PROGRAM
PROGRAM PENATAAN BANGUNAN GEDUNG
KEGIATAN
PENETAPAN DAN PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK
KEPENTINGAN STRATEGIS DAERAH PROVINSI
SUB KEGIATAN
IDENTIFIKASI, PENETAPAN, PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG CAGAR
BUDAYA YANG DILESTARIKAN MILIK PEMERINTAH PROVINSI
PAKET PEKERJAAN :
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN BANGUNAN GEDUNG CAGAR
BUDAYA WEWENANG PROV. KALTIM
Uraian Pendahuluan
1. LatarBelakang Cagar budaya merupakan kekayaan budaya yang penting demi memupuk
kesadaran jati diri bangsa dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa,
serta memperkuat ikatan rasa kesatuan dan persatuan bagi terwujudnya
cita-cita bangsa pada masa depan. Perlindungan hukum sangatdibutuhkan
sehingga dapat mengurangi ancaman kerusakan dan kepunahan terhadap
benda - benda cagar budaya, Salah satu benda cagar budaya yang juga
menjadi penting peranannya adalah Bangunan cagar budaya karena
Bangunan Cagar Budaya sebagai sumber daya budaya memiliki sifat rapuh,
unik, langka, terbatas, dan tidak terbarui. Definisi dari Cagar Budaya di atur
dalam bab I ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, yaitu bahwa Cagar
budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.
Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah melaksanakan tugas dalam
bidang jasa konsultansi Identifikasi dan Penetapan Bangunan Gedung
Cagar Budaya Wewenang Prov. Kaltim tersebut, agar Konsultan
Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang memadai sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja.
Data Penunjang
7. Data Dasar -
9. Studi-Studi -
Terdahulu
10. Referensi Hukum Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak
terbatas pada :
• Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
• Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
• Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Usaha Jasa Konstruksi.
• Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi.
• Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
• Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah.
• Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultasi
Konstruksi.
Ruang Lingkup
Konsultasi :
a. Melakukan konsultasi kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan
atau pengguna jasa mengenai tahap kembang desain perencanaan.
Program Kerja :
Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
a. Tahap Identikasi
b. Tahap Survey, Pengukuran dan Pengumpulan Data.
c. Tahap Pemetaan
d. Tahap Pengembangan hasil identifikasi pengumpulan data
e. Tahap Penyusunan/finalisasi data untuk pembuatan gambar tampak
(siteplan)
1. Laporan Kegiatan
2. Video Profil
Video berdurasi pendek yang memperlihat Bangunan Cagar Budaya yang di
identifikasi dari tampak site/landsekap dan kesuluruhan bangunan, eksterior
maupun interiornya yang menghasilkan gambar jelas dengan kualitas minimal
setara kamera digital.
3. Hardisk
Hardisk dengan memory 1 TB berisikan (Backup data berupa laporan
pendahuluan, laporan kegiatan dan backup invoice. Diserahkan 90 hari
kalender setelah SPMK)
.
13. Peralatan, 1. Peralatan (tidak ada)
Material Personel 2. Material (tidak ada)
dan Fasilitas dari 3. Fasilitas (tidak ada)
Pejabat Pembuat
Komitmen
4. KPA akan mengangkat tenaga perencana dari unsur kegiatan dan
instansi/badan terkait yang bertindak sebagai perencana atau pendamping
dalam pelaksanaan perencana.
.
14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Penyedia Jasa • Laptop
Konsultansi • Drone
• Alat komunikasi (telepon, faximile, internet)
• Kendaraan Roda 4
Semua peralatan tersebut di atas harus disediakan dengan cara sewa.
15. Lingkup Diatur lebih lanjut di dalam Surat Perjanjian Kerja Jasa Konsultasi
Kewenangan
Penyedia Jasa
16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan selama 90 (sembilan
Penyelesaian puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
Pekerjaan (SPMK) oleh Kuasa Pengguna Anggaran
17. Personel
Kualifikasi
Laporan
19. Laporan Laporan Kegiatan dibuat sebanyak 5 (Lima) eksemplar, serta diserahkan
Kegiatan 90 (Sembilan Puluh) hari kalender setelah menerima SPMK. Laporan ini
berisikan :
• Penyempurnaan Hasil Penyusunan dari data – data yang dikumpulkan dari
hasil identifikasi dan yang telah mendapatkan masukan-masukan dari
berbagai pihak terkait.
• Penyusunan Laporan berupa buku profil bangunan Gedung cagar budaya
secara lengkap, dokumentasi minimal setara hasil kamera digital dan titik
koordinat setiap bangunan Gedung Cagar Budaya.
• Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Hal-hal Lain
20. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
Negeri di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri
21. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerja Sama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi :
Tidak diperlukan