Anda di halaman 1dari 12

KADASTER II

UUPA DAN JUKNIS PTSL 2021

NAMA : ICHWAN SUPRIA NURHASAN


NPM : 4122319130028
APA ITU UUPA

• Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) adalah undang-undang yang mengatur tentang dasar-dasar dan ketentuan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria nasional di Indonesia. 
• Secara resmi, Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) bernama Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria.
• Dalam undang-undang ini turut diatur pula dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan pokok, hak-hak atas tanah, air dan
ruang angkasa serta pendaftaran tanah, ketentuan-ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran-Negara No.
104 tahun 1960) disahkan Presiden Sukarno pada tanggal 24 September 1960 di Jakarta dan mulai
berlaku setelah diundangkan pada hari itu juga oleh Sekretaris Negara, Tamzil.
FUNGSI UUPA
Di Indonesia, lahan atau tanah menjadi sangat penting karena berkaitan dengan hak kepemilikan, pengolahan atau
pemanfaatan tanah. Untuk itu dibuatlah Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) dengan tujuan dan fungsi sebagai
berikut: 
• Sebagai sistem dan dasar hukum pemanfaatan lahan yang mengatur bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan
tanah dan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya. 
• Menghindari timbulnya konflik kepentingan di masyarakat yang berkaitan dengan lahan dan tanah. 
• Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada sektor pertanian, pengolahan
lahan, dan pemanfaatan sumber daya alam. 
• Agar pemanfaatan lahan memberikan manfaat bagi kepentingan bersama dan tidak dikuasai oleh satu pihak saja.
• Para pemilik properti akan memiliki jaminan hukum dan kebebasan untuk mengelola propertinya
ISI UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA (UUPA)
• Ketentuan Penguasaan Sumber Daya Agraria
• Pemilikan sumber daya agraria nasional di Indonesia.
• Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya agraria nasional di Indonesia.
• Pendaftaran tanah.
• Ketentuan-ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
• Penegasan bahwa penguasaan dan pemanfaatan atas tanah, air, dan udara harus dilakukan berdasarkan asas keadilan dan kemakmuran bagi pembangunan
masyarakat yang adil dan makmur.
Hal tersebut sejalan dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

• Hak Atas Tanah 

Hal ini seperti yang termaktub dalam pasal 16 ayat 1 bahwa jenis-jenis itu antara lain hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak
membuka tanah, hak memungut hasil hutan, dan hak-hak lain.
• Hak atas tanah yang bersifat tetap
• Hak atas tanah yang bersifat sementara
• Hak atas tanah yang statusnya mengikuti undang-undang
UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA (UUPA) DALAM
LINGKUP PROPERTI
UUPA memiliki manfaat sangat besar bagi para pemilik properti. Berikut ini sejumlah aturan UUPA yang dalam kepemilikan property:
• Landasan Tentang UU Rumah Susun
UU No 5 tahun 1960 ternyata menjadi dasar dibuatnya Undang-undang No 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun. Dalam UU tersebut
diatur Hak milik atas rumah susun, Hak milik atas satuan rumah susun, dan Kegiatan pemeliharaan atau pengelolaan rumah susun harus
dilakukan oleh pengelola berbadan hukum, kecuali untuk rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara
• Landasan Pasal 385 KUHP Tentang Penyerobotan Tanah
Kemudian, UUPA juga telah menjadi dasar dibuatnya undang-undang yang membahas kasus penyerobotan tanah. Dalam UU Pokok
Agraria pasal 24 telah disebutkan “Penggunaan tanah milik oleh bukan pemiliknya dibatasi dan diatur dengan peraturan perundangan.”  
Hal inilah yang menjadi landasan Pasal 385 KUHP untuk menindak kasus pidana penyerobotan tanah.
• Landasan PP 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
Di dalam UU Pokok Agraria Pasal 19 dibahas aturan mengenai pendaftaran tanah. Nah, Pasal ini kemudian melahirkan PP 24 Tahun 1997
yang mengatur tentang pendaftaran tanah.
• Sebagai Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Di dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen Pasal 24 menyebutkan bahwa pelaku usaha yang menjual barang atau jasa bertanggung
jawab atas tuntutan ganti rugi atau gugatan konsumen jika terjadi perubahan barang atau tidak sesuai dengan contoh, mutu, dan komposisi.
UUPA TAHUN 2021
• Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) adalah undang-undang yang mengatur tentang dasar-dasar dan ketentuan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria nasional di Indonesia. Secara resmi,
Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) bernama Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.
• Dan pada tahun 2021 diperkuat dengan beberapa peraturan presiden yang mepertegas tentang UUPA nomor 5
tahun 1960 dengan mengeluarkan PP Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar, PP
nomor 19 tahun 20210 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
dan PP Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, Dan Pendaftaran
Tanah.
• PP tersebutlah yang melengkapi UUPA Nomor 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menjadi
UUPA tahun 2021
JUKNIS PTSL TAHUN 2021

• Juknis singkatan dari petunjuk teknis dari sebuah kegiatan


• Dan penjelasan dari petunjuk teknis adalah Ketentuan yang patut diturut dalam melaksanakan (menjalankan)
sesuatu.
Sedangkan dalam bidang PTSl dimaksudkan sebagai petunjuk teknis/ketentuan yang patut diikuti atau dituruti dalam
melaksanakan atau menjalankan kegiatan PTSL. Dan didalamnya tercantum semua aturan aturan atau cara cara
melakukan ptsl yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Juknis ini pun dapat diperbaharui sesuai kebutuhan pemerintah, bila mana juknis tahun sebelumnya sudah tidak
relevan dengan perkembangan zaman atau kondisi saat ini untuk melakukan juknis tahun sebelumnya.
Semua juknis harus disetujui oleh yang memberikan ketetapan tersebut dan diberitahunan kepada semua kalangan
yang akan memakai dan menggunakan juknis tersebut
ISI JUKNIS TAHUN 2021

