1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Landasan Hukum
3. PENDATAAN KEBUDAYAAN
3.1. Gambaran Umum Pendataan Kebudayaan
3.1.1. Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
3.1.2. Pendataan Cagar Budaya
3.1.3. Pendataan Tenaga Kebudayaan
3.1.4. Pendataan Lembaga Kebudayaan
3.1.5. Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan
3.2. Petunjuk Pengisian Formulir Pendataan Kebudayaan
3.2.1. Formulir Pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan
3.2.2. Formulir Pendataan Cagar Budaya
3.2.3. Formulir Pendataan Tenaga Kebudayaan
3.2.4. Formulir Pendataan Lembaga Kebudayaan
3.2.5. Formulir Pendataan Sarana dan Prasarana Kebudayaan
7. LAMPIRAN
Lampiran 1. Format SK Tim Pendataan Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi
Lampiran 2. Format Surat Tugas Operator Dapobud Kabupaten/Kota/Provinsi
Lampiran 3. Format Penetapan Cagar Budaya
Lampiran 4. Format Penetapan Warisan Budaya Takbenda
BAB 1
PENDAHULUAN
OPK
SP Data CB
Kebudayaa
n
LK TB
2.1.2. Konsep Dasar Pendataan Kebudayaan
Pada dasarnya terdapat 2 konsep dasar yang harus dipahami lebih dulu untuk
setiap orang yang melakukan pencatatan data kebudayaan dalam sistem
Dapobud, yaitu terkait data faktual dan sistem register jamak (multi tagging).
Tahap I: Persiapan
a. Menyusun alokasi anggaran kegiatan Dapobud;
b. Membentuk tim pendataan Dapobud;
c. Menyusun rincian rencana kerja dan jadwal kerja;
d. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan.
Tahapan kerja tim pendataan Dapobud provinsi dibagi menjadi 2 (dua) tahap,
yaitu persiapan serta verifikasi dan validasi.
Tahap I: Persiapan
a. Menyusun alokasi anggaran kegiatan Dapobud;
b. Membentuk tim pendataan Dapobud;
c. Menyusun rincian rencana kerja dan jadwal kerja;
d. Mensosialisasikan pendataan kepada tenaga dan lembaga kebudayaan.
Ketu
Penanggung
Jawab
Ketua
1) Survei Lapangan
Survei lapangan adalah kegiatan pengumpulan data di wilayah
kabupaten/kota melalui wawancara dan/atau observasi lapangan. Survei
lapangan dipimpin oleh tim Dapobud bidang pengumpulan data. Besar dan
jumlah anggota tim survei disesuaikan dengan kebutuhan tim Dapobud
dalam melakukan pengumpulan data.
2) Meja Bantuan
Layanan meja bantuan merupakan mekanisme pengumpulan data yang
dapat diakses oleh masyarakat secara luring, baik dengan cara mendatangi
maupun menghubungi langsung pusat pengumpulan data yang disediakan.
Dengan mekanisme meja bantuan, masyarakat/tenaga/lembaga dapat
mendatangi Dinas Bidang Kebudayaan untuk mendaftarkannya. Selain itu,
masyarakat/tenaga/lembaga juga dapat berkonsultasi melalui saluran siaga
yang dibentuk oleh Dinas Bidang Kebudayaan.
3) Urun Daya
Urun daya adalah kegiatan pengumpulan data di wilayah kabupaten/kota
yang dilakukan oleh masyarakat baik kelompok maupun individu secara
mandiri melalui aplikasi Dapobud. Kelompok atau individu pengumpul data
kebudayaan merupakan salah satu potensi untuk menjaring data
kebudayaan lebih banyak dan komprehensif, sehingga dapat memperkaya
data kebudayaan yang ada di daerah.
Kelompok atau individu yang dapat melakukan urun daya data Dapobud
memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki data yang sudah terkumpul baik dalam bentuk salinan keras
maupun salinan lunak; dan
b. Memiliki kekuasaan penuh atas data yang telah dikumpulkan.
2. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di
dalamnya yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain serat, babad,
hikayat, dan kitab.
3. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan
pada generasi berikutnya, antara lain tata kelola lingkungan dan tata cara
penyelesaian sengketa.
4. Ritus
Ritus adalah adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang
didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara
terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain berbagai
perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan
ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.
5. Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional adalah keseluruhan ide dan gagasan dalam
masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus-
menerus, dan diwariskan pada generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional
juga termasuk pengetahuan mengenai alam semesta (mikrokosmos dan
makrokosmos), ilmu perbintangan yang digunakan dalam pelayaran, pendirian
bangunan, dan penentuan hari baik (primbon, wariga).
6. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup
manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat
sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan,
dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.
Teknologi tradisional antara lain arsitektur (proses pembuatan, rancang
bangun), arah hadap bangunan (arah mata angin), bangunan ditentukan oleh
status (jahe julu), perkakas pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem
irigasi.
7. Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis
warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud
dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni antara lain seni
pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, seni musik, dan seni media.
8. Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan,
maupun isyarat, antara lain, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Yang dapat
dimaksud dengan bahasa termasuk aksara, dialek, tata bahasa, tindak tutur,
tingkatan berbahasa.
9. Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai
tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan
diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan untuk menghibur diri.
Permainan rakyat memiliki aturan tata permainan seperti jumlah pemain,
gerakan, tata cara penentuan menang kalah. Memiliki karakteristik pemain
seperti permainan untuk laki-laki, perempuan, anak kecil, dewasa, tua, muda.
Memiliki pakaian khas yang dipakai untuk bermain seperti misalnya, sarung,
ikat kepala. Memiliki ketentuan waktu bermain seperti misalnya siang, sore,
malam, hari besar, dll. Memiliki karakteristik bahan pembuat mainan seperti
misalnya gerabah, kayu. Memiliki lokasi permainan yang khas seperti misalnya
di pantai, bukit, halaman rumah.
Pada umumnya benda berukuran kecil dan mudah dibawa atau dipindahkan
dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya mahkota (Gambar 3.1) atau
biola (Gambar 3.2). Namun demikian, terdapat benda-benda berukuran besar
dan berat sehingga sukar atau bahkan tidak mungkin dipindahkan dari
kedudukannya, misalnya arca batu (gambar 3.3). Namun benda juga dapat
menjadi bagian dari struktur atau bangunan, misalnya daun pintu atau jendela
(Gambar 3.4). Benda-benda yang dimaksud tersebut dapat terbuat dari bahan-
bahan alami atau bahan buatan manusia, baik yang dibentuk oleh manusia
maupun dipergunakan langsung sebagai mana adanya.
2. Bangunan Cagar Budaya
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam
atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding
dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
Bangunan dapat berupa gedung (Gambar 3.5), rumah (Gambar 3.6), atau balai
(Gambar 3.7). Pada umumnya bangunan selain memiliki atap juga terdapat
lantai, pintu, jendela, lubang angin, atau unsur-unsur lain yang melengkapi
fungsinya sebagai tempat tinggal, tempat bekerja, tempat ibadah, atau tempat
bernanungnya manusia. Bangunan-bangunan semacam ini umumnya memang
tersusun dari banyak unsur, meskipun sedikit jumlahnya namun terdapat
bangunan-bangunan khusus yang hanya berunsur tunggal. Misalnya
bangunan pura di dalam Kompleks Pura Besakih di Bali yang seluruhnya
terbuat dari batu padas tunggal (Gambar 3.8).
Seperti juga pada bangunan, struktur dapat terdiri dari banyak unsur maupun
tunggal, berdiri sendiri atau menjadi bagian dari formasi alam. Pada umumnya
struktur sukar dipindahkan dari lokasinya tanpa menyebabkannya rusak. Tugu
(Gambar 3.9), lapangan (Gambar 3.10), jembatan (Gambar 3.11), atau pahatan
pada dinding (Gambar 3.12) dapat dikelompokkan sebagai struktur. Selain itu
daripada itu perahu (Gambar 3.13), pesawat terbang (Gambar 3.14), mobil,
sepeda, saluran air (Gambar 3.15), atau pondasi (Gambar 3.16) termasuk ke
dalam jenis-jenis struktur.
Sifatnya sama seperti Situs Cagar Budaya yang berupa ruang di permukaan
bumi, di darat maupun di air, akan tetapi dengan ukuran lebih luas karena
mencakup bukan hanya satu melainkan dua atau lebih Situs Cagar Budaya di
dalamnya. Hubungan tata ruang Situs-situs Cagar Budaya yang letaknya
berdekatan di dalamnya menjadi pertimbangan penyatuannya menjadi
Kawasan Cagar Budaya. Berdasarkan prinsip penyatuan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, satuan ruang
geografis tidak dapat ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya apabila hanya
terdapat satu situs di dalamnya, atau dua situs yang jaraknya berjauhan. Oleh
karena ukurannya yang cukup besar, luas Kawasan hanya dapat diamati dari
tempat-tempat yang tinggi atau menggunakan bantuan foto udara, foto satelit
atau peta sebagai contoh adalah sebaran situs di daerah Kawasan Cagar
Budaya Batujaya, Provinsi Jawa Barat (Gambar 3.20) atau peta sebaran situs
di Kawasan Cagar Budaya Muarajambi, Provinsi Jambi (Gambar 3.21).
Gambar 3.20
Gambar 3.21
1. Tradisi Lisan
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya tradisi lisan antara lain:
1) Pendongeng Tradisional
Pendongeng tradisional atau pm toh atau pencerita adalah orang yang
memiliki kemampuan menceritakan tradisi lisan dan memiliki
pengetahuan mengenai tradisi lisan.
2) Peneliti Tradisi Lisan
Peneliti tradisi lisan adalah orang yang memiliki kemampuan meneliti
tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai tradisi lisan.
3) Pengumpul Tradisi Lisan
Pengumpul tradisi lisan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mengumpulkan tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai
tradisi lisan.
4) Penulis (Buku) Tradisi Lisan
Penulis (buku) tradisi lisan adalah orang yang mampu menuliskan
tradisi lisan dan memiliki pengetahuan mengenai tradisi lisan.
2. Manuskrip
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya manuskrip antara lain:
1) Filolog
Filolog atau ahli naskah kuna adalah orang yang memiliki pengetahuan
terhadap naskah dan mampu membaca dan menelaah naskah.
2) Epigraf
Epigraf atau ahli prasasti adalah orang yang memiliki pengetahuan
terhadap prasasti dan mampu membaca dan menelaah prasasti.
3) Penulis Manuskrip
Penulis manuskrip atau penulis lontar atau penyalin naskah adalah
orang yang memiliki pengetahuan terhadap lontar dan mampu menulis
lontar.
4) Arsiparis Manuskrip
Arsiparis manuskrip atau penyimpan manuskrip adalah orang yang
memiliki pengetahuan terhadap manuskrip dan mampu
mengorganisasikan penyimpanan manuskrip.
3. Adat Istiadat
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya adat istiadat antara lain:
1) Sultan
Sultan atau raja adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah, menjalankan
dan menginisiasi adat istiadat, serta mengetahui secara lengkap adat
istiadat.
2) Permaisuri
Permaisuri atau ratu adalah orang yang memiliki kemampuan
memimpin masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah,
menjalankan dan menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap
adat istiadat, serta mendampingi atau menggantikan fungsi
Raja/Sultan.
3) Pangeran/Putri
Pangeran/Putri adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat yang terikat adat istiadat di suatu wilayah, menjalankan
dan menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta mendampingi fungsi Raja/Sultan/Ratu/Permaisuri.
4) Abdi Dalem
Abdi dalem adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta membantu tugas adat istiadat pada lingkungan
kerajaan/kesultanan.
5) Kepala Adat
Kepala adat atau kepala suku atau puun atau uleebalang adalah orang
yang memiliki kemampuan memimpin masyarakat yang terikat adat
istiadat di suatu wilayah, menjalankan dan menginisiasi adat istiadat,
serta mengetahui secara lengkap adat istiadat.
6) Panglima Laut
Panglima laut adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin
masyarakat nelayan yang terikat adat istiadat di suatu wilayah,
menjalankan dan menginisiasi adat istiadat perikanan, serta
mengetahui secara lengkap adat istiadat terkait perikanan.
7) Bissu
Bissu adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui secara lengkap adat istiadat,
serta membantu tugas adat istiadat pada lingkungan
kerjaan/kesultanan.
8) Prajurit
Prajurit adalah orang yang memiliki kemampuan menjalankan dan
menginisiasi adat istiadat, mengetahui adat istiadat, dan membantu
tugas adat istiadat pada lingkungan kerjaan/kesultanan
4. Ritus
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya ritus antara lain:
1) Dukun
Dukun atau paranormal atau bomoh adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan ritual penyembuhan dan
menyelenggarakan ritual yang berkaitan dengan supranatural.
