Anda di halaman 1dari 7

Jl. Tengkawang No.

1 Samarinda Kalimantan Timur Kode Pos 75125


Telp. (0541) 275666, Fax. (0541) 275997
website : http://dpuprkaltimprov.go.id, email : dpupr.sekumum@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENGADAAN JASA KONSULTANSI

PROGRAM
PROGRAM PENATAAN BANGUNAN GEDUNG

KEGIATAN
PENETAPAN DAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS DAERAH PROVINSI

SUB KEGIATAN
IDENTIFIKASI, PENETAPAN, PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG CAGAR
BUDAYA YANG DILESTARIKAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI

PAKET PEKERJAAN :
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN BANGUNAN GEDUNG CAGAR
BUDAYA WEWENANG PROV. KALTIM

Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat


Provinsi Kalimantan Timur

SUMBER DANA APBD


TAHUN ANGGARAN 2021
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Uraian Pendahuluan

1. LatarBelakang Cagar budaya merupakan kekayaan budaya yang penting demi memupuk
kesadaran jati diri bangsa dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa,
serta memperkuat ikatan rasa kesatuan dan persatuan bagi terwujudnya
cita-cita bangsa pada masa depan. Perlindungan hukum sangatdibutuhkan
sehingga dapat mengurangi ancaman kerusakan dan kepunahan terhadap
benda - benda cagar budaya, Salah satu benda cagar budaya yang juga
menjadi penting peranannya adalah Bangunan cagar budaya karena
Bangunan Cagar Budaya sebagai sumber daya budaya memiliki sifat rapuh,
unik, langka, terbatas, dan tidak terbarui. Definisi dari Cagar Budaya di atur
dalam bab I ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, yaitu bahwa Cagar
budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan yang dimaksud, perlu kiranya


dilakukan pengamatan dan penelitian yang cermat dan teliti dari berbagai
aspek. Hal tersebut dilakukan demi tercapainya efisiensi pembiayaan
pembangunan tanpa harus mengurangi arti dan tujuan pembangunanya
sendiri.

Karena itu, kebutuhan akan suatu program perencanaan sangat diperlukan


untuk menyusun rekomendasi-rekomendasi agar sasaran pekerjaan /
proyek tercapai. Sesuai dengan fungsi bangunan yang akan dibuat untuk
memenuhi kebutuhan di lingkungan tersebut, maka perencanaan tersebut
harus dapat memenuhi azas manfaat dan fungsi secara efisien dan optimal
sesuai dengan harapan dan fungsinya. Dengan demikian hasil pekerjaan
Konsultan Perencana harus memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang
mencakup fasilitas utama, fasilitas penunjang dan utilitas sesuai dengan
fungsinya.
2. Maksud dan Maksud
Tujuan Maksud dilakukannya kegiatan ini adalah Konsultan Perencana berfungsi
membantu pihak pengguna jasa dalam melaksanakan pekerjaan
Identifikasi dan Penetapan Bangunan Gedung Cagar Budaya
Wewenang Prov. Kaltim.

Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah melaksanakan tugas dalam
bidang jasa konsultansi Identifikasi dan Penetapan Bangunan Gedung
Cagar Budaya Wewenang Prov. Kaltim tersebut, agar Konsultan
Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja.

3. Sasaran/Produk Pelaksanaan Pekerjaan konsultansi Identifikasi dan Penetapan Bangunan


yang dihasilkan Gedung Cagar Budaya Wewenang Prov. Kaltim dilakukan dengan baik,
tepat waktu, mempunyai kualitas dan kuantitas sesuai Kerangka Acuan
Kerja, sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Lokasi Pekerjaan Provinsi Kalimantan Timur
Sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
5. Sumber
(APBD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2021, dengan nilai
Pendanaan sebesar Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).

6. Nama dan PPK : RAHMAT RAMADHAN, ST, MM


Organisasi Pejabat Perangkat Daerah: Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan
Pembuat Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Timur
Komitmen

Data Penunjang

7. Data Dasar -

• Pedoman yang harus diperhatikan oleh Konsultan Perencana adalah


8. Standar Teknis
memperhatikan ketentuan yang berlaku pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

9. Studi-Studi -
Terdahulu

10. Referensi Hukum Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak
terbatas pada :
• Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
• Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
• Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Usaha Jasa Konstruksi.
• Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi.
• Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
• Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah.
• Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultasi
Konstruksi.
Ruang Lingkup

11. Lingkup Pekerjaan Lingkup kegiatan adalah :


Pekerjaan Persiapan :

a. Mengumpulkan data dan informasi lapangan.


b. Membuat interprestasi secara garis besar terhadap KAK dan
konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.

