I. PENDAHULUAN...............................................................................................................................
V. OBJEK......................................................................................................................................................
VII. PELAPORAN.................................................................................................................................... 24
VIII. LAMPIRAN........................................................................................................................................ 25
I. PENDAHULUAN
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menyebutkan bahwa atas
dasar hak menguasai dari Negara ditentukan adanya macam-
macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang
dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik
sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-
badan hukum. Selanjutnya di dalam ayat (2) disebutkan bahwa
Hak Atas Tanah (HAT) memberi wewenang untuk mempergunakan
tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta
ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan
yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam
batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan
hukum lain yang lebih tinggi.
2
Namun kurangnya kesadaran oleh pemegang hak untuk
memenuhi kewajiban sebagaimana yang disebut dalam surat
keputusan pemberian hak atas tanah dan peraturan
perundangan lainnya menimbulkan dampak negatif
diantaranya timbulnya sengketa dan konflik dengan
masyarakat, perorangan, badan hukum, atau lembaga,
penguasaan tanah melebihi batas hak, penguasaan tanah oleh
yang bukan berhak, pemanfaatan tanah tidak sesuai dengan
peruntukan pemberian hak, tanah tidak dimanfaatkan, tanda
batas tidak terpasang dan terpelihara, pemegang HGU tidak
membangun plasma, dan terjadi kerusakan lingkungan hidup.
3
Penatagunaan Tanah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar;
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.44/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan
Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi;
14. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan
Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Pelepasan Atau Pembatalan Hak Guna Usaha Atau
Hak Pakai Pada Lahan yang Terbakar;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin
Lokasi;
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas
Tanah;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Terlantar.
V. OBJEK
Objek pengawasan dan pengendalian Hak Atas Tanah dan
Dasar Penguasaan Atas Tanah. Objek Hak Atas Tanah
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Nama Pemegang Hak : PT Pabrik Gula
Gorontalo
b. Nomor SK : 55/KEP-75. 300/VII/2014
c. Jenis dan Nomor Sertipikat HAT : HGU Nomor 00021
d. Luas Tanah : 28,353 Ha
e. Tanggal Berakhir Hak : 22 Juli 2049
f. Letak Tanah : Desa Pangi dan Tanah
Putih, Kecamatan
Dulupi, Kabupaten
Boalemo, Provinsi
Gorontalo
6
1. PERSIAPAN
a) Pelaksana
Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Gorontalo dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa.
Penunjukan pelaksana pengawasan dan pengendalian
HAT/DPAT dituangkan dalam Surat Keputusan dan Surat
Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing. Petugas
pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di
lingkungan unit yang membidangi pengendalian
pertanahan, dapat menambah personil dari unit lain,
atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.
Adapun pelaksana pengawasan dan pengendalian
HAT/DPAT dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Petugas Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Gorontalo
1) Muhammad Yusri, S.H., CHLdP.
2) Siska Dama
b) Petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boalemo
1) Abdullah Ariefin Sahrul Kirrom, S.P., M.Ec.Dev.
2) Dina Azrina Nasution, S.H.
b) Objek/Lokasi
8
g. Laporan tahunan penguasaan tanah, pemilikan
tanah, penggunaan tanah, dan/atau pemanfaatan
tanah serta pemenuhan kewajiban;
h. Dokumen rencana tata ruang; dan/atau
i. Data pendukung lainnya.
2. PEMANTAUAN INDIKATIF
Pemantauan indikatif dilakukan dengan interpretasi citra
satelit. Interpretasi citra satelit dilakukan untuk
menghasilkan peta indikatif pemantauan evaluasi
HAT/DPAT. Interpretasi citra satelit menggunakan citra
resolusi tinggi dengan resolusi spasial paling rendah sebesar
0,5 (nol koma lima) meter. Apabila citra tidak tersedia,
interpretasi dapat dilakukan dengan citra resolusi spasial
paling rendah 2,5 (dua koma lima) meter.
9
1) Persiapan alat dan bahan, meliputi:
- Komputer dan aplikasi ArcGIS,
- Data spasial HAT/DPAT;
- Data citra satelit resolusi tinggi;
- Data spasial Rencana Tata Ruang.
2) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan data
citra satelit resolusi tinggi; dan
3) Tumpang susun data spasial HAT/DPAT dengan
data spasial Rencana Tata Ruang.
b. Interpretasi citra
Interpretasi citra dilakukan dengan mengamati kondisi
pemanfaatan tanah untuk mengetahui:
a. kesesuaian dengan peruntukan HAT/DPAT;
b. kesesuaian dengan RTR.
Unsur-unsur yang menjadi panduan dalam melakukan
interpretasi citra adalah sebagai berikut:
10
perumahan yang terjajar dengan rapi;
5) Bayangan: Unsur ini akan menyembunyikan detail
atau objek yang berada di daerah gelap. Hal ini bisa
menjadi kunci pengenalan yang penting untuk
beberapa objek, seperti halnya menara. Menara akan
lebih mudah dikenali jika kita bisa melihat
bayangannya dari foto yang diambil dari udara;
6) Situs: adalah letak suatu objek terhadap objek lain di
sekitarnya. Seperti komplek perkantoran di dalam
perkebunan; dan
7) Asosiasi: Unsur ini akan menunjukkan keterkaitan
antara objek yang satu dengan objek lainnya. Adanya
pabrik pengolahan tebu dengan perkebunan tebu.
c. Delineasi peta
11
Gambar 2. Kebun Plasma tidak terinformasi
pada citra
Perkampungan
Perkampungan
12
Gambar 4. Terlihat jelas akses penghubung antara
HGU dan perkampungan sekitar
13
Bentuk upaya pemeliharaan lingkungan hidup tidak seluruhnya terlihat
dengan citra;
3. PEMANTAUAN DEFINITIF
Pemantauan definitif dilakukan dengan survei lapang.
Survei lapang dilakukan untuk memastikan keakuratan
interpretasi citra satelit dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan jadwal;
Jadwal pelaksanaan pemantauan HAT/DPAT disusun
berdasarkan tahapan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
Perubahan jadwal dapat dilakukan pada saat berjalannya
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan
pertimbangan lainnya, antara lain terkait ketersediaan
SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.
b. Penyiapan alat dan bahan;
1) Alat yang harus disiapkan diantaranya adalah GPS
handheld, drone, kamera, aplikasi yang membantu
dalam pelaksanaan pemantauan, dan ATK;
2) Penyiapan bahan pemantauan antara lain:
1) Penguasaan tanah
15
d) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan
penguasaan pihak lain, dipetakan dengan melakukan:
- Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;
- Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat
pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada
citra yang ada.
2) Pemanfaatan tanah
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi eksisting semua
jenis pemanfaatan tanah. Hal hal yang diamati adalah:
- Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak
lain;
- Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;
- Perubahan penggunaan tanah dan dokumennya;
16
- Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan
topografi; dan
- Hal lain sesuai kebutuhan.
3) Pembangunan Plasma
17
pemagaran keliling, atau batas alam dan buatan
lainnya;
- Upaya pemeliharaan tanda batas, termasuk alasan
apabila tanda batas tidak terpasang atau terpelihara;
- Posisi koordinat tanda batas dan didokumentasikan,
dengan sampel minimal 3 (tiga) buah.
- Lahan konservasi;
18
1) Pelaksanaan fungsi sosial;
Pengamatan fungsi sosial dilakukan terhadap
- Keberadaan hak atas tanah terhadap akses
jalan/sumber air/jalan air;
- Pelaksanaan Coorporate Social Resposibility
(CSR);
- Data lain terkait fungsi sosial tanah.
2) Ketersediaan sarana dan prasarana
pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;
Pengamatan ketersediaan sarana dan prasarana
pengendalian kebakaran lahan pada area HGU
dilakukan terhadap:
- Menara pantau;
- Mobil pemadam kebakaran;
- Alat pemadam kebakaran; dan
- Alat pelindung diri pemadam kebakaran.
4. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap:
a. Hasil pemantauan objek;
Hasil pemantauan objek terdiri dari koordinat-
koordinat titik maupun area penguasaan tanah,
pemanfaatan tanah, plasma, dan aspek lain yang
menunjukkan lokasi, serta dokumentasi atas objek yg
diamati.
b. Informasi;
19
Informasi sebagaimana dimaksud berupa informasi
terkait penguasaan tanah, penggunaan tanah,
dan/atau pemanfaatan tanah yang diperoleh dari
pemegang hak maupun pihak lain.
c. Dokumen
Dokumen sebagaimana dimaksud berupa:
1)akta pendirian;
2)dokumen perencanaan peruntukkan tanah,
Penggunaan Tanah, dan Pemanfaatan Tanah;
3)pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;
dan/atau
4)dokumen pendukung lainnya.
20
pemanfaatan, RTRW, dan plasma) ke dalam peta
bidang tanah;
6) Tumpang susun data spasial dari peta
pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek
pemantauan dengan data spasial penguasaan
tanah hasil pemantauan.
Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas
penguasaan tanah oleh pemegang Hak Atas Tanah
dan/atau pihak lain, sengketa/permasalahan,
termasuk yang di luar Hak Atas Tanah- nya. Hasil
kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil
Pengawasan dan Pengendalian HAT/DPAT.
7) Tumpang susun data spasial dari peta
pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek
pemantauan dengan data spasial pemanfaatan
tanah saat ini. Kegiatan ini untuk mengetahui
letak dan batas pemanfaatan tanah yang
dilaksanakan oleh pemegang HAT/DPAT dan/atau
pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta
Pemanfaatan Tanah.
8) Tumpang susun data spasial Pemanfaatan Tanah
hasil Pemantauan dengan Peta Rencana Tata
Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian
pemanfaatan objek pemantauan dengan Rencana
Tata Ruang yang berlaku. Hasil Kegiatan ini
berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah
dengan Rencana Tata Ruangnya.
9) Tumpang susun data spasial plasma dengan data
spasial penguasaan tanah.
Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas
penguasaan tanah pada bidang plasma. Hasil
kegiatannya berupa Peta Penguasaan Plasma.
10) Tumpang susun data spasial plasma dengan data
spasial pemanfaatan tanah.
21
Kegiatan ini untuk mengetahui pemanfaatan tanah
pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa
Peta Pemanfaatan Plasma.
11) Tumpang susun data spasial pemanfaatan plasma
dengan data spasial Rencana Tata Ruang.
Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian
pemanfaatan plasma dengan Rencana Tata
Ruang. Hasil kegiatannya berupa Peta
Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana
Tata Ruang.
5. ANALISIS
Analisis dilakukan terhadap hasil:
a. pemantauan indikatif yang tidak ditindaklanjuti
dengan pemantauan definitif; dan
b. pemantauan indikatif yang ditindaklanjuti dengan
pemantauan definitif.
Analisis dilakukan terhadap data tekstual maupun
spasial. Analisis secara tekstual dilakukan dengan
menyusun telaahan staf sedangkan analisis spasial
dilakukan dengan tumpang susun peta hasil pengolahan
data. Hal- hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan analisis Bahan yang disiapkan
meliputi:
1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;
2) Dokumen pendukung dan/atau informasi
lainnya;
3) Peraturan-peraturan yang terkait.
b. Penyusunan telaahan staf
Telaahan staf disusun berdasarkan hasil
pemantauan yang selanjutnya dianalisis
kesesuaiannya dengan kewajiban maupun larangan
pemegang hak sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku. Analisis dimaksud dilakukan terhadap:
- Penguasaan Tanah oleh Pemegang Hak;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan
22
Tanah dengan peruntukan pemberian haknya;
- Kesesuaian Penggunaan Tanah dan Pemanfaatan
Tanah dengan peruntukan RTR; dan/atau
- Pelaksanaan kewajiban dan kepatuhan larangan
Pemegang Hak dan/atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Peta definitif hasil pemantauan terdiri dari:
- Peta penguasaan tanah;
- Peta kesesuaian pemanfaatan tanah;
- Peta kesesuaian RTR;
- Peta plasma (HGU).
6. KLARIFIKASI
Klarifikasi dilakukan untuk meminta keterangan kepada:
a. Pemegang hak; dan/atau
b. Unit kerja/instansi terkait; Klarifikasi dilakukan
terhadap:
1. Indikasi tidak dipenuhinya kewajiban dan
ketidakpatuhan terhadap larangan sebagai
pemegang hak;
2. Alasan tidak dipenuhinya kewajiban dan tidak
dipatuhinya larangan; dan
3. Rencana tindak lanjut hasil pemantauan objek.
7. PENYUSUNAN PERTIMBANGAN/REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis yang telah
diklarifikasikan, disusun rekomendasi berupa:
a. Pertimbangan untuk proses perpanjangan atau
pembaruan HAT;
b. Pertimbangan untuk proses pembatalan HAT;
c.Pertimbangan untuk proses pendaftaran HAT;
d. Rekomendasi penertiban HAT yang terlah berakhir
jangka waktunya;
e.Rekomendasi penertiban HAT yang melebihi batas
penguasaan tanah dan pemilikan tanah;
f. Rekomendasi penertiban tanah terlantar;
g. Rekomendasi penyesuaian dengan RTR; dan
23
h. Rekomendasi lain yang bersifat kasuistik.
Bulan (2022)
NO KEGIATAN Ja Feb Mar April Mei Jun Juli Agst Sep Okt
n i
1 Penyiapan
administrasi
dan sarana
penunjang
kegiatan
2 Collecting data
3 Pengolahan
data
4 Laporan data
VII. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian hak
atas tanah, paling sedikit memuat:
a. Tahapan pelaksanaan;
b. Hasil pelaksanaan; dan Hasil pelaksanaan meliputi:
- Pertimbangan/rekomendasi;
- Peta penguasaan, peta pemanfaatan, peta kesesuaian
pemanfaatan dengan rencana tata ruang, dan peta
24
plasma (HGU); dan
- Tabulasi hasil pengawasan dan
pengendalian
VIII. LAMPIRAN
25