2) Paraji
Paraji atau dukun beranak adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual prenatal, natal, dan pasca melahirkan serta
membantu persalinan sesuai ritus yang dijalani.
3) Siwer
Siwer atau pawang hujan adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual supranatural yang berkaitan dengan cuaca.
4) Mak Andam
Mak andam atau dukun manten adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan ritual selama proses pernikahan.
5) Pawang Binatang
Pawang binatang adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual terkait hewan buas.
6) Juru Kunci
Juru kunci atau kuncen adalah orang yang memiliki kemampuan
menyelenggarakan ritual terkait situs budaya dan mampu menjaga
kebersihan dan keamanan terkait situs budaya.
7) Pemulasara Jenazah
Pemulasara jenazah adalah orang yang memiliki kemampuan
memulasarakan jenazah dan mampu menyelenggarakan ritus terkait
kematian.
5. Pengetahuan Tradisional
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya pengetahuan tradisional antara
lain:
1) Perajin
Perajin adalah orang yang memiliki kemampuan membuat kerajinan
secara tradisional dan melaksanakan kerajinan tradisional.
2) Pengilang Minuman
Pengilang minuman adalah orang yang memiliki kemampuan membuat
minuman tradisional.
3) Perias Pengantin Tradisional
Perias pengantin tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
merias pengantin.
4) Tukang Pijat
Tukang pijat atau tukang urut adalah orang yang memiliki kemampuan
melaksanakan pijat dan urut tradisional.
5) Tabib
Tabib atau dukun adalah orang yang memiliki kemampuan
melaksanakan metode penyembuhan tradisional.
6) Pengolah Makanan Tradisional
Pengolah makanan tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
membuat dan mengolah makanan tradisional.
7) Penafsir Primbon
Penafsir primbon adalah orang yang memiliki kemampuan menafsirkan
isi primbon dan sebagainya.
8) Ahli Falak
Ahli falak adalah orang yang memiliki kemampuan membaca tanda
tanda alam.
6. Teknologi Tradisional
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya teknologi tradisional antara lain:
1) Juru Sawah
Juru sawah atau kejuruen blang adalah orang yang memiliki
kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang persawahan.
2) Juru Hutan
Juru hutan atau pawang uteun atau pawang glee adalah orang yang
memiliki kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang
pengelolaan hutan.
3) Juru Perkebunan
Juru perkebunan atau peutua seuneubok adalah orang yang memiliki
kemampuan memimpin dan mengatur kegiatan di bidang perkebunan.
4) Juru Pasar
Juru pasar atau haria peukan adalah orang yang memiliki kemampuan
mengatur penataan pasar, ketertiban dan kemanan pasar.
5) Syahbandar
Syahbandar atau syahbanda adalah orang yang memiliki kemampuan
mengatur tambatan kapal serta lalu lintas laut, danau, dan sungai.
6) Tukang Perahu
Tukang perahu atau panrita lopi adalah orang yang memiliki
kemampuan membuat kapal atau perahu.
7) Tukang Bangunan Tradisional
Tukang bangunan tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
membuat bangunan tradisional dan memiliki pengetahuan terkait
bangunan tradisional.
8) Petani Tradisional
Petani tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
bertani secara tradisional dan memiliki pengetahuan sistem pertanian
tradisional.
9) Pembajak Sawah Tradisional
Pembajak sawah tradisional adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk membajak sawah secara tradisional dan memiliki pengetahuan
untuk membajak sawah secara tradisional.
10) Pemanen Tradisional
Pemanen tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memanen secara tradisional.
11) Nelayan Tradisional
Nelayan tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk menangkap ikan secara tradisional.
12) Tukang Perkakas Tradisional
Tukang perkakas tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk membuat perkakas tradisional.
13) Mpu Pembuat Bilah
Mpu pembuat bilah adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan bilah keris
sesuai dengan pakem yang ada di Nusantara.
14) Mranggi Warangka
Mranggi warangka adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan
warangka/sarung keris sesuai dengan pakem keris yang ada di
Nusantara.
15) Mranggi Hulu
Mranggi hulu adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam pembuatan hulu/gagang/jejeran keris
sesuai dengan pakem keris yang ada di Nusantara.
16) Hanggaluh
Hanggaluh adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam membuat perabot keris.
17) Penangguh
Penangguh adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
menilai produk keris sesuai dengan konteks gaya, teknologi dan
kesejarahan keris Nusantara.
18) Juru Warangan
Juru warangan adalah orang yang memiliki kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam melakukan proses pewarnaan bilah
keris sesuai dengan pakem yang ada di Nusantara.
19) Juru Bagus/Wangun
Juru bagus/wangun adalah orang yang memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam melakukan
pemeliharaan, perbaikan, dan pengamanan produk keris.
20) Pembuat Kelir Wayang
Pembuat kelir wayang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kelir wayang.
21) Pembuat Gawangan
Pembuat gawangan adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
gawangan/gayor kelir wayang.
22) Pembuat Tlisir
Pembuat tlisir adalah orang yang memiliki keterampilan membuat tlisir
kelir wayang.
23) Pemilih Bahan Tanduk
Pemilih bahan tanduk adalah orang memiliki kemampuan memilih dan
memilah kualitas bahan tanduk.
24) Pemilih Bahan Kulit
Pemilih bahan kulit adalah orang yang memiliki kemampuan memilih
dan memilah kualitas bahan kulit.
25) Pengerok Kulit
Pengerok kulit adalah orang yang memiliki keterampilan mengerok
kulit.
26) Pemilih Bahan Kayu dan Bambu
Pemilih bahan kayu dan bambu adalah orang yang memiliki
kemampuan memilih dan memilah kualitas bahan kayu dan bambu.
27) Pengawet Bahan Kayu dan Bambu
Pengawet bahan kayu dan bambu adalah orang yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan mengawetkan bahan kayu dan bambu.
28) Pembuat Kotak Wayang
Pembuat kotak wayang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kotak wayang.
29) Pembuat Eblek
Pembuat eblek adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
eblek wayang.
30) Pembuat Sarung Eblek
Pembuat sarung eblek adalah orang yang memiliki keterampilan
menjahit sarung eblek.
31) Pembuat Blencong
Pembuat blencong adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
blencong.
32) Pembuat Rerempah/Senjata
Pembuat rerempah/senjata adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat rerempah/senjata.
33) Pembuat Cempala
Pembuat cempala adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
cempala.
34) Pembuat Keprak
Pembuat keprak adalah orang yang memiliki keterampilan membuat
keprak.
35) Pembuat Wayang Beber (Penyorek)
Pembuat wayang beber (penyorek) adalah orang yang memiliki
keterampilan membuat wayang beber.
36) Pembuat Kepala Wayang Golek
Pembuat kepala wayang golek adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat kepala wayang golek.
7. Seni
a. Seni Tari
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni tari antara lain:
1) Sutradara Tari
Sutradara tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan tari khususnya dramatari/sendratari/tari kolosal baik
tradisional dan atau non tradisional sebagai penentu ide, konsep
penyajian tari, penentu dramaturgi, dan desain dramatik pertunjukan.
2) Koreografer
Koreografer adalah orang yang memiliki kompetensi dibidang seni tari
sebagai penggagas ide, penyusun konsep garap tari, dan
pencipta/penata koreografi baik tradisional maupun non tradisional.
3) Penulis Naskah Tari
Penulis naskah tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penulis naskah tari.
4) Penari
Penari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang tari sebagai
interpreter dan/atau penyaji tari yang menguasai aspek wiraga, wirama,
dan wirasa.
5) Instruktur Tari
Instruktur tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang tari
sebagai pengajar dan pelatih tari tradisional dan atau non tradisional.
6) Penata Rias Tari
Penata rias tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
rias tari (wajah, tubuh, dan rambut) baik tradisional dan atau non
tradisional.
7) Penata Busana Tari
Penata busana tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
bidang busana tari baik tradisional dan atau non tradisional.
8) Penata Musik Tari
Penata musik tari adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
musik tari sebagai pencipta/penggubah/penyusun, dan penentu materi
musik baik tradisional dan atau non tradisional.
9) Penata Panggung (Skenografer)
Penata panggung (skenografer) adalah orang yang memiliki kompetensi
di bidang penataan panggung untuk kebutuhan penyajian tari
tradisional dan atau non tradisional.
10) Penata Cahaya
Penata cahaya adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
penataan cahaya untuk kebutuhan penyajian tari tradisional dan atau
non tradisional.
11) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
penataan suara untuk kebutuhan penyajian tari tradisional dan atau
non tradisional.
12) Stage Manager
Stage manager adalah orang yang memiliki kompetensi memimpin,
mengelola, dan mengkoordinasikan unsur-unsur pertunjukan.
13) Pembuat Busana dan Properti Tari
Pembuat busana dan properti tari adalah orang yang memiliki
kompetensi pembuatan busana, aksesoris dan properti tari.
14) Peneliti Tari
Peneliti tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang penelitian
untuk pengembangan ilmu tari.
15) Kritikus Tari
Kritikus tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang kritik tari
baik tradisional dan atau non tradisional.
16) Kurator Tari
Kurator tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang kuratorial
(curatorialship) dengan cara mengamati, memaknai, menyeleksi, dan
menentukan karya tari, baik tradisional dan atau non tradisional, untuk
berbagai event.
17) Jurnalis Tari
Jurnalis tari adalah orang yang memiliki kompetensi menginformasikan
fenomena dunia tari melalui media massa.
18) Pengelola Industri Tari
Pengelola industri tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
manager event, produser, dan impresariat pertunjukan tari baik
tradisional dan atau non tradisional.
19) Pengelola Lembaga Tari
Pengelola lembaga tari adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
manager lembaga tari non formal meliputi: padepokan, sanggar,
paguyuban, komunitas, dan dance company, baik tradisional dan atau
non tradisional.
20) Dokumentator Tari
Dokumentator tari adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
pendokumentasian dan pengarsipan tari.
b. Seni Musik
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni musik antara lain:
1) Komposer
Komposer adalah orang yang memiliki kompetensi untuk menciptakan
karya musik dan atau bunyi melalui media vokal dan atau instrumen.
2) Penggubah (Arranger)
Penggubah atau arranger adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
menciptakan karya musik berdasarkan karya yang sudah ada.
3) Pencipta Lagu
Pencipta lagu adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
menciptakan musik dalam bentuk lagu.
4) Pemain Musik (Musisi)
Pemain musik atau musisi adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai pekerja atau penampil di bidang seni musik melalui media
instrumen baik akustik maupun elektronik.
5) Penyanyi
Penyanyi adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai penampil di
bidang seni musik melalui media vokal.
6) Pengarah Musik Kelompok
Pengarah musik kelompok adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai pengarah atau pemimpin musik yang dimainkan secara
berkelompok.
7) Pengelola Lembaga Bidang Seni Musik
Pengelola lembaga bidang seni musik adalah orang yang memiliki
kompetensi sebagai pengelola lembaga musik, kursus musik, sanggar
musik, dan komunitas musik.
8) Pengkaji Musik
Pengkaji musik adalah orang yang memiliki kompetensi memberi
apresiasi dan ulasan kritis terhadap karya musik sebagai peneliti,
penulis atau kritikus, dan pengamat musik.
9) Juri Musik
Juri musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang musik
untuk melakukan penilaian dalam kompetisi musik.
10) Pembuat Alat Musik
Pembuat alat musik adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
membuat alat musik modern.
11) Pelaras Alat Musik
Pelaras alat musik adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penala alat musik.
12) Instruktur Musik
Instruktur musik adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
pelatih musik.
13) Pelaku Industri Musik
Pelaku industri musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
manajemen industri musik sebagai produser, penerbit, dan distributor.
14) Pengarah Pentas (Artistic Director)
Pengarah pentas (artistic director) adalah orang yang memiliki
kompetensi dalam bidang dramaturg atau kurator dan pimpinan
pentas.
15) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
penataan suara.
16) Arsiparis Musik
Arsiparis musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
pendokumentasian musik.
17) Terapis Musik
Terapis musik adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang
terapi musik.
c. Seni Pertunjukkan
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni pertunjukkan antara lain:
1) Sutradara
Sutradara adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan teater sebagai penentu ide dan konsep penyajian teater,
penafsir utama lakon, penentu dramaturgi, dan memilih pemain
(casting).
2) Penggagas Lakon Wayang
Penggagas lakon wayang adalah orang yang memiliki ide atau gagasan
tentang fenomena kehidupan aktual untuk ditransformasikan ke dalam
bentuk garap lakon wayang.
3) Penulis Lakon (Playwriter)
Penulis lakon (playwriter) adalah orang yang memiliki kompetensi
sebagai penulis lakon teater, baik dalam teater modern, tradisi dan
drama radio maupun wayang.
4) Dramaturg
Dramaturg adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai konsultan
dan pembuat tulisan pengantar apresiasi pertunjukan teater.
5) Pengelola Panggung (Stage Manager)
Pengelola panggung (stage manager) adalah orang yang memiliki
kompetensi di bidang seni pertunjukan teater sebagai penanggung
jawab pertunjukan.
6) Pemeran (Aktor)
Pemeran atau aktor adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
seni peran baik teater maupun wayang yang menguasai olah vocal,
tubuh, rasa, ruang dan dapat menafsirkan peran sesuai dengan arahan
sutradara.
7) Penata Artistik
Penata artistik adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang artistik.
8) Penata Cahaya
Penata cahaya adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang penataan cahaya.
9) Penata Suara
Penata suara adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara atau dalang
di bidang penataan suara.
10) Penata Busana
Penata busana adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan busana.
11) Penata Panggung
Penata panggung adalah orang yang memiliki memiliki keterampilan
menata panggung pertunjukan.
12) Penata Set dan Properti
Penata set dan properti adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan set dan properti.
13) Penata Rias
Penata rias adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
tata rias.
14) Penata Rambut
Penata rambut adalah orang yang memiliki kompetensi di dalam
menafsirkan dan mengimplementasikan konsep sutradara di bidang
penataan rambut.
15) Pekerja Panggung
Pekerja panggung adalah orang yang memiliki kompetensi
melaksanakan aktivitas pertunjukan teater sesuai dengan keahliannya
(cahaya, suara, busana, rias, rambut, set, properti, dan panggung).
16) Pelatih Teater
Pelatih teater adalah orang yang memiliki kompetensi dalam pelatihan
bidang seni teater baik secara teori maupun praktek.
17) Pimpinan Produksi (Manager Program)
Pimpinan produksi (manager program) adalah orang yang memiliki
kompetensi sebagai pemimpin produksi di bidang seni teater.
18) Pengkaji Teater
Pengkaji teater adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai peneliti,
kritikus, dan penulis di bidang seni teater.
19) Arsiparis Teater
Arsiparis teater adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
kearsipan meliputi fotografi, audio visual, video, digitalisasi, dokumen
tertulis, dan artefak teater.
20) Dalang
Dalang adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pedalangan pada rumpun teater tradisi sebagai kreator, inovator dan
komunikator dalam pertunjukan wayang.
21) Asisten Dalang
Asisten dalang adalah orang yang memiliki keterampilan menyiapkan
kebutuhan dalang pada waktu pentas.
22) Pesinden Pakeliran
Pesinden pakeliran adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
penampil atau penyaji di bidang vokal wanita dalam pertunjukan
wayang.
23) Wiraswara
Wiraswara adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai penyaji
vokal pria dalam pertunjukan wayang.
24) Pengrawit Pakeliran
Pengrawit pakeliran adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai
pengrawit pertunjukan wayang.
25) Penutur
Penutur adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang seni
pertunjukan teater tradisi secara mandiri sebagai juru tutur dengan alat
maupun tidak.
26) Pembuat Topeng Dalang
Pembuat topeng dalang adalah orang yang memiliki keterampilan
membuat topeng dalang.
27) Pembuat Topeng Wayang Wong dan Parwa
Pembuat topeng wayang wong dan parwa adalah orang yang memiliki
keterampilan membuat topeng wayang wong (Ramayana) dan parwa
(Mahabharata).
28) Penata Teknis Pentas/Peniti
Penata teknis pentas atau peniti adalah orang yang memiliki
keterampilan menata panggung wayang.
29) Pemain Instrumen Pokok
Pemain instrumen pokok adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan memainkan instrumen pokok dalam karawitan wayang.
30) Penata Iringan Wayang
Penata iringan wayang adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan membuat mengaransemen atau menata karawitan
wayang.
31) Pengelola Produksi Wayang
Pengelola produksi wayang adalah orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam mengelola produksi wayang.
32) Pengelola Pertunjukkan Wayang
Pengelola pertunjukkan wayang adalah orang yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola pertunjukan wayang.
d. Seni Sastra
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni sastra antara lain:
1) Penulis
Penulis adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menulis naskah buku, cerita pendek, majalah, bulletin, surat kabar,
maupun naskah film/drama.
2) Penyair
Penyair adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
membuat puisi atau menyairkan puisi.
3) Editor
Editor adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menyunting naskah buku, majalah, buletin, surat kabar, film, atau
naskah televisi.
4) Pengkaji Sastra
Pengkaji sastra adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai peneliti,
kritikus dan penulis di bidang seni sastra.
5) Kurator Sastra
Kurator sastra adalah orang yang mengerjakan kegiatan yang
berhubungan dengan memelihara dan menjaga juga mengawasi
aktivitas pertunjukan seni sastra yang di mulai dengan persiapan,
pelaksanaan, pemasaran hingga selesai.
6) Jurnalis Sastra
Jurnalis sastra adalah seorang wartawan yang mampu membuat narasi,
maupun deskripsi secara rinci, serta mampu mengedepankan
ketajaman, kedalaman, dan keluasan wawasan mengenai objek (karya
sastra) yang ditulis.
7) Copywriter
Copywriter adalah orang yang melakukan aktivitas penulisan naskah
iklan atau promosi sebuah produk (barang atau jasa) dengan
menunjukkan nilai dan manfaat yang ditawarkan sebuah merek dalam
sebuah karya yang dibuat dengan semenarik mungkin.
8) Content Writer
Content writer adalah seorang penulis profesional yang memproduksi
tulisan menarik berbentuk artikel di media cetak maupun online seperti
blog, website, dan media sosial lainnya.
9) Pengajar
Pengajar adalah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam mengajarkan suatu pemahaman kepada orang lain.
10) Penerjemah
Penerjemah adalah orang yang memiliki pemahaman dua bahasa atau
lebih dan bertugas untuk mengubah kata atau teks tertulis dari satu
bahasa ke bahasa lain.
11) Leksikografer
Leksikografer adalah orang yang menulis, mengompilasi, dan/atau
menyunting sebuah kamus
e. Seni Film
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni film antara lain:
1) Penulis Skenario
Penulis skenario film adalah orang yang memiliki kompetensi untuk
melakukan pengembangan cerita mulai dari ide sampai menjadi sejilid
naskah untuk pembuatan film dan format yang disebut skenario.
2) Produser
Produser adalah orang yang memiliki kemampuan memulai,
mengoordinasi, mengawasi, dan mengendalikan aspek-aspek kreatif,
finansial, teknologi, dan administratif sebuah produksi film mulai dari
fase awal hingga film selesai dan diedarkan.
3) Line Producer
Line producer atau produser pelaksana adalah orang yang memiliki
kemampuan manajerial dan berfungsi menjaga produksi agar berada
dalam garis anggaran yang telah ditentukan oleh produser.
4) Post-Production Producer
Post-production producer atau produser pascaproduksi adalah orang
yang memiliki kemampuan memfasilitasi semua kebutuhan tim kerja
pascaproduksi sejak persiapan film sampai film memasuki masa siap
tayang.
5) Assistant Director
Assistant director atau asisten sutradara adalah orang yang memiliki
kemampuan membantu produser dan sutradara dalam memastikan
film diproduksi sesuai jadwal yang ditetapkan.
6) Production Manager
Production manager atau manajer produksi adalah orang yang
mengoordinasikan kerja harian dan memaksimalkan potensi seluruh
departemen yang ada.
7) Location Manager
Location manager atau manajer lokasi adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk mencari lokasi yang sesuai dengan karakteristik
yang dikonsepkan oleh sutradara berdasarkan skenario dan untuk
melakukan manajemen lapangan di lokasi itu demi mempermudah
proses produksi film.
8) Unit Production Manager
Unit production manager atau manajer unit produksi adalah orang yang
membantu mempersiapkan kebutuhan produksi dan memiliki
kemampuan koordinasi dan komunikasi yang baik.
9) Post-Production Manager
Post-production manager atau manajer pascaproduksi adalah orang
yang membantu produser pascaproduksi dalam melaksanakan kegiatan
pascaproduksi, mulai dari menyiapkan kebutuhan materi hasil syuting
yang dibutuhkan sampai menjaga jadwal produksi agar tepat waktu
sesuai dengan rancangan pascaproduksi.
10) Production Assistant
Production assistant atau asisten produksi adalah orang yang
melakukan berbagai jenis pekerjaan untuk membantu kru dan pemeran
di lokasi syuting.
11) Asisten Lokasi
Asisten lokasi adalah orang bertanggungjawab untuk membantu
departemen lokasi, khususnya manajer lokasi. Asisten lokasi juga
memperoleh kesempatan untuk membantu pencarian lokasi.
12) Script Continuity
Script continuity atau pencatat adegan adalah orang yang menjaga
kesinambungan film selama syuting baik untuk kebutuhan visual
maupun verbal. Pencatat adegan bertanggungjawab mengamati dan
mencatat kontinuitas adegan yang sedang direkam antara lain kostum,
props, set, rambut, make-up, dan pergerakan pemain.
13) Director
Director atau sutradara adalah pengarah utama dalam produksi film
yang bertanggungjawab pada kualitas hasil kerja seluruh unsur kreatif,
teknik artistik, dan manajemen pembuatan karya film.
14) Production Designer
Production designer atau perancang artistik adalah orang yang memiliki
kemampuan merencanakan dan mendesign gambar-gambar sesuai
standar kerja kreatif untuk tata artistik produksi sebuah film.
15) Art Director
Art director atau penata artistik adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkan tampilan proyek film sesuai dengan skenario
dan visi sutradara. Penata artistik meninjau skenario dan bertemu
dengan sutradara dan staf produksi senior untuk membahas elemen
seperti latar dan tema, serta bagaimana kualitas ini dapat
dikomunikasikan melalui pemandangan, tata rias, props, dan kostum.
16) Costume Designer
Costume designer atau perancang busana adalah orang yang merancang
ketersediaan kostum untuk setiap pemeran baik utama maupun
figuran.
17) Key Make-up Artist
Key make-up artist atau penata rias utama adalah orang yang
bertanggungjawab untuk merencanakan rancangan tata rias untuk
semua pemeran utama dan pendukung. Hal ini termasuk pula di
dalamnya tentang penggunaan tata rias kosmetik dan aplikasi rambut,
wajah, atau tubuh.
18) Asisten Penata Artistik
Asisten penata artistik adalah orang yang membantu penata artistik dan
perancang artistik untuk membuat sketsa komposit desain awal untuk
ditinjau oleh sutradara. Selanjutnya, asisten penata artistik akan
menyelesaikan gambar kerja, sketsa detail, dan tata letak yang akan
digunakan dalam membangun, mengecat, dan mendekorasi set.
19) Koordinator Efek Khusus
Koordinator efek khusus adalah orang yang merencanakan hingga
membuat semua elemen special effect (SFX) selama praproduksi dan
akan mengelola pengoperasian yang aman dan tepat di lokasi syuting
selama pengambilan gambar.
20) Wardrobe
Wardrobe atau penata kostum adalah orang yang membuat kostum
para pemeran atas supervisi perancang busana.
21) Make-up Artist
Make-up artist atau penata rias adalah orang yang melakukan tata rias
para pemeran berdasarkan design yang dibuat oleh penata rias utama.
22) Hairdresser
Hairdresser atau penata rambut adalah orang yang memiliki kompetensi
untuk membantu sutradara menciptakan citra karakter yang mulus
melalui karakter fisik sesuai skenario bidang penataan rambut.
23) Set Decor
Set decor atau penata set adalah orang yang bertanggungjawab untuk
melengkapi set interior dan eksterior dalam produksi film.
f. Seni Rupa
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni rupa antara lain:
1) Pelukis
Pelukis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di bidang
seni lukis, melalui media cat air, cat akrilik, cat minyak, tinta, pastel,
charcoal, pewarna alam, dll.
2) Pegrafis
Pegrafis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di bidang
seni grafis, melalui teknik cetak datar, tinggi, dalam, maupun
kombinasinya. Seperti woodcut, linocut, etsa, aquatint, lithografi,
serigrafi/cetak saring.
3) Pematung
Pematung adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang seni patung dan seni instalasi, melalui media dan teknik logam,
kayu, batu, resin, benda temuan, media campuran, dan media alternatif
lain.
4) Pekriya
Pekriya adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi dibidang
seni kriya (kerajinan, desain dan terapan) melalui media kayu, logam,
kulit, kaca, tanah liat, tekstil, rotan, serat, dan media alternatif lain,
dengan teknik butsir, merakit, tenun, anyaman dan lain-lain.
5) Komikus
Komikus adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang komik berupa penciptaan konten komik (desain karakter,
naskah) berupa komik strip, cerita bergambar, dan novel grafis, melalui
media cetak dan online.
