4. NAMA
DAN Pengguna jasa adalah : Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
ORGANISAS
I PEJABAT dan Penataan Ruang Provinsi Papua.
PEMBUAT
KOMITMEN
DANA APBD-P TAHUN ANGGARAN 2018
5.SUMBER Pagu : Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
PENDANAAN
HPS : 199.991.000,00 (Seratus Sembilan Puluh Sembilan
Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah)
2) Survey Lapangan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
dta-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/refrensi servey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang
ahli utama.
(2) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (STA 0 + 000 ) dan akhir proyek
yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang baik dan
memenuhi syarat geometric.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal
dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan sepperti disajikan
dalam Gambar 1 berikut :
b) Survey Topografi
1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di
dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan
untuk perencanaan geometrik jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan
ukuran 15x15x125 cm atau pipa pralon ukuran 4
inci yang diisi degan adukan beton dan atasnya
dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut
(nut) diberi tanda alur silang (cross grooving),
ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan
pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang
serta pada pada awal dan akhir proyek minimal 2
dan ditempatkan pada daerah yang aman terhadap
kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan
mudah terlihat, masing-masing 1 (satu) pasang di
setiap sisi sungai/alur.
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat,
bagian yang tampak diatas tanah setinggi 75
cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina
Marga dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian
difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus
digunakan patok kayu yang cukup keras,
lurus,dengan diameter sekitar 5 cm, panjang
sekurang-kurangnya 50 cm , bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi
paku, ditanam kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya
pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak
mungkin dipasang patok, misalnya diatas
permukaan jalan beraspal atau diatas
permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari
cat kuning dan diberi nomor.
b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan
dengan sistem poligon, dan semua titik ikat
(BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon
maksimum 100 meter, diukur dengan meteran
atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur
theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarakan untuk menggunakan Elekctronic
Distance Meter/ Theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1:1000
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm
- Koordinat grid terluar ( dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)
nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan
hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis .
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
2. Lingkup
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang
dilakukan , yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari
dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi
tata guna lahan tertentu dalam km/jam.
3. Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus
mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJ) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalu
Lintas dengan cara Manual Pd/T. 19-2004-B, atau
Pedoman yang disyaratkan.
4. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa
laporan yang didalamnya memuat :
a. Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan.
b. Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan
jalan.
c. Foto dokumentasi
d. Data lapangan
d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam
pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data
hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun
jalan) , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan
debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-
1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perecanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-B,
Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah
berupa Laporan Drainase yang didalamnya memuat :
a. Data identifikasi semua aliran air yang ada dan
lintasan-lintasan drainase
b. Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
c. Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan
tanggal kejadian)
d. Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi
permasalahan banjir
e. Acuan banjir/sumber informasi drainase
f. Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan
yang akan diterima oleh drainase yang akan
direncanakan.
g. Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
h. Dimensi saluran dan gorong-gorong
i. Potensi erosi baik erosi tebibg maupun erosi dasar
sungai/ saluran baik erosi umum maupun lokal.
(2) Lingkup
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas
(nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakuakn pada setiap
jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama ,
dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji
digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas idetitas
nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit
panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m,
Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang
, dengan deskripsi yang lengkap dan 1 kolom
untuk unit satuan batuan. (lihat daftar
lampiran) .
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu
dilakuakn dengan cara bor tangan
menggunakan tabung contoh tanah (“split
tube” untuk tanah keras atau “piston tube”
untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor bor
tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian
timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng ) dengan
kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan
interval sekurang-kurangnya 100 meter dan
/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
c. Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
Pada dasrnya mengacu pada ASTM D
2113-94
Pendalaman dilakukan dengan
menggunakan sistem putar (rotary
drilling) dengan diameter mata bor
minimum 75 mm.
Putaran bor untuk tanah lunak
dilakuakn dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
Kecepatan penetrasi dilakukan
maksimum 30 mm per detik.
Kestabilan galian atau lubang bor pada
daerah deposit yang lunak dilakukan
dengan menggunakan bentonite
(drilling mud) atau casing dengan
diameter minimum 100 mm.
Apabila drilling mud digunakan
pelaksana harus menjamin bahwa
tidak terjadi tekanan yang berlebih
pada tanah.
Apabila casing digunakan, casing
dipasang setelah mencapai 2 m atau
lebih. Posisi dasar casing berharak 50
cm dari posisi pengambilan sampel
berikutnya.
d. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu
pada ASTM D 4719
(g)Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk
perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun
untuk bahan timbunan (borrow pit)
diutamakan yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus
menginformasikan lokasi quarry lain
yang,dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan
karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak
ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan
yang mungkin timbul dalam proses,
penambangannya, dilengkapi dengan foto-
foto.
Matriks Pengujian Geoteknik, sebagaimana
tercantum pada lampiran 1.
(3) Keluaran
Keluaran dari survey geologi/ geoteknik berupa
:
(a)Laporan penyelidikan tanah yang di
dalamnya memuat:
tanah berupa nilai CBR
properties tanah berupa nilai
strength dan index properties of soil
kadar air
berat jenis
(2) Lingkup
a) Menganalisa data Iapangan, desain, dan gambar yang diperoleh
dari survey pendahuluan
b) Menentukan variabel- variabel rencana seperti nilai CDR, nilal lendutan.
c) Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan.
(3) Persyaratan
Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang
berlaku stau sesusi dengan yang dipersysratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data
awal.
(2) menetapkan desain sementara dari data awal
untuk dipakai sebagai panduan survey
pendahuluan.
(3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang
terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek
pada peta, serta menarik beberapa Altematif
rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan
dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan
dibahas bersama-sama dengan Ahli Geologi,
Ahli Geodesi, Ahli Hidrolika, Ahli Lingkungan.
(2) Melakukan perencanaan alinyernen horisontal
dan vertikal berdasarkan afternatif yang dipakai
dengan tetap mengacu pada standar geometrik
jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik
perkerasan kaku maupun fleksibel dengan
mengacu pada pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan manajemen traffic
pada saat pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan
dengan kondisi geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan
panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong
dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan
dalam laporan perencanaan teknis yang di
dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis
resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko.
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar,
Pedoman yang berlaku seperti standar atau
pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau
referensi Iainyang tertuang dalam Kerangka Acuan
Kerja.
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:
Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000
Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100
Potongan Melintang Skala Horisontal 1: 100, Skala
Vertikal 1:100
b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Lokasi
tempat tugas Penyedia jasa adalah Provinsi Papua.
9. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
a. Team Leader
Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait, selama 5 tahun dalam kualifikasi sebagai Ahli
Madya dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi
(LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1(S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan sejenis, lebih diutamakan/ disukai
Perencanaan Jalan. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
Sarjana Teknik
2. Highway Engineer Sipil (S1) 3 Tahun Ahli Jalan
/ Ahli Jalan Raya Muda
(1 Orang)
Sarjana Teknik
Cost Engineer Sipil (S1) Ahli Sipil
3. Document & 3 Tahun Muda
Spec. Engineer
(Ahli Kuantitas /
Ahli Dokumen
Kontrak (1
Orang)
Asisten Tenaga
4. Sarjana Teknik 3 Tahun -
Ahli/ Surveyor
Sipil (S1)/
(2 Orang)
Sarjana
MudaTeknik 6 Tahun -
Sipil (D3)
TENAGA PENDUKUNG :
e. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan
masing-masing laporan berisi :
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur
bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-
lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A3.
Disusun Oleh :
PENGGUNA ANGGARAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI PAPUA