DAFTAR ISI
BAB I PELAKSANAAN KEGIATAAN
BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAAN DAN PENGENDALIAN HAK ATAS
TANAH/DASAR PRNGUASAAN ATAS TANAH
BAB III HASIL DICAPAI
I. PENDAHULUAN
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menyebutkan bahwa atas
dasar hak menguasai dari Negara ditentukan adanya macam-
macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat
diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan
hukum. Selanjutnya di dalam ayat (2) disebutkan bahwa Hak Atas
Tanah (HAT) memberi wewenang untuk mempergunakan tanah yang
bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang
ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang
langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-
batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum
lain yang lebih tinggi.
V. OBJEK
Objek pengawasan dan pengendalian Hak Atas Tanah dan
Dasar Penguasaan Atas Tanah. Objek Hak Atas Tanah
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Nama Pemegang Hak : PT Pabrik Gula Gorontalo
b. Nomor SK :129/HGU/KEM-ATR/BPN/2017
c. Jenis dan Nomor Sertipikat HAT : HGU Nomor 00021
d. Luas Tanah : 2.560,372 Ha
e. Tanggal Berakhir Hak : 22 Juli 2049
f. Letak Tanah : Desa Mekar Jaya
Kecamatan Wonosari
Kabupaten Boalemo
Provinsi Gorontalo
1. PERSIAPAN
a) Pelaksana
Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Gorontalo dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa.
Penunjukan pelaksana pengawasan dan pengendalian
HAT/DPAT dituangkan dalam Surat Keputusan dan Surat
Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing. Petugas
pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di
lingkungan unit yang membidangi pengendalian
pertanahan, dapat menambah personil dari unit lain,
atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.
Adapun pelaksana pengawasan dan pengendalian
HAT/DPAT dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Petugas Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Gorontalo
1) Muhammad Yusri, S.H., CHLdP.
2) Siska Dama
b) Petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boalemo
1) Abdullah Ariefin Sahrul Kirrom, S.P., M.Ec.Dev.
2) Dina Azrina Nasution, S.H.
b) Objek/Lokasi
2. PEMANTAUAN INDIKATIF
b. Interpretasi citra
Interpretasi citra dilakukan dengan mengamati kondisi
pemanfaatan tanah untuk mengetahui:
a. kesesuaian dengan peruntukan HAT/DPAT;
b. kesesuaian dengan RTR.
Unsur-unsur yang menjadi panduan dalam melakukan
interpretasi citra adalah sebagai berikut:
c. Delineasi peta
Delineasi dilakukan terhadap:
3. PEMANTAUAN DEFINITIF
Pemantauan definitif dilakukan dengan survei lapang.
Survei lapang dilakukan untuk memastikan keakuratan
interpretasi citra satelit dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan jadwal;
Jadwal pelaksanaan pemantauan HAT/DPAT disusun
berdasarkan tahapan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
Perubahan jadwal dapat dilakukan pada saat berjalannya
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan
pertimbangan lainnya, antara lain terkait ketersediaan
SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.
1) Penguasaan tanah
a) Pengamatan penguasaan tanah dilakukan terhadap:
2) Pemanfaatan tanah
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi eksisting
semua jenis pemanfaatan tanah. Hal hal yang diamati
adalah:
- Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau
pihak lain;
- Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang
hak;
- Perubahan penggunaan tanah dan dokumennya;
- Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan
topografi; dan
- Hal lain sesuai kebutuhan.
- Lahan konservasi;
g. Pengolahan Data
Pengolahan data sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap:
a. Hasil pemantauan objek;
Hasil pemantauan objek terdiri dari koordinat-
koordinat titik maupun area penguasaan tanah,
pemanfaatan tanah, plasma, dan aspek lain yang
menunjukkan lokasi, serta dokumentasi atas objek
yg diamati.
b. Informasi;
Informasi sebagaimana dimaksud berupa informasi
terkait penguasaan tanah, penggunaan tanah,
dan/atau pemanfaatan tanah yang diperoleh dari
pemegang hak maupun pihak lain.
c. Dokumen
Dokumen sebagaimana dimaksud berupa:
1) akta pendirian;
2) dokumen perencanaan peruntukkan
tanah, Penggunaan Tanah, dan
Pemanfaatan Tanah;
3) pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan; dan/atau
4) dokumen pendukung lainnya.
Pengolahan data dilakukan terhadap data tekstual
maupun spasial. Pengolahan data tekstual dilakukan
dengan menyusun dan mengolah dokumen hasil
pemantauan objek. Sedangkan pengolahan data spasial
dilakukan dengan mengolah peta hasil pemantauan
objek.
a. Pengolahan Data Tekstual
Pengolahan data tekstual dilakukan dengan
menyusun hasil pengamatan di lapangan, serta
informasi dan dokumen yang diperoleh dari
pemegang hak, masyarakat, dan pemerintah
setempat.
b. Pengolahan Data Spasial Pengolahan data spasial
meliputi:
1) Meletakkan posisi SU/GS berdasarkan hasil
koordinat yang diambil di lapangan;
2) Perbaikan peta bidang tanah dengan mengacu
data SU/GS yang dibandingkan dengan data
spasial yang bersumber dari KKP atau peta
pendaftaran;
3) Mendelineasi hasil pengamatan fisik lapangan;
4) Memasukkan data hasil pengamatan
lapangan berupa data drone/GPS Handheld
(marking dan tracking);
h. Analisis
Analisis dilakukan terhadap hasil:
a. pemantauan indikatif yang tidak
ditindaklanjuti dengan pemantauan definitif;
dan
b. pemantauan indikatif yang ditindaklanjuti
dengan pemantauan definitif.
Analisis dilakukan terhadap data tekstual maupun
spasial. Analisis secara tekstual dilakukan dengan
menyusun telaahan staf sedangkan analisis spasial
dilakukan dengan tumpang susun peta hasil
pengolahan data. Hal- hal yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan analisis Bahan yang disiapkan
meliputi:
1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;
2) Dokumen pendukung dan/atau informasi
lainnya;
3) Peraturan-peraturan yang terkait.
b. Penyusunan telaahan staf
Telaahan staf disusun berdasarkan hasil
pemantauan yang selanjutnya dianalisis
kesesuaiannya dengan kewajiban maupun larangan
pemegang hak sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Analisis dimaksud
dilakukan terhadap:
- Penguasaan Tanah oleh Pemegang Hak;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan
Tanah dengan peruntukan pemberian haknya;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan
Tanah dengan peruntukan RTR; dan/atau
- Pelaksanaan kewajiban dan kepatuhan larangan
Pemegang Hak dan/atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Format dan isi telaahan staf sebagaimana Lampiran
8. Berdasarkan hasil analisa pada telaahan staf,
dibuat kesimpulan yang tertuang dalam lembar
kendali dengan format sebagaimana Lampiran 9.
Analisis menghasilkan telaahan staf dan peta definitif
hasil pemantauan. Format peta definitif hasil
pemantauan sebagaimana Lampiran 10. Peta definitif
hasil pemantauan terdiri dari:
- Peta penguasaan tanah;
- Peta kesesuaian pemanfaatan tanah;
- Peta kesesuaian RTR;
- Peta plasma (HGU).
i. Klarifikasi
Klarifikasi dilakukan untuk meminta keterangan
kepada:
a. Pemegang hak; dan/atau
b. Unit kerja/instansi terkait; Klarifikasi dilakukan
terhadap:
a. Indikasi tidak dipenuhinya kewajiban dan
ketidakpatuhan terhadap larangan sebagai
pemegang hak;
b. Alasan tidak dipenuhinya kewajiban dan tidak
dipatuhinya larangan; dan
c. Rencana tindak lanjut hasil pemantauan objek.
j. Penyusunan Pertimbangan/Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah
diklarifikasikan, disusun rekomendasi berupa:
a. Pertimbangan untuk proses perpanjangan
atau pembaruan HAT;
b. Pertimbangan untuk proses pembatalan HAT;
c. Pertimbangan untuk proses pendaftaran HAT;
d. Rekomendasi penertiban HAT yang terlah
berakhir jangka waktunya;
e. Rekomendasi penertiban HAT yang melebihi
batas penguasaan tanah dan pemilikan tanah;
f. Rekomendasi penertiban tanah terlantar;
g. Rekomendasi penyesuaian dengan RTR; dan
h. Rekomendasi lain yang bersifat kasuistik.
Pertimbangan/rekomendasi sebagaimana tersebut di
atas disusun dengan mempertimbangkan indikator-
indikator yang diuraikan pada tabel sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 11.
Pertimbangan/rekomendasi dituangkan dalam surat
yang ditanda-tangani oleh kepala unit kerja terkait
dengan format sebagaimana Lampiran 12.
Pertimbangan/rekomendasi disampaikan oleh kepala
unit kerja kepada:
a. Pemegang Hak; dan/atau
b. Kepala unit kerja atau instansi terkait.
Bulan (2022)
NO KEGIATAN Ja Feb Mar April Mei Jun Juli Agst Sep Okt
n i
1 Penyiapan
administrasi
dan sarana
penunjang
kegiatan
2 Collecting data
3 Pengolahan
data
4 Laporan data
1.1.1 ANGGARAN
Anggaran untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Gorontalo dangan
alokasi per 1 SP (Satuan Pekerjaan) untuk 1 (satu) Kantor
Pertanahan
l. Pelaporan
Laporan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian hak atas tanah, paling sedikit memuat:
a. Tahapan pelaksanaan;
b. Hasil pelaksanaan; dan Hasil pelaksanaan
meliputi:
- Pertimbangan/rekomendasi;
- Peta penguasaan, peta pemanfaatan, peta
kesesuaian pemanfaatan dengan rencana tata
ruang, dan peta plasma (HGU); dan
- Tabulasi hasil pengawasandan pengendalian
dengan format sebagaimana Lampiran 13.
c. Hambatan/kendala/masalah dalam
pelaksanaan serta penyelesaiannya.
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang (PPTR) menyampaikan laporan kepada
Menteri secara berkala setiap akhir tahun dan/atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan. Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan
laporan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal PPTR
secara berkala setiap akhir tahun dan/atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan. Penyampaian laporan dapat
dilakukan melalui sistem elektronik. Laporan disusun
menurut format sebagaimana Lampiran 14.