6) Kartunis
Kartunis adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang kartun (kartun editorial, gag cartoon) dan karikatur, melalui
media cetak (surat kabar, majalah, dll).
7) Ilustrator
Ilustrator adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi sebagai
pembuat gambar, demi memperjelas maksud dari sebuah narasi,
dengan teknik manual atau digital.
8) Fotografer
Fotografer adalah orang yang berkarya dan memiliki kompetensi di
bidang fotografi, yang menggunakan alat bantu kamera.
9) Seni Performa
Seni performa adalah orang yang yang berkarya dan memiliki
kompetensi di bidang “penampilan seni rupa” (performance art), secara
individu dan kelompok, melalui media tubuh dan properti rupa yang
diperlukan.
g. Seni Media
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya seni media antara lain:
1) Seniman Video (Video Art)
Seniman video (video art) adalah orang yang berkarya seni video.
2) Seniman Internet (Internet Art)
Seniman internet (internet art) adalah orang yang berkarya seni internet.
3) Seniman Bunyi
Seniman bunyi adalah orang yang berkarya seni bunyi.
4) Seniman Robotik dan Kinetik
Seniman robotik dan kinetik adalah orang yang berkarya seni robotik
dan kinetik.
5) Seniman Citra Digital
Seniman citra digital adalah orang yang berkarya seni citra digital.
6) Seniman Animasi Digital
Seniman animasi digital adalah orang yang berkarya seni animasi
digital.
7) Seniman Film Eksperimental
Seniman film eksperimental adalah orang yang berkarya seni film
eksperimental.
8) Seniman Interaktif Digital
Seniman interaktif digital adalah orang yang berkarya seni interaktif
digital.
9) Seniman Virtual
Seniman virtual adalah orang yang berkarya seni virtual.
10) Seniman Permainan
Seniman permainan adalah orang yang berkarya seni permainan analog
dan/atau digital.
11) Seniman Gawai (Gadget Art)
Seniman gawai (gadget art) adalah orang yang berkarya seni gawai.
12) Seniman Pemrograman (Programming Art)
Seniman pemrograman (programming art) adalah orang yang berkarya
seni pemrograman.
13) Kurator Seni Media
Kurator seni media adalah orang yang bekerja di bidang kekuratoran
karya seni media.
14) Edukator Seni Media
Edukator seni media adalah orang yang mengedukasi seni media.
15) Kritikus Seni Media
Kritikus seni media adalah orang yang mengapresiasi dan mengkritisi
karya seni media.
16) Penulis Seni Media
Penulis seni media adalah orang yang menulis seni media.
17) Dokumentator dan Arsiparis Seni Media
Dokumentator dan arsiparis seni media adalah orang yang bekerja di
bidang dokumentasi dan arsip seni media.
18) Pengelola Komunitas Seni Media
Pengelola komunitas seni media adalah orang yang mengelola
komunitas seni media.
19) Tenaga Teknis Seni Media
Tenaga teknis seni media adalah orang yang bekerja sebagai teknisi seni
media.
20) Preparator Seni media
Preparator seni media adalah orang yang bekerja di bidang preparasi
seni media.
21) Pengajar dan Pendidik Seni Media
Pengajar dan pendidik seni media adalah orang yang mengajar di bidang
pendidikan seni media secara nonformal.
22) Konservator Seni Media
Konservator seni media adalah orang yang bekerja mengkonservasi seni
media.
23) Artisan
Artisan adalah orang yang memberi dukungan teknis dalam proses
penciptaan karya seni media.
8. Bahasa
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya bahasa antara lain:
1) Penyuluh Bahasa
Penyuluh bahasa adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
bahasa, memiliki kemampuan mengajarkan bahasa, dan memiliki
kemampuan menyuluh bahasa untuk individu maupun
kelompok/instansi.
2) Peneliti Bahasa
Peneliti bahasa adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
bahasa dan memiliki kemampuan untuk meneliti bahasa.
3) Peneliti Sastra
Peneliti sastra adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap sastra
dan memiliki kemampuan untuk meneliti sastra.
4) Pengajar Bahasa Penutur Asing (BIPA)
Pengajar bahasa penutur asing adalah orang yang memiliki
pengetahuan terhadap bahasa dan mampu mengajarkan bahasa dan
sastra untuk penutur asing.
5) Penerjemah
Penerjemah adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap bahasa
dan memiliki kemampuan untuk menerjemahkan bahasa.
6) Penyunting
Penyunting adalah orang yang memiliki pengetahuan terhadap
penyuntingan bahasa dan memiliki kemampuan menyunting bahasa.
9. Permainan Rakyat
Yang termasuk ke dalam tenaga budaya permainan rakyat antara lain:
1) Pelaku Permainan Tradisional
Pelaku permainan tradisional adalah orang yang memiliki pengetahuan
tentang permainan tradisional dan memiliki kemampuan memainkan
permainan tradisional.
2) Mentor Permainan Rakyat
Mentor permainan rakyat adalah orang yang memiliki kebijaksanaan
dan kombinasi dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Mereka
adalah seseorang yang berada di suatu bidang dan berhasil pada apa
yang telah mereka lakukan di bidang permainan rakyat.
3) Pembuat Konten Permainan Rakyat
Pembuat konten permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan membuat suatu konten, baik berupa tulisan, gambar,
video, suara, ataupun gabungan dari dua atau lebih materi.
4) Wasit Permainan Rakyat
Wasit permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mengatur jalannya suatu pertandingan dalam permainan rakyat.
5) Juri Permainan Rakyat
Juri permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menilai atau menghakimi sesuatu atau seseorang dalam permainan
rakyat.
6) Pengrajin Permainan Rakyat
Pengrajin permainan rakyat adalah orang yang memiliki kompetensi
keterampilan dan kemampuan membuat produk atau kriya permainan
rakyat.
7) Perancang Desain Produk Permainan Rakyat
Perancang desain produk permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan menyusun dan merancang konsep sebuah produk secara
sistematis dari pada gagasan produk baru ataupun modifikasi produk
lama dalam bentuk gambar teknis (engineering drawing) untuk
memenuhi kebutuhan di bidang permainan rakyat ataupun
memanfaatkan inovasi teknologi (market technology push).
8) Penyelenggara Kegiatan Permainan Rakyat
Penyelenggara kegiatan permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan menyelenggarakan kegiatan permainan rakyat, serta
melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam bentuk
apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut.
9) Pengelola Desa Wisata Permainan Rakyat
Pengelola desa wisata permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan
tenaga orang lain, serta melakukan pengelolaan proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
10) Fasilitator Desa Wisata Permainan Rakyat
Fasilitator desa wisata permainan rakyat adalah orang yang memiliki
kemampuan membantu sekelompok orang untuk memahami tujuan
kegiatan wisata permainan rakyat.
11) Instruktur Workshop Desa Wisata Permainan Rakyat
Instruktur workshop desa wisata permainan rakyat adalah orang yang
memiliki kemampuan mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan
latihan dan bimbingannya, pengajar, pelatih, serta pengasuh pada saat
workshop permainan rakyat.
12) Pengkaji Permainan Rakyat
Pengkaji permainan rakyat adalah orang yang memiliki kompetensi
peneliti untuk menelaah atau meneliti permainan rakyat.
13) Kurator Permainan Rakyat
Kurator permainan rakyat adalah orang yang memiliki kemampuan
mengurus atau mengawasi institusi warisan budaya berupa permainan
rakyat.
12. Museum
Yang termasuk ke dalam tenaga permuseuman antara lain:
1) Kepala Museum
Kepala museum adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab terhadap seluruh proses pengelolaan museum sesuai dengan visi
dan misi museum.
2) Register
Register adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan pencatatan
dan pendokumentasian koleksi museum.
3) Kurator
Kurator adalah petugas teknis yang karena kompetensi keahliannya
bertanggungjawab dalam pengelolaan koleksi museum.
4) Konservator
Konservator adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan koleksi museum.
5) Penata Pameran
Penata pameran adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan
perancangan dan penataan di museum.
6) Edukator
Edukator adalah petugas teknis yang melakukan kegiatan edukasi dan
penyampaian informasi koleksi museum.
7) Hubungan Masyarakat dan Pemasaran
Hubungan masyarakat dan pemasaran adalah petugas teknis
melakukan kegiatan komunikasi dan pemasaran program-program
museum.
13. Sejarah
Yang termasuk ke dalam tenaga kesejarahan antara lain:
1) Konsultan Sejarah
Konsultan sejarah adalah orang yang berkompeten memberikan jasa
konsultasi dalam bidang sejarah.
2) Editor Sejarah
Editor sejarah adalah orang yang berkompeten mengedit karya sejarah.
3) Peneliti Sumber Sejarah
Peneliti sumber sejarah adalah orang yang berkompeten meneliti
sumber sejarah.
4) Penulis Sejarah
Penulis sejarah adalah orang yang berkompeten menulis sejarah
berdasarkan kaidah ilmu sejarah.
5) Penerjemah Sumber/Dokumen Sejarah
Penerjemah sumber/dokumen sejarah adalah orang yang berkompeten
menerjemahkan sumber/dokumen sejarah.
6) Jurnalis Sejarah
Jurnalis sejarah adalah orang yang berkompeten menulis sejarah
dalam media cetak dan elektronik.
7) Kreator Konten Digital Sejarah
Kreator konten digital sejarah adalah orang yang berkompeten
memproduksi dan mengaplikasikan konten sejarah dalam bentuk
digital.
8) Pemandu Wisata Sejarah
Pemandu wisata sejarah adalah orang yang berkompeten melakukan
pemanduan wisata objek bersejarah.
1. Museum
Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Museum menurut International Council of Museums (ICOM) adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat
dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
menghubungkan, dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia
dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
2. Taman Budaya
Taman budaya adalah suatu kompleks yang terdiri dari ruang terbuka dan
ruang tertutup dimana berfungsi sebagai wadah dari berbagai aktivitas
pertunjukan, pergelaran, serta sebagai tempat berkumpulnya para seniman
maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu atau informasi mengenai
seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni dan budaya warisan
leluhur dahulu.
3. Sanggar
Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh sekumpulan
orang untuk berkegiatan seni dan budaya seperti seni tari, seni lukis, seni kriya,
seni peran dan lain-lain. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar berupa
kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran,
penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir sebagian besar
dilakukan di dalam sanggar (tergantung ada tidaknya fasilitas dalam sanggar).
Sanggar tari merupakan sarana, wadah, untuk berkreatifitas & mengenal tari-
tarian yang ada di Indonesia.
4. Asosiasi Profesi
Asosiasi profesi adalah organisasi non-profit yang beranggotakan orang-orang
dengan latar belakang profesi yang sama yang umumnya memiliki tujuan
memajukan dan mempromosikan profesi tersebut, meningkatkan kompetensi
anggotanya, dan melayani serta melindungi kepentingan publik dan
anggotanya.
5. Lembaga Adat
Lembaga adat adalah sebuah organisasi kemasyarakatan baik yang sengaja
dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam
sejarah masyarakat yang bersangkutan atau dalam suatu masyarakat hukum
adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam
wilayah hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur,
mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang
berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang
berlaku.
7. Padepokan
Padepokan adalah lembaga pendidikan tradisional yang merupakan suatu
komunitas pelaku pendidikan di mana selain terjadi kegiatan belajar mengajar
di dalamnya juga terjadi kegiatan berhuni. Di dalam padepokan, bersama-sama
tinggal guru sebagai pemilik dan sesepuh padepokan, serta orang-orang yang
datang dengan maksud berguru dan menimba ilmu. Guru menjadi orientasi dan
panutan setiap orang dan masyarakat di lingkungan yang bersangkutan.
8. Komunitas Budaya
Komunitas budaya merupakan kesatuan sosial yang memiliki potensi budaya
berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional,
teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional,
cagar budaya, permuseuman, dan kesejarahan.
a. Cerita Rakyat
Dalam mendata cerita rakyat perlu diperhatikan apakah konteks cerita tersebut
masih berlaku saat ini. Nilai dan makna cerita juga dapat disampaikan selain
cerita rakyat itu sendiri.
● Cerita rakyat dibagi manjadi 4 kategori yaitu sejarah lisan, dongeng, mitos,
dan legenda.
1) Sejarah lisan adalah bentuk cerita yang berhubungan dengan kondisi
fakta/kejadian yang terjadi di masa lalu. Medium penyampaiannya
melalui lisan, sehingga disebut sebagai sejarah lisan. Berbeda dengan
sejarah yang dituliskan dalam buku, kitab, atau manuskrip.