• Pada tanggal 4 Januari 2021, Kementrian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional telah menerbitkan
Petunjuk Teknis PTSL Tahun 2021 Nomor 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2021 yang ditandatangani oleh Sekretaris
Jendral atas nama Menteri agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, Himawan Arief Sugoto.
• Petunjuk Teknis PTSL ini diterbitkan sebagai petunjuk pelaksanaan PTSL mulai dari tahun 2021 dan tahun-tahun
berikutnya, yang disusun berdasarkan identifikasi, formulasi, implementasi dan evaluasi pelaksanaan PTSL pada
tahun-tahun sebelumnya.
• Sebagaimana pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, pendaftaran seluruh bidang tanah pada 2024 masih
menjadi tujuan dan arah pelaksanaan kegiatan PTSL. Pada Petunjuk Teknis tahun ini, ditekankan kembali bahwa
kualitas data adalah bagian terintegrasi dari setiap bidang tanah yang kita daftarkan, dalam semua konteks.
• Dalam rangka memastikan hal-hal tersebut, telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian, di antaranya:
PENYESUAIAN JUKNIS TAHUN 2021
1. Pada tanggal 4 Januari 2021, Kementrian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional telah menerbitkan Petunjuk Teknis PTSL Tahun 2021
Nomor 1/Juknis-100.Hk.02.01/I/2021 yang ditandatangani oleh Sekretaris Jendral atas nama Menteri agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional, Hi1. Formulasi perencanaan penyusunan roadmap penyelesaian desa lengkap dan penghitungan volume target PBT, SHAT dan K4 setiap desa
dengan mekanisme peningkatan kualitas data yang menjadi bagian terintegrasi dalam proses perencanaan.

2. Penetapan Kluster 3.3 sebagai produk PTSL yang dilaksanakan sampai dengan tahap pengumpulan data fisik karena:

a. tidak tersedia anggaran SHAT pada tahun berjalan;

b. yang bersangkutan bersedia menunjukan batas-batas bidang tanahnya, namun belum bersedia diterbitkan sertipikatnya;

c. Sedangkan bidang-bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya dilakukan delineasi atau dapat dibentuk dari hasil ukuran
bidang-bidang tanah yang berbatasan langsung dengan diberikan Nomor Induk Sementara (NIS) dan bidang- bidang tersebut tidak menjadi produk
Kluster 3.3.

3. Penguatan peran Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dalam penetapan lokasi dan usulan deklarasi desa lengkap, dengan memberikan Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional untuk meneliti usulan dan memberikan persetujuan atau memperbaiki penetapan lokasi yang diajukan oleh
Kepala Kantor Pertanahan, sesuai dengan Roadmap penyelesaian PTSL sampai dengan tahun 2024.
PENYESUAIA JUKNIS TAHUN 2021
4. Penentuan prioritas penambahan desa lengkap dan melanjutkan produk PTSL 2017-2020 yang belum teranggarkan kegiatan SHAT sebelumnya sebagai desa
lengkap.

5. Validasi Buku Tanah wajib dilakukan untuk mendukung pelaksanaan layanan pertanahan secara elektronik. Untuk itu, dalam melaksanakan kegiatan PTSL
Kantor Pertanahan wajib memastikan kesesuaian buku tanah, sertipikat dengan data pada aplikasi KKP.

6. Penggunaan Aplikasi “Survey Tanahku” pada kegiatan PTSL untuk mendukung transformasi digital dalam rangka pengumpulan data fisik dan data yuridis
secara bersamaan, serta penyelesaian K4.

7. Untuk kegiatan pendaftaran tanah Lintas Sektor meliputi sertipikasi Nelayan Tangkap, Budidaya, UMK dan Petani Sawit Mandiri yang berasal dari Perjanjian
Kerja Sama antara Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yang obyeknya
berada di dalam penetapan lokasi PTSL Desa/Kelurahan dilaksanakan melalui mekanisme PTSL, dan apabila obyeknya berada di luar penetapan lokasi PTSL
maka diselesaikan dengan PBT Mandiri dan SHAT mandiri.

8. Laporan daftar BPHTB terhutang secara periodik dilaporkan kepada Bupati/Wali Kota setempat dan PPh terhutang kepada Kantor Pajak Pratama setempat.
Pelaporan tersebut dapat dilakukan melalui Sistem Elektronik yang terintegrasi secara host to host. Bagi kantor pertanahan yang belum melaksanakan
pengintegrasian Sistem Elektronik, maka pelaporan dilakukan secara manual.
PENYESUAIAN JUKNIS TAHUN 2021

• Petunjuk Teknis ini berlaku untuk pelaksanaan PTSL tahun 2021. Apabila tidak terdapat
perubahan kembali, maka Petunjuk Teknis ini dapat menjadi pedoman untuk pelaksanaan
PTSL tahun-tahun berikutnya.
• Dalam penggunaannya, penentuan strategi pelaksanaan PTSL agar dapat menyesuaikan
kondisi kantor pertanahan masing-masing. Demikian Petunjuk Teknis ini disusun untuk
menjadi pedoman dalam petunjuk bagi pelaksanaan PTSL mulai dari tahun 2021 dan
tahun-tahun berikutnya dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai