), oleh karena itu dalam merekam pelaksanaan
ritus dibutuhkan persiapan agar dapat merekam ritus yang dilaksanakan.
Dokumen pendukung lainnya seperti penelitian, kajian dapat ditambahkan
untuk mendukung narasi deskripsi.
● Pelaksanaan ritus juga berkaitan erat dengan tenaga serta lembaga budaya
yang terkait, contoh (dukun, datuk). Begitu pula dengan OPK lain seperti
tarian sakral, makanan/minuman tradisional.
Tabel 3.5 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Ritus
No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama ritus Anak Balam

2. Jenis Ritus Jenis ritus seperti: Ritual pengobatan


- Peringatan kelahiran
- Perayaan
- Upacara perkawinan
- Upacara kematian
- Ritual kepercayaan
- Ritual pengobatan
- Lainnya (sebutkan)
(dapat memilih lebih dari satu)
3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Minang
melaksanakan melaksanakan ritus
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Komponen Pelaku yang terlibat dari Orang yang mengobati,


Pelaku Ritus prosesi ritus orang yang sakit
(diobati), dan penari
yang dalam keadaan
trans

5. Nama Rapalan/mantra yang secret and sacred


Rapalan/Mantra digunakan pada prosesi
yang digunakan ritus
dalam ritus

6. Tujuan Tujuan dari Meminta kesembuhan,


Penggunaan dilaksanakannya prosesi pengobatan
Rapalan/Mantra ritus

7. Perlengkapan Perlengkapan yang Mantra, syair, alat


Ritus digunakan saat prosesi musik biola/rebab,
ritus bunga-bunga tertentu

8. Apakah Ritus Kondisi ritus saat ini Masih dilaksanakan,


tersebut masih apakah: secara terbuka
dilaksanakan - Masih dilaksanakan,
hingga saat ini secara terbuka
- Masih dilaksanakan,
namun secara tertutup
- Sudah tidak
dilaksanakan

9. Alasan sudah Jika suatu ritus sudah


tidak tidak dilaksanakan lagi,
dilaksanakan apa alasannya?

10. Lokasi Alamat lokasi pelaksanaan Desa. Nagari Lunang,


Pelaksanaan ritus Kec. Lunang Silaut,
Ritus (harap diisi mulai dari provinsi Kab. Pesisir Selatan,
hingga desa/kelurahan) Provinsi Sumatera
Barat

11. Deskripsi Informasi mengenai ritus Anak Balam


merupakan sebuah
ritual pengobatan
tradisional,
menggunakan
kekuatan syair; (matra)
dan musik . Dalam
ritual Anak Balam
beberapa orang penari,
biasanya dalam jumlah
genap, menari
mengikuti irama alat
musik biola sambil
melafaskan mantra
secara berirama, dst.

12. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

5. Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional adalah keseluruhan ide dan gagasan dalam
masyarakat, yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional
juga termasuk pengetahuan mengenai alam semesta (mikrokosmos,
makrokosmos) ilmu perbintangan yang digunakan dalam pelayaran, pendirian
bangunan, penentuan hari baik (primbon, wariga). Pengetahuan tradisional
antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan
minuman tradisional, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai
alam dan semesta.

a. Makanan dan Minuman


● Dalam mendata makanan dan minuman perlu diperhatikan nilai, makna,
fungsi serta penggunaan makanan serta minuman tersebut, apakah
menjadi makanan yang ada pada saat tradisi, atau menjadi makanan
pendamping disaat ritual berlangsung. Makna sakral dan profan makanan
perlu disampaikan agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan.
● Selain penjelasan terkait nilai, makna dan fungsi yang ada pada makanan
dan minuman yang akan didata, lokasi pembuatan/produksi, sumber daya
alam sebagai bahan baku makanan, serta cara dan waktu pembuatan,
penyimpanan dan penyajian.
● Perlu didata juga etnis mana yang berhubungan dengan makanan atau
minuman tersebut.
● Foto, video, dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Video tidak hanya menampilkan bahan
pembuat (resep) serta cara membuat, tetapi juga dapat menggambarkan
penggunaannya pada masyarakat serta nilai-nilai, makna yang terdapat
pada makanan dan minuman tersebut. Seperti bubur merah putih dan
tumpeng yang memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jawa.
● Dapat disampaikan tenaga dan lembaga budaya terkait makanan dan
minuman yang akan didata, contoh: makanan sakral yang hanya dapat
dibuat oleh orang yang ditunjuk membuat makanan tersebut; minuman
yang hanya dapat diberikan oleh tetua kampung.

Tabel 3.6 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Makanan dan Minuman


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama makanan atau Sie Reuboh


minuman

2. Jenis Objek Jenis objek seperti: Makanan


- Makanan
- Minuman

3. Etnis yang Nama etnis yang membuat Etnis Aceh


melaksanakan makanan atau minuman
tersebut
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Lokasi Sentra Alamat lokasi sentra Gampong Lambaro,


Pembuatan/ pembuatan/produksi Kec. Peukan Bada,
Produksi (harap diisi mulai dari provinsi Kab. Aceh Besar,
hingga desa/kelurahan) Provinsi Aceh

5. Bahan Baku Nama bahan baku Daging sapi atau


Pembuatan pembuatan makanan atau daging kerbau
Makanan dan minuman
Minuman

6. Cara Pembuatan Deskrispi cara pembuatan Sie reboh diracik


makanan atau minuman dengan aneka rempah-
rempah, selain itu ciri
khas kuliner yang satu
ini adalah banyaknya
menggunakan gapah
(lemak) yang berfungsi
agar masakan ini tahan
lama.
7. Cara dan Waktu Deskrispi cara dan waktu Ketika dipanaskan
Penyajian penyajian makanan dan kembali dan gapah
minuman yang membalut daging
meleleh, siramkan
cuka bersama air dan
biarkan sampai
mengering hingga
dagingnya empuk.
Cuka yang digunakan
pun harus cuka enau.

Waktu penyajiannya
pada umumnya adalah
saat meugang.
Meugang atau yang
disebut juga hari
palahan, menjadi
tradisi sakral di Aceh.

Di Aceh Besar,
meugang yang
diperingati sehari
menjelang Idul Adha,
Idul Fitri, dan puasa
Ramadhan, akan
hampa jika tanpa
dilengkapi sie reuboh.

8. Cara dan Waktu Deskrispi cara dan waktu Sie reuboh memang
Penyimpanan penyimpanan makanan memiliki karakter
dan minuman tersendiri. Selain
rasanya yang khas,
masakan ini juga tahan
lama atau bisa
disimpan berhari-hari.
Satu keuntungan sie
reuboh ini, tidak akan
basi. Bila sudah dingin,
tinggal dipanaskan
kembali.

Karena itu, saat


meugang warga Aceh
Besar sering membuat
sie reuboh, untuk
kemudian disimpan
sebagai menu berbuka
puasa atau sahur.

9. Deskripsi Informasi mengenai Sie reboh punya


makanan atau minuman sejarah panjang.
Pengaruh perang
ratusan tahun di Aceh,
menjadikan makanan
ini melagenda. Oleh
masyarakat, memasak
Sie reboh untuk
kemudian dikirimkan
kepada para pejuang di
gunung.

10. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

b. Jamu dan Ramuan Tradisional


● Dalam mendata jamuan ramuan tradisional perlu diperhatikan nilai,
makna, khasiat serta penggunaan jamuan tersebut, seperti jamu untuk
menjaga daya tahan tubuh, mencegah penyakit atau mengobati.
● Perlu dijelaskan terkait makna, nilai, dan fungsi yang ada pada jamu, begitu
pula terkait lokasi pembuatan/produksi, sumber daya alam sebagai bahan
baku makanan, serta cara dan waktu pembuatan, penyimpanan dan
penyajian.
● Foto, video, dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Video tidak hanya menampilkan bahan
pembuat (resep) serta cara membuat, tetapi juga dapat menggambarkan
penggunaannya pada masyarakat serta nilai-nilai, makna yang terdapat
pada makanan dan minuman tersebut.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait makanan
dan minuman yang akan didata, contoh: perkumpulan pembuat jamu.

Tabel 3.7 Contoh Pengisian Formulir Pendataan


Jamu dan Ramuan Tradisional
No Form Isian Keterangan Contoh Isian
1. Nama OPK Nama jamu atau ramuan Kunyit Asam
tradisional

2. Jenis Objek Jenis objek seperti: Jamu


- Jamu
- Ramuan Tradisional

3. Etnis yang Nama etnis yang membuat Etnis Sunda


melaksanakan jamu atau ramuan
tradisional tersebut
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Lokasi Sentra Alamat lokasi sentra Desa Salawu, Kec.


Pembuatan/ pembuatan/produksi Salawu, Kab.
Produksi (harap diisi mulai dari provinsi Tasikmalaya, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Jawa Barat

5. Khasiat Jamu Khasiat jamu atau ramuan Mengatasi nyeri saat


atau Ramuan tradisional haid
Tradisional

6. Bahan Baku Nama bahan baku Kunyit dan asam jawa


Pembuatan pembuatan jamu atau
Jamu atau ramuan tradisional
Ramuan
Tradisional

7. Cara Pembuatan Deskrispi cara pembuatan Bersihkan kunyit, lalu


jamu atau ramuan blender sampai agak
tradisional halus. Rebus air
bersama kunyit yang
sudah diblender.
Campurkan asam jawa,
gula merah hingga
benar-benar menyatu.
Tambahkan garam
secukupnya. Segelas
minuman kunyit asam
pun siap dinikmati.

8. Deskripsi Informasi mengenai jamu Minuman kunyit asam


atau ramuan tradisional dipercaya bisa
mengatasi nyeri saat
haid, karena
mengandung senyawa
curcumenol yang
bertugas sebagai
analgesic. Sedangkan
pada buah asam,
senyawa yang
berfungsi sebagai
analgesic atau anti
nyeri yaitu antosianin.

9. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

c. Metode Penyehatan
● Dalam mendata metode penyehatan perlu diperhatikan nilai, makna, fungsi
serta penggunaan metode tersebut, apakah dapat dilakukan setiap hari,
oleh orang-orang tertentu atau dapat dilakukan oleh semua orang.
● Dalam mendeskripsikan metode penyehatan penrlu dijelaskan terkait
teknis dari metode penyehatan, serta penggunaannya.
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Video dapat menampilkan terkait praktek dari
metode penyehatan serta fungsinya, contoh: pijat, kerokan, mandi di
sungai.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait metode
penyehatan yang akan didata

Tabel 3.8 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Metode Penyehatan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama metode penyehatan Urut Cimande

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Sunda


melaksanakan melaksanakan metode
penyehatan
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Praktik Alamat lokasi praktik Desa Cimande, Kec.


Metode metode penyehatan Caringin, Kab. Bogor,
Penyehatan (harap diisi mulai dari provinsi Provinsi Jawa Barat
hingga desa/kelurahan)
4. Tata Cara Deskripsi tata cara Urut cimande langsung
Penyehatan penyehatan tradisional mengurut kaki yang
patah di titik yang
sakit.Ahli urut cimande
langsung memijat area
yang dikeluhkan sakit
oleh pasien.

5. Peralatan yang Peralatan yang digunakan Minyak urut yang


digunakan dalam metode penyehatan terbuat dari rempah-
rempah

6. Deskripsi Informasi mengenai metode Pijat tradisional


penyehatan cimande dipercaya
ampuh
menyembuhkan
keseleo, asam urat,
rematik, bahkan patah
tulang

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya
d. Kerajinan
● Dalam mendata kerajinan perlu diperhatikan apakah kerajinan yang akan
didata memiliki nilai, makna dan fungsi bagi masyarakat sekitar. Kerajinan
yang hanya bernilai ekonomis dan tidak memiliki nilai dan fungsi dalam
masyarakat tidak dapat dicatatkan atau didata.
● Dalam mendeskripsikan kerajinan dapat disampaikan terkait nilai, makna,
fungsi. Bahan baku (anyaman, gerabah, ukir kayu, tenun, besi, kayu, batu,
rotan); perkakas; pengrajin (pande sikek, gozali, dll.); hasil karya (kriya,
sulam, dll.); teknik pengerjaan (merajut, tempa, menganyam, mengukir,
menenun, dll.)
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi.
● Dapat disampaikan tenaga dan lembaga budaya terkait kerajinan yang akan
didata. Contoh: penganyam, pengukir, pusat kerajinan.

Tabel 3.9 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Kerajinan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama kerajinan Songket Palembang


2. Etnis yang Nama etnis yang membuat Etnis Melayu
membuat kerajinan
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Sentra Alamat lokasi pembuatan Kel. 30 Ilir, Kec. Ilir


Pembuatan kerajinan Barat II, Kota
Kerajinan (harap diisi mulai dari provinsi Palembang, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Sulawesi Selatan

4. Teknik Teknik pembuatan Pembuatan kain


Pembuatan kerajinan songket palembang
dilakukan dengan dua
macam, yaitu menenun
kain dasar dengan
konstruksi tenunan
rata atau polos dan
menenun bagian ragam
hias yang merupakan
bagian tambahan dari
benang pakan.

5. Bahan Baku Jenis bahan baku Benang sutera dan


pembuatan kerajinan benang emas

6. Kegunaan/ Kegunaan atau tujuan Pelengkap pakaian


Tujuan pembuatan kerajinan kebesaran
Pembuatan

7. Deskripsi Informasi mengenai Songket Palembang


kerajinan sudah ada sejak zaman
Kesultanan Palembang.
Songket telah ada di
Palembang sejak
ratusan tahun silam
dan diyakini sejak
zaman Sriwijaya. Pada
waktu itu kerajinan
songket merupakan
suatu usaha sambilan
bagi penduduk asli
Palembang. Songket
telah ada bersamaan
munculnya Kesultanan
Palembang Darussalam
(1659-1823).

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

e. Pakaian Tradisional
● Dalam mendata pakaian tradisional perlu diperhatikan apakah pakaian
yang akan didata memiliki nilai, makna dan fungsi bagi masyarakat sekitar.
● Penekanan perbedaan antara pakaian tradisional dan kerajinan adalah
pada fungsinya. Sebagai contoh: ketika wastra berbentuk sebagai kain, itu
termasuk ke dalam kategori kerajinan. Namun ketika sudah dikenakan
pada waktu tertentu dan dipadupadankan dengan ornamen lainnya, itu
termasuk ke dalam kategori pakaian tradisional.
● Dalam mendeskripsikan pakaian tradisional dapat disampaikan terkait
nilai, makna, fungsi. (filosofi bentuk, ragam hias, warna); status pemakai;
waktu dan tata cara pemakaian; fungsi (sakral, profan); jenis kelamin
pemakai).
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi.
● Dapat disampaikan tenaga dan lembaga budaya terkait pakaian tradisional
yang akan didata. Beberapa pakaian tradisional digunakan dalam ritual
yang ada di masyarakat. Dapat juga dijelaskan keterkaitan pakaian
tradisional dalam ritual yang ada dan berlangsung di masyarakat.

Tabel 3.10 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Pakaian Tradisional


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama pakaian tradisional Moge

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Mee


menggunakan menggunakan pakaian
tradisional
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Sentra Alamat lokasi pembuatan Desa Wadio, Distrik


Pembuatan pakaian tradisional Wanggar, Kab. Nabire,
Pakaian (harap diisi mulai dari provinsi Provinsi Papua
Tradisional hingga desa/kelurahan)

4. Teknik Teknik pembuatan pakaian Cara pembuatannya


Pembuatan tradisional dengan cara kulit kayu
dijemur dan
dipanaskan di
matahari, lalu dipintal
dan dianyam dan
dibentuk melingkar
menyerupai rok.

5. Bahan Baku Jenis bahan baku Kulit kayu


Pembuatan pembuatan pakaian
Pakaian tradisional
Tradisional

6. Kriteria Kriteria orang yang Wanita


Penggunaan: menggunakan
Orang yang
menggunakan

7. Kriteria Kriteria waktu penggunaan Saat pesta adat atau


Penggunaan: pada saat melakukan
Waktu tarian-tarian adat
penggunaan

8. Kriteria Kriteria tempat penggunaan Luar ruangan


Penggunaan:
Tempat
penggunaan

9. Deskripsi Informasi mengenai Pakaian tradisional ini


pakaian tradisional mengandung makna
yang penting pada
masa leluhur mereka,
moge adalah pakaian
untuk menutupi
kemaluan perempuan.

10. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

f. Rempah dan Bumbu


● Dalam mendata rempah dan bumbu perlu diperhatikan nilai, makna, fungsi
serta penggunaan rempah tersebut tersebut, begitu pula ketersediaan
bahan baku alaminya.
● Perlu dijelaskan terkait makna, nilai dan fungsi yang ada pada rempah dan
bumbu, begitu pula terkait sumber daya alam sebagai bahan baku rempah
dan bumbu, serta cara dan waktu pembuatan, penyimpanan dan penyajian.
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Video tidak hanya menampilkan bahan
pembuat (resep) serta cara membuat, tetapi juga dapat menggambarkan
penggunaannya pada masyarakat serta nilai-nilai, makna yang terdapat
pada rempah dan bumbu tersebut. Contoh: bubur rempah yang disajikan
pada saat-saat tertentu seperti bulan Ramadhan.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait rempah dan
bumbu yang akan didata.

Tabel 3.11 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Rempah dan Bumbu


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama rempah dan bumbu Kayu Manis

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Minang


menggunakan menggunakan rempah dan
bumbu
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Apakah rempah Kondisi rempah dan Ya


dan bumbu bumbu apakah masih
masih ada dan digunakan atau tidak
digunakan?

4. Lokasi Sentra Alamat lokasi perkebunan Desa Talang Kemuning,


Perkebunan rempah dan bumbu Kec. Bukit Kerman,
(harap diisi mulai dari provinsi Kab. Kerinci, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Jambi

5. Cara Cara penggunaan rempah Dicampur ke dalam


Penggunaan dan bumbu masakan dengan cara
direbus

6. Manfaat Manfaat penggunaan Menghasilkan aroma


Penggunaan rempah dan bumbu sedap pada makanan,
sebagai pengontrol
kadar gula darah, serta
pengobatan penyakit
radang sendi, kulit,
jantung, dan perut
kembung.

7. Deskripsi Informasi mengenai rempah Kayu manis, yang


dan bumbu biasa digunakan untuk
memasak, terbuat dari
ekstrak kulit kayu
pohon kayu manis.
Rempah yang satu ini
telah digunakan di
seluruh dunia sebagai
obat. Manfaat kayu
manis untuk kesehatan
terbilang beragam
meski perlu adanya
penelitian lebih lanjut
terkait khasiatnya.

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

g. Pengetahuan Tradisional
● Yang dimaksud pengetahuan tradisional disini adalah selain jenis-jenis
pengetahuan tradisional yang sudah dijelaskan sebelumnya, antara lain
mengenai Ilmu Bercocok Tanam, Ilmu Falak, Pengetahuan Keharmonisan
Rumah Tangga, Pengetahuan Kebencanaan, dll.
● Dalam mendata pengetahuan tradisional perlu diperhatikan nilai, makna,
fungsi serta penggunaannya tersebut. Informasi mengenai etnis yang
menggunakan, lokasi dimana pengetahuan ini masih digunakan, serta
perkiraan usia penggunaan perlu didata
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Contoh: pengetahuan mengenai navigasi,
musim, waktu panen melalui rasi bintang.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait pengetahuan
tradisional yang akan didata.

Tabel 3.12 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Pengetahuan Tradisional


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama pengetahuan Subak


tradisional

2. Jenis Jenis pengetahuan Bercocok Tanam


Pengetahuan tradisional seperti:
Tradisional - Bercocok tanam
- Ilmu falak/ilmu
perbintangaan
- Pengetahuan
Keharmonisan Rumah
Tangga
- Pengetahuan
Kebencanaan
- Lainnya (sebutkan)
(dapat memilih lebih dari satu)

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Bali


menggunakan menggunakan pengetahuan
tradisional
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Lokasi Lokasi penggunaan Desa Jatiluwih, Kec.


Penggunaan pengetahuan tradisional Penebel, Kab. Tabanan,
(harap diisi mulai dari provinsi Provinsi Bali
hingga desa/kelurahan)

5. Kegunaan Kegunaan dan manfaat dari Sistem irigasi pertanian


Pengetahuan pengetahuan tradisional
Tradisional

6. Perkiraan Usia Perkiraan waktu sejak 1072 Masehi, sudah


Penggunaan kapan pengetahuan digunakan selama 1
tradisional digunakan Abad

7. Deskripsi Informasi mengenai Subak bagi masyarakat


pengetahuan tradisional Bali bukan hanya
sekedar sistem irigasi,
melainkan juga
merupakan filosofi
kehidupan bagi rakyat
Bali itu sendiri. Dalam
pandangan masyarakat
Bali, Subak adalah
cerminan langsung dari
filosofi dalam agama
Hindu Tri Hita Karana
(tiga penyebab
kebaikan), yang
mempromosikan
hubungan yang
harmonis antara
individu dengan alam
semangat
(parahyangan), dunia
manusia (pawongan),
dan alam (palemahan).

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

6. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup
manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat
sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan,
dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.
Teknologi tradisional antara lain arsitektur (proses pembuatan, rancang
bangun), arah hadap bangunan (arah mata angin), bangunan ditentukan oleh
status (jahe julu), perkakas pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem
irigasi

a. Arsitektur Tradisional
● Arsitektur tradisional dapat dideskripsikan melalui penjelasan terkait
rancang bangun, arah hadap bangunan, ukuran serta makna nilai
fungsinya. Motif ragam hias sebagai pendukung bangunan juga dapat
dijelaskan pada deskripsi arsitektur.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi, yaitu
rancang bangunan, arah hadap serta nilai, makna dan fungsinya.
● Arsitektur bangunan memiliki hubungan erat dengan OPK lain, arah hadap
bangunan juga menentukan ritual serta adat istiadat yang ada pada
masyarakat.

Tabel 3.13 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Arsitektur Tradisional


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama arsitektur tradisional Dalam Loka


2. Fungsi Utama Fungsi utama arsitektur Tempat tinggal
Arsitektur tradisional

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Sumbawa


menggunakan menggunakan arsitektur
tradisional
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Lokasi Arsitektur Lokasi keletakan arsitektur Desa Seketeng, Kec.


tradisional Sumbawa, Kab.
(harap diisi mulai dari provinsi Sumbawa, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Nusa Tenggara Barat

5. Bahan Baku Jenis bahan baku Kayu, papan, dan


Arsitektur penyusun arsitektur anyaman bambu
tradisional

6. Nama Nama unsur/simbol pada Mempunyai susunan


Unsur/Simbol arsitektur tradisional balok kayu yang
(bisa lebih dari satu) memanjang serta
mempunyai
sambungan pada
bagian tengahnya

7. Makna yang Makna yang terkandung Unsur-unsur garis


terkandung dalam unsur/simbol yang ada pada
dalam tersebut sambungan lantai
unsur/simbol (bisa lebih dari satu) lantai yang
tersebut mempunyai arti
sebagai pembatas
lantai antara
prajurit/rakyat biasa
dengan
sultan.

8. Deskripsi Informasi mengenai Bale panggung adalah


arsitektur tradisional tempat tinggalnya
masyarakat/prajurit di
Sumbawa, Bale
Panggung ini memiliki
ukuran yang tidak
terlalu besar di
karenakan tingkat
staratanya
berbeda dengan Dalam
Loka dan Bala Pekat.

9. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

b. Sistem Pengolahan Lahan


● Deskripsi sistem pengolahan lahan dapat dilakukan dengan memberi narasi
persebaran sistem pengelolaan lahan tersebut. Pengetahuan dibalik sistem
pengelolaan lahan seperti waktu-waktu yang tepat untuk membuka lahan,
menanam dan panen juga dapat dijelaskan secara rinci. Contoh: Lodok
yaitu sistem pembagian sawah atau kebun yang berlaku pada masyarakat
di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi.
● Sistem Pengelolaan Lahan harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
pengetahuan serta penguasaan lahan, dalam hal ini perlu didata tenaga
budaya serta lembaga budaya yang mengatur terkait sistem pengelolaan
lahan. Begitu pula hubungan sistem pengelolaan lahan dengan OPK
lainnya, seperti ritual panen padi dan lainnya.

Tabel 3.14 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Sistem Pengolahan Lahan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama sistem pengolahan Sistem Tajak Puntal


lahan Balik Ampar
(Tapulikampar)

2. Fungsi Teknologi Fungsi teknologi yang Tajak adalah alat


digunakan dalam sistem sejenis parang yang
pengolahan lahan digunakan untuk
menebang semak
belukar/menebas
rumput dan digunakan
sebagai alat
pengolahan tanah
tradisional khususnya
di daerah pasang surut
di wilayah Kalimantan
Selatan dan
Kalimantan Tengah.
Adapun tujuan dari
penggunaan alat tajak
untuk mempersiapkan
lahan agar lahan dapat
digunakan untuk
menanam komoditas
yang sesuai.