2) Dongeng adalah adalah bentuk sastra lama yang menceritakan tentang
suatu kejadian luar biasa yang penuh dengan khayalan (fiksi) dan
dianggap tidak benar-benar terjadi. Fungsi dongeng adalah untuk
menyampaikan pesan moral atau mendidik dan menghibur.
3) Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan suatu kisah yang
berlatarbelakang masa lalu. Mitos juga sering diartikan sebagai cerita
suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dulu, mengandung
penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa
tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara
gaib.
4) Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
oleh yang mempunyai cerita tersebut. Biasanya legenda kerap dijadikan
sebagai sejarah kolektif.
● Deskripsi cerita rakyat dapat diinventarisasi secara detail terkait setting
lokasi, nama tokoh, kejadian, serta pesan yang ingin disampaikan.
Beberapa cerita rakyat memiliki setting lokasi yang berada di sekitar tempat
masyarakat yang mempercayai cerita, lokasi cerita dapat berupa gunung,
danau, hutan, lembah, kampung.
● Dokumen pendukung cerita rakyat seperti foto/gambar, dokumen kajian
terhadap cerita rakyat tersebut, juga dokumen pendukung lainnya dapat
disiapkan jika ada.
● Dapat pula disampaikan siapa penutur/tokoh yang mampu menyampaikan
cerita rakyat, lembaga terkait serta hubungan cerita tersebut dengan OPK
lainnya. Contoh: Cerita tentang patung Sigale-gale yang berasal dari
Sumatra Utara, yang memiliki setting tempat di sekitaran Danau Toba serta
terkait langsung dengan patung Sigale-gale yang ada di Samosir.
2. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di
dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain, serat, babad,
hikayat, dan kitab. Contoh manuskrip: Pustaha Laklak dari Sumatra Utara, I
La Galigo dari Sulawesi Selatan.
3. Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan
dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan
pada generasi berikutnya, antara lain: tata kelola lingkungan dan tata cara
penyelesaian sengketa. Contoh adat istiadat antara lain: Seren taun dari
Banten, Melangun dari Jambi.
● Dalam pendataan adat istiadat perlu dilihat kembali apakah adat tersebut
masih berlaku pada masyarakat yang menjalankan. Siapa yang melakukan
dan apakah ada sanksi bagi mereka yang tidak melakukannya.
● Deskripsi terkait adat istiadat dapat disampaikan secara rinci tentang nilai,
makna, dan fungsi adat istiadat tersebut. Adat istiadat juga merupakan
sistem yang menghubungkan individu dengan individu lainnya, individu
dengan kelompok, individu dengan lingkungannya, kelompok dengan
lingkungannya, serta hubungan antara individu dengan sang penciptanya.
● Deskripsikan hubungan tersebut dengan penjelasan terkait nilai-nilai yang
terkait di dalamnya. Begitu pula dengan etnis yang menjalankan, apakah
masih berlangsung hingga saat ini, terancam punah atau sudah punah.
Jika sudah punah, informasi mengenai kapan terakhir kali adat istiadat ini
dijalankan serta alasan tidak dijalankan lagi juga perlu didata. Penjelasan
terkait etnis yang menjalankan akan menggambarkan wilayah persebaran
adat istiadat tersebut.
● Dalam mendukung narasi deskripsi terkait adat istiadat dibutuhkan data
dukung seperti foto dan video terkini adat istiadat yang akan didata. Dalam
pelaksanaannya, adat istiadat memiliki waktu-waktu tertentu dan tidak
dapat dilakukan setiap saat (saat terjadinya penyelesaian sengketa, panen
padi), oleh karena itu dalam merekam pelaksanaan adat istiadat
dibutuhkan waktu bersamaan dengan pelaksanaan adat istiadat tersebut.
● Dapat juga disampaikan tenaga budaya yang terkait dengan adat istiadat
yang akan didata. Contoh: pemimpin adat, kepala suku, pecalang (Bali).
Begitu pula dengan lembaga budaya yang mengampu adat istiadat tersebut.
● Pelaksanaan adat istiadat sangat berkaitan dengan OPK lainnya, dalam
pelaksanaan adat istiadat biasanya menampilkan tarian, makanan
tradisional maupun pakaian tradisional sebagai pendukung. Silakan
sampaikan keterkaitan adat istiadat dengan OPK lainnya.
4. Ritus
Ritus adalah adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang
didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara
terus menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain: berbagai
perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan
ritual kepercayaan beserta perlengkapannya. Contoh ritus antara lain: Upacara
besale dari Jambi, Sipaha lima dari Sumatra Utara, Upacara Tawur Kesanga
Yogyakarta.
● Dalam mendata ritus perlu diperhatikan hal-hal khusus seperti
kerahasiaan dalam ritus (doa-doa, mantra) serta kesakralan yang ada di
dalamnya.
● Ritus dapat dideskripsikan dengan penjelasan terkait komunitas yang
melaksanakan daur hidup individu (kelahiran, inisiasi, perkawinan,
kematian) dan daur hidup kolektif (bersih desa, nyadran, dll.); tujuan
(sakral, tolak bala, dll.); lokasi (gunung, pantai/pesisir, sungai, mata air,
dll.); peserta (perorangan, keluarga, masyarakat); waktu (kalender agama,
waktu panen, waktu melaut, dll.); aturan (pantangan dan anjuran), urutan
upacara (tahapan pelaksanaan kegiatan upacara); kelengkapan (sesaji,
asesoris, peralatan, dll.).
● Dijelaskan juga etnis yang masih melakukan ritus serta lokasi tempat
berlangsungnya situs tersebut. Apakah masih berlangsung hingga saat ini,
terancam punah atau sudah punah. Jika sudah punah, informasi mengenai
kapan terakhir kali ritus ini dijalankan serta alasan tidak dijalankan lagi
juga perlu didata.
● Data mengenai nama rapalan/mantra yang digunakan, tujuan penggunaan
rapalan/mantra, dan perlengkapan ritus tersebut juga diperlukan (jika
ada).
● Dalam mendukung narasi deskripsi terkait ritus dibutuhkan data dukung
seperti foto dan video terkini. Dalam pelaksanaannya, ritual memiliki
waktu-waktu tertentu dan tidak dapat dilakukan setiap saat (malam 1
syuro, saat air laut pasang), oleh karena itu dalam merekam pelaksanaan
ritus dibutuhkan persiapan agar dapat merekam ritus yang dilaksanakan.
Dokumen pendukung lainnya seperti penelitian, kajian dapat ditambahkan
untuk mendukung narasi deskripsi.
● Pelaksanaan ritus juga berkaitan erat dengan tenaga serta lembaga budaya
yang terkait, contoh (dukun, datuk). Begitu pula dengan OPK lain seperti
tarian sakral, makanan/minuman tradisional.
Tabel 3.5 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Ritus
No Form Isian Keterangan Contoh Isian
5. Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional adalah keseluruhan ide dan gagasan dalam
masyarakat, yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman
nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus
menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional
juga termasuk pengetahuan mengenai alam semesta (mikrokosmos,
makrokosmos) ilmu perbintangan yang digunakan dalam pelayaran, pendirian
bangunan, penentuan hari baik (primbon, wariga). Pengetahuan tradisional
antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan
minuman tradisional, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai
alam dan semesta.
Waktu penyajiannya
pada umumnya adalah
saat meugang.
Meugang atau yang
disebut juga hari
palahan, menjadi
tradisi sakral di Aceh.
Di Aceh Besar,
meugang yang
diperingati sehari
menjelang Idul Adha,
Idul Fitri, dan puasa
Ramadhan, akan
hampa jika tanpa
dilengkapi sie reuboh.
8. Cara dan Waktu Deskrispi cara dan waktu Sie reuboh memang
Penyimpanan penyimpanan makanan memiliki karakter
dan minuman tersendiri. Selain
rasanya yang khas,
masakan ini juga tahan
lama atau bisa
disimpan berhari-hari.
Satu keuntungan sie
reuboh ini, tidak akan
basi. Bila sudah dingin,
tinggal dipanaskan
kembali.
c. Metode Penyehatan
● Dalam mendata metode penyehatan perlu diperhatikan nilai, makna, fungsi
serta penggunaan metode tersebut, apakah dapat dilakukan setiap hari,
oleh orang-orang tertentu atau dapat dilakukan oleh semua orang.
● Dalam mendeskripsikan metode penyehatan penrlu dijelaskan terkait
teknis dari metode penyehatan, serta penggunaannya.
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Video dapat menampilkan terkait praktek dari
metode penyehatan serta fungsinya, contoh: pijat, kerokan, mandi di
sungai.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait metode
penyehatan yang akan didata
e. Pakaian Tradisional
● Dalam mendata pakaian tradisional perlu diperhatikan apakah pakaian
yang akan didata memiliki nilai, makna dan fungsi bagi masyarakat sekitar.
● Penekanan perbedaan antara pakaian tradisional dan kerajinan adalah
pada fungsinya. Sebagai contoh: ketika wastra berbentuk sebagai kain, itu
termasuk ke dalam kategori kerajinan. Namun ketika sudah dikenakan
pada waktu tertentu dan dipadupadankan dengan ornamen lainnya, itu
termasuk ke dalam kategori pakaian tradisional.
● Dalam mendeskripsikan pakaian tradisional dapat disampaikan terkait
nilai, makna, fungsi. (filosofi bentuk, ragam hias, warna); status pemakai;
waktu dan tata cara pemakaian; fungsi (sakral, profan); jenis kelamin
pemakai).
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi.
● Dapat disampaikan tenaga dan lembaga budaya terkait pakaian tradisional
yang akan didata. Beberapa pakaian tradisional digunakan dalam ritual
yang ada di masyarakat. Dapat juga dijelaskan keterkaitan pakaian
tradisional dalam ritual yang ada dan berlangsung di masyarakat.
g. Pengetahuan Tradisional
● Yang dimaksud pengetahuan tradisional disini adalah selain jenis-jenis
pengetahuan tradisional yang sudah dijelaskan sebelumnya, antara lain
mengenai Ilmu Bercocok Tanam, Ilmu Falak, Pengetahuan Keharmonisan
Rumah Tangga, Pengetahuan Kebencanaan, dll.
● Dalam mendata pengetahuan tradisional perlu diperhatikan nilai, makna,
fungsi serta penggunaannya tersebut. Informasi mengenai etnis yang
menggunakan, lokasi dimana pengetahuan ini masih digunakan, serta
perkiraan usia penggunaan perlu didata
● Foto, video dan kajian pendukung lainnya harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi. Contoh: pengetahuan mengenai navigasi,
musim, waktu panen melalui rasi bintang.
● Dapat disampaikan terkait tenaga dan lembaga budaya terkait pengetahuan
tradisional yang akan didata.
6. Teknologi Tradisional
Teknologi tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup
manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat
sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan,
dikembangkan secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya.
Teknologi tradisional antara lain arsitektur (proses pembuatan, rancang
bangun), arah hadap bangunan (arah mata angin), bangunan ditentukan oleh
status (jahe julu), perkakas pengolahan sawah, alat transportasi, dan sistem
irigasi
a. Arsitektur Tradisional
● Arsitektur tradisional dapat dideskripsikan melalui penjelasan terkait
rancang bangun, arah hadap bangunan, ukuran serta makna nilai
fungsinya. Motif ragam hias sebagai pendukung bangunan juga dapat
dijelaskan pada deskripsi arsitektur.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi, yaitu
rancang bangunan, arah hadap serta nilai, makna dan fungsinya.
● Arsitektur bangunan memiliki hubungan erat dengan OPK lain, arah hadap
bangunan juga menentukan ritual serta adat istiadat yang ada pada
masyarakat.
c. Alat Musik
● Deskripsi alat musik dapat dilakukan dengan menjelaskan terkait
pembuatan serta penggunaan alat musik tersebut. alat musik dapat dibuat
menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar seperti bambu, kulit
kerang, kulit sapi dan lainnya. alat musik juga digunakan sebagai pengiring
kegiatan permainan tradisional, festival panen dan ritual.
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi yang
disampaikan pada deskripsi yaitu tentang pembuatan alat musik mulai dari
bahan dasar serta teknik pembuatan serta penggunaan alat musik.
● Pembuat, pemusik atau pengguna alat musik menjadi hal yang tidak dapat
dipisahkan begitu pula lembaga budaya yang berkaitan dengan alat musik.
alat musik juga dapat digunakan menjadi pengiring ritual keagamaan, hal
tersebut menjelaskan hubungan antara alat musik dengan OPK lainnya.
e. Senjata Tradisional
● Deskripsi terkait senjata yang dapat disampaikan yaitu filosofi pembuatan
senjata (legitimasi asal usul); fungsi dan peran (keamanan, dakwah,
kewibawaan, kesaktian, substitusi identitas maskulin, simbol pernyataan
perang, menyerah, penghinaan, dll.); pembuat (empu, undagi, pande, dll.),
tata cara penggunaan (pantangan/larangan penggunaan senjata dan
anjuran), waktu (hari besar, perayaan keagamaan, waktu ada bencana
jamasan dll.), proses pembuatan (ditempa, pemberian pamor dan warangan,
pemberian warangka, pembuatan hulu/pegangan senjata/pantat lebah,
dll.)
● Foto, video dan kajian pendukung harus sesuai dengan narasi, yaitu proses
pembuatan, waktu pengerjaan, ritual pembuatan dan lainnya.
● Pembuat senjata seperti empu atau pandai besi wajib didata sebagai data
dukung terkait senjata, begitu pula lembaga budaya seperti sanggar
pembuat senjata serta keterkaitan senjata dengan OPK lain, seperti
penggunaan kerambit/karambit dalam pencak silat.
7. Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis
warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud
dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium.
● Deskripsi terkait seni dapat disampaikan mulai dari jenis seni yaitu seni
tari, seni musik, seni pertunjukan, sastra, film, seni rupa, seni media.
Penjelasan terkait nilai makna dan fungsi serta proses pewarisan yang ada.
● Foto, video, serta kajian pendukung lain yang mendukung narasi deskripsi.
● Seniman serta lembaga budaya terkait dapat dimasukkan ke dalam
pendataan. Kaitan seni sangat erat dengan OPK lainnya, baik sebagai
pengiring maupun pendukung OPK lainnya.
SENI TARI
Seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga
makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan diperagakan
sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang
menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya.
Pada objek seni tari, fokus pendataannya terletak pada nama seni tari tersebut.
Tabel 3.18 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Tari
No Form Isian Keterangan Contoh Isian
1. Nama OPK Nama karya seni tari Tari Maengket
SENI MUSIK
Seni Musik adalah hasil karya seni berupa bunyi yang dituangkan dalam
bentuk lagu atau komposisi sebagai ungkapan perasaan dan pikiran
penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu melodi, irama, harmoni,
dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai sumber kesatuan.
Pada objek seni musik, fokus pendataannya terbagi menjadi dua, yaitu
nama/jenis seni musik tradisional dan judul lagu.
SENI PERTUNJUKAN
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. Di dalamnya mengandung empat
unsur, yakni waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan
penonton. Seni pertunjukan disajikan dalam bentuk pentas seni dengan tujuan
memberikan hiburan. Di sisi lain, seni pertunjukan juga merupakan ungkapan
budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, norma-norma
estetik-artistik sesuai perkembangan zaman.
Pada objek seni pertunjukan, fokus pendataannya terbagi menjadi dua, yaitu
nama/jenis seni pertunjukan dan naskah skenario.
SENI SASTRA
Seni sastra maupun kesusastraan adalah suatu yang ketika bentuk catatan
maupun kisah, serta mempunyai makna seni beserta budaya yang
menampilkan keindahan ketika tutur serta dialek ketika menyampaikan makna
spesial.
Pada objek seni sastra, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni sastra
tersebut.
FILM
Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media
komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau
tanpa suara dan dapat dipertunjukan.
Pada objek film, fokus pendataannya adalah pada judul karya film tersebut.
SENI RUPA
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu seni rupa
murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik
beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa
terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya
seni kriya.
Pada objek seni rupa, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni rupa
tersebut.
Tabel 3.25 Contoh Pengisian Formulir Pendataan Seni Rupa
No Form Isian Keterangan Contoh Isian
Pada objek seni media baru, fokus pendataannya adalah pada judul karya seni
media baru tersebut.
8. Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan,
maupun isyarat, antara lain, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Yang dapat
dimaksud dengan bahasa termasuk aksara, dialek, tata bahasa, tindak tutur,
tingkatan berbahasa.
● Dalam mendata Bahasa perlu diperhatikan status saat ini apakah bahasa
tersebut masih ada dan bertahan, sedang digunakan, terancam punah atau
sudah punah.
● Jenis aksara yang digunakan, etnis yang menggunakan bahasa tersebut,
serta dialek penuturan bahasa (apabila ada) juga perlu didata.
● Deskripsi yang digunakan dalam mendata bahasa harus sesuai dengan
konteks saat ini penggunaan bahasa. Siapa saja orang-orang atau praktisi
yang masih menggunakan bahasa tersebut. Konteks penggunaan bahasa
apakah terbatas pada keluarga inti, lingkungan pergaulan, atau pada
lingkungan formal.
● Perlu diperhatikan juga apakah ada tingkatan dalam penggunaan bahasa
(contoh: Jawa kromo, ngoko) dan siapa saja yang dapat menggunakan
bahasa tersebut (penutur asli, pemantun).
● Data dukung dalam pendataan bahasa yaitu foto terbaru dan video
penggunaan bahasa yang akan menguatkan narasi yang telah disampaikan
dalam deskripsi. Data dukung lainnya dapat juga berupa kajian, tulisan,
skripsi terkait bahasa yang akan didata.
● Lembaga budaya yang terkait dengan bahasa (lembaga adat, lembaga
budaya, kantor bahasa).
● Bahasa digunakan sebagai “pengantar” atau sarana komunikasi dalam
pewarisan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Bahasa memiliki hubungan
erat dengan warisan budaya lainnya, seperti tradisi, ritual, permainan
rakyat maupun olahraga tradisional menggunakan bahasa sebagai sarana
komunikasi.
9. Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai
tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus dan
diwariskan pada generasi berikutnya, yang bertujuan untuk menghibur diri.
Permainan rakyat memiliki aturan tata permainan seperti jumlah pemain,
gerakan, tata cara penentuan menang kalah, dll. Memiliki karakteristik pemain
seperti permainan untuk laki-laki, perempuan, anak kecil, dewasa, tua, muda.
Memiliki pakaian khas yang dipakai untuk bermain seperti misalnya, sarung,
ikat kepala. Memiliki ketentuan waktu bermain seperti misalnya siang, sore,
malam, hari besar, dll. Memiliki karakteristik bahan pembuat mainan seperti
misalnya gerabah, kayu. Memiliki lokasi permainan yang khas seperti misalnya
di pantai, bukit, halaman rumah. Contoh: permainan kelereng, congklak,
gasing, gobak sodor, sepak takraw, layang-layang.
● Deskripsi permainan rakyat meliputi aturan main, jumlah pemain,
perlengkapan permainan, nilai moral yang terkandung melalui permainan
(kebersamaan, gotong royong, belajar mengalah).
● Sebagai data dukung, foto, video serta kajian harus mendukung narasi yang
ada pada deskripsi yang disampaikan. Apabila memungkinkan, video dapat
berisi satu babak permainan rakyat yang dimainkan.
● Jelaskan juga siapa yang dapat memainkan permainan rakyat tersebut,
apakah terbatas pada anakanak, atau dapat dimainkan oleh remaja
maupun orang dewasa. Begitu pula kaitannya dengan OPK lain, seperti
layang-layang dan gasing, keduanya dapat dimasukkan ke dalam kategori
kerajinan tradisional.
c. Bahan Benda
1) Kayu 21) Rambut 41) Batu
2) Rotan 22) Daging 42) Pre-Fosil
3) Bambu 23) Otot 43) Fosil
4) Serat 24) Tanduk 44) Logam
5) Daun 25) Cula 45) Kaca
6) Kulit Kayu 26) Paruh 46) Tanah
7) Karet 27) Kuku 47) Kapur
8) Getah 28) Sutra 48) Pasir
9) Bunga 29) Katun 49) Karang
10) Kelopak 30) Sabut 50) Keramik
11) Buah 31) Tempurung 51) Terakota
12) Kulit Buah 32) Lidi 52) Lilin
13) Biji 33) Karton 53) Aspal
14) Tepung 34) Duri 54) Plastik
15) Gabus 35) Sisik 55) Mika
16) Tulang 36) Karapas 56) Mineral
17) Gigi 37) Kerang 57) Poliester
18) Gading 38) Siput 58) Sintetis
19) Kulit 39) Mutiara 59) Lainnya
20) Bulu 40) Karang
d. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
e. Hiasan/Ornamen
1) Angka 8) Vegemorf
2) Huruf 9) Binatang
3) Inskripsi/Tulisan 10) Zuomorf
4) Manusia 11) Geometris
5) Antropomorf 12) Panorama
6) Abstrak 13) Campuran
7) Tumbuhan 14) Lainnya
f. Tanda
1) Angka 9) Binatang
2) Huruf 10) Zuomorf
3) Inskripsi/Tulisan 11) Garis
4) Manusia 12) Titik
5) Antropomorf 13) Geometris
6) Abstrak 14) Campuran
7) Tumbuhan 15) Lainnya
8) Vegemorf
b. Sifat Bangunan
1) Sakral: Bangunan cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan
oleh pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Candi, Masjid, Pura, Klenteng
2) Profan: Bangunan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Contoh: Rumah tinggal, Istana, Bangunan Publik (Stasiun, Kantor,
Rumah Sakit, Sekolah)
c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
d. Hiasan/Ornamen
1) Angka 4) Manusia
2) Huruf 5) Antropomorf
3) Inskripsi 6) Tumbuhan
7) Vegemorf 11) Campuran
8) Binatang 12) Lukisan/Relief Adegan
9) Zuomorf 13) Abstrak
10) Geometris 14) Lainnya
e. Tanda
1) Angka 7) Vegemorf
2) Huruf 8) Binatang
3) Inskripsi 9) Zuomorf
4) Manusia 10) Geometris
5) Antropomorf 11) Abstrak
6) Tumbuhan 12) Lainnya
a. Fungsi Struktur
1) Tembok 13) Tugu
2) Sumur 14) Gapura
3) Kapal Selam 15) Monumen
4) Kapal 16) Pagar
5) Pesawat 17) Tiang
6) Saluran Air 18) Lantai
7) Dermaga 19) Umpak
8) Terowongan 20) Jembatan
9) Gua Buatan 21) Makam
10) Menara 22) Lintasan Rel
11) Bendung 23) Jalan
12) Fondasi 24) Lainnya
b. Sifat Struktur
1) Sakral: Struktur cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Stupa di Pura Pegulingan Bali, Candi-candi di Muara Jambi
2) Profan: Struktur cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kehidupan
sehari-hari.
Contoh: Bukit Kerang di Aceh, Sumur Jobong di Trowulan, Kolam
Karanganyar di Palembang, Bendungan Situ Gintung di Tangerang
Selatan
c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M)
dan masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun
1908 - 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
d. Hiasan/Ornamen
1) Angka 8) Vegemorf
2) Huruf 9) Binatang
3) Inskripsi 10) Zuomorf
4) Manusia 11) Geometris
5) Antropomorf 12) Lukisan/Relief Adegan
6) Abstrak 13) Lainnya
7) Tumbuhan
e. Tanda
1) Angka 7) Tumbuhan
2) Huruf 8) Vegemorf
3) Inskripsi 9) Binatang
4) Manusia 10) Zuomorf
5) Antropomorf 11) Geometris
6) Abstrak 12) Lainnya
b. Sifat Situs
1) Sakral: Situs cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Situs Gua Harimau di Sumatera Selatan, Situs Candi Sewu di
Jawa Tengah, Gua Gajah di Bali
2) Profan: Situs cagar budaya yang dimanfaatkan bukan untuk
kepentingan agama atau kepercayaan.
Contoh: Situs Permukiman Ratu Boko di Yogyakarta, Situs Sukadiri di
Banten, Situs Benteng Rotterdam di Makassar, Situs Prasejarah Leang-
Leang di Sulawesi Selatan, Situs Gilimanuk di Bali.
c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M) dan
masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun 1908
- 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
b. Sifat Kawasan
1) Sakral: Kawasan cagar budaya yang masih atau pernah difungsikan oleh
pendukungnya untuk keperluan keagamaan atau kepercayaan.
Contoh: Kawasan Percandian Muara Jambi, Candi-candi di lereng
Gunung Penanggungan Jawa Timur, Kawasan Percandian DAS
Pakerisan di Bali.
2) Profan: Kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk kegiatan
sehari-hari.
Contoh: Kawasan Manusia Purba Sangiran, Kawasan Permukiman Kuno
di Trowulan, Kawasan Banten Lama.
3) Campuran: Kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk
kepentingan agama atau kepercayaan dan kehidupan sehari-hari.
Contoh: Pada Kawasan Kota Tua terdapat bangunan keagamaan,
bangunan publik, dan bangunan hunian.
c. Periode
1) Masa Prasejarah: sebelum ada bukti tertulis
2) Masa Klasik: masa pengaruh kebudayaan dari India (abad IV - XV M) dan
masa pengaruh kebudayaan Islam (abad XII - XIX M)
3) Masa Kolonial: masa kolonial diawali dengan mulai masuknya bangsa-
bangsa Eropa ke wilayah nusantara seperti Portugis, Inggris, Belanda,
dan Jepang (abad XVI - XX M)
4) Masa Pergerakan: masa-masa pergerakan bangsa indonesia (tahun 1908
- 1945)
5) Masa Modern: masa setelah kemerdekaan (tahun 1945 - sekarang)
Verval merupakan tahapan yang penting setelah proses pendaftaran. Hal ini
dikarenakan seluruh data yang terdaftar dalam Data Pokok Kebudayaan
(Dapobud) harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam upaya Pemajuan
Kebudayaan secara umum. Untuk mencapai hal tersebut, suatu data dalam
Dapobud harus memenuhi 4 prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip keunikan, maksudnya adalah satu poin data yang didaftarkan dalam
Dapobud hanya merujuk pada tepat satu objek kebudayaan;
2. Prinsip kelengkapan, maksudnya adalah satu poin data yang didaftarkan
dalam Dapobud harus mengandung informasi yang selengkap-lengkapnya
terkait objek kebudayaan yang didaftarkan tersebut;
3. Prinsip keaktualan, maksudnya adalah seluruh informasi yang diberikan
dalam satu poin data yang didaftarkan dalam Dapobud merupakan
informasi terkini dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan; serta
4. Prinsip keterhubungan, maksudnya adalah satu objek kebudayaan yang
didaftarkan dalam Dapobud diupayakan untuk terhubung dengan objek
lainnya yang terkait. Hal ini penting dalam rangka untuk identifikasi
ekosistem kebudayaan yang terkait dengan objek kebudayaan tersebut,
sehingga analisis dan upaya Pemajuan Kebudayaan dapat disusun secara
komprehensif.
Kasus ini terjadi ketika beberapa data yang sebenarnya mendeskripsikan objek
yang sama serta mempunyai isian mandatory yang sama persis satu sama
lainnya, dimasukkan dari beberapa akun yang berbeda ataupun dimasukkan
dalam waktu yang berbeda.
Pada dasarnya langkah verval yang dilakukan untuk kasus ini adalah
menggabungkan satu atau beberapa data yang sama tersebut sehingga cukup
menjadi satu data dengan isian mandatory yang unik. Namun perlu
diperhatikan bahwa dalam penggabungan data tersebut perlu dilihat pula
kelengkapan isian informasi tambahan dari masing-masing data asal sehingga
dipastikan tidak ada informasi yang hilang dari masing-masing data asal.
Beberapa kondisi yang dapat terjadi dalam kasus ini misalnya terdapat lebih
dari satu penamaan atas objek yang sama (misalnya menggunakan nama lokal),
atau terdapat isian mandatory yang berbeda jauh antar data yang
mendeskripsikan objek yang sama.
Langkah verval yang dapat dilakukan pada kasus ini adalah menggabungkan
satu atau beberapa data tersebut sehingga menjadi satu data dengan isian
mandatory yang unik. Namun untuk dapat memperbaiki isian mandatory dalam
kasus ini perlu kesepakatan khusus dari berbagai pihak yang memasukkan
data yang sama (khususnya kesepakatan terkait nama objek). Oleh karena itu,
berbagai metode verval yang dijelaskan pada bagian sebelumnya menjadi
penting untuk diterapkan dalam verval OPK terutama untuk menyepakati isian
mandatory yang mendeskripsikan OPK terkait.
Gambar berikut menunjukkan ilustrasi penggabungan data dalam proses verval
Dapobud yang dimaksud. Namun untuk penerapan teknis dalam aplikasi baru
akan dijelaskan lebih detail dalam petunjuk teknis Aplikasi.
Khusus untuk pemeriksaan Dokumen Foto sebagai bagian dari verval CB dan
ODCB, terdapat persyaratan lebih rinci bahwa foto objek harus diambil dari
berbagai sisi (tampak depan, tampak samping, tampak atas, dan sebagainya),
serta harus merupakan hasil pemotretan dari kamera asli (tidak boleh
mengambil dari sumber internet dan sejenisnya). Oleh karena itu metode
Observasi Lapangan dalam verval CB dan ODCB menjadi sangat penting
dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya, verifikator data (dalam hal ini Tim Dapobud
Kabupaten/Kota) dapat meminta bantuan narasumber yang ahli dalam bidang
terkait CB dan ODCB untuk menguji kualitas data yang dihimpun oleh petugas
pengumpul data. Verifikator Data juga dapat melakukan tinjauan lapangan
terhadap objek yang didaftarkan, apabila:
● terdapat keraguan terhadap keaslian objek pendaftaran;
● terdapat keraguan asal usul kepemilikan dan perolehan objek;
● dibutuhkan lebih banyak data; dan/atau
● data pendaftaran diragukan kebenarannya.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval CB dan ODCB dalam
mekanisme Dapobud dilakukan berbasis lokasi keberadaan CB/ODCB
tersebut, terlepas dari status penetapannya. Sebagai contoh, verval terhadap
Kawasan Candi Muara Takus yang termasuk dalam CB Peringkat Nasional tetap
harus dimulai dari pendaftaran dan verval di Kab. Muaro Jambi. Dengan kata
lain, Tim Dapobud Kab. Muaro Jambi dapat berkoordinasi dengan Tim Dapobud
Provinsi Jambi serta Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) dalam
memperoleh data terkait Kawasan Candi Muara Takus untuk didaftarkan dan
diverval di tingkat Kab. Muaro Jambi.
Selain itu pemeriksaan keterhubungan (relasi) data dalam CB dan ODCB, untuk
saat ini belum dapat dilaksanakan secara langsung terhadap sesama entitas
CB/ODCB. Namun dalam informasi dasar (mandatory) data CB dan ODCB
terkait Nama/Instansi Pemilik dan Pengelola, perlu dipastikan bahwa
mandatory tersebut telah terdaftar lebih dulu dalam entitas TB atau LK.
Setiap data CB dan ODCB yang telah selesai proses verval akan diberikan
Nomor Induk Objek Diduga Cagar Budaya (NIODCB) secara otomatis dalam
sistem Dapobud sesuai dengan urutan waktu penyelesaian verval CB dan ODCB
tersebut.
4.2.3. Verval Tenaga Kebudayaan
Langkah pertama dalam verval TB di tingkat kabupaten/kota adalah memeriksa
isian terkait informasi dasar (mandatory) maupun informasi tambahan setiap
data TB yang terdaftar di Dapobud Kabupaten/Kota. Perlu diketahui bahwa
dalam sistem Dapobud hanya terdapat 1 formulir TB dengan daftar informasi
dasar (mandatory) data seperti disajikan pada tabel berikut.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval TB dalam mekanisme
Dapobud dilakukan berbasis domisili TB yang bersangkutan, terlepas dari
informasi lokasi di KTP, asal daerahnya, maupun tempat aktivitasnya. Sebagai
contoh, Pak Waluyo sebagai seorang penari kelahiran Kota Surakarta yang
mempunyai KTP Kab. Sukoharjo, saat ini tinggal di Kota Bekasi, serta mengajar
pada sanggar seni di Kota Jakarta Selatan, maka Pak Waluyo tetap harus
menjadi bagian dari verval sebagai TB oleh Tim Dapobud Kota Bekasi sekalipun
dapat didaftarkan sebagai TB oleh Tim Dapobud Kota Surakarta (tempat
lahirnya), Kab. Sukoharjo (daerah asal sesuai KTP), Kota Jakarta Selatan (lokasi
sanggar tempat kerjanya), maupun dari daerah lain.
Apabila pada saat proses verval diketahui bahwa TB telah meninggal dunia,
maka TB tersebut tetap harus diverval sesuai dengan lokasi terakhir kali TB
tersebut dicatat dalam sistem Dapobud. Dalam kasus lain untuk TB yang
berdomisili di luar negeri, proses vervalnya dilakukan langsung di tingkat Pusat,
dengan bantuan data dan informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) domisili TB yang bersangkutan.
Dalam pemeriksaan isian data TB terdapat kemungkinan ditemukan kasus
duplikasi data, salah satunya yang paling umum adalah pendaftaran dengan
menggunakan nama alias atau nama panggung selain nama asli TB yang
bersangkutan. Untuk kasus tersebut maka langkah verval yang dilakukan
adalah memastikan bahwa hanya terdapat satu data objek TB dengan
menggunakan nama asli, dengan mengecek nama yang tercantum pada KTP.
Sedangkan untuk nama alias atau nama panggung lainnya dapat langsung
ditambahkan dalam isian data TB yang bersangkutan.
Setiap data TB yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Unik
Tenaga Kebudayaan (NUTB) secara otomatis dalam sistem Dapobud sesuai
dengan urutan waktu penyelesaian verval TB tersebut.
Satu hal penting yang perlu diperhatikan bahwa verval LK dalam mekanisme
Dapobud dilakukan berbasis lokasi keberadaan LK tersebut, terlepas dari
jangkauannya. Sebagai contoh, verval terhadap Taman Budaya Provinsi Riau
tetap harus dimulai dari pendaftaran dan verval di Kota Pekanbaru (lokasi
tempat komunitas berada). Dengan kata lain, Tim Dapobud Kota Pekanbaru
dapat berkoordinasi dengan Tim Dapobud Provinsi Riau dalam memperoleh
data terkait Taman Budaya Provinsi Riau untuk didaftarkan dan diverval di
tingkat Kota Pekanbaru.
Untuk LK yang mempunyai organisasi di tingkat pusat dan daerah, verval LK
hanya dilakukan secara terpusat oleh Tim Dapobud Kabupaten/Kota lokasi
kantor pusat LK tersebut, dengan catatan Tim Dapobud Kabupaten/Kota juga
perlu meminta informasi terkait daftar cabang LK tersebut di daerah.
Setiap data LK yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Pokok
Lembaga Kebudayaan (NPLK) secara otomatis dalam sistem Dapobud sesuai
dengan urutan waktu penyelesaian verval LK tersebut.
Setiap data SP yang telah selesai proses verval akan diberikan Nomor Pokok
Sarana dan Prasarana Kebudayaan (NPSPK) secara otomatis dalam sistem
Dapobud sesuai dengan urutan waktu penyelesaian verval SP tersebut.
Selain itu untuk keperluan Penetapan Cagar Budaya dan Warisan Budaya
Takbenda tingkat Nasional, verval Dapobud tingkat provinsi juga dapat
dimanfaatkan sebagai persiapan untuk melengkapi dan memperbaiki informasi
tambahan data sesuai kondisi terkini. Selain itu verval tingkat provinsi juga
dapat dimanfaatan untuk menyusun pemetaan ekosistem kebudayaan atas
objek yang akan diusulkan dalam penetapan, dengan cara membuat
keterhubungan (relasi) antar data dan antar entitas dalam satu provinsi.
Bagian ini menjelaskan beberapa kasus khusus yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan verval Dapobud tingkat provinsi, khususnya terkait verval Objek
Pemajuan Kebudayaan (OPK) dan Cagar Budaya (CB) yang masing-masing
terkait dengan Penetapan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda tingkat
Nasional.
Sedangkan untuk data OPK yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya
Takbenda Nasional, pada dasarnya mendapatkan prioritas untuk langsung
diverval di tingkat provinsi sepanjang datanya sudah dimasukkan di tingkat
kabupaten/kota di bawahnya. Perlu diperhatikan bahwa nantinya data Warisan
Budaya Takbenda Nasional yang sudah diverval di tingkat provinsi secara
otomatis dianggap sebagai OPK yang sudah diverval di tingkat kabupaten/kota
yang memasukkan data OPK tersebut. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi
intensif antara Tim Dapobud Provinsi dengan Tim Dapobud Kabupaten/Kota
agar dapat segera memasukkan kelengkapan data Warisan Budaya Takbenda
Nasional tersebut.
2. Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan mencakup musik vokal dan instrumental, tarian dan
teater hingga pantomim, syair dan seterusnya. Seni pertunjukan termasuk
banyak ekspresi budaya yang mencerminkan kreativitas manusia dan yang
juga ditemukan, sampai batas tertentu, di banyak domain warisan budaya
takbenda lainnya. Seni pertunjukan terdiri atas:
a) Seni Tari: pola gerakan (konsentris, menyebar); penari (jenis kelamin), lokasi
(istana, bangunan sakral, lapangan, dll.); musik pengiring
(gamelan/gambelan, gendrang, akapela, dll.); kostum (warna pakaian, motif
baju, asesoris, dll.); pencahayaan (blencong, obor, oncor, dll.); komposisi
(perorangan, berpasangan, berkelompok, dll.); tujuan (sakral, profan); jenis,
bentuk, dan makna gerakan tari,
b) Seni Suara: penyanyi, syair, lirik lagu, instrument, lokasi, waktu, pakaian,
genre (jenis).
c) Seni Musik: alat musik, jenis musik, teknik musik, tujuan, pemain, teknik
pembuatan, aturan memainkan alat musik, dll.
d) Seni Teater: pemain, lakon, kostum, panggung, waktu, lokasi, alat musik,
pencahayaan, dll.
e) Seni Gerak: seni akrobat, seni beladiri, dll
5.4.2. Kriteria
Kategori pada Cagar Budaya memiliki kriteria masing-masing, kriteria tersebut
diantaranya sebagai berikut;
1. Benda Cagar Budaya
a) Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih. Penentuan umur 50 tahun
merupakan hasil penelitian berdasarkan:
1) angka tahun yang tertera pada benda yang bersangkutan;
2) keterangan yang berasal dari sumber tertulis dan/atau lisan; dan/atau
3) analisis laboratorium atas bahannya.
b) Mewakili masa gaya yang berlaku dalam masyarakat paling singkat
berusia 50 (lima puluh) tahun. Hal ini dapat diketahui antara lain dari
kecenderungan-kecenderungan, kebiasaan, konsep, aturan, atau tradisi
yang berlaku pada masa lalu dipengaruhi oleh kebudayaan, agama,
kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, dan/atau material yang
digunakan. Misalnya cand-candi bergaya Majapahit yang dibangun para
era kejayaan kerajaan kuno ini atau mengambil karakter candi-candi
untuk membangun candi di masa yang kemudian. Atau perabot rumah
tangga seperti meja dan kursi yang dibuat pada tahun 1960-an tetapi
menyontoh bentuk-bentuk buatan tahun 1920-an.
c) Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan
1) Benda yang memiliki arti khusus bagi sejarah, adalah benda-benda
dipergunakan atau berada terkait peristiwa sejarah tertentu. Misalnya
tandu yang dipergunakan oleh Panglima Besar Soedirman ketika
melakukan perang grilya si wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
pada tahun 1948, atau keris milik Sultan Hasanuddin ketika melawan
VOC tahun 1663-1667.
2) Benda yang memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan adalah benda-
benda yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus menggunakan
ilmu pengetahuan lama berasal dari luar maupun dari dalam
komunitas pembuatnya. Misalnya kincir air untuk kepentingan irigasi
pertanian, atau kapak batu yang dihasilkan melalui proses penatakan
dan penggosokan.
3) Benda yang memiliki arti khusus bagi pendidikan adalah benda-benda
yang dipergunakan untuk mendukung pendidikan atau berkonotasi
dengan kegiatan belajar dan mengajar di masa lalu. Misalnya meja dan
bangku sekolah, lemari perpustakaan, buku pelajaran, kapur tulis,
atau alat-alat peraga pendidikan.
4) Benda yang memiliki arti khusus bagi agama adalah semua benda yang
dipergunakan dalam peribadatan, sebagai simbol agama, atau kitab-
kitab berisikan ajaran agama. Misalnya timpat duduk imam di dalam
masjid, arca dewa, salib di puncak gereja, genta pendeta, menhir, lingga
dan yoni, gambar-gambar atau pahatan yang dibuat untuk
kepentingan agama.
5) Benda yang memiliki arti khusus bagi kebudayaan adalah benda-benda
yang secara umum merupakan manifestasi pemikiran manusia,
dipengaruhi oleh latar kebudayaan dari komunitas yang
menghasilkannya. Berdasarkan ciri-ciri khusus yang menyatu dengan
benda dapat diketahui misalnya terdapat benda-benda tertentu yang
dihasilklan oleh masyarakat Bali, Jawa, Papua, atau Minahasa masa
lalu. Ciri ini dapat diketahui dari tampilan gaya seni, bentuk, wujud,
warna, bahan, atau pola-pola berciri khas yang menjadi identitas
masing-masing kebudayaan. Alat musik gondang di masyarakat Batak
mempunyai bentuk dan ukuran berbeda dengan kendang di
masyarakat Jawa, meskipun keduanya dapat dikelompokkan sebagai
alat musik ritmis.
d) Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa umumknya
berkonotasi politik negara dengan kebudayaan-kebudayaan yang hidup
di wilayah Indonesia. Misalnya wayang kulit, tenun ikat, angklung, atau
keris yang memiliki akar kuat dalam kebudayaan suku-suku bangsa
Indonesia. Atau benda-benda yang dikenal oleh bangsa lain tetapi secara
khas dihasilkan di Indonesia seperti noken di Papua, nekara perunggu
berhias tokoh-tokoh wayang dari kepulauan Maluku, alat musik
kolintang asal Sulawesi Utara dan Minahasa, atau kapak batu prasejarah
tipe sumatralith yang hanya dibuat di Sumatera.
e) Berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yang dimanfaatkan
oleh manusia, serta sisa-sisa biota yang dapat dihubungkan dengan
kegiatan manusia dan/atau dapat dihubungkan dengan kebutuhan
manusia. Pengertian dari benda buatan manusia adalah benda-benda
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus manusia. Misalnya
kapak batu untuk menebang pohon, arit untuk memotong rumput, jarum
untuk menjahit, atau sepatu untuk melindungi telapak kaki. Adapun
pengertian dari dimanfaatkan oleh manusia adalah benda-benda alam
yang dimanfaatkan sebagaimana adanya tanpa melalui proses
pembentukan atau pembuatan. Misalnya batu bulat penggiling rempah
yang diambil dari sungai, cangkang kerang sebagi tempat air, batu halus
untuk mengasah pisau, kayu bakar, atau daun pembungkus makanan.
Bahan-bahan yang digunakan dapat berasal dari tanaman atau hewan,
atau bahan-bahan abiota seperti tanah, batu, pasir, fosil, lempung, atau
logam yang tersedia di alam.
f) Bersifat bergerak atau tidak bergerak umumnya berukuran relatif kecil
dan ringan. Misalnya mata uang, perhiasan, kursi, meja, guci, piring,
mangkuk, nekara, arca, atau pena. Sebaliknya benda-benda yang tidak
bergerak, umumnya berukuran besar, berat, dan ketika dibuat memang
tidak dimaksudkan untuk mudah dipindah-pindahkan. Misalnya menhir,
sarkofagus, yoni, dan tiang rumah. Termasuk kedalam jenis benda yang
tidak bergerak adalah benda-benda yang dibuat sebagai kesatuan
(integral) bangunan atau strktur. Misalnya arca yang dibuat menyatu
dengan dinding candi, pancuran air yang menjadi pelengkap kolam, atau
bis beton untuk melapis dinding sumur.
Muarajambi
Dashboard Dapobud
Langkah 2: Lakukan ekstraksi file zip installer Aplikasi Dapobud, double click
kemudian pilih yes.
Langkah 3: Masukan password sesuai dengan petunjuk yang tersedia, lalu klik
tombol next.
Perlu diingat bahwa Dapobud versi windows desktop dapat menyimpan data
meskipun PC/laptop Anda tidak koneksi internet. Namun, apabila sudah bisa
terkoneksi dengan internet, Anda dapat menggunakan tombol sinkronisasi
untuk menyimpan data ke server pusat.
Langkah 3: Klik kolom kategori, dan pilih kategori sesuai kebutuhan Anda.
Jika Anda memilih Provinsi, maka akan muncul kolom Provinsi dan pilih salah
satu.
Langkah 4: Isi email yang aktif dan isi password yang mudah diingat. Pastikan
bahwa password hanya berisi karakter alfabet dan angka saja (alphanumeric).
Langkah 5: Isi kolom sesuai captcha, apabila captcha tidak terbaca atau terlalu
lama didiamkan, silahkan klik gambar captcha untuk mendapatkan captcha
yang terbaru, lalu klik kotak centang i Accept kemudian klik sign up.
Langkah 6: Tunggu email berisi tautan verifikasi, biasanya email ini akan
berada di folder spam, kemudikan klik tautan yang berikan. Hingga tahap ini
akun SSO Anda telah aktif.
Langkah 1: Masuk ke menu pendataan, klik OPK kemudian pilih tombol plus
untuk menambahkan data baru.
Langkah 2: Isi nama Dapobud, sesuai dengan data yang Anda miliki. Jika nama
Dapobud belum terdaftar, klik “tambahkan nama baru” sehingga nama
Dapobud yang Anda inputkan bisa didaftarkan.
Langkah 3: Pilih tag OPK sesuai kebutuhan, Anda bisa memilih lebih dari 1 tag
karena dapobud memiliki sistem register jamak (multi tagging). Selanjutnya klik
tombol lock.
Langkah 4: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 4: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi, atau klik simpan.
Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi, atau simpan.
Langkah 4: Anda juga bisa melakukan pendataan Cagar Budaya melalui menu
cepat Tambah Data Cagar Budaya.
Langkah 5: Apabila memilih kirim untuk diverifikasi, maka akan muncul
tampilan pada menu Cagar Budaya “menunggu verifikasi”. Jika memilih simpan
maka data akan tersimpan dengan keterangan “belum diverifikasi”.
Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.
7.4.5. Borang Sarana dan Prasarana Kebudayaan
Borang Sarana dan Prasarana Kebudayaan merupakan menu untuk mengisi
data mengenai sarana dan prasarana kebudayaan. Sarana dan Prasarana
Kebudayaan adalah fasilitas penunjang terselenggaranya aktivitas Kebudayaan,
antara lain museum, ruang pertunjukan, galeri, sanggar, bioskop publik,
perpustakaan, taman kota, kebun raya, gelanggang, dan taman budaya.
Langkah 2: Isi borang yang tersedia sesuai dengan data yang Anda miliki.
Langkah 3: Jika semua data sudah dilengkapi, klik tombol Kirim untuk
diverifikasi atau bisa juga klik simpan.
Ditetapkan di …………
pada tanggal ……………
KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)
KABUPATEN/KOTA …, (Nama Kab/Kota)
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
KABUPATEN/KOTA …. (Nama Kabupaten/Kota)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS … (Nama Dinas) TENTANG
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN PROVINSI
…. (Nama Provinsi).
KESATU : Membentuk Tim Pendataan Data Pokok Kebudayaan
Provinsi …. (Nama Provinsi) yang selanjutnya disebut Tim
Dapobud dengan susunan keanggotaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas ini.
KEDUA : Tim Dapobud sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU terdiri atas:
1. Ketua;
2. Koordinator Bidang; dan
3. Anggota.
KETIGA : Tim Pendataan Dapobud bertugas melakukan sosialisasi,
monitoring, serta verifikasi dan validasi terhadap data
kebudayaan Provinsi …. (Nama Provinsi).
KEEMPAT : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada Diktum KETIGA
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rincian rencana kerja dan rincian jadwal
kerja Tim Dapobud;
b. Pendampingan dan sosialisasi terkait teknis
pendataan kepada tenaga dan lembaga di Provinsi …
(Nama Provinsi);
c. Monitoring, pengawasan, dan pembinaan di tingkat
kabupaten/kota yang ada di Provinsi … (Nama
Provinsi); dan
d. Verifikasi dan validasi data di Provinsi … (Nama
Provinsi).
KELIMA : Tim Pendataan Dapobud dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas …
(Nama Dinas) Provinsi … (Nama Provinsi).
KEENAM : Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan Keputusan
Kepala Dinas ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pemerintah Daerah Provinsi …. (Nama
Provinsi) yang relevan.
KETUJUH : Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di …………
pada tanggal ……………
KEPALA DINAS …. (Nama Dinas)
PROVINSI …, (Nama Provinsi)
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PENDATAAN DATA POKOK KEBUDAYAAN
PROVINSI …. (Nama Provinsi)
3. ………………. Validator
4. ………………. Validator
5. ………………. Penetapan
10.
*) adalah surel (email) personal aktif yang didaftarkan dalam Aplikasi Data Pokok Kebudayaan
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas … (Nama Dinas)
Kabupaten/Kota (Nama Kab/Kota)
1. ………………. Validator
2. ………………. Validator
3. ……………….
4. ……………….
5. ……………….
...
10.
*) adalah surel (email) personal aktif yang didaftarkan dalam Aplikasi Data Pokok Kebudayaan
Mengetahui/Menyetujui
Kepala Dinas … (Nama Dinas)
Provinsi (Nama Provinsi)
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR …………
No : ....................
Tentang
Penetapan…………………….
Sebagai Cagar Budaya Tingkat
Kabupaten/Kota/Provinsi
Memutuskan :
Menetapkan :
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
I IDENTITAS
Nama CB :
Alamat :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten :
Provinsi :
Koordinat :
Batas - Batas :
II DESKRIPSI
Uraian :
Luas :
Ukuran :
Sejarah Singkat :
Status Kepemilikan :
Pengelola :
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR …………
No : ....................
Tentang
Penetapan…………………….
Sebagai Warisan Budaya Takbenda Tingkat
Kabupaten/Kota/Provinsi
Memutuskan :
Menetapkan :
Ditetapkan di………
Pada tanggal,
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
NOMOR ……………..
TENTANG WARISAN BUDAYA TAKBENDA………..
TAHUN ……………..
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR