Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA

DENGAN

KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KONAWE UTARA

TENTANG

KERJASAMA DIBIDANG PERTANAHAN DAN PENGINTEGRASIAN DATA


PERTANAHAN DENGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN,
PENYELESAIAN ASET PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA,
PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN PETA ZONA NILAI TANAH (ZNT), DUKUNGAN
PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBIGAN TEKNIS PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT) BAGI CAMAT SERTA DUKUNGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL).

NOMOR :
NOMOR :

Pada hari ini Jumat Tanggal dua puluh bulan September Tahun 2019 (20-09-2019), bertempat di
Konawe Utara, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Dr. Ir. H. RUKSAMIN, ST.,M.Si.,IPM.,ASEAN Eng
: Bupati Konawe Utara dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, yang berkedudukan
di Kompleks Perkantoran Bupati Konawe Utara Kelurahan
Wanggudu Kecamatan Asera Selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA
2. ADWING, SP : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Koanwe Utara dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama Kantor Pertanahan
Kabupaten Konawe Utara yang berkedudukan di Kompleks
perkantoran Bupati Konawe Utara Kelurahan Wanggudu
Kecamatan Asera Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara sendiri-sendiri disebut PIHAK
dan secara bersama-sama disebut PARA PIHAK sepakat untuk menbuat Perjanjian Kerja Sama
tentang:
1. Pengintegrasian Data Pertanahan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, guna menyempurnakan
administrasi pertanahan dan meningkatkan penerimaan pajak daerah.
2. Pembuatan dan Pemanfaatan Peta Zona Nilai Tanah.
3. Percepatan Penyelesaian Pensertipikatan Aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
4. Dukungan dan partisipasi pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan dimaksud
dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 21);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubaan Atas Undang-Undang Nomor 21
Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Darah
(Lembaran Negara Republim Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 244,
tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 351);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5983);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Pemungutan Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 244);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah
(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2018 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6219);
12. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Kementrian Agraria dan Tata Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
13. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran
Negra Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
14. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional;
15. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap di Seluruh Wilayah Indonesia;
16. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah jo. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 439)
jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2019 Nomor 722);
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1
Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
jo. PeraturanMenteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12
Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertananahan Nasional Nomor
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL);
18. Keputusan Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan
Menteri Dalam Negeri serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 25/SKB/V/2017, Nomor 5903167A Tahun 2017, dan Nomor 34 Tahun
2017 tanggal 22 Mei 2017;
19. Peraturan daerah Kabupaten Konawe Utara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;
Pasal 2

KETENTUAN UMUM

Dalam Perjanjian Kerja Sama ini yang dimaksud dengan:


1. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan
hak atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak.
2. Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang
mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau
badan.
3. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan
atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik dan data
yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
4. Tanah Negara adalah tanah yang tidak diteliti dilekati dengan suatu hak atas tanah, bukan
tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan tanah wakaf, bukan tanah komunal dan/atau
bukan Barak Milik Negara/Daerah/BUMN/BUMD/Desa.
5. Data Fisik adalah adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian
bangunan diatasnya.
6. Sertipikat Hak atas Tanah adalah tanda bukti hak sebagaimana dikasud dalam Pasal 19 ayat
(2) huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, yang masing-masing sudah
dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.

Pasal 3

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Perjanjian Kerja Sama ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan data pertanahan dan
perpajakan sebagai perwujudan percepatan pelaksanan pembangunan daerah dalam bidang
penyediaan data informasi nilai tanah untuk pelayanan dalam rangka mewujudkan tata kelola
administrasi yang baik bagi PARA PIHAK, mengamankan aset Pemerintah dengan
meningkatkan dukungan semua aset Pemerintah Kabputaen Konawe Utara dan pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di wilayah Kabupaten Konawe Utara.
(2) Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk percepatan pelayanan dan pemuktakhiran data
dalam memberikan kemudahan data perpajakan dan meningkatkan sector usaha/ekonomi dan
perpajakan, mempercepat sertifikasi aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara serta
percepatan, dukungan serta partisipasi Pemerintah Kabupaten Konawe Utara terhadap
kegiatan Pendaftran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Pasal 4

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:


1. Pendaftaran data dan informasi peralihan hak/pemberian hak atas tanah.
2. Penyediaan data dan informasi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
3. Pemanfaatan data dan informasi perpajakan daerah.
4. Pembuatan dan pemanfaatan data peta Zona Nilai Tanah.
5. Pensertipikatan tanah aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
6. Dukungan dan Partisipasi pada setiap kegiatan Pendaftran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL).

Pasal 5

PELAKSANAAN

(1) Dalam hal membangun sistem servis H2H (Host to Host) yang memilik basis sistem web
servis, PARA PIHAK melakukan persiapan dan perencanaan yang matang.
(2) PARA PIHAK di dalam melaksanakan teknis operasional dapat membentuk tim.
(3) PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Kepala SKPD yang sesuai dengan tupoksinya di
lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe Utara sebagai pelaksana teknis kegiatan dan yang
akan bertanggungjawab terhadap korespondensi seluruh pelaksanaan dan objek Perjanjian
Kerja Sama ini.
(4) Dalam hal menyampaikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh PARA PIHAK, untuk
melalui tahapan:
a. Pengumpulan data dan informasi.
b. Mengidentifikasi data dan informasi.
c. Input data dan informasi ke dalam sistem H2H (Host to Host) yang memiliki basis sistem
web servis.
d. Rapat koordinasi pelaksanaan kegiatan pensertpikatan aset pemerintah serta pelaksanaan
kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
(5) Dalam hal ini memanfaatkan data dan informasi serta pelaksanaan kegiatan pensertipikatan
hak atas tanah berdasarkan perjanjian ini, PARA PIHAK harus berpedoman dan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) masing-masing.
(6) PARA PIHAK memberikan data dan informasi serta bantuan sarana dan prasaranan
kegiatan pensertipikatan/legalisasi aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan dukungan
pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) berdasarkan perjanjian ini
dilaksanakan setiap waktu (real time).

Pasal 6

HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak:


1. Mendapatkan data dan informasi peralihan/pemberian hak atas tanah melalui sistem
servis H2H (Host to Host) yang memiliki basis sitem web servis, meliputi:
a. Nama pemegang hak.
b. NIK pemegang hak.
c. Nomor Identifikasi Bidang (NIB).
d. Kabupaten
e. Kecamatan
f. Kelurahan.
g. Jenis dan nomor hak.
h. Luas.
i. Nilai jual beli
j. Tanggal penerbitan hak atas tanah.
k. Akta pendirian badan hukum.
2. Mendapatkan data dan informasi Pejabat Pembuat Akta Tanah melalui sistem servis H2H
(Host to Host) yang memiliki basis sistem web servis meliputi:
a. Nama.
b. Identitas Diri (ID) PPAT.
c. Wilayah Kerja.
d. Mendapatkan akses data seluruh sertipikat yang telah terbit.
e. Mendapatkan hasil kegiatan pembuatan Peta Zona Nilai Tanah Skala 1:5000
dalambentuk softcopy atau hardcopy.
f. Mendapatkan percepatan dan prioritas atas permohonan penerbitan Sertipikat
Legalisasi Aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
g. Mendapatkan informasi rencana kegiatan pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) Kabupaten Konawe Utara.
(2) PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban:
1. Mempersiapkan dan menyediakan sistem web servis H2H (Host to Host) yanh memiliki
basis sistem web servis.
2. Memberikan data dan informasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,
yang terdiri dari:
a. NOP PBB.
b. NJOP bumi SPPT.
c. Luas bumi SPPT.
d. Nama wajib pajak.
e. Tanggal jatuh tempo SPPT.
f. Kode pelunasan tunggakan.
3. Memberikan data dan informasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
terdiri dari:
a. NOP PBB.
b. Nama wajib pajak.
c. Alamat wajib pajak.
d. Tanggal pembayaran BPHTB.
e. Nomor Transaksi Pajak Daerah (NTPD).
f. Kode verifikasi BPHTB.
4. Memelihara perangkat dan aplikasi yang mendukung kerjasama ini.
5. Menyediakan biaya untuk pembuatan Zona Nilai Tanah dengan skala 1:5000.
6. Memberikan data/dokumen dan informasi tentang aset (tanah) milik Pemerintah
Kabupaten Konawe Utara yang belum dan akan dilakukan pensertipikatan hak tas tanah.
7. Memberikan dukungan/bantuan sarana dan prasarana pada setiap kegiatan Pendaftaran
Tanah Sitematis Lengkap (PTSL).
(3) PIHAK KEDUA mempunyai hak:
1. Mendapatkan data dan informasi Pajak Bumi dan Bangunan melalui sistem servis H2h
(Host to Host yang memiliki basis sistem web yang terdiri dari:
a. NOP PBB.
b. NJOP bumi SPPT.
c. Luas bumi SPPT.
d. Nama wajib pajak.
e. Tanggal jatuh tempo SPPT.
f. Kode pelunasan tunggakan.
2. Mendapatkan data dan informasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan melalui
sistem servis H2H (Host to Host yang memiliki basis sistem web servis yang terdiri dari:
a. NOP PBB.
b. Nama wajib pajak.
c. Alamat wajib pajak.
d. Tanggal pembayaran BPHTB.
e. Nomor Transaksi Pajak Daerah (NTPD).
f. Kode verifikasi BPHTB.
3. Mendapatkan data dan informasi tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan dan Perkotaan
dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
4. Mendapatkan data dan informasi administrasi mutakhir mengenai peta batas wilayah
kecamatan dan desa/kelurahan.
5. Mendapatkan data/dokumen dan informasi tentang aset (tanah) milik Pemerintah
Kabupaten Konawe Utara yang belum dan akan dilakukan penseripikatan hak atas tanah.
6. Mendapatkan biaya kegiatan pembuatan Peta Zona Nilai Tanah Skala 1:5000 sesuai
dengan anggaran.
7. Mendapatkan bantuan dan dukungan sarana dan prasarana pada setiap kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
(4) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban:
1. Mempersiapkan dan menyediakan sistem servis H2H (Host to Host) yang memiliki basis
sistem web servis.
2. Memberikan data dan informasi peralihan hak atas tanah melaluli sistem servis H2H
(Host to Host) yang meiliki basis sistem web servis, yang terdiri dari:
a. Nama pemegang hak.
b. NIK pemegang hak
c. Nomor Identifikasi Bidang (NIB).
d. Kabupaten.
e. Kecamatan.
f. Kelurahan.
g. Jenis dan nomor hak.
h. Luas.
i. Nilai jual beli.
j. Tanggal penerbitan hak atas tanah.
k. Akta Pendirian badan hukum.
3. Memberikan data dan informasi Pejabat Akta Tanah melalui sistem servis H2H (Host to
Host) yang memiliki basis sistem web servis, yang terdiri dari:
a. Nama.
b. Identitas Diri (ID) PPAT.
c. Wilayah Kerja.
4. Memelihara perangkat dan aplikasi yang mendukung kerja sama ini.
5. Sertipikat dapat disetujui dan ditandatangani setelah pemohon hak memenuhi dan
melunasi kewajiban perpajakan daerah, kecuali disebabkan ketentuan peraturan
membenarkannya.
6. Membuku dan memberikan akses data seluruh sertipikat yang telah terbit.
7. Memberikan informasi/data peta Zona Nilai Tanah.
8. Melaksanakan survey nilai pasar dengan hasil berupa Peta Zona Nilai Tanah sampai
tingkat kecamatan dengan skala 1:5000.
9. Memberikan layanan percepatan dan prioritas atas permohonan penerbitan Sertipikat
Legalisasi Aset Pemerintah Kabupaten Konawe Utara.
10. Memberikan informasi rencana dan pelaksanaan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL).

Pasal 7

PEMBIAYAAN

Segala biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini menjadi
bahan dan tanggung jawab PARA PIHAK secara proposional sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

Pasal 8

JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
ditandatanganinya oleh PARA PIHAK.
(2) Jangka waktu Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau
kembali sesuai kesepakatan PARA PIHAK atas hasil evaluasi Perjanjian Kerja Sama.

Pasal 9

KERAHASIAAN

(1) PARA PIHAK bertanggungjawab atas kerahasiaan, pemanfaatan dan keamanan data.
(2) PARA PIHAK hanya dapat memanfaatkan data sesuai dengan maksud dan tujuan Perjanjian
Kerja Sama ini berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 10

KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

(1) Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah termasuk kebakaran, ledakan, gempa bumi, topan,
hujan, badai, banjir, wabah dan bencana lainnya, huru-hara, perang, perselisihan buruh,
permegokan, kebijakan pemerintah (moneter) yang berpengaruh langsung pada pelaksanaan
perjanjian ini.
(2) Tidak meliputi pihak dikenai tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban berdasarkan
perjanjian ini sepanjang hal tersebut terhalangi, tercegah, atau tertunda pelaksanaannya oleh
kegiatan kahar (Force Majeure).
(3) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaaan kahar, Pihak yang
terkena membuat atau menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak yang tidak
terkena dengan menerangkan keadaan kahar tersebut dan memberikan perkiraan yang dapat
dipercaya atas jangka waktu sejak keadaan kahar sampai pelaksanaan diharapkan dapat
terlaksana kembali.
(4) Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini terjadi perubahan maupun
penambahan, akan diatur lebih lanjut dalam addendum perjanjian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Pasal 11

KOORDINASI

Dalam rangka penyediaan sistem servis H2H (Host to Host) yang memiliki basis sistem web
servis, apabila diperlukan PARA PIHAK dapat berkoordinasi dengan Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. PARA PIHAK menugaskan wakil-wakilnya serta
menyelenggarakan pertemuan koordinasi secara periodic guna memantau serta melakukan
evaluasi kegiatan.

Pasal 12

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila dikemudian hari timbul perselisihan dalam perbedaan penafsiran dan pelaksanaan
kerjasama diantara PARA PIHAK, akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan.

Pasal 13

KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) Dalam rangka tertib administrasi dan penyesuaian kebutuhan organisasi, apabila diperlukan
PARA PIHAK dapat mengadakan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Perjanjian
Kerja Sama ini.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.
(3) Hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini,
PARA PIHAK sepakat untuk menuangkan dalam petunjuk pelaksanaan yang akan dibuat
oleh SKPD terkait dan/atau diatur dalam suatu perjanjian tambahan (addendum yang akan
menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian Kerja Sama ini.
Pasal 14

PENUTUP

1. Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai dan diberikan kepada
PARA PIHAK untuk dijadikan pedoman setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
2. Perjanjian Kerja Sama ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Dr. Ir. H. RUKSAMIN, ST.,M.Si.,IPM.,ASEAN Eng ADWING, SP

Anda mungkin juga menyukai