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Banjar


menggunakan menggunakan sistem
pengolahan lahan
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Waktu Mulai Waktu sistem pengolahan 1 Abad


Penggunaan lahan tersebut digunakan
pertama kali

5. Bahan Baku Jenis bahan baku Tajak terdiri beberapa


Sistem pembuatan teknologi bagian, yaitu mata
Pengolahan sistem pengolahan lahan terbuat dari besi
Lahan dengan lebar sekitar 10
cm, gagang (tangkai),
puting (penghubung
tangkai dan hulu) yang
terbuat dari besi, salut
(penguat sambungan
puting dan hulu)
terbuat dari kuningan,
besi atau tembaga,
serta hulu (pengangan)
yang terbuat dari kayu.

6. Lokasi Sistem Lokasi sistem pengolahan Desa Jejangkit Muara,


Pengolahan lahan digunakan Kec. Mandas Tana,
Lahan (harap diisi mulai dari provinsi Kab. Barito Kuala,
hingga desa/kelurahan) Provinsi Kalimantan
Selatan

7. Deskripsi Informasi mengenai sistem Cara kerja dari alat


pengolahan lahan tajak adalah memapas
rerumputan atau
perdu/semak belukar
yang ada di permukaan
tanah pada kedalaman
sekitar 2,5-3 cm dari
permukaan tanah
dimana kondisi
lahannya berair dengan
kedalaman antara 3-7
cm.

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

c. Alat Musik
● Deskripsi alat musik dapat dilakukan dengan menjelaskan terkait
pembuatan serta penggunaan alat musik tersebut. alat musik dapat dibuat
menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar seperti bambu, kulit
kerang, kulit sapi dan lainnya. alat musik juga digunakan sebagai pengiring
kegiatan permainan tradisional, festival panen dan ritual.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi yaitu tentang pembuatan alat musik mulai dari
bahan dasar serta teknik pembuatan serta penggunaan alat musik.
● Pembuat, pemusik atau pengguna alat musik menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan begitu pula lembaga budaya yang berkaitan dengan alat musik.
alat musik juga dapat digunakan menjadi pengiring ritual keagamaan, hal
tersebut menjelaskan hubungan antara alat musik dengan OPK lainnya.

Tabel 3.15 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Alat Musik


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama alat musik Kolintang

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Minahasa


menggunakan menggunakan alat musik
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Sentra/ Alamat lokasi pembuatan Desa Maumbi, Kec.


Pembuatan Alat alat musik Kalawat, Kab.
Musik (harap diisi mulai dari provinsi Minahasa Utara,
hingga desa/kelurahan) Provinsi Sulawesi Utara
4. Bahan Baku Jenis bahan baku Kayu
Pembuatan Alat pembuatan alat musik
Musik

5. Cara Pembuatan Teknis cara pembuatan alat Kulintang termasuk


Alat Musik musik alat musik dari
keluarga
marimbaphone yang
telah dimodifikasi
dalam berbagai bentuk
penampilan dengan
melodi kromatik.
Marimba merupakan
alat musik perkusi
bernada dengan
bilahan dari kayu dan
resonator pipa, yang
banyak dipakai di luar
negeri.

6. Cara Teknis cara penggunaan Dipukul


Penggunaan Alat alat musik
Musik

7. Deskripsi Informasi mengenai alat Kolintang adalah alat


musik musik khas dari
Minahasa (Sulawesi
Utara) yang
mempunyai bahan
dasar kayu, jika
dipukul dapat
mengeluarkan bunyi
yang cukup panjang
dan dapat mencapai
nada-nada tinggi
maupun rendah,
seperti kayu telur,
bandaran, wenang,
kakinik atau sejenisnya
(jenis kayu yang agak
ringan tapi cukup
padat dan serat
kayunya tersusun
sedemikian rupa
membentuk garis-garis
sejajar).

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

d. Alat Produksi/Teknologi Penunjang OPK


● Deskripsi alat produksi dapat dilakukan dengan menjelaskan terkait
pembuatan serta penggunaan alat produksi tersebut. Alat produksi dapat
dibuat menggunakan bahan-bahan berupa batu, logam, kayu, atau lainnya.
Alat produksi ini juga berhubungan dengan OPK yang dihasilkan.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi yaitu tentang lokasi pembuatan, bahan baku,
dan fungsi alat produksi tersebut.
● Pembuat atau pengguna alat produksi menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan begitu pula lembaga budaya yang berkaitan dengan alat
produksi. Alat produksi ini juga berhubungan dengan OPK lainnya yang
dihasilkan.

Tabel 3.16 Contoh Pengisian Formulir Pendataan


Alat Produksi/Teknologi Penunjang OPK
No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama alat produksi Langa/Langai

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Aceh


menggunakan menggunakan alat
produksi
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Sentra/ Alamat lokasi pembuatan Desa Alue Ie Mirah,


Pembuatan Alat alat produksi Kec. Nibong, Kab. Aceh
Produksi (harap diisi mulai dari provinsi Utara, Provinsi Aceh
hingga desa/kelurahan)

4. Waktu Mulai Waktu alat produksi 1 Abad


Penggunaan tersebut digunakan
pertama kali

5. Bahan Baku Jenis bahan baku Kayu


Pembuatan Alat pembuatan alat produksi
Produksi

6. Fungsi Alat Fungsi alat produksi yang Menggemburkan


Produksi digunakan tanah/sawah

7. Deskripsi Informasi mengenai alat Langa/langai ini


produksi adalah sejenis alat
yang dipakai untuk
membajak sawah, guna
menggemburkan tanah
agar mudah ditanami.
Langa, biasanya ditarik
oleh sapi atau kerbau,
pada umumnya langa
ini digunakan untuk
membajak tanah yang
kering.

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

e. Senjata Tradisional
● Deskripsi terkait senjata yang dapat disampaikan yaitu filosofi pembuatan
senjata (legitimasi asal usul); fungsi dan peran (keamanan, dakwah,
kewibawaan, kesaktian, substitusi identitas maskulin, simbol pernyataan
perang, menyerah, penghinaan, dll.); pembuat (empu, undagi, pande, dll.),
tata cara penggunaan (pantangan/larangan penggunaan senjata dan
anjuran), waktu (hari besar, perayaan keagamaan, waktu ada bencana
jamasan dll.), proses pembuatan (ditempa, pemberian pamor dan warangan,
pemberian warangka, pembuatan hulu/pegangan senjata/pantat lebah,
dll.)
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi, yaitu proses
pembuatan, waktu pengerjaan, ritual pembuatan dan lainnya.
● Pembuat senjata seperti empu atau pandai besi wajib didata sebagai data
dukung terkait senjata, begitu pula lembaga budaya seperti sanggar
pembuat senjata serta keterkaitan senjata dengan OPK lain, seperti
penggunaan kerambit/karambit dalam pencak silat.

Tabel 3.17 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Senjata Tradisional


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama senjata tradisional Keris Madura

2. Fungsi Senjata Fungsi senjata tradisional Senjata tradisional


Tradisional yang digunakan yang di kategorikan
untuk menyerang dan
membela diri

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Jawa


menggunakan menggunakan senjata
tradisional
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Bahan Baku Jenis bahan baku Logam


Pembuatan pembuatan senjata
Senjata tradisional
Tradisional

5. Lokasi Sentra/ Alamat lokasi pembuatan Desa Lenteng Barat,


Pembuatan senjata tradisional Kec. Lenteng, Kab.
Senjata (harap diisi mulai dari provinsi Sumenep, Provinsi
Tradisional hingga desa/kelurahan) Jawa Timur

6. Deskripsi Informasi mengenai senjata Keris adalah Senjata


tradisional tikam yang ujungya
runcing dan pada
kedua belah sisinya
bermata tajam. Keris
merupakan senjata
tradisional yang di
kategorikan untuk
menyerang dan
membela diri. Proses
pembuatan keris
memakai aturan
tertentu. dalam
persiapan, di pilih hari
Jumat Pon, Sabtu
Wage atau Ahad
Kliwon. Pantangannya
adalah tiga hari
sesudah kelahiran
orang yang membuat
senjata merupakan
hari naas. Bulan
Muharam sampai
Maulud juga jadi
pantangan. Pembuatan
Keris juga di lengkapi
dengan sesaji. Keris
mempunyai fungsi
sosial sebagai alat
untuk menyerang,
membela diri, dan
berburu.

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

7. Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis
warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud
dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium.

● Deskripsi terkait seni dapat disampaikan mulai dari jenis seni yaitu seni
tari, seni musik, seni pertunjukan, sastra, film, seni rupa, seni media.
Penjelasan terkait nilai makna dan fungsi serta proses pewarisan yang ada.
● Foto, video, serta kajian pendukung lain yang mendukung narasi deskripsi.
● Seniman serta lembaga budaya terkait dapat dimasukkan ke dalam
pendataan. Kaitan seni sangat erat dengan OPK lainnya, baik sebagai
pengiring maupun pendukung OPK lainnya.

SENI TARI
Seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga
makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan diperagakan
sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang
menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya.

Pada objek seni tari, fokus pendataannya terletak pada nama seni tari tersebut.
Tabel 3.18 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Tari
No Form Isian Keterangan Contoh Isian
1. Nama OPK Nama karya seni tari Tari Maengket

2. Jenis Seni Tari Jenis seni tari seperti: Tradisional


- Tradisional
- Kontemporer
- Modifikasi

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Minahasa


melaksanakan melaksanakan seni tari
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Properti yang Nama properti yang Tambur sebagai alat


digunakan digunakan pengiringnya

5. Fungsi Seni Tari Fungsi seni tari Berkaitan upacara


dilaksanakan dengan tujuan
menerangi, membuka
jalan dan
mempersatukan
masyarakat
pendukungnya.

6. Deskripsi Informasi mengenai seni Tarian ini dilakukan


tari oleh sekelompok orang
yang menyanyi sambil
menari bahkan saling
berpegangan tangan
dan di pimpin oleh
seseorang (Kapel) yang
akan mengangkat
suara/lagu pertama
(Tumutuur) serta
tambur sebagai alat
pengiringnya. Kegiatan
dimaksud berkaitan
upacara dengan tujuan
menerangi,membuka
jalan dan
mempersatukan
masyarakat
pendukungnya. Hal ini
dilakukan dalam
situasi kegiatan panen
padi (Maowey/
Makamberu),
selamatan rumah baru
(Marambak) dan
pergaulan muda mudi
(Lalayaan).

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

SENI MUSIK
Seni Musik adalah hasil karya seni berupa bunyi yang dituangkan dalam
bentuk lagu atau komposisi sebagai ungkapan perasaan dan pikiran
penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu melodi, irama, harmoni,
dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai sumber kesatuan.

Pada objek seni musik, fokus pendataannya terbagi menjadi dua, yaitu
nama/jenis seni musik tradisional dan judul lagu.

Tabel 3.19 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Musik


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya seni musik Gambang Kromong

2. Jenis Seni Musik Jenis seni musik seperti: Tradisional


- Tradisional
- Kontemporer
- Modifikasi

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Betawi


melaksanakan melaksanakan seni musik
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Bahasa yang Bahasa yang digunakan Bahasa Betawi


digunakan dalam seni musik

5. Komponen Alat Komposisi alat musik yang Tehyan, kongahyan,


Musik digunakan sukong, gendang,
(harap diisi mulai dari provinsi kempul, gong, gong
hingga desa/kelurahan) enam, kecrek, dan
ningnong
6. Deskripsi Informasi mengenai seni Nama gambang
musik kromong diambil dari
nama alat musik
gambang dan kromong.
Orkes tradisional ini
merupakan perpaduan
serasi antara unsur
seni-budaya pribumi
dan Cina. Memang
awalnya ekspresi
kesenian ini erat
terkait dengan pesta-
pesta orang Cina
terutama dari golongan
ekonomi atas. Namun,
dalam perjalanan
waktu, interaksi
kultural pun terjalin.

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

Tabel 3.20 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Lagu


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya/judul lagu Bengawan Solo

2. Pencipta Lagu Nama pencipta lagu Gesang

3. Tahun Tahun karya/judul lagu 1940


Penciptaan diciptakan

4. Label/Publisher Nama perusahaan rekaman Irama


yang mempublikasikan
lagu tersebut

5. Genre Lagu Genre/jenis lagu Keroncong

6. Deskripsi Informasi mengenai seni


film
7. Unggah Jenis dokumen yang dapat
Multimedia diunggah seperti:
- Foto/Gambar
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

SENI PERTUNJUKAN
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. Di dalamnya mengandung empat
unsur, yakni waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan
penonton. Seni pertunjukan disajikan dalam bentuk pentas seni dengan tujuan
memberikan hiburan. Di sisi lain, seni pertunjukan juga merupakan ungkapan
budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, norma-norma
estetik-artistik sesuai perkembangan zaman.

Pada objek seni pertunjukan, fokus pendataannya terbagi menjadi dua, yaitu
nama/jenis seni pertunjukan dan naskah skenario.

Tabel 3.21 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Pertunjukan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama seni pertunjukan Wayang Beber

2. Jenis Seni Jenis seni pertunjukan Tradisional


Pertunjukan seperti:
- Tradisional
- Kontemporer
- Modifikasi

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Jawa


melaksanakan melaksanakan seni
pertunjukan
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Penokohan Tokoh yang terdapat dalam


dalam Seni cerita suatu seni
Pertunjukan pertunjukan

5. Nilai yang Nilai yang disampaikan dari


disampaikan cerita seni pertunjukan
dalam Seni (harap diisi mulai dari provinsi
Pertunjukan hingga desa/kelurahan)

6. Deskripsi Informasi mengenai seni Wayang Beber adalah


pertunjukan seni wayang berupa
lembaran-lembaran
(beberan ) yang muncul
dan berkembang di
Jawa pada masa pra-
Islam. Wayang Beber
dilukis dengan teknik
sungging pada
lembaran kertas
gedhog, yaitu kertas
buatan orang Jawa asli
dari daerah Ponorogo.
Wayang Beber Pacitan
dimainkan oleh lima
orang. Empat orang
memainkan alat musik
rebab, kendang,
kenong laras slendro,
dan gong. Satu orang
bertindak sebagai
dalang. Dalang Wayang
Beber dijalankan
berdasarkan garis
keturunan.

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

Tabel 3.22 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Naskah Skenario


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya/judul naskah


skenario

2. Nama Penulis Nama penulis naskah


Naskah Skenario skenario

3. Tahun Tahun naskah skenario


Penciptaan diciptakan
4. Deskripsi Informasi mengenai seni
film

5. Unggah Jenis dokumen yang dapat


Multimedia diunggah seperti:
- Foto/Gambar
- Link URL Naskah
Digital
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

SENI SASTRA
Seni sastra maupun kesusastraan adalah suatu yang ketika bentuk catatan
maupun kisah, serta mempunyai makna seni beserta budaya yang
menampilkan keindahan ketika tutur serta dialek ketika menyampaikan makna
spesial.

Pada objek seni sastra, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni sastra
tersebut.

Tabel 3.23 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Sastra


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya seni sastra Gurindam Dua Belas

2. Media Jenis seni pertunjukan Media cetak


Penyebaran Seni seperti:
Sastra - Media cetak (buku,
dsb.)
- Media elektronik
(artikel web, dsb.)
- Pertunjukan

3. Tahun Tahun karya sastra 1854 M


Penciptaan diciptakan

4. Jumlah Jumlah publikasi karya -


Publikasi Karya sastra dalam setahun
Sastra dalam terakhir
setahun terakhir (jumlah cetakan buku, jumlah
pembaca digital, dsb)

5. Deskripsi Informasi mengenai seni Gurindam Duabelas


musik dikarang oleh Raja Ali
Haji dari Riau.
Dinamakan Gurindam
Dua Belas oleh karena
berisi 12 pasal, antara
lain tentang ibadah,
kewajiban raja,
kewajiban anak
terhadap orang tua,
tugas orang tua kepada
anak, budi pekerti dan
hidup bermasyarakat.

6. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

FILM
Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media
komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau
tanpa suara dan dapat dipertunjukan.

Pada objek film, fokus pendataannya adalah pada judul karya film tersebut.

Tabel 3.24 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Film


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya film Lewat Djam Malam

2. Jenis Film Jenis film seperti: Film Panjang


- Film Pendek
- Film Panjang
- Film Dokumenter
- Film Animasi

3. Tahun Tahun karya film 1954


Penciptaan diciptakan

4. Produser Nama produser film Usmar Ismail


tersebut

5. Sutradara Nama sutradara film Usmar Ismail


tersebut
6. Penulis Nama penulis film tersebut Asrul Sani

7. Pemeran Nama pemeran film A.N. Alcaff; Netty


tersebut Herawati

8. Genre Genre film tersebut Drama

9. Durasi Durasi penayangan film 101 menit


tersebut

10. Deskripsi Informasi mengenai film Film ini menceritakan


dan sinopsis film kisah ketika Indonesia
baru saja
memproklamasikan
kemerdekaannya dari
penjajahan Belanda.
Pada masa itu, tentara
masih berusaha
menguasai keadaan
dan menyelenggarakan
jam malam di Kota
Bandung.

11. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link Trailer
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

SENI RUPA
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu seni rupa
murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik
beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa
terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya
seni kriya.

Pada objek seni rupa, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni rupa
tersebut.
Tabel 3.25 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Rupa
No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya seni rupa Lukisan Penangkapan


Pangeran Diponegoro

2. Jenis Seni Rupa Jenis seni rupa seperti: Seni Lukis


- Seni Lukis
- Seni Patung
- Seni Grafis
- Seni Ukiran
- Seni Kriya

3. Media Media pembuatan karya Kanvas


Pembuatan seni rupa

4. Teknik Teknik pembuatan karya Menggunakan cat


Pembuatan seni rupa minyak dengan gaya
romantisme

5. Tahun Tahun karya seni rupa 1856


Penciptaan diciptakan

6. Jumlah Jumlah publikasi/pameran -


Publikasi/Pamer seni rupa dalam setahun
an Seni Rupa lima terakhir
dalam setahun
lima terakhir

7. Deskripsi Informasi mengenai seni Karya lukisan


rupa Penangkapan Pangeran
Diponegoro merujuk
pada peristiwa nyata
yang memang terjadi
masa lalu. Lukisan ini
dibuat sebagai respon
dari lukisan Nicolaas
Pieneman (1809-1860)
yang ditugaskan untuk
mendokumentasikan
momen penangkapan
Pangeran Diponegoro
oleh Pemerintah
Belanda. Ketika
peristiwa penangkapan
Pangeran Diponegoro
(28 Maret 1830), Raden
Saleh tengah berada di
Eropa. Diduga Raden
Saleh melihat lukisan
Pieneman tersebut saat
ia tinggal di Eropa.

8. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya
SENI MEDIA BARU
Seni media baru adalah sebuah istilah yang merujuk kepada karya seni yang
dibuat menggunakan teknologi media baru. Seni media baru bisa dikategorikan
sebagai seni kontemporer dan termasuk ke dalam gerakan seni
Pascamodernisme atau Avant-garde bila ditinjau berdasarkan dari kronologi
kemunculannya dan teknologi media baru sebagai bentuk medium yang
digunakan. Seni media baru sendiri bentuknya cenderung hiperteks dan
bersifat multimedia. Termasuk di antaranya adalah seni digital, grafika
komputer, animasi komputer, seni virtual, seni interaktif, permainan video, dan
percetakan 3 dimensi.

Pada objek seni media baru, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni
media baru tersebut.

Tabel 3.26 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Media Baru


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama karya seni media Audio Reactive


baru Installation

2. Teknik Teknik pembuatan karya Audio dan Visual


Pembuatan seni media baru

3. Tahun Tahun karya seni media 2021


Penciptaan baru diciptakan

4. Deskripsi Informasi mengenai seni Pada karya instalasi


media baru yang menggabungkan
audio dan visual ini,
pengunjung dapat
berinteraksi secara
langsung dengan
memainkan musik
melalui Midi Multipad
yang secara real time
dapat menghasilkan
gambar sesuai dengan
irama pukulan pada
instrumen, kemudian
diproyeksikan ke
permukaan lukisan.

Karya ini merupakan


kolaborasi antara karya
seni manual dengan
digital dimana sebuah
lukisan direspon oleh
reaksi yang dihasilkan
oleh perangkat digital.

5. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Teaser
Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

8. Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan,
maupun isyarat, antara lain, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Yang dapat
dimaksud dengan bahasa termasuk aksara, dialek, tata bahasa, tindak tutur,
tingkatan berbahasa.

● Dalam mendata Bahasa perlu diperhatikan status saat ini apakah bahasa
tersebut masih ada dan bertahan, sedang digunakan, terancam punah atau
sudah punah.
● Jenis aksara yang digunakan, etnis yang menggunakan bahasa tersebut,
serta dialek penuturan bahasa (apabila ada) juga perlu didata.
● Deskripsi yang digunakan dalam mendata bahasa harus sesuai dengan
konteks saat ini penggunaan bahasa. Siapa saja orang-orang atau praktisi
yang masih menggunakan bahasa tersebut. Konteks penggunaan bahasa
apakah terbatas pada keluarga inti, lingkungan pergaulan, atau pada
lingkungan formal.
● Perlu diperhatikan juga apakah ada tingkatan dalam penggunaan bahasa
(contoh: Jawa kromo, ngoko) dan siapa saja yang dapat menggunakan
bahasa tersebut (penutur asli, pemantun).
● Data dukung dalam pendataan bahasa yaitu foto terbaru dan video
penggunaan bahasa yang akan menguatkan narasi yang telah disampaikan
dalam deskripsi. Data dukung lainnya dapat juga berupa kajian, tulisan,
skripsi terkait bahasa yang akan didata.
● Lembaga budaya yang terkait dengan bahasa (lembaga adat, lembaga
budaya, kantor bahasa).
● Bahasa digunakan sebagai “pengantar” atau sarana komunikasi dalam
pewarisan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Bahasa memiliki hubungan
erat dengan warisan budaya lainnya, seperti tradisi, ritual, permainan
rakyat maupun olahraga tradisional menggunakan bahasa sebagai sarana
komunikasi.

Tabel 3.27 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Bahasa


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama bahasa Bahasa Jawa

2. Jenis Aksara Jenis aksara yang Aksara Jasa


digunakan dalam bahasa

3. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Jawa


menggunakan menggunakan bahasa
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

4. Apakah Bahasa Ya atau tidak Ya


tersebut
memiliki dialek?

5. Nama Dialek Jika bahasa mempunyai Banyumas


dialek, apa namanya?

6. Deskripsi Informasi mengenai bahasa

7. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

9. Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai
tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan
diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan untuk menghibur diri.
Permainan rakyat memiliki aturan tata permainan seperti jumlah pemain,
gerakan, tata cara penentuan menang kalah, dll. Memiliki karakteristik pemain
seperti permainan untuk laki-laki, perempuan, anak kecil, dewasa, tua, muda.
Memiliki pakaian khas yang dipakai untuk bermain seperti misalnya, sarung,
ikat kepala. Memiliki ketentuan waktu bermain seperti misalnya siang, sore,
malam, hari besar, dll. Memiliki karakteristik bahan pembuat mainan seperti
misalnya gerabah, kayu. Memiliki lokasi permainan yang khas seperti misalnya
di pantai, bukit, halaman rumah. Contoh: permainan kelereng, congklak,
gasing, gobak sodor, sepak takraw, layang-layang.
● Deskripsi permainan rakyat meliputi aturan main, jumlah pemain,
perlengkapan permainan, nilai moral yang terkandung melalui permainan
(kebersamaan, gotong royong, belajar mengalah).
● Sebagai data dukung, foto, video serta kajian harus mendukung narasi yang
ada pada deskripsi yang disampaikan. Apabila memungkinkan, video dapat
berisi satu babak permainan rakyat yang dimainkan.
● Jelaskan juga siapa yang dapat memainkan permainan rakyat tersebut,
apakah terbatas pada anakanak, atau dapat dimainkan oleh remaja
maupun orang dewasa. Begitu pula kaitannya dengan OPK lain, seperti
layang-layang dan gasing, keduanya dapat dimasukkan ke dalam kategori
kerajinan tradisional.

Tabel 3.28 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Permainan Rakyat


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama permainan rakyat Egrang

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Jawa


melaksanakan melaksanakan permainan
rakyat
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Lokasi asal permainan Kel. Gubeng, Kec.


Permainan rakyat Gubeng, Kota
Rakyat (harap diisi mulai dari provinsi Surabaya, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Jawa Timur

4. Jumlah Pemain Jumlah pemain 1 Orang

5. Perlengkapan Perlengkapan permainan Egrang Bambu atau


Permainan rakyat yang digunakan Kayu
Rakyat
6. Aturan Main Aturan dalam permainan Dimainkan dengan
rakyat cara menaiki egrang
bambu tanpa terjatuh,
bisa dikombinasikan
dengan balap egrang
atau sepak bola egrang.

7. Nilai Moral yang Nilai moral yang terkadung Ketangkasan


terkandung dalam permainan rakyat
dalam
permainan
rakyat

8. Deskripsi Informasi mengenai Permainan Egrang


permainan rakyat sendiri sangat unik
karena sangat
dibutuhkan
ketrampilan dan
keseimbangan tubuh
bila menaikinya,
makanya tidak semua
orang baik orang
dewasa maupun anak
anak bisa bermain
Egrang. Egrang
memiliki bentuk yang
beragam dan
disesuaikan dengan
pemakainya sesuai
dengan umur si
pemakai, bila yang
bermain orang dewasa
maka pembuatanya
pun panjang dan
tinggi, sedangkan
untuk anak anak
bentuk dan ukuranya
pun pendek. Egrang
terbuat dari batang
bambu dengan panjang
kurang lebih 2,5 meter.
Sekitar 50 cm dari
bawah, dibuat tempat
berpijak kaki yang rata
dengan lebar kurang
lebih 20 cm.

9. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

10. Olahraga Tradisional


Olahraga tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang
bertujuan untuk menyehatkan diri, peningkatan daya tahan tubuh, didasarkan
pada nilai tertentu, dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-
menerus, dan 'diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, Contoh:
pencak silat, pasola, lompat batu, dan debus.

● Deskripsi olahraga tradisional dapat disampaikan melalui penggunaan


olahraga tersebut, wilayah persebaran, waktu berolahraga dan sebagainya.
Nilai, makna serta fungsi juga dapat dijelaskan, seperti contoh lompat batu
Nias sebagai inisiasi dari remaja menuju kedewasaan. Lompat batu juga
menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Nias. Dapat juga disampaikan
jumlah pemain, aturan, serta perlengkapan yang digunakan.
● Sebagai data dukung, foto, video serta kajian harus mendukung narasi yang
ada pada deskripsi yang disampaikan. Apabila memungkinkan, video dapat
berisi gerak olahraga tradisional yang didata.
● Jelaskan juga siapa saja yang dapat mempraktekkan olahraga tradisional
tersebut, lembaga budaya terkait serta hubungannya dengan OPK lain.

Tabel 3.29 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Olahraga Tradisional


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama OPK Nama olahraga tradisional Silek

2. Etnis yang Nama etnis yang Etnis Minang


melaksanakan melaksanakan olahraga
tradisional
(harap diisi dengan etnis yang
berada di kab/kota sendiri)

3. Lokasi Olahraga Lokasi asal olahraga Nagari Sijunjung, Kec.


Tradisional tradisional Sijunjung, Kab.
(harap diisi mulai dari provinsi Sijunjung, Provinsi
hingga desa/kelurahan) Jawa Barat

4. Jumlah Pemain Jumlah pemain 2 Orang

5. Perlengkapan Perlengkapan olahraga Pakaian Silat


Olahraga tradisional yang digunakan
Tradisional

6. Aturan Main Aturan dalam olahraga 1. Pada umumnya


tradisional pertandingan pencak
silat diadakan di
gelanggang. Tempat
tersebut harus
memiliki bidang
gelanggang yang
berukuran 7 x 7 meter
dan berbentuk empat
bujur sangkar.
2. Lantai pada
gelanggang harus
dilapisi matras yang
memiliki ketebalan
maksimal 5 cm.
Permukaan matras
harus rata dan tidak
memantul. Selain itu,
alas yang digunakan
tidak boleh licin dan
berukuran 9 x 9 meter.
3. Pada bidang laga
haruslah berbentuk
lingkaran yang terletak
di dalam bidang
gelanggang. Batas
antara gelanggang
serta bidang laga
haruslah melebar ke
arah luar 5 cm dan
memiliki warna yang
kontras dengan
permukaan
gelanggang.
4. Bagian tengah
bidang laga haruslah
dibuat lingkaran
dengan diameter 2
meter serta lebar 5 cm
sebagai batas pemisah
saat pertandingan
berlangsung.
5. Pertandingan pencak
silat dibagi menjadi
tiga babak yang
masing-masing
memiliki waktu dua
menit. Waktu istirahat
satu menit saat
pergantian babakk.
6. Ketika wasit
menghentikan
pertandingan, hal ini
tidak termasuk dalam
waktu dua menit.
Selain itu, jika ada
pemain yang jatuh
akibat serangan tidak
sah dari lawan main,
hal ini juga tidak
termasuk dalam
hitungan waktu dua
menit.

7. Nilai Moral yang Nilai moral yang Berbelas kasih


terkandung terkandung dalam olahraga terhadap sesama,
dalam olahraga tradisional kepedulian terhadap
tradisional alam dan
lingkungannya

8. Deskripsi Informasi mengenai Silek atau silat (bahasa


olahraga tradisional Indonesia) adalah seni
beladiri yang dimiliki
oleh masyarakat
Minangkabau,
Sumatera Barat,
Indonesia yang
diwariskan secara
turun temurun dari
generasi ke generasi.
Masyarakat
Minangkabau memiliki
tabiat suka merantau
semenjak beratus-
ratus tahun yang
lampau. Untuk
merantau tentu saja
mereka harus memiliki
bekal yang cukup
dalam menjaga diri dari
hal-hal terburuk
selama di perjalanan
atau di rantau,
misalnya diserang atau
dirampok orang.

9. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen Lainnya

3.2.2. Formulir Pendataan Cagar Budaya


Cagar Budaya berdasar pada UU No. 11 Tahun 2010 adalah warisan budaya
bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.

1. Benda Cagar Budaya


Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik
bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

Dalam pengisian formulir pendataan Benda Cagar Budaya ada beberapa


pertanyaan yang dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu yaitu:
a. Kelompok Objek Benda
1) Prasasti/Inskripsi 5) Senjata
2) Peralatan Masak 6) Naskah
3) Peralatan Rumah Tangga 7) Rekaman
4) Peralatan Musik 8) Kendaraan
9) Citra 18) Peralatan Medis
10) Pakaian 19) Peralatan Perekam Audio
11) Aksesori Pakaian dan/atau Visual
12) Perhiasan 20) Peralatan Spiritual
13) Peralatan Permainan 21) Fosil
14) Peralatan Seni Pertunjukkan 22) Dekorasi Rumah
15) Peralatan Komunikasi 23) Jam Dinding/Jam Almari
16) Peralatan Tulis/Gambar 24) Alat Hitung
17) Peralatan Pertanian/ 25) Alat Pembayaran
Perkebunan 26) Lainny
b. Sifat Benda
1) Sakral: Benda cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan, alat-
alat upacara agama.
Contoh: keris, genta upacara, perhiasan, gerabah, arca, menhir, kapak
upacara.
2) Profan: Benda cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kepentingan
sehari-hari. Misalnya benda cagar budaya untuk alat rumah tangga,
alat kerja, dll
Contoh: periuk, tungku, kapak, perhiasan, kendaraan, gerabah,
pipisan.

c. Bahan Benda
1) Kayu 21) Rambut 41) Batu
2) Rotan 22) Daging 42) Pre-Fosil
3) Bambu 23) Otot 43) Fosil
4) Serat 24) Tanduk 44) Logam
5) Daun 25) Cula 45) Kaca
6) Kulit Kayu 26) Paruh 46) Tanah
7) Karet 27) Kuku 47) Kapur
8) Getah 28) Sutra 48) Pasir
9) Bunga 29) Katun 49) Karang
10) Kelopak 30) Sabut 50) Keramik
11) Buah 31) Tempurung 51) Terakota
12) Kulit Buah 32) Lidi 52) Lilin
13) Biji 33) Karton 53) Aspal
14) Tepung 34) Duri 54) Plastik
15) Gabus 35) Sisik 55) Mika
16) Tulang 36) Karapas 56) Mineral
17) Gigi 37) Kerang 57) Poliester
18) Gading 38) Siput 58) Sintetis
19) Kulit 39) Mutiara 59) Lainnya
20) Bulu 40) Karang
d. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
e. Hiasan/Ornamen
1) Angka 8) Vegemorf
2) Huruf 9) Binatang
3) Inskripsi/Tulisan 10) Zuomorf
4) Manusia 11) Geometris
5) Antropomorf 12) Panorama
6) Abstrak 13) Campuran
7) Tumbuhan 14) Lainnya

f. Tanda
1) Angka 9) Binatang
2) Huruf 10) Zuomorf
3) Inskripsi/Tulisan 11) Garis
4) Manusia 12) Titik
5) Antropomorf 13) Geometris
6) Abstrak 14) Campuran
7) Tumbuhan 15) Lainnya
8) Vegemorf

Tabel 3.30 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Benda Cagar Budaya


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama ODCB/CB Nama benda ODCB/CB di


di Lapangan lapangan

2. Kelompok Objek Kelompok objek benda


ODCB/CB
(ada 25 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

3. Sifat Objek Sifat benda ODCB/CB:


- Sakral
- Profan

4. Lokasi Lokasi penemuan benda


Penemuan ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

5. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi penemuan


Penemuan benda ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

6. Elevasi Elevasi (ketinggian) lokasi


(Ketinggian) penemuan benda
Lokasi ODCB/CB
Penemuan

7. Periode Objek Periode benda ODCB/CB:


- Prasejarah
- Klasik
- Kolonial
- Pergerakan
- Modern

8. Status Status penetapan benda


Penetapan ODCB/CB:
- Belum ditetapkan
- Dalam proses
penetapan
- Sudah ditetapkan

9. Nomor SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan nomor penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

10. Tanggal SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan tanggal penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

11. Bahan Bahan penyusun benda


ODCB/CB
(ada 58 kategori yang bisa
dipilih lebih dari satu)

12. Waktu Perkiraan waktu


Pembuatan pembuatan
(dilengkapi dengan keterangan
tahun atau abad, sebelum
atau sesudah masehi)

13. Hiasan/ Hiasan/ornamen yang


Ornamen terdapat pada benda
ODCB/CB
(ada 13 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

14. Tanda yang Tanda yang dimiliki benda


dimiliki benda ODCB/CB
(ada 14 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

15. Warna Warna benda ODCB/CB

16. Dimensi Panjang Dimensi panjang benda


ODCB/CB:
- Panjang
- Lebar
- Tinggi
- Tebal
- Diameter Badan
- Diameter Kaki
- Diameter Atas/Bibir
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

17. Dimensi Massa Berat benda ODCB/CB

18. Dimensi Volume Volume benda ODCB/CB

19. Kondisi Kondisi benda ODCB/CB:


ODCB/CB - Utuh
- Tinggal Sebagian
- Musnah/Hilang

20. Pemeliharaan Pemeliharaan benda


ODCB/CB ODCB/CB:
- Terpelihara
- Tidak Terpelihara

21. Riwayat Riwayat pemugaran benda


Pemugaran ODCB/CB:
ODCB/CB - Belum Pernah
- Penah
22. Deskripsi Jika pernah dilakukan
Riwayat pemugaran, jelaskan
Pemugaran deskripsi riwayat
ODCB/CB pemugaran benda
ODCB/CB

23. Adaptasi Bentuk adaptasi hasil


ODCB/CB pemugaran:
- Tidak ada penambahan
- Ada adaptasi

24. Deskripsi Jika ada adaptasi hasil dari


Adaptasi pemugaran, jelaskan
ODCB/CB deskripsi adaptasi pada
benda ODCB/CB

25. Status Status kepemilikan benda


Kepemilikan ODCB/CB:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

26. Nama Nama orang/instansi


Orang/Instansi pemilik benda ODCB/CB
Pemilik

27. Alamat Pemilik Alamat pemilik benda


ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

28. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi pemilik


Pemilik benda ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

29. Perolehan Objek Asal usul memperoleh


benda ODCB/CB:
- Warisan
- Pembelian
- Hadiah
- Hibah
- Tukar Menukar
- Penemuan
- Putusan Pengadilan

30. Status Status pengelolaan benda


Pengelolaan ODCB/CB:
- Sendiri
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

31. Deskripsi Informasi mengenai benda


sejarah ODCB/CB

32. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Peta Raster
- Peta Vektor
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen SK
Penetapan Kab/Kota
- Dokumen SK
Penetapan Provinsi
- Dokumen SK
Penetapan Nasional
- Dokumen Lainnya

2. Bangunan Cagar Budaya


Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding
dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

Dalam pengisian formulir pendataan Bangunan Cagar Budaya ada beberapa


pertanyaan yang dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu yaitu:
a. Fungsi Bangunan
1) Tempat Tinggal a) Warung
a) Penginapan b) Toko
b) Rumah c) Rumah Toko
2) Ibadah d) Pertokoan
a) Masjid
b) Musholla
c) Katedral
d) Gereja 4) Sosial
e) Kapel a) Balai Adat/Masyarakat
f) Wihara b) Gedung Pertemuan
g) Pura 5) Budaya
h) Klenteng a) Museum
3) Perdagangan b) Galeri
c) Sanggar c) Bangunan Utama
d) Teater Terminal
6) Rekreasi d) Bangunan Utama
7) Olahraga Bandara
a) Stadion e) Bengkel
b) Gelanggang f) Mercusuar
c) Pusat Kebugaran 10) Penjara
8) Pendidikan dan Ilmu 11) Industri/Pabrik
Pengetahuan 12) Militer
a) Bangunan Kelas a) Barak
b) Laboratorium b) Pertahanan Garis Depan
c) Observatorium 13) Kesehatan
a) Klinik
b) Puskesmas
9) Perhubungan c) Rumah Sakit
a) Bangunan Utama 14) Kantor
Pelabuhan 15) Musoleum
b) Bangunan Utama 16) Gudang
Stasiun 17) Lainnya

b. Sifat Bangunan
1) Sakral: Bangunan cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan
oleh pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Candi, Masjid, Pura, Klenteng
2) Profan: Bangunan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Contoh: Rumah tinggal, Istana, Bangunan Publik (Stasiun, Kantor,
Rumah Sakit, Sekolah)

c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)

d. Hiasan/Ornamen
1) Angka 4) Manusia
2) Huruf 5) Antropomorf
3) Inskripsi 6) Tumbuhan
7) Vegemorf 11) Campuran
8) Binatang 12) Lukisan/Relief Adegan
9) Zuomorf 13) Abstrak
10) Geometris 14) Lainnya

e. Tanda
1) Angka 7) Vegemorf
2) Huruf 8) Binatang
3) Inskripsi 9) Zuomorf
4) Manusia 10) Geometris
5) Antropomorf 11) Abstrak
6) Tumbuhan 12) Lainnya

Tabel 3.31 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Bangunan Cagar Budaya


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama ODCB/CB Nama bangunan ODCB/CB


di Lapangan di lapangan

2. Fungsi Fungsi bangunan


Bangunan ODCB/CB
(ada 43 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

3. Sifat Objek Sifat bangunan ODCB/CB:


- Sakral
- Profan

4. Lokasi Lokasi keberadaan


Penemuan bangunan ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

5. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi


Penemuan keberadaan bangunan
ODCB/CB (latitude/lintang
dan longitude/bujur)

6. Elevasi Elevasi (ketinggian) lokasi


(Ketinggian) keberadaan bangunan
Lokasi ODCB/CB
Penemuan

7. Periode Periode bangunan


Bangunan ODCB/CB:
- Prasejarah
- Klasik
- Kolonial
- Pergerakan
- Modern

8. Status Status penetapan


Penetapan bangunan ODCB/CB:
- Belum ditetapkan
- Dalam proses
penetapan
- Sudah ditetapkan

9. Nomor SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan nomor penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

10. Tanggal SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan tanggal penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

11. Bahan Bahan penyusun bangunan


ODCB/CB:
- Kayu
- Bambu
- Tanah
- Bata
- Beton Bertulang
- Batu
- Karang
- Lainnya

12. Waktu Perkiraan waktu


Pembuatan pembuatan
(dilengkapi dengan keterangan
tahun atau abad, sebelum
atau sesudah masehi)

13. Gaya Arsitektur Gaya arsitektur bangunan


ODCB/CB:
- Hindu - Buddha
- Islam
- Cina
- Tradisional
- Kolonial
- Modern
- Lainnya

14. Bentuk Atap Bentuk atap bangunan


ODCB/CB:
- Tumpang
- Kubah
- Pelana
- Limas
- Menara
- Lainnya

15. Hiasan/ Hiasan/ornamen yang


Ornamen terdapat pada bangunan
ODCB/CB
(ada 13 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

16. Tanda yang Tanda yang dimiliki


dimiliki bangunan ODCB/CB
bangunan (ada 11 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

17. Warna Warna bangunan


ODCB/CB

18. Dimensi Panjang Dimensi panjang bangunan


ODCB/CB:
- Panjang
- Lebar
- Tinggi
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

19. Dimensi Luas Dimensi luas bangunan


ODCB/CB:
- Luas Tanah
- Luas Bangunan
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

20. Kondisi Kondisi bangunan


ODCB/CB ODCB/CB:
- Utuh
- Tinggal Sebagian
- Musnah/Hilang

21. Pemeliharaan Pemeliharaan bangunan


ODCB/CB ODCB/CB:
- Terpelihara
- Tidak Terpelihara

22. Riwayat Riwayat pemugaran


Pemugaran bangunan ODCB/CB:
ODCB/CB - Belum Pernah
- Penah

23. Deskripsi Jika pernah dilakukan


Riwayat pemugaran, jelaskan
Pemugaran deskripsi riwayat
ODCB/CB pemugaran bangunan
ODCB/CB

24. Adaptasi Bentuk adaptasi hasil


ODCB/CB pemugaran:
- Tidak ada penambahan
- Ada adaptasi

25. Deskripsi Jika ada adaptasi hasil dari


Adaptasi pemugaran, jelaskan
ODCB/CB deskripsi adaptasi pada
bangunan ODCB/CB

26. Status Status kepemilikan


Kepemilikan bangunan ODCB/CB:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

27. Nama Nama orang/instansi


Orang/Instansi pemilik bangunan
Pemilik ODCB/CB

28. Alamat Pemilik Alamat pemilik bangunan


ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

29. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi pemilik


Pemilik bangunan ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

30. Perolehan Asal usul memperoleh


Bangunan bangunan ODCB/CB:
- Warisan
- Pembelian
- Hadiah
- Hibah
- Tukar Menukar
- Penemuan
- Putusan Pengadilan

31. Status Status pengelolaan


Pengelolaan bangunan ODCB/CB:
- Sendiri
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

32. Deskripsi Informasi mengenai


sejarah bangunan ODCB/CB

33. Batas Bangunan - Batas Utara


- Batas Barat
- Batas Selatan
- Batas Timur

34. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Peta Raster
- Peta Vektor
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen SK
Penetapan Kab/Kota
- Dokumen SK
Penetapan Provinsi
- Dokumen SK
Penetapan Nasional
- Dokumen Lainnya

3. Struktur Cagar Budaya


Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang
menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan
manusia.

Dalam pengisian formulir pendataan Struktur Cagar Budaya ada beberapa


pertanyaan yang dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu yaitu:

a. Fungsi Struktur
1) Tembok 13) Tugu
2) Sumur 14) Gapura
3) Kapal Selam 15) Monumen
4) Kapal 16) Pagar
5) Pesawat 17) Tiang
6) Saluran Air 18) Lantai
7) Dermaga 19) Umpak
8) Terowongan 20) Jembatan
9) Gua Buatan 21) Makam
10) Menara 22) Lintasan Rel
11) Bendung 23) Jalan
12) Fondasi 24) Lainnya

b. Sifat Struktur
1) Sakral: Struktur cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Stupa di Pura Pegulingan Bali, Candi-candi di Muara Jambi
2) Profan: Struktur cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Contoh: Bukit Kerang di Aceh, Sumur Jobong di Trowulan, Kolam
Karanganyar di Palembang, Bendungan Situ Gintung di Tangerang
Selatan

c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)

d. Hiasan/Ornamen
1) Angka 8) Vegemorf
2) Huruf 9) Binatang
3) Inskripsi 10) Zuomorf
4) Manusia 11) Geometris
5) Antropomorf 12) Lukisan/Relief Adegan
6) Abstrak 13) Lainnya
7) Tumbuhan
e. Tanda
1) Angka 7) Tumbuhan
2) Huruf 8) Vegemorf
3) Inskripsi 9) Binatang
4) Manusia 10) Zuomorf
5) Antropomorf 11) Geometris
6) Abstrak 12) Lainnya

Tabel 3.32 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Struktur Cagar Budaya


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama ODCB/CB Nama struktur ODCB/CB


di Lapangan di lapangan

2. Fungsi Struktur Fungsi struktur ODCB/CB


(ada 23 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

3. Sifat Objek Sifat struktur ODCB/CB:


- Sakral
- Profan

4. Lokasi Lokasi keberadaan struktur


Penemuan ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

5. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi


Penemuan keberadaan struktur
ODCB/CB (latitude/lintang
dan longitude/bujur)

6. Elevasi Elevasi (ketinggian) lokasi


(Ketinggian) keberadaan struktur
Lokasi ODCB/CB
Penemuan

7. Periode Struktur Periode struktur


ODCB/CB:
- Prasejarah
- Klasik
- Kolonial
- Pergerakan
- Modern

8. Status Status penetapan struktur


Penetapan ODCB/CB:
- Belum ditetapkan
- Dalam proses
penetapan
- Sudah ditetapkan

9. Nomor SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan nomor penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

10. Tanggal SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan tanggal penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

11. Bahan Bahan penyusun struktur


ODCB/CB:
- Kayu
- Bambu
- Tanah
- Bata
- Beton
- Batu
- Lainnya

12. Waktu Perkiraan waktu


Pembuatan pembuatan
(dilengkapi dengan keterangan
tahun atau abad, sebelum
atau sesudah masehi)

13. Hiasan/ Hiasan/ornamen yang


Ornamen terdapat pada struktur
ODCB/CB
(ada 12 kategori yang bisa
dipilih salah satu)
14. Tanda yang Tanda yang dimiliki
dimiliki struktur struktur ODCB/CB
(ada 11 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

15. Warna Warna struktur ODCB/CB

16. Dimensi Panjang Dimensi panjang struktur


ODCB/CB:
- Panjang
- Lebar
- Tinggi
- Diameter Badan
- Diameter Kaki
- Diameter Atas/Bibir
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

17. Dimensi Luas Dimensi luas struktur


ODCB/CB:
- Luas Tanah
- Luas Struktur
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

18. Kondisi Kondisi struktur


ODCB/CB ODCB/CB:
- Utuh
- Tinggal Sebagian
- Musnah/Hilang

19. Pemeliharaan Pemeliharaan struktur


ODCB/CB ODCB/CB:
- Terpelihara
- Tidak Terpelihara

20. Riwayat Riwayat pemugaran


Pemugaran struktur ODCB/CB:
ODCB/CB - Belum Pernah
- Penah

21. Deskripsi Jika pernah dilakukan


Riwayat pemugaran, jelaskan
Pemugaran deskripsi riwayat
ODCB/CB pemugaran struktur
ODCB/CB
22. Adaptasi Bentuk adaptasi hasil
ODCB/CB pemugaran:
- Tidak ada penambahan
- Ada adaptasi

23. Deskripsi Jika ada adaptasi hasil dari


Adaptasi pemugaran, jelaskan
ODCB/CB deskripsi adaptasi pada
struktur ODCB/CB

24. Status Status kepemilikan


Kepemilikan struktur ODCB/CB:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

25. Nama Nama orang/instansi


Orang/Instansi pemilik struktur ODCB/CB
Pemilik

26. Alamat Pemilik Alamat pemilik struktur


ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

27. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi pemilik


Pemilik struktur ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

28. Perolehan Asal usul memperoleh


Struktur struktur ODCB/CB:
- Warisan
- Pembelian
- Hadiah
- Hibah
- Tukar Menukar
- Penemuan
- Putusan Pengadilan

29. Status Status pengelolaan


Pengelolaan struktur ODCB/CB:
- Sendiri
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

30. Deskripsi Informasi mengenai


sejarah struktur ODCB/CB

31. Batas Struktur - Batas Utara


- Batas Barat
- Batas Selatan
- Batas Timur

32. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Peta Raster
- Peta Vektor
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen SK
Penetapan Kab/Kota
- Dokumen SK
Penetapan Provinsi
- Dokumen SK
Penetapan Nasional
- Dokumen Lainnya

4. Situs Cagar Budaya


Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang
mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau
Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian
masa lalu.

Dalam pengisian formulir pendataan Situs Cagar Budaya ada beberapa


pertanyaan yang dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu yaitu:
a. Kelompok Objek Situs
1) Darat
a) Hunian
b) Perindustrian
c) Pekuburan/Pemakaman
d) Peribadatan
e) Pertempuran
f) Lainnya
2) Bawah Air

b. Sifat Situs
1) Sakral: Situs cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Situs Gua Harimau di Sumatera Selatan, Situs Candi Sewu di
Jawa Tengah, Gua Gajah di Bali
2) Profan: Situs cagar budaya yang dimanfaatkan bukan untuk
kepentingan agama atau kepercayaan.
Contoh: Situs Permukiman Ratu Boko di Yogyakarta, Situs Sukadiri di
Banten, Situs Benteng Rotterdam di Makassar, Situs Prasejarah Leang-
Leang di Sulawesi Selatan, Situs Gilimanuk di Bali.
c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M) dan
masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun 1908
- 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)

Tabel 3.33 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Situs Cagar Budaya


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama ODCB/CB Nama situs ODCB/CB di


di Lapangan lapangan

2. Kelompok Objek Kelompok objek situs


ODCB/CB
(ada 6 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

3. Sifat Objek Sifat situs ODCB/CB:


- Sakral
- Profan

4. Lokasi Lokasi keberadaan situs


Penemuan ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

5. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi


Penemuan keberadaan situs
ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

6. Elevasi Elevasi (ketinggian) lokasi


(Ketinggian) keberadaan situs
Lokasi ODCB/CB
Penemuan

7. Periode Situs Periode situs ODCB/CB:


- Prasejarah
- Klasik
- Kolonial
- Pergerakan
- Modern

8. Status Status penetapan situs


Penetapan ODCB/CB:
- Belum ditetapkan
- Dalam proses
penetapan
- Sudah ditetapkan

9. Nomor SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan nomor penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

10. Tanggal SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan tanggal penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

11. Dimensi Panjang Dimensi panjang situs


ODCB/CB:
- Panjang
- Lebar
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

12. Dimensi Luas Dimensi luas situs


ODCB/CB:
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

13. Kondisi Kondisi situs ODCB/CB:


ODCB/CB - Utuh
- Tinggal Sebagian
- Musnah/Hilang

14. Pemeliharaan Pemeliharaan situs


ODCB/CB ODCB/CB:
- Terpelihara
- Tidak Terpelihara

15. Riwayat Riwayat pemugaran situs


Pemugaran ODCB/CB:
ODCB/CB - Belum Pernah
- Penah

16. Deskripsi Jika pernah dilakukan


Riwayat pemugaran, jelaskan
Pemugaran deskripsi riwayat
ODCB/CB pemugaran situs ODCB/CB

17. Adaptasi Bentuk adaptasi hasil


ODCB/CB pemugaran:
- Tidak ada penambahan
- Ada adaptasi

18. Deskripsi Jika ada adaptasi hasil dari


Adaptasi pemugaran, jelaskan
ODCB/CB deskripsi adaptasi pada
situs ODCB/CB

19. Status Status kepemilikan situs


Kepemilikan ODCB/CB:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

20. Nama Nama orang/instansi


Orang/Instansi pemilik situs ODCB/CB
Pemilik

21. Alamat Pemilik Alamat pemilik situs


ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

22. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi pemilik


Pemilik situs ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

23. Perolehan Situs Asal usul memperoleh situs


ODCB/CB:
- Warisan
- Pembelian
- Hadiah
- Hibah
- Tukar Menukar
- Penemuan
- Putusan Pengadilan

24. Status Status pengelolaan situs


Pengelolaan ODCB/CB:
- Sendiri
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

25. Deskripsi Informasi mengenai situs


sejarah ODCB/CB

26. Batas Situs - Batas Utara


- Batas Barat
- Batas Selatan
- Batas Timur

27. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Peta Raster
- Peta Vektor
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen SK
Penetapan Kab/Kota
- Dokumen SK
Penetapan Provinsi
- Dokumen SK
Penetapan Nasional
- Dokumen Lainnya

5. Kawasan Cagar Budaya


Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs
Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan
ciri tata ruang yang khas.

Dalam pengisian formulir pendataan Kawasan Cagar Budaya ada beberapa


pertanyaan yang dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu yaitu:
a. Fungsi Kawasan
1) Permukiman 2) Perindustrian
3) Peribadatan 6) Lingkungan Purba
4) Kota Lama 7) Pemerintahan
5) Militer 8) Lainnya

b. Sifat Kawasan
1) Sakral: Kawasan cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Kawasan Percandian Muara Jambi, Candi-candi di lereng
Gunung Penanggungan Jawa Timur, Kawasan Percandian DAS
Pakerisan di Bali.
2) Profan: Kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kegiatan
sehari-hari.
Contoh: Kawasan Manusia Purba Sangiran, Kawasan Permukiman Kuno
di Trowulan, Kawasan Banten Lama.
3) Campuran: Kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk
kepentingan agama atau kepercayaan dan kehidupan sehari-hari.
Contoh: Pada Kawasan Kota Tua terdapat bangunan keagamaan,
bangunan publik, dan bangunan hunian.

c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M) dan
masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun 1908
- 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)

Tabel 3.34 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Kawasan Cagar Budaya


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama ODCB/CB Nama kawasan ODCB/CB


di Lapangan di lapangan

2. Fungsi Kawasan Fungsi kawasan ODCB/CB


(ada 7 kategori yang bisa
dipilih salah satu)

3. Sifat Objek Sifat kawasan ODCB/CB:


- Sakral
- Profan
- Campuran

4. Lokasi Lokasi keberadaan


Penemuan kawasan ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

5. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi


Penemuan keberadaan kawasan
ODCB/CB (latitude/lintang
dan longitude/bujur)

6. Elevasi Elevasi (ketinggian) lokasi


(Ketinggian) keberadaan kawasan
Lokasi ODCB/CB
Penemuan

7. Periode Kawasan Periode kawasan


ODCB/CB:
- Prasejarah
- Klasik
- Kolonial
- Pergerakan
- Modern

8. Status Status penetapan kawasan


Penetapan ODCB/CB:
- Belum ditetapkan
- Dalam proses
penetapan
- Sudah ditetapkan

9. Nomor SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan nomor penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

10. Tanggal SK Jika sudah ditetapkan,


Penetapan tanggal penetapan SK
(mulai dari penetapan
kab/kota, provinsi, hingga
nasional)

11. Dimensi Luas Dimensi luas kawasan


ODCB/CB
(sebutkan dan jelaskan
ukuran beserta satuannya)

12. Kondisi Kondisi kawasan


ODCB/CB ODCB/CB:
- Utuh
- Tinggal Sebagian
- Musnah/Hilang

13. Pemeliharaan Pemeliharaan kawasan


ODCB/CB ODCB/CB:
- Terpelihara
- Tidak Terpelihara

14. Riwayat Riwayat pemugaran


Pemugaran kawasan ODCB/CB:
ODCB/CB - Belum Pernah
- Penah

15. Deskripsi Jika pernah dilakukan


Riwayat pemugaran, jelaskan
Pemugaran deskripsi riwayat
ODCB/CB pemugaran kawasan
ODCB/CB

16. Adaptasi Bentuk adaptasi hasil


ODCB/CB pemugaran:
- Tidak ada penambahan
- Ada adaptasi

17. Deskripsi Jika ada adaptasi hasil dari


Adaptasi pemugaran, jelaskan
ODCB/CB deskripsi adaptasi pada
kawasan ODCB/CB

18. Status Status kepemilikan


Kepemilikan kawasan ODCB/CB:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

19. Nama Nama orang/instansi


Orang/Instansi pemilik kawasan ODCB/CB
Pemilik

20. Alamat Pemilik Alamat pemilik kawasan


ODCB/CB
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

21. Koordinat Lokasi Koordinat lokasi pemilik


Pemilik kawasan ODCB/CB
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

22. Perolehan Asal usul memperoleh


Kawasan kawasan ODCB/CB:
- Warisan
- Pembelian
- Hadiah
- Hibah
- Tukar Menukar
- Penemuan
- Putusan Pengadilan

23. Status Status pengelolaan


Pengelolaan kawasan ODCB/CB:
- Sendiri
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

24. Deskripsi Informasi mengenai


sejarah kawasan ODCB/CB

25. Batas Kawasan - Batas Utara


- Batas Barat
- Batas Selatan
- Batas Timur

26. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: OPK tersebut
- Foto/Gambar
- Link URL Audio/Video
- Peta Raster
- Peta Vektor
- Dokumen Kajian Objek
- Dokumen SK
Penetapan Kab/Kota
- Dokumen SK
Penetapan Provinsi
- Dokumen SK
Penetapan Nasional
- Dokumen Lainnya
3.2.3. Formulir Pendataan Tenaga Kebudayaan
Tenaga Kebudayaan merupakan Sumberdaya Manusia Kebudayaan yang
bergiat, bekerja, dan/atau berkarya dalam bidang yang berkaitan dengan Objek
Pemajuan Kebudayaan. Objek pemajuan kebudayaan atau OPK sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 adalah unsur
Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan Kebudayaan.

Tabel 3.35 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Tenaga Kebudayaan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama Lengkap Nama lengkap tenaga


Tenaga kebudayaan (tanpa gelar)
Kebudayaan
(Tanpa Gelar)

2. Nama Alias Nama alias atau nama


Tenaga panggung tenaga
Kebudayaan kebudayaan

3. Gelar Pendidikan Gelar pendidikan tenaga


kebudayaan

4. Kewarga- Kewarganegaraan tenaga


negaraan kebudayaan:
- WNI
- WNA

5. Bukti Identitas Bukti identitas tenaga


kebudayaan:
- KTP/KTA
- PASPOR
- KITAS

6. Upload Identitas Upload file bukti identitas


tenaga kebudayaan
(upload file dengan format jpeg
atau pdf)

7. Nomor Identitas Nomor identitas tenaga


kebudayaan

8. Tempat Lahir Tempat lahir tenaga


kebudayaan

9. Tanggal Lahir Tanggal lahir tenaga


kebudayaan
10. Jenis Kelamin Jenis kelamin tenaga
kebudayaan:
- Pria
- Wanita

11. Agama, Agama, Kepercayaan


Kepercayaan terhadap Tuhan YME
terhadap Tuhan tenaga kebudayaan:
YME - Islam
- Protestan
- Katolik
- Hindu
- Budha
- Konghucu
- Kepercayaan (sebutkan)
- Lainnya (sebutkan)

12. Alamat Tempat Alamat tempat tinggal


Tinggal tenaga kebudayaan
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

13. Koordinat Koordinat tempat tinggal


Tempat Tinggal tenaga kebudayaan
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

14. Nomor Nomor handphone tenaga


Handphone kebudayaan

15. Email Email tenaga kebudayaan

16. Alamat Website Alamat website tenaga


kebudayaan

17. Akun Facebook Akun facebook tenaga


kebudayaan

18. Akun Twitter Akun twitter tenaga


kebudayaan

19. Akun Instagram Akun instagram tenaga


kebudayaan

20. Akun Youtube Akun youtube tenaga


kebudayaan
21. Riwayat Riwayat pendidikan tenaga
Pendidikan kebudayaan berisi:
- Jenjang
- Program Studi
- Nama Sekolah/Institusi
- Kab/Kota
- Tahun Lulus
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat pendidikan)

22. Riwayat Riwayat pelatihan tenaga


Pelatihan kebudayaan berisi:
- Nama Kegiatan
- Jenis Kegiatan
- Tingkat
- Peran
- Penyelenggara
- Tahun
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat pelatihan)

23. Riwayat Riwayat pekerjaan tenaga


Pekerjaan kebudayaan berisi:
- Nama Pekerjaan
- Nama Tempat Kerja
- Jabatan/Peran
- Masa Kerja
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat pekerjaan)

24. Riwayat Riwayat aktivitas budaya


Aktivitas Budaya tenaga kebudayaan berisi:
- Nama Kegiatan
- Peran
- Tingkat
- Penyelenggara
- Tahun
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat aktivitas
budaya)

25. Riwayat Riwayat penghargaan


Penghargaan tenaga kebudayaan berisi:
- Nama Penghargaan
- Peran
- Tingkat
- Pihak yang Memberikan
- Tahun Pemberian
- Upload Bukti
Penghargaan (jpeg atau
pdf)
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat penghargaan)

26. Relasi OPK Nama OPK yang


berhubungan dengan
tenaga kebudayaan

27. Deskripsi Deskripsi narasi


Keterkaitan keterkaitan tenaga
dengan OPK kebudayaan dengan OPK

28. Relasi Lembaga Nama lembaga kebudayaan


yang berhubungan dengan
tenaga kebudayaan

29. Deskripsi Deskripsi narasi


Keterkaitan keterkaitan tenaga
dengan Lembaga kebudayaan dengan
lembaga kebudayaan

3.2.4. Formulir Pendataan Lembaga Kebudayaan


Lembaga Kebudayaan merupakan lembaga publik dalam suatu negara yang
berperan dalam pemajuan budaya, ilmu pengetahuan, seni, lingkungan, dan
pendidikan pada masyarakat yang ada pada suatu daerah atau negara.
Lembaga kebudayaan merupakan elemen lain yang dapat berperan serta dalam
pelestarian seni dan budaya. Merupakan elemen masyarakat yang relatif
mempunyai perhatian dan kepedulian pada eksistensi dan kelestarian seni dan
budaya daerah. Lembaga Kebudayaan juga merupakan organisasi yang
bertujuan mengembangkan dan membina kebudayaan.

Tabel 3.36 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Lembaga Kebudayaan


No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama Lembaga Nama lembaga kebudayaan

2. Jenis Lembaga Jenis lembaga kebudayaan:


- Museum
- Taman Budaya
- Sanggar
- Asosiasi Profesi
- Lembaga Adat
- Organisasi Penghayat
Kepercayaan Terhadap
Tuhan YME
- Padepokan
- Komunitas Budaya

3. Alamat Lembaga Alamat tempat lembaga


kebudayaan
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

4. Koordinat Koordinat tempat lembaga


Lembaga kebudayaan
(latitude/lintang dan
longitude/bujur)

5. Nomor Nomor handphone lembaga


Handphone kebudayaan

6. Email Email lembaga kebudayaan

7. Alamat Website Alamat website lembaga


kebudayaan

8. Akun Facebook Akun facebook lembaga


kebudayaan

9. Akun Twitter Akun twitter lembaga


kebudayaan

10. Akun Instagram Akun instagram lembaga


kebudayaan

11. Akun Youtube Akun youtube lembaga


kebudayaan

12. Status Status kepemilikan


Kepemilikan lembaga kebudayaan:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

13. Nama Pemilik Nama pemilik lembaga


kebudayaan

14. Status Hukum Status hukum lembaga


kebudayaan:
- Berbadan Hukum
- Tidak Berbadan Hukum

15. Nomor Identitas Nomor identitas lembaga


Lembaga kebudayaan

16. Tanggal Tanggal pendirian lembaga


Pendirian kebudayaan

17. Tujuan Lembaga Tujuan lembaga


kebudayaan

18. Dokumen Nama dan nomor dokumen


Identitas/ legalitas pendirian lembaga
Legalitas kebudayaan

19. Upload Upload file bukti dokumen


Identitas/ legalitas pendirian lembaga
Legalitas kebudayaan
(upload file dengan format jpeg
atau pdf)

20. Deskripsi Informasi mengenai profil


lembaga kebudayaan

21. Bentuk Bentuk kegiatan/aktivitas


Kegiatan/ lembaga kebudayaan berisi:
Aktivitas - Kegiatan
Lembaga - Jenis OPK
- Nama OPK
- Upload Multimedia
Aktivitas Lembaga
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah bentuk
kegiatan/aktivitas lembaga)

22. Riwayat Riwayat aktivitas lembaga


Aktivitas kebudayaan berisi:
Lembaga - Nama Kegiatan
- Jenis Kegiatan
- Tingkat
- Penyelenggara
- Tahun
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat aktivitas
lembaga)
23. Riwayat Riwayat penghargaan
Penghargaan lembaga kebudayaan berisi:
- Nama Penghargaan
- Tingkat
- Pihak yang Memberikan
- Tahun Pemberian
- Upload Bukti
Penghargaan (jpeg atau
pdf)
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah riwayat penghargaan)

24. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: tersebut
- Lambang/Logo/Cap
Lembaga
- Foto Papan Nama
- Foto Bangunan
Lembaga

3.2.5. Formulir Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan


Sarana dan Prasarana Kebudayaan adalah fasilitas penunjang terselenggaranya
aktivitas Kebudayaan, antara lain museum, ruang pertunjukan, galeri, sanggar,
bioskop publik, perpustakaan, taman kota, kebun raya, gelanggang, dan taman
budaya.

Tabel 3.37 Contoh Pengisian Formulir Pendataan


Sarana dan Prasarana Kebudayaan
No Form Isian Keterangan Contoh Isian

1. Nama Sarana Nama sarana dan


dan Prasarana prasarana kebudayaan

2. Alamat Sarana Alamat tempat sarana dan


dan Prasarana prasarana kebudayaan
(harap diisi mulai dari provinsi
hingga desa/kelurahan)

3. Koordinat Koordinat tempat sarana


Sarana dan dan prasarana kebudayaan
Prasarana (latitude/lintang dan
longitude/bujur)

4. Nama Kontak Nama kontak sarana dan


Sarana dan prasarana kebudayaan
Prasarana

5. Nomor Nomor handphone kontak


Handphone sarana dan prasarana
kebudayaan

6. Status Status kepemilikan sarana


Kepemilikan dan prasarana
kebudayaan:
- Pemerintah
- Non-Pemerintah

7. Nama Pemilik Nama pemilik sarana dan


prasarana kebudayaan

8. Nama Pengelola Nama pengelola sarana dan


prasarana kebudayaan

9. Nama Sarana Nama sarana dan


dan Prasarana prasarana yang tersedia
Tersedia

10. Jumlah Sarana Jumlah sarana dan


dan Prasarana prasarana kebudayaan
Tersedia yang tersedia

11. Bentuk Bentuk kegiatan/aktivitas


Kegiatan/ sarana dan prasarana
Aktivitas Sarana kebudayaan berisi:
dan Prasarana - Kegiatan
- Jenis OPK
- Nama OPK
- Upload Multimedia
Aktivitas Lembaga
(boleh lebih dari satu, ada fitur
tambah bentuk kegiatan/
aktivitas sarana dan
prasarana)

12. Deskripsi Informasi mengenai profil


sarana dan prasarana
kebudayaan

13. Unggah Jenis dokumen yang dapat File-file pendukung


Multimedia diunggah seperti: tersebut
- Foto Papan Nama
- Foto Bangunan
BAB 4
VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEBUDAYAAN

4.1. Gambaran Umum Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan


4.1.1. Pengertian Umum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), verifikasi adalah pemeriksaan
tentang kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya.
Sedangkan validasi adalah pengesahan atau pengujian kebenaran atas sesuatu.
Dalam konteks pendataan, verifikasi dan validasi (verval) merupakan satu
kesatuan proses untuk memeriksa kebenaran akan suatu data, maksudnya
adalah memeriksa seluruh informasi yang diberikan atas objek tercatat agar
menggambarkan seakurat mungkin kondisi objek di lapangan.

Verval merupakan tahapan yang penting setelah proses pendaftaran. Hal ini
dikarenakan seluruh data yang terdaftar dalam Data Pokok Kebudayaan
(Dapobud) harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam upaya Pemajuan
Kebudayaan secara umum. Untuk mencapai hal tersebut, suatu data dalam
Dapobud harus memenuhi 4 prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip keunikan, maksudnya adalah satu poin data yang didaftarkan dalam
Dapobud hanya merujuk pada tepat satu objek kebudayaan;
2. Prinsip kelengkapan, maksudnya adalah satu poin data yang didaftarkan
dalam Dapobud harus mengandung informasi yang selengkap-lengkapnya
terkait objek kebudayaan yang didaftarkan tersebut;
3. Prinsip keaktualan, maksudnya adalah seluruh informasi yang diberikan
dalam satu poin data yang didaftarkan dalam Dapobud merupakan
informasi terkini dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan; serta
4. Prinsip keterhubungan, maksudnya adalah satu objek kebudayaan yang
didaftarkan dalam Dapobud diupayakan untuk terhubung dengan objek
lainnya yang terkait. Hal ini penting dalam rangka untuk identifikasi
ekosistem kebudayaan yang terkait dengan objek kebudayaan tersebut,
sehingga analisis dan upaya Pemajuan Kebudayaan dapat disusun secara
komprehensif.

4.1.2. Konsep Dasar Verval dalam Data Kebudayaan


Konsep dasar verval dalam konteks Dapobud meliputi beberapa hal yang
dikerjakan sebagai berikut :
1. Memeriksa isian terkait informasi dasar (mandatory) data.
Setiap data mempunyai satu atau beberapa variabel kunci yang
mendeskripsikan objek yang didata, biasa disebut dengan informasi dasar
(mandatory). Dalam verval Dapobud, harus dipastikan bahwa seluruh
mandatory data telah terisi sesuai dengan kondisi aktual dari objek data
tersebut.
2. Melengkapi informasi tambahan data sesuai kondisi terkini.
Selain mandatory data, terdapat beberapa informasi tambahan yang perlu
diisi mendeskripsikan suatu objek yang didata secara lebih detail. Informasi
tambahan ini umumnya dimanfaatkan untuk proses selanjutnya seperti
kajian mendalam atau penetapan atas objek tersebut. Dalam verval
Dapobud, diupayakan informasi tambahan dari data objek dapat diisi dan
diperiksa agar sesuai dengan kondisi aktual dari objek data tersebut
(meskipun tidak harus secara keseluruhan seperti halnya mandatory data).
3. Memeriksa dan memperbaiki duplikasi data.
Seringkali pada saat proses pendataan terdapat lebih dari satu data yang
sebenarnya merujuk pada satu objek kebudayaan yang sama (sering disebut
dengan istilah duplikasi data). Oleh karena itu verval Dapobud menjadi
garda terdepan untuk dapat memeriksa sekaligus memperbaiki duplikasi
data agar sesuai dengan prinsip keunikan. Hasil dari pemeriksaan dan
perbaikan duplikasi data tersebut dapat berupa penggabungan data,
penghapusan data, maupun penambahan data yang merangkum berbagai
duplikasi data tersebut.
4. Memeriksa dan membuat keterhubungan (relasi) antar data.
Untuk memenuhi prinsip keterhubungan, pada verval Dapobud dapat
dilakukan identifikasi dan membuat relasi antar data yang telah didaftarkan
sesuai dengan kondisi aktual yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk
saat ini relasi antar data dalam Dapobud yang dapat didefinisikan antara
lain :
● Tenaga Kebudayaan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan
● Tenaga Kebudayaan dengan Cagar Budaya
● Lembaga Kebudayaan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan
● Lembaga Kebudayaan dengan Cagar Budaya
● Lembaga Kebudayaan dengan Tenaga Kebudayaan
● Sarana dan Prasarana Kebudayaan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan
● Sarana dan Prasarana Kebudayaan dengan Cagar Budaya
● Sarana dan Prasarana Kebudayaan dengan Tenaga Kebudayaan
● Sarana dan Prasarana Kebudayaan dengan Lembaga Kebudayaan

4.1.3. Pelaksanaan Verval


Verval Dapobud dilaksanakan secara berjenjang baik di tingkat
kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi. Verval di tingkat kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Tim Dapobud Kabupaten/Kota Bidang Verifikasi dan
Validasi, dengan cakupan seluruh data yang didaftarkan dalam Dapobud yang
berasal dari kabupaten/kota itu sendiri. Sedangkan Verval di tingkat provinsi
dilaksanakan oleh Tim Dapobud Provinsi Bidang Verifikasi dan Validasi, dengan
cakupan seluruh data yang didaftarkan dalam Dapobud yang berasal dari
seluruh kabupaten/kota dalam provinsi tersebut.

Secara umum pekerjaan yang dilakukan terkait verval Dapobud di tingkat


kabupaten/kota dan provinsi sesuai dengan konsep dasar verval yang
dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi cakupan verval Dapobud di tingkat provinsi
lebih kompleks karena mencakup data lintas kabupaten/kota. Selain itu verval
Dapobud tingkat provinsi juga perlu mempertimbangkan hasil verval Dapobud
tingkat kabupaten/kota di bawahnya.

4.1.4. Metode Pelaksanaan


Pelaksanaan verval Dapobud secara umum dilakukan setidaknya dengan 3
alternatif metode sebagai berikut:
1. Observasi Lapangan, yaitu dengan mengunjungi langsung objek data yang
akan diverval. Metode ini menjadi penting terutama untuk verval data yang
berwujud fisik dan tidak bergerak seperti Cagar Budaya atau Sarana
Prasarana Kebudayaan.
2. Diskusi Kelompok Terpumpun, yaitu dengan mengumpulkan sumber data
di suatu tempat/kegiatan khusus untuk dilaksanakan verval atas data
tersebut secara bersaman. Metode ini menjadi penting terutama untuk verval
data yang berbentuk non-fisik atau bergerak seperti Objek Pemajuan
Kebudayaan, Tenaga Kebudayaan, atau Lembaga Kebudayaan.
3. Studi Literatur, yaitu dengan mencari bahan publikasi atau kajian untuk
mendapatkan data dukung terkait objek yang akan diverval. Metode ini
dapat digunakan untuk data yang berwujud fisik maupun non-fisik,
terutama Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa verval Dapobud dapat


dilakukan dengan kombinasi metode dari ketiganya. Hal tersebut umumnya
dilakukan untuk mengefektifkan proses verval atas data kebudayaan yang
dapat membentuk ekosistem kebudayaan tertentu. Misalnya dalam hal
pendataan suatu Objek Pemajuan Kebudayaan yang dikelola oleh suatu
Lembaga Kebudayaan lengkap dengan anggota di dalamnya, sekaligus
menempati suatu bangunan Sarana Prasarana atau Cagar Budaya tertentu.

4.2. Ruang Lingkup Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan Tingkat


Kabupaten/Kota
Verifikasi dan Validasi (Verval) Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) di tingkat
kabupaten/kota dilaksanakan oleh Tim Dapobud Kabupaten/Kota Bidang
Verifikasi dan Validasi, dengan cakupan seluruh data yang didaftarkan dalam
Dapobud yang berasal dari Kabupaten/Kota itu sendiri. Dalam bab ini,
penjelasan tentang ruang lingkup verval Dapobud tingkat kabupaten/kota
dibagi berdasarkan 5 entitas yang telah didefinisikan dalam Dapobud : Objek
Pemajuan Kebudayaan (OPK), Cagar Budaya (CB) [termasuk Objek Diduga
Cagar Budaya (ODCB)], Tenaga Kebudayaan (TB), Lembaga Kebudayaan (LK),
serta Sarana dan Prasarana Kebudayaan (SP).
4.2.1. Verval Objek Pemajuan Kebudayaan
Langkah pertama dalam verval OPK di tingkat kabupaten/kota adalah
memeriksa isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi
tambahan setiap data OPK yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota. Perlu
diketahui bahwa dalam sistem Dapobud terdapat 30 formulir OPK yang
strukturnya berbeda satu sama lain, sehingga terdapat perbedaan informasi
dasar (mandatory) maupun informasi tambahan dari data yang perlu diperiksa.
Tabel di bawah ini menyajikan daftar informasi dasar (mandatory) data pada
masing-masing formulir.

No. Jenis Formulir Informasi Dasar (Mandatory)

1 Bahasa ● Nama Objek Bahasa


● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Audio

2 Manuskrip ● Nama Objek Manuskrip


● Bahan Manuskrip
● Bahasa yang digunakan
● Nama tempat lokasi penyimpanan
● Alamat lokasi penyimpanan
● Jumlah manuskrip (beserta
satuannya)
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

3 Adat Istiadat ● Nama Objek Adat Istiadat


● Etnis yang melaksanakan
● Apakah adat istiadat masih
dilaksanakan hingga saat ini
● Dokumentasi Foto/Video

4 Ritus ● Nama Objek Ritus


● Jenis Ritus
● Etnis yang melaksanakan
● Lokasi Pelaksanaan Ritus
● Dokumentasi Foto/Video

5 Cerita Rakyat ● Nama Objek Cerita Rakyat


● Kategori Cerita Rakyat
● Etnis Penutur
● Dokumentasi Tulisan/Video/Audio

6 Pantun, Peribahasa, dan ● Nama Objek


Teka-Teki ● Jenis Objek
● Etnis Penutur
● Dokumentasi Tulisan/Video/Audio

7 Makanan dan Minuman ● Nama Objek


● Jenis Objek
● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

8 Jamu/Ramuan Tradisional ● Nama Objek


● Jenis Objek
● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

9 Metode Penyehatan ● Nama Objek


● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

10 Kerajinan ● Nama Objek


● Etnis yang melaksanakan
● Teknik Pembuatan
● Bahan Baku
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

11 Pakaian Tradisional ● Nama Objek


● Etnis yang melaksanakan
● Teknik Pembuatan
● Bahan Baku
● Dokumentasi Foto/Video

12 Rempah dan Bumbu ● Nama Objek


● Etnis yang melaksanakan
● Apakah masih ada dan digunakan
hingga saat ini?
● Dokumentasi Foto/Video

13 Pengetahuan ● Nama Objek


● Jenis Pengetahuan Tradisional
● Etnis yang melaksanakan
● Lokasi
● Dokumentasi
Tulisan/Foto/Video/Audio

14 Arsitektur ● Nama Arsitektur


● Etnis yang menggunakan
● Fungsi utama Arsitektur
● Deskripsi Unsur/Simbol dalam
Arsitektur
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

15 Sistem Pengolahan Lahan ● Nama Teknologi Sistem Pengolahan


● Etnis yang menggunakan
● Fungsi Teknologi
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

16 Instrumen Musik ● Nama Instrumen Musik


● Etnis yang menggunakan
● Cara Penggunaan
● Dokumentasi Foto/Video/Audio
17 Senjata ● Nama Senjata
● Etnis yang menggunakan
● Fungsi Senjata
● Dokumentasi Foto/Video

18 Teknologi Penunjang OPK ● Nama Teknologi


● OPK terkait
● Etnis yang menggunakan
● Fungsi Teknologi
● Dokumentasi Tulisan/Foto/Video

19 Seni Tari ● Nama Seni Tari


● Jenis Seni Tari
● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Foto/Video

20 Seni Musik ● Nama Seni Musik


● Jenis Seni Musik
● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Audio/Video

21 Seni Pertunjukan/Teater ● Nama Seni Pertunjukan/Teater


● Jenis Seni Pertunjukan/Teater
● Etnis yang melaksanakan
● Dokumentasi Foto/Video

22 Seni Sastra ● Nama Seni Sastra


● Dokumentasi Foto/Audio/Tulisan

23 Film ● Nama Film


● Jenis Seni Film
● Dokumentasi Film

24 Seni Rupa ● Nama Seni Rupa


● Jenis Seni Rupa
● Dokumentasi Foto

25 Seni Media Baru ● Nama Seni Media Baru


● Dokumentasi Foto/Video/Audio

26 Permainan ● Nama Permainan


● Etnis yang melaksanakan
● Deskripsi Lokasi Permainan
● Dokumentasi Foto/Video

27 Olahraga ● Nama Olahraga


● Etnis yang melaksanakan
● Deskripsi Lokasi Olahraga
● Dokumentasi Foto/Video

28 Lagu ● Pencipta Lagu


● Label/Publisher
● Genre

29 Alat Produksi ● Etnis yang melaksanakan


● Objek Yang Dihasilkan Dari Alat
Produksi

30 Naskah Skenario ● Nama Penulis Naskah Skenario

Dalam pemeriksaan isian data OPK, terdapat beberapa kemungkinan kasus


yang akan ditemukan, terutama terkait duplikasi data.

Kasus 1 : Terdapat beberapa data yang mempunyai isian mandatory yang


sama

Kasus ini terjadi ketika beberapa data yang sebenarnya mendeskripsikan objek
yang sama serta mempunyai isian mandatory yang sama persis satu sama
lainnya, dimasukkan dari beberapa akun yang berbeda ataupun dimasukkan
dalam waktu yang berbeda.

Pada dasarnya langkah verval yang dilakukan untuk kasus ini adalah
menggabungkan satu atau beberapa data yang sama tersebut sehingga cukup
menjadi satu data dengan isian mandatory yang unik. Namun perlu
diperhatikan bahwa dalam penggabungan data tersebut perlu dilihat pula
kelengkapan isian informasi tambahan dari masing-masing data asal sehingga
dipastikan tidak ada informasi yang hilang dari masing-masing data asal.

Kasus 2 : Terdapat beberapa data yang mempunyai isian mandatory yang


berbeda

Beberapa kondisi yang dapat terjadi dalam kasus ini misalnya terdapat lebih
dari satu penamaan atas objek yang sama (misalnya menggunakan nama lokal),
atau terdapat isian mandatory yang berbeda jauh antar data yang
mendeskripsikan objek yang sama.

Langkah verval yang dapat dilakukan pada kasus ini adalah menggabungkan
satu atau beberapa data tersebut sehingga menjadi satu data dengan isian
mandatory yang unik. Namun untuk dapat memperbaiki isian mandatory dalam
kasus ini perlu kesepakatan khusus dari berbagai pihak yang memasukkan
data yang sama (khususnya kesepakatan terkait nama objek). Oleh karena itu,
berbagai metode verval yang dijelaskan pada bagian sebelumnya menjadi
penting untuk diterapkan dalam verval OPK terutama untuk menyepakati isian
mandatory yang mendeskripsikan OPK terkait.
Gambar berikut menunjukkan ilustrasi penggabungan data dalam proses verval
Dapobud yang dimaksud. Namun untuk penerapan teknis dalam aplikasi baru
akan dijelaskan lebih detail dalam petunjuk teknis Aplikasi.

Setelah pemeriksaan informasi data dan kemungkinan duplikasi data OPK,


langkah selanjutnya adalah melengkapi informasi tambahan data OPK sesuai
kondisi terkini. Banyaknya informasi tambahan data OPK yang dilengkapi
disarankan untuk sebanyak mungkin, namun tetap disesuaikan dengan
ketersediaan informasi terkait OPK tersebut di tingkat kabupaten/kota.

Terkait dengan pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam OPK, untuk


saat ini belum dapat dilaksanakan secara langsung terhadap sesama entitas
OPK, karena relasi terhadap data OPK baru didefinisikan ketika suatu objek
didaftarkan pada entitas TB, LK, maupun SP.

4.2.2. Verval Cagar Budaya


Langkah pertama dalam verval CB dan ODCB di tingkat kabupaten/kota adalah
memeriksa isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi
tambahan setiap data CB/ODCB yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota.
Perlu diketahui bahwa dalam sistem Dapobud terdapat 5 formulir CB/ODCB
yang strukturnya berbeda satu sama lain, namun pada dasarnya tidak ada
perbedaan informasi dasar (mandatory) dari data yang perlu diperiksa. Tabel di
bawah ini menyajikan daftar informasi dasar (mandatory) data untuk setiap
formulir.

No. Jenis Formulir Informasi Dasar (Mandatory)

1 ODCB-CB Benda ● Nama ODCB/CB di Lapangan


ODCB-CB Bangunan ● Status Penetapan
ODCB-CB Struktur ● Status Kepemilikan
ODCB-CB Situs ● Nama Orang/Instansi Pemilik
ODCB-CB Kawasan ● Status Pengelolaan
● Nama Orang/Instansi Pengelola
● Dokumen Foto

Khusus untuk pemeriksaan Dokumen Foto sebagai bagian dari verval CB dan
ODCB, terdapat persyaratan lebih rinci bahwa foto objek harus diambil dari
berbagai sisi (tampak depan, tampak samping, tampak atas, dan sebagainya),
serta harus merupakan hasil pemotretan dari kamera asli (tidak boleh
mengambil dari sumber internet dan sejenisnya). Oleh karena itu metode
Observasi Lapangan dalam verval CB dan ODCB menjadi sangat penting
dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut.

Dalam menjalankan tugasnya, verifikator data (dalam hal ini Tim Dapobud
Kabupaten/Kota) dapat meminta bantuan narasumber yang ahli dalam bidang
terkait CB dan ODCB untuk menguji kualitas data yang dihimpun oleh petugas
pengumpul data. Verifikator Data juga dapat melakukan tinjauan lapangan
terhadap objek yang didaftarkan, apabila:
● terdapat keraguan terhadap keaslian objek pendaftaran;
● terdapat keraguan asal usul kepemilikan dan perolehan objek;
● dibutuhkan lebih banyak data; dan/atau
● data pendaftaran diragukan kebenarannya.

Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval CB dan ODCB dalam
mekanisme Dapobud dilakukan berbasis lokasi keberadaan CB/ODCB
tersebut, terlepas dari status penetapannya. Sebagai contoh, verval terhadap
Kawasan Candi Muara Takus yang termasuk dalam CB Peringkat Nasional tetap
harus dimulai dari pendaftaran dan verval di Kab. Muaro Jambi. Dengan kata
lain, Tim Dapobud Kab. Muaro Jambi dapat berkoordinasi dengan Tim Dapobud
Provinsi Jambi serta Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) dalam
memperoleh data terkait Kawasan Candi Muara Takus untuk didaftarkan dan
diverval di tingkat Kab. Muaro Jambi.

Dalam pemeriksaan isian data CB dan ODCB, masih terdapat kemungkinan


ditemukan kasus duplikasi data meskipun tidak sebanyak data OPK. Oleh
karena itu, langkah verval yang dapat dilakukan untuk mengatasi kasus
duplikasi tersebut secara garis besar identik dengan langkah verval dalam OPK.
Begitu pula dengan langkah melengkapi informasi tambahan data CB dan
ODCB juga disesuaikan dengan ketersediaan informasi terkait CB dan ODCB
tersebut di tingkat kabupaten/kota.

Selain itu pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam CB dan ODCB, untuk
saat ini belum dapat dilaksanakan secara langsung terhadap sesama entitas
CB/ODCB. Namun dalam informasi dasar (mandatory) data CB dan ODCB
terkait Nama/Instansi Pemilik dan Pengelola, perlu dipastikan bahwa
mandatory tersebut telah terdaftar lebih dulu dalam entitas TB atau LK.
Setiap data CB dan ODCB yang telah selesai proses verval akan diberikan
Nomor Induk Objek Diduga Cagar Budaya (NIODCB) secara otomatis dalam
sistem Dapobud sesuai dengan urutan waktu penyelesaian verval CB dan ODCB
tersebut.
4.2.3. Verval Tenaga Kebudayaan
Langkah pertama dalam verval TB di tingkat kabupaten/kota adalah memeriksa
isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi tambahan setiap
data TB yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota. Perlu diketahui bahwa
dalam sistem Dapobud hanya terdapat 1 formulir TB dengan daftar informasi
dasar (mandatory) data seperti disajikan pada tabel berikut.

No. Jenis Formulir Informasi Dasar (Mandatory)

1 Tenaga Kebudayaan ● Nama Lengkap


● Kewarganegaraan
● Bukti Identitas (dalam bentuk
unggahan file)
● Nomor Identitas
● Tempat dan Tanggal Lahir
● Jenis Kelamin
● Agama
● Alamat Tempat Tinggal
● Bukti Pelatihan (dalam bentuk
unggahan file)
● Pas Foto

Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval TB dalam mekanisme
Dapobud dilakukan berbasis domisili TB yang bersangkutan, terlepas dari
informasi lokasi di KTP, asal daerahnya, maupun tempat aktivitasnya. Sebagai
contoh, Pak Waluyo sebagai seorang penari kelahiran Kota Surakarta yang
mempunyai KTP Kab. Sukoharjo, saat ini tinggal di Kota Bekasi, serta mengajar
pada sanggar seni di Kota Jakarta Selatan, maka Pak Waluyo tetap harus
menjadi bagian dari verval sebagai TB oleh Tim Dapobud Kota Bekasi sekalipun
dapat didaftarkan sebagai TB oleh Tim Dapobud Kota Surakarta (tempat
lahirnya), Kab. Sukoharjo (daerah asal sesuai KTP), Kota Jakarta Selatan (lokasi
sanggar tempat kerjanya), maupun dari daerah lain.

Apabila pada saat proses verval diketahui bahwa TB telah meninggal dunia,
maka TB tersebut tetap harus diverval sesuai dengan lokasi terakhir kali TB
tersebut dicatat dalam sistem Dapobud. Dalam kasus lain untuk TB yang
berdomisili di luar negeri, proses vervalnya dilakukan langsung di tingkat Pusat,
dengan bantuan data dan informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) domisili TB yang bersangkutan.
Dalam pemeriksaan isian data TB terdapat kemungkinan ditemukan kasus
duplikasi data, salah satunya yang paling umum adalah pendaftaran dengan
menggunakan nama alias atau nama panggung selain nama asli TB yang
bersangkutan. Untuk kasus tersebut maka langkah verval yang dilakukan
adalah memastikan bahwa hanya terdapat satu data objek TB dengan
menggunakan nama asli, dengan mengecek nama yang tercantum pada KTP.
Sedangkan untuk nama alias atau nama panggung lainnya dapat langsung
ditambahkan dalam isian data TB yang bersangkutan.

Selanjutnya terkait langkah melengkapi informasi tambahan data TB pada


dasarnya identik dengan data entitas lainnya, yaitu disesuaikan dengan
ketersediaan informasi terkait TB yang bersangkutan di tingkat
kabupaten/kota. Selain itu pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam TB
untuk saat ini dapat dilaksanakan secara langsung terhadap data LK atau data
OPK, sehingga perlu dipastikan bahwa data yang akan direlasikan telah
terdaftar lebih dulu dalam entitas LK maupun OPK.

Setiap data TB yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Unik
Tenaga Kebudayaan (NUTB) secara otomatis dalam sistem Dapobud sesuai
dengan urutan waktu penyelesaian verval TB tersebut.

4.2.4. Verval Lembaga Kebudayaan


Langkah pertama dalam verval LK di tingkat kabupaten/kota adalah memeriksa
isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi tambahan setiap
data LK yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota. Perlu diketahui bahwa
dalam sistem Dapobud hanya terdapat 1 formulir LK dengan daftar informasi
dasar (mandatory) data seperti disajikan pada tabel berikut.

No. Jenis Formulir Informasi Dasar (Mandatory)

1 Lembaga Kebudayaan ● Nama Lembaga


● Jenis Lembaga
● Alamat Lembaga (beserta koordinat
lokasi)
● Status Kepemilikan Lembaga
● Dokumen Akta Notaris/AD-ART

Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval LK dalam mekanisme
Dapobud dilakukan berbasis lokasi keberadaan LK tersebut, terlepas dari
jangkauannya. Sebagai contoh, verval terhadap Taman Budaya Provinsi Riau
tetap harus dimulai dari pendaftaran dan verval di Kota Pekanbaru (lokasi
tempat komunitas berada). Dengan kata lain, Tim Dapobud Kota Pekanbaru
dapat berkoordinasi dengan Tim Dapobud Provinsi Riau dalam memperoleh
data terkait Taman Budaya Provinsi Riau untuk didaftarkan dan diverval di
tingkat Kota Pekanbaru.
Untuk LK yang mempunyai organisasi di tingkat pusat dan daerah, verval LK
hanya dilakukan secara terpusat oleh Tim Dapobud Kabupaten/Kota lokasi
kantor pusat LK tersebut, dengan catatan Tim Dapobud Kabupaten/Kota juga
perlu meminta informasi terkait daftar cabang LK tersebut di daerah.

Dalam pemeriksaan isian data LK terdapat kemungkinan ditemukan kasus


duplikasi data, salah satunya yang paling umum adalah pendaftaran dengan
menggunakan nama populer selain nama resmi LK yang bersangkutan. Untuk
kasus seperti ini, maka langkah verval yang dilakukan adalah memastikan
bahwa hanya terdapat satu data objek LK dengan menggunakan nama resmi,
dengan mengecek nama yang tercantum pada Dokumen Akta Notaris atau AD-
ART LK yang bersangkutan.

Selanjutnya terkait langkah melengkapi informasi tambahan data LK pada


dasarnya identik dengan data entitas lainnya, yaitu disesuaikan dengan
ketersediaan informasi terkait LK yang bersangkutan di tingkat
kabupaten/kota. Selain itu pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam LK
untuk saat ini dapat dilaksanakan secara langsung terhadap data TB dan data
OPK, sehingga perlu dipastikan bahwa data yang akan direlasikan telah
terdaftar lebih dulu dalam entitas TB dan OPK.

Setiap data LK yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Pokok
Lembaga Kebudayaan (NPLK) secara otomatis dalam sistem Dapobud sesuai
dengan urutan waktu penyelesaian verval LK tersebut.

4.2.5. Verval Sarana dan Prasarana Kebudayaan


Langkah pertama dalam Verval SP di tingkat Kabupaten/Kota adalah
memeriksa isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi
tambahan setiap data SP yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota. Perlu
diketahui bahwa dalam sistem Dapobud hanya terdapat 1 formulir SP dengan
daftar informasi dasar (mandatory) data seperti disajikan pada tabel berikut.

No. Jenis Formulir Informasi Dasar (Mandatory)

1 Sarana dan Prasarana ● Nama Sarpras


(Sarpras) Kebudayaan ● Alamat Sarpras (beserta koordinat
lokasi)
● Kontak Sarpras
● Status Kepemilikan Sarpras

Dalam pemeriksaan isian data SP terdapat kemungkinan ditemukan kasus


duplikasi data, salah satunya yang paling umum adalah pendaftaran dengan
menggunakan nama populer selain nama resmi SP yang bersangkutan. Untuk
kasus seperti ini, maka langkah verval yang dilakukan adalah memastikan
bahwa hanya terdapat satu data objek SP dengan menggunakan nama resmi SP
yang bersangkutan.

Selanjutnya terkait langkah melengkapi informasi tambahan data SP pada


dasarnya identik dengan data entitas lainnya, yaitu disesuaikan dengan
ketersediaan informasi terkait SP yang bersangkutan di tingkat
kabupaten/kota. Selain itu pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam SP
untuk saat ini dapat dilaksanakan secara langsung terhadap seluruh data
entitas lainnya (OPK, CB, TB, LK), sehingga perlu dipastikan bahwa data yang
akan direlasikan telah terdaftar lebih dulu dalam salah satu dari keempat
entitas tersebut.

Setiap data SP yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Pokok
Sarana dan Prasarana Kebudayaan (NPSPK) secara otomatis dalam sistem
Dapobud sesuai dengan urutan waktu penyelesaian verval SP tersebut.

4.3. Ruang Lingkup Verifikasi dan Validasi Data Kebudayaan Tingkat


Provinsi
Verifikasi dan Validasi (Verval) Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) di tingkat
provinsi dilaksanakan oleh Tim Dapobud Provinsi Bidang Verifikasi dan
Validasi, dengan cakupan seluruh data yang didaftarkan dalam Dapobud yang
berasal dari seluruh kabupaten/kota dalam Provinsi tersebut. Secara garis
besar verval Dapobud tingkat Provinsi lebih berfokus pada pemeriksaan
keragaman data lintas kabupaten/kota dalam satu entitas yang sama. Adapun
pemeriksaan isian informasi dasar (mandatory) maupun duplikasi data
seharusnya sudah diselesaikan dalam verval Dapobud tingkat kabupaten/kota.

Selain itu untuk keperluan Penetapan Cagar Budaya dan Warisan Budaya
Takbenda tingkat Nasional, verval Dapobud tingkat provinsi juga dapat
dimanfaatkan sebagai persiapan untuk melengkapi dan memperbaiki informasi
tambahan data sesuai kondisi terkini. Selain itu verval tingkat provinsi juga
dapat dimanfaatan untuk menyusun pemetaan ekosistem kebudayaan atas
objek yang akan diusulkan dalam penetapan, dengan cara membuat
keterhubungan (relasi) antar data dan antar entitas dalam satu provinsi.

Bagian ini menjelaskan beberapa kasus khusus yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan verval Dapobud tingkat provinsi, khususnya terkait verval Objek
Pemajuan Kebudayaan (OPK) dan Cagar Budaya (CB) yang masing-masing
terkait dengan Penetapan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda tingkat
Nasional.

4.3.1. Verval Objek Pemanjuan Kebudayaan


Pada dasarnya setiap data OPK yang telah selesai proses verval akan diberikan
Nomor Induk Objek Pemajuan Kebudayaan (NIOPK) secara otomatis dalam
sistem Dapobud sesuai dengan urutan waktu penyelesaian verval OPK tersebut.
Namun tidak seperti pemberian nomor induk pada entitas lainnya (NIODCB,
NUTB, NPLK, NPSPK) yang dilakukan di tingkat kabupaten/kota, pemberian
NIOPK baru dapat dilakukan apabila objek telah selesai diverval di tingkat
provinsi.

Selama proses migrasi seluruh sistem pendataan kebudayaan dalam Dapobud,


terdapat 2 sumber data OPK yang perlu diverval di tingkat provinsi, yaitu data
OPK yang sudah diverval di tingkat kabupaten/kota serta data OPK yang telah
ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional. Kedua jalur tersebut
memerlukan mekanisme verval yang berbeda namun tetap memegang konsep
yang sama bahwa seluruh kelengkapan data harus diselesaikan di tingkat
kabupaten/kota.
Untuk data OPK yang berasal dari hasil verval tingkat kabupaten/kota,
mekanisme vervalnya sama seperti verval OPK tingkat kabupaten/kota yang
telah dijelaskan sebelumnya dalam Subbab 4.2.1 jika hanya terdapat satu data
OPK unik dari satu kabupaten/kota. Apabila terdapat lebih dari satu data OPK
yang berasal lebih dari satu kabupaten/kota yang sebenarnya menunjukkan
objek yang sama, maka peran dari verval OPK tingkat provinsi adalah
menggabungkan/merangkum beberapa informasi yang terdapat pada data-data
tersebut menjadi satu data OPK yang akan diverval di tingkat provinsi.

Untuk menunjang hal tersebut diperlukan koordinasi dengan Tim Dapobud


Kabupaten/Kota serta ahli yang berkompeten di bidangnya untuk dapat
menentukan informasi yang dimasukkan dalam data OPK hasil
penggabungan/rangkuman tersebut. Oleh karena itu, metode Diskusi
Kelompok Terpumpun menjadi salah satu metode verval yang paling efektif
dilakukan dalam kasus ini.

Sedangkan untuk data OPK yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya
Takbenda Nasional, pada dasarnya mendapatkan prioritas untuk langsung
diverval di tingkat provinsi sepanjang datanya sudah dimasukkan di tingkat
kabupaten/kota di bawahnya. Perlu diperhatikan bahwa nantinya data Warisan
Budaya Takbenda Nasional yang sudah diverval di tingkat provinsi secara
otomatis dianggap sebagai OPK yang sudah diverval di tingkat kabupaten/kota
yang memasukkan data OPK tersebut. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi
intensif antara Tim Dapobud Provinsi dengan Tim Dapobud Kabupaten/Kota
agar dapat segera memasukkan kelengkapan data Warisan Budaya Takbenda
Nasional tersebut.

4.3.2. Verval Cagar Budaya


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
penetapan dan/atau pemeringkatan Cagar Budaya (CB) tingkat provinsi dapat
dilakukan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. terdapat objek CB yang berada pada dua atau lebih kabupaten/kota dalam
satu provinsi; atau
b. diusulkan untuk mendapatkan pemeringkatan CB tingkat provinsi
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Dengan demikian, verval CB tingkat provinsi dalam mekanisme Dapobud
dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan penetapan dan/atau pemeringkatan
tersebut.

Untuk menunjang proses penetapan CB tingkat provinsi sebagaimana yang


disebutkan dalam poin a, peran verval CB tingkat provinsi adalah memastikan
bahwa data CB tersebut telah dimasukkan dan diverval di masing-masing
kabupaten/kota terkait. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi intensif antara
Tim Dapobud Provinsi dengan Tim Dapobud Kabupaten/Kota agar segera
melakukan pencatatan dan verval atas data CB tersebut.

Untuk menunjang proses pemeringkatan CB tingkat provinsi sebagaimana yang


disebutkan dalam poin b, mekanisme verval CB tingkat provinsi pada dasarnya
sama seperti verval OPK tingkat kabupaten/kota yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam Subbab 4.2.2, namun perlu ditambahkan informasi maupun
unggahan dokumen yang nantinya dapat menunjang pemeringkatan tersebut.

Sedangkan untuk data CB yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya


Nasional, pada dasarnya mendapatkan prioritas untuk langsung diverval di
tingkat provinsi sepanjang datanya sudah dimasukkan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota di bawahnya. Perlu diperhatikan bahwa nantinya data Cagar
Budaya Nasional otomatis dianggap sebagai data CB yang sudah diverval di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang memasukkan data CB tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan koordinasi intensif antara Tim Dapobud Provinsi dengan
Tim Dapobud Kabupaten/Kota agar dapat segera memasukkan kelengkapan
data Cagar Budaya Nasional tersebut.
BAB 5
PENETAPAN DATA KEBUDAYAAN

5.1. Gambaran Umum Warisan Budaya Takbenda


5.1.1. Pengertian
Warisan Budaya Takbenda dalam proses pewarisannya dari masa ke masa akan
mengalami berbagai perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi dan tergantung pada para pelaku/pemilik Budaya Takbenda
bersangkutan yang masih meneruskan dan mewariskannya. Karena sifatnya
yang mudah hilang bila para penutur/pelakunya tidak ada atau bila ekosistem
tidak mendukung maka diperlukan berbagai upaya pelindungan keberadaan
Warisan Budaya Takbenda.

Warisan Budaya Takbenda berdasarkan Konvensi 2003 UNESCO Pasal 2 ayat


2: The “intangible cultural heritage” means the practices, representations,
expressions, knowledge, skills – as well as the instruments, objects, artifacts and
cultural spaces associated therewith – that communities, groups and, in some
cases, individuals recognize as part of their cultural heritage. This intangible
cultural heritage, transmitted from generation to generation, is constantly
recreated by communities and groups in response to their environment, their
interaction with nature and their history, and provides them with a sense of
identity and continuity, thus promoting respect for cultural diversity and human
creativity. For the purposes of this Convention, consideration will be given solely
to such intangible cultural heritage as is compatible with existing international
human rights instruments, as well as with the requirements of mutual respect
among communities, groups and individuals, and of sustainable development.

Warisan Budaya Takbenda adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi,


pengetahuan, keterampilan – serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang
budaya terkait dengannya- bahwa masyarakat, kelompok dan, dalam beberapa
kasus, perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut. Warisan
Budaya Takbenda ini diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus
menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi
lingkungan sekitarnya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, dan
memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, untuk menghargai perbedaan
budaya dan kreativitas manusia. Untuk tujuan Konvensi ini, pertimbangan
akan diberikan hanya kepada Warisan Budaya Takbenda yang kompatibel
dengan instrumen hak asasi manusia internasional yang ada, serta dengan
persyaratan saling menghormati antar berbagai komunitas, kelompok dan
individu, dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

5.1.2. Domain Warisan Budaya Takbenda Berdasarkan UNESCO


Mengacu pada konvesi UNESCO tahun 2003 tentang safeguarding of intangible
cultural heritage, Warisan Budaya Takbenda dibagi atas lima domain: a) Tradisi
Lisan dan Ekspresi; b) seni pertunjukan; c) dat istiadat masyarakat, ritual, dan
perayaan-perayaan; d) pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam
dan semesta; e) keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional.

1. Tradisi Lisan dan Ekspresi


Tradisi lisan dan ekspresi, termasuk bahasa sebagai sarana Budaya
Takbenda merupakan salah satu bentuk komunikasi manusia di mana
ingatan, pengetahuan, seni, gagasan, dan materi budaya diterima,
dilestarikan, dan diteruskan secara lisan terdiri atas:
a) Bahasa: dialek, idiolek, peribahasa, teka-teki, tindak tutur, tingkatan
berbahasa, pidato dan ekpresi lisan lainnya;
b) Naskah Kuno (manuscript);
c) Epik, Hikayat, Sage;
d) Puisi lirik: berbentuk, gurindam, syair, tembang, sajak, pantun, kidung,
dan bentuk terikat lainnya;
e) Cerita Rakyat: isi cerita, tata bahasa, dan moral serta makna cerita yang
terkandung di dalamnya, berbentuk mite, legenda, epos, dongeng, Sejarah
lokal, dll;
f) Nyanyian: Nyanyian Rakyat; nyanyian pujian, tembang, solo, koor.
g) Mantra (pengaruh dari budaya lokal): bahasa yang diucapkan, kapan
dibacakan, aturan membacanya, lokasi, siapa yang membacakan,
pantangan dan anjuran, tujuan;
h) Panegyrig: puji-pujian untuk seseorang atau sesuatu (solawatan, syi’ir
(nyanyian religius)) dll
i) Doa (pengaruh dari agama): bahasa yang diucapkan, kapan dibacakan,
aturan membacanya, lokasi, siapa yang membacakan, pantangan dan
anjuran, tujuan;
j) Silsilah;
k) Permainan tradisional dan olah raga tradisional;
l) Pertunjukan dramatik (pentas cerita berdasarkan cerita panji, cerita lokal
dll): seni teater yang bersifat spontan seperti Dul Muluk, Lenong.
m) Segala wacana yang tidak berkaitan dengan aksara yang pewarisannya
secara lisan.

2. Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan mencakup musik vokal dan instrumental, tarian dan
teater hingga pantomim, syair dan seterusnya. Seni pertunjukan termasuk
banyak ekspresi budaya yang mencerminkan kreativitas manusia dan yang
juga ditemukan, sampai batas tertentu, di banyak domain warisan budaya
takbenda lainnya. Seni pertunjukan terdiri atas:
a) Seni Tari: pola gerakan (konsentris, menyebar); penari (jenis kelamin), lokasi
(istana, bangunan sakral, lapangan, dll.); musik pengiring
(gamelan/gambelan, gendrang, akapela, dll.); kostum (warna pakaian, motif
baju, asesoris, dll.); pencahayaan (blencong, obor, oncor, dll.); komposisi
(perorangan, berpasangan, berkelompok, dll.); tujuan (sakral, profan); jenis,
bentuk, dan makna gerakan tari,
b) Seni Suara: penyanyi, syair, lirik lagu, instrument, lokasi, waktu, pakaian,
genre (jenis).
c) Seni Musik: alat musik, jenis musik, teknik musik, tujuan, pemain, teknik
pembuatan, aturan memainkan alat musik, dll.
d) Seni Teater: pemain, lakon, kostum, panggung, waktu, lokasi, alat musik,
pencahayaan, dll.
e) Seni Gerak: seni akrobat, seni beladiri, dll

3. Adat Istiadat Masyarakat, Ritual, dan Perayaan-perayaan


Adat Istiadat masyarakat, ritual, dan perayaan-perayaan, terdiri atas:
a) Upacara Tradisional: daur hidup individu (kelahiran, inisiasi, perkawinan,
kematian) dan daur hidup kolektif (bersih desa, nyadran, kesuburan, dll.);
tujuan (sakral, tolak bala, dll.); lokasi (gunung, pantai/pesisir, sungai, mata
air, dll.); peserta (perorangan, keluarga, masyarakat); waktu (kalender
agama, waktu panen, waktu melaut, dll.); aturan (pantangan dan anjuran),
urutan upacara (tahapan pelaksanaan kegiatan upacara); kelengkapan
(sesaji, asesoris, peralatan, dll.);
b) Hukum adat: Isi (siapa yang diatur, apa yang diatur, bentuk aturannya, dan
sanksi adat)
c) Sistem Organisasi Sosial: kepemimpinan (adat, desa, agama,
pemerintahan); struktur (hierarki, dll.); aturan-aturan adat (pantangan dan
anjuran); wilayah organisasi sosial (subak, banjar, wanua, banua, dll.)
d) Sistem Kekerabatan Tradisional: jenis kekerabatan, hirarki, hubungan
antar hirarki, aturan kekerabatan, dan sistem pembagian warisan secara
adat (lodok/sistem mewariskan saawah, dll.)
e) Sistem Ekonomi Tradisional: pasar berdasarkan pasaran (pon, kliwon, legi,
wage); pasar berdasarkan hari (minggu, senin, selasa, rabu, kamis, jumat,
sabtu); barter (tukar-menukar hasil tangkapan dan hasil panen, sewa
rumah dengan hasil bumi), tawar-menawar, cara pembayaran (tunai,
angsuran, lelang, ijon, tebas, dll.);
f) Perayaan Tradisional: tujuan (sakral, tolak bala, dll.); lokasi (gunung,
pantai/pesisir, sungai, mata air, dll.); peserta (perorangan, keluarga,
masyarakat); waktu (kalender agama, waktu panen, waktu melaut, dll.);
aturan (pantangan dan anjuran), urutan perayaan (tahapan pelaksanaan
kegiatan Perayaan); kelengkapan (sesaji, asesoris, peralatan, dll.);
g) Praktik sosial: pemberian nama marga, pemilihan kepala suku, mendirikan
rumah (menghitung hari pendirina rumah, mencari kayu untuk pendirian
dengan ritual tertentu dll), subak.

4. Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta


Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, terdiri
atas:
a) Pengetahuan mengenai alam, Astronomi (mikrokosmos, makrokosmos,
adaptasi, pengolahan alam);
b) Kosmologi (Perbintangan; Pertanggalan; Navigasi;
c) Kearifan Lokal: mitigasi bencana (pengurangan resiko bencana berbasis
budaya), konservasi ekologi, harmoni kehidupan/toleransi. -
d) Pengobatan Tradisional: pilihan penyembuhan, teknik pengobatan, bahan
pengobatan, penyembuh (sanro, dukun, sekerei, suwanggi, belian,
paranormal, “orang pintar”, tabib, sinshe, dll.); etiologi penyakit (faktor-
faktor penyebab terjadinya penyakit)

5. Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional


Keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional, terdiri atas:
a) Kekriyaan meliputi kecakapan penguasaan pengetahuan, teknik, motif dan
bahan yang divisualkan dalam bentuk: seni pahat, seni sungging/lukis,
senjata tradisional, kain dan busana tradisional, perhiasan, dan gerabah.
b) Teknologi Tradisional (proses pembuatan, rancang bangun, cara kerja alat,
tujuan, pentingnya teknologi bagi masyarakat);
c) Arsitektur vernacular atau arsitektur rakyat (proses panduan rancang
bangun, antropometrik – ukuran bangunan berdasarkan tubuh manusia -
depa, jengkal, nyengking, langka, dll.); antropomorfik (bentuk bangunan
berdasarkan tubuh manusia); bangunan berdasarkan motif ragam hias;
pembuat (pandrita lopi, pande, dll.); arah hadap bangunan; bangunan
ditentukan oleh status; Pembagian ruang berdasarkan lokalitas
d) Pakaian Tradisional: (filosofi bentuk, ragam hias, warna); status pemakai;
waktu dan tata cara pemakaian; fungsi (sakral, profan); jenis kelamin
pemakai; aksesoris;
e) Kerajinan Tradisional: bahan (tanah liat, besi, kayu, batu, rotan, dll);
perkakas; pengrajin; hasil karya (gerabah, ukir kayu, kriya, sulam, kain,
dll.); teknik pengerjaan (rajut, tempa, anyam, ukir, tenun, dll.)
f) Kuliner Tradisional: bahan makanan (hewani, tumbuhan), proses (barapen
–bakar batu-, pindang, pengasapan, fermentasi, memasak dengan pasir,
disangrai, dibakar, dikukus, ditim, pembakaran dengan media lumpur, dll.);
juru masak, waktu penyajian (pagi, siang, sore, upacara peralihan, upacara
keagamaan, upacara kenegaraan, dll.), lokasi penyajian (bangunan
keagamaan, istana, daerah sakral, bangunan pemerintahan, gunung, laut,
dll.), tata cara penyajian (makanan pembuka, makanan inti, makanan
penutup), tujuan (sakral, profan), media penyajian (takir, tempurung,
ongke, gerabah, dedaunan, dll.); makna dari makanan (mengembalikan
semangat, kesuksesan, kesucian, dll.), peralatan masak (kukusan, wajan,
tungku, anglo, sutil, dll.)
g) Transportasi Tradisional: media transportasi (binatang, manusia, alat),
pengetahuan tentang membuat mode transportasi (dokar, pedati, perahu,
kole-kole, pinisi, sope-sope, sampan, padewakang, dll.)
h) Senjata Tradisional: bahan (logam, kayu, bambu, dll), filosofi pembuatan
senjata (legitimasi asal-usul); fungsi dan peran (keamanan, dakwah,
kewibawaan, kesaktian, substitusi identitas maskulin, simbol – pernyataan
perang, menyerah, penghinaan, dll.); pembuat (empu, undagi, pande, dll.),
tata cara penggunaan (pantangan/larangan penggunaan senjata dan
anjuran), waktu (hari besar, perayaan keagamaan, waktu ada bencana –
jamasan -, dll.), proses pembuatan (ditempa, pemberian pamor dan
warangan, pemberian warangka, pembuatan hulu/pegangan senjata, dll.)

5.2. Prosedur Penetapan


5.2.1. Kode Etik Penetapan
Dalam proses Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia memperhatikan
kode etik berikut:
1. Tidak menetapkan Warisan Budaya Takbenda yang melanggar peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia;
2. Tidak menetapkan Budaya Takbenda yang melanggar Hak Asasi Manusia
dan Peraturan Lain yang berkaitan;
3. Menetapkan Warisan Budaya Takbenda dengan memperhatikan aspek
keberagaman budaya, ketahanan lingkungan dan nilai kemanusiaan;
4. Menghormati irisan karakteristik antar Warisan Budaya Takbenda dari
setiap daerah;
5. Menghormati adat istiadat yang membatasi akses pada hal-hal tertentu
dalam Warisan Budaya Takbenda, terutama yang termasuk pengetahuan,
keyakinan, dan keterampilan yang sakral dan rahasia (sacred and secret
knowlegde and skill);
6. Tidak menghakimi atau tidak menyatakan bahwa Warisan Budaya
Takbenda salah atau benar;
7. Komunitas memiliki hak atas Warisan Budaya Takbenda; dan
8. Melaksanakan Undang- undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan setelah Warisan Budaya Takbenda ditetapkan.

5.2.2. Kriteria Substansi Warisan Budaya Takbenda Indonesia


1. Merupakan identitas budaya dari satu atau lebih Komunitas Budaya;
2. Memiliki nilai-nilai budaya yang dapat meningkatkan kesadaran akan
jatidiri (pengampu budaya dan masyarakat Indonesia) dan persatuan
bangsa (inter relasi antar bangsa);
3. Memiliki kekhasan/ keunikan/langka dari suatu suku bangsa yang
memperkuat jatidiri bangsa Indonesia dan merupakan bagian dari
komunitas;
4. Merupakan living tradition dan collective memory yang berkaitan dengan
pelestarian alam, lingkungan, pengarusutamaan gender, pemuda, anak,
perdamaian, keamanan serta berguna bagi manusia dan kehidupan;
5. Warisan Budaya Takbenda yang memberikan dampak sosial, budaya,
ekonomi, dan politik dan mempunyai daya untuk berkembang;
6. Mendesak untuk dilestarikan (unsur/karya budaya dan pelaku) karena
peristiwa alam, bencana alam, krisis sosial, krisis budaya, krisis politik, dan
krisis ekonomi;
7. Menjadi sarana dan penjamin untuk pembangunan yang berkelanjutan;
8. Wilayah geografis persebaran diketahui;
9. Mengutamakan warisan budaya yang keberadaannya terancam punah;
10. Warisan budaya takbenda sudah diwariskan lebih dari 2 generasi (50 Tahun
atau lebih);
11. Warisan budaya takbenda harus didukung komunitas yang harus
didefinisikan dan diidentifikasikan secara jelas;
12. Tidak bertentangan dengan HAM, isu kesehatan dan peraturan perundang-
undangan yang ada di Indonesia;
13. Mendukung keberagaman budaya dan lingkungan alam;
14. Warisan Budaya Takbenda yang diusulkan harus berkaitan dengan
konteks.

5.2.3. Tim Penetapan


Tim Penetapan Warisan Budaya Takbenda terdiri dari 2 komponen yaitu:
1. Sekretariat WBTb
Sekretariat WBTb adalah pengumpul dan pengolah data secara
administratif sebelum diajukan untuk dibahas secara substantif oleh Tim
Ahli WBTb.

2. Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Indonesia


Tim Ahli adalah para ahli di bidang kebudayaan yang ditunjuk melalui SK
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan bertugas menilai
substansi usulan budaya takbenda yang diusulkan secara objektif, tidak
dapat diinterfensi oleh pihak manapun serta tidak memiliki kepentingan
apapun didalam penilaian.

5.2.4. Proses Penetapan


Proses dan prosedur teknis penetapan menjadi Warisan Budaya Takbenda
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pengusulan Warisan Budaya Takbenda
Provinsi mengusulkan OPK untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya
Takbenda dan berkoordinasi dengan kabupaten/kota atau komunitas
pemilik kebudayaan tersebut.
2. Seleksi Administrasi
Sekretariat Penetapan Warisan Budaya Takbenda melakukan seleksi
administrasi berupa kelengkapan isian borang dan kelayakan data
pendukung.
3. Penilaian
Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Indonesia melakukan penilaian berkas
pengusulan dengan memperhatikan substansi warisan budaya takbenda
yang terbagi dalam tahapan rapat penilaian usulan Warisan Budaya
Takbenda.
4. Verifikasi Data Warisan Budaya Takbenda
Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Indonesia melakukan verifikasi untuk
melakukan validasi data di lapangan. Verifikasi dilakukan oleh Tim Ahli
Warisan Budaya Takbenda dikarenakan dalam berkas pengusulan
ditermukan beberapa keraguan seperti keberadaan maestro, apakah usulan
tersebut sudah memenuhi kriteria usia penetapan minimal sudah
diwariskan sebanyak dua generasi, apakah proses transmisi nilai, makna,
dan fungsi dari karya budaya masih dilakukan, atau aspek-apek lain.
5. Sidang penetapan WBTb
Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda memiliki agenda untuk
memberikan hasil rekomendasi Penetapan Warisan Budaya Takbenda
kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui
Berita Acara Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda yang
ditandangani oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Direktur Pelindungan
Kebudayaan, Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda dan perwakilan dari
Provinsi seluruh Indonesia.
6. Penetapan Warisan Budaya Takbenda
Penetapan Warisan Budaya Takbenda dilakukan oleh Menteri yang tertuang
dalam Surat Keputusan Menteri Pendikkan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi, Kebudayan dan Riset Penetapan yang dicantumkan dalam
Sertifikat Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang diserahkan kepala
daerah provinsi seluruh Indonesia.
7. Laporan Periodik
Laporan Periodik dilakukan untuk melihat perkembangan WBTb yang telah
ditetapkan. Selain itu juga akan dilihat sejauh mana peran pemerintah
daerah, stakeholder serta para pelaku WBTb melakukan upaya-upaya
untuk melestarikannya baik dari segi pelindungan, pengembangan,
pemanfaatan serta pembinaannya. Setelah terlihat hasil perkembangan
WBTb dari laporan periodik tersebut pemerintah pusat maupun daerah
dapat mengambil kebijakan atau keputusan yang strategis guna
melestarikannya, terutama WBTb yang terancam punah.

5.3. Standar Operasional Pengusulan


5.3.1. Prioritas Usulan
a. Warisan Budaya Takbenda yang perlu pelindungan mendesak (berada di
daerah perbatasan dan atau terancam punah)
b. Warisan Budaya Takbenda yang mendukung keberagaman dan/ atau nilai
kemanusiaan (humanity)

5.3.2. Ketentuan dan Persyaratan Pengusulan Warisan Budaya Takbenda


Indonesia
1. Warisan Budaya Takbenda yang diusulkan merupakan karya budaya yang
telah tercatatat sebagai OPK dalam sistem Dapobud minimal pada tahun
sebelumnya.
2. Mengisi usulan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang terdiri atas:
a. Formulir penetapan WBTb Indonesia
b. Foto terbaru (5 buah)
c. Video Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang diusulkan
d. Naskah akademik
e. Daftar Komunitas, Asosiasi, Lembaga, Yayasan, Maestro
3. Melampirkan surat usulan Warisan Budaya Takbenda yang ditandatangani
oleh Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Kebudayaan.
4. Mengirimkan laporan pengelolaan WBTb Indonesia yang telah ditetapkan
pada tahun sebelumnya.

5.3.3. Data Dukung Pengusulan Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Formulir : Terisi dengan lengkap


1
Penetapan
Foto HD terbaru dan gambar dari sumber yang jelas
2 Foto/Gambar
: serta diberikan caption yang berkaitan dengan substansi
: a. Video minimal resolusi minimal 480p dengan sumber
yang jelas dan sesuai dengan substansi karya budaya
yang diusulkan
b. Sumber yang berasal dari sosial media (youtube,
3 Video
instagram, twitter, facebook dll) merupakan akun
pribadi/swasta/ harus disertai perizinan pemilik
akun
c. Video tidak bermuatan SARA , iklan dan politik
: Naskah akademik dapat berupan: skripsi, tesis,
4 Kajian disertasi, hasil penelitian yang telah terpublikasi, Buku,
Artikel, jurnal ilmiah lain
: Megnisi pengelolaan yang telah dilakukan 3 tahun
sebelum ditetapkan dan rencana aksi yang akan
5 Pengelolaan
dilakukan 3 tahun setelah ditetapkan dengan lampiran
rencana anggaran.

5.3.4. Formulir Penetapan Warisan Budaya Takbenda


1. Nama Warisan Budaya
a. Merupakan umum yang digungakan atau nama daerah dari warisan
budaya yang diajukan
b. Arti dari nama, termasuk penulisan dalam aksara dan dialek dari bahasa
yang bersangkutan.
2. Domain Warisan Budaya Takbenda
Domain usulan dapat di isi (centang) lebih dari satu namun harap memilih
1 (satu) domain yang menjadi prioritas dari warisan budaya yang diusulkan.
3. Kondisi Warisan Budaya yang diusulkan
Merupakan kondisi warisan budaya yang ada didalam masyarakat
pengampu budaya masih banyak atau sudah berkurang.
4. Lokasi dan persebaran karya budaya
Wilayah geografis persebaran warisan budaya tersebut yang dapat
mencakup beberapa kecamatan, kabupaten atau kota di suatu provinsi.
5. Identifikasi dan definisi
Dalam kolom Identifikasi dan Definisi mencakup:
a. Sejarah; harus dapat menjelaskan mengenai sejarah warisan budaya
secara umum yang menunjukan bahwa karya budaya tersebut telah
diwariskan minimal 2 gererasi dan telah berusia minimal 50 tahun
b. Deskripsi; menjabarkan mengenai deskripsi dari warisan budaya secara
jelas dan mendetail dan disesuaikan dengan domain prioritas yang
dipilih
c. Identifikasi; pengusul dapat menjelaskan mengenai karakteristik
masyarakat dan atau pengampu serta proses transmisi pengetahuan
sebagai usaha pelestarian warisan budaya.
d. Posisi warisan budaya dalam masyarakat terkait sistem organisasi
sosial
e. Nilai, Makna dan Fungsi Warisan Budaya
Penjelasan tentang fungsi sosial dan budaya serta makna saat ini,
penggunaan/pemanfaatan warisan budaya yang sedang berlangsung
dan untuk masyarakat di masa mendatang:
1) Nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya
2) Makna yang terkandung dalam warisan budaya
3) Fungsi Budaya
4) Fungsi Sosial
5) Fungsi Ekonomi (bila ada)
6) Fungsi Teknomik (bila ada)
6. Upaya Pelestarian Warisan Budaya (Mengacu Pada 4 Pilar UU Pemajuan
Kebudayaan)
Upaya pelestarian yang dimaksud berupa langkah-langkah dalam upaya
memastikan keberlangsungan warisan budaya yang mencakup:
a. Inisiatif yang telah dan sedang dilakukan dalam upaya pelestarian yang
dilakukan oleh komunitas, kelompok dan individu (jika ada).
b. Upaya pelindungan yang telah dan sedang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap warisan budaya.
c. Bentuk bentuk pelindungan dan pelestarian yang perlu dijelaskan
antara lain:
1) Pewarisan, melalui pendidikan formal, informal dan non-formal
2) Identifikasi, dokumentasi, penelitian
3) Preservasi, perlindungan
4) Promosi, peningkatan
5) Revitalisasi.
7. Nama komunitas/ organisasi/ asosiasi/ badan/ paguyuban/ kelompok
sosial/ atau perorangan yang bersangkutan
Merupakan nama dari komunitas/ organisasi/ asosiasi/ badan/
paguyuban/ kelompok sosial/ atau perorangan yang memiliki kaitan dalam
upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan dari warisan budaya
yang bersangkutan.
8. Guru budaya/maestro
Merupakan perorangan yang memiliki pengetahuan yang diperoleh dari
generasi sebelumnya serta melakukan proses transmisi/pewarisan ke
generasi berikutnya.

5.3.5. Rencana Aksi


Rencana aksi yang dimaksud berupa langkah-langkah konkret dalam upaya
memastikan keberlangsungan warisan budaya takbenda yang diusulkan
1. Rancangan rencana aksi yang akan dilakukan oleh masyarakat pengampu
warisan budaya, komunitas budaya, organisasi masyarakat madani,
budayawan dan lainnya.
2. Usulan rencana aksi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah
yang terkait.
3. Langkah-langkah dukungan pemerintah terhadap upaya pelindungan
warisan budaya takbenda.

5.3.6. Kontribudsi Warisan Budaya dalam Lingkup Lokal dan Nasional


1. Kontribusinya terhadap visibilitas dan peningkatan kesadaran akan nilai-
nilai penting warisan budaya tersebut pada tingkat lokal dan nasional
2. Usaha yang akan dicapai dalam upaya mendorong dialog/komunikasi antar
komunitas maupun masyarakat secara lokal dan nasional
3. Peningkatan terhadap penghormatan keanekaragaman budaya dan
kreatifitas manusia
4. Penjelasan tentang nilai penting dari warisan budaya yang akan diusulkan
bagi komunitas, masyarakat baik di tingkat lokal maupun nasional.
5. Penjelasan bagaimana warisan budaya yang akan diusulkan dapat
mendorong dialog/komunikasi antar komunitas maupun masyarakat.

5.4. Gambaran Umum Cagar Budaya


5.4.1. Pengertian Cagar Budaya
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 menjelaskan pengertian cagar budaya
adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,
Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan
Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Cagar Budaya sebagai warisan budaya berarti bahwa benda, bangunan,


struktur, lokasi, dan satuan ruang geografis yang dimanfaatkan atau dihasilkan
oleh manusia berasal dari masa lalu. Warisan ini dapat berada di dataran kering
atau di dalam air yang memiliki nilai penting untuk menjelaskan kehadiran
manusia dan aktivitasnya di masa lalu. Oleh karena itu nilai penting cagar
budaya tidak sekedar dinilai berdasrkan usianya akan tetapi juga perannya bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan juga kebudayaan.

Akses pendaftaran ke dalam Register Nasional hanya berlaku bagi objek-objek


yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya berdasarkan surat keputusan
Menteri, Gubernur, Bupati, atau Wali Kota. Ketentuan pendaftaran yang diatur
di dalam Petunjuk Teknis ini tidak mencakup benda, bangunan, struktur,
lokasi, dan satuan ruang geografis yang belum ditetapkan sebagai cagar
budaya. Namun demikian, proses pendaftaran dan penmyimpanannya di dalam
database di instansi Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dapat
diselaraskan seseuai kewenangan masing-masing untuk mencapai sasaran
nasional pencatatannya ke dalam Register Nasional Cagar Budaya.

5.4.2. Kriteria
Kategori pada Cagar Budaya memiliki kriteria masing-masing, kriteria tersebut
diantaranya sebagai berikut;
1. Benda Cagar Budaya
a) Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih. Penentuan umur 50 tahun
merupakan hasil penelitian berdasarkan:
1) angka tahun yang tertera pada benda yang bersangkutan;
2) keterangan yang berasal dari sumber tertulis dan/atau lisan; dan/atau
3) analisis laboratorium atas bahannya.
b) Mewakili masa gaya yang berlaku dalam masyarakat paling singkat
berusia 50 (lima puluh) tahun. Hal ini dapat diketahui antara lain dari
kecenderungan-kecenderungan, kebiasaan, konsep, aturan, atau tradisi
yang berlaku pada masa lalu dipengaruhi oleh kebudayaan, agama,
kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, dan/atau material yang
digunakan. Misalnya cand-candi bergaya Majapahit yang dibangun para
era kejayaan kerajaan kuno ini atau mengambil karakter candi-candi
untuk membangun candi di masa yang kemudian. Atau perabot rumah
tangga seperti meja dan kursi yang dibuat pada tahun 1960-an tetapi
menyontoh bentuk-bentuk buatan tahun 1920-an.
c) Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan
1) Benda yang memiliki arti khusus bagi sejarah, adalah benda-benda
dipergunakan atau berada terkait peristiwa sejarah tertentu. Misalnya
tandu yang dipergunakan oleh Panglima Besar Soedirman ketika
melakukan perang grilya si wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
pada tahun 1948, atau keris milik Sultan Hasanuddin ketika melawan
VOC tahun 1663-1667.
2) Benda yang memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan adalah benda-
benda yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus menggunakan
ilmu pengetahuan lama berasal dari luar maupun dari dalam
komunitas pembuatnya. Misalnya kincir air untuk kepentingan irigasi
pertanian, atau kapak batu yang dihasilkan melalui proses penatakan
dan penggosokan.
3) Benda yang memiliki arti khusus bagi pendidikan adalah benda-benda
yang dipergunakan untuk mendukung pendidikan atau berkonotasi
dengan kegiatan belajar dan mengajar di masa lalu. Misalnya meja dan
bangku sekolah, lemari perpustakaan, buku pelajaran, kapur tulis,
atau alat-alat peraga pendidikan.
4) Benda yang memiliki arti khusus bagi agama adalah semua benda yang
dipergunakan dalam peribadatan, sebagai simbol agama, atau kitab-
kitab berisikan ajaran agama. Misalnya timpat duduk imam di dalam
masjid, arca dewa, salib di puncak gereja, genta pendeta, menhir, lingga
dan yoni, gambar-gambar atau pahatan yang dibuat untuk
kepentingan agama.
5) Benda yang memiliki arti khusus bagi kebudayaan adalah benda-benda
yang secara umum merupakan manifestasi pemikiran manusia,
dipengaruhi oleh latar kebudayaan dari komunitas yang
menghasilkannya. Berdasarkan ciri-ciri khusus yang menyatu dengan
benda dapat diketahui misalnya terdapat benda-benda tertentu yang
dihasilklan oleh masyarakat Bali, Jawa, Papua, atau Minahasa masa
lalu. Ciri ini dapat diketahui dari tampilan gaya seni, bentuk, wujud,
warna, bahan, atau pola-pola berciri khas yang menjadi identitas
masing-masing kebudayaan. Alat musik gondang di masyarakat Batak
mempunyai bentuk dan ukuran berbeda dengan kendang di
masyarakat Jawa, meskipun keduanya dapat dikelompokkan sebagai
alat musik ritmis.
d) Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa umumknya
berkonotasi politik negara dengan kebudayaan-kebudayaan yang hidup
di wilayah Indonesia. Misalnya wayang kulit, tenun ikat, angklung, atau
keris yang memiliki akar kuat dalam kebudayaan suku-suku bangsa
Indonesia. Atau benda-benda yang dikenal oleh bangsa lain tetapi secara
khas dihasilkan di Indonesia seperti noken di Papua, nekara perunggu
berhias tokoh-tokoh wayang dari kepulauan Maluku, alat musik
kolintang asal Sulawesi Utara dan Minahasa, atau kapak batu prasejarah
tipe sumatralith yang hanya dibuat di Sumatera.
e) Berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yang dimanfaatkan
oleh manusia, serta sisa-sisa biota yang dapat dihubungkan dengan
kegiatan manusia dan/atau dapat dihubungkan dengan kebutuhan
manusia. Pengertian dari benda buatan manusia adalah benda-benda
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus manusia. Misalnya
kapak batu untuk menebang pohon, arit untuk memotong rumput, jarum
untuk menjahit, atau sepatu untuk melindungi telapak kaki. Adapun
pengertian dari dimanfaatkan oleh manusia adalah benda-benda alam
yang dimanfaatkan sebagaimana adanya tanpa melalui proses
pembentukan atau pembuatan. Misalnya batu bulat penggiling rempah
yang diambil dari sungai, cangkang kerang sebagi tempat air, batu halus
untuk mengasah pisau, kayu bakar, atau daun pembungkus makanan.
Bahan-bahan yang digunakan dapat berasal dari tanaman atau hewan,
atau bahan-bahan abiota seperti tanah, batu, pasir, fosil, lempung, atau
logam yang tersedia di alam.
f) Bersifat bergerak atau tidak bergerak umumnya berukuran relatif kecil
dan ringan. Misalnya mata uang, perhiasan, kursi, meja, guci, piring,
mangkuk, nekara, arca, atau pena. Sebaliknya benda-benda yang tidak
bergerak, umumnya berukuran besar, berat, dan ketika dibuat memang
tidak dimaksudkan untuk mudah dipindah-pindahkan. Misalnya menhir,
sarkofagus, yoni, dan tiang rumah. Termasuk kedalam jenis benda yang
tidak bergerak adalah benda-benda yang dibuat sebagai kesatuan
(integral) bangunan atau strktur. Misalnya arca yang dibuat menyatu
dengan dinding candi, pancuran air yang menjadi pelengkap kolam, atau
bis beton untuk melapis dinding sumur.

2. Bangunan Cagar Budaya


1) Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih. Penentuan umur 50 tahun
merupakan hasil penelitian berdasarkan:
a) angka tahun yang tertera pada bangunan;
b) keterangan dari sumber tertulis dan/atau lisan; atau
c) analisis laboratorium atas bahannya.
2) Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun. Masa
gaya merupakan ciri khusus yang ada pada karakter bangunan
berdasarkan kecenderungan-kecenderungan, kebiasaan, konsep, aturan,
atau tradisi yang berlaku pada masa lalu masa lalu. Misalnya gaya
bangunan Tongkonan di Sulawesi yang sebagai warisan budaya
msayarakat Toraja ternyata tidak semuanya sama bentuk dan
ukurannya, tergantung dari komunitas suku yang mendirikannya.
Demikian pula halnya dengan bangunan honai di Papua, atau omo di
Nias. Meskipun terlihat sama tetapi masa pendirian yang berbeda
menghasilkan rincian bangunan yang berbeda pula, misalnya pada
perbedaan motif hiasan atau tata ruang di dalam bangunan. Gaya
bangunan art deco, indis, dan jengki umumnya dikenal pada karya
aksitektur Eropa di Indonesia yang menerima pengaruh budaya lokal.
Jendla-jendela bangunan gaya ini dibuat tinggi dan lebar, demikian pula
bentuk atap yang relatif miring untuk mengantisipasi tingginya curah
hujan.
3) Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan.
a) Bangunan yang memiliki arti khusus bagi sejarah, adalah bangunan
yang memiliki kaitan dengan tokoh sejarah atau peristiwa sejarah.
Misalnya: rumah proklamator; rumah pengasingan pahlawan
nasional, gedung MPR, atau Gedung Sumpah Pemuda;
b) Bangunan yang memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan, adalah
bangunan yang dipergunakan atau menjadi fasilitas untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Misalnya gedung teropong
bintang Boscha di Lembang atau gedung Artsen Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga di Surabaya. Reaktor nukilir Kartika di
Yogyakarta dapat dikelompokkan pula sebagai bangunan dengan arti
khusus bagi ilmu pengetahuan;
c) Bangunan yang memiliki arti khusus bagi pendidikan adalah
bangunan yang digunakan untuk menyelanggarakan atau mefasilitasi
kegiatan belajar dan mengajar. Misalnya bangunan STOVIA di
Jakarta, Sekolah Boedi Oetomo dan Taman Siswa di Yogyakarta,
Museum Siwalima di Ambon, atau Akademi Kepolisian di Semarang;
d) Bangunan yang memiliki arti khusus bagi agama umumnya dibangun
sebagai tempat ibadah atau tempat diselenggarakannya kegiatan
ritual. Misalnya candi, masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng;
e) Bangunan yang memiliki arti khusus bagi kebudayaan memiliki
konotasi yang luas yaitu semua jenis bangunan yang digunakan
untuk kepentingan, atau memfasilitiasi kegiatan, atau menjadi
tempat berlangsungnya kegiatan kebudayaan. Misalnya galeri,
museum, bioskop, atau bangunan-bangunan non spesifik yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya akivitas kebudayaan.
Rumah betang sebagai rumah komunal di Kalimantan atau istana-
istana di Sumatara dan Kalimantan tempat diselenggarakannya
kegiatan kebudayaan dapat dikategorikan pula sebagai bangunan
dengan arti khusus kebudayaan.
4) Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa, yaitu
bangunan-bangunan yang dikenali sebagai karya budaya bangsa
Indonesia. Misalnya bangunan pendopo di pulau Jawa, bangunan
wantilan di Bali, mbaru niang di Flores, ammu pe di pulau Sabu, atau
Gedung MPR di Jakarta yang tidak ditemui di daerah lain atau negara
lain,
5) Berunsur tunggal atau banyak
a) Bangunan berunsur tunggal adalah bangunan yang dibuat dari satu
jenis bahan dan tidak mungkin dipisahkan dari kesatuannya.
Misalnya: bangunan candi;

Gambar 22: Candi Jabung


b) Bangunan berunsur banyak adalah bangunan yang dibuat lebih dari
satu jenis bahan dan dapat dipisahkan dari kesatuannya. Misalnya:
masjid, gereja, pura, kelenteng;

Gambar 23: Gereja Blenduk


6) Berdiri bebas atau menyatu dengan formasi alam
a) Bangunan yang tidak terikat dengan formasi alam kecuali yang
menjadi tempat kedudukannya, contohnya: candi, masjid, gereja,
pura, kelenteng, keraton bangunan hunian, bangunan publik;

Gambar 24: Lawang Sewu


b) Bangunan yang menyatu dengan formasi alam adalah struktur yang
dibuat di atas tanah atau pada formasi alam lain baik separuh atau
keseluruhan. contohnya: Candi Ceta di Karanganyar Jawa Tengah,
Candi Ratu Boko Yogyakarta, Candi Ijo Yogyakarta, Pura Besakih
Karangasem Bali.
Gambar 25: Candi Cetho

3. Struktur Cagar Budaya


1) Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih. Penentuan umur 50 tahun
merupakan hasil penelitian berdasarkan:
a) Angka tahun yang tertera pada struktur yang bersangkutan;
b) Keterangan sejarah yang berasal dari sumber tertulis dan/atau lisan;
atau
c) Analisis laboratorium atas bahannya.
2) Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun,
contohnya: Candi Tikus di Trowulan bergaya arsitektur masa Majapahit.
Masa gaya merupakan ciri khusus yang ada pada karakter struktur
berdasarkan masa atau letak geografis tertentu;
3) Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan
a) Struktur yang memiliki arti khusus bagi sejarah, contohnya:
Monumen Peringatan Tsunami di Aceh karena memperingati peristiwa
tsunami tahun 2004;
b) Struktur yang memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan,
contohnya: Kanal di Muara Jambi, Kolam Segaran di Trowulan;
c) Struktur yang memiliki arti khusus bagi pendidikan, contohnya:
punden berundak, Batu Lompat di Nias;
d) Struktur yang memiliki arti khusus bagi agama, contohnya: punden
berundak, Candi Sukuh di Jawa Tengah, Candi-Candi di Muara
Jambi, Candi Muara Takus di Riau, Petirthaan Belahan di Jawa
Timur, Pura di Bali;
e) Struktur yang memiliki arti khusus bagi kebudayaan, contohnya:
Punden Berundak di Lebak Sibeduk Banten, Batu Lompat di Nias,
Tebing Makam di Toraja;
4) Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa, contohnya:
Monumen Pembebasan Irian Barat, Tugu Muda di Semarang;
Gambar 26: Tugu Muda
5) Berunsur tunggal atau banyak
a) Struktur berunsur tunggal adalah struktur yang dibuat dari satu jenis
bahan dan tidak mungkin dipisahkan dari kesatuannya. Contohnya:
punden berundak di Lebak Sibeduk, Punden Berundak
Pangguyangan di Jawa Barat, Candi Borobudur, Candi Sukuh, Sumur
Jobong di Trowulan, Batu Lompat di Nias, jalan setapak menuju
Candi Gunung Kawi di Tampak Siring Bali;

Gambar 27: Candi Sukuh


b) Struktur berunsur banyak adalah struktur yang dibuat dari lebih dari
satu jenis bahan dan dapat dipisahkan dari kesatuannya. Contohnya:
Jembatan Kota Intan di Jakarta, Jembatan Ampera di Palembang, Rel
Trem di Kota Tua Jakarta;

Gambar 28: Jembatan Ampera

4. Situs Cagar Budaya


Lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya apabila:
1) Mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau
Struktur Cagar Budaya; dan
2) Menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.
Situs Gunung Padang

5. Kawasan Cagar Budaya


Satuan ruang geografis dapat ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya
apabila:
1) Mengandung 2 (dua) Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya
berdekatan;
2) Berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia berusia paling sedikit
50 (lima puluh) tahun;
3) Memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada masa lalu berusia
paling sedikit 50 (lima puluh) tahun;
4) Memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada proses pemanfaatan
ruang berskala luas;
5) Memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya; dan
6) Memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung bukti kegiatan
manusia atau endapan fosil.

Muarajambi

Kota Tua Jakarta

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 juga memberi tempat bagi benda,


bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang tidak
memenuhi kriteria cagar budaya, tetapi memiliki arti khusus bagi
masyarakat atau bangsa Indonesia, untuk diusulkan sebagai Cagar
Budaya. Arti khusus tersebut dapat merupakan simbol pemersatu,
kebanggaan, dan jati diri bangsa, atau yang merupakan peristiwa luar biasa
berskala nasional atau dunia.

5.4.3. Register Nasional Cagar Budaya


Sistem Data Pokok Kebudayaan merupakan perwujudan dari Register Nasional
Cagar Budaya. Pendataan cagar budaya yang dilakukan secara terintegrasi
melalui Sistem Dapobud menjadi data awal untuk proses penetapan sekaligus
daftar resmi kekayaan budaya bangsa berupa Cagar Budaya yang berada di
dalam dan di luar negeri.

5.5. Prinsip dan Etika Penetapan


5.5.1. Prinsip Penetapan
Penetapan Cagar Budaya dilakukan berdasarkan atas adanya kebutuhan untuk
melindungi warisan budaya bersifat kebendaan, menghormati kepemilikan,
memperoleh kepastian hukum, mempertahankan kekayaan budaya bangsa,
memperkuat kepribadian bangsa, dan memenuhi kriteria Cagar Budaya.
Prinsip-prinsip penetapan adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan asas keadilan, asas kemanfaatan, asas partisipatif, asas
transparansi, dan asas akuntabilitas, serta tidak diskrimitatif; dan
b. Penetapan Cagar Budaya dilakukan tanpa dipungut biaya.
5.5.2. Etika Penetapan
Dalam melakukan penetapan Cagar Budaya, harus memperhatikan beberapa
hal diantaranya:
a. Menaati peraturan perundnag-undangan tentang penetapan Cagar Budaya
dan kode etik profesi.
b. Nilai kejujuran, kebenran, keseimbangan, objektif, dan mengutamakan
asas keaslian.
c. Menyampaikan dengan jelas tujuan, proses, dan manfaat penetapan Cagar
Budaya.

5.6. Prosedur Penetapan Cagar Budaya


5.6.1. Alur Penetapan Cagar Budaya
Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya,
adapun alur penetapan Cagar Budaya sebagai berikut:
5.6.2. Proses Penetapan Cagar Budaya
Penetapan Cagar Budaya melibatkan Tim Verifikasi dan Validasi serta Tim Ahli
Cagar Budaya. Adapun proses penetapan meliputi :
1. Pemeriksaan Kelengkapan Data
Data objek yang akan diusulkan sebagai cagar budaya pada Sistem Data
Pokok Kebudayaan diperiksa meliputi pemeriksaan kelengkapan data,
identitas objek, deskripsi objek dan data dukung objek.
2. Verifikasi dan Validasi
Tim Verifikasi dan Validasi Dapobud selanjutnya melakukan verifikasi
berkas pendaftaran yang akan dikaji kelayakannya sebagai cagar budaya
atau bukan cagar budaya.
3. Kajian
Tim Ahli Cagar Budaya melakukan kajian melalui identifikasi dan klasifikasi
terhadap benda, bangunan, struktur, lokasi, dan satuan ruang geografis
yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.
4. Penetapan
Bupati/Walikota/Gubernur atau Menteri mengeluarkan surat keputusan
penetapan status cagar budaya berdasarkan rekomendasi TACB melalui
hasil kajian.
5. Pemeringkatan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan pemeringkatan Cagar
Budaya berdasarkan kepentingannya menjadi peringkat nasional, peringkat
provinsi, dan peringkat kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Tim Ahli
Cagar Budaya.

5.6.3. Pemeringkatan Cagar Budaya


Cagar Budaya yang telah ditetapkan dapat diberikan peringkat. Pemberian
peringkat tersebut didasarkan kepada Pasal 41 - 47 Undang - Undang No.10
Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Pemeringkatan dilakukan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dengan disesuaikan kepentingannya.
1. Syarat CB Peringkat Nasional
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi peringkat Nasional apabila
memenuhi syarat berikut:
a. wujud kesatuan dan persatuan bangsa;
b. karya adiluhung yang mencerminkan kekhasan kebudayaan bangsa
Indonesia;
c. Cagar Budaya yang sangat langka jenisnya, unik rancangannya, dan
sedikit jumlahnya di Indonesia;
d. bukti evolusi peradaban bangsa serta pertukaran budaya lintas negara
dan lintas daerah, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di
masyarakat; dan/atau
e. contoh penting kawasan permukiman tradisional, lanskap budaya,
dan/atau pemanfaatan ruang bersifat khas yang terancam punah.
2. Syarat CB Peringkat Provinsi
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya peringkat provinsi
apabila memenuhi syarat:
a. mewakili kepentingan pelestarian Kawasan Cagar Budaya lintas
kabupaten/kota;
b. mewakili karya kreatif yang khas dalam wilayah provinsi;
c. langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit jumlahnya di provinsi;
d. sebagai bukti evolusi peradaban bangsa dan pertukaran budaya lintas
wilayah kabupaten/kota, baik yang telah punah maupun yang masih
hidup di masyarakat; dan/atau
e. berasosiasi dengan tradisi yang masih berlangsung.
3. Syarat Cagar Budaya Kabupaten/Kota
Cagar Budaya dapat ditetapkan menjadi Cagar Budaya peringkat
kabupaten/kota apabila memenuhi syarat:
a. sebagai Cagar Budaya yang diutamakan untuk dilestarikan dalam
wilayah kabupaten/kota;
b. mewakili masa gaya yang khas;
c. tingkat keterancamannya tinggi;
d. jenisnya sedikit; dan/atau
e. jumlahnya terbatas.
BAB 7
PENGGUNAAN APLIKASI DATA POKOK KEBUDAYAAN

7.1. Pengenalan dan Pengertian Antarmuka


Aplikasi Dapobud dapat diakses melalui browser dengan menggunakan akun
masing-masing melalui tautan https://dapobud.kemdikbud.go.id/web saat
terkoneksi dengan Internet, sehingga data dapat terkoneksi langsung dengan
server pusat. Selain itu, Dapobud juga tersedia dalam bentuk Aplikasi berbasis
windows desktop yang dapat diinstal dan digunakan untuk mendata saat tidak
terhubung dengan jaringan Internet.

7.1.1. Pengenalan Dashboard Dapobud

Dashboard Dapobud

Sebagai pembuka aplikasi, Dashboard merupakan bagian utama yang akan


tersaji. Dashboard Aplikasi Dapobud terdiri atas bilah sisi dan layar utama.
Pada bilah sisi terdapat menu beranda, pendataan, verifikasi dan validasi, serta
menu penetapan. Menu pendataan terdiri dari berbagai pilihan data
kebudayaan, yaitu OPK, Cagar Budaya, Tenaga Kebudayaan, Lembaga
Kebudayaan, serta Sarana dan Prasarana. Menu Layar utama dashboard
menampilkan statistik data dan rekapitulasi data Dapobud.

7.1.2. Pengenalan Antarmuka


Dalam Aplikasi Dapobud ada beberapa simbol yang akan muncul pada
antarmuka, adapun simbol-simbol yang dijelaskan di bawah ini adalah simbol
yang tidak memiliki penjelasan pada sistem antarmuka Aplikasi Dapobud.
Simbol tersebut adalah:
No. Simbol Makna

1. Tombol plus, berarti menambahkan data


tambahan berupa tag, dapat ditemukan dalam
proses pendataan

2. Tombol sinkronisasi, berarti proses sinkronisasi


data yang dapat ditemukan dalam menu
pendataan serta menu verifikasi dan validasi

3. Tombol cari, digunakan untuk mencari data

4. Tombol edit, digunakan untuk mengubah data

5. Tombol delete, digunakan untuk menghapus


data

6. Tombol opsi, untuk menampilkan opsi


tambahan pada menu hak akses

7.1.3. Daftar Istilah


Dalam Dapobud ada beberapa istilah yang akan muncul pada antarmuka,
adapun istilah-istilah tersebut adalah:

No. Istilah Penjelasan

1. Akun Catatan tentang nama pengguna, kata


sandi, dan hak akses untuk mengakses
jaringan atau sistem daring

2. Kata sandi kata kunci yang digunakan sebagai


(password) pengaman akun untuk mendapatkan akses
masuk akun Anda.

3. Captcha tantangan isian untuk membedakan


apakah Anda manusia atau bot

4. SSO Single Sign On adalah teknologi yang


memungkinkan pengguna masuk ke dalam
banyak sistem dengan menggunakan satu
akun saja.

5. Dashboard Tampilan awal aplikasi, pada tampilan ini


seluruh opsi tersedia

6. Bilah sisi Panel yang terletak di sebelah kiri


dashboard, yang mencakup semua menu
utama dan menampilkan nama pengguna

7. Menu Cepat Tombol pintasan yang digunakan untuk


mengakses beberapa kategori borang

8. Tag Merupakan bentuk data tambahan non


substansial

7.2. Cara Menginstall Aplikasi Dapobud


7.2.1. Persiapan Instalasi Aplikasi Dapobud
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum menginstal aplikasi Dapobud berbasis
desktop adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Sistem operasi yang telah terpasang pada PC/laptop mendukung


Aplikasi yang akan diinstall. Aplikasi Dapobud dapat digunakan pada sistem
operasi Windows 7, 8, dan 10. Saat ini Aplikasi Dapobud belum mendukung
sistem operasi selain Windows (Mac OS, Linux, dll).
Langkah 2: Pastikan free space memory pada PC/laptop mencukupi untuk
melakukan instalasi Aplikasi Dapobud.
Langkah 3: Pastikan PC/laptop terkoneksi dengan internet yang stabil untuk
proses sinkronisasi data pada Aplikasi Dapobud.

7.2.2. Petunjuk Instalasi Aplikasi Dapobud


Untuk menginstall Aplikasi Dapobud, pengguna dapat masuk pada tautan
https://dapobud.kemdikbud.go.id. Kemudian pilih menu “Unduh Aplikasi
Dapobud” untuk mendapatkan paket instalasi Aplikasi Dapobud berupa Buku
Panduan Pendataan Aplikasi Dapobud, Installer Aplikasi Dapobud dan
Password Install Aplikasi Dapobud. Berikut adalah cara menginstal Aplikasi
Dapobud.

Langkah 1: Unduh installer Aplikasi Dapobud, kemudian double click untuk


memulai pemasangan pada PC/laptop.

Langkah 2: Lakukan ekstraksi file zip installer Aplikasi Dapobud, double click
kemudian pilih yes.
Langkah 3: Masukan password sesuai dengan petunjuk yang tersedia, lalu klik
tombol next.

Langkah 4: Selanjutnya ikuti petuntuk instalasi dengan memilih tombol next


dan tunggu hingga proses instalasi selesai.

Langkah 5: Aplikasi Dapobud siap digunakan.

Perlu diingat bahwa Dapobud versi windows desktop dapat menyimpan data
meskipun PC/laptop Anda tidak koneksi internet. Namun, apabila sudah bisa
terkoneksi dengan internet, Anda dapat menggunakan tombol sinkronisasi
untuk menyimpan data ke server pusat.

7.3. Cara Mengisi Borang Daring Pada Aplikasi Dapobud


Untuk mengisi Borang Daring di Aplikasi Dapobud, pengguna dapat masuk
pada tautan https://dapobud.kemdikbud.go.id/ melalui browser, setelah
laman terbuka secara sempurna, kemudian klik tombol registrasi untuk masuk
ke halaman daftar akun SSO.

7.3.1. Pendaftaran SSO


Single Sign On atau SSO adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk
masuk ke dalam banyak sistem dengan menggunakan satu akun saja. SSO
kebudayaan dibutuhkan untuk mengisi aplikasi Dapobud. SSO Kebudayaan
akan terhubung ke beberapa aplikasi kebudayaan lainnya. Berikut ini adalah
langkah-langkah pendaftaran akun SSO.

Langkah 1: Klik tombol register atau masuk ke alamat


https://sso.dapobud.kemdikbud.go.id/user/register
Langkah 2: Isi nama di kolom nama dan nomor telepon di kolom nomor telepon

Langkah 3: Klik kolom kategori, dan pilih kategori sesuai kebutuhan Anda.

Jika Anda memilih Provinsi, maka akan muncul kolom Provinsi dan pilih salah
satu.

Langkah 4: Isi email yang aktif dan isi password yang mudah diingat. Pastikan
bahwa password hanya berisi karakter alfabet dan angka saja (alphanumeric).
Langkah 5: Isi kolom sesuai captcha, apabila captcha tidak terbaca atau terlalu
lama didiamkan, silahkan klik gambar captcha untuk mendapatkan captcha
yang terbaru, lalu klik kotak centang i Accept kemudian klik sign up.

Langkah 6: Tunggu email berisi tautan verifikasi, biasanya email ini akan
berada di folder spam, kemudikan klik tautan yang berikan. Hingga tahap ini
akun SSO Anda telah aktif.

Langkah 7: Untuk mengaktifkan akun Dapobud Anda, silahkan kirim surat


tugas berisi nama dan alamat email penginput yang Anda daftarkan di SSO
sebelumnya, yang sudah ditandatangani oleh anggota pencatatan ke alamat
email dapobud@kemdikbud.go.id. Format surat tugas mengacu pada juknis
pembentukan tim Dapobud.

Langkah 8: Konfirmasi pengiriman surat tugas Anda ke nomor 085862501654


atau 082213579303, kemudian akun Dapobud anda siap digunakan.

7.4. Sistematika Pengisian Borang Daring


7.4.1. Borang Objek Pemajuan Kebudayaan
Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) melingkupi pendataan tradisi
lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi
tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional. Pada
Aplikasi Dapobud, Anda dapat melakukan pendataan OPK berdasarkan
langkah-langkah berikut.

Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik OPK kemudian pilih tombol plus
untuk menambahkan data baru.
Langkah 2: Isi nama Dapobud, sesuai dengan data yang Anda miliki. Jika nama
Dapobud belum terdaftar, klik “tambahkan nama baru” sehingga nama
Dapobud yang Anda inputkan bisa didaftarkan.

Langkah 3: Pilih tag OPK sesuai kebutuhan, Anda bisa memilih lebih dari 1 tag
karena dapobud memiliki sistem register jamak (multi tagging). Selanjutnya klik
tombol lock.
Langkah 4: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.

Langkah 4: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi, atau klik simpan.

Langkah 5: Apabila memilih kirim untuk diverifikasi, maka akan muncul


tampilan pada menu OPK “menunggu verifikasi”. Jika memilih simpan maka
data akan tersimpan dengan keterangan “belum diverifikasi”.
7.4.2. Borang Cagar Budaya
Borang Cagar Budaya merupakan menu untuk mengisi mengenai data cagar
budaya. Menurut UU No 11 Tahun 2010 Cagar budaya adalah warisan budaya
bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di
darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.

Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik Cagar Budaya kemudian pilih


tombol tambah data untuk menambahkan data baru.

Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi, atau simpan.

Langkah 4: Anda juga bisa melakukan pendataan Cagar Budaya melalui menu
cepat Tambah Data Cagar Budaya.
Langkah 5: Apabila memilih kirim untuk diverifikasi, maka akan muncul
tampilan pada menu Cagar Budaya “menunggu verifikasi”. Jika memilih simpan
maka data akan tersimpan dengan keterangan “belum diverifikasi”.

7.4.3. Borang Tenaga Kebudayaan


Borang Cagar Budaya merupakan menu untuk mengisi data mengenai tenaga
kebudayaan. Tenaga Kebudayaan merupakan Sumberdaya Manusia
Kebudayaan yang bergiat, bekerja, dan/atau berkarya dalam bidang yang
berkaitan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan. Objek pemajuan kebudayaan
atau OPK sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
2017 adalah unsur Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan
Kebudayaan.

Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik Tenaga Kebudayaan kemudian


pilih tombol plus untuk menambahkan data baru.

Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.

7.4.4. Borang Lembaga Kebudayaan


Borang Lembaga Kebudayaan merupakan menu untuk mengisi data mengenai
lembaga kebudayaan. Lembaga Kebudayaan merupakan lembaga publik dalam
suatu negara yang berperan dalam pemajuan budaya, ilmu pengetahuan, seni,
lingkungan, dan pendidikan pada masyarakat yang ada pada suatu daerah atau
negara. Lembaga kebudayaan merupakan elemen lain yang dapat berperan
serta dalam pelestarian seni dan budaya.

Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik Lembaga kebudayaan kemudian


pilih tombol plus untuk menambahkan data baru.
Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.

Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.
7.4.5. Borang Sarana dan Prasarana Kebudayaan
Borang Sarana dan Prasarana Kebudayaan merupakan menu untuk mengisi
data mengenai sarana dan prasarana kebudayaan. Sarana dan Prasarana
Kebudayaan adalah fasilitas penunjang terselenggaranya aktivitas Kebudayaan,
antara lain museum, ruang pertunjukan, galeri, sanggar, bioskop publik,
perpustakaan, taman kota, kebun raya, gelanggang, dan taman budaya.

Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik Sarana dan Prasarana Kebudayaan


kemudian pilih tombol plus untuk menambahkan data baru.

Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.

7.5. Cara Mengumpulkan Dokumentasi


7.5.1. Identifikasi Dokumen Digital
Dokumen digital yang digunakan dalam aplikasi Dapobud dapat dibedakan
dalam beberapa jenis sebagaimana berikut ini:
1. File PDF
Merupakan jenis file-container yang dapat berisi teks, grafik, foto, maupun
kombinasi dari ketiganya.
2. File Image
Merupakan jenis file yang berisi foto.
3. File Audio
Merupakan jenis file yang berisi suara saja.
4. File Audio-Video
Merupakan jenis file yang berisi suara dan gambar hidup.
7.5.2. File PDF
Sebagai salah satu jenis file-container yang dapat berisi teks, grafik, foto,
maupun kombinasi dari ketiganya, file PDF yang dapat digunakan dalam
Dapobud memiliki keterangan teknis/non-teknis sebagai berikut:
A. File-format : PDF (Portable Document Format)
B. File-extension : .pdf
C. PDF-security-mode : no-security
D. Kualitas cetak minimum : 300 dpi
E. Contoh penggunaan : Dokumen Peraturan/Perundangan, Laporan
Pelaksanaan, Hasil scan (SK, Undangan,Daftar
Hadir, dll.), dsb.
F. Penamaan file : sesuai dengan isi

7.5.3. File Image


Jenis file Image yang dapat digunakan dalam Aplikasi Dapobud memiliki
keterangan teknis/non-teknis sebagai berikut:
A. File-format : JPEG (Joint Photographic Experts Group)
B. File-extension : .jpeg / .jpg
C. Kualitas foto minimum : 5MP (MegaPixels)
D. Contoh penggunaan : Foto dokumentasi Kegiatan/Rapat/FGD,
Foto Objek Pemajuan Kebudayaan, dll.
E. Penamaan file : sesuai dengan isi

7.5.4. File Audio


Jenis file Audio yang dapat digunakan dalam Aplikasi Dapobud memiliki
keterangan teknis/non-teknis sebagai berikut:
A. File-format : MP4 Audio
B. File-extension : .m4a
C. Kualitas audio minimum : 128 kbps
D. Contoh penggunaan : Rekaman audio Rapat / FGD, Rekaman audio
Objek Pemajuan Kebudayaan, dll.
E. Penamaan file : sesuai dengan isi

7.5.5. File Audio-Video


Jenis file Audio-Video yang dapat digunakan dalam Aplikasi Dapobud memiliki
keterangan teknis/non-teknis sebagai berikut:
A. File-format : MP4
B. File-extension : .mp4
C. Kualitas video minimum : 720p (HD Ready)
D. Kualitas audio minimum : 128 kbps
E. Contoh penggunaan : Rekaman audio Rapat / FGD, Rekaman audio
Objek Pemajuan Kebudayaan, dll.
F. Penamaan file : sesuai dengan isi
Lampiran 1. Format SK Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA … (Nama Kab/Kota)


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan … (Alamat Dinas) Telp. … (Nomor Telp)
(Nama Kabupaten/Kota) (Kode Pos)
___________________________________________________
KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Dinas)
KABUPATEN/KOTA … (Nama Kabupaten/Kota)
PROVINSI … (Nama Provinsi)
NOMOR … TAHUN …E.E1/HK/2018
TENTANG
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN KABUPATEN/KOTA …. (Nama
Kabupaten/Kota)
KEPALA DINAS …, (Nama Dinas)

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana


tercantum dalam Pasal 30 Undang-Undang No. 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Pasal 15 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan, perlu dibentuk sistem
pendataan kebudayaan terpadu;
b. bahwa untuk menunjang sistem pendataan
kebudayaan terpadu, dibentuk data pokok
kebudayaan yang akan menjadi data referensi utama;
c. bahwa untuk menyusun data pokok kebudayaan
Kabupaten/Kota …. (Nama Kabupaten/Kota), perlu
dibentuk Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota …. (Nama Kabupaten/Kota;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas … (Nama Dinas) tentang Tim
Pendataan Data Pokok Kebudayaan Kabupaten/Kota
…. (Nama Kabupaten/Kota).

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar


Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5168);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 266);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 191);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Register Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1);
7. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2007 tentang Ratifikasi Convention for the
Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 81);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 tentang
Warisan Budaya Takbenda Indonesia;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja (OTK);
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024; dan
12. Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Satu Data Pendidikan dan
Kebudayaan.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Dinas) TENTANG


TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
KABUPATEN/KOTA …. (Nama Kabupaten/Kota).
KESATU : Membentuk Tim Data Pokok Kebudayaan
Kabupaten/Kota …. (Nama Kabupaten/Kota) yang
selanjutnya disebut Tim Pendataan Dapobud dengan
susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Kepala Dinas ini.
KEDUA : Tim Pendataan Dapobud sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU terdiri atas:
1. Ketua;
2. Koordinator Bidang; dan
3. Anggota.
KETIGA : Tim Pendataan Dapobud bertugas melakukan
pendataan, sosialisasi, pendampingan, serta verifikasi
dan validasi terhadap data kebudayaan Kabupaten/Kota
…. (Nama Kabupaten/Kota).
KEEMPAT : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rincian rencana kerja dan rincian jadwal
kerja Tim Pendataan Dapobud;
b. Pengidentifikasian keadaan faktual atau pendataan
objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, tenaga
kebudayaan, lembaga kebudayaan, serta sarana dan
prasarana kebudayaan di Kabupaten/Kota … (Nama
Kabupaten/Kota);
c. Pendampingan dan sosialisasi terkait teknis
pendataan kepada tenaga dan lembaga di
Kabupaten/Kota … (Nama Kabupaten/Kota);
d. Penginputan dan pengiriman data ke aplikasi Data
Pokok Kebudayaan;
e. Verifikasi dan validasi data; dan
f. Pembaruan data/updating data pada setiap periode
pendataan.
KELIMA : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas …
(Nama Dinas) Kabupaten/Kota … (Nama
Kabupaten/Kota).
KEENAM : Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Keputusan
Kepala Dinas ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ….
(Nama Kabupaten/Kota) yang relevan.
KETUJUH : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di …………
pada tanggal ……………
KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)
KABUPATEN/KOTA …, (Nama Kab/Kota)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Kabupaten/Kota)
NOMOR:
TENTANG TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
KABUPATEN/KOTA …. (Nama Kabupaten/Kota)

SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
KABUPATEN/KOTA …. (Nama Kabupaten/Kota)

NO. NAMA JABATAN DALAM KEANGGOTAAN


1. ……………………………………….. Ketua
2. ……………………………………….. Koordinator Bidang Pembinaan
3. ……………………………………….. Koordinator Bidang Pengumpulan
Data
4. ……………………………………….. Koordinator Bidang Validasi
5. ……………………………………….. Anggota Bidang Pembinaan
6. ……………………………………….. Anggota Bidang Pengumpulan
Data
7. ……………………………………….. Anggota Bidang Validasi
…. ……………………………………….. …………………..
10.
(keseluruhan anggota dan koordinator disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing kabupaten/kota).

KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)


KABUPATEN/KOTA …, (Nama Kab/Kota)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


PEMERINTAH PROVINSI … (Nama Provinsi)
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan … (Alamat Dinas) Telp. … (Nomor Telp)
(Nama Provinsi)
___________________________________________________
KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Dinas)
PROVINSI … (Nama Provinsi)
NOMOR … TAHUN …E.E1/HK/2018
TENTANG
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN PROVINSI …. (Nama Provinsi)

KEPALA DINAS …, (Nama Dinas)

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana


tercantum dalam Pasal 30 Undang-Undang No. 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Pasal 15 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan, perlu dibentuk sistem
pendataan kebudayaan terpadu;
b. bahwa untuk menunjang sistem pendataan
kebudayaan terpadu, dibentuk data pokok
kebudayaan yang akan menjadi data referensi utama.
c. bahwa untuk menyusun data pokok kebudayaan
Provinsi …. (Nama Provinsi), perlu dibentuk Tim
Pendataan Data Pokok Kebudayaan Provinsi ….
(Nama Provinsi);
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas … (Nama Dinas) tentang Tim
Pendataan Data Pokok Kebudayaan Provinsi ….
(Nama Provinsi);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar


Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5168);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 266);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 191);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Register Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1);
7. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2007 tentang Ratifikasi Convention for the
Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 81);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 tentang
Warisan Budaya Takbenda Indonesia;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja (OTK);
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024; dan
12. Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Satu Data Pendidikan dan
Kebudayaan.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Dinas) TENTANG
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN PROVINSI
…. (Nama Provinsi).
KESATU : Membentuk Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Provinsi …. (Nama Provinsi) yang selanjutnya disebut Tim
Dapobud dengan susunan keanggotaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas ini.
KEDUA : Tim Dapobud sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU terdiri atas:
1. Ketua;
2. Koordinator Bidang; dan
3. Anggota.
KETIGA : Tim Pendataan Dapobud bertugas melakukan sosialisasi,
monitoring, serta verifikasi dan validasi terhadap data
kebudayaan Provinsi …. (Nama Provinsi).
KEEMPAT : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rincian rencana kerja dan rincian jadwal
kerja Tim Dapobud;
b. Pendampingan dan sosialisasi terkait teknis
pendataan kepada tenaga dan lembaga di Provinsi …
(Nama Provinsi);
c. Monitoring, pengawasan, dan pembinaan di tingkat
kabupaten/kota yang ada di Provinsi … (Nama
Provinsi); dan
d. Verifikasi dan validasi data di Provinsi … (Nama
Provinsi).
KELIMA : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas …
(Nama Dinas) Provinsi … (Nama Provinsi).
KEENAM : Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Keputusan
Kepala Dinas ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pemerintah Daerah Provinsi …. (Nama
Provinsi) yang relevan.
KETUJUH : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di …………
pada tanggal ……………
KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)
PROVINSI …, (Nama Provinsi)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Provinsi)
NOMOR:
TENTANG TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
PROVINSI …. (Nama Provinsi)

SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
PROVINSI …. (Nama Provinsi)

NO. NAMA JABATAN DALAM KEANGGOTAAN


1. ……………………………………….. Ketua
2. ……………………………………….. Koordinator Bidang Pembinaan
3. ……………………………………….. Koordinator Bidang Validasi
4. ……………………………………….. Anggota Bidang Pembinaan
5. ……………………………………….. Anggota Bidang Pembinaan
6. ……………………………………….. Anggota Bidang Validasi
7. ……………………………………….. Anggota Bidang Validasi
….
10
(keseluruhan anggota dan koordinator disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing provinsi)

KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)


PROVINSI …, (Nama Provinsi)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


Lampiran 2. Format Surat Tugas Operator Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA … (Nama Kab/Kota)


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan … (Alamat Dinas) Telp. … (Nomor Telp)
(Nama Kabupaten/Kota) (Kode Pos)
___________________________________________________
SURAT PERINTAH TUGAS

Nomor: .../ . . . . ./DIKBUD

Dengan hormat, saya yang bertandatangan di bawah ini, menunjuk :

No. Nama NIP Hak Akses Surel (Email) *

1. ………………. Input Data

2. ………………. Input Data

3. ………………. Validator

4. ………………. Validator

5. ………………. Penetapan

... ………………. Penetapan

10.
*) adalah surel (email) personal aktif yang didaftarkan dalam Aplikasi Data Pokok Kebudayaan

Untuk diverifikasi pada Aplikasi Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) tahun


2021.
Demikian surat ini disampaikan.
Dikeluarkan : (Nama Kabupaten)
Pada tanggal : ... Maret 2021

Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas … (Nama Dinas)
Kabupaten/Kota (Nama Kab/Kota)

Nama Tanpa Gelar dan Pangkat


NIP. ...
PEMERINTAH PROVINSI … (Nama Provinsi)
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan … (Alamat Dinas) Telp. … (Nomor Telp)
(Nama Provinsi)
___________________________________________________
SURAT PERINTAH TUGAS

Nomor : .../ . . . . ./DIKBUD

Dengan hormat, saya yang bertandatangan di bawah ini, menunjuk :

No. Nama NIP Hak Akses Surel (Email) *

1. ………………. Validator

2. ………………. Validator

3. ……………….

4. ……………….

5. ……………….

...

10.
*) adalah surel (email) personal aktif yang didaftarkan dalam Aplikasi Data Pokok Kebudayaan

Untuk diverifikasi pada Aplikasi Data Pokok Kebudayaan (Dapobud) tahun


2021.
Demikian surat ini disampaikan.
Dikeluarkan : (Nama Provinsi)
Pada tanggal : ... Maret 2021

Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas … (Nama Dinas)
Provinsi (Nama Provinsi)

Nama Tanpa Gelar dan Pangkat


NIP. …
Lampiran 3. Format Penetapan Cagar Budaya

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR …………
No : ....................
Tentang
Penetapan…………………….
Sebagai Cagar Budaya Tingkat
Kabupaten/Kota/Provinsi

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelindungan cagar budaya


di Kabupaten/Kota/Provinsi, maka terhadap
cagar budaya yang memenuhi kriteria dapat
diterapkan sebagai cagar budaya

b. Bahwa berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar


Budaya …….. Pada tanggal ………… yang
menyatakan bahwa ……………. Telah ditetapkan
sebagai Cagar Budaya

c. Bahwa berdasarkan pertimbanagan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b, perlu menetapkan Keputusan
Bupati/Walikota/Gubernur tentang Penetapan
……………. Yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor... Tahun... tentang


Pembentukan Daerah...

2. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2011 Tenrang


Cagar Budaya;

3. (Undang Lainnya yang terkait)

Memutuskan :

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan ………………… yang terletak di


……………….. Sebagai Cagar Budaya yang harus
dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan dan
dilestarikan.

KEDUA : Keputusan Bupati/Walikota/Gubernur ini


mulau berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di………
Pada tanggal,

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR

(Nama Kepala Daerah)


Lampiran SK Penetapan Cagar Budaya

I IDENTITAS

Nama CB :

Alamat :

Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kota/Kabupaten :

Provinsi :

Koordinat :

Batas - Batas :

II DESKRIPSI

Uraian :

Luas :

Ukuran :

Sejarah Singkat :

Status Kepemilikan :

Pengelola :

Foto dan Denah :


Lampiran 4. Format Penetapan Warisan Budaya Takbenda

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR …………
No : ....................
Tentang
Penetapan…………………….
Sebagai Warisan Budaya Takbenda Tingkat
Kabupaten/Kota/Provinsi

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelindungan warisan


budaya takbenda di Kabupaten/Kota/Provinsi,
maka terhadap objek pemajuan kebudayaan
yang memenuhi kriteria dapat diterapkan
sebagai warisan budaya takbenda

b. Bahwa berdasarkan pertimbanagan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b, perlu menetapkan Keputusan
Bupati/Walikota/Gubernur tentang Penetapan
……………. Yang telah ditetapkan sebagai Cagar
Budaya

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor... Tahun... tentang


Pembentukan Daerah...

2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang


Pemajuan kebudayaan;

3. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007


tentang Pengesahan Convention for the
Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage
(Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya
Takbenda) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 81);

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 106 Tahun 2013 tentang Warisan Budaya
Takbenda Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1486);

5. (Peraturan Lain yang Terkait)

Memutuskan :

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Warisan Budaya Takbenda ………..


Tahun……. sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan…….. ini

KEDUA : Penetapan Warisan Budaya Takbenda …….


Tahun…….. sebagaimana dimaksud pada diktum
KESATU mengacu pada rekomendasi Tim Ahli
Warisan Budaya Takbenda……. Tahun …………...

KETIGA : Keputusan Bupati/Walikota/Gubernur ini mulai


berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di………
Pada tanggal,

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR

(Nama Kepala Daerah)


Lampiran SK Penetapan Warisan Budaya Takbenda (jika ditetapkan dalam
jumlah banyak dalam satu SK)

SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
NOMOR ……………..
TENTANG WARISAN BUDAYA TAKBENDA………..
TAHUN ……………..

WARISAN BUDAYA TAKBENDA ……………... TAHUN …………...

No Nama Karya Daerah Domain


Budaya

BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR

(Nama Kepala Daerah)

Anda mungkin juga menyukai