Pekerjaan Teknis Perencanaan :

a. Meneliti dan Menelaah Data yang telah dikumpulkan dari Survey


Lapangan.
b. Mengidentifikasi, menyusunan buku profil Bangunan Cagar Budaya dan
menyusun draft penetapan bangunan cagar budaya (jika belum
ditetapkan).
c. Pembuatan Gambar Tampak (Siteplan)
Produk akhir hasil Identifikasi dan Penetapan Bangunan Gedung
Cagar Budaya Wewenang Prov. Kaltim.

Konsultasi :
a. Melakukan konsultasi kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan
atau pengguna jasa mengenai tahap kembang desain perencanaan.

Program Kerja :
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
a. Tahap Identikasi
b. Tahap Survey, Pengukuran dan Pengumpulan Data.
c. Tahap Pemetaan
d. Tahap Pengembangan hasil identifikasi pengumpulan data
e. Tahap Penyusunan/finalisasi data untuk pembuatan gambar tampak
(siteplan)

Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan, maka klasifikasi dan sub


klasifikasi Badan Usaha adalah: Klasifikasi Perencanaan Arsitektur,
Kualifikasi Kecil, Subklasifikasi Jasa Penilai Perawatan dan Kelayakan
Gedung (AR103)
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini meliputi :

1. Laporan Kegiatan
2. Video Profil
Video berdurasi pendek yang memperlihat Bangunan Cagar Budaya yang di
identifikasi dari tampak site/landsekap dan kesuluruhan bangunan, eksterior
maupun interiornya yang menghasilkan gambar jelas dengan kualitas minimal
setara kamera digital.
3. Hardisk
Hardisk dengan memory 1 TB berisikan (Backup data berupa laporan
pendahuluan, laporan kegiatan dan backup invoice. Diserahkan 90 hari
kalender setelah SPMK)
.
13. Peralatan, 1. Peralatan (tidak ada)
Material Personel 2. Material (tidak ada)
dan Fasilitas dari 3. Fasilitas (tidak ada)
Pejabat Pembuat
Komitmen
4. KPA akan mengangkat tenaga perencana dari unsur kegiatan dan
instansi/badan terkait yang bertindak sebagai perencana atau pendamping
dalam pelaksanaan perencana.
.
14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Penyedia Jasa • Laptop
Konsultansi • Drone
• Alat komunikasi (telepon, faximile, internet)
• Kendaraan Roda 4
Semua peralatan tersebut di atas harus disediakan dengan cara sewa.

15. Lingkup Diatur lebih lanjut di dalam Surat Perjanjian Kerja Jasa Konsultasi
Kewenangan
Penyedia Jasa

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan selama 90 (sembilan
Penyelesaian puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
Pekerjaan (SPMK) oleh Kuasa Pengguna Anggaran

17. Personel

Kualifikasi

Posisi Tingkat Status Surat


Peng
Pendidi Jurusan Keahlian Tenaga Referensi
a-
- kan Ahli Pengalaman
laman
(Tetap/ dari
Tidak) Pengguna
Jasa
Tenaga Ahli:

Team leader Ahli Arsitektur– Min.


S1 Arsitektur Tetap ----
(1 Orang) Madya (101) 2 tahun

Tenaga Sub Profesional:


Asisten Ahli Teknik Min.
D3 ----- Tetap ----
(2 Orang) Arsitektur/Sipil 1 tahun

18. Jadwal Tahapan Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan


Pekerjaan/Kegiatan yang antara lain paling sedikit memuat:
a. Jenis/butir-butir pekerjaan yang dilakukan
b. Diagram batang yang menunjukkan waktu pelaksanaan (tiap
jenis pekerjaan dengan satuan kolom waktu mingguan
c. Jadwal Penugasan Personel

Laporan

19. Laporan Laporan Kegiatan dibuat sebanyak 5 (Lima) eksemplar, serta diserahkan
Kegiatan 90 (Sembilan Puluh) hari kalender setelah menerima SPMK. Laporan ini
berisikan :
• Penyempurnaan Hasil Penyusunan dari data – data yang dikumpulkan dari
hasil identifikasi dan yang telah mendapatkan masukan-masukan dari
berbagai pihak terkait.
• Penyusunan Laporan berupa buku profil bangunan Gedung cagar budaya
secara lengkap, dokumentasi minimal setara hasil kamera digital dan titik
koordinat setiap bangunan Gedung Cagar Budaya.
• Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Hal-hal Lain

20. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri

21. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerja Sama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
Tidak diperlukan

22. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sebagai


pengumpulan berikut :
data lapangan 1. Tidak merusak lingkungan dan ekosistim yang ada
2. Tidak mengganggu kondisi masyarakat sosial di lokasi
3. Menghormati Kearifan lokal
4. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat dan Instansi terkait

23. Alih Jika diperlukan, Tenaga ahli berkewajiban untuk menyelenggarakan


Pengetahuan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
Pemberi Tugas

Anda mungkin juga